• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pernyataan Bersama Kelompok Kerja Timah IDH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pernyataan Bersama Kelompok Kerja Timah IDH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pernyataan Bersama Kelompok Kerja Timah IDH

“Untuk memaparkan hasil penelitian terbaru serta berkonsultasi dengan para pemangku kepentingan di Indonesia untuk mengetahui pandangan mereka tmengenai penambangan keberlanjutan dan prioritas aksi dari kelompok kerja”.

Inisiatif Perdagangan Berkelanjutan (the Sustainable Trade Initiative – IDH) telah mengumpulkan para anggota Koalisi Masyarakat Industri Elektronik (the Electronic Industry Citizenship Coallition – EICC) dengan Friends of the Earth (FoE) untuk membentuk suatu Kelompok Kerja Timah IDH. Setelah kelompok kerja ini terbentuk, Asosiasi Industri Timah Internasional (International Tin Industry Association – ITRI) juga bergabung ke Kelompok Kerja ini. Tujuan dari pembentukan Kelompok Kerja ini adalah untuk mengetahui bagaimana para anggotanya dapat memberikan kontribusi yang positif dalam praktek penambangan timah di Bangka dan Belitung yang berkelanjutan. Pada saat yang sama, kelompok kerja juga menyadari bahwa kegiatan pertambangan timah telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian serta pengurangan kemiskinan.

Para anggota Kelompok Kerja Timah IDH dari EICC antara lain adalah: Apple, Blackberry, LG Electronics, Phillip, Samsung, dan Sony. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kepentingan agar para pemasok timah, termasuk di Indonesia, dapat melakukan kegiatan produksi / penambangannya secara berkelanjutan.

Untuk memahami lebih baik mengenai kegiatan penambangan serta rantai pasok timah di Pulau Bangka, maka kelompok kerja timah IDH telah melakukan kegiatan pengkajian untuk mengenalisa situasi yang terjadi di sektor timah di bangka / Belitung. Hasil kegiatan ini diharapkan dapat memberikan arahan mengenai hal-hal apa saja yang dapat diberikan oleh Kelompok kerja ini untuk memastikan bahwa timah diproduksi secara berkelanjutan.

situasional dan kajian keberlanjutan sektor timah di Bangka Belitung, Indonesia. Hasil analisa dan kajian itu telah berguna bagi anggota Kelompok Kerja dalam memahami

(2)

Deskripsi Kegiatan

Kegiatan pengkajian dilakukan mulai Bulan Juni sampai September, sedangkan penyusunan laporannya dilakukan sampai dengan bulan Oktober 2013. Para peneliti dari Estelle Levin Limited (ELL) terdiri dari dua orang tenaga ahli dari Indonesia dan tiga orang tenaga ahli internasional.

Keahlian dari tim Indonesia dan internasional dalam tim mencakup bidang teknik pertambangan, pertambangan skala kecil / inkonvensional, ekonomi politik, pembangunan, hak asasi manusia, serta manajemen lingkungan, baik untuk pertambangan darat skala kecil hingga besar. Penelitian lapangan dilakukan tim selama satu bulan di Jakarta, Bangka dan Belitung. Dalam proses sebelum, saat dan setelah penelitian lapangan, tim telah melakukan berbagai konsultasi dengan ahli-ahli internasional serta lebih dari 100 pemangku kepentingan sektor timah di Indonesia, termasuk diantaranya adalah para pejabat pemerintah pusat maupun daerah (nasional, provinsi dan kabupaten), penambang (besar, kecil, resmi, inkonvensional, pria, wanita, dan lain-lain), kolektor (pembeli timah), pabrik pengolahan dan pemurnian, perwakilan organisasi kemasyarakatan, ahli sektor timah, akademisi, perwakilan asosiasi industri, petani, pemilik toko, pemilik penyewaan peralatan, dan masih banyak lagi. Tim juga telah mendatangi industri pengolahan dan pemurnian timah, lokasi penambangan besar, dua lokasi penambangan lepas pantai serta tiga lokasi tambang inkonvensional darat.

