• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Al-Quran dan Kitab Samawi Sebelumnya Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 24 hlm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Al-Quran dan Kitab Samawi Sebelumnya Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 24 hlm"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam terbitan (KDT) Al-Quran dan Kitab Samawi Sebelumnya

Penulis : Ahmad Sarwat, Lc.,MA 24 hlm

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang. Dilarang

mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Judul Buku

Al-Quran dan Kitab Samawi Sebelumnya

Penulis

Ahmad Sarwat, Lc. MA

Editor

Fatih

Setting & Lay Out

Fayyad & Fawwaz

Desain Cover

Faqih

Penerbit

Rumah Fiqih Publishing Jalan Karet Pedurenan no. 53 Kuningan

(4)
(5)

Daftar Isi

Daftar Isi... 5

Bab 1 : Kitab Samawi dan Non Samawi ... 7

Bab 2 : Nama Kitab Samawi dalam Al-Quran ... 8

1. Taurat ... 8

2. Injil ... 8

3. Zabur ... 9

4. Shuhuf Ibrahim dan Musa ... 9

Bab 3 : Persamaan Al-Quran dan Kitab Samawi .. 10

1. Sama-sama Firman Allah ... 10

2. Sama-sama Dibawa Jibril ... 10

3. Sama-sama Diturunkan Kepada Nabi ... 11

4. Al-Quran Membenarkan Keberadaan Kitab Samawi ... 11

D. Perbedaan Al-Quran dan Kitab Samawi ... 12

1. Kitab Yang Terakhir Turun ... 12

2. Untuk Seluruh Umat Manusia ... 14

3. Dijamin Kemurniannya ... 14

(6)

5. Dihafal Sejumlah Besar Muslim ... 16

6. Turun Dalam Bentuk Suara ... 17

7. Menghapus ... 20

8. Turunnya Berangsur-angsur ... 20

(7)

Bab 1 : Kitab Samawi dan Non Samawi

Istilah kitab-kitab samawi atau al-kutub

as-samawiyah (ةيوامسلا بتكلا) maksudnya adalah firman

Allah SWT yang diturunkan para nabi dan rasul untuk pedoman hidup umat manusia.

Lawan dari kitab samawi adalah kitab suci agama-agama non-samawi, seperti Tripitaka untuk agama Budda, Weda untuk agama Hindu, dan kitab suci agama Khonghucu adalah Wu Jing (五 經) (Kitab Suci yang Lima) dan Si Shu (Kitab Yang Empat) serta kitab Xiao Jing (Kitab Bakti).

Perbedaannya antara kitab samawi dan non-samawi adalah bahwa kitab non-samawi meski ada beberapa macam, namun diyakini semua berasal dari Allah SWT, yang merupakan kalam atau perkataan-Nya.

Sedangkan kitab suci non samawi, sebagiannya diyakini sebagai firman tuhan, namun sebagiannya bukan firman tetapi merupakan filsafat dan ajaran nenek moyang.

(8)

Bab 2 : Nama Kitab Samawi dalam Al-Quran

Al-Quran yang diyakini sebagai kitab samawi terakhir banyak menyebutkan keberadaan kitab samawi sebelumnya.

1. Taurat

Kata Taurat yang mengacu kepada nama kitab suci yang Allah SWT turunkan kepada Nabi Musa alaihissalam disebutkan dalam banyak ayat Al-Quran terulang-ulang hingga 16 kali.

Di antaranya pada Surat Ali Imran ayat 3, 48, 50, 65, dan 93. Juga pada Surat Al-Maidah ayat 43, 44, 46, 66, 68, dan 110. Dan juga termuat di beberapa surat lainnya yaitu Surat Al-Araf ayat 157, Surat At-Taubah ayat 111, surat Al-Fath ayat 29, surat Ash-Shaf ayat 6 dan surat Al-Jumuah ayat 5.

2. Injil

Sedangkan kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa alaihissalam juga hingga 12 kali disebutkan dalam Al-Quran.

Di antaranya pada surat Ali Imran ayat 3, 48, 65, surat Al-Maidah ayat 46, 47, 68, 110, surat Al-Araf

(9)

ayat 157, surat At-Taubah ayat 111, surat Al-Fath ayat 29 dan surat Al-Hadid ayat 27.

