29 A. CAPAIAN KINERJA BPBD
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dikatakan mampu mengkomunikasikan capaian kinerja unit kerja secara jujur, objektif, akurat dan transparan dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, apabila dalam penyajiannya memenuhi prinsip-prinsip dalam penyusunan LKIP, yaitu pertama, Prinsip Lingkup Pertanggungjawaban, yang mengandung pegertian bahwa hal-hal yang dilaporkan harus proporsional dengan lingkup kewenangan dan tanggungjawab masing-masing dan memuat baik mengenai kegagalan maupun keberhasilan, kedua, Prinsip Prioritas, yang mengandung pengertian bahwa yang dilaporkan adalah hal-hal yang penting dan relevan bagi pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban instansi yang diperlukan untuk upaya-upaya tindak lanjutnya, ketiga, Prinsip Manfaat, yang mengandung pengertian bahwa manfaat laporan harus lebih besar daripada biaya penyusunannya dan laporan harus mempunyai manfaat bagi peningkatan pencapaian kinerja.
Di samping itu pula bahwa, untuk dapat menjelaskan tentang capaian akuntabilitas kinerja unit kerja BPBD, sesuai dengan format baru penyusunan LKIP sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, secara sederhana Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung dapat dilihat secara langsung capaiannya pada setiap kegiatan sebagaimana tertuang dalam format Pengukuran Kinerja Tingkat Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Akuntabilitas kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan dengan kegiatan sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, pada tahun 2015 telah menetapkan 7 sasaran yang akan dicapai. Selanjutnya ke 7 sasaran diaplikasikan menjadi 9 indikator kinerja. Dari 9 indikator kinerja pencapaiannya berhasil 8 dan 1 indikator kinerja tidak berhasil. Kriteria pencapaian indikator dinyatakan berhasil adalah jika pencapaiannya melebihi 80%.
Untuk mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran dan kegiatan dipergunakan nilai disertai makna dari nilai tersebut, yaitu :
> 85 s.d. 100 = Memuaskan > 75 s.d. 85 = S a n g a t Baik > 65 s.d. 75 = Baik > 50 s.d. 65 = Cukup Baik > 30 s.d. 50 = Agak Kurang 0 s.d. 30 = Kurang
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan.
Indikator Sasaran
Indikator Sasaran adalah alat ukur spesifik yang menggambarkan target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan yang dapat menunjukkan secara signifikan mengenai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran. Indikator Sasaran dilengkapi dengan target kuantitatif dan satuannya untuk mempermudah pengukuran pencapaian sasaran.
Pada tahun anggaran 2015, Badan Penanggulangan Bencana Daerah telah menetapkan 7 sasaran yang akan dicapai. Ke tujuh sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan menganalisa 9 indikator kinerja.
3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016
Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah tahun 2016 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing-masing indikator kinerja terhadap target tahun 2016 sendiri dan terhadap target 2017. Adapun perlunya dibandingkan terhadap target 2016 agar tergambar sisa target yang harus dicapai pada 1 tahun terakhir mengukur dengan kemampuan yang ada pada saai ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut :
Tabel 3.11. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2016
No Sasaran
Capaian Indikator Kinerja
Uraian Target TA 2017 Target TA 2016 Realisasi TA 2015 Persentas e capaian terhadap target TA 2015 Persentase capaian terhadap target TA 2016 1. Terselenggaran ya Pelayanan cepat penanggulangan bencana Persentase Personil yang siaga bencana tiap hari selama 24 jam
100 100 100 100 100
Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi 100 100 100 100 100 2. Tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana
100 100 99,8 99,8 100
Persentase kecamatan yang menerima bantuan pada saat tanggap darurat 100 100 100 100 100 3. Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di tiap kecamatan Persentese ketersedian personil kebencanaan yang handal 40 orang personil pendampi ngan psikososi al paska bencana 100 100 4. Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana
Jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya
0 1 dok dan 31 Kec
No Sasaran
Capaian Indikator Kinerja
Uraian TA 2017 Target TA 2016 Target Realisasi TA 2015
Persentas e capaian terhadap target TA 2015 Persentase capaian terhadap target TA 2016 5. Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana Jumlah Dokumen perencanaan penanggulangan bencana yang disusun
1 dokumen Perbup ttg Rencana Penangg ulangan Bencana Daerah 1 dok profil daerah 1 dok 100 100 6. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penangulangan bencana, dengan sasaran utama masyarakat di wilayah rawan bencana
Jumlah Kecamatan yang siaga bencana di Kabupaten Bandung
1 Kec 31 Kec 31 Kec 100 100
7. Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana Persentase perbaikan sarana dan prasarana masyarakat pasca bencana 100 48 48 100 8. Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah Cakupan wilayah Kabupaten Bandung yang telah terbangun system data dan informasi kebencanaan daerah 31 Kec 100 100 88 100 9. Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan
Jumlah personil yang telah mengikuti pelatihan
40 orang personil DAla dan 40 orang personil PSP 250 250 98 250
Penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung dimulai dari kegiatan perencanaan sampai kepada tahap implementasi. Kegiatan ini tidak pernah berhenti karena kegiatan penanggulangan bencana merupakan sebuah siklus yang terus menyesuaikan dengan keadaan. Siklus penanggulangan bencana dapat terlihat pada gambar di bawah ini:
3.2 Analisis Capaian Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 201 2015) dari tabel 3.1 terdapat
yaitu :
1. Indikator Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana hanya mencapai
peralatan kebutuhan korban.
kegiatan yang mendukung indikator tersebut didukung 2 kegiatan, untuk logistik yang tersedia pada BPBD terlaksana
kebutuhan korban bencana hanya 7 pengadaan sarana dan prasarana bagi k disebabkan karena :
1) Sisa penawaran dari pihak ketiga
2. Indikator jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya sudah terealisasi 31 Kecamatan atau
Analisis Capaian Kinerja
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2015 terhadap tahun berjalan (tahun dari tabel 3.1 terdapat 1 indikator kinerja yang capaiannya di bawah 100%
1. Indikator Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana hanya mencapai 98% untuk bantuan logistik dan
peralatan kebutuhan korban. dibanding rencana 100%, dis
kegiatan yang mendukung indikator tersebut didukung 2 kegiatan, untuk logistik yang tersedia pada BPBD terlaksana 98% dan untuk peralatan kebutuhan korban bencana hanya 74% yang di dukung oleh kegiatan pengadaan sarana dan prasarana bagi korban bencana alam
disebabkan karena :
Sisa penawaran dari pihak ketiga
2. Indikator jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya sudah terealisasi 31 Kecamatan atau 89% tetapi pada pelaksanaanya terdapat terhadap tahun berjalan (tahun indikator kinerja yang capaiannya di bawah 100%
1. Indikator Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban untuk bantuan logistik dan 74 % untuk , disebabkan program/ kegiatan yang mendukung indikator tersebut didukung 2 kegiatan, untuk % dan untuk peralatan yang di dukung oleh kegiatan orban bencana alam, tidak terserap
2. Indikator jumlah kecamatan yang telah dipetakan potensi bencananya sudah % tetapi pada pelaksanaanya terdapat
beberapa komponen pemetaan yang belum tercapai sesuai dengan Peraturan Kepala BNPB Nomor 8 tahun 2011 tentang standarisasi data kebencanaan. 3. Indikator Persentase perbaikan sarana dan prasarana masyarakat pasca
bencana hanya mencapai 9,62% sangat rendah dibanding rencana yaitu 100% , hal ini disebabkan karena program/ kegiatan yang mendukung indikator mengalami beberapa kendala yaitu :
Hambatan dari tidak terserapnya anggaran sebesar Rp. 266.627.500,- atau 80,38% kegiatan ini karena beberapa alasan diantaranya :
1) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian tentang penghitungan kerusakan dan kerugian pasca bencana.
2) Proses kriteria dan besaran bantuan sosial yang lama, karena melibatkan beberapa pihak luar seperti Dinas Pertasih, Pihak Kecamatan dan Desa.
