• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN OPTIMALISASI SISTEM PRODUKSI TEPUNG UBI-UBIAN BERBASIS BIOINDUSTRI DI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN OPTIMALISASI SISTEM PRODUKSI TEPUNG UBI-UBIAN BERBASIS BIOINDUSTRI DI SUMATERA UTARA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN OPTIMALISASI SISTEM PRODUKSI TEPUNG

UBI-UBIAN BERBASIS BIOINDUSTRI

DI SUMATERA UTARA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA UTARA

2015

(2)

RINGKASAN

1 Judul RPTP : Kajian Optimalisasi Sistem Produksi Tepung Ubi-Ubian

Berbasis Bioindustri

2 Unit Kerja : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera

Utara

3 Lokasi : Sumatera Utara

4 Agroekosistem : Lahan Kering Iklim Basah

5 Status (L/B) : L (Lanjutan)

6 Tujuan : a. Untuk mendapatkan sistem produksi tepung

ubi-ubian yang optimal dan produk olahannya untuk alternatif pangan non beras

b. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani anggota Poktan/ Gapoktan melalui sosialisasi serta pelatihan pembuatan tepung dan produk olahannya berbasis ubi-ubian untuk alternatif pangan non beras

c. Untuk membentuk model kelembagaan unit usaha agroindustri ubi-ubian pada Poktran/Gapoktan di perdesaan

7 Keluaran : a. Sistem produksi tepung ubi-ubian yang optimal dan

produk olahannya untuk alternatif pangan non beras b. Petani anggota Poktan/ Gapoktan terlatih dalam

pembuatan tepung ubi-ubian dan produk olahannya untuk alternatif pangan non beras

a. Model kelembagaan unit usaha agroindustri

ubi-ubian pada Poktan/Gapoktan di perdesaan.

8 Hasil : Berkembangnya pemanfaatan paket paket teknologi

bioproses dan produk olahan tepung sebagai upaya penyediaan pangan alternatif non beras oleh pelaku agroindustri ubi-ubianpem

9 Prakiraan Manfaat : Dengan didapatkannya keluaran di atas, manfaat yang

dapat diterima adalah meningkatnya nilai tambah ubi-ubian lokal baik dalam bentuk segar maupun olahan. 10 Prakiraan Dampak : Dampak yang akan terjadi setelah manfaat terealisasi

adalah peningkatan efisiensi usaha agribisnis ubi-ubian Sumatera Utara, sekaligus pemanfaatan komoditas lokal umbi lainnya yang tersedia di lokasi kelompok tani.

11 Prosedur : Hasil kajian pada tahun 2014 belum menghasilkan

proses pembuatan tepung ubi-ubian dari ubi jalar yang optimal yang mengakibat produk olahan seperti roti dan mie kering belum begitu disukai panelist sebagai alternatif pangan non beras. Proses pembuatan tepung ubi jalar selain melalui cara fermentasi akan dilakukan juga dengan sistem blansing dan pengukusan. Pembuatan modul untuk pelatihan dan sosialisasi pembuatan tepung umbi-umbian dan produk olahannya. Pelatihan pembuatan tepung ubi-ubian dibuat dengan

(3)

cara fermentasi menggunakan starter BIMO-CF, bahan fermentasi lainnya seperti ragi tape dan ragi roti. Jenis umbi-umbian yang akan digunakan adalah ubi kayu dan ubi jalar varietas lokal yang ditanam masyarakat untuk konsumsi. Proses pembuatan tepung dapat dibuat dengan ketebalan irisan 2 mm dilanjutkan dengan proses fermentasi 24 jam, dipress, dijemur pada sinar matahari ataupun menggunakan pengering multiguna

sistem oven. Setelah pengeringan dilakukan

penepungan. Setelah penggilingan/penepungan

dilakukan penyaringan tepung dengan ayakan 80 mesh. Pengemasan tepung untuk tujuan penyimpanan dan pemasaran. Setelah pelatihan pembuatan tepung dilanjutkan dengan pembuatan produk olahannya seperti mie basah, mie kering, biskuit dan roti. Produk olahan yang dibuat dilakukan uji organoleptik 15 orang kelompok wanita tani, petani anggota kelompok tani sebagai panelis yang telah dilatih sebelumnya (semi terlatih). Untuk parameter rasa (7:sangat enak, 6:enak, 5:agak enak, 4 : netral; 3 : agak tidak enak; 2: tidak enak, 1:sangat tidak enak); untuk parameter tekstur (7:sangat lunak/lembut, 6:lembut, 5:agak lembut, ; 4 : netral; 3 : agak tidak lembut; 2:tidak lembut, 1:sangat tidak lembut); Untuk parameter aroma, warna dan penampilan (7: sangat suka, 6: suka, 5: agak suka, 4 : netral; 3 : agak tidak suka; 2:tidak suka, 1: sangat tidak suka). Pada roti dilakukan uji daya kembang. Pengamatan dilakukan terhadap kualitas dan rendemen tepung yang dihasilkan serta peningkatan pengetahuan petani anggota Poktan/Gapoktan melalui respons pada kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah pelatihan. Tabulasi data dari kuesioner dan analisis usaha pembuatan tepung dan produk olahannya.