3. Zabur

Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud alaihissalam, disebutkan 3 kali dalam Al-Quran, yaitu surat An-Nisa’ ayat 55 dan ayat 163, serta dalam Surat Al-anbiya’ ayat 105.

4. Shuhuf Ibrahim dan Musa

Kadang Al-Quran menyebut kitab suci umat terdahulu dengan sebutan suhuf. Misalnya suhuf yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa, sebagaimana tertuang dalam ayat berikut :

ََٰلوُألْا ِفُحُّصلا يِفَل اَذََٰه َّنِإ

َٰىَسوُمَو َميِهاَرأ بِإ ِفُحُص

Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa (QS. Al-Ala : 18-19)

(10)

Bab 3 : Persamaan Al-Quran dan Kitab Samawi

Hubungan antara Al-Quran dengan kitab-kitab samawi sebelumnya seperti Taurat, Injil, Zabur dan lainnya adalah tentu sangat erat. Kesamaannya antara lain adalah :

1. Sama-sama Firman Allah

Kita sebagai muslim mengakui bahwa Zabur, Taurat dan Injil yang asli adalah perkataan atau firman Allah SWT yang nilainya di mata kita tetap sama-sama suci dan mulia.

Sebagai muslim kita menyakini bahwa salah satu sifat Allah SWT adalah kalam atau berkata-kata. Semua kitab suci itu tidak lain merupakan kata-kata Allah SWT.

2. Sama-sama Dibawa Jibril

Kita sebagai muslim juga mengimani bahwa Zabur, Taurat dan Injil itu dibawa turun oleh Malaikat Jibril alaihissalam. Dimana dalam rukun iman yang kedua kita mengenal nama-nama Malaikat, salah satunya yang paling tinggi dan mulia adalah Malaikat Jibril yang mana tugasnya adalah menurunkan wahyu dari langit.

(11)

3. Sama-sama Diturunkan Kepada Nabi

Semua kitab samawi kita imani sebagai aqidah bahwa telah diturunkan kepada para nabi dan rasul sebagai utusan Allah kepada umatnya.

4. Al-Quran Membenarkan Keberadaan Kitab Samawi

Salah satu fungsi Al-Quran justru untuk membenarkan dan mengakui keberadaan kitab-kitab suci samawi itu, sebagaimaan firman Allah SWT berikut ini :

َةاَرأوَّ تلا َلَزأ نَأَو ِهأيَدَي َأيَْب اَمِل اًقِ دَصُم ِ قَألِْبِ َباَتِكألا َكأيَلَع َلَّزَ ن

َليِأنِْألْاَو

Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, (QS. Ali Imran : 3)

Kita sendiri sebagai muslim mengenal adanya kitab-kitab samawi sebelumnya juga lewat Al-Quran. Salah satunya kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud alaihissalam.

اًروُبَز َدوُواَد اَنأ يَ تآَو

Dan Kami berikan Zabur kepada Daud. (QS. An-Nisa : 163)

(12)

D. Perbedaan Al-Quran dan Kitab Samawi

Namun antara Al-Quran dengan kitab-kitab

samawi sebelumnya juga punya beberapa

perbedaan mendasar, yang membuat Al-Quran menjadi unik dan paling berbeda. Di antaranya adalah :

1. Kitab Yang Terakhir Turun

Hal paling fundamental yang membedakan Al-Quran dengan semua kitab samawi sebelumnya adalah Al-Quran merupakan kitab suci terakhir yang turun ke muka bumi. Sedangkan kitab-kitab samawi yang turun pada umat terdahulu, umumnya didahului dengan turunnya kitab samawi dan diteruskan lagi dengan turunnya kitab yang lain.

Misalnya di kalangan Bani Israil yang cukup banyak diutus para nabi, mereka punya kitab Zabur yang turun kepada Nabi Daud. Mereka juga punya Taurat yang turun kepada Nabi Musa. Dan juga ada Injil yang Allah turunkan kepada Nabi Isa.

Jadi kitab-kitab samawi sebelum Al-Quran itu turun silih berganti, susul menyusul, satu sama lain berdekatan dan saling terkait.

