ASAM AMINO & PROTEIN
TIM KIMIA ORGANIK 2
KO 2
Protein berasal dari kata Yunani Proteios yang artinya “pertama”.
Protein adalah poliamida dan hidrolisis protein menghasilkan
asam- asam amino.
ASAM AMINO
Nama asam amino menunjukkan bahwa senyawa ini mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus karboksil yang bersifat asam dan gugus amino yang bersifat basa.
Asam-asam amino yang terdapat dalam protein adalah asam α- aminokarboksilat.
Asam amino tersederhana adalah asam aminoasetat (H2NCH2CO2H) yang disebut glisina (glycine). Glycine tidak memiliki rantai samping sehingga tidak mengandung satu karbon kiral.
Asam amino yang berasal dari protein termasuk dalam deret-L, artinya gugus-gugus disekeliling karbon α mempunyai konfigurasi yang sama seperti dalam L-gliseraldehida.
Sifat-sifat asam amino:
• larut dalam air dan pelarut polar lain tetapi tidak larut dalam pelarut nonpolar seperti dietil eter atau benzena. • memiliki momen dipol yang besar
• kurang bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam karboksilat • kurang basa dibandingkan sebagian besar amina.
Sifat asam dan basa dari asam amino
Dalam asam
Dalam basa
Nama dan struktur 20 macam asam amino penyusun protein
Nama Nama sistematika Struktur
alanina As. 2-amino propanoat
arginina As. 2-amino-5-guanido valerat
Asparagina As. 2-amino-suksinat
Asam aspartat As. 2-amino-suksinat
Sisteina As. 2-amino-3-merkapto propanoat
Glutamina As. 2 amino glutaramat
Glisina As. 2 amino etanoat
Histidina As. 2-amino-3-imidazol propanoat
Leusina As. 2-amino-4-metil pentanoat
Lisina As. 2,6-diamino-heksanoat
Metionina As. 2-amino-4-(metal tin) butanoat
Prolina As.2-amino-3 fenilpropanoat
Serina As. 2-amino-3-hidroksil propaniat
Treonina As. 2-amino-3-hidroksin propaniat
Triptofan As. 2-amino-3 (3-idolil)-propanoat
Tirosina As. 2-amino-3-(p-hidroksil fenil) propanoat
Penamaan Asam Amino
•
Jika gugus NH
3+terletak disebelah kanan diberi awalan D, jika NH
3+dikiri diberi
awalan L.
•
Semua asam amino yang ada di alam dalam protein mempunyai konfigurasi L. Ada
beberapa asam amino yang penting dalam struktur dan metabolisme mempunyai
konfigurasi D, yaitu asam D-alanin dan D-glutamat yang merupakan komponen
penyusun dinding sel bakteri tertentu.
•
Penulisan asam amino (20 asam amino yang umum) dapat disingkat dengan 3
huruf.
Misal : Serine → Ser
Glysin → gly
CONTOH ASAM AMINO
C
COO
-CH
2
OH
+
H
3
N
H
C
COO
-CH
2
OH
NH
3
+
H
L-serine
D-serine
•
Asam amino dengan gugus amino bebas biasanya ditaruh pada ujung kiri struktur itu.
Asam amino ini disebut asam amino n-ujung.
•
Asam amino dengan gugus karboksil bebas ditaruh diujung kanan disebut asam amino
c-ujung.
Penggolongan Asam Amino
Penggolongan asam amino didasarkan pada sifat dari rantai samping (-R).
Berdasarkan sifat rantai samping R, asam amino dapat digolongkan menjadi :
1. Asam amino dengan R non polar
Golongan ini terdiri dari lima asam amino yang mengandung gugus alifatik (Alanin,
leusin, isoleusin, valin, dan prolin) dua dengan R aromatic (fenilalanin dan triptopan) dan
satu mengandung atom sulfur (metionin).
2. Asam amino dengan R polar
Golongan ini terdiri dari treoinin dan tirosin yang kekutubannya disebabkan oleh
adanya gugus hidroksil (-OH), asparagin dan glutamine yang kekutubannya disebabkan
oleh gugus amida (-CONH2) serta sistein oleh gugus sulfidril (-SH).
