• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENUGASAN PERSONAL POLRI MENJADI PENGAJAR PENDIDIKAN KEPOLISIAN BERDASARKAN UU NO 2 TAHUN 2002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PENUGASAN PERSONAL POLRI MENJADI PENGAJAR PENDIDIKAN KEPOLISIAN BERDASARKAN UU NO 2 TAHUN 2002"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PENUGASAN PERSONAL POLRI MENJADI PENGAJAR PENDIDIKAN

KEPOLISIAN BERDASARKAN UU NO 2 TAHUN 2002

A. Susunan dan Kedudukan Kepolisian Republik Indonesia

Susunan dan Kedudukan POLRI adalah lembaga negara non departemen

yang berperan dalampemeliharaan keamanan, dipimpin seorang Kapolri dan

berkedudukan langsung di bawahPresiden.Pelaksanaan kegiatan operasional dan

pembinaan kemampuan POLRIdilaksanakan oleh seluruh fungsi POLRI secara

berjenjang mulai dari tingkat pusatsampai tingkat daerah yang terendah yaitu Pos

Polisi.Untuk tanggung jawab ataspelaksanaan tugas dan wewenang POLRI secara

hierarki dimulai dari tingkat palingbawah ke tingkat pusat yaitu Kapolri,

selanjutnya Kapolri mempertangungjawabkannyakepada Presiden Republik

Indonesia (Presiden RI). Hal itu dikarenakan berdasarkanketentuan Pasal 11 ayat

(1) UU Kepolisian diatur bahwa Kapolri diangkat dandiberhentikan oleh Presiden

dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat RepublikIndonesia (DPR

RI).Berdasarkan ketentuan Pasal 7 UU Kepolisian maka dibentuk Peraturan

PresidenNomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Kepolisian NegaraRepublik Indonesia. Organisasi POLRI terdiri dari Mabes

POLRI, POLDA, POLRES,dan POLSEK. Susunan struktur organisasi Mabes

POLRI adalah:35

35

Kepolisian Negara Rebulik Indonesia, Struktur Organisasi Kepolisian Negara Republik Indonesia,http://www.polri.go.id/organisasi/op/sop/, tanggal diunduh 25 Februari 2015.

(2)

1. Unsur pimpinan yakni Kapolri dan Wakapolri;

2. Unsur pengawas dan pembantu pimpinan yakni inspektorat pengawasan

umum, asisten kapolri bidang operasi, asisten kapolri bida/ng perencanaan

umum dan anggaran, asisten kapolri bidang sumber daya manusia, asisten

kapolri bidang sarana dan prasarana, divisi profesi dan pengamanan, divisi

hukum, divisi hubungan masyarakat, divisi hubungan internasional, divisi

teknologi informasi kepolisian, dan staf ahli kapolri;

3. Unsur pelaksana tugas pokok yakni badan intelijen keamanan, badan

pemelihara keamanan, badan reserse kriminal, korps lalu lintas, korps

brigade mobil, dandetasemen khusus 88 anti teror.

4. Unsur pendukung yakni lembaga pendidikan kepolisian, pusat penelitian

dan pengembangan, pusat keuangan, pusat kedokteran dan kesehatan, dan

pusatsejarah.

Gambar 1. Susunan struktur organisasi Mabes POLRI

(3)

Organisasi POLRI di atas dijalankan oleh anggota POLRI yang

merupakanpegawai negeri yang diberi pangkat yang mencerminkan peran, fungsi,

kemampuanPOLRI serta sebagai keabsahan wewenang dan tanggung jawab

dalam penugasannya.Kemudian untuk membina persatuan dan kesatuan serta

meningkatkan semangat kerjadan moril, maka diadakan peraturan disiplin anggota

POLRI.Peraturan disiplin yang saatini berlaku adalah PP Nomor 2 Tahun 2003

tentang Peraturan Disiplin AnggotaKepolisian Negara Republik Indonesia.

Adapun secara umum dalam UU Kepolisian,anggota POLRI bersikap netral

dalam kehidupan politik dan tidak melibatkan diri padakegiatan politik praktis,

tidak menggunakan hak memilih dan dipilih, tunduk padakekuasaan peradilan

umum, dapat menduduki jabatan di luar kepolisian setelahmengundurkan diri atau

pensiun dari dinas kepolisian, dan dapat diberhentikan denganhormat atau tidak

dengan hormat.