(13)

Sementara Al-Quran seolah-olah turun terpisah dari kitab-kitab samawi yang lain. Jarak dari kitab samawi sebelumnya cukup lama, yaitu 600-an tahun. Dan setelah itu, maksudnya setelah Al-Quran turun, justru sama sekali tidak ada lagi wahyu yang turun ke muka bumi.

Setelah seluruh ayatnya turun dalam periode 23 tahun, maka sejak itu terputuslah seluruh wahyu samawi kepada umat manusia. Tugas Nabi Muhammad SAW sebagai penerima Al-Quran pun berakhir, tidak lama setelah wahyu terakhir turun. Hanya berselang waktu singkat, Beliau SAW pun dipanggil Allah SWT.

Kalau dihitung-hitung dari turun wahyu terakhir di tahun 10 hijriyah hingga sekarang ini kita di tengah abad 15 hijriyah, berarti sudah 1400 tahun-an tidak ada lagi wahyu samawi turun ke bumi.

Padahal sebelum Al-Quran turun, kitab suci terakhir adalah Injil yang dibawa oleh Nabi Isa alaihissalam. Jaraknya hanya terpuat 600-an tahun saja, sebab Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi utusan Allah di tahun 610 Masehi.

Masa 600 tahun inilah yang sering disebut-sebut dengan masa fatrah alias masa kekosongan, dimana umat manusia tidak lagi mendapat curahan wahyu samawi dari ufuk langit. Namun masa fatrah yang 600-an tahun itu belum ada apa-apanya dibandingkan dengan masa ‘fatrah’ yang kita alami. Kita tidak tahu tahun berapakah nanti terjadi hari kiamat. Anggaplah misalnya seratus tahun lagi, yaitu

(14)

tahun 1500 hijriyah, maka jelas ini masa kekosongan atau fatrahnya sangat lama.

2. Untuk Seluruh Umat Manusia

Perbedaan fundamental kedua antara Al-Quran dan kitab samawi sebelumnya sudah sedikit disebutkan, yaitu Al-Quran ini tidak diturunkan untuk umat tertentu saja, tetapi untuk seluruh umat manusia, hingga hari kiamat nanti.

Meski secara bahasa Al-Quran itu menggunakan bahasa Arab, namun bukan berarti hanya dikhususkan hanya untuk bahasa Arab. Sementara kitab-kitab samawi sebelumnya hanya diturunkan untuk satu kaum saja.

Kitab Taurat misalnya, hanya diperuntukkan kepada Nabi Musa alaihisalam dan kaum Yahudi saja. Bangsa-bangsa lain selain Yahudi tidak diberlakukan kepada mereka kitab Taurat, meski hidup di masa yang sama.

Begitu juga Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa alahissalam, hanya diperuntukkan kepada kaum Nasrani saja. Sedangkan bangsa lain yang bukan Nasrani, mereka tidak dibebankan untuk bersandar kepada Injil.

Adapun Al-Quran, meski awalnya turun di negeri Arab, dengan berbahasa Arab, namun diperuntukkan juga kepada bangsa-bangsa ajam alias non-arab.

3. Dijamin Kemurniannya

Perbedaan ketiga Al-Quran dibandingkan dengan kitab samawi sebelumnya adalah dijaminnya

(15)

kemurnian Al-Quran dan tetap akan terus ada sampai hari kiamat. Allah SWT menyatakan hal itu di dalam firman-Nya :

َنوُظِفاََلْ ُهَل َّنَِّإَو َرأكِ ذلا اَنألَّزَ ن ُنأَنَ َّنَِّإ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr : 9)

Bentuk penjagaan itu memang merupakan mukjizat Al-Quran tersendiri, meskipun sebenarnya secara teknis tetap bisa dijabarkan dengan cara yang logis.

4. Dibaca Berulang-Ulang Setiap Hari

Al-Quran itu selain kitab hidayah juga merupakan kitab ibadah, dimana kalau kita baca meski tidak paham artinya sudah merupakan sebuah ibadah tersendiri. Hadits Nabi SAW malah lebih menyemangati, bahwa tiap huruf yang dibawa itu diganjar dengan 10 kebaikan. Oleh karena itulah kita menyaksikan di seluruh dunia umat Islam membaca Al-Qurandi setiap saat dan semua kesempatan.