Hasil Kajian yang Penting:

Indonesia merupakan salah satu produsen timah terbesar di dunia, dengan menghasilkan sekitar 106.000 ton timah balok sejak awal 2013 hingga Agustus 2013. Jumlah tersebut memasok lebih dari sepertiga pasokan timabh secara global. Sebagian besar produk timah Indonesia diekspor ke Singapura (58% berdasarkan nilai), dimana dari sana timah tersebut dikirim ke negara-negara lain. Importir besar lainnya adalah Malaysia (13%), Jepang (7%), dan Belanda (6%).

(3)

Dari jumlah tersebut, sekitar 90% timah di Indonesia berasal dari Provinsi Bangka-Belitung1. Provinsi Bangka-Belitung terletak di sebelah timur Sumatera dan terdiri dari dua pulau utama –Bangka dan Belitung—serta banyak pulau-pulau kecil. Populasi penduduk provinsi ini berjumlah sekitar 1,26 juta orang dan merupakan salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan paling rendah di Indonesia. Ekonomi provinsi ini bergantung pada sumberdaya alam, dimana produksi timah merupakan sektor utama, dengan sektor lainnya adalah perikanan, perkebunan (karet, kelapa sawit, lada) dan pariwisata. Untuk meningkatkan ketahanan terhadap perubahan sosial ekonomi, masyarakat seringkali bekerja pada beberapa sektor pada saat yang bersamaan, seperti melakukan kegiatan penambangan, namun pada saat yang bersamaan juga melakukan kegiatan perikanan dan perkebunan.

Penambangan timah merupakan aktifitas yang sangat mengakar pada kehidupan masyarakat di Bangka-Belitung, karena telah berlangsung berlangsung selama lebih dari tiga abad. Kegiatan penambangan berlangsung baik di darat dan lepas pantai, termasuk di kawasan hutan lindung dan hutan produksi serta laut yang memiliki ekosistem yang penting. Pada saat ini, ada sekitar 15.000 hingga 50.000 penambang timah inkonvensional2; sekitar 30 smelter swasta (angka ini berubah secara berkala, dimana banyak pabrik buka dan tutup tergantung harga timah); dan satu perusahaan pertambangan timah milik BUMN (tambang dan pabrik). Sekitar 70% timah Bangka-Belitung dihasilkan oleh smelter swasta, yang mendapat pasokan dari konsesi mereka sendiri serta para penambang inkonvensional. Sebagian besar dari penambang inkonvensional ini adalah kaum migran dari beberapa pulau disekitarnya. Kegiatan penambangan didominasi oleh pria, sedangkan wanita memainkan peran yang jauh lebih kecil, dan hanya terbatas pada area penambangan sekitar pemukiman. Dengan belum adanya ketetapan mengenai pertambangan rakyat, maka satu – satunya jalan bagi para penambang inkonvensional untuk bekreja di sektor pertambangan secara formal, adalah dengan menjadi mitra atau subkontraktor pemegang izin usaha pertambangan (IUP), seperti PT. Timah.

1

Berdasarkan angka 2012 dari UNCTAD

2

Penambang timah inkonvensional di Indonesia adalah produsen-produsen skala kecil dan

penambangan secara manual (artisanal). Meski tidak semua beroperasi secara ilegal – dan memang Undang-undang yang berlaku saat ini ambigu dalam menentukan operasi yang legal dan ilegal— sebagian besar penambang non konvensional di Bangka-Belitung tidak membayar pajak resmi dan royalti; juga tidak mengantungi izin.

(4)

Saat ini ada sekitar 350.000 km persegi terumbu karang di sebelah timur Bangka dan Belitung, yang merupakan rumah bagi berbagai jenis karang, ikan karang, moluska, udang dan kepiting (kelompok besar arthropoda), echinodermata, rumput laut, dan beberapa spesies kura-kura. Dua puluh spesies mangrove dahulu menempati 122.000 hektar kawasan laut di provinsi ini, tetapi berdasarkan penelitian tahun 20103, populasinya telah menurun hingga 70% berdasarkan penelitian tahun. Pada 2010

Provinsi ini mempunyai 335.864 hektar kawasan konservasi, dimana dua pertiganya merupakan kawasan hutan lindung. Kawasan konservasi ini tersebar di hampir semua wilayah Bangka, mulai dari dua kawasan di wilayah barat hingga sepanjang pesisir timur Belitung. Sementara aktivitas pertambangan timah berlangsung di seluruh wilayah Pulau Bangka, konsentrasi aktivitas lebih terpusat di kabupaten Bangka.