Lembaga kepolisian merupakan salah satu lembaga yang ikut serta dalam

mencetak manusia-manusia yang berkualitas dalam bidangnya yaitu bidang

kepolisian.Mereka dididik dalam suatu lembaga pendidikan yang tersebar di

seluruh wilayah Republik Indonesia dengan pusat pengawasan dan

pengendaliannya berada di Lembaga Pendidkan Kepolisian Negara Republik

Indonesia (Lemdikpol).Sebagai lembaga yang bertugas mencetak sumber

(4)

keunggulan (Center of Excellence) yaitu mencetak personel atau sumber daya

manusia yang unggul.36

B. Tugas dan Fungsi Kepolisian Republik Indonesia

Tugas pokok POLRI berdasarkan Pasal 13 UU Kepolisian adalah

memeliharakeamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta

memberikanperlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

Dalammelaksanakan tugas pokok di atas, POLRI berdasarkan Pasal 14 UU

Kepolisianbertugas untuk:

1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;

2. Menyelenggaran segala kegiatan dalam menjamin keamanan ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan;

3. Membina masyarakat untuk meningkatkan parsipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional;

5. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;

6. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;

7. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya;

8. Menyelenggarakan indentifiksi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingn tugas kepolisian;

9. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

10. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang;

36http://momkanya.blogspot.com/2011/02/mewujudkan-lembaga-pendidikan-polri.html, tanggal diunduh 25 februari 2015

(5)

11. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingan dalam lingkungan tugas kepolisian; serta

12. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Fungsi polisi secara umum adalah untuk menjalankan kontrol sosial

masyarakat yang bersifat preventif dan represif, dalam bahasa Perancis

dikenaldengan istilah la police administration. 37

Kemudian ditegaskan pula dalam Pasal 4 UU Kepolisian bahwaPOLRI

bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputiterpeliharanya

keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum,terselenggaranya

perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat,serta terbinanya

ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasimanusia.Selain itu,

POLRI berdasarkan Pasal 5 ayat (1) UU Kepolisian merupakan alatnegara yang

berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,menegakan

hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanankepada

masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.Singkatnya,

POLRI memiliki dua fungsi yakni fungsi preventif yang dilaksanakandalam Fungsi preventif yang

dilaksanakandalam rangka memberi perlindungan, pengayoman, pelayanan pada

masyarakatdan fungsi represif yaitu sebagai penegak hukum.Selanjutnya fungsi

POLRI di dalam Pasal 2 UU Kepolisian adalah salah satufungsi pemerintahan

negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertibanmasyarakat, penegakan

hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepadamasyarakat.

37 Satjipto Rahardjo, Polisi Sipil Dalam Perubahan Sosial Di Indonesia, (Jakarta:Kompas, 2009), Hlm. 28.

(6)

rangka memberi perlindungan, pengayoman, pelayanan pada masyarakatdan

fungsi represif yaitu sebagai penegak hukum.38

1. Daerah hukum tingkat pusat yang disebut dengan Markas Besar POLRI (Mabes POLRI). Wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia yang dipimpin oleh seorang Kapolri yang bertanggung jawab kepada Presiden.

Fungsi dan tujuan POLRI di atas meliputi seluruh wilayah negara

RepublikIndonesia, sehinga untuk pelaksanaannya terbagi dalam daerah hukum

menurutkepentingan pelaksanaan tugas POLRI (Pasal 6 UU Kepolisan).

Pembagian daerahhukum POLRI berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 23

tahun 2007 tentangDaerah Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah

sebagai berikut:

2. Daerah hukum tingkat provinsi yang disebut dengan Kepolisian Daerah (POLDA) yang dipimpin oleh seorang Kapolda yang bertanggung jawab kepada Kapolri.

3. Daerah hukum tingkat kabupaten/ kota yang disebut dengan Kepolisian Resort (POLRES) yang dipimpin oleh seorang Kapolres yang bertanggungjawab kepada Kapolda.

4. Daerah hukum tingkat kecamatan yang disebut Kepolisian Sektor (POLSEK) yang dipimpin oleh seorang Kapolsek yang bertanggungjawab kepada Kapolres.