3) Pelaksanaan penyaluran bantuan material tersebut dengan proses yang cukup lama, menyebabkan beberapa masyarakat korban bencana melakukan rehabilitasi dan reknstruksi secara mandiri, mengingat kebutuhan perbaikan rumah sangat mendesak. akhirnya sebagian besar masyarakat korban bencana mengajukan permohonan bantuan berupa uang. Hal ini bertentangan dengan Peraturan Bupati Bandung nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial Barang Yang Diserahkan Kepada Pihak Ketiga/Masyarakat akibat Bencana Alam Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung.
Pada Pasal 2 ayat (1) berbunyi "Pemerintah Daerah memberikan Bantuan Sosial berupa barang kepada individudan/atau keluargayang menjadi korban bencana alam dengan kriteria kerusakan bangunan ringansesuai kemampuan keuangan daerah yang dilakukan secara selektif sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan". ayat (2) berbunyi "Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa bahan bangunan seperti genting, asbes, kaso dan bahan bangunan lainnya. 4) Dibutuhkan formulasi aturan tentang penyaluran bantuan sosial pasca
bencana bahwa bantuan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi adalah berupa dana hibah yang leading sektor pelaksananya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
3.3 Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, tahun lalu dan target RPJMD
Tabel 3.12
Perbandingan capaian kinerja pada tahun Rencana Strategis 2011- 2015
No. Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Realisasi Tahun Renstra
2011 2012 2013 2014 2015 1. Terselenggaran ya Pelayanan cepat penanggulanga n bencana Jumlah personil yang siap diturunkan pada tahapan pra, saat dan pasca bencana
0 200 orang 100 orang 80 orang 280 orang
2. Meningkatnya jangkauan pelayanan penanggulanga n bencana Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi 67% 38% 74% 64% 83% 3. Tersedianya perlengkapan pendukung penanggulanga n bencana Persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana 0 99,4% 99,9% 99,8 97,72% 4. Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulanga n bencana di tiap kecamatan Jumlah Kecamatan yang siaga bencana di Kabupaten Bandung 0 0 FKDM (5 Kec) 31 Kec Peserta sosialisasi perbup 52 tahun 2014 30 Kecamatan peserta Sosialisasi PRB 5. Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana Jumlah Kecamatan yang telah melakukan mitigasi bencana - sketsa peta rawan bencana di 267 desa dan 9 kelurahan - 3 peta di kec. Baleendah, Bj. Soang dan Dayeuhkolot 31 peta kecamatan wilayah bencana longsor 6. Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana Jumlah ketersediaan produk hukum dalam upaya mendukung penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung - 1 dok Perda no. 2 ttg penyelengg araan Penanggul angan bencana di Kab. Bandung 1 dok perbup no. 23 ttg pembagian kewenanga n SKPD dalam penyelengg araan PB di Kabupaten Bandung 1 dok perbup no. 53 tentang hibah bansos - 7. Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana Persentase perbaikan sarana dan prasarana masyarakat pasca bencana - - - 1 Kecamatan 9 Kecamatan
Sasaran : Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan pelayanan cepat dalam penanggulangan bencana. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.13. Sasaran Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana Indikator Target 2015 Realisasi 2015 % capaian tahun 2015
Realisasi capaian kinerja (%)
2014 2013 2012 2011 Persentase Personil
yang siaga bencana tiap hari selama 24 jam
100 100 100 100 100 0 0
Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi
100 100 100 100 100 0 0
Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini ada 2 yaitu :
1. Indikator Persentase personil siaga bencana tiap hari selama 24 jam tercapai 100% pada tahun 2015 dan 2014, kegiatan yang mendukung indikator ini telah dilaksanakan pada tahun 2013 berupa piket kebencanaan operator radio pusat pengendalian operasional dan personil BPBD selama 24 jam, sehingga pada tahun 2011 dan 2012 tidak tercapai.
2. Indikator Persentase wilayah tanggap darurat dan pasca bencana yang bisa ditanggulangi tercapai 100% pada tahun 2015 karena telah melaksanakan 5 tahap kegiatan tanggap darurat. Pada tahun 2012 dan 2013 juga tercapai 100%, seluruh kejadian bencana telah ditanggulangi BPBD melalui bantuan biaya tidak terduga Pemerintah Kabupaten Bandung.
Capaian kinerja tersebut selama tahun 2015 dicapai melalui program kegiatan : 1. Tanggap darurat bencana banjir Tahap II
Telah dilaksanakan tanggap darurat bencana berdasarkan Keputusan Bupati Bandung Nomor 360/ Kep.636-BPBD/ 2014 tentang Perpanjangan Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Banjir, Tanah Longsor dan
Puting Beliung di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Baleendah, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Kutawaringin, Margaasih, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Kecamatan Cileunyi di Wilayah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, yang telah diputuskan pada tanggal 30 Desember 2014.
Pelaksanaan tanggap darurat ini berlangsung selama 7 (tujuh) hari terhitung dari tanggal 30 Desember 2014 s/d 5 Januari 2015, dengan pagu anggaran sebesar Rp.675.453.000,- dan telah terealisasi sesuai SP2D sebesar Rp. 659.054.650,- atau 97,5%.
2. Tanggap darurat bencana gerakan tanah Rawabogo
Telah dilaksanakan tanggap darurat bencana berdasarkan Keputusan Bupati Bandung Nomor : 364/Kep.190-BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Retakan Tanah / Tanah Longsor Di Desa Rawabogo Dan Lebakmuncang Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, yang berlangsung 9 Februari s.d 1 Maret 2015, yang dibiayai oleh anggaran biaya tidak terduga (BTT) APBD Kabupaten Bandung sebesar Rp. 675.990.000,- dengan realisasi sebesar Rp.562.365.600,-
Pelaksanaan tanggap darurat ini bertahap, mulai dari pemindahan pegungsi sebanyak 143 jiwa ke tempat pengungsian kemudian. Pembagian bantuan berupa makanan pengungsi pembangunan hunian sementara dari bambu, dengan rincian sebagai berikut :
a. Pemenuhan Kebutuhan Dasar 1 Beras 2 Lauk Pauk 3 Air Minum b. Kebutuhan Posko 1. Makan Personil 2. Gas LPG 3. Air Minum
4. ATK dan Alat Listrik c. Belanja Bahan Bakar
1. Roda 2 / Pertamax 2. Roda 4 Pertamax
3. Roda 4 Pertamina Dex 4. Roda 6 Pertamina Dex
d. Kebutuhan Pembangunan Hunian Sementara 1 Rumah Bilik
2 Mushola 3 MCK
4 Instalasi ListrikPemindahan dan Pemasangan 5 Torn Air
6 Dudukan Torn Pipanisasi
e. Kebutuhan Pemadatan Lahan dan Pembuatan Rucuk Bambu 1. Cangkul
2. Skop
3. Sewa Baby Roller 4. Bambu Haur 5. Bambu Gombong f. Kebutuhan Peralatan
1 Bor Listrik + Mata Bor 2 Circle Saw
3 Pisau Raut 4 Meteran 5 Tatah
g. Honorarium Relawan
1 Uang Lelah Personil dan Relawan
3. Tanggap darurat bencana tanah longsor di Kampung Cibitung Kecamatan Pangalengan
Tanggap daurat bencana tanah longsor berlangsung 2 kali tahapan , yaitu :
a. Tahap I
Tanggap darurat bencana longsor tahap I berdasarkan Keputusan Bupati Bandung Nomor : 360/Kep.334- BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor di Kampung Cibitung Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung, dengan pagu anggaran yang dibiaya bantuan tidak terduga sebesar Rp.400.200.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 395.623.200,- atau 98,8%
b. Tahap II
Tanggap darurat bencana longsor tahap ke II berdasarkan Keputusan Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep.344-BPBD/ 2015 tentang Perpanjangan Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor di Kampung Cibitung Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat terhitung tanggal 12 Mei 2015. Alokasi untuk tanggap darurat bantuan tidak terduga ini adalah sebesar Rp. 423.020.000,- teralisasi sebesar Rp.413.754.300,- atau 97,8%.
