• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Karep Sunaryo. Kata Kunci : Apresiasi, Seni lukis Nusantara, Metode Diskusi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Karep Sunaryo. Kata Kunci : Apresiasi, Seni lukis Nusantara, Metode Diskusi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 42 Meningkatkan Apresiasi Siswa Terhadap Karya Seni Lukis Nusantara dengan

Metode Diskusi. di Kelas IX-A Semester 2 pada SMP Negeri 1 Sine Tahun Pelajaran 2012-2013

Oleh : Karep Sunaryo ABSTRAK

Proses pembelajaran dapat berhasil atau tidaknya tergantung kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Guru merupakan salah satu pengantar keberhasilan dalam penyelenggaraan pembelajaran dan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Guru profesional akan selalu meningkatkan kinerjanya dan memperbaiki pembelajarannya, salah satunya dengan penggunaan model ataupun metode pembelajaran. Kompetensi siswa yang ditingkatkan melalui penelitian tindakan kelas ini adalah mengapresiasi karya seni lukis Nusantara dengan menggunakan metode diskusi sehingga diharapkan dengan metode tersebut kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya seni lukis Nusantara meningkat sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melakukan 2 siklus melalui tahapan: a) perencanaan (planning), b) pelaksanaan (action), c) pengumpulan data (observing), d) menganalisis data. Pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan beberapa teknik yaitu teknik observasi, teknik wawancara, dan tes skala sikap.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengggunaan metode diskusi terbukti dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya seni lukis Nusantara. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan proses pembelajaran pada siklus I dengan hasil rata-rata 60,94% dibanding sebelum tindakan. pada siklus II pun meningkat dengan hasil rata-rata 76,6% dan mendapat peningkatan sebesar 15,66%. Demikian juga aktivitas siswa pada siklus 1 dengan hasil persentase 60,71 % dan pada siklus 2 meningkat menjadi 78,6 % dengan peningkatan sebesar 17,89%. Adapun untuk hasil belajar siswa yang berupa tes skala sikap pada siklus I mendapat nilai dengan rata-rata ...% dan pada siklus II dengan rata-rata ...% dengan peningkatan ....%. Pada umumnya siswa merespon dengan baik penggunaan metode diskusi, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam mengapresiasu karya seni lukis Nusantara melalui metode diskusi pada pertemuan dan dari siklus I ke siklus berikutnya menunjukan kemajuan dan peningkatan.

Kata Kunci : Apresiasi, Seni lukis Nusantara, Metode Diskusi

PENDAHULUAN

Salah satu kompetensi siswa dalam seni budaya SMP adalah mengapresiasi karya seni lukis Nusantara. Seni budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa SMP Negeri 1 Sine. Mata pelajaran ini diberikan pada

semester satu dan dua, mulai dari kelas VII sampai kelas IX-A. Pendidikan seni budaya ini diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan keber manfaatan terhadap kebutuhan perkem bangan siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam

(2)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 43 bentuk kegiatan berekspresi / berkreasi

dan berapresiasi .

Kemampuan mengapresiasi karya seni lukis Nusantara merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa pada mata pelajaran seni budaya di SMP Negeri 1 Sine kelas IX-A, karena salah satu tujuan pendidikan seni budaya yaitu menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya.

Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multi kecerdasan. Kelompok mata pelajaran estetika ini dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresi asi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

Pendidikan seni budaya mencakup bidang seni rupa, musik, tari, dan teater yang memiliki kekhasan tersendiri sesuai dengan kaidah keilmu an masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam.

Berdasarkan masalah penelitian itu

dalam PTK ini peneliti merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan (question research) sebagai berikut: 1. bagaimana meningkatkan apresiasi

siswa terhadap karya seni lukis Nusantara dengan menggunakan metode diskusi?

2. Apakah penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan apresiasi siswa dalam karya seni lukis Nusantara?

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan apresiasi siswa dalam karya seni lukis Nusantara dengan menggunakan metode diskusi di kelas IX-A pada SMP Negeri 1 Sine.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis bagi siswa, guru, dan sekolah dalam upaya peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa, serta peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Manfaat bagi siswa: siswa menjadi lebih aktif serta nilai meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Bagi guru: bertambah wawasan, dapat berinovasi dalam menggunakan metode, juga menjadi guru popesional. Dan manfaat bagi pihak sekolah: untuk meningkatakan mutu pendidikan, memiliki pendidik yang propesional, serta menambah citra sekolah lebih baik.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Dengan metode diskusi kemampuan siswa terhadap mengapresiasi seni lukis meningkat.

2. Penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya seni lukis Nusantara.

(3)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 44 KAJIAN TEORI

Pengertian Apresiasi

Apresiasi berasal dari bahasa Inggris “appreciation” yang berarti penghargaan, penilaian, pengertian. Bentuk tersebut berasal dari kata kedua “to apreciate” yang berarti menghargai, menilai, dan mengerti. Menurut kamus Oxford “to apreciate” ini berarti to judge

value of understand or enjoyfully in the right way; dan menurut kamus Webstern

adalah to estimate the quality of, to

estimate rightly to be sensitevely aware of.

Apresiasi mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang diungkapkan pengarang. (Aminuddin, 1987).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia apresiasi adalah penilaian baik; penghargaan; misalnya –terhadap karya-karya sastra ataupun karya-karya seni.

Menurut Effendi (1973) Apresiasi adalah menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.

Apresiasi juga dapat diartikan kegiatan mengenali, menilai, dan menghargai bobot seni atau nilai seni. Biasanya apresiasi berupa hal yang positif tetapi juga bisa yang negatif. Sasaran utama dalam kegiatan apresiasi adalah nilai suatu karya seni. Secara umum kritik berarti mengamati, membandingkan, dan mempertimbang kan. Tetapi dalam memberikan apresiasi, tidak boleh mendasarkan pada suatu ikatan teman atau pemaksaan. Pemberian apresiasi harus

dengan setulus hati dan menurut penilaian aspek umum. Secara umum mengapresiasi adalah mengerti serta menyadari sepenuhnya, sehingga mampu menilai secara semestinya.

Dalam kaitannya dengan kesenian, apresiai berarti kegiatan mengartikan dan menyadari sepenuh nya seluk beluk karya seni serta menjadi sensitif terhadap gejala estetis dan artistik sehingga mampu menikmati dan menilai karya tersebut secara semestinya. Dalam mengapresiai, seorang penghayat sedang mencari pengalam estetis. Sehingga motivasi yang muncul adalah motivasi pengalaman estetis. Pengalaman estetis menurut Albert R. Candler adalah kepuasan kontemplatif atau kepuasan intuitif.

Tujuan pokok penyelenggaran apresiasi seni adalah menjadikan masyarakat "melek seni" sehingga dapat menerima seni sebagaimana mestinya. Dengan kata-kata yang lebih lengkap, apresiasi adalah kegiatan mencerap (menangkap dengan pancaindera), menanggapi, menghayati sampai kepada menilai sesuatu (dalam hal ini karya seni). Kegiatan apresiasi seni atau mengapresiasi karya seni dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami berbagai hasil seni dengan segala permasalahannya serta terjadi lebih peka akan nilai-nilai estetika yang terkandung di dalamnya. Hal ini ditegaskan oleh Soedarso (1990) bahwa apresiasi adalah: “Mengerti dan menyadari sepenuhnya seluk-beluk sesuatu hasil seni serta menjadi sensitif terhadap segi-segi estetiknya sehingga mampu menikmati dan menilai karya tersebut dengan semestinya.” Sementara itu Rollo May (Alisyahbana, 1983)

(4)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 45 menambahkan bahwa berapresi asi

terhadap suatu kreasi baru atau hasil seni juga merupakan suatu tindakan kreatif.

Dimensi Apresiasi

Kegiatan apresiasi merupakan suatu kegiatan yang kompleks. Hal ini dapat dikaji dari berbagai dimensi. Menurut Osborn (1970) bahwa apresiasi sebagai suatu sikap attitudes), apresiasi sebagai suatu aksi (actions)

a. Apresisi sebagai Sikap

Apresiasi seni sering didefiniskan dalam istilah kebiasaan (habits) dan suatu keahlian (skills), tetapi definisi apresiasi secara lengkap seharusnya mengandung suatu sikap atau perasaan tentang seni yang membawa individu kepada sesuatu atau pengalaman dengan seni. Harold Osborne meyakini bahwa apresiasi dapat mengembangkan kebiasaan mental berupa perhatian (attention) dan ketertarikan

(interest) secara bersama-sama membawanya pada keahlian yang dituntut dalam kemampuann untuk diperlihatkan dalam nuansa yang berbeda.

Pengembangan pengetahuan dan pengalaman diperlukan untuk memperkaya tujuan apresiasi yang meliputi respek untuk para ahli, penilaian produk yang dihasilkan oleh kemampuan para ahli, perasaan/ pemahaman mengenai -”emotions function cognitively”- untuk aturan yang dimainkan oleh seni rupa dalam kebudayaan manusia, dan rasa toreransi bagi perbedaan orang-orang, kelompok, budaya, gambar dan objek/benda.