5. Daerah hukum tingkat desa atau kelurahan yang disebut Pos Polisi yang dipimpin oleh seorang Brigadir Polisi atau sesuai kebutuhan menurut situasi dan kondisi daerahnya.

C. Landasan Hukum Penugasan Personal POLRI Menjadi Pengajar

Pendidikan Kepolisian

Sistem pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia disusun

berdasarkan dan mempertimbangkan beberapa landasan hukum yang terkait

dengan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pada Lembaga Pendidikan Polri.

(7)

Adapun landasan hukumpersonal POLRI pada sistem pendidikan

kepolisianadalah :39

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia.

Pada penjelasan pasal 32 ayat (1) disebutkan bahwa :

”Pembinaan kemampuan profesi anggota Polri dilaksanakan melalui pembinaan etika profesi dan pengembangan pengetahuan serta pengalaman penugasan secara berjenjang, berlanjut, dan terpadu”

Peningkatan dan pengembangan pengetahuan dapat dilaksanakan melalui

pendidikan dan latihan baik di dalam maupun di luar Polri, di lembaga pendidikan

di dalam atau di luar negeri, serta berbagai bentuk pelatihan lainnya sepanjang

untuk meningkatkan profesionalisme.

Sedangkan pengalaman maksudnya adalah meliputi jenjang penugasan

yang diarahkan untuk memantapkan kemampuan dan prestasi.Tuntutan

pelaksanaan tugas serta pembinaan kemampuan profesi Polri mengharuskan

adanya lembaga pendidikan tinggi Kepolisian yang menyelenggarakan pendidikan

ilmu Kepolisian yang bersifat akademik maupun profesi dan pengkajian teknologi

Kepolisian.

2. Peraturan Kapolri Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar 10 Komponen

Pendidikan.

39

Kepala Pusat Pendidikan Administrasi, “Kerangka Grand Design Pendidikan Polri”, Bandung, 2011, Hlm 4-6

(8)

Standar Komponen Pendidikan untuk Pendidikan Pembentukan dan

Pendidikan Pengembangan di Lingkungan Lembaga Pendidikan dan

Pelatihan Polri bahwa 10 (sepuluh) standar komponen pendidikan tersebut

yaitu:

a) Kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dn bahan pelajarab serta cara yang digunakan sebagi pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di lingkungan Polri;

b) Hanjar (bahan ajar) yaitu materi pengetahuan dan atau keterampilan yang dipilih dan disusun untuk pemberian pengalaman belajar dalam rangka pencapaian tujuan kompetensi tertentu.

c) Peserta didik yaitu masyarakat yang memenuhi persyaratan dan telah dinyatakan lulus seleksi sebagai calon pegai negeri pada Polri dan pegawai negeri pada Polri yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran, pelatihan dan pengasuhan yang tersedia pada jalur, jenis dan jenjang pendidikan Polri.

d) Tenaga pendidik yaitu tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususuannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan Polri.

e) Tenaga kependidikan yaitu Pegawa Negeri pada Polri dan/atau anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan Polri.

f) Metode yaitu cara yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk pemberian pengalaman belajar, baik berupa sikap, tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan dari tenaga pendidik kepda peserta. g) Fasilitas pendidikan yaitu segala sarana dan prasarana untuk

menunjang proses pendidikan.

h) Alins/alongins; alins yaitu alat atau benda yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk memperlancar pembelajaran agar peserta didik lebih mudah dalam menerima dan memahami materi pelajaran sehinga memiliki kompetensi yang diharapkan; alongins adalah alat atau benda yang digunakan untuk membantu atau menolong penggunaan alins.

i) Evaluasi

j) Anggaran yaitu pernyataan dalam menilai uang dari suatu proyek atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Standar komponen tersebut merupakan acuan bagi Lemdikpol dalam

(9)

dengan standar komponen maka diperlukan suatu system yang terdiri dari

input, proses dan output. Dalam sebuah system pendidikan yang menjadi

input adalah siswa sedangkan outputnya adalah hasil didik yang kompeten.

