Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 4(1), 2020 11 JURNAL ILMIAH KORPUS Vol. 4 No. 1, 2020 ISSN (online): 2614-6614 Available online at https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/index
doi: https://doi.org/10.33369/jik.v4i1.8359 KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 KOTA
BENGKULU TAHUN 2019
1Echa Meidika Saraswati; 2Ria Ariesta; 3Susetyo
1,2,3Universitas Bengkulu
Korespondensi: echa.meidika@gmail.com Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan menyimak siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu tahun 2019. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan data dilakukan dengan tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 45 butir soal. Teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu statitiska sederhana dengan menghitung nilai rata-rata dari setiap aspek, serta mencari skor akhir. Penelitian ini dinilai berdasarkan empat aspek dalam menyimak berita, yaitu: menemukan unsur berita, memahami isi (topik dan pokok berita), menyimpulkan berita, dan menanggapi isi berita. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) rata-rata kemampuan menyimak berita siswa dengan menemukan unsur berita adalah 94,2, berkategori sangat baik, (2) rata-rata kemampuan menyimak berita dengan memahami isi berita adalah 80,32, berkategori baik, (3) rata-rata kemampuan menyimak berita siswa dengan menyimpulkan berita adalah 72,34, berkategori cukup, (4) rata-rata kemampuan menyimak berita siswa dengan menanggapi berita adalah 81,91, beraktegori baik, dan (5) rata-rata nilai akhir dari penelitian kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu tahun 2019 adalah 90,57, berkategori sangat baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu dapat menyimak berita dengan sangat baik, meskipun ada beberapa siswa dalam menyimak berita masih dinyatakan kurang, tetapi secara keseluruhan kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu tahun 2019 dinyatakan sangat baik. Kata Kunci: kemampuan, menyimak, berita
Abstract
The purpose of this study is to describe the listening ability of class VIII students of Bengkulu City Junior High School 6 in 2019. The research method used in this study is quantitative descriptive. Sampling is done by purposive sampling technique. The data collection technique was carried out by using multiple choice tests as many as 45 items. Data analysis techniques in this study, namely simple statistics by calculating the average value of each aspect, and looking for the final score. This research was assessed based on four aspects in listening to the news, namely: finding elements of the news, understanding the content (topics and headlines), summarizing the news, and responding to the contents of the news. The results of this study can be concluded that: (1) The average ability to listen to the news of students by finding news elements is 94.2, categorized very well, (2) The average ability to listen to news by understanding the contents of the news is 80.32, categorized well , (3) The average ability to listen to the news of students by concluding the news is 72.34, categorized as sufficient, (4) The average ability to listen to the news of students by responding to the news is 81.91, in good category, and (5) the final score of the research ability to listen to the news of class VIII students of Bengkulu City Junior High School 6 in 2019 was 90.57, categorized as very good. The conclusion of this study is that students of class VIII of SMP 6 Kota Bengkulu can listen to the news very well, although there are some students in listening to the news still stated
Echa Meidika Saraswati; Ria Ariesta; Susetyo
lacking, but overall the ability to listen to the news of class VIII Bengkulu 6 Junior High School in 2019 is stated to be very good.
Keywords: ability, listening, news PENDAHULUAN
Keterampilan berbahasa harus dikuasai oleh siswa, diantaranya adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara keempat keterampilan tersebut, keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang memungkinkan seorang pemakai bahasa memahami bahasa yang digunakan secara lisan. Tanpa kemampuan menyimak yang baik, sebuah komunikasi akan mengalami banyak kesalahpahaman dengan sesama pemakai bahasa, yang akhirnya dapat menimbulkan hambatan dalam melakukan kegiatan.