Oleh karena itu, apresiator pemula memerlukan waktu dan berusaha meningkatkan keterampilan dalam menilai

dan mengetahui tentang seni secara menyeluruh. Para apresiator membawa orang baru untuk menjadi seorang ahli dalam menanggapi karya seni dan menjadi ahli untuk meneliti karya seni.

b. Apresiasi sebagai suatu prilaku (action)

Perkembangan mental dapat dilatih melalui studi apresiasi seni yang meliputi: memusatkan perhatian, mengenal perbedaan, pemahaman kontekstual dan penilaian. Guru juga diharapkan aktif dalam mengapresiasi dan keterlibatanya dalam kehidupan seni. Mereka yakin bahwa struktur pengalaman dalam kelas melayaninya sebagai model seni yang dapat dikembangkan pada masa datang. Selanjutnya, hal yang mungkin dipadukan dalam menanggapi seni melalui kegiatan membacanya, mengumpulkan karya, dan ekspresi sosial adalah dengan sikap positif dan partisipasi. Keterampilan apresiasi seni telah dikembangkan dan dimulai atas dasar pengetahuan, apresiator baru yang menemukan penguatan dalam melakukan aktivitas apresiasi. Apresiasi seni ini berlangsung alamiah dalam interaksi, rekonstruksi, dan keberlang sungannya. Seni Lukis Nusantara

Achdiat Kartamiharja berpenda pat bahwa seni adalah aktivitas rohani manusia yang merefleksikan realitas ke dalam suatu karya.

Ki Hajar Dewantara mengemuka kan pendapatnya, seni adalah perbuatan manusia yang timbul dari perasan dan bersifat indah sehingga mampu menggerakkan jiwa dan perasaan.

Thomas Munro berpendapat bahwa seni adalah alat buatan manusia untuk

(5)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 46 menimbulkan efek-efek psikologis atas

manusia lain yang melihatnya. efek-efek tersebut mencakup segala tanggapan yang berwujud pengamatan, pengenalan, imajinasi, baik yang rasioanal maupun yang irasional.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seni merupakan hasil ciptaan manusia yang mengandung unsur keindahan. Karena Betapa pun indahnya suatu benda, kalau bukan hasil karya manusia, maka tidak disebut karya seni. Begitu juga meskipun buatan manusia kalau tidak mengandung unsur keindaha tidak disebut karya seni pula.

Pengelompokan seni menurut media dibagi menjadi seni suara, seni rupa, seni sastra, seni tari ,dan seni teater. Salah satu contoh seni rupa adalah lukisan. Karya seni yang dihasilkan manusia tidak semata-mata untuk keindahan saja, tetapi beberapa diantaranya dibuat untuk digunakan sebagai kebutuhan atau kelengkapan hidup. Sehingga karya seni dibedakan menjadi karya seni rupa murni dan karya seni rupa terapan.

Seni rupa di tiap daerah memiliki kekhasan atau keunikan masing-masing. Keunikan kesenian daerah yang berjenis seni rupa dapat dilihat dari tema, gaya atau corak, teknik serta bahan dan bentuk karya seni tersebut. Bentuk karya seni rupa setiap daerah tidak sama, semua mempunyai ciri khas yang berbeda dengan daerah lain. Hal ini dikarenakan karya seni rupa yang dihasilkan merupakan bentuk pengolahan gagasan, teknik, media maupun keahlian dari masyarakat yang membuatnya

Seni nusantara adalah beragam bentuk kesenian yang tumbuh dan

berkembang di masing-masing daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Ragam bentuk kesenian nusantara tumbuh sebagai hasil olah budaya masyarakat yang hidup di suatu wilayah sesuai dengan adat istiadat dan kondisi lingkungannya. Dari sekian banyak bentuk kesenian yang berkembang, salah satunya adalah bentuk karya seni rupa.

Seni lukis adalah salah satu cabang dari seni rupa. Dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari menggambar.

Dalam buku yudhistira kelas VII dijelaskan bahwa seni lukis yaitu karya seni yang dibuat dengan proses melukis. Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu. Medium lukisan bisa berbentuk apa saja, seperti kanvas, kertas, papan, dan bahkan film di dalam fotografi bisa dianggap sebagai media lukisan. Alat yang digunakan juga bisa bermacam-macam, dengan syarat bisa memberikan imajinasi tertentu kepada media yang digunakan.