Di dalam shalat fardhu lima waktu, mereka membaca Al-Quran. Dalam shalat tarawih dan tahajjud, mereka pun membaca Al-Quran. Di luar shalat dalam hampir semua even, mereka membaca Quran. Dalam setiap hajatan, pasti ada tilawah Al-Quran. Acara ritual kenegaraan, biasanya diawali juga dengan tilawah Al-Quran. Hingga dalam duka cita karena kematian, Al-Quran terus menerus dibaca

(16)

dan didengungkan.

Dan kalau sudah bulan Ramadhan, semua sibuk membaca Al-Quran, bahkan menargetkan untuk bisa mengkhatamkannya berkali-kali. Bahkan bulan Ramadhan sendiri seringkali dinamakan dengan bulan Al-Quran.

Akibatnya, mana bisa Al-Quran itu hilang dari tengah umat Islam. Karena Al-Quran sudah menjadi bagian dari keislaman mereka. Islam itu adalah membaca Al-Quran.

Kalau kita bandingkan dengan kitab-kitab samawi yang lain seperti Taurat dan Injil, kita tidak menemukan fenomena semacam ini. Jangankah anak-anak yang tiap hari membaca, bahkan pendeta dan pastor serta tokoh-tokoh agama lain tidak punya aktifitas membaca kitab suci yang dibawa rutin tiap hari, kecuali hanya dibaca di hari-hari besar keagamaan.

5. Dihafal Sejumlah Besar Muslim

Dan yang menarik lagi, selain rutin dibaca oleh seluruh umat Islam, Al-Quran pun sudah jadi tradisi untuk dihafalkan. Sehingga ketika dalam shalat jamaah ada imam yang terlupa atau keliru membaca Al-Quran, sudah otomatis para makmum di belakang akan mengoreksi dan membetulkan bacaan sang imam.

Fenomena semacam ini tidak kita temukan di dalam agama-agama di luar Islam. Kitab suci mereka tidak pernah dihafalkan secara luar kepala, bahkan oleh para pemuka agama mereka sekalipun. Tradisi

(17)

menghafal kitab suci hanya ada di dalam agama Islam saja. Bahkan kanak-kanak usia 5 tahun, sudah bisa menghafal Al-Quran 30 juz, 114 surat dan 6.236 ayat.

Maka secara teori manalah mungkin Al-Quran itu hilang dari tengah umat Islam. Kalaupun umat Islam dijajah oleh bangsa asing dan semua mushaf dibakar tak bersisa, umat Islam akan tenang-tengang saja. Sebab mushaf boleh hilang dan dimusnhkan, tetapi hafalan di dalam hati tentu tidak akan pernah hilang.

Disanalah pernyataan Allah SWT tentang jaminan terpeliharanya Al-Quran itu benar-benar terjadi dan mudah kita pahami secara sederhana.

6. Turun Dalam Bentuk Suara

Dibandingkan dengan kitab samawi terdahulu yang banyak disebutkan turun dalam bentuk tulisan, teknis turunnya Al-Quran sama sekali tidak disebutkan dalam bentuk huruf atau tulisan. Wujud fisik Al-Quran itu ketika pertama kali diturunkan ke dunia ini berupa suara Malaikat Jibril alaihissalam yang menirukan suara aslinya dari Allah SWT.

Kemudian Nabi Muhammad SAW menerima suara itu dan masuk ke dalam lubuk hati Beliau, lalu

Beliau SAW mengulangi bacaan itu dan

memerintahkan para shahabat untuk

menuliskannya.

Sedangkan kitab samawi sebelum Al-Quran banyak disebut-sebut turun dalam bentuk tulisan, sebagaimana ayat berikut ini :

(18)

Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu.(QS. Al-Araf : 145)

اَهِتَخأسُن ِفَِو َحاَوألَألْا َذَخَأ ُبَضَغألا ىَسوُم أنَع َتَكَس اَّمَلَو

َنوُبَهأرَ ي أمِِ بَّرِل أمُه َنيِذَّلِل ٌةَأحَْرَو ىًدُه

Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya. (QS. Al-Araf : 154)

Bahkan di dalam Al-Quran diceritakan adegan bagaimana Musa melempar batu tertuliskan kalam suci itu.