Tarigan (1986:19) menjelaskan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Keterampilan menyimak merupakan keterampilan yang paling dasar dan yang pertama kali harus dikuasai oleh manusia sebelum keterampilan berbicara, membaca, dan menulis, untuk itu kemampuan menyimak sangat diperlukan dalam pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat Magang II di SMPN 6 Kota Bengkulu selama kurang lebih tiga bulan, banyak sekali gangguan yang terjadi jika ingin menyimak sesuatu dengan bersungguh-sungguh, misalnya karena gangguan dari lingkungan ataupun gangguan yang berasal dari penyimak itu sendiri karena di dalam menyimak diperlukan kefokusan yang cukup tinggi, agar dapat menangkap dan memahami sesuatu yang didengar. Selain itu, kesulitan lain yang dihadapi siswa, yakni berupa gangguan dari teman satu kelas, seperti mengajak berbicara atau suara berisik dari teman yang sedang mengobrol, dan gangguan dari luar kelas, seperti adanya pengumuman dari pihak sekolah yang akhirnya mengganggu konsentrasi siswa dalam menyimak. Faktor kesulitan dalam menyimak perlu menjadi perhatian para pembelajar terlebih pengajar. Brown & Yule (Yulistio, 2001:37) mengemukakan adanya empat faktor yang mempengaruhi kesulitan dalam memahami informasi dalam bentuk teks lisan, yaitu: 1) pendengar, 2) pembicara, 3) isi simakan, 4) faktor pendukung, misalnya alat simakan. Faktor kesulitan ini akhirnya membuat siswa malas untuk menyimak, terutama berita.
Menurut Oramahi (2012: 2) berita adalah sesuatu yang terjadi sekarang, belum pernah didengar atau dibaca orang, dan sesuatu yang akan segera terjadi. Berita dapat berupa suatu peristiwa (event), bisa juga berupa gagasan, atau pendapat yang sudah diucapkan.
Berita pada saat ini sudah jarang ditonton atau pun didengar oleh masyarakat terutama oleh siswa, dikarenakan berita lebih mudah didapatkan melalui berita online yang dapat dibaca melalui internat ataupun media sosial yang lebih update dan lengkap dari pada berita di radio ataupun televisi, sehingga dalam mengukur kemampuan menyimak berita pada saat ini sangat menarik untuk diteliti. Selain itu, mengukur kemampuan menyimak berita belum pernah dilakukan di SMPN 6, pada pembelajaran berita siswa hanya mengidentifikasi pokok, unsur, dan lainnya hanya berdasarkan yang dibaca saja.Kurangnya minat menyimak dan juga banyaknya gangguan-gangguan yang terjadi di dalam menyimak siswa ini, akan menjadi penghambat untuk menjadi penyimak aktif dan
Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Bengkulu…
Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 4(1), 2020 13 efektif. Keterampilan menyimak yang sangat minim akan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Mengingat bahwa keterampilan menyimak telah menjadi satu diantara keterampilan yang penting diterapkan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu. Tujuan Penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMP Negrei 6 Kota Bengkulu. Manfaat dari penelitian ini adalh memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis bagi guru dan siwa. Manfaat teoretis,secara akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan teori mengenai kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMP 6 Kota Bengkulu. Manfaat praktis, bagi guru sebagai acuan dasar untuk mengembangkan pembelajaran menyimak siswa,serta dapat dijadikan bahan evaluasi dan membantu guru untuk meningkatkan cara penyampaian materi agar siswa dapat memaksimalkan kemampuan menyimak di dalam kelas dan bagisiswa diharapkan dapat mengoptimalkan kemampuan menyimak berita siswa.
