• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 8, Nomor 1, Juni 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 8, Nomor 1, Juni 2016"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 8, Nomor 1, Juni 2016

VOL.8 NO.1

ISSN 2088-2653

POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG

JURNAL ILMIAH Hal. 1-65 JUNI 2016

Komunikasi Antarpribadi People With Systemic Lupus

Erythematosus (Sle)/ Odapus Dengan Pendampingnya Agustin Rozalena

Analisis Prosedur Pendaftaran Pasien Adiksi Guna Menunjang Efektivitas Pelayanan Poli Adiksi Di Klinik Utama Medika Antapani Bandung

Anita Putri Wijayanti, Rini Nur Arini

Tinjauan Sistem Pelayanan Administrasi Pasien Asuransi Bpjs Rawat Jalan Guna Menunjang Kualitas Pelayanandi Klinik Medika Antapani Bandung

Ceria Febiana

Aktivitas Komunikasi Humas Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Di Rumah Sakit Umum Pindad Bandung

Mira Veranita

Analisa Kimia Mutu Semen Portland Putih

Sri Martini, Teni Rodiani, Deris Aditya

Tanggung Jawab Hukum Rumah Sakit Terhadap Kerugian Pasien Vaksin Palsu

(2)

JURNAL ILMIAH MEDIS DAN KESEHATAN

POLITEKNIK PIKSI GANESHA

PENGANTAR

JURNAL ILMIAH MEDIS DAN KESEHATAN Politeknik Piksi Ganesha ini terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember, berisi tulisan ilmiah dalam bentuk hasil penelitian, kajian analisis, aplikasi teori dan pembahasan tentang berbagai masalah yang berkaitan dengan Informasi Medis, Kesehatan dan masalah Kesehatan Populer.

Penerbitan jurnal ilmiah ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas, kualitas dan penyebarluasan kajian sekaligus sebagai wahana komunikasi ilmiah diantara cendekiawan, dosen, mahasiswa dan pemerhati kajian tersebut di atas.

Penasehat

DR. H. K. Prihartono AH, Drs., S.Sos., S.Kom., MM Pimpinan Redaksi

Wahyudi, SH., MH. Kes

Reviewer dr. Evi Novitasari

Emylia Fiskasari, S.Si., MM., APT Santy Christinawati, SS., M.Hum (Bahasa)

Mitra Bestari Akasah, S.Sos., MM Aris Susanto, S.ST., MM

Administrasi Naskah Ria Khoirunnisa, S.Si., M.Si

Tedy Hidayat, S.ST., MM

Alamat Redaksi/Penerbit POLITEKNIK PIKSI GANESHA JalanJend. GatotSubroto no.301 Bandung 40274

Telp.022 87340030 Fax. 022 87340086 Email :[email protected]

(3)

JURNAL ILMIAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU MEDIS DAN KESEHATAN

POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG

VOL. 8 NO. 1 DESEMBER 2015 ISSN . 2088-2653

PENGANTAR REDAKSI

Para pembaca yang terhormat,

Puja dan puji syukur atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa, Politeknik Piksi Ganesha Bandung telah menerbitkan Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Ilmu Medis dan Kesehatan Volume 8 Nomor 1 ke hadapan para pembaca. Jurnal Ilmiah ini memuat hasil tulisan karya ilmiah dosen-dosen konsentrasi Ilmu Medis dan Kesehatan dan juga dari institusi lainnya.

Jurnal Ilmiah ini memuat karya ilmiah yang membahas tentang Komunikasi Antarpribadi People With Systemic Lupus Erythematosus (Sle)/ Odapus Dengan Pendampingnya Oleh Agustin Rozalena, Analisis Prosedur Pendaftaran Pasien Adiksi Guna Menunjang Efektivitas Pelayanan Poli Adiksi Di Klinik Utama Medika Antapani Bandung Oleh Anita Putri Wijayanti, Rini Nur Arini, Tinjauan Sistem Pelayanan Administrasi Pasien Asuransi BPJS Rawat Jalan Guna Menunjang Kualitas Pelayanandi Klinik Medika Antapani Bandung Oleh Ceria Febiana, Aktivitas Komunikasi Humas Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Di Rumah Sakit Umum Pindad Bandung Oleh Mira Veranita, Analisa Kimia Mutu Semen Portland Putih Oleh Sri Martini, Teni Rodiani , Deris Aditya, Tanggung Jawab Hukum Rumah Sakit Terhadap Kerugian Pasien Vaksin Palsu Oleh Wahyudi.

Semoga dengan terbitnya Jurnal Ilmiah ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran serta perkembangan keilmuan, terutama di bidang biomedis dan kesehatan.