َأ َناَبأضَغ ِهِمأوَ ق َلِإ ىَسوُم َعَجَر اَّمَلَو

اَمَسأئِب َلاَق اًفِس

ألا ىَقألَأَو أمُكِ بَر َرأمَأ أمُتألِجَعَأ يِدأعَ ب أنِم ِنِوُمُتأفَلَخ

َحاَوألَأ

َذَخَأَو

اوُداَكَو ِنِوُفَعأضَتأسا َمأوَقألا َّنِإ َّمُأ َنأبا َلاَق ِهأيَلِإ ُهُّرَُيَ ِهيِخَأ ِسأأَرِب

اَدأعَألْا َِبِ أتِمأشُت َلََف ِنَِنوُلُ تأقَ ي

َيِْمِلاَّظلا ِمأوَقألا َعَم ِنِألَعأَتَ َلََو َء

Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil

(19)

menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak

ibuku, sesungguhnya kaum ini telah

menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim" (QS. Al-Araf : 150)

Selain Nabi Musa juga ada shuhuf Nabi Ibrahim alaihissalam disebutkan dalam Al-Quran :

ىَسوُمَو َميِهاَرأ بِإ ِفُحُص

(yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa (QS. Al-Ala : 19)

Sedangkan untuk Nabi Muhammad SAW, Jibril tidak datang dengan membawa benda-benda tertentu bertuliskan ayat-ayat Al-Quran yang terukir. Sebab kalau sampai terjadi, maka akan bertentangan dengan keadaan Nabi Muhammad SAW yang disebut sebagai ummi, tidak membaca dan tidak menulis. Keummiyan Nabi Muhammad SAW ini terkonfirmasi di dalam beberapa ayat Al-Quran, antara lain :

ُتأكَم ُهَنوُدَِيَ يِذَّلا َّيِ مُألْا َِّبَِّنلا َلوُسَّرلا َنوُعِبَّتَ ي َنيِذَّلا

أمُهَدأنِع ًبِو

رَكأنُمألا ِنَع أمُهاَهأ نَ يَو ِفوُرأعَمألِبِ أمُهُرُمأَيَ ِليِأنِْألْاَو ِةاَرأوَّ تلا ِفِ

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka,

(20)

yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma´ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar. (QS. Al-Araf : 157)

7. Menghapus

Meskipun Al-Quran membenarkan semua kitab samawi yang turun sebelumnya, namun bersamaan dengan itu Al-Quran juga menghapus berlakunya hukum-hukum yang terdapat di dalam semua kitab samawi itu.

8. Turunnya Berangsur-angsur

Berbeda dengan kebanyakan kitab samawi yang diturunkan sekaligus, Al-Quran punya dua proses penurunan. Pertama, turun sekaligus ke langit dunia pada Lailatul Qadar. Kedua, turun ke dunia secara berangsur-angsur selama masa 23 tahun.

9. Bahasa Arab

Para ahli sejarah bahasa sepakat bahwa sebuah bahasa itu tumbuh, berkambang dan punah bersama dengan eksistensi sebuah peradaban. Sehingga bahasa-bahasa di dunia ini banyak yang dahulu pernah dipakai banyak orang, tetapi pada generasi berikutnya, sudah tidak ada lagi orang memakai bahasa itu, karena peradabannya telah berganti.

Namun para ahli sepakat bahwa bahasa Arab merupakan pengecualian. Tidak tidak hilang dari muka bumi meski telah berusia cukup tua. Ada sebagian kalangan yang menyebutkan bahwa bahasa Arab telah digunakan di zaman Nabi Ibrahim alaihissalam.

(21)

Bahkan ada yang mengatakan bahwa Nabi Adam

alaihissalam pun berbahasa Arab sewaktu

diturunkan ke muka bumi. Dasarnya, karena dalam salah satu hadits disebutkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa penghuni surga. Dan Adam itu penghuni surga sejak pertama kali diciptakan. Maka amat wajar dan masuk akal kalau ketika Adam diturunkan ke bumi, beliau masih menggunakan bahasa yang sebelumnya dipakai di dalam surga.