Menyimak merupakan proses memahami atau mendapatkan informasi pesan berupa isi dan makna melalui bahasa lisan (Yulistio, 2001:19). Keterampilan menyimak sebagai keterampilan dasar berbahasa dapat disebut juga mendengarkan tetapi tidak sama dengan mendengar dan mendengarkan. Dalam hal ini, mendengar dapat diartikan bahwa menangkap bunyi yang tidak disengaja dan tidak memiliki konsentrasi dalam hal ini, bisa saja yang ditangkap itu secara jelas, bisa juga tidak jelas. Mendengarkan memiliki unsur makna mendegar tetapi faktor kesengajaan telah terjadi di dalamnya. Sasaran mendengarkan ditunjukkan pada semua bunyi sama seperti mendengar. Oleh karena itu, unsur kebermaknaanya belum sepenuhnya dapat dipahami karena sasarannya belum terfokus pada satu bunyi, yakni bunyi bahasa. Namun demikian, karena unsur kesengajaan dan perencanaan yang baik, diharapkan pemahaman terhadap bunyi atau suara yang didengarkan lebih banyak yang dicapai. Menyimak memiliki kandungan makna yang lebih spesifik. Dalam peristiwa menyimak ada tiga faktor yang dominan. Pertama, faktor kesengajaan tampak jelas dan nyata. Kedua, faktor pemahaman harus ada dan tampak pula dengan jelas. Ketiga, faktor penilaian dapat muncul dengan nyata pula. Kelengkapan faktor-faktor inilah yang membuat menyimak lebih tinggi tarafnya daripada mendengar dan mendengarkan (Saddhono dan Slamet, 2014:15).
Dalam kegiatan menyimak tentu meimiliki beberapa kesulitan, Tarigan (Yulistio, 2001:40) mengungkapkan beberapa hal yang menyebabkan orang sulit menyimak, antara lain: (a) Orang dalam keadaan keletihan, (b) Orang berada dalam keadaan tergesa-gesa, (c) Orang yang sedang dalam kebingungan., dan (d) Orang yang mempunyai masalah pada alat pendengaran.
Sebagai unsur keterampilan berbahasa, keterampilan menyimak akan selalu berhubungan secara terpadu dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan keterampilan lainnya. Subarti dkk. (Yulistio, 2001:44) mengemukakan peran menyimak, yaitu: (a) Dasar untuk belajar bahasa, (b) Menunjang keterampilan lain, (c) Memperlancar komunikasi lisan, dan (d) Menambah informasi dan pengetahuan.
Pada penelitian ini mengenai penelitian menyimak berita, berita menurut Romli (2009:3) adalah laporan peristiwa yang memenuhi keempat unsur (cepat, nyata, menarik, penting) karena tidak semua berita layak dilaporkan. Dengan demikian, hendaknya seorang reporter mampu membedakan peristiwa yang bernilai berita dan mana yang biasa-biasa saja. Maulsby dalam Romli (2005:35) berita adalah suatu penuturan secara
Echa Meidika Saraswati; Ria Ariesta; Susetyo
benar dan tidak memihak dari fakta yang punya arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat hal tersebut. Sedangkan, Charnley dalam Romli (2005:35) mengatakan bahwa berita adalah laporan cepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan mereka.
Menurut Zaenuddin (2011:133) sebuah berita dianggapn sempurna apabila memenuhi persyaratan unsure 5W+1H, termasuk berita-berita di media elektronik, seperti radio dan tv. Unsur-unsur dari berita, yaitu 5W+1H (what, who, why, when, where dan how).
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Bengkulu. Untuk mengetahui kemampuan tersebut, peneliti menggunakan aspek penilaian dalam soal objektif siswa, aspek keterampilan keterampilan menyimak berita tersebut, di antaranya: (1) Memahami isi atau pokok-pokok berita, (2) Menemukan unsur-unsurberita, (3) Menyimpulkan berita, (4) Menanggapi isi berita.
Pada penilaian aspek di atas harus berkaitan dengan berita yang sudah diperdengarkan di dalam kelas. Berita yang diperdengarkan di kelas bersifat secara umum, artinya berita yang diambil dalam penelitian ini berasal dari berbagai macam topik, misalnya berita ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pada aspek ini, instrumen penelitian berhubungan dengan ranah kognitif Taksonomi Bloom. Nurgiyantoro (2009:24) ranah kognitif terdiri atas enam bagian yang disusun dari tingkatan yang lebih sederhana ke yang lebih kompleks, dari aspek kognitif yang hanya menuntut aktivitas intelektual sederhana ke yang menurut kinerja intelektual tingkat tinggi (Nurgiyantoro, 2009:24). Haryati (2008: 23) menyebutkan aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek belajar yang berbeda-beda, keenam tingkat tersebut yaitu tingkat pengetahuan, tingkat pemahaman, tingkat penerapan, tingkat analisis, tingkat sintesis, dan tingkat evaluasi.Tetapi dalam hal ini, peneliti hanya menggunakan empat ranah kognitif yang berkaitan dengan berita yaitu, pengetahuan, pemahaman, analisis, dan evaluasi.