Pelaksanaan kegiatan ini bisa diuraikan sebagai berikut :
a. Kebutuhan Dapur Umum 1 Nasi Bungkus 2 Air Minum 3 Gas Elpiji 12 Kg b. Kebutuhan Peralatan 1 Cangkul 2 Singkup
c. Belanja Bahan Bakar 1 Roda 2 / Pertamax 2 Roda 4 Pertamax 3 Roda 4 Solar
4 Roda 4 Pertamina Dex 5 Roda 6 Pertamina Dex
Jumlah
d. Kebutuhan Posko 1 Kebutuhan ATK e. Honorarium Relawan
1 Uang Lelah Personil dan Relawan
4. Tanggap darurat bencana kekeringan berdasarkan Keputusan Bupati Bandung nomor : 365/ Kep.522-BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat Bencana Kekeringan Berupa Kekurangan Air Bersih, Air Minum dan Kebakaran Lahan Di Wilayah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Kegiatan ini berlangsung pada 15 September 2015 s.d 05 Oktober
2015,dengan bantuan tidak terduga APBD Kabupaten Bandung TA. 2015 sebesar Rp. 621.027.500,- dan terealisasi sebesar Rp.620.633.500,- atau 99,93% dengan rincian sebagai berikut :
a. BIAYA BELANJA PEGAWAI 1. Uang Lelah Personil
b. BIAYA BELANJA BAHAN BAKAR MINYAK ( BBM ) - Pengiriman Air Bersih
1. Kendaraan Tangki Air, Pertaminadex - Pendistribusian Torn dan Kelengkapannya
1. Kendaraan Truck, Pertamina Dex - Monitoring
1. Kendaraan Roda Empat ( Mobil ), Pertaminadex c. BIAYA BELANJA BAHAN BAHU KEGIATAN - Belanja Air Bersih
- Cangkul - Singkup - Parang
- Jerigen Plastik
- Torn 4000 Lt + Accessories
Jadi total untuk BTT Tahun anggaran 2015 adalah :
Tabel 3.14. Biaya Tidak Terduga Tanggap Darurat 2015
No. Dasar Pagu Anggaran Realisasi Pengembalian 1. Banjir Baleendah Tahap II :
Keputusan Bupati Bandung Nomor 360/ Kep.636-BPBD/ 2014 tentang Perpanjangan Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Baleendah, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Kutawaringin, Margaasih, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Kecamatan Cileunyi di Wilayah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, yang telah diputuskan pada tanggal
30 Desember 2014.
2. Bencana gerakan tanah desa Rawabogo :
Keputusan Bupati Bandung Nomor : 364/Kep.190-BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Retakan Tanah / Tanah Longsor Di Desa Rawabogo Dan Lebakmuncang Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, yang berlangsung 9 Februari s.d 1 Maret 2015.
675.990.000 562.365.600 113.624.400
3. Bencana tanah longsor Cibitung I : Keputusan Bupati Bandung Nomor : 360/Kep.334- BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor di Kampung Cibitung Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung.
400.200.000 395.623.200 4.576.800
4. Bencana tanah longsor Cibitung II : Keputusan Bupati Bandung Nomor : 360/Kep.344- BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor di Kampung Cibitung Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung
423.020.000 413.754.300 9.265..700
5. Bencana kekeringan :
Keputusan Bupati Bandung nomor : 365/ Kep.522-BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Tanggap Darurat Bencana Kekeringan Berupa Kekurangan Air Bersih, Air Minum dan Kebakaran Lahan Di Wilayah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat
621.027.500 620.633.500 394.000
Tabel 3.15
Perbandingan Capaian Kinerja Pelayanan Tanggap Darurat Bencana
No. Uraian Bencana Korban BTT APBD
(Rp.) BNPB (Rp). BPBD Provinsi (Rp). 1 Tanggap darurat 2012 Kebakaran di Maruyung Kec. Pacet 138 16.413.000 0 0 Kekeringan 117.974.400 Banjir dan Longsor 76.874 381.168.500 2 Tanggap
darurat 2013
banjir dan longsor di wilayah Kecamatan Baleendah, Pacet, Margaasih, Cicalengka, Nagreg, Cileunyi, Solokanjeruk, Majalaya, Rancaekek, Pasirjambu, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Katapang, Margahayu, dan Kutawaringin 27.382 1.780.443.000 35.000.000 77.000.000 3 Tanggap darurat 2014
Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung di Kecamatan Ciwidey, Rancabali, Pasirjambu, Cimaung, Pangalengan, Kertasari, Cicalengka, Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Ciparay, Baleendah, Banjaran, Pameungpeuk, Katapang, Kutawaringin, Margaasih, Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Kecamatan Cileunyi di Wilayah Kabupaten Bandung
14.589 749.356.250 0 0
Jumlah 2.664.186.650 35.000.000 77.000.000, -
Analisis capaian kinerja pelayanan tanggap darurat bencana dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tanggap darurat tahun 2012
a) Biaya tidak terduga untuk tanggap darurat bencana kebakaran di Maruyung Kejadian bencana kebakaran ini mendapat anggaran sebesar Rp.61,413,000,- yang digunakan untuk belanja bahan baku dumlap (dapur umum lapangan) bagi korban di pengungsian, membuka posko lapangan, menyalurkan logistik.
Secara rinci kegiatan tersebut dapat diuraikan melalui table berikut : Tabel 3.16
Indikator Tolak Ukur Kinerja
Target Realisasi Masukan Tersedianya Dana, SDM, Bahan
dan waktu Rp. 61,413,000 Rp. 61,413,000 Keluaran
Terlaksananya upaya tanggap darurat melalui penyediaan dumlap.
100% 100%
Hasil Terpenuhinya kebutuhan makanan dan bantuan logistik bagi korban.
100% 100%
b). Biaya tidak terduga untuk tanggap darurat bencana kekeringan
Kejadian bencana kekeringan mendapat anggaran on call tahn 2012 sebesar Rp.117,974,400,-, yang digunakan untuk membiayai mobilisasi air bersih ke wilayah kekeringan, demobilisasi, belanja langsung untuk honorarium personil tanggap darurat kekeringan, visibilitas dan belanja ATK pendukung selama masa tanggap darurat yaitu 7 (tujuh) hari.
Secara rinci kegiatan tersebut dapat diuraikan melalui table berikut :
Tabel 3.17
Indikator Tolak Ukur Kinerja
kuantitas kebutuhan Realisasi Masukan Tersedianya Dana, SDM,
Bahan dan waktu
Rp.117,974,400
Keluaran
Tersedianya mobilisasi bahan bakar minyak : Truk
Quick responder Strada Triton Toyota Hilux
Toyota Kijang
Minyak Pelumas untuk kendaraan
Pembelian Tandon Air Selang Hydrant Selang Hydrant Kran Air 3 unit 1 unit 1 unit 1 unit 3 unit 19 buah 1 buah 1 buah 19 buah 23 liter 20 liter 20 liter 20 liter 7 liter 5000 Liter 2.5" x 20 M 2.5" x 30 M 2.5 " 724,500 630,000 1,372,000 1,372,000 3,441,900 86,735,000 2,250,000 3,375,000 1,425,000 Personil Visibilitas Demobilisasi 27 orang 4 buah spanduk Pemelihara 27 orang 9,450,000 1,600,000 3,150,000
Alat Tulis Kantor
an 3 unit truk dan upah supir
1,000,000
Hasil Terpenuhinya kebutuhan dasar untuk tanggap darurat kekeringan di wilayah kekeringan
100%
c). Biaya tidak terduga untuk tanggap darurat bencana banjir & longsor
Kejadian banjir dan longsor yang terjadi pada November 2012 mendapat anggaran sebesar Rp.381,168,500,- yang digunakan untuk membiayai mobilisasi belanja bahan bakar minyak, operasional dapur umum lapangan, sewa alat berat dan uang lelah personil tanggap darurat banjir dan longsor yang terjadi selama 7 (tujuh) hari yaitu tanggal 19-25 November 2012.
