• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN2016

TENTANG

PEDOMANPENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN

DI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan mengenai konflik kepentingan dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, perlu menyusun suatu peraturan di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

b. bahwa untuk menuju tata kelola pemerintahan yang baik diperlukan pedoman mengenai penanganan konflik kepentingan bagi unit kerja dan Pegawai di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan

(2)

Pembangunan Nasional;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional tentang Pedoman Penanganan Konflik Kepentingan di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Peraturan Pemerintah RepublikIndonesiaNomor6Tahun 1974tentang Pembatasan Kegiatan PegawaiNegeriDalamUsaha Swasta(LembaranNegara RepublikIndonesiaTahun1974Nomor8, Tambahan LembaranNegaraRepublik IndonesiaNomor3021);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 ….

(3)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2015);

7. Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2015);

8.

KeputusanPresidenNomor47Tahun1992tentang

PerubahanatasKeputusanPresidenNomor10 Tahun 1974tentangBeberapaPembatasanKegiatanPegawaiNegeri dalam Rangka Pendayagunaan Aparatur NegaradanKesederhanaanHidup;

9. Peraturan Menteri PendayagunaanAparaturNegara danReformasiBirokrasiRepublikIndonesiaNomor37Tahun 2012 tentang Pedoman UmumPenanganan BenturanKepentingan;

10. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2013 tentang Sistem Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran(Whistleblowing System); 11. Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor PER.005/M.PPN/10/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana terakhir kali diubah dengan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 3 Tahun 2014;

12. Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor KEP.262/M.PPN/05/2003 tentang Pedoman Penanganan Informasi dan Pengaduan

(4)

Masyarakat.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL TENTANG PEDOMAN PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN DI KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya disebut Kementerian PPN/Bappenas, adalah kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional.

2) Unit Kerja adalah unit kerja eselon I dan unit kerja eselon II di Kementerian PPN/Bappenas yang akan melaksanakan kegiatan dan anggaran.

3) Inspektorat adalah Unit Kerja di Kementerian PPN/Bappenas yang menyelenggarakan pengawasan internal.

3) Konflik Kepentingan adalah kondisi pejabat pemerintahan yang memiliki kepentingan pribadi untuk menguntungkan diri sendiri dan/atau orang lain dalam penggunaan wewenang sehingga dapat mempengaruhi netralitas dan kualitas keputusan dan/atau tindakan yang dibuat dan/atau dilakukannya. 4) Pegawai adalah pegawai negeri sipil dan non-pegawai negeri sipil yang

bekerja di lingkungan Kementerian PPN/Bappenas.

5) Atasan Langsung adalah pejabat yang mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi dari Pegawai dalam organisasi atau strata pemerintahan di Kementerian PPN/Bappenas. (dicek dan diskusi dengan Biro SDM)

6. Gratifikasi yaitu pemberian dalam arti luas, meliputi pemberian dalam bentuk uang, barang, diskon/rabat, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket

(5)

perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya berbentuk hiburan, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik, yang dilakukan oleh Pegawai Kementerian terkait dengan wewenang/jabatannya di Kementerian PPN/Bappenas.

Hubungan Afiliasi  apakah perlu didefinisikan? Pasal 2

Peraturan Menteri ini bertujuan sebagai pedoman yang memberikan keseragaman pemahaman dan tindakan bagi unit kerja maupun Pegawai di Kementerian PPN/Bappenas dalam melakukan penanganan Konflik Kepentingan.

Pasal3 Ruang lingkup Peraturan Menteri ini, antara lain:

a. Bentuk Situasi dan Sumber Penyebab Konflik Kepentingan; b. Pencegahan Konflik Kepentingan;

c. Penanganan Konflik Kepentingan; dan

d. Pemantauan dan Evaluasi Penanganan Konflik Kepentingan. BAB II

BENTUK SITUASI DAN SUMBER PENYEBAB KONFLIK KEPENTINGAN Pasal 4

Bentuk-bentuk Konflik Kepentingan di Kementerian PPN/Bappenas, antara lain: a. Penerimaan Gratifikasi atas suatu keputusan atau suatu tindakan yang

dilandaskan pada jabatan dan menguntungkan pihak pemberi;

b. Penggunaan aset jabatan/instansi untuk kepentingan pribadi atau pihak tertentu yang tidak semestinya; dicek kembali oleh IBAU, akan dimasukkan atau dihilangkan

c. Penggunaan informasi rahasia jabatan untuk kepentingan pribadi atau menguntungkan kepentingan pihak tertentu;

d. Pemberian kemudahan atau fasilitas akses kepada pihak tertentu untuk tidak mengikuti prosedur dan ketentuan yang seharusnya berlaku;

(6)

e. Pengawasan yang dilakukan tidak sesuai dengan prosedur karena adanya pengaruh dan harapan dari pihak tertentu;

f. Penilaian suatu obyek kualifikasi yang mana obyek tersebut merupakan hasil dari si penilai;  mohon direview maksud oleh IBAU

[USULAN BIRO HUKUM]

Penilaian suatu obyek yang mana hasil nilai tersebut disusun dan dinilai sendiri oleh Pegawai yang bersangkutan;

g. Penggunaan diskresi yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

h. Pemberian informasi lebih dari yang telah ditentukan, keistimewaan maupun peluang bagi calon penyedia barang/jasa untuk menang dalam proses pengadaan barang/jasa.

Pasal 5

Sumber penyebab Konflik Kepentingan di Kementerian PPN/Bappenas, antara lain:

a. Hubungan afiliasi; b. Gratifikasi;

c. Kelemahan sistem organisasi; d. Kepentingan pribadi; dan e. Perangkapan jabatan.