METODE
Metode pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu. Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tes. Instrumen penelitiannya adalah dengan tes berbentuk pilihan ganda. Data dari penelitian ini adalah hasil kemampuan menyimak berita siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik sederhana dengan menghitung setiap aspek dan keseluruhan hasil siswa, disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Berdasarkan hasil analisis penelitian data, kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu, rata-rata kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu secara keseluruhan, ialah 90,57 yang dikategorikan sangat baik. Kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu terbagi atas 33 siswa termasuk ke dalam kategori sangat baik, 10 siswa termasuk ke dalam kategori
Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Bengkulu…
Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 4(1), 2020 15 baik, 1 siswa termasuk dalam kategori cukup, 3 siswa termasuk dalam kategori kurang, dan tidak ada siswa termasuk dalam kategori sangat kurang.
Untuk lebih jelas, jika hasil analisis penelitian tersebut dimasukan dalam interval skala lima untuk perhitungan jumlah frekuensi, adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Frekuensi Nilai Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu
Rentang Nilai Frekuensi Kategori Penilaian
90-100 33 Sangat Baik
80-89 10 Baik
70-79 1 Cukup
50-69 3 Kurang
0-49 0 Sangat Kurang
Kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu dinilai berdasarkan empat aspek yaitu: (1) unsur berita, (2) aspek memahami isi berita, (3), aspek menyimpulkan berita, dan (4) menanggapi berita, hasilnya sebagai berikut:
1. Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu Tahun 2019 Berdasarkan Unsur Berita
Setelah melakukan analisis data secara keseluruhan mengenai kemampuan menyimak berita berdasarkan unsur berita, terdapat tujuh unsur di dalam berita, yaitu: apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, bagaimana, dan berapa, kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu berdasarkan unsur berita, yaitu terdapat 40 siswa yang berkategori sangat baik, 3 orang siswa berkategori baik, dan 4 siswa yang berkategori cukup. Rata-rata hasil kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu berdasarkan unsur berita adalah 94,2 yang berkategori sangat baik. Di bawah ini akan disajikan tabel frekuensi mengenai kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu berdasarkan unsur berita, sebagai berikut :
Tabel 2 Frekuensi Nilai Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu Berdasarkan Unsur Berita
Rentang Nilai Frekuensi Kategori Penilaian
90-100 40 Sangat Baik
80-89 3 Baik
70-79 4 Cukup
50-69 0 Kurang
0-49 0 Sangat Kurang
2. Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu Tahun 2019 Berdasarkan Memahami Isi Berita
Echa Meidika Saraswati; Ria Ariesta; Susetyo
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan mengenai kemampuan menyimak berita siswa kelas VII SMPN 6 Kota Bengkulu, beberapa siswa masih belum tepat dalam menentukan topik dan ide pokok berita, karena jawaban tersirat di dalam berita yang diperdengarkan, jadi siswa harus menganalisis terlebih dahulu sebelum menjawab, tetapi banyak siswa yang sudah mulai paham dan bisa menentukan topik serta ide pokok dalam berita, hal ini ditunjukkan oleh rata-rata hasil kemampuan menyimak berita siswa berdasarkan aspek memahami isi yaitu 80,32, yang termasuk ke dalam kategori baik. Rinciannya,terdapat 21 siswa yang berkategori sangat baik yang mampu menjawab seluruh aspek mengenai memahami isi berita, 16 orang siswa yang mendapat kategori cukup yang mampu menjawab 3 dari 4 soal mengenai memahami isi berita, dan 10 orang siswa berkategori sangat kurang yang hanya mampu menjawab 2 soal dari 4 soal mengenai aspek memahami isi berita, sehingga memperoleh hasil 50 yang berada pada kategori sangat kurang dalam skala lima. Untuk lebih jelas, di bawah ini akan disajikan tabel frekuensi berdasarkan hasil kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu berdasarkan aspek memahami isi berita:
Tabel 3 Frekuensi Nilai Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIIISMPN 6 Kota Bengkulu Berdasarkan Memahami Isi Berita
Rentang Nilai Frekuensi Kategori Penilaian
90-100 21 Sangat Baik
80-89 0 Baik
70-79 16 Cukup
50-69 0 Kurang
0-49 10 Sangat Kurang
3. Kemampuan MenyimakBerita Siswa Kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu Tahun 2019 Berdasarkan Menyimpulkan Berita
Berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan sebelumnya, rata-rata hasil kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu berdasarkan aspek menyimpulkan dalam berita adalah 72,34 dengan kategori cukup. Hal ini karena nilai 72,34 terdapat dalam rentang 70-79 di dalam skala lima. Jika dilihat dari hasil siswa, pada aspek menyimpulkan siswa lebih sulit menentukan jawaban dibandingkan dengan aspek lain, hal ini dikarenakan jawaban yang dipilih siswa juga merupakan kalimat utama, bukan kesimpulan dari isi berita. Rinciannya, terdapat 23 siswa yang berkategori sangat baik, karena mambu menjawab seluruh soal mengenai aspek kesimpulan dan 24 orang siswa berkategori sangat kurang, karena hanya mampu menjawab 1 dari 2 soal, sehingga hanya memperoleh nilai 50 yang berada pada kategori sangat kurang. Untuk lebih jelas, di bawah ini akan disajikan tabel frekuensi berdasarkan aspek menyimpulkan berita berikut:
Tabel 4 Frekuensi Nilai Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIIISMPN 6 Kota Bengkulu Berdasarkan Aspek Kesimpulan
Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Bengkulu…
Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 4(1), 2020 17
Rentang Nilai Frekuensi Kategori Penilaian
90-100 23 Sangat Baik
80-89 0 Baik
70-79 0 Cukup
50-69 0 Kurang
0-49 24 Sangat Kurang
4. Kemampuan Menyimak BeritaSiswa Kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu Tahun 2019 Berdasarkan Menanggapi Berita
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada analisis data mengenai hasil kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu Tahun 2019 berdasarkan aspek menanggapi berita, maka dapat diketahui rata-rata hasil kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu berdasarkan unsur menanggapi berita adalah 81,91 dengan kategori sangat baik. Hal ini dikarenakan 81,91 terdapat pada rentang 80-89 dalam skala lima. Rinciannya, terdapat 30 siswa yang berkategori sangat baik, karena mampu menjawab seluruh aspek menanggapi berita dan 17 orang siswa berkategori sangat kurang, karena hanya mampu menjawab 1 dari 2 soal mengenai aspek berita, sehingga di dalam aspek menanggapi hanya terdapat dua ketegori, yaitu sangat baik dan sangat kurang. Untuk lebih jelas, di bawah ini akan disajikan tabel frekuensi nilai kemampuan menyimak berdasarkan aspek menanggapi berita, berikut:
Tabel 5 Frekuensi Nilai Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIIISMPN 6 Kota Bengkulu Berdasarkan Menanggapi Berita
Rentang Nilai Frekuensi Kategori Penilaian
90-100 30 Sangat Baik 80-89 0 Baik 70-79 0 Cukup 50-69 0 Kurang 0-49 17 Sangat Kurang Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis penelitian data, kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu dikategorikan sangat baik. Rata-rata kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu secara keseluruhan atau nilai akhir kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu ialah 90,57. Terdapat empat kategori dari kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu, yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang. Sebagai contoh, pada siswa berkode 34, siswa mampu mendapatkan nilai 98 yang berkategorikan sangat baik, dalam hal ini siswa tersebut mampu menguasai seluruh aspek menyimak berita yang telah diberikan oleh peneliti, siswa mampu menemukan seluruh unsur berita, siswa mampu memahami isi berita (menemukan topik dan menemukan ide pokok), siswa mampu menyimpulkan berita, dan siswa mampu menanggapi berita.