(4)

DAFTAR ISI

JURNAL ILMIAH ILMU MEDIS DAN KESEHATAN

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PEOPLE WITH SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)/ ODAPUS DENGAN PENDAMPINGNYA

Agustin Rozalena

1

ANALISIS PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN ADIKSI GUNA MENUNJANG EFEKTIVITAS PELAYANAN POLI ADIKSI DI KLINIK UTAMA MEDIKA ANTAPANI BANDUNG

Anita Putri Wijayanti, Rini Nur Arini

13

TINJAUAN SISTEM PELAYANAN ADMINISTRASI PASIEN ASURANSI BPJS RAWAT JALAN GUNA MENUNJANG KUALITAS PELAYANANDI KLINIK MEDIKA ANTAPANI BANDUNG

Ceria Febiana

22

AKTIVITAS KOMUNIKASI HUMAS TERHADAP PENINGKATAN MUTU PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM PINDAD BANDUNG

Mira Veranita

35

ANALISA KIMIA MUTU SEMEN PORTLAND PUTIH

Sri Martini, Teni Rodiani, Deris Aditya

44

TANGGUNG JAWAB HUKUM RUMAH SAKIT TERHADAP KERUGIAN PASIEN VAKSIN PALSU

Wahyudi

(5)

Selingkung Jurnal Merdis dan Kesehatan POLITEKNIK PIKSI GANESHA

Berdasarkan rapat pengelola Jurnal POLITEKNIK PIKSI GANESHA pada tanggal 4 November 2016 menyepakati gaya selingkung Jurnal Medis dan Kesehatan dengan ketentuan sbb :

Judul. Judul naskah hendaknya dibuat seringkas mungkin, dan mencerminkan isi naskah secara keseluruhan.

Data Penulis Tuliskan nama para penulis (nama lengkap tanpa gelar atau jabatan lainnya), Fakultas/Departemen,dan Universitas/Institusinya.

Abstrak. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris apabila tulisan dalam Bahasa Indonesia sedangkan apabila tulisan menggunakan bahasa Inggris abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak berisikan rumus atau referensi. Abstrak harus meringkas permasalahan, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil utama, dan kesimpulan. Panjang abstrak maksimum 200 kata.

Kata kunci: terdiri dari maksimal 5 kata, tiap kata dipisahkan dengan titik koma (;).

Naskah. Naskah ditulis dengan sistematika yang terstruktur, konsisten, dan lugas. Naskah ditulis dengan menggunakan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar atau bahasa Inggris dengan tata bahasa (grammar) yang benar. Adapun format penulisan sebagai berikut;

1. Naskah ditulis pada kertas ukuran A4 (210x297mm), dengan marjin kiri 3, kanan 3, atas 3, dan bawah 2 cm.

2. Naskah di tulis dalam format satu kolom untuk isi, sedangkan judul dan abstrak dalam satu halaman.

3. Halaman naskah terdiri dari 10-13 halaman.

4. Huruf yang digunakan adalah Times New Roman 12 petunjuk judul, dan 10pt untuk abstrak dan isi naskah, naskah ditulis dalam spasi satu.

5. Naskah minimal berisi bagian sebagai berikut: A. Pendahuluan B. Kajian Pustaka C. Metode Penelitian D. Pembahasan E. Kesimpulan F. Daftar Pustaka

Rumus. Setiap rumus diletakkan di tengah halaman dan diberi nomor pemunculan di sisi kanan dengan menggunakan angka arab di dalam kurung.

(𝑥𝑥 + 𝑎𝑎)𝑛𝑛 = � 𝑛𝑛

𝑘𝑘�𝑥𝑥𝑘𝑘𝑎𝑎𝑛𝑛−𝑘𝑘 𝑛𝑛

𝑘𝑘=0 ……….(1)

Tabel. Huruf yang digunakan Times New Roman 10pt untuk isi tabel, judul tabel, dan sumber. Tabel diberi nomor menggunakan angka arab, dengan menggunakan garis horisontal tanpa garis vertikal untuk memisahkan kolom. Nomor dan judultabel diletakkan diatas, sumber diletakan di bawah sejajar dengan garis tabel paling kiri. Judul tabel di Bold.

(6)

Tahun Jumlah Pencapaian

2008 540.000 90%

2009 340.000 75%

2010 330.000 73%

2011 320.000 70%

Sumber: Bagian Penjualan, 2013

Gambar. Gambar meliputi grafik, diagram, dan bentuk gambar lainnya. Gambar diberi nomor dengan menggunakan angka arab disertai judul gambar dengan ukuran huruf 10pt Times New Roman.Nomor dan judul gambar di Bold dan diletakkan di bawah gambar dengan posisi di tengah (center). Sumber diletakkan di bagian bawah judul gambar.

Gambar 1. Jumlah Produk Per Kota Periode 2010-2012 Sumber: BagianPenjualan, 2013

Daftar Pustaka.