3. Asam amino dengan R polar bermuatan
▪
Asam amino dengan gugus R bermuatan negative (Asam amino
asam)
Golongan asam amino ini bermuatan negative pada pH 6.0-7.0 dan
terdiri dari asam aspartat dan asam glutamat yang masing-masing
mempunyai dua gugus karboksil (COOH).
▪
Asam amino dengan gugus R bermuatan positif (Asam amino basa)
Golongan asam amino ini bermuatan positif pada pH 7.0 terdiri dari
lisin, histidin dan arginin
Klasifikasi asam amino menurut fungsi biologisnya ❖ Asam amino Esensial
Asam amino yang diperoleh hanya dari makanan sehari-hari karena tidak dapat disintesa di dalam tubuh
❖ Asam amino Non Esensial
Selain dari makanan dapat juga disintesa didalam tubuh melalui proses transaminasi.
Esensial
Nonesensial
Isoleusin
Alanin
Leusin
Asparagin
Lisin
Aspartat
Metionin
Sistein
Fenilalanin
Glutamat
Treonin
Glutamin
Triptofan
Glisin
Valin
Prolin
Arginin
Serin
Histidin
Tirosin
Penggolongan asam amino berdasarkan gugus fungsinya:
• Asam amino dg gugus NH
2dan COOH
• Asam amino dg gugus –OH
• Asam amino dg rantai R mengandung
–S-• Asam amino dg gugus amina sekunder
• Asam amino dg cincin aromatis
• Asam amino dg 2 gugus COOH
• Asam amino dg gugus amida
• Asam amino dg 2 gugus basa
Asam amino mengandung hanya gugus NH
2dan
COOH
H
CH
COO
-NH
3+CH
3CH
COO
-NH
3+CH
CH
COO
-H
3C
CH
3NH
3+glysin (gly)
L - alanin (ala)
CH2
CH
COO
-HC
NH
3+H
3C
CH
3CH
CH
COO
-H
2C
NH
3+H
3C
CH
3Leusin (Leu)
Isoleusin (Ile)
Asam amino yang mengandung gugus -OH
HO
CH
2
CH
COO
-NH
3
+
CH
3
CH
CH
COO
-OH
NH
3
+
L - threonina (Thr)
L - serine (Ser)
Asam amino yang rantai R mengandung Sulfur
CH
3S
CH
2CH
3CH
COO
-NH
3+L - methionin (Met)
CH
2CH
COO
-NH
3+L - systein (Cys)
HS
Asam amino dengan gugus amino
sekunder, siklis
N
H
2
+
COO
-L-prolin (pro)
Asam amino yang rantai R mengandung cincin
aromatis
CH2 CH COO -NH3+ L-fenilalanin (Phe) HO CH2 CH COO -NH3+L - tyrosin (Tyr)
N H CH2 CH COO -NH3+L - tryptofan (Trp)
Asam amino mengandung gugus NH
2dan 2 gugus
COOH
CH
2
CH
COO
-NH
3
+
CH
2
CH
2
CH
COO
-NH
3
+
asam L - aspartat (Asp)
asam L - glutamat (Glu)
HOOC
Asam amino mengandung gugus amida
L - asparagin (Asn)
C
CH
2CH
COO
-O
NH
3+H
2N
C
CH
2CH
2CH
COO
-NH
3+O
L - glutamin (Gln)
H
2N
Asam amino mengandung dua gugus basa
H
2N
(CH
2)
4CH
COO
-NH
3+L - lysin (lys)
H
2N
C
NH
(CH
2)
3CH
COO
-NH
3+NH
L - arginin (arg)
HC
C
H
2C
CH
COO
-NH
3+L - histidin (His)
NH
N
Analisis Kualitatif Asam Amino
Reaksi dengan Ninhidrin
Ninhidrin di dalam air akan terhidrasi membentuk ninhydrin hidrat. Ninhydrin hidrat
bereaksi dengan asam amino menghasilkan anion berwarna ungu, aldehid dan CO2.