BAB III

PENCEGAHAN KONFLIK KEPENTINGAN Pasal 6

(1) Pegawai di Kementerian PPN/Bappenas wajib melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik.

(2) Untuk melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik, sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), Pegawai wajib memahami bentuk-bentuk Konflik Kepentingan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, dan mengenali sumber Konflik Kepentingan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.

(7)

Inspektorat menyusun Kode Etik dan Aturan Perilaku dan melakukan sosialisasi penanganan Konflik Kepentingan bagi Pegawai Kementerian PPN/Bappenas.

Dalam rangka mencegah Konflik Kepentingan, Pegawai wajib mengikuti Kode Etik dan Aturan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB IV

PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN Pasal 8

(1) Pegawai yang berpotensi dan/atau sedang dalam situasi Konflik Kepentingan wajib membuat dan menyampaikan surat pernyataan Konflik Kepentingan kepada Atasan Langsung.

(2) Surat pernyataan Konflik Kepentingan, sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), memuat penjelasan mengenai bentuk dan sumber penyebab Konflik Kepentingan yang dihadapi oleh Pegawai.

(3) Surat Pernyataan Konflik Kepentingan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), menjadi dasar justifikasi dan perlindungan bagi Pegawai.

Pasal 9

(1) Atasan Langsung mempertimbangkan surat pernyataan Konflik Kepentingan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3), untuk memutuskan lanjut atau tidak lanjut atas keterlibatan Pegawai dalam suatu kegiatan dan tugas yang berkaitan dengan situasi Konflik Kepentingan.

(2) Atasan Langsung melakukan konsultasi dan menyampaikan situasi Konflik Kepentingan kepada Inspektorat.

(3) Dalam hal Pegawai melanjutkan suatu kegiatan dan tugas yang berkaitan dengan situasi Konflik Kepentingan, maka Atasan Langsung wajib mengawasi dan bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dan tugas.

(4) Dalam hal Pegawai tidak melanjutkan suatu kegiatan dan tugasyang berkaitan dengan situasi Konflik Kepentingan, maka Atasan Langsung wajib menunjuk Pegawai lain untuk melaksanakan kegatan dan tugas.

Perlu diformulasikan ulang ketentuan pasal 8 dan 9 dengan pelaporan

(8)

Eselon II (JPT Pratama)

Pasal 10

Setiap Pegawai dapat melaporkan situasi Konflik Kepentingan melalui sistem pelaporan dan penanganan pelanggaran (whistleblowing system) berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(1) Inspektorat wajib menerima dan menindaklanjut laporan, sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), dengan melakukan klarifikasi kepada Pegawai dan Atasan Langsung.

Pasal 11

Setiap Pegawai yang terbukti melakukan tindakan Konflik Kepentingan, yang tidak melaporkan dan menyampaikan surat pernyataan Konflik Kepentingan kepada Atasan Langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB V

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENANGANAN KONFLIK KEPENTINGAN

Pasal 12

(1) Pemantauan atas penanganan Konflik Kepentingan di Kementerian PPN/Bappenas dilakukan secara berkala oleh Inspektorat kepada Pegawai, Atasan Langsung, dan Unit Kerja yang menghadapi situasi Konflik Kepentingan.

(2) Pemantauan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), dilakukan dengan cara konsultasi, pemeriksaan, dan klarifikasi kepada Pegawai, Atasan Langsung, dan pihak lain yang terkait.

(3) Hasil pemantauan penanganan Konflik Kepentingan digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki kinerja Pegawai dan unit kerja di Kementerian PPN/Bappenas.

Pasal 13

(1) Evaluasi atas penanganan Konflik Kepentingan di Kementerian PPN/Bappenas dilakukan setiap tahun oleh Inspektorat atas situasi Konflik Kepentingan.

(2) Hasil evaluasi penanganan Konflik Kepentingan digunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan kinerja Kementerian PPN/Bappenas.

(9)

(3) Hasil evaluasi, sebagaimana dimaksud pada Ayat (2), disampaikan kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai laporan.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 14

Ketentuan lebih lanjutmengenai Pedoman PenangananKonflikKepentingan di Kementerian PPN/Bappenasdimuat dalam Lampiran Peraturan Menteriyangmerupakan satu kesatuan danbagianyang tidakterpisahkan dari Peraturan Menteriini.

Pasal 15

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta pada Tanggal 2016 MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan yang terdiri bukti fisik, kahandalan, daya tanggap, jaminan dan empati secara serempak berpengaruh

SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan tambahan uang persediaan

Agar dapat dipastikan bahwa kalian telah menguasi materi konsep manajemen (pengertian, tingkatan, prinsip manajemen, unsur manajemen, fungsi manajemen dan

Nilai preferensi untuk setiap alternatif dengan lambang (Vi) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan (7). Hasil evaluasi merupakan hasil dari pengujian sistem

Vokurka dan O'Leary-Kelly (2000) berhasil membuat kerangka kega konseptual fleksibilitas manufaktur antara empat area umum pemicu perubahan dan hubungan

Dari ketiga nilai tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, lama simpan buah mempunyai korelasi yang rendah dengan kekerasan

Dokumen paten tersebut mengandung data terstruktur yang merupakan data bibliographic, oleh karena itu dalam analisis diaplikasikan metode analisis bibliometric yang

Menurut Gay seperti dikutip dalam Ezemir (2012: 71) fungsi kovarian dalam suatu penelitian adalah upaya penyamaan skor posttest untuk perbedaan pretest awal