Daftar pustaka disusun berdasarkan urutan abjad nama belakang mulai dari penulis pertama. Unsur-unsur daftar pustaka meliputi: nama pengarang, tahun terbit publikasi, judul publikasi, tempat terbit, dan penerbit. Judul buku atau jurnal ditulis miring (italic) sementara judul artikel pada jurnal ditulis dengan huruf tegak. Apabila terdapat lebih dari satu artikel rujukan yang ditulis oleh penulis yang sama, maka diurutkan berdasarkan tahun penerbitan terbaru. Seluruh pustaka yang tercantum dalam daftar pustaka harus dirujuk atausesuaidalam isi naskah, demikian pula sebaliknya.

Jurnal

Alfanura, F., Arai. T., danPutro. U.S. (2010). System Dynamics Modelling for E-Government Implementation: a Case Study in Bandung City, Indonesia. Jurnal Manajemen Teknologi, Vol9 No 2, hal: 121-145.

Buku

Husnan S, 2000, Dasar-dasar Manajemen Kauangan, Edisi keempat, Yogyakarta, UPP AMP YKPN.

---.2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi keempat. Yogyakarta. UPP AMP YKPN.

Internet

Howard, N. (1995). Confrontation Analysis: How to Win Operations Other than War. CCRP Publication. Washington DC: Departement of Defence. Available at www.dodccrp.org. [diunduhpadatanggal 20 Oktober 2011] 0 2000 4000 6000 20 10 20 11 20 12

(7)

13 ANALISIS PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN ADIKSI

GUNA MENUNJANG EFEKTIVITAS PELAYANAN POLI ADIKSI DI KLINIK UTAMA MEDIKA

ANTAPANI BANDUNG

Anita Putri Wijayanti1, Rini Nur Arini2

1Manajemen PelayananRumahSakit, Politeknik Piksi Ganesha Bandung

Email :[email protected]

2Mahasiswa ManajemenPelayananRumahSakit, Politeknik Piksi Ganesha Bandung

Email : [email protected]

ABSTRACT

This research aimed to addiction patients registration procedure analysis to support addiction polyclinic service effectiveness in Klinik Utama Medika Antapani Bandung.

The method used descriptive research method with qualitative approach. The technique of collecting data used were observation, interviews, and literate study.

There were several problems found in addiction patients registration procedure analysis to support addiction polyclinic service effectiveness in klinik utama medika antapani bandung, namely: (1). There were patients who had not done asessment in advance management; (2). Patients who wanted to receive medical treatment did not bring the original identity card; (3). Their patients carried the ID card which was expire.

The suggestion will be given by writer: (1). The expert of drug’s doctors should be more involved by management in terms asessment; (2). The registrar should be cleared in providing information about the registration requirement should be use the original ID; (3) in terms of distance in serving patients the registrar must furthermore, do not get too close.

Keywords : Addiction Patient Registration , Effectiveness Services

A. PENDAHULUAN

Kasus penyalahgunaan narkoba meningkat dengan cepat di Indonesia, meskipun pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya, penyalahgunaan narkoba memang sulit diberantas. Yang dapat dilakukan adalah mencegah dan mengendalikan agar masalahnya tidak meluas sehingga merugikan masa depan bangsa karena merosotnya kualitas sumber daya manusia terutama generasi mudanya. Penyalahgunaan narkoba berkaitan erat dengan peredaran gelap sebagai bagian dari dunia kejahatan internasional, mafia perdagangan gelap memasok narkoba agar orang memiliki ketergantungan sehingga jumlah suplai meningkat. Terjalin hubungan antara pengedar/bandar dan korban. Korban sulit melepaskan diri dari mereka, bahkan tak jarang mereka terlibat peredaran gelap karena meningkatnya kebutuhan narkoba.

Dalam Undang-Undang Narkotika No. 35 Tahun 2009 ini, ada bab yang mengatur tentang Pengobatan dan Rehabilitasi. Pada Pengobatan Pasal 53 Ayat 1 isinya bahwa “ Untuk kepentingan pengobatan dan berdasarkan indikasi medis, dokter dapat memberikan narkotika golongan dua atau tiga dalam jumlah terbatas dan sediaan tertentu kepada pasien dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”, sedangkan pada rehabilitasi Pasal 54 isinya bahwa “pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani Rehabilitas medis dan Rehabilitasi sosial”.

Karena permasalahan penyalahgunaan narkotika sudah menjadi masalah yang luar biasa, maka diperlukan upaya-upaya yang luar biasa pula, tidak cukup penanganan permasalahan narkotika ini hanya diperankan oleh para penegak hukum saja, tapi juga harus didukung peran serta dari seluruh elemen masyarakat. Klinik Utama Medika

(8)

14

Antapani Bandung adalah salah satu lembaga rehabilitasi komponen masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan rehabilitasi rawat jalan medis yang ditunjuk langsung oleh BNN dengan surat keputusan Nomor : 064/Dir/PT/VI/2013. “Tentang dukungan penguatan rehabilitasi adiksi pada rumah sakit, klinik dan swasta”.