Lalu apa hubungannya bahasa Arab yang sudah berusia tua itu dengan pilihan bahasa Al-Quran

Penjelasannya begini, kalau seandainya Al-Quran diturunkan oleh Allah dengan bahasa Inggris, maka kemungkinan besar dua ratus tahun kemudian orang tidak ada lagi yang bisa memahaminya. Karena bahasa Inggris itu mengalami perubahan mendasar, seiring dengan perjalanan waktu.

Jangankan bahasa Inggris, bahasa Sansekerta yang dahulu menjadi bahasa nenek moyang kita, hari ini sudah punah. Tidak ada yang bisa memahaminya dengan sempurna, kecuali hanya ahli bahasa. Itu pun dengan asumsi-asumsi yang belum tentu benar.

Seandainya Patih Gajah Mada hidup kembali di abad 21 ini, maka tak seorang pun yang mampu berbicara dengannya, lantaran kendala bahasa.

Kendala bahasa inilah yang tidak terjadi pada Al-Quran. Meski sudah turun sejak 14 abad yang lalu, bahasa Arab masih dipakai oleh ratusan juta umat manusia di muka bumi. Sehingga bangsa-bangsa yang berbahasa Arab, pada hakikatnya sama sekali

(22)

tidak menemukan kesulitan untuk mengerti Al-Quran.

Salah satu kekuatan bahasa Arab adalah kekayaan kosa kata yang dimiliki. Meski bangsa Arab banyak yang tinggal di gurun pasir, namun bukan berarti mereka tertinggal dalam masalah seni dan budaya. Sebaliknya, justru orang-orang Arab yang tinggal di gurun itu punya kemampuan yang amat sempurna dalam mengungkapkan perasaannya lewat kata-kata.

Boleh dibilang mereka umumnya adalah pujangga yang pandai merangkai kata. Dan rahasia keindahan sastra Arab terletak pada jumlah kosa katanya yang nyaris tak ada batasnya.

Seorang ahli bahasa Arab pernah menjelaskan kepada Penulis, bahwa orang Arab punya 800 kosa kata yang berbeda untuk menyebut unta. Dan punya 200 kosa kata yang berbeda untuk menyebut anjing. Dengan perbendaharaan kata yang luas ini, Al-Quran mampu menjelaskan dan menggambarkan segala sesuatu dengan lincah, indah, dan kuat, tetapi maknanya tetap mendalam.

Bahasa yang lain bisa dengan mudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Dan begitu diterjemahkan, ternyata maknanya semakin kuat. Contohnya adalah semua kisah para Nabi dan umat terdahulu diceritakan kembali oleh Allah SWT di dalam Al-Quran dalam ungkapan bahasa Arab.

Sebaliknya, seorang penerjemah profesional dengan jam terbang yang tinggi masih saja sering

(23)

kebingungan untuk menterjemahkan berbagai ungkapan dalam bahasa Arab ke bahasa lain, dengan cara yang mudah dan rinci, tanpa harus kehilangan kekuatan maknanya.

Oleh karena itu, sesungguhnya kita tidak pernah bisa menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa lain, dengan tetap masih mendapatkan kekuatan maknanya. Selalu saja terasa ada kejanggalan dan kekurangan yang menganga ketika ayat-ayat Al-Quran diterjemahkan ke dalam bahasa lain.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui lebih jelas, maka penulis melakukan penelitian mengenai ”Pengaruh Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Laba Kotor PT Dirgantara Indonesia

Menurut Harahap (2006:297), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja diantaranya yakni penelitian yang dilakukan oleh (Masydzulhak et al.,

 deviden yang diumumkan  agio saham  modal sumbangan  laba ditahan  utang deviden  perusahaan perseorangan  persekutuan-akun modal Untuk memahami dengan baik

-mengobati SIHIR; ini ampuh sekali dan mujarrab, ambillah burung gagak biasa lalu bangkitkan dulu inti cell ghaibnya, setelah itu sembelihlah secara islami, kemudian ambil

Tahap ini bekerja ketika mobil menerobos pintu keluar, limit switch yang berada di sisi tengah memberikan masukan ke arduino untuk memberikan perintah ke relay dan mengaktifkan

Penginderaan jauh untuk mengekstrak data kualitas permukiman dengan hasil akurasi yang akurat, dibuktikan dengan nilai akurasi variabel kepadatan permukiman sebesar