Secara rinci kegiatan tersebut dapat diuraikan melalui table berikut :
Tabel 3.18
Indikator Tolak Ukur Kinerja
kuantitas kebutuhan Realisasi Masukan Tersedianya Dana, SDM,
Bahan dan waktu
Rp 381,168,500
Keluaran
Tersedianya mobilisasi bahan bakar minyak : Solar Truk DUMLAP Solar kendaraan roda 4 Pertamax kendaraan roda 4 Mobilisasi air bersih
Solar kendaraan exsavator Bbm premium genset 2 unit 10 unit 5 unit 2unit 3 unit 2 unit 25 liter 25 liter 25 liter 25 liter 45 liter 7 Liter 1,575,000 7,875,000 8,575,000 1,575,000 4,252,500 441,000 Personil
Sewa alat berat
Opersional Dumlap, belanja bahan baku kegiatan :
1.Makanan pokok pengungsi dan relawan 2. Air mineral 3. Gas elpiji 12 Kg 253 orang 3 unit 2 x 1 75 dus 8 tabung 253 orang 20 jam 3500 orang 89,600,000 10,200,000 245,000,000 7,875,000 4,200,000 Hasil Terpenuhinya kebutuhan dasar korban untuk tanggap darurat banjir dan longsor.
Jumlah Total sumber dana on call tanggap darurat bencana dari APBD Kabupaten Bandung pada tahun 2012 adalah :
BTT untuk tanggap darurat bencana kebakaran sebesar Rp. 61,413,000,- BTT untuk tanggap darurat bencana kekeringan sebesar Rp. 117,974,400,- BTT untuk tanggap darurat bencana banjir & longsor sebesar Rp.381,168,500,-
Jumlah Rp.560,555,900
2. Tanggap darurat tahun 2013
a). Kegiatan Yang Dibiayai Bantuan Tidak Terduga (APBD Kabupaten Bandung)
Terlaksana 4 tahap, diantaranya :
1. Tanggap darurat bencana banjir di Kecamatan Ciwidey, Soreang, Kutawaringin, Margaasih, Pangalengan, Cangkuang, Banjaran, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Majalaya, Rancaekek, Cileunyi dan Cicalengka berdasarkan Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep.130-BPBD/ 2013 tanggal 19 Februari 2013 tentang Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013. Pelaksanaan tanggap darurat ini terhitung dari tanggal 07 Februari s/d 28 Februari 2013, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 649.620.500,- terealisasi sebesar Rp.334.851.181,-. Sisa anggaran dikembalikan ke kas daerah sebesar Rp.314.769.319,-.
2. Tanggap darurat bencana banjir dan longsor di Kecamatan Beleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Banjaran, Cikancung, Cicalengka, Majalaya, Rancaekek, Cileunyi, Ibun dan Kutawaringin berdasarkan Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep.226-BPBD/ 2013 tanggal 03 April 2013 tentang Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013 untuk Biaya Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor..
Pelaksanaan tanggap darurat ini berlangsung selama sepuluh hari terhitung dari tanggal 27 Maret s/d 05 April 2013, dengan pagu anggaran sebesar Rp. 411.675.000,- terealisasi sebesar Rp.411.675.000,- atau terealisasi 100 %.
3. Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep 237- BPBD tanggal 09 April 2013 tentang penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013 Untuk Biaya Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor di Kecamatan Baleendah, Bojongsoang, Dayeuhkolot, Banjaran, Cikancung, Cicalengka, Majalaya, Rancaekek, Cileunyi, Ibun dan Kutawaringin selama tujuh hari mulai tanggal 06 April s/d 12 April 2013. Pagu anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp.269.972.500,- dan terealisasi Rp. 269.972.500,- atau 100%.
4. Surat Pernyataan Status Darurat Bencana Banjir dan Longsor di Kecamatan Cangkuang, Banjaran, Pameumpeuk, Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Majalaya, Rancaekek, Cileunyi, Cicalengka, Pacet, Ibun, Katapang dan Kutawaringin Kabupaten Bandung terhitung mulai tanggal 23 April s/d 02 Mei 2013. Pagu anggaran untuk kegiatan ini adalah sebesar Rp.449.175.000,- dan terealisasi 100 %.
Jadi total untuk BTT Tahun anggaran 2013 adalah : Tabel 3.19
No. Dasar Pagu Anggaran Realisasi Pengembalian 1. Surat Bupati Bandung
Nomor : 360/ Kep.130-BPBD/ 2013 tanggal 19 Februari 2013 tentang Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013.
Rp. 649.620.500,- Rp.334.851.181,- (52%)
Rp.314.769.319,-
2. Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep.226-BPBD/ 2013 tanggal 03 April 2013 tentang Penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013 untuk Biaya Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor.
Rp. 411.675.000,- Rp.411.675.000,- (100%)
3. Surat Bupati Bandung Nomor : 360/ Kep 237- BPBD tanggal 09 April 2013 tentang penggunaan Pos Belanja Tidak Terduga Tahun Anggaran 2013 Untuk Biaya Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor
Rp.269.972.500,- Rp.269.972.500,- (100%)
Darurat Bencana Banjir dan Longsor
(100%)
Jumlah Rp. 1.780.443.000 Rp. 1.465.673.681,- Rp.314.769.319,-
b). Bantuan Dari BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB)
KEGIATAN YANG DIBIAYAI DANA SIAP PAKAI BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
1. Tanggap darurat bencana banjir di Baleendah kabupaten Bandung dengan dana DSP sebesar Rp. 360.000.000,- yang terealisasi sebesar 100 % , yang berlangsung dari tanggal 06 mei sampai dengan 12 mei 2015 dengan rincian sebagai berikut :
2. Tanggap darurat bencana longsor tahap I berdasarkan Keputusan Bupati Bandung Nomor : 360/Kep.334- BPBD/ 2015 tentang Penetapan Status Keadaan Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor di Kampung Cibitung Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung, dengan pagu anggaran yang dibiaya Dana Siap Pakai dari BNPB sebesar Rp.396.174.000 dan terealisasi sebesar 100% , dengan rincian sebagai berikut :
Kebutuhun Dapur Umum 1 Nasi Bungkus 2 Air Minum 3 Gas Elpiji 12 Kg
Kebutuhan Dasar Pengungsi 1 Pangan - Beras - Minyak Goreng - Mie Instan - Sarden - Kornet - Susu Bayi
- Bubur / Makan Bayi 2 Sandang
- Baju Putih Biru Laki-laki SMP - Baju Pramuka Laki-laki SMP - Baju Putih Biru Perempuan SMP - Baju Pramuka Perempuan SMP - Pakaian anak Laki-laki usia SMP - Pakaian anak Perempuan usia SMP - Baju Merah Putih Laki-laki SD
- Baju Pramuka Laki-laki SD - Pakaian anak Laki-laki usia SD - Baju Merah Putih Perempuan SD - Baju Pramuka Perempuan SD - Pakaian anak Perempuan usia SD - Pakaian Remaja Laki-laki usia SMA - Pakaian Remaja Perempuan usia SMA - Pakaian Balita Laki-laki
- Pakaian Balita Perempuan - Pakaian Lansia Laki-laki - Pakaian Lansia Perempuan - Pakaian Desawa Laki-laki - Pakaian Desawa Perempuan 3 Perlengkapan Sekolah - Tas - Sepatu - Buku Tulis - Ball Point - Penghapus 4 Family Kits - Sabun Mandi - Sabun Cuci - Sikat Gigi - Pasta Gigi
- Minyak Kayu Putih 5 Perlengkapan Dapur 6 Selimut 7 Obat Kebutuhan Peralatan 1 Cangkul 2 Singkup 3 Kantong Sampah 4 Karung Plastik 5 Tenda Peleton 6 Tenda Posko 7 Velbed 8 Headlamp 9 Matras
Belanja Bahan Bakar 1 Roda 2 / Pertamax 2 Roda 4 Pertamax 3 Roda 4 Pertamina Dex 4 Roda 6 Pertamina Dex 5 Bechoe Kecil Pertamina Dex 6 Dozer Pertamina Dex
7 Genset Pertamax Kebutuhan Posko
1 Kebutuhan ATK 2 Spanduk
Kebutuhan Jatah Hidup 1 Beras
2 Lauk Pauk 3 Air Minum
3. Tanggap darurat bencana kekeringan berdasarkan Keputusan Bupati Bandung nomor : 365/ Kep.483-BPBD/ 2015 yang berlangsung dari tanggal 5 Agustus s.d 31 Desember 2015, dengan pagu anggaran yang dibiayai oleh dana siap pakai (DSP) BNPB sebesar Rp. 169.740.000 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.20
ANGGARAN BIAYA
SIAGA DARURAT BENCANA KEKERINGAN BERUPA KEKURANGAN AIR BERSIH DAN AIR MINUM DI WILAYAH KAB. BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT
NO U R A I A N RINCIAN PERHITUNGAN JUMLAH (Rp) Volume Satu an Harga Satuan 1 2 3 4 5 6 1. Biaya Posko 25.000.000
Biaya Posko 1 Paket
Pkt 25.000.000 25.000.000 2.