Sebagai salah satu klinik yang menyediakan pelayanan khusus pasien NAPZA, Klinik Utama Medika Antapani Bandung harus memberikan pelayanan bagi pasien adiksi dalam proses penyembuhan, seperti rehabilitasi medis yaitu dengan cara rawat jalan medis, dimana agar pasien tidak mengkonsumsi kembali NAPZA.

Terjadinya juga perkembangan teknologi informasi saat ini mempengaruhi berbagai bidang termasuk salah satunya bidang rumah sakit yang membutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan data sehingga aktivitas dalam pelayanan menjadi lebih mudah dan cepat. Terutama di transaksi pendaftaran, pemeriksaan pasien dan pembayaran.

Dalam proses transaksi pendaftaran pasien, pemeriksaan dan pembayaran, hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana ketiga proses tersebut dapat saling terintegerasi, juga bagaimana ketiga proses transaksi tersebut menampilkan laporan pendaftaran, pemeriksaan dan pembayaran sebagai informasi yang dapat membantu peningkatan pelayanan dan kinerja bagian rawat jalan dan dokter.

Pemerintah Ri Nomor 25 Tahun 2000 menyebutkan bahwa efektivitas pelayanan kesehatan harus disesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi sesuai dengan peraturan tersebut maka disusunlah tugas pokok dan fungsinya yakni ; (1) menyelenggarakan,melaksanakan pelayanan kesehatan meliputi promotif, pemulihan/rehabiltasi. (2) penyelenggaraan pelayanan medik, penyelenggaraan sistem rujukan, penyelenggaraan pelayanan penunjang dan non medik, penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.

Kondisi yang sering menjadi keluhan dari pasien terhadap mutu dan keefektifan pelayanan rumah sakit yaitu tindakan dokter atau perawat, sikap petugas administrasi, kelambatan pelayanan dan lain-lain .

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis mengambil penelitian dengan judul “ ANALISIS PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN ADIKSI GUNA MENUNJANG EFEKTIVITAS PELAYANAN POLI ADIKSI DI KLINIK UTAMA MEDIKA ANTAPANI BANDUNG”

B. KAJIAN PUSTAKA

1. ANALISIS

Analisis adalah “penelitian suatu peristiwa (kerangka, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab, musabab, duduk perkaranya dan sebagainya) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:43). Menurut Kamarudin, Analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenai tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam suatu keseluruhan yang terpadu.

2. PROSEDUR

Menurut Muammad Ali ( 2000: 325) “ Prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan”. Dan berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (DEPDIKNAS,2005 : 899) mengemukakan bahwa “Prosedur adalah tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas”.

- Manfaat Prosedur

Dengan telah menjelaskan pengertian prosedur, maka selanjutnya dapat diketahui manfaat dari prosedur itu, dimana menurut (Soedarmayanti 1996:85) :

(9)

15

1) Sebagai suatu pola kerja yang merupakan penjabaran tujuan, sasaran, program kerja, fungsi dan kebijakan dalam kegiatan pelaksanaan kerja yang jelas.

2) Untuk mengadakan standarisasi dan pengendalian kerja dengan tepat

3) Untuk digunakan sebagai pedoman kerja, bagi semua pihak yang berkepentingan.

Prinsip dan Teknik Penyusunan Prosedur

1. Harus disusun dengan memperhatikan segi tujuan, fasilitas, peralatan, material, biaya, dan waktu yang tersedia serta segi luas, macam dan sifat pekerjaan. 2. Mempersiapkan penjelasan tentang tujuan pokok organisasi, skema organisasi

berikut klasifikasi jabatan dan analisis jabatan, unsur kegiatan di dalam organisasi dan lain-lain.

3. Menentukan satu pokok bidang tugas yang akan dibuat bagan prosedurnya. 4. Membuat daftar secara rinci tentang pekerjaan yang harus dilakukan berikut

lamanya waktu yang diperoleh untuk melaksanakan bidang tugas termaksud. 5. Dalam Menetapkan urutan tahap demi tahap dari rangkaian pekerjaan, maka

antara tahap yang satu dengan tahap berikutnya harus terdapat hubungan erat yang keseluruhannya menuju satu tujuan.

6. Setiap tahap harusmya merupakan suatu kerja nyata dan perlu untuk pelaksanaan dan penyelesaian seluruh tugas atau pekerjaan yang dimaksud. 7. Menetapkan kecakapan dan keterampilan pegawai yang diperlukan untuk

menyelesaikan bidang tugas tertentu.

8. Harus disusun secara tepat sehingga memiliki stabilitas dan fleksibilitas dan selalu disesuaikan dengan perkembangan teknologi.

9. Menggunakan symbol dan skema atau bagan prosedur kerja dengan setepat-tepatnya untuk penerapan prosedur tertentu

10. Untuk menjamin penerapan prosedur dengan tepat, maka perlu dipakai buku pedoman .

3. PENDAFTARAN

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2005:229), pendaftaran adalah proses, cara, pembuatan pendaftaran (mendaftarkan): pencatatan nama, alamat, dsb atau perihal mendaftar (mendaftarkan).