Para peneliti ELL telah berkonsultasi dengan berbagai pemangku kepentingan lokal untuk memahami pandangan mereka mengenai prinsip pertambangan timah berkelanjutan di Bangka-Belitung. Berdasarkan hasil konsultasi tersebut, beberapa permasalahan keberlanjutan utama beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

Keberlanjutan Komersial / Usaha

Terdapat berbagai isu yang muncul dari permasalahan operasi, kondisi lokal, tekanan pasar global yang mempengaruhi keberlangsungan berusaha. Sebagai satu contoh, cadangan bijih yang tersedia di darat terus berkurang, yang mengakibatkan sebagian besar penambang mengalihkan perhatiannya pada cadangan timah di laut. Didorong oleh hal yang sama, para penambang inkonvensional juga telah melakukan kegiatan penambangan di kawasan hutan lindung. Iklim usaha juga bersifat sangat dinamis, dimana pemerintah melakukan langkah – langkah yang strategis untuk mengontrol perdagangan serta harga timah dengan mengharuskan timah diekspor melalui Indonesian Tin Exchange (INATIN) pada tahun 2013. Keberlangsungan usaha juga sangat dipengaruhi oleh harga timah dunia yang relatif tidak stabil (volatile), pada saat yang sama, pelaku pertambangan timah besar juga dihadapkan pada sulitnya mengontrol pertambangan inkonvensional yang menjamur di area kuasa penambangannya.

3

http://english.kompas.com/read/2010/01/04/05294730/Seventy.Percent.of.Mangrove.Forests.Damaged (diakses pada 8 Oktober 2013).

(5)

Keberlanjutan Politik / Ekonomi

Komoditi timah merpakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Bangka-Belitung dan merupakan tulang punggung ekonomi, dimana sekitar 70% uang yang beredar di provinsi ini berasal dari pertambangan timah. Tingkat populasi pendatang pada sektor tambang di Bangka relatif tinggi, sehingga penghasilan mereka juga menopang kehidupan anggota keluarga yang ada di wilayah lain di Indonesia. Secara langsung maupun tidak langsung, sektor ini juga merupakan penyumbang pendapatan hingga jutaan dollar bagi pemerintah kabupaten, provinsi dan nasional (misalnya dari pajak bumi dan bangunan, pajak pendapatan perusahaan, royalti). Sementara itu, potensi pendapatan pemerintah dari pajak dan royalti dari penambangan timah inkonvensional tidak dapat dihitung secara akurat. Sektor pertambangan juga meningkatkan ketahanan individu dan keluarga, dimana masyarakat dapat beralih dari nelayan atau petani menjadi penambang, atau sebaliknya, tergantung dari musim, harga serta kesempatan yang ada. Namun demikian, berdasarkan informasi dari masyarakat yang terlibat dalam sektor perikanan, pejabat pemerintah, maupun nelayan yang telah beralih menjadi TI apung, dengan semakin maraknya kegiatan TI apung, keberlangsungan sektor perikanan laut sebagai salah satu sumber penghidupan bagi masyarakat, menjadi terancam. Kurangnya transparansi finansial juga menjadi salah satu contoh tantangan pada sektor timah di Bangka.

Keberlanjutan Sosial

Berdasarkan wawancara, pada satu sisi tingkat kerjasama serta kebersamaan antara penambang inkonvensional sangat tinggi di daerah ini. Sebagai salah satu contoh, pera penambang ini telah melakukan inovasi untuk selalu meningkatkan efisiensi pemisahan bijih timah, dan mereka sangat bangga dengan apa yang telah mereka hasilkan. Namun demikian, pada sisi yang lain, para penambang inkonvensional ini juga dihadapkan pada situasi serta lingkungan kerja yang tidak aman dan sehat. Sebagai akibatnya, kematian dari sektor penambangan timah ini relatif sering terjadi. Surat kabar lokal menyebutkan bahwa angka kemation pada penambang inkonvensional ini lebih dari 100 orang per tahun4.