Selanjutnya, setelah dilakukan analisis secara keseluruhan, berdasarkan keempat aspek menyimak berita yang telah dilakukan, siswa mendapatkan nilai paling tinggi pada aspek unsur berita, yaitu 94,2 yang berkategori sangat baik. Hal ini dikarenakan, dalam aspek menyimak berita mengenai unsur berita di dominasi oleh C-1, yaitu mengenai
Echa Meidika Saraswati; Ria Ariesta; Susetyo
pengetahuan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 27) pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan sebagainya. Di dalam aspek unsur berita, di antaranya yaitu unsur apa, kapan, siapa, dimana, dan berapa merupakan aspek C-1 (pengetahuan) dalam ranah kognitif Taksonomi Bloom. Jawaban dari soal penelitian sudah tersurat atau sudah terdapat di dalam teks berita, jadi siswa tidak perlu menggunakan pemikiran tingkat tinggi untuk menjawab pertanyaan dari soal yang sudah didengar untuk aspek menyimak berita mengenai unsur berita.
Aspek menyimak berita mengenai unsur berita, yaitu mengapa dan bagaimana hanya berjumlah 4 soal, masing-masing 2 soal.Unsur berita mengapa dan bagaimana terdapat pada C-4 ranah kognitif, yaitu analisis. Di tingkat analisis, siswa diharapkan mampu memecahkan informasi yang kompleks menjadi bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi dengan informasi lain. Kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik (Dimyati dan Mudjiono, 2013:29). Dalam hal ini, menggunakan pemikiran yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan. Walaupun demikian, siswa sudah mampu menguasai ranah kognitif C-4 dalam menyimak berita. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu mengenai unsur berita mengapa dan bagaimana terdapat dalam kategori sangat baik.
Berdasarkan tabel 3 yang telah dilakukan mengenai kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu mengenai memahami isi berita, beberapa siswa masih belum tepat dalam menentukan topik dan ide pokok berita, karena jawaban tersirat di dalam berita yang diperdengarkan, jadi siswa harus menganalisis terlebih dahulu sebelum menjawab, tetapi banyak siswa yang sudah mulai paham dan bisa menentukan topik serta ide pokok dalam berita, hal ini ditunjukkan oleh rata-rata hasil kemampuan menyimak berita siswa berdasarkan aspek memahami isi yaitu 80,32, yang termasuk ke dalam kategori baik. Dibandingkan menentukan topik, siswa lebih kesulitan dalam menemukan ide pokok, hal ini terbukti dengan kemapuan rata-rata siswa dalam menemukan ide pokok hanya sebesar 44,68 yang berkategori sangat kurang. Hal ini terjadi dikarenakan siswa sulit membedakan ide pokok dengan kalimat utama, yang dilihat dari pilihan jawaban siswa.
Selanjutnya, berdasarkan perhitungan yang sudah dilakukan pada tabel 4, rata-rata hasil kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu berdasarkan aspek menyimpulkan dalam berita adalah 72,34 dengan kategori cukup. Jika dilihat dari hasil siswa, pada aspek menyimpulkan siswa lebih sulit menentukan jawaban dibandingkan dengan aspek lain. Hal ini ditunjukkan oleh lebih banyak siswa yang berkategori sangat kurang, yaitu 24 siswa dibandingkan dengan siswa yang berkategori sangat baik, yaitu 23 siswa. Aspek selanjutnya adalah menanggapi berita. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada analisis data mengenai hasil kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu tahun 2019 berdasarkan aspek menanggapi berita, maka dapat diketahui rata-rata hasil kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu berdasarkan unsur menanggapi berita adalah 81,91 dengan kategori baik. Walaupun demikian masih terdapat 17 siswa yang berkategori
Kemampuan Menyimak Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Bengkulu…
Jurnal Ilmiah Korpus, Vol. 4(1), 2020 19 sangat kurang dalam menanggapi berita dan 30 orang lain mendapatkan kategori sangat baik dalam menanggapi berita.