Uang Lelah dan Uang
Makan
87.000.000 Uang Lelah dan
uang Makan 20 Org x 30 Hari HOK 145.000 87.000.000 2. BIAYA BELANJA BAHAN BAKAR MINYAK ( BBM ) 10.440.000
Droping Air Bersih
- Droping Air bersih (Solar) 1 Unit x 30 Hari x 20 Lt Liter 7.400 4.440.000
- Droping Air bersih (Pertamina Dex) 1 Unit x 30 Hari x 20 Lt Liter 10.000 6.000.000 3. BIAYA BELANJA BAHAN BAHU KEGIATAN 47.300.000 - Pengadaan Air Bersih 91 Desa x 6 Tangki Tang ki 50.000 27.300.000 - Pembuatan Tangkapan air dan Pipanisasi 1 Unit Unit 20.000.000 20.000.000
Sasaran : Tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan tersedianya perlengkapan pendukung penanggulangan bencana. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.21. Sasaran Terselenggaranya Pelayanan cepat penanggulangan bencana Indikator Target 2015 Realisasi 2015 % capaian tahun 2015
Realisasi capaian kinerja (%)
2014 2013 2012 2011 persentase bantuan
logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana
100 98 100 99,8 100 99,6 0
Persentase kecamatan yang menerima bantuan pada saat tanggap darurat
100 100 74 100 100 100 0
Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini ada 2 yaitu :
1. Indikator persentase bantuan logistik dan peralatan untuk kebutuhan korban bencana, indikator ini didukung 2 kegiatan yaitu Kegiatan Pengadaan logistik dan obat-obatan bagi penduduk di tempat penampungan Pengungsi tercapai 98% dari target 100% pada tahun 2015, di 2013 tercapai sebanyak 100% dan pada 2014 tercapai 99,8% menurun 0,2% dan Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana evakuasi penduduk dari ancaman/korban bencana alam tercapai 74% dari target 100%, sarana prasarana dimaksud yaitu :
Uraian Jumlah
Peralatan yang diberikan pada masyarakat :
1.
Tenda Pleton2.
Tenda Pleton/ Tenda Regu,3.
Peralatan Dapur Umum Lapangan4.
Blankar/ Tandur5.
Mesin Pompa 3 inc6.
Mesin pompa 6 inc7.
Alat komunikasi. Handytalky8.
Alat Komunikasi/ RIG9.
Perahu Karet + Dayung13 unit 6 buah 6 set 33 buah 14 unit 3 unit 49 unit 4 unit 3 unit
10.
Perahu Kayu + Dayung11.
Sepatu Boot12.
Rompi Pelampung13.
Lampu Darurat/ Headlamp14.
Genset15.
Gergaji mesin16.
Tabung Damkar YP-20NR 6 KgPeralatan kebutuhan Badan "
1.
Alat penarik / Anhang2.
Tempat tidur lipat3.
Pengadaan alat komunikasi radio VHF21 buah 70 satuan 56 buah 40 buah 10 unit 3 buah 2 buah 2 unit 100 buah 2 set
2. Indikator Persentase kecamatan yang menerima bantuan pada saat tanggap darurat tercapai 100%. Pada indikator ini, kegiatan yang mendukung adalah dianggarkan dari biaya tidak terduga tanggap darurat bencana. Artinya adalah, karena bencana tidak dapat ditargetkan kejadian dan korbannya, maka untuk setiap korban yang terkena bencana pada saat tanggap darurat, target BPBD mengenai kebutuhan mereka akan terpenuhi 100% setiap tahunnya.
Berdasarkan data rekapitulasi peristiwa bencana yang terjadi di wilayah Kabupaten Bandung selama tahun 2015 terjadi 4 kali tanggap darurat yaitu :
a) pada tanggal 30 desember 2014 - 5 Januari 2015 dengan korban dan kerugian pada 20 Kecamatan Kabupaten Bandung. Tercatat sebanyak 32 kejadian bencana. Adapun rincian kejadian bencana yang terjadi selama 2015 yakni, tanah longsor sebanyak 1 kejadian, banjir 29 kejadian, retakan tanah 1 kejadian, bencana kekeringan sebanyak 1 kali kejadian.
b) Bencana – bencana tersebut menimbulkan kerugian materil maupun non materil diantaranya hilangnya tempat tinggal penduduk untuk sementara waktu karena rumahnya terendam banjir maupun tertimbun longsoran tanah atau hilangnya mata pencaharian karena rusaknya infrastruktur perekonomian. Dengan kondisi tersebut, Para korban bencana tetap berhak menerima bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Pemenuhan kebutuhan para korban bencana pada tahun 2015 tidak hanya disediakan oleh pemerintah tetapi juga dari individu maupun kelompok masyarakat serta dari pihak swasta. Bantuan – bantuan tersebut selalu
direkapitulasi dan kemudian didistribusikan kepada para korban bencana yang membutuhkan secara langsung ataupun melalui para relawan. Para pemberi bantuan pada tahun 2015 diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pemerintah pusat melalui BNPB
2. Pemerintah Provinsi Jawa Barat
3. SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung 4. Individu maupun kelompok masyarakat
Sasaran : Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di tiap kecamatan
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di tiap kecamatan. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.22. Sasaran Terbentuknya kelompok masyarakat penanggulangan bencana di tiap kecamatan
Indikator Target 2015 Realisasi 2015 % capaian tahun 2015
Realisasi capaian kinerja (%)
2014 2013 2012 2011 Ketersedian personil kebencanaan yang handal 40 orang 40 orang 100 100 110 100
Capaian indikator ketersediaan personil kebencanaan yang handal pada tahun 2013 tercapai 100%; pada tahun 2014 tercapai 100% artinya dan pada tahun 2015 tercapai 100%.
Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini didukung oleh Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat. Pada tahun 2014 tercapai 100% yaitu sebanyak 40 orang tenaga yang handal dalam pendampingan psikososial korban pasca bencana. Pada tahun 2013 kegiatan yang mendukung indikator ini adalah pelatihan Tim dalam mendukung upaya pengurangan risiko bencana tercapai 100% yaitu sebanyak 200 orang dan pada tahun 2014 tercapai 40 orang. Sehingga pada tahun 2015 BPBD telah melakukan
pelatihan kebencanaan kepada aparatur maupun masyarakat sebanyak 40 orang personil. Para peserta pelatihan kemudian dikelompokan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Ada dua kelompok besar penanggulangan bencana yaitu Unit Cegah Siaga (UCS) yang beperan aktif dalam melakukan pengurangan risiko bencana dalam fase pra bencana, Tim Reaksi Cepat (TRC) yang lebih berperan dalam proses tanggap darurat bencana dengan tugas pokoknya melakukan kajian cepat kebutuhan para korban bencana serta menghitung kerusakan sementara akibat bencana.