Karya seni lukis muncul sejak zaman prasejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya lukisan pada dinding gua di leang-leang Sulawesi Selatan. Lukisan tersebut sebagai media ekspresi dan sekaligus media permohonan sehingga bentuk yang dilukis berupa simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.

Seni lukis yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dijumpai di berbagai daerah, seperti seni lukis kaca dari cirebon, seni lukis sukaraja Banyumas, seni lukis dari Bali dan seni lukis Papua.

(6)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 47 Siswandi ( 2007;3 )

Meskipun bentuknya sangat beragam, kita dapat menikmati keindahan dari beragam bentuk karya seni rupa daerah tersebut. Karena seni mempunyai beberapa sifat sebagai berikut:

a. Kreatif

Kemampuan untukmengubah atau membuat sesuatu yang belum pernah ada.

b. Individu/kelompok

Ciri khas yang melekat pada sebuah karya yang membedakannya dengan hasil karya orang lain atau kelompok masyarakat lain.

c. Perasaan

Penciptaan seni selalu melibatkan emosi, ekspresi dan perasaan.

d. Abadi

Keindahan atau kesan yang disampaikan si pencipta karya akan diterima oleh orang yang melihat atau mendengarnya. Hal ini akan bertahan dalam waktu yang lama tergantung pada keindahan yang dihasilkan. e. Umum

Tidak mengenal batasan wilayah. Seni dapat diterima secara umum oleh segala bangsa, bahasa berlaku sepanjang waktu.

Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinila imenunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.

Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau problem dimana para peserta diskusi dengan jujur berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.. Jika metoda ini dikelola dengan baik, antusiasme siswa untuk terlibat dalam forum inis angat tinggi.

Tatacaranya adalah sebagai berikut: harus ada pimpinan diskusi,topi yang menjadi bahan diskusi harus jelas dan menarik, peserta diskusi dapat menerima dan memberi,dan suasanad iskusi tanpa tekanan.

Diskusi sebagai metode pembelajaran lebih cocok dan diperlukan apabila guru hendak:

a. Memanfaatkan berbagai kemampu an yang ada pada siswa

b. Memberikesempatan pada siswa untuk mengeluarkan kemampuan nya c. Mendapatkan balikan dari siswa

apakah tujuan telah tercapai

d. Membantu siswa belajar berpikir secara kritis

e. Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-teman

f. Membantu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah sendiri maupun dari pelajaran sekolah

g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut

Penggunaan metode diskusi dapat dilakukan dengan langkah-langkah: a. Membagi siswa menjadi 3 kelompok b. Membuat struktur kelompok

(7)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 48 c. Membagi-bagi tugas dalam diskusi

d. Merangsang seluruh peserta untuk berpartisipasi

e. Mencatat ide-ide dan saran-saran yangn penting

f. Menghargai setiap pendapatyang diajukan peserta

g. Menciptakan situasi yang menyenangkan

h. Membuat hasil-hasil / kesimpulan dari diskusi

i. Membacakan kembali hasilnya utuk diadakan koreksi sepenuhnya.

j. Membuat penilaian terhadap pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan datang

METODE PENELITIAN Setting dan Objek Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada upaya guru untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap karya seni lukis Nusantara pada siswa kelas IX-A di SMP Negeri 1 Sine dengan menggunakan metode diskusi. Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode tersebut terhadap apresiasi siswa dalam seni lukis Nusantara, sehingga diharapkan apresiasi siswa terhadap karya seni lukis Nusantara semakin meningkat.

Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan pada semester 1 (satu) tahun pelajaran 2012-2013 dengan menggunakan 2 (dua) siklus, siklus pertama akan dilaksanakan pada hari senin tanggal 5 November 2012 dan siklus ke-dua pada hari senin tanggal 12 November 2012.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tindakan ini adalah SMP Negeri 1 Sine, yang beralamatkan di Jalan Raya Sine No. 01, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksankan pada: Bulan Pebruari 2013 s/d Mei 2013

Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sine pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX-A tahun pelajaran 2012-2013 yang berjumlah 36 siswa, yang terdiri 24 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

Metode yang digunakan

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) atau biasa disingkat dengan PTK, dengan menggunakan siklus berulang. Adapun digunakannya model PTK sebab Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis kelas atau sekolah untuk melakukan pemecahan berbagai permasalahan yang digunakan dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan (Tim Pelatih Proyek PGSM, 1999:1-2).