Reaksi Sanger
Reaksi sanger merupakan reaksi antara a-amino dengan 1-fluoro-2,4—
dinitrobenzen (FDNB). Dalam suasana basa lemah FDNB bereaksi dengan asam a-amino membentuk turunan 2,4-dinitfenil yang disebut DNP-asam a-amino. Reaksi ini digunakan untuk penentuan asam amino N-ujung suatu rantai peptida.
Reaksi Edman
Reaksi ini merupakan reaksi antara a-amino dengan fenil isotiosianat yang menghasilkan turunan fenil tiokarbonil.
Asilasi
Gugus amino dari suatu asam amino dapat dengan mudah diasilasi dengan suatu halida asam ataupun dengan anhidrat asam untuk menghasilakan amida. Karena nitrogen amida tidak bersifat basa,suatu asam amino terasilasi tidak membentuk ion dipolar.
Ikatan peptida
Ikatan yang menghubungkan 2 asam amino melalui gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus amino dari asam amino yang lain.
+H3N CH2 C O -O +H3N CH C O O CH3 glysin alanin + +H3N C H2 C H N O C C O -O + H2O CH3 ikatan peptida gly - ala (glysinalanin) C-terminal N-terminal
Berdasarkan konvensi ikatan peptida ditulis dengan asam amino yg
mempunyai NH
3+bebas (sebelah kiri) dan as. Amino dg gugus COO
-bebas (sebelah kanan)
Molekul yang mengandung 2 asam amino dg 1 ikatan peptida disebut
dipeptida
Molekul mengandung 3 asam amino disebut tripeptida. Ada
tetrapeptida, pentapeptida, dst.
Suatu dipeptida terjadi bila suatu ikatan amida terbentuk antara gugus –NH2
dari suatu asam amino dengan gugus –COOH dari asam amino yang lain.
Tiap asam amino dalam suatu molekul peptide disebut suatu satuan (unit) atau suatu
residu.
Alanilglisina mempunyai dua residu : residu alanina dan residu glisina.
Pada beberapa protein terdapat rantai cabang yang mengadakan ikatan silang yang
disebut ikatan disulfida. Adanya ikatan disulfida diakibatkan oleh terjadinya oksidasi dari dua residu sistein menghasilkan suatu senyawa sistin (cystine).
Pada polipeptida, rantai utama yang menghubungkan atom C-C-C disebut rantai kerangka molekul protein, sedangkan atom di sebelah kanan dan kiri rantai kerangka disebut gugus R atau rantai samping.
Beberapa rantai polipeptida tersebut diikat bersama oleh ikatan
nonkovalen. Rantai polipeptida protein biasanya diikat oleh ikatan sulfida. Beberapa ikatan yang mungkin terjadi dalam polipeptida atau protein dapat dilihat pada gambar berikut:
Menurut perjanjian suatu poliamida dengan residu asam amino kurang dari 50 dikelompokkan sebagai suatu peptide, sedangkan poliamida yang lebih besar dianggap sebagai protein.
Alanina dan glisina dapat digabungkan dengan cara lain untuk membentuk glisilalanina, dalam mana glisina mempunyai gugus amino bebas dan alanina mempunyai gugus karboksil bebas.
Protein
Biopolimer yang terdiri dari banyak satuan as. Amino yg dihubungkan oleh ikatan peptida
Beberapa protein merupakan komponen utama dalam jaringan struktur (otot, rambut, kuku, kulit) Struktur protein : Struktur primer Struktur sekunder Struktur tersier Struktur kuartener
Struktur primer protein
Rantai peptida yang dihubungkan oleh ikatan amida
(peptida)
Urutan berulang satu atom nitrogen dan 2
atom carbon.
N
C
C
O
H
R
H
N
C
C
O
H
R
H
N
C
C
O
H
R
H
N
C
C
O
H
R
H
Struktur sekunder protein
❖Ikatan hidrogen
Struktur tersier protein
❖
Struktur heliks lebih lengkap
❖Protein serat dan globuler
❖
Protein serat: kreatin, kolagen, sutera.
❖
Protein globuler: enzim, hormon, protein pengangkut,
Struktur kuartener protein
❖Struktur agregat yang dibentuk oleh subunit dari protein
berbobot molekul tinggi.
❖
Contoh hemoglobin: empat unit. 2 unit alpha dengan
141 asam amino 2, 2 unit beta dengan 146 asam
amino.