4

(6)

Penambang non konvensional telah membuat berbagai mekanisme perlindungan diri untuk mengurangi resiko kerja. Sebagai contoh, pria yang telah menjadi orang tua jarang yang bekerja sebagai penyelam yang memang mempunyai resiko tinggi5. Di kalangan penambang inkonvensional ada semangat kebersamaan yang relatif tinggi. Contohnya, pada penambang akan menyisihkan sebagian konsentrat timah untuk diberikan kepada para janda dan anak-anak dari penambang yang telah meninggal, yang sengaja datang ke lokasi tambang dan meminta bijih timah. Salah satu hal yang memiliki potensi negatif terhadap kesehatan dan juga lingkungan adalah adanya stokpile material jarang, yang berasosiasi dengan mineral timah pada beberapa smelter6.

Keberlanjutan Lingkungan

Berdasarkan pengamatan lapangan serta wawancara dengan pemangku kepentingan, ada beberapa permasalahan lingkungan yang perlu menjadi bahan perhatian. Namun demikian, apakah permasalahan lingkungan ini dipengaruhi oleh kegiatan penambangan atau kegiatan perekonomian lain masih belum jelas, dan memerlukan studi lebih lanjut. Kegiatan reklamasi tambang di darat hanya dilakukan oleh penambangan skala besar. Masalah ini juga diperburuk, karena seringkali lahan yang telah direklamasi, kemudian ditambang kembali oleh penambang inkonvensional. Permasalahn lingkungan lain adalah adanya para penambang yang melakukan kegiatan penambangannya di kawasan hutan produksi7 dan hutan lindung. Ekosistem pesisir, terutama karang, rumput laut, mangrove, terus mengalami degradasi dan penambangan timah ditengarai sebagai salah satu penyebabnya. Salah satu aspek yang perlu mendapatkan perhatian adalah pembuangan tailing yang dilakukan secara kurang terkontrol. Meskipun pembuangan ini dilakukan jauh dari terumbu karang, padatan tersuspensi dapat terbawa arus dan angin ke area terumbu karang, sehingga terumbu karang menjadi mati. Penyebaran padatan tersuspensi dari tailing dan dampaknya terhadap laut sangat ditentukan oleh

5

Penambangan lepas pantai menggunakan kapal-kapal kecil, dimana penyelam berperan sebagai pengarah posisi selang penyedot. Para penyelam ini menyelam hingga lima sampai enam meter dengan selang udara dan tangki (jarang menggunakan peralatan keselamatan lain) dan menghisap pasir selama satu jam dalam satu sesi.

6

Beberapa informan menyatakan bahwa beberapa pabrik pengolahan tidak menerapkan aturan-aturan kesehatan dan keselamatan yang memadai saat menimbun limbah mereka, yang mungkin saja

mengandung materi radioaktif. Resiko ini semakin besar mengingat sebagian pekerja tinggal di lokasi pabrik pengolahan.

7

(7)

cuaca dan dan jenis kapal keruknya; Universitas Bangka-Belitung mencatat penyebaran padatan tersuspensi dapat mencapai 5.000 km persegi pada saat gelimbang dan angin tinggi.

Kesimpulan dan Langkah Selanjutnya

Penelitian ini mengidentifikasi adanya potensi yang dapat dikembangkan untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan pada sektor timah Bangka-Belitung. Walaupun demikian, penelitian juga mengidentifikasi bahwa masalah keberlanjutan seperti yang telah disebutkan di atas, muncul dari kondisi lokal dan nasional, dan tidak secara intrinsik berhubungan secara langsung dengan bisnis serta praktek penambangan dan perdagangan timah, dimana upaya-upaya TGW dapat difokuskan. Lebih lanjut lagi, terdapat adanya masalah tata kelola yang sulit dan rumit, yang membutuhkan aksi nyata dari segenap pemangku kepentingan, termasuk lembaga pemerintah, lembaga pembangunan, organisasi kemasyarakatan serta industri. Dari pemahaman yang didapatkan, Kelompok Kerja Timah IDH Indonesia kini berniat lebih lanjut untuk menjangkau para pemangku kepentingan lokal guna memahami pendapat dan prioritas mereka dalam langkah-langkah yang diinginkan menuju sektor timah yang lebih berkelanjutan. Skenario-skenario yang mungkin bisa ditelaah lebih lanjut adalah memperkuat ekonomi melalui reklamasi (restorasi lahan), riset mengenai berbagai teknik penambangan lepas pantai yang berdampak lebih kecil, atau strategi untuk memperkuat pengelolaan resiko di lokasi-lokasi tambang8.