Untuk membentuk personil kebencanaan yang handal diperlukan pelatihan penanggulangan bencana baik dari segi teori maupun implementasi di lapangan. Oleh karena itu, BPBD telah melaksanakan beberapa kegiatan baik kegiatan internal BPBD maupun dengan bekerja sama dengan lembaga lain. Pelatihan yang telah dilaksanakan oleh BPBD diantaranya:
a. Pelatihan Damages and Losses Assesment (DaLA) yaitu pelatihan perhitungan kerusakan dan kerugian pasca bencana bagi aparatur kecamatan (2013 dan 2014).
b. Pelatihan penggunaan radio komunikasi dengan output jumlah kecamatan yang terhubung dengan pusat informasi BPBD dan rambu evakuasi (2014)
c. Pelatihan pendampingan psikososial korban pasca bencana (2015) d. Pelatihan penanggulangan bencana dasar
e. Pelatihan pengelolaan dapur umum lapangan f. Pelatihan Search and rescue (SAR)
Sasaran : Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.23. Sasaran Berkurangnya ancaman dan kerentanan bencana Indikator Target 2015 Realisasi 2015 % capaian tahun 2015 Realisasi capaian kinerja (%) 2014 2013 2012 Jumlah kecamatan yang
telah dipetakan potensi bencananya 1 dok dan 31 Kec peta rawan longsor 1 dok dan 31 Kec
89 3 Kec 2 kec 1 kec
Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini didukung oleh 2 kegiatan yaitu :
1. Kegiatan Pemetaan Kawasan Rawan Bencana, pada tahun 2015 terpetakan wilayah rawan bencana di 31 kecamatan.
Adapun kendala yang dihadapi yaitu Kriteria teknis untuk kegiatan pemetaan kawasan rawan bencana tidak sesuai perencanaan :
a) Tersusunnya peta rawan bencana se-Kabupaten Bandung per Kecamatan, dalam hal ini wilayah rawan bencana longsor.
b) Tersusunnya Peta rawan bencana detail, tetapi sampai saat ini hasil penyusunannya tidak sesuai dengan standarisasi peta.
Upaya yang dilakukan adalah :
Tersusunnya database kebencanaan harus sesuai standarisasi data BNPB yaitu Peraturan Kepala BNPB nomor. 8 Tahun 2011 tentang Standarisasi Data Kebencanaan
Pada tahun 2015 tercapai 89% atau 31 kecamatan dari tahun 2014 yang hanya tercapai 3 kecamatan rawan bencana banjir. Artinya meningkat mencapai 28 kecamatan. Pada tahun 2013 hanya 31 kecamatan yg dipetakan, pada 2012 hanya 1 kecamatan dan pada 2011 wilayah rawan masih dalam bentuk sketsa sebanyak 31 kecamatan.
2. Kegiatan lainnya yaitu terlaksananya sosialisasi pengurangan resiko bencana di 31 kecamatan di Wilayah Kabupaten Bandung. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan seluruh masyarakat dapat menjadi lebih siaga dalam menghadapi bencana banjir, angin kencang, gerakan tanah dan lonsor. yang bertujuan untuk merangsang masyarakat agar berperan aktif dalam penyelanggaraan penanggulangan bencana dengan membentuk kelompok di tiap wilayah rawan bencana.
Sasaran : Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.24. Sasaran Tersusunnya produk hukum daerah penanggulangan bencana Indikator Target 2014 Realisasi 2014 % capaian tahun 2014 Realisasi capaian kinerja (%) 2013 2012 2011 Jumlah Dokumen perencanaan penanggulangan bencana yang disusun
1 dok 1 dok 100 3 dok 1 dok 0
Capaian indikator kinerja untuk sasaran ini didukung oleh kegiatan penyusunan rumusan kebijakan bencana daerah yang pada tahun 2014 tercapai 1 dokumen yaitu terusunnya Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial Barang Yang Diserahkan Kepada Pihak Ketiga/ Masyarakat Akibat Bencana Alam Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung.
Pada tahun 2013 tercapai 3 dokumen yaitu :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bandung
2. Peraturan Bupati Bandung Nomor 23 Tahun 2013 Tentang Pembagian Kewenangan, Tugas, Dan Fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Dalam Penyelengaraan Penanggulangan Bencana Di Kabupaten Bandung
3. Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana Daerah.
Pada tahun 2012 tercapai 1 dokumen yaitu dokumen rencana kontijensi bencana banjir.
Sasaran : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penangulangan bencana, dengan sasaran utama masyarakat di wilayah rawan bencana
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penangulangan bencana, dengan sasaran utama masyarakat di wilayah rawan bencana. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.25. Sasaran Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam penangulangan bencana, dengan sasaran utama masyarakat di wilayah rawan bencana
Indikator Target 2015 Realisasi 2015 % capaian tahun 2015
Realisasi capaian kinerja (%)
2014 2013 2012 2011 Jumlah Kecamatan
yang siaga bencana di Kabupaten Bandung
31 kec 31 kec 98 100% 100% 33% 0
Capaian indikator jumlah kecamatan yang siaga bencana pada tahun 2012 mencapai 33% ; pada tahun 2013 mencapai 100%, artinya meningkat sebesar 67%, pada tahun 2014 tercapai 100% dan pada tahun 2015 tercapai 98%.
Capaian indikator sasaran ini didukung oleh Kegiatan penyiapan tenaga pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan. Output dari kegiatan ini adalah terhubungnya 31 kecamatan dengan pusat informasi kebencanaan BPBD dan berlangsungnya komunikasi dan tersampikannya informasi peringatan dini bencana, diantaranya :
a) personil siaga bencana 24 jam
b) 1 alat early warning system untuk bencana banjir c) 1 unit alat pemantau curah hujan
d) 1 alat disaster early warning system (DEWS)
Selain itu ada juga sub kegiatan seperti sosialisasi pengurangan resiko bencana yang dilakukan ke 31 kecamatan serta tersedianya TRC pada setiap kecamatan di Kabupaten Bandung. Pada tahun 2015 tersosialisasikannya PRB ke 1800 orang masyarakat dari beberapa unsur, tahun 2014 tercapai 31 kecamatan
juga pada tahun 2013. Sedangkan pada tahun 2012 hanya tercapai 10 kecamatan, artinya meningkat pada 2013 sebanyak 21 kecamatan yang siaga bencana.
Sasaran : Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana, dengan sasaran utama masyarakat di wilayah rawan bencana. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.26. Sasaran Terbangunnya kembali kehidupan masyarakat pasca bencana Indikator Target 2015 Realisasi 2015 % capaian tahun 2015 Realisasi capaian kinerja (%) 2014 2013 2012 Persentase perbaikan
sarana dan prasarana masyarakat pasca bencana
100 % 9,82% 9,82% 48% 90% 0
Capaian indikator sasaran ini didukung oleh Program perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial dengan kegiatan Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi rumah akibat bencana sosial yang pada tahun 2015 hanya tercapai 9,82%, artinya mengalami penurunan kinerja sebesar 37,18% dari tahun 2014 yang juga hanya tercapai 48% , pada tahun 2013 tercapai 90% artinya mengalami penurunan sebesar 42%.
Keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya bantuan stimulan untuk korban pasca terjadi bencana. Wilayah yang mendapat bantuan stimulan yaitu Kecamatan Pameungpeuk Desa Rancamulya sebanyak 40 Orang pada tahun 2014 dan pada tahun 2015 hanya melaksanakan survey bahan material. Bentuk bantuan untuk para korban bencana adalah berupa barang bahan material, seperti batu bata, pasir, semen, genting dan lain sebagainya.
Hambatan dari tidak tercapainya kegiatan ini karena beberapa alasan diantaranya :
1) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki keahlian tentang penghitungan kerusakan dan kerugian pasca bencana.
2) Proses kriteria dan besaran bantuan sosial yang lama, karena melibatkan beberapa pihak luar seperti Dinas Pertasih, Pihak Kecamatan dan Desa.