Model kelembagaan yang akan diperoleh dengan menentukan lokasi kegiatan sebagai desa binaan untuk unit percontohan agroindustri tepung dan produk olahannya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan masukan terkait dengan model yang akan dihasilkan, dilakukan workshop agroindustri ubi-ubian dengan mengundang pelaku agroindustri, dinas terkait, tim pakar dan petani ubi kayu/ubi jalar anggota Poktan/Gapoktan kab. Simalungun.

(4)

SUMMARY

1 Title : Assessment for Optimalization of Root Crops Flour

Processing In Preparation of Non-Rice Food Alternative

2 Implementation

Unit : North Sumatra -Assessment Institute for Agricultural Technology (NS-AIAT)

3 Location : North Sumatera province

4 Agroecosystem : Upland Wet Climate

5 Status : Continued

6 Objectives :  To find out optimal processing of root crops flour and

its processed product in preparation of non-rice food alternative

 To increase the knowledge and skill of farmers from the member of farmer’s group by training and socialization of root crop flour processing and their processed product for utilization as non-rice food alternative

 To formulate institute model for root crops agroindustry unit in farmer’s group at the village level.

7 Output :  Optimal processing of root crops flour and its

processed product in preparation of non-rice food alternative

 Trained farmer for root crop flour processing and their processed product for utilization as non-rice food alternative

 The institute model for root crops agroindustry unit in farmer’s group at the village level.

8 Outcome : The development for utilization of technology package

of bioprocess and processed product on root crops flour in preparation of non-rice food alternative by root crop agroindustry

9 Expected Benefit : The increase of added value of local root crops even in

fresh and processed product.

10 Expected Impact : The increasing of efficiency in root crop agribusiness in

North Sumatera, and included the utilization of other root crops of farmer’s group.

11 Procedure : The result of the assessment on 2013 in order to obtain

sweet potatoes flour was still not optimal, therefore, the its processed product such as bread and wet noodle were not accepted by panelis as non-rice food alternatif. Aside by fermentation for processing of sweet potatoes flour will be carried out the processing by blanching and steaming system. Preparation of modul for training and socialization of root crop flour processing and their processed product. Training of cassava and sweet potatoes flour processed using starter BIMO-CF, yeast for tubers fermentation and instant yeast. Cassava and sweet potatoes used from local normally consummed by

(5)

farmer. Cassava and sweet potatoes sliced will be prepared in 2 mm for flour processing and the followed by fermentation process. Sun drying and multifunction dryer will be applied to dry fermented cassava and sweet potatoes slices. After drying the fermented cassava/sweet potatoes slices will be grinded and filtered using 80 mesh. After flour processing, then training for making of noodles (wet and dry), biscuit and bread. Evaluation for processed product will be done for organoleptic test according to mie noodles, biscuit and bread descriptive will be evaluated by 15-20 where trained farmers as panelist to evaluate the processed product such as for :taste, aroma and colour (5:very deligeous, 4: deligeous, 3: slightly deligeous, 2: not deligeous, 1: most undeligeous); for texture (5: very soft, 4:soft, 3:slightly soft, 2:not soft, 1: most unsoftly. For bread will be analyzed for dough development. Economic analyzes will be evaluated for benefit cost ratio (B/C ratio). Evaluation also will be done for quaLity and flour rendement and also the increase of farmer’s knowledge by quesioner preparation before and after which is due to trained received by farmers. Institute model that will be obtained by determining the location of activities as establishment village for model of flour and their product agroindustry. Therefore, in order to find out inputs related to model that will be constructed, workshop on root crops agroindustry will be conducted at Simalungun district and it will be attended by local government, stakeholders, expertise, and farmers.

Referensi

Dokumen terkait

Pengungkapan modal intelektual adalah pengungkapan tentang modal non-fisik atau modal tidak berwujud atau tidak kasat mata yang terkait dengan pengetahuan dan

Demikian berita acara penjelasan pekerjaan (aanwijzing) pengadaan penyedia barang/jasa konstruksi pembangunan selasar dan pagar Pada Badan Kepegawaian Negara Kantor

Sedangkan kami akan meningkatkan promosi dan memperbanyak persediaan spare part, sehingga diharapkan banyak konsumen yang puas akan servis kami, dengan harga mahasiswa..

Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model Quantum Teaching dapat meningkatkan

untuk menyelesaikan soal, sehingga menuliskan berbegai jenis pecahan. 1) Nilai pembilang dijumlahkan dan nilai penyebut juga dijumlahkan. 2) Nilai penyebut dijumlahkan

model pembelajaran kooperatif tipe TSTS yang dilakukan mulai dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa selama mengikuti

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Secara keseluruhan penelitian pengaruh variasi model latihan tembakan terhadap hasilfree throw pada peserta ekstrakrikuler Bolabasket di SMA Negeri 1 Driyorejo