Untuk mendapatkan hasil didik yang competen maka diperlukan suatu

proses pendidikan. Agar proses pendidikan dapat berjalan sesuai dengan

yang diinginkan maka harus memenuhi standar komponen pendidikan

tersebut di atas.

3. Peraturan Kapolri Nomor 04 Tahun 2010 tentang Sistem Pendidikan Polri.

Jalur pendidikan dalam sistem pendidikan Polri meliputi :40

a) Jalur Pendidikan formal

Jalur Pendidikan Formal merupakan jalur pendidikan yang yang terstruktur

dan berjenjang yang diselenggarakan didalam sistem pendidikan Polri.

b) Jalur Pendidikan non formal

Jalur Pendidikan non formal dilaksanakan secara terstruktur dan atau tidak

terstruktur sesuai dengan kebutuhan, dalam bentuk antara lain :

(1) Pelatihan dan Kursus yang diselenggarakan di lingkungan Polri.

(2) Penugasan Pendidikan di luar lingkungan Polri.

Jenis Pendidikan dalam sistem Pendidikan Polri meliputi :

a) Pendidikan Akademik

Merupakan pendidikan yang menitikberatkan pada peningkatan ilmu

pengetahuan umum dan ilmu kepolisian. Jenis pendidikan ini diselenggarakan

(10)

oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Program S1, S2 dan S3 atau Perguruan

Tinggi lain yang telah mendapatkan rekomendasi dari Kementerian

Pendidikan Nasional. Pendidikan akademik dimaksud dapat diselenggarakan

dengan Program Pembelajaran Jarak Jauh (PPJJ) sesuai pada jenjang dan jenis

pendidikan Polri tertentu guna memberikan layanan pendidikan kepada

pegawai Negeri pada Polri yang tidak dapat mengikuti pembelajaran secara

tatap muka atau reguler.

b) Pendidikan Manajerial/Kepemimpinan

Merupakan pendidikan yang menitikberatkan pada peningkatan kemampuan

dan keahlian di bidang manajerial staf dan kepemimpinan kepolisian.

Pendidikan manajerial diselenggarakan oleh Sekolah Staf dan Pimpinan Polri.

c) Pendidikan Profesi atau Vokasi

Merupakan pendidikan yang menitikberatkan pada peningkatan dan

pengembangan pengetahuan, kemampuan teknis, dan keterampilan profesi

kepolisian. Pendidikan ini diselenggarakan di lembaga pendidikan Polri atau

di luar Polri.

4. Peraturan Kalemdikpol Nomor 6 tahun 2009 tentang Sistem Penilaian

Peserta Didik.

5. Peraturan Kalemdikpol Nomor 2 tahun 2009 tentang Penunjukkan Tenaga

Pendidik.

6. Peraturan Kalemdikla Nomor 5 tahun 2009 tentang Standar Penyusunan

(11)

7. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 Pasal 29 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pun mengatur jenis pendidikan yang dapat diselenggarakan oleh suatu

departemen atau non departemen seperti Polri. Dalam pasal tersebut dinyatakan

bahwa :

”Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah non departemen.”

Selanjutnya menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian dirinya, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Dengan demikian dapat dimaknai bahwa pendidikan adalah proses

sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh dalam

pengembangan segenap potensi dalam rangka pemenuhan semua komitmen

manusia sebagai individu, makhluk sosial dan sebagai makhluk Tuhan.

Dalam pendidikan, secara implisit terjalin hubungan antara dua pihak,

yaitu pihak pendidik dan pihak peserta didik dalam hubungan itu berlainan

(12)

saling mempengaruhi guna terlaksananya proses pendidikan (transformasi

pendidikan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan yang tertuju kepada

tujuan-tujuan yang diinginkan.41

41

Berdasarkan pasal ini jelas bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh

Polri merupakan pendidikan kedinasan yang menyelenggarakan program

pendidikan profesi.Selanjutnya, pada penjelasan pasal 15 Undang-undang tersebut

disebutkan bahwa:

”Pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.”

Sistem pendidikan institut pada intinya mengelompokkan pendidikan yang

diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta menurut jalur, jenis dan jenjang.