3) Pelaksanaan penyaluran bantuan material tersebut dengan proses yang cukup lama, menyebabkan beberapa masyarakat korban bencana melakukan rehabilitasi dan reknstruksi secara mandiri, mengingat kebutuhan perbaikan rumah sangat mendesak. akhirnya sebagian besar masyarakat korban bencana mengajukan permohonan bantuan berupa uang. Hal ini bertentangan dengan Peraturan Bupati Bandung nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial Barang Yang Diserahkan Kepada Pihak Ketiga/Masyarakat akibat Bencana Alam Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Bandung.
Pada Pasal 2 ayat (1) berbunyi "Pemerintah Daerah memberikan Bantuan Sosial berupa barang kepada individudan/atau keluargayang menjadi korban bencana alam dengan kriteria kerusakan bangunan ringansesuai kemampuan keuangan daerah yang dilakukan secara selektifsesuai ketentuan peraturan perundang – undangan". ayat (2) berbunyi "Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa bahan bangunan seperti genting, asbes, kaso dan bahan bangunan lainnya.
4) Dibutuhkan formulasi aturan tentang penyaluran bantuan sosial pasca bencana bahwa bantuan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi adalah berupa dana hibah yang leading sektor pelaksananya disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
Pelaksanaan pemberian bantuan sosial korban bencana pada tahun 2015 dilaksanakan dalam 2 (dua) jenis bantuan sosial, yaitu uang melalui cek tunai atau transfer ke rekening tabungan korban bencana, sesuai dengan Peraturan Bupati Bandung Nomor 62 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemberian Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Di Kabupaten Bandung (Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2011 Nomor 62) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Bupati Bandung Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Bandung Nomor 62 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemberian Hibah, Bantuan Sosial, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Di Kabupaten Bandung (Berita Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2013 Nomor 4) dan Keputusan Bupati
Bandung Nomor 978/Kep.185-DPPK/2014 tentang Penetapan Penerima dan Besaran Hibah dan Bantuan Sosial di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2014 berupa bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan.
Selain itu bantuan lainnya yaitu bantuan sosial barang berupa material bangunan, berdasar kepada Peraturan Bupati Bandung Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Sosial Barang Yang Diserahkan Kepada Pihak Ketiga/Masyarakat Akibat Bencana Alam Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Bandung dan Keputusan Bupati Bandung Nomor 978/Kep.173-DPPK/2015 tentang Penetapan Penerima Dan Besaran Hibah Dan Bantuan Sosial Di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015, tanggal 30 Januari 2015. Bantuan sosial yang tidak dapat direncanakan berupa cek tunai atau transfer ke rekening tabungan untuk korban bencana pada tahun 2015 dilaksanakan sebanyak 2 (dua) tahap yang dikelola oleh DPPK Kabupaten Bandung.
1. 978/Kep.173-DPPK/2015 tentang Penetapan Penerima Dan Besaran Hibah Dan Bantuan Sosial Di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015, tanggal 30 Januari 2015.
a. Jumlah pengajuan sebanyak 27 (dua puluh tujuh) penerima dengan total nilai sebesar Rp. 21.000.000,- (dua puluh satu juta rupiah). Terdiri atas 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Pangalengan Desa Tribaktimulya dan Kecamatan Ciparay Desa Ciparay;
b. Pelaksanaan Pembagian bantuan sosial berupa cek tunai langsung di Kantor DPPK Kabupaten Bandung;
2. 978/Kep.173-DPPK/2015 tentang Penetapan Penerima Dan Besaran Hibah Dan Bantuan Sosial Di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015, tanggal 30 Januari 2015
a. Jumlah pengajuan sebanyak 656 pemohon/ berkas yang diajukan ke DPPK Kabupaten Bandung dan hanya 87 yang menjadi penerima dengan total nilai sebesar Rp.495.500.000,- (Empat Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Lima Ratus Ribu Rupiah), terdiri dari 4 (empat) kecamatan dan 7 (tujuh) desa.
Tabel 3.27.
Calon Penerima Bantuan Sosial Berdasarkan
Keputusan Bupati Bandung nomor 978/Kep.173-DPPK/2015 tentang Penetapan Penerima Dan Besaran Hibah Dan Bantuan Sosial Di Kabupaten Bandung
Tahun Anggaran 2015, tanggal 30 Januari 2015
KODE
REKENING URAIAN ANGGARAN
1 2 3
5 . 1 . 4 . 07 . 01
5 . 1 . 5 Belanja Bantuan Sosial 12.617.250.000,00 5 . 1 . 5 . 01 Belanja Bantuan Sosial kepada Organisasi
Sosial Kemasyarakatan
12.617.250.000,00 5 . 1 . 5 . 01 . 01 Belanja Bantuan Sosial Organisasi
Kemasyarakatan
12.617.250.000,00 5 . 1 . 5 . 01 . 01 BANTUAN SOSIAL YANG DIREKOMENDASI
OLEH BPBD
495.500.000,00 5 . 1 . 5 . 01 . 01 1 Bantuan Sosial Korban LONGSOR Kepada
DEDE SUTARMAN KP.RANCAGADOK RT 04/02 Desa TRIBAKTIMULYA Kec.
PANGALENGAN
3.000.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 2 Bantuan Sosial Korban LONGSOR Kepada ADIH KP.RANCAGADOK RT 03/02 Desa TRIBAKTIMULYA Kec. PANGALENGAN
3.000.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 3 Bantuan Sosial Korban LONGSOR Kepada SARIP HIDAYAT KP. PATROL RT 02/04 Desa TRIBAKTIMULYA Kec.
PANGALENGAN
3.000.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 4 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada ASEP SUPRIATNA KP. BABAKAN CARINGIN RT 01 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 5 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada SOLIHIN KP. BABAKAN CARINGIN RT 01 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 6 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada CACA RUKMANA KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 7 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada BASRI KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 8 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada ADE MAMAT KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 9 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada SAEPUDIN KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
1 2 3 5 . 1 . 5 . 01 . 01 10 Bantuan Sosial Korban Angin Putting
Beliung/Angin Kencang Kepada IDAR KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 11 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada ADE
WIHARMA KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 08 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 12 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada RUKMANA KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 13 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada IYAN SOPIAN KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 14 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada IYAM KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 15 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada WEWEN KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 16 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada MIMIN KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 17 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada ENONG KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 18 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada ELAN KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 19 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada ENO KARNO KP. BABAKAN CARINGIN RT 03 RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 20 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada ISAK JAELANI KP. BABAKAN CARINGIN RT 02 RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
1 2 3 5 . 1 . 5 . 01 . 01 21 Bantuan Sosial Korban Angin Putting
Beliung/Angin Kencang Kepada OSID KP. BABAKAN CARINGIN RT 01 RW 10 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 22 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada YAYAN KP. BOJONG RT 02 RW 06 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 23 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada E KUSNADI KP. BOJONG RT 03 RW 06 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 24 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada UUS RUSMANA KP. BOJONG RT 03 RW 06 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 25 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada WITARSA KP. BOJONG RT 04 RW 06 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 26 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada IWAN RIDWAN KP. BOJONG RT 04 RW 06 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
5 . 1 . 5 . 01 . 01 27 Bantuan Sosial Korban Angin Putting Beliung/Angin Kencang Kepada ANANG KP. BOJONG RT 04 RW 06 Desa CIPARAY Kec. CIPARAY
500.000,00
TOTAL 21.000.000,00
Sasaran : Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.28. Sasaran Terintegrasinya informasi kebencanaan daerah
Indikator Target 2015 Realisasi 2015 % capaian tahun 2015 Realisasi capaian kinerja (%) 2014 2013 2012 2011 Persentase cakupan wilayah Kabupaten Bandung yang telah terbangun system data dan informasi kebencanaan daerah
Capaian kinerja dari terintegrasinya informasi kebencanaan daerah pada tahun 2011 mencapai 25%; pada tahun 2012 mencapai 50%; pada tahun 2013 mencapai 90% da pada tahun 2014 tercapai 100% artinya meningkat sebesar 10%. Pada tahun 2015 juga kinerja untuk terintegrasinya informasi kebencanaan tercapai 100%.