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan beberapa teknik yaitu teknik observasi, teknik wawancara, dan tes skala sikap. Adapun jenis instrumen yag digunakan berupa lemabar pengamatan, panduan wawancara, dan tes instrumen skala sikap.

(8)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 49 Teknik Analisa Data

Data yang diperoleh dalam penelitian antara lain data observasi dan data hasil belajar siswa dalam mengapresiasi karya lukis Nusantara. Dari data-data tersebut, data yang dipakai untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah melalui tes skala sikap dan data yang digunakan untuk mengetahui penggunaan metode diskusi adalah dengan lembar pengamatan, sedangkan data-data lainnya digunakan sebagai penunjang dalam pengolahan data.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Dalam kegiatan pelaksanaan penelitian, diberi tindakan berupa diterapkannya metode diskusi dalam dua siklus pembelajaran. Pada setiap siklus pembelajaran, dilakukan observasi proses pembelajaran oleh guru, observasi keaktifan siswa dan tes hasil belajar siswa berupa tes skala sikap. Kemudian hasil dari observasi tersebut ditindaklanjuti dengan melakukan analisis dan refleksi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan baik guru maupun siswa pada setiap siklus pembelajaran. Hasil dari analisis dan refleksi tersebut dijadikan pegangan dan masukan untuk melakukan pemberian tindakan pada siklus berikutnya. Selama proses pembelajaran berlangsung, terdapat 1 orang observer yang bertugas untuk melihat keaktifan siswa, dan mengobservasi keterlaksanaan metode diskusi yang dilakukan oleh guru.

Dari kegiatan pelaksanaan penelitian ini didapatkan beberapa data, antara lain:

data observasi proses pembelajaran oleh guru, data observasi keaktifan siswa dan data hasil tes skala sikap siswa. Data-data ini kemudian diolah untuk mengetahui beberapa hal, yaitu: keterlaksanaan metode diskusi dalam pembelajaran mengapresiasi seni lukis Nusantara, aktifitas siswa dalam pembelajaran dan hasil tes belajar. Berikut ini dipaparkan hasil data yang diperoleh dari kegiatan pelaksanaan penelitian untuk setiap siklus pembelajaran.

Hasil Penelitian Pada Siklus I

Pembelajaran siklus 1 dilaksana kan pada hari senin tanggal 5 November tahun 2012, berdasarkan tahapan perencanaan dan pelaksanaan yang telah disusun, yang meliputi :

a. Identifkasi masalah dan penyebabnya berdasarkan hasil studi awal

b. Membuat silabus pembelajaran c. Membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran dengan metode diskusi d. Membuat Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

e. Mempersiapkan sumber dan bahan untuk terselenggaranya proses pembelajaran.

Pelaksanaan tindakan dilakukan menggunakan metode diskusi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Siswa dibagi dalam 3 kelompok yang terdiri dari 4 anggota, setiap siswa / anggota kelompok yang

heterogen.

b. Guru membagi-bagi tugas dalam diskusi.

c. Guru merangsang seluruh siswa untuk berpartisipasi.

(9)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 50 d. Mencatat ide-ide dan saran-saran yang

penting

e. Menghargai setiap pendapatyang diajukan peserta

f. Menciptakan situasi yang menyenangkan

g. Setiap kelompok dituntun untuk membuat kesimpulan.

h. Membacakan kembali hasilnya untuk diadakan koreksi sepenuhnya.

i. Membuat penilaian terhadap

pelaksanaan diskusi tersebut untuk dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada diskusi-diskusi yang akan datang.

Pengamatan dilakukan oleh observer pada waktu bersamaan saat peneliti melakukan tindakan untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap

seni lukis Nusantara pada materi Mengapresiasi karya seni lukis Nusantara dengan menggunakan metode diskusi.

Berdasarkan hasil pengamatan dan tes yang dilakuakan pada akhir siklus I, diperoleh dan ditemukan data tentang: a) gambaran proses pembelajaran SBK; b) gambaran aktivitas siswa ; serta c) gambaran hasil belajar siswa pada materi mengapresiasi karya seni lukis Nusantara di kelas IX-A pada SMP Negeri 1 Sine dengan memggunakan metode diskusi, sebagaimana disajikan sebagai berikut. Gambaran proses pembelajaran

Gambaran proses pembelajaran Pendidikan Seni Budaya pada materi Mengapresiasi karya seni lukis Nusantara dengan menggunakan metode diskusi.