4. PASIEN ADIKSI

Pasien Adiksi adalah seseorang yang mendapat perawatan medis yang dimana orang tersebut mengalami ketergantungan dengan obat-obat narkotika.

- Jenis Pasien

Dalam jenisnya pasien dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Pasien rawat jalan, adalah pasien yang mendapat pelayanan kesehatan tertentu, tetapi tidak menginap pada unit pelayanan kesehatan.

b. Pasien rawat inap, adalah pasien opname, pasien yang mendapat pelayanan kesehatan menginap dan dirawat di rumah sakit.

Sedangkan dilihat dari segi kedatangannya, jenis pasien dapat dibedakan menjadi : a. Pasien baru, yaitu pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit untuk

keperluan berobat atau keperluan kesehatan lainnya.

b. Pasien lama, yaitu pasien yang sudah pernah datang sebelumnya ke Rumah Sakit dan mendapat pelayanan kesehatan di rumah sakit tersebut baik berobat jalan ataupun opname.

- Tahapan-tahapan Adiksi

(10)

16

a. Pertama , tingkat coba-coba,

b. Kedua, tingkat pengguna tetap

c. ketiga , tingkat kecanduan.

5. EFEKTIVITAS

Pengetian efektivitas adalah suatu tindakan kegiatan yang diberikan dengan harapan dapat memiliki nilai guna bagi si pemakai jasa pelayanan, dalam artian pelayanan yang diberikan tidak sia-sia atau bermanfaat dan menghasilkan pelayanan yang cepat dan tepat sehingga dapat tercapai tujun yang dimaksud (Soedarmayati, 2009;88)

Faktor yang mempengaruhi efektivitas :

- Faktor kecermatan : kecermatan memberikan nilai yang tidak terlalu tinggi kepada pemberi pelayanan

- Faktor gaya pemberi pelayanan : cara dan kebiasaan pemberi pelayanan dalam memberikan jasa kepada pelanggan.

- Faktor waktu : adalah ketepatan dan kecepatan waktu pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan.

6. PELAYANAN

Pelayanan merupakan suatu proses keseluruhan dari pembentukan citra perusahaan, baik melalui media berita, membentuk budaya perusahaan secara internal, maupun melakukan komunikasi tentang pandangan perusahaan kepada para pemimpin pemerintahan serta publik lainnya yang berkepentingan.

Berdasarkan Tjiptono (2004:18) mengutarakan ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli pertamanya.

a. Intangibility ( tidak berwujud) jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman,proses, kinerja(performance),atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat diihat,dirasa,dicium didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena terbatasnya search quality, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa kualitas apa dan bagaimana yang akan di terima konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.

b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan) barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsusmi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

c. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah) Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarizied output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.

d. Perishability (tidak tahan lama) Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.

e. Lack Of Ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat

(11)

17

produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas (misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan dan pendidikan).

Dimensi karakterisitik pelayanan menurut Ratminto dan Atik Winasrsih (2005:22): 1) Kepastian waktu pelayanan, yaitu ketepatan waktu yang diharapkan berkaitan

dengan waktu proses atau penyelesaian, pengiriman, penyerahan, jaminan atau garansi dan menanggapi keluhan.

2) Akurasi pelayanan, yaitu berkaitan dengan rehabilitasi pelayanan, bebas dari kesalahan-kesalahan.

3) Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan, yaitu personil yang berinteraksi langsung dengan pelanggan eksternal harus dapat memberikan sentuhan pribadi yang menyenangkan, sentuhan tersebut tercemin melalui penampilan, bahasa yang sopan, ramah, ceria, lincah, dan gesit .

4) Tanggung jawab, yaitu bertanggung jawab dalam penerimaan pesan atau permintaan dan penanganan keluhan eksternal.

5) Kemudahan mendapatkan pelayanan, yaitu bekaitan dengan banyaknya outlet, petugas yang melayani dan fasilitas pendukung.

6) Kelengkapan, kelengkapan pelayanan menyangkut lingkup pelayanan, ketersediaan sarana pendukung dan pelayanan komplementer lainnya.

7) Variasi model pelayanan, yaitu berkaitan dengan motivasi untuk memberikan pola-pola baru pelayanan, featues dari pelayanan dan lain-lain.

8) Pelayanan pribadi, yaitu berkaitan dengan fleksibilitas, penanganan permintaan khusus dan lain-lain.

9) Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, yaitu berkaitan dengan ruang tunggu/tempat pelayanan, kemudahan, ketersediaan data/informasi dan petunjuk-petunjuk.

10) Atribut pendukung pelayanan, yaitu atribut pendukung dapat berupa ruang tunggu yang cukup, fasiitas AC, TV dan kebersihan lingkungan.