Struktur protein
a. Primer b. Sekunder c. Tersier d. kuartener
Penggolongan protein
Protein Fibrous (Serat)
Protein yang terdapat pada hewan, tidak larut dalam air. Misal : keratin, kolagen, sutra
Proterin Globular
Protein yang larut dalam air. Misal : enzim, hormon, hemoglobin, mioglobin, ovalbumin (pada putih telur)
Denaturasi protein
Denaturasi suatu protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh terkacaunya ikatan hydrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengutuhkan molekul itu. Akibat suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sifat biologis protein itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan denaturasi suatu protein ialah perubahan temperatur. Memasak putih telur merupakan contoh denaturasi yang tak reversible. Suatu putih telur
adalah cairan tak berwarna yang mengandung albumin, yakni protein globular yang larut. Pemanasan putih telur akan mengakibatkan albumin itu membuka lipatan dan mengendap; dihasilkan suatu zat padat putih.
Perubahan pH juga dapat mengakibatkan denaturasi. Bila susu menjadi asam, perubahan pH yang
disebabkan oleh pembentukan asam laktat akan menyebabkan penggumpalan susu (curdling), atau pengendapan protein yang semula larut. Faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan
denaturasi adalah detergen, radiasi, zat pengoksidasi atau pereduksi (yang dapat mengubah hubungan S-S), dan perubahan tipe pelarut.
Beberapa protein (kulit dan dinding dalam saluran pencernaan, misalnya) sangat tahan terhadap
denaturasi, sedangkan protein-protein lain sangat peka. Denaturasi dapat bersifat reversible jika suatu protein hanya dikenai kondisi denaturasi yang lembut, seperti sedikit perubahan pH. Jika
protein ini dikendalikan ke lingkungan alamnya, protein ini dapat memperoleh kembali struktur lebih tingginya yang alamiah dalam suatu proses yang disebut renaturasi. Sayang renaturasi umumnya sangat lambat atau tidak terjadi sama sekali. Salah satu permasalahannya dalam penelitian protein ialah bagaimana mempelajari protein tanpa merusak struktur lebih tingginya.
Sisi negatif denaturasi:
• Protein kehilangan aktivitas biologi • Pengendapan protein
• Protein kehilangan beberapa sifat fungsional
Sisi positif denaturasi:
• Denaturasi panas pada inhibitor tripsin dalam
legum dapat meningkatkan tingkat ketercernaan dan ketersediaan biologis protein legum.
• Protein yang terdenaturasi sebagian lebih mudah dicerna, sifat pembentuk buih dan emulsi lebih baik daripada protein asli.
• Denaturasi oleh panas merupakan prasyarat pembuatan gel protein yang dipicu panas.
Koagulasi Protein
Koagulasi merupakan proses lanjutan yang terjadi ketika molekul protein yang didenaturasi
membentuk suatu massa yang solid. Cairan telur (sol) diubah menjadi padat atau setengah padat (gel) dengan proses air yang keluar dari struktur membentuk spiral-spiral yang membuka dan
melekat satu sama lain. Koagulasi ini terjadi selama rentang waktu temperatur yang lama dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya seperti panas, pengocokan, pH, dan juga menggunakan gula dan garam. Hasil dari proses koagulasi protein biasanya mampu
membentuk karakteristik yang diinginkan. Yaitu mengental yang mungkin terjadi pada proses selanjutnya setelah denaturasi dan koagulasi. Kekentalan hasil campuran telur mempengaruhi keinginan untuk menyusut atau menjadi lebih kuat.
Sifat – sifat fisikokimia protein
✓
Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis asam
aminonya.
✓
Berat molekul protein sangat besar
✓
Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak dapat larut dalam air, tetapi
semua protein tidak larut dalam pelarut lemak.
✓
Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan
berkurang, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan
protein ini disebut salting out.
✓
Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan
menggumpal.
Fungsi Protein
•Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom.
•Alat pengangkut dan penyimpan
Banyak molekul dengan massa molekul kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot.
•Pengatur pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
•Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
•Pertahanan tubuh atau imunisasi
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asing lain.
•Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
•Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.