Tabel 1 Gambaran proses pembelajaran (pada siklus I)

Aspek yang diamati

Skor

1 2 3 4

1 Persiapan KBM (pengecekan kelas,

apersepsi, motivasi)

2 Penjelasan materi :

a. Membimbing siswa mengarahkan materi

b. Meluruskan jawaban siswa yang salah

b. Membimbing siswa menarik kesimpulan

3 Teknik Pembagian Kelompok

a. Pembagian kelompok berdasarkan keragaman gender

b. Pembagian kelompok berdasarkan keragaman kemampuan akademik

4 Pengelolaan Kegiatan Diskusi

a. Guru menegur siswa yang ngobrol b. Suasana kelas rebut

c. Suasana kelas sangat menyenangkan b. Siswa aktif bertanya

5 Memberikan Penghargaan Individu atau Kelompok

6 Mengatur waktu

(10)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 51 Kelompok 8 Pelaksanaan evaluasi 9 Menyimpulkan/merangkum Materi 10 Menutup KBM JUMLAH 21 18 Skor total 39 Skor maksimum 64 Rata-rata 60,94 Kriteria Baik

Sumber: data hasil observasi siklus 1

Keterangan Nilai Kriteria

4 = sangat baik 76 – 100 Sangat baik

3 = baik 51 – 75 Baik

2 = cukup 26 – 50 Cukup

1 = kurang 0 – 25 kurang

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 1 di atas, menunjukan bahwa pembelajaran SBK pada materi mengapresiasi karya seni lukis Nusantara di kelas IX-A pada SMP Negeri 1 Sine dengan menggunakan metode diskusi, sudah menunjukkan peningkatan dari proses belajar mengajar sebelumnya. Namun berdasarkan pengamatan masih perlu adanya perbaikan terutama dalam mengelola diskusi, mengatur waktu, memberikan penghargaan kepada siswa juga membimbing siswa dalam mengarahkan materi dan menarik kesimpulan.Oleh karena itu, peneliti akan mencoba memperbaiki dan meningkatkan kelemahan-kelemahan tersebut dalam proses pembelajaran pada siklus berikutnya.

Gambaran aktifitas siswa

Untuk melihat aktifitas siswa pada pembelajaran siklus I, dapat dilihat dari hasil analisis terhadap data observasi keaktifan siswa. Hasil analisis dan

pengolahan data observasi aktifitas siswa pada pembelajaran siklus I, menunjukan bahwa aktivitas siswa pada pembelajaran SBK dalam mengapresiasi karya seni lukis Nusanatara di kelas IX-A pada SMP Negeri 1 Sine dengan menggunakan metode diskusi, menunjukkan peningkatan dari proses belajar mengajar sebelumnya. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran.Hal ini ditunjukan dengan percapaian rata-rata sebesar 63,5 atau pada kategori baik.

Namun meskipun telah mengalami adanya peningkatan, aktivitas siswa masih belum optimal. Hal ini terlihat pada indikator-indikator aktivitas siswa yang masih kurang, diantaranya siswa masih kurang dalam merespon pertanyaan, menghargai pendapat siswa lain, kemampuan menyimpulkan dan mengemukakan pendapat. Oleh karena itu, peneliti akan mencoba memperbaiki dan meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus berikutnya.

(11)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 52 Gambaraan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran Pendidikan Seni Budaya pada materi mengapresiasi karya seni lukis Nuasantara dengan menggunakan metode diskusi, menunjukan bahwa hasil tes skala sikap siswa pada pembelajaran SBK pada materi mengapresiasi karya seni lukis Nusantara di kelas IX-A pada SMP Negeri 1 Sine dengan menggunakan metode diskusi, pada Siklus I menunjukkan peningkatan. Hal ini ditunjukan dengan percapaian rata-rata sebesar 57,5, atau pada kategori baik. Namun meskipun hasil tes skala sikap telah mengalami adanya peningkatan, hasil tes skala sikap siswa pada pembelajaran ini masih belum optimal. Hal ini terlihat pada indikator-indikator tes skala sikap siswa yang masih kurang, diantaranya siswa menganggap melukis sangat membosankan, sehingga mereka kurang memiliki media untuk melukis.

Oleh karena itu, peneliti akan mencoba melakukan perencanaan dan pelaksanaan ulang untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil tes siswa dalam pembelajaran tersebut pada siklus berikutnya.

Gambaran Responden (wawancara) siswa dalam siklus 1

Salah satu siswa di tanya atau di wawancara tentang pembelajaran Seni lukis Nusantara dengan menggunakan metode diskusi pada materi Mengapresiasi karya seni lukis Nusantara, adapun hasil dari wawancara dengan salah satu siswa sebagaimana di bawah ini.

1. Bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran mengapresiasi karya seni lukis Nusantara?

2. cukup menarik dan membuat saya tahu tentang corak- corak seni lukis Nusantara

3. Apakah anda senang belajar dengan menggunakan metode diskusi?

4. Senang, karena saya bisa mengemukakan pendapat saya. 5. Apakah dengan metode diskusi

membantu memahami materi pembelajaran?

6. ya, karena dengan metode tersebut saya bisa aktif sehingga tidak menjenuhkan.

7. Sumber: Hasil wawancara dengan siswa pada siklus 1

Hasil wawancara dengan salah satu siswa ternyata pembelajaran dengan metode diskusi sangat menyenangkan dan membantu memahami materi pembelajaran, karena dengan metode diskusi siswa dapat aktif dan bisa mengeluarkan pendapatnya. Namun pada siklus I ini masih ada kesulitan dalam pemahaman yang harus dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Hasil Penelitian Pada Siklus II

Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 November 2012, berdasarkan tahapan perencanaan dan pelaksanaan yang telah disusun, Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini jumlah siswa yang ada sebanyak 12 siswa. Pokok bahasan pada materi pembelajaran siklus II adalah mengapresiasi karya seni lukis Nusantara. Pada Siklus II ini peneliti lebih memfokuskan pada motifasi kepada siswa dan menjelaskan kembali macam-macam

(12)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 53 corak seni lukis Nusantara, sehingga

mereka lebih paham tentang seni lukis Nusantara.

Berdasarkan hasil pengamatan dan tes yang dilakuakan pada akhir siklus II, diperoleh dan ditemukan data tentang: a) gambaran proses pembelajaran SBK; b) gambaran aktivitas siswa pada siklus II ; serta c) gambaran hasil belajar siswa berupa tes skala sikap pada materi mengapresiasi karya seni lukis Nusantara.

di kelas IX-A pada SMP Negeri 1 Sine dengan memggunakan metode diskusi, sebagaimana disajikan sebagai berikut. Gambaran proses pembelajaran

Gambaran proses pembelajaran Pendidikan Seni Budaya pada materi mengapresiasi karya seni lukis Nusantara. dengan menggunakan metode diskusi pada siklus II, sebagaimana disajikan pada Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 2. Gambaran proses pembelajaran (pada siklus II)

No Aspek yang diamati Skor

4 3 2 1

1 Persiapan KBM (pengecekan kelas, apersepsi, motivasi) √ 2 Penjelasan materi

a. Membimbing siswa mengarahkan materi √ b. Meluruskan jawaban siswa yang salah

c. Membimbing siswa menarik kesimpulan √ 3 Teknik Pembagian Kelompok

a. Pembagian kelompok berdasarkan keragaman gender

b. Pembagian kelompok berdasarkan keragaman

kemampuan akademik √

4 Pengelolaan Kegiatan Diskusi

a. Guru menegur siswa yang ngobrol √

b. Suasana kelas ribut √

c. Suasana kelas sangat menyenangkan √

d. Siswa aktif bertanya √

5 Memberikan Penghargaan Individu atau Kelompok √

6 Mengatur waktu √

7 Menentukan Nilai individu dan Kelompok √

8 Pelaksanaan evaluasi √ 9 Menyimpulkan/merangkum Materi √ 10 Menutup KBM √ Jumlah 8 39 2 Skor total 49 Skor maksimum 64 Rata-rata 76,6

Kriteria Sangat Baik

Sumber: data hasil observasi siklus II

Keterangan Nilai Kriteria

4= sangat baik 76 – 100 Sangat baik

3 = baik 51 – 75 Baik

2 = cukup 26 – 50 Cukup

(13)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 54 Tabel di atas merupakan hasil

skor aktivitas guru dalam proses pembelajaran yang di observasi oleh guru yang lain pada siklus 1 dengan hasil prosentase 60,94% dan pada siklus 2 meningkat menjadi 76,6% dengan peningkatan sebesar 15,66%. 50

Gambaran aktivitas siswa

Untuk melihat aktifitas siswa pada pembelajaran siklus II, dapat dilihat dari hasil analisis terhadap data observasi keaktifan siswa. Hasil analisis dan pengolahan data observasi aktifitas siswa pada pembelajaran siklus II, Adapun hasil tes siklus1 sebesar

57,5% dan siklus 2 sebesar 77,1% dengan peningkatan sebesar 19,6%.