Jalur pendidikan meliputi jalur formal, yaitu jalur pendidikan yang berstruktur dan

berjenjang; jalur non formal, yaitu pendidikan di luar pendidikan formal yang

dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang ; serta jalur informal yaitu

pendidikan yang dilaksanakan secara tidak resmi, tidak terstruktur dan tidak

berjenjang. Jenis pendidikan meliputi pendidikan umum, pendidikan kejuruan,

akademis, profesi, vokasi dan khusus. Selain itu, ada juga pendidikan yang

diselenggarakan oleh departemen ataulembaga pemerintah non departemen, yang

disebut dengan pendidikan kedinasan yang menyelenggarakan pendidikan profesi.

http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/20/dasar-hukum-pendidikan-di-indonesia-341390.html,tanggal diunduh 25 Februari 2015.

(13)

Sedangkan jenjang pendidikan terdiri atas pendidikan dasar yaitu

merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah;

pendidikan menengah yaitu merupakan kelanjutan dari pendidikan dasar; serta

pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas.

Pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan pendidikan

yang menurut jalurnya merupakan jalur formal ; menurut jenisnya merupakan

pendidikan kedinasan ; sedangkan menurut jenjangnya merupakan pendidikan

tinggi. Sebagai bentuk pendidikan tinggi kedinasan, pendidikan Kepolisian

Negara Republik Indonesia dapat berbentuk pendidikan akademi, yaitu satuan

pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan diploma, Seperti

diploma satu (D1) di SPN atau Akpol yang menyelenggarakan program

pendidikan diploma tiga (D4) Ilmu kepolisian. Selain akademi, juga dapat

berbentuk sekolah tinggi yaitu satuan pendidikan yang menyelenggarakan

program pendidikan tingkat sarjana, baik S1, S2 maupun S3.

Pendidikan kedinasan diselenggarakan dengan mengacu pada kebutuhan

akan tenaga kerja profesional bagi departemen atau non departemen yang

bersangkutan, demikian juga dengan pendidikan Polri. Kebutuhan tenaga

profesional Polri paling tidak meliputi 2 (dua) jenis pekerjaan. Pertama, jenis

pekerjaan yang terkait dengan profesi kepolisian, jenis ini dapat dianalogkan

dengan dokter, guru, hakim dan sejenisnya. Kedua, jenis pekerjaan yang terkait

(14)

seperti Kepala rumah sakit pada profesi medis (dokter), kepala sekolah pada

profesi pendidikan (guru) atau ketua pengadilan pada profesi hakim.

Jenis pekerjaan ini menyelenggarakan pekerjaan-pekerjaan menajemen,

seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian dan sebagainya.

Pekerjaan-pekerjaan yang bersifat profesi dan manajerial tidak harus terpisah

secara tegas. Seorang kepala rumah sakit sekaligus juga dokter ; seorang kepala

sekolah sekaligus juga guru, seorang ketua pengadilan sekaligus juga seorang

hakim. Akan tetapi, pekerjaan-pekerjaan manajerial juga dituntut untuk bekerja

profesional. Oleh karenanya, pekerjaan-pekerjaan tersebut perlu didukung dengan

pendidikan dan latihan yang memadai.42

Gambar

Gambar 1. Susunan struktur organisasi Mabes POLRI

Referensi

Dokumen terkait

Pemeliharaan alat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk merawat serta menjaga setiap fasilitas atau peralatan dari bagian-bagian alat pemarut singkong mekanis agar dalam keadaan

Gambar 3.8 Bobot Prioritas Dosen Pada Kriteria Pengabdian Kepada Masyarakat. Dosen1 memiliki nilai tertinggi

Adalah pengembangan wawasan intelektual yang kreatif dan dinamis di berbagai bidang dalam sinaran dan terintegrasi dengan Islam,merupakan kata kunci yang harus

Mahasiswa memenuhi semua komponen penilaian dan menyelesaikan tugas dengan sangat baik dan memaparkan materi praktikum dan tugas individu sesuai dengan topik yang telah

[r]

Hasil Analisa : dokumen ini digunakan pada saat membuat laporan keuangan, hal yang dicatat dari bukti ini pada buku kas keluar adalah besarnya nominal, tanggal dan nama suplier

dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata

• External entity  kata benda / kalimat yang menjelaskan sistem, agen, perangkat, dan sebagainya, dari data yang masuk dan ke mana data keluar sistem. • Data store  kata benda