7. KLINIK

Menurut peraturan MenKes RI No. 9 Tahun 2014, tentang ketentuan umum klinik pasal 1 disebutkan Bahwa Klinik adalah fasilitas pelayanan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan pimpinan oleh seorang tenaga medis. - Jenis Klinik

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 09 Tahun 2014, tentang jenis klinik pasal 2 disebutkan bahwa berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Klinik Pratama, merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik mendasar

2. Klinik Utama, merupakan klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar spesialistik.

C.METODE PENELITIAN

Menurut Sugiono (2010:2), “Metodologi penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Menurut Notoatmodjo (2010:35), “ Metode penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang terjadi didalam

(12)

18

masyarakat”. Metode penelitian kualitatif yaitu data yang dianalisisnya berbentuk kualitas berupa kata-kata atau kalimat. (Nasuha, 2002:29). Untuk menyelesaikan penelitian ini penulis menggunakan penelitin deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

- Variabel penelitian :

Variabel X ( independent ) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent/terikat(Sugiono : 2009 : 59). Variabel independent dalam penelitian ini adalah Prosedur Pendaftaran Pasien Adiksi di Klinik Utama Medika Antapani Bandung.

Variabel Y ( Dependent) Variabel dependent atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas ( Sugiono : 2009 : 59). Variabel dalam penelitian ini adlaah Efektivitas Pelayanan Poli Adiksi di Klinik Utama Medika Antapani Bandung.

- Populasi dan sampel :

Populasi adalah wilayah generalisasi yang tediri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiono : 2009 : 215 ) Populasi dalam penelitian ini adalah 2 orang petugas pendaftaran pasien adiksi di Klinik Utama Medika Antapani Bandung.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya ( Sugiono : 2009 : 85). Sampel dalam penelitian ini adalah 2 orang petugas pendaftran pasien adiksi di klinik utama medika antapani bandung.

- Teknik pengumpulan data :

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah: 1. Observasi

Observasi merupakan suatu prosedur yang berencana antara lain meliputi pengamatan dan mencatat jumlah serta taraf efektivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo Soekidjo : 2005:93)\ 2. Wawancara

Metode wawancara adalah metode atau cara pengumpulan data untuk memperoleh informasi dengan cara menanyakan langsung dari sumbernya ( Bawoto Antoni : 2006:30)

3. Studi Pustaka

Adalah teknik pengumpulan data yang dipergunakan dengan mengambil referensi-referensi dari dokumen dan buku ilmiah serta kajian-kajian pustaka yang telah ada yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang diteliti untuk menunjang dalam penulisan penelitian ini.

- Analisis data:

Tujuan Analisis adalah membantu dan memecahkan suatu permasalahan yang lebih spesifik yang sangat penting untuk penelitian, meningkatkan kualitas pencatatan, mengidentifikasi catatan yang tidak konsisten, mendukung kualitas informasi, meningkatkan kembali tentang pencatatan yang baik dan memperlihatkan yang kurang.

(13)

19

Hasil Analisis dapat menghasilkan identifikasi terhadap definisi yang dapat diperbaiki, pola dokumentasi yang jelek dan kejadian yang dapat menyebabkan pembayaran ganti rugi.

D. PEMBAHASAN

A. PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN ADIKSI DI KLINIK UTAMA MEDIKA ANTAPANI BANDUNG

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pendaftaran pasien adiksi di Klinik Utama Medika Antapani Bandung adapun prosedur pendaftaran pasien adiksi yaitu:

1. Pasien baru yang akan berobat harus mengikuti assasment dengan pihak manajemen terlebih dahulu

2. Setelah mendapatkan assasment pihak manajemen, maka pasien tersebut sudah bisa mendaftar untuk berobat

3. Pasien mendaftar dengan menyertakan KTP asli dan juga mengisi formulir pendaftaran (via komputerisasi)

4. Jika pasien adiksi dibawah usia 17 tahun, maka pada saat mendaftar dan berobat harus didampingi oleh ortu atau wali pasien yang bersangkutan

5. Pasien membayar biaya pendaftaran

6. Pasien diberi KIB , No. Antrian, Nota resep, Prosedur pendaftaran pasien adiksi dan juga prosedur pengambilan obat pasien adiksi

7. Setelah melakukan pedaftaran, maka pasien sudah bisa berkonsultasi ke dokter ahli NAPZA

B. Efektivitas Pelayanan Poli Adiksi Di Klinik Utama Medika Antapani Bandung 1. Faktor Waktu

Dalam memberikan pelayanan awal kepada pasien adiksi yaitu berupa pendaftaran, waktu yang diperlukan oleh petugas untuk melayani satu orang pasien yaitu 3 menit, dengan waktu 3 menit petugas sudah menyampaikan persyaratan dengan lengkap. Faktor waktu yang telah dilaksanakan oleh petugas pendaftaran sudah menunjang efektivitas pelayanan pasien adiksi di Klini Utama Medika Antapani Bandung.