Berdasarkan refleksi di atas, ternyata proses pembelajaran menggunakan metode diskusi dapat meningkatkan hasil pembelajaran dan terbukti sudah mendapatkan hasil yang baik meskipun belum maksimal. Sebagaimana menurut Gulo (2002), ia mengemukakan bahwa metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi antara peserta didik. Tujuannya ialah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, disamping untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama. Dan peneliti mengakhiri penelitiannya pada siklus 2.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penggunaan metode diskusi pada materi mengapresiasi karya

seni lukis Nusantara, peneliti menyimpulkan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran pada materi mengapresiasi karya seni lukis Nusantara dengan menggunakan metode diskusi terbukti meningkat, hal ini dibuktikan dengan peningkatan proses pembelajaran pada siklus I dengan hasil rata-rata 60,94% dibanding sebelum tindakan. pada siklus II pun meningkat dengan hasil rata-rata 76,6% dan mendapat peningkatan sebesar 15,66%.

Demikan pula aktivitas siswa dalam pembelajaran mengapresiasi karya seni lukis Nusantara dengan menggunakan metode diskusi terbukti meningkat, hal ini dibuktikan dengan peningkatan aktivitas siswa pada siklus 1 dengan hasil persentase 63,5 % dan pada siklus 2 meningkat menjadi 78,8 % dengan peningkatan sebesar 15,3 %.

2. Penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan hasil balajar siswa terhadap mengapresiasi karya seni lukis Nusantara yang dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang berupa tes skala sikap pada siklus I dengan rata-rata 57,5 % dan pada siklus II dengan rata-rata 77,1 % atau mendapat peningkatan 19,6%.

SARAN

Berdasarkan temuan - temuan dari kelemahan-kelamahan dan kelebihan-kelebihan penelitian ini penulis sampaikan saran sebagaiberikut :

1. Diharapkan guru mencoba menerapkan metode diskusi pada

(14)

JIPE Vol II No. 1 Edisi Maret 2017 /p- ISSN 2503-2542 e-ISSN 2503-2550 55 pembelajaran Seni rupa pada konsep

lain dan juga pada pembelajaran pelajaran yang lain.

2. Diharapkan para guru untuk menyempurnakan penggunaan metode diskusi untuk meningkat

kan hasil belajar siswa.

3. Diharapkanpara guru mengembang kan model-model pembelajaran yang bervariasi yang sesuai dengan prinsip paikem.

4. Diharapkan pihak sekolah mening katkan dan mengembangkan kinerja propesionalisme guru melalui kegiatan MGMP dan workshop tentang penggunaan metode ataupun model-model pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2006). Lampiran PP.no.22

Tentang Standar isi: Depdiknas.

Hamalik Oemar, (1998). Teori Hasil

Belajar. Jakarta : Grasindo.

Nasih,A.M. (2009). Metode dan Teknik

Pembelajaran pendidikan Agam Islam Bandung : PT Refika

Aditama.

Hopkins. D, (2007). Penelitian Tindakan

Kelas (PTK)

Siswandi. (2007). Pendidikan Seni Budaya

Kelas !X Jakarta : Yudhistira

Siswandi. (2007). Pendidikan Seni Budaya

Gambar

Tabel 1 Gambaran proses pembelajaran (pada siklus I)
Tabel 2. Gambaran proses pembelajaran (pada siklus II)

Referensi

Dokumen terkait

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN TAKTIS DENGAN PEER TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PERMAINAN SOFTBALL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Produktifitas Kerja Guru PAI di MTs Se KKM 1 Ciparay Kabupaten Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran supervisi akademik kepala sekolah dan iklim sekolah terhadap produktifitas kerja guru PAI di MTs Se KKM 1

Masalah yang ada pada kegiatan pramuka ialah tidak fokusnya para anggota pramuka dalam menyimak materi yang diberikan oleh Pembina karena dilakukan secara satu arah yaitu

Metode yang digunakan untuk pembuatan media pembelajaran yaitu yaitu memahami cara kerja sistem power window dan central lock meliputi rangkaian power window dan central

Sebanyak 59% responden menyatakan setuju pada pertanyaan perusahaan memberikan kompensasi sesuai dengan pekerjaan yang saya lakukan, hal tersebut menunjukan bahwa

EVALUASI PRAKTIK PROFESI LUASI PRAKTIK PROFESIONAL ONAL STA STAF MEDIS DALAM A F MEDIS DALAM AKREDITASI BARU KREDITASI BARUI. Standar

Sebuah sistem mengenai suatu ilmu pengetahuan atau seni serta proses mengenai perencaanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,penyaluran dan pemeliharaan