Penelitian mengenai kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Bengkulu, menggunakan 77% kemampuan beripikir tingkat rendah (Lower Order
Thinking) dan sebanyak 23% soal menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking) dengan menggunakan teori Anderson. Menurut Anderson dan
Krathwol dalam Anjani (2017) istilah yang digunakan dalam Taksonomi Bloom tidak menggambarkan penerapan hasil belajar, oleh karena itu tahapan kemampuan peserta didik direvisi oleh Anderson dan Krathwol menjadi remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (aplikasi), analysis (analisis), evaluation (evaluasi), dan creation (menciptakan). Anderson menempatkan proses menciptakan sebagai proses paling tinggi peserta didik. Hal ini sangat logis, dikarenakan peserta didik baru dapat menciptakan setelah menilai adanya kekurangan dan kelebihan dalam suatu proses pembelajaran.
Kelemahan dalam penelitian ini di antaranya, dalam penyusunan instrumen penelitian yang hanya didominasi oleh C-1. Sebanyak 33 soal penelitian berada pada ranah kognitif C-1. Selain itu, soal juga banyak terdapat pada aspek menyimak mengenai unsur berita, sehingga siswa terlalu mudah untuk menjawab dan tidak memerlukan pemikiran tingkat tinggi dalam menjawab soal yang telah disusun peneliti.Hal ini disebabkan oleh peneliti yang kurang bervariasi dalam menyusun soal dan hanya fokus terhadap kisi-kisi aspek menyimak berita, tanpa mempertimbangkan pembagian jenjang soal penelitian. Selain itu, beberapa soal penelitian tidak mengacu kepada tingkatan ranah kognitif yang seharusnya diawali dari tingkat rendah ke tinggi, bukan dari tinggi ke rendah. Hal ini yang menyebabkan beberapa siswa kesulitan dalam menjawab beberapa pertanyaan mengenai C-5 yaitu tentang menemukan topik berita yang memerlukan pemikiran tingkat tinggi.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu tahun 2019 berkategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian tingkat kemampuan dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 90,57. Nilai rata-rata tersebut jika dikonversikan deng an perhitungan skala lima berada pada rentang 90-100 termasuk dalam kategori sangat bak. Hal ini membuktikan bahwa menyimak berita merupakan kemampuan yang dapat dilatih dengan baik.
Saran
Penelitian tentang kemampuan menyimak berita siswa kelas VIII SMPN 6 Kota Bengkulu diharapkan dapat memberikan masukan saran kepada peneliti selanjutnya mengenai menyimak berita, adalah sebagai berikut:
1. Pada aspek menyimak berita untuk pembagian tiap soal diperhatikan agar tidak terjadi dominasi yang sangat signifikan untuk salah satu aspek, agar memudahkan peneliti untuk menghitung hasil penelitian dari setiap aspek.
2. Dalam penyusunan instrumen penelitian hendaknya memperhatikan tingkatan ranah kognitif dari yang mudah ke yang kompleks, sehingga lebih memudahkan siswa dalam menjawab soal yang telah diberikan. Juga menggunakan cara berfikir tingkat tinggi di dalam soal penelitian.
Echa Meidika Saraswati; Ria Ariesta; Susetyo
3. Untuk alat penelitian, sebaiknya menggunakan earphone dan sejenisnya agar penelitian lebih kondusif dan mengurangi hambatan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, Yullida Fery (2017). Analisis Berpikir Tingkat Tinggi Menggunakan Teori Anderson dan
Krathwol Pada Peserta Didik Kelas XI Bilingual Class System MAN 2 Kudus Pada Pokok Bahasan Program Linear. Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo.
Dimyati, Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Zaenuddin, H.M. 2011. The Journalist. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.
Oramahi, H. A. 2012. Jurnalistik Radio. Jakarta: ERLANGGA Romli, A. S. 2005. Jurnalistik Terapan. Bandung: BaticPress.
Romli, A.S. 2009. Jurnalistik Praktis untuk Pemula. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Saddhono, Kundharu, Y. Slamet. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: GRAHAILMU.
Tarigan, Henry Guntur 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Yulistio, Didi 2001. Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia. Bengkulu: Lemlit UNIB Press