2. Faktor Kecermatan

Dalam pelaksanaan pendaftaran pasien adiksi di Klinik Utama Medika Antapani Bandung kecermatan dari petugas pendaftaran sudah cukup baik, mulai dari ketelitian dalam mengecek identitas apakah sesuai dengan KTP asli atau tidak.

3. Faktor Pemberi Gaya Pelayanan

Gaya pemberian pelayanan merupakan salah satu ukuran lain yang dapat biasanya digunakan dalam mengukur efektivitas pelayanan. Petugas pendaftaran pasien adiksi di Klinik Utama Medika Antapani sudah memberikan gaya pelayanan yang lebih dekat dengan pasien, sehingga pasien tidak. canggung pada saat mendaftar.

C. Analisis Prosedur Pendaftaran Pasien Adiksi Guna Menunjang Efektivitas Pelayanan Poli Adiksi Di Klinik Utama Medika Antapani Bandung

Analisis prosedur pendaftaran pasien adiksi guna menunjang efektivitas pelayanan poli adiksi di klinik utama medika antapani bandung dapat dikatakan sudah cukup baik, dari segi syarat pendaftaran yang tidak terlalu sulit, sarana yang memadai dan juga efektivitas dari segi waktu sudah cukup yaitu proses pendaftaran hanya 3 menit, dan juga dari segi kecermatan petugas dalam

(14)

20

menginput data, dan yang terakhir dari segi pemberi gaya pelayanan yang sudah ramah terhadap pasien.

E. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan observasi yang telah penulis laksanakan di Klinik Utama Medika Antapani Bandung, maka penulis menarik kesimpulan yang diharapkan dapat memberikan gambaran secara umum tentang Prosedur Pendaftaran Pasien adiksi di Klinik Medika Utama Antapani Bandung adalah sebagai berikut :

1. Prosedur pendaftaran pasien adiksi di Klinik Utama Medika Antapani Bandung sudah cukup baik, mulai dari penerimaan pada saat pasien daftar, pelayanan pada saat petugas memberikan informasi, dan juga ketertiban petugas dalam mencatat identitas pasien.

2. Pelayanan di poli adiksi klinik utama medika antapani bandung yaitu dimulai dengan pendaftaran pasien, kemudian pasien konsultasi dengan dokter napza, lalu pasien mengambil obat yang telah diresepkan oleh dokter ahli napza. 3. Analisis prosedur pendaftaran pasien adiksi guna menunjang efektivitas

pelayanan poli adiksi di klinik utama medika antapani bandung dapat dikatakan sudah cukup baik, dari segi syarat pendaftaran yang tidak terlalu sulit, sarana yang memadai dan juga efektivitas dari segi waktu sudah cukup yaitu proses pendaftaran hanya 3 menit, dan juga dari segi kecermatan petugas dalam menginput data, dan yang terakhir dari segi pemberi gaya pelayanan yang sudah ramah terhadap pasien.

4. Masalah yang ada pada prosedur pendaftaran pasien adiksi di Klinik Utama Medika Antapani Bandung cukup banyak, yaitu ada pasien yang belum melakukan assasment dengan manajemen terlebih dahulu, pasien yang akan berobat tidak membawa KTP asli, adanya pasien yang membawa KTP kadaluarsa .

5. Ada beberapa upaya yang telah dilakukan rumah sakit untuk menanggulangi masalah antara lain assasment bisa dilakukan dengan dokter ahli NAPZA jika memang kondisi pasien memang membutuhkan pengobatan yang cepat.

SARAN

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis selama melakukan observasi, tanpa mengurangi rasa hormat kepada Pihak Klinik Utama Medika Antapani Bandung, penulis ingin menyampaikan beberapa saran, semoga saran dari penulis bisa mengoptimalkan prosedur pendaftaran pasien adiksi di Klinik Utama Medika Antapani bandung penulis memberikan beberapa saran, yaitu :

1. Dari segi fasilitas, yaitu harus diadakannya CCTV,mengingat pasien adiksi itu adalah pasien yang tingkat emosi/jiwa nya fluktuaktif, yaitu tergantung dengan mood pada saat pasien mendaftar, CCTV itu berfungsi agar tindakan/hal-hal yang tidak diinginkan yaitu berupa tindakan yang negatif dari pasien bisa terekam dan bisa menjadi salah satu bukti jika suatu saat pasien melakukan tindakan yang negatif yang mungkin diperlukan kelak dalam proses kepolisian

2. Untuk prosedur pendaftaran pasien adiksi di Klinik Utama Medika Antapani sekarang yaitu jarak antara pasien dengan petugas pendaftaran masih 1 tangan, dan prosedur pendaftaran mengenai jarak pasien dan petugas tersebut terhitung dekat, seharusnya jarak antara petugas pendaftaran dengan pasien adiksi yaitu 2 tangan, prosedur tersebut harusnya diberlakukan untuk meminimalisir