***

Inisiatif Perdagangan Berkelanjutan (IDH) mempercepat dan meningkatkan perdagangan berkelanjutan dengan membentuk koalisi yang berorientasi terhadap hasil dengan berbagai perusahaan multinasional, organisasi-organisasi masyarakat sipil, pemerintah dan pemangku kepentingan lain. Dengan memadukan kepentingan dan kekuatan dari berbagai pemain di rantai pasokan, IDH menciptakan nilai bersama bagi seluruh rekanan yang terlibat.

EICC adalah organisasi perusahaan-perusahaan elektronik terbesar dunia yang bekerja sama untuk meningkatkan efisiensi serta tanggung jawab sosial, etika, dan

8

Dalam semangat mewujudkan keberlanjutan, TGW akan menghindari rekomendasi penambahan produksi dari operator yang tidak memiliki izin dan tak terawasi, serta menghindari hal-hal yang

menimbulkan kerugian bagi operator yang beroperasi secara legal dimana untuk beroperasi secara legal itu mereka membayar ongkos yang lebih tinggi, dibanding beberapa operator yang tidak melakukan kewajiban-kewajibannya.

(8)

lingkungan dalam rantai pasok global. Kami menyokong dan mendorong anggota kami untuk melangkah maju menuju mewujudkan visi EICC berdasarkan kode etik bersama, upaya-upaya kerja sama dan praktek-praktek serta cara-cara bersama. Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi www.eicc.info.

ITRI adalah otoritas timah global dengan pengalaman lebih dari 80 tahun dalam menyediakan informasi mengenai timah baik bagi produsen maupun konsumen timah. ITRI mempunyai pengetahuan khusus dalam penggunaan timah di semua sektor industri serta memiliki kelompok-kelompok keahlian di bidang teknologi, statistik dan informasi pasar, masalah kebijakan serta keberlanjutan.

Tiga kelompok nasional Friends of the Earth adalah bagian dari proses yang dipimpin IDH ini. Friends of the Earth Belanda (Milieudefensie), Friends of the Earth Inggris, Wales dan Irlandia Utara serta Friends of the Earth Indonesia (WALHI) adalah organisasi yang melakukan kampanye lingkungan yang bekerja dengan masyarakat untuk melindungi bumi dan masyarakat dengan melakukan perubahan di tingkat lokal, nasional maupun internasional.

Estelle Levin Limited (ELL), adalah perusahaan konsultan khusus di bidang pertambangan dan pasokan bertanggung jawab dan telah ditunjuk oleh IDH untuk melakukan studi ini.

Referensi

Dokumen terkait

Sampel dalam penelitian ini masing-masing 38 orang dari kelompok kasus (hipertensi) dan kelompok kontrol (tidak hipertensi).Analisis data yang dilakukan yaitu

Pemberian kewenangan eksklusif kepada Menteri Keuangan sebagai pemohon kepailitan Perusahaan asuransi sebagai diatur dalam Pasal 2 ayat (5) UUKPU-04, sebagai reaksi terhadap

Hasil Analisis Populasi Serangga pada Tanaman Padi (Oryza sativa): Hasil analisis populasiserangga terdiri dari perhitungan parameter ekologi yaitu Indeks

Agar terdapat persamaan persepsi dalam membaca dan memahami penulisan di dalam penelitian ini, maka dipandang perlu untuk dijelaskan beberapa kerangka konseptual sebagaimana

Penggunaan AJM sebagai konsentrat sampai 45% pada domba yang mendapat pakan rum- put lapangan, akan meningkatkan pertambah an bobot badan, konsumsi bahan kering, mem- perbaiki

Penelitian yang dilakukan Novarianto & Dwimulyani (2019) menyatakan penghindaran pajak berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, dimana Perusahaan

Adapun maksud dari pembangunan Apartemen Skyland city antara lain untuk menyediakan suatu hunian dalam jumlah banyak pada suatu lahan yang terbatas dengan cara pembangunan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah sikap masyarakat Surabaya terhadap isi pesan iklan layanan masyarakat Peringatan Perlintasan Kereta