(15)

21

kejadian yang tidak diinginkan, karena bagaimana pun pasien adiksi merupakan pasien jiwa, yang tingkat emosionalnya fluktuaktif

3. Dari segi diharuskannya KTP asli pada saat mendaftar, mungkin seharusnya diadakan prosedur pendafataran yang membolehkan pasien mendaftar cukup dengan fotocopy kTP asli, yang penting identitas dari fotocopy asli sesuai dengan identitas pasien. Karena jika harus membawa kTP asli pada saat mendaftar mungkin saja muncul lagi kendala pada saat pasien akan mendaftar. 4. Jika memang prosedur pendaftaran pasien adiksi di Klinik Utama Medika Antapani tidak bisa dirubah dalam segi harus membawa KTP asli, maka petugas pendaftaran harus benar-benar menjelaskan informasi dengan jelas, bahwa mendaftar harus membawa KTP asli, agar tidak terjadi pasien yang hendak mendaftar tapi tidak membawa KTP asli akhirnya tidak jadi berobat dan pulang kembali tanpa sempat berobat.

5. Dari segi assasment, seharusnya dokter ahli NAPZA bisa lebih dilibatkan dalam perijinan, mengingat jika harus menunggu pihak manajemen dalam perihal perijinan, itu bisa mengakibatkan pasien yang tadinya ingin berobat tidak langsung berobat karena harus menunggu assasment dari pihak manjemen.

DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN-PERATURAN

PerMenKes 917/menkes/Per/x/1993 Tentang Penggolongan Obat. Jakarta Undang-Undang No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jakarta

Permenkes No. 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, dan Pelaporn

Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi. Jakarta

BUKU-BUKU

Ali, Muhammad, 1994,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Amanai, Jakarta.

Alwi, Hasan, 2009,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga,Balai Pustaka, Jakarta.

Gustini, Farida,dkk, 2011,Manajemen Pelayanan Rumah Sakit, Caraka Indonesia, Bandung.

Nasuha, 2002 , Metodologi Penelitian, PT. Rineka Citra, Jakarta.

Soedarmayanti, 1996, Tata Kerja dan Produktivitas Kerja, Mandar Maju, Bandung.

Sugiono, 2010,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung. Sugiono, 2009,Metode Penelitian Administrasi, Cv Alvabeta, Bandung.

(16)

FORMULIR BERLANGGANAN

1. Nama

: ...

2. Alamat

:

...

3. Telepon/HP

:

...

4. e-mail

:

...

Menyatakan bersedia untuk berlangganan Jurnal Ilmiah Penelitian dan

Pengembangan Ilmu Medis dan Kesehatan Politeknik Piksi Ganesha Bandung

mulai edisi ... dan bersedia membayar biaya cetak and

ongkos kirim sebesar ... per eksemplar.

Pemohon,

(...)

Formulir berlangganan dapat dikirim lewat pos/fax/email ke:

● Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Ilmu Linguistik dan

Pengajaran Bahasa Politeknik Piksi Ganesha Bandung

Alamat : Jl. Jend. Gatot Subroto No.301 Bandung 40274

Telepon :

Telp. 022 87 3400 30 Fax. 022 87 3400 86

e-mail

:

Email:

[email protected]

(17)

Gambar

Gambar 1. Jumlah Produk Per Kota Periode 2010-2012  Sumber: BagianPenjualan, 2013

Referensi

Dokumen terkait

Intervensi (B) yaitu penggunakan media Flash card dan Baseline (A2) yaitu kemampuan peserta didik setelah diberikan intervensi yaitu berupa penggunaan media Flash card.

Hal ini karena model Value Clarification Technique (VCT) menanamkan nilai yang seharusnya tertanam dalam diri mereka sesuai dengan aturan dan norma yang berlaku dengan cara

Metode yang digunakan untuk mengukur tercapainya penerapan nilai karakter mata pelajaran umum pada kehidupan sosial peserta didik adalah dengan memahami

Agar pendidikan inklusif terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, perlu ada beberapa pra-kondisi, sekurang-kurangnya (1) ada pemahaman konsep pendidikan inklusi yang benar, (2)

Berdasar latar belakang di atas, penulis berusaha mengungkap struktur sepuluh cerita anak yang terdapat pada antologi Dari Gatrik Hingga Perjalanan, baik dari

Perkembangan Kota Depok tidak terlepas dari pemekeran kabupaten Bogor menjadi beberapa daerah otonom disekitarnya. Disamping kota Depok berbatasan langsung dengan DKI

penting bagi akses menuju TPST, pada kondisi eksisting jalan di desa Cidadap dapat diketahui lebar jalan 3 meter dengan panjang 2370 meter dan masuk dalam kategori

Arsitektur ini telah beradaptasi dengan iklim tropis di Indonesia, guna menyesuaikan dengan lingkungan setempat Dalam penelitian penerapan arsitektur tropis pada