Program kegiatan yang mendukung terhadap capaian kinerja dimaksud selama tahun 2014 dan 2015 dengan kinerja 100% adalah :
1. Melaksanakan aktivitas roll call ke seluruh Kecamatan Kabupaten Bandung/ 31 Kecamatan setiap pagi dan malam dalam 1 hari. aktivitas ini dilakukan oleh pusat pengendalian operasional BPBD dengan memantau cuaca pada setiap wilayah. 31 Kecamatan melalui kasi trantib telah dilengkapi radio komunikasi, guna mendistribusikan informasi cuaca dan kondisi wilayah masing-masing.
2. Sistem informasi data kebencanaan juga telah disusun pada kegiatan pemantauan dan penyebarluasan informasi kebencaaan yang dilengkapi dengan seperangkat alat pemantau.
3. BPBD bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional /LAPAN) Bandung untuk mensosialisasikan informasi peringatan dini kebencanaan berbasis satelit, yang dapat diakses oleh masyarakat umum.
Sasaran : Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberhasilan peningkatan Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.29. Sasaran Meningkatnya kapasitas SDM kebencanaan
Indikator Target 2015 Realisasi 2014 % capaian tahun 2015
Realisasi capaian kinerja (%)
2014 2013 2012 2011 Jumlah personil yang
telah mengikuti pelatihan
280 280 98% 100% 100% 125% 0
Capaian indikator jumlah personil yang telah mengikuti pelatihan pada tahun 2012 mencapai 125% atau melebihi target yang semula 200 orang, ternyata yang
mengikuti jadi 250 orang dalam 4 kali angkatan pelatihan. Pada tahun 2013 mencapai 100% , pada tahun 2014 juga tercapai 100% dan tahun 2015 terealisasi 98% artinya menurun 2%.
Program kegiatan yang mendukung indikator ini pada tahun 2014 adalah sub kegiatan pemantauan dan penyebarluasan informasi dan data kebencanaan, dimana terdapat pelatihan radio komunikasi dan pelatihan penggunaan sistem informasi geografis.
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Pengukuran Pencapaian Sasaran adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian sasaran dan pencapaian target Badan Penanggulangan bencana Daerah Kabupaten Bandung.
Tingkat capaian kinerja yang dapat diperoleh pada tahun anggaran 2014 secara umum mampu mencapai tujuan dan sasaran fungsional kegiatan secara optimal sesuai masing-masing indikator kinerja khususnya pada indikator kinerja output/keluaran sebagai bentuk langsung hasil kegiatan.
a. Belanja tidak langsung dengan alokasi anggaran setelah perubahan sebesar Rp.3.011.374.861,- terealisasi sebesar Rp.2.747.242.466,-, untuk 31 orang pegawai BPBD yang terdiri dari kegiatan belanja pegawai dan tunjangan penghasilan PNS.
b. Belanja SKPD setelah perubahan anggaran adalah sebesar Rp.1.418.634.520,- yang terdiri atas kegiatan penyediaan kebutuhan operasional kantor BPBD untuk mendukung peningkatan pelayanan administrasi dan kewilayahan BPBD terealisasi sebesar Rp. 1.368.092.315,-
c. Belanja urusan untuk program prioritas oleh tiap bidang sebesar Rp.6.250.893.750,- dan telah direalisasikan sebesar Rp.5.185.556.970,-. d. Total Jumlah anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah
kabupaten bandung tahun 2015 adalah sebesar Rp.10.680.903.131 dan terealisasi sebesar Rp. 9.300.720.924 atau mencapai 87,08%
Tabel 3.30
Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Kabupaten Bandung Tahun 2015
No. Urusan Program/ Kegiatan/ Sub Kegiatan Alokasi Biaya (Rp) Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Setelah Perubahan Realisasi % 1 2 3 4 5 BELANJA 8.630.959.202 10.680.903.131 9.300.720.924 87,08 I BELANJA TIDAK LANGSUNG 2.764.824.000 3.011.374.861 2.747.242.466 91,23 A BELANJA PEGAWAI 2.764.824.000 3.011.374.861 2.188.857.683 72,69 1 Gaji dan Tunjangan 1.749.204.000 2.006.970.000 1.764.417.881 87,91 2 Tambahan Penghasilan PNS 1.015.620.000 1.004.404.861 982.824.585 97,85 II BELANJA LANGSUNG 5.866.135.202 7.669.528.270 6.553.478.458 85,45
A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
777.911.452 845.354.520 813.237.835 96,20
1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat
26.100.000 26.100.000 26.100.000 100
2 Penyediaan jasa komunikasi Sumber daya air dan listrik
36.400.000 53.843.068 35.044.859 65,09
3 Penyediaan jasa jaminan pemeliharaan kesehatan PNS
- 50.000.000 40.036.000 80,07
4 Penyediaan jasa kebersihan kantor
41.000.000 41.000.000 41.000.000 100 5 Penyediaan alat tulis kantor 54.811.452 54.811.452 54.778.050 99,94 6 Penyediaan barang cetakan
dan penggandaan 37.400.000 37.400.000 37.399.026 100 7 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 20.000.000 20.000.000 20.000.000 100
8 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
No. Urusan Program/ Kegiatan/ Sub Kegiatan Alokasi Biaya (Rp) Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Setelah Perubahan Realisasi % 9 Penyediaan peralatan rumah
tangga
6.900.000 6.900.000 6.900.000 100
10 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
15.000.000 15.000.000 15.000.000 100
11 Penyediaan makanan dan minuman
95.000.000 95.000.000 91.750.000 96,58
12 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
86.000.000 86.000.000 86.000.000 100
13 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke Dalam Daerah
84.000.000 84.000.000 84.000.000 100 14 Penunjang Perayaan Hari-hari
bersejarah
76.800.000 76.800.000 76.800.000 100 B Program Peningkatan
sarana dan prasarana aparatur 447.480.000 447.480.000 431.054.480 99.78 1 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 40.000.000 40.000.000 40.000.000 100 2 Pengadaan Mebelair 100.000.000 100.000.000 98.955.000 98,96 3 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 70.000.000 70.000.000 68.812.000 98,30 4 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 163.480.000 163.480.000 149.287.480 91,32 5 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional 74.000.000 74.000.000 74.000.000 100 C Program Peningkatan Disiplin Aparatur 73.200.000 73.200.000 73.200.000 100
1 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
30.000.000 30.000.000 30.000.000 100
2 Pengadaan Pakain Kerja Lapangan
18.000.000 18.000.000 18.000.000 100
3 Pengadaan Pakaian Khusus Hari-hari Tertentu 25.200.000 25.200.000 25.200.000 100 D Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan 52.600.000 52.600.000 50.600.000 96,20 1 Penyusunan Pelaporan Keuangan akhir tahun
III BELANJA LANGSUNG URUSAN PROGRAM
A Program pengembangan data/informasi
260.000.000 260.000.000 231.967.950 89,22
1 Pemetaan Kawasan Rawan Bencana
260.000.000 260.000.000 231.967.950 89,22
B Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
206.500.000 413.000.000 205.500.000 49,76
1 Penyiapan Tenaga Pengendali Keamanan dan Keyamanan Lingkungan
206.500.000 413.000.000 205.500.000 49,76
C Program perbaikan
perumahan akibat bencana alam/sosial
292.000.000 367.000.000 100.372.500 27,35
1 Fasilitasi dan stimulasi rehabilitasi rumah akibat bencana sosial
220.000.000 295.000.000 28.372.500 9,62
2 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 72.000.000 72.000.000 72.000.000 100 D Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan 235.443.750 235.443.750 235.443.750 100 1 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis dan Masyarakat
235.443.750 235.443.750 235.443.750 100
E Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar
387.000.000 387.000.000 365.832.800 94,53
1 Koordinasi Penanggulangan dan Penyelesaian Bencana Alam/ Sosial
387.000.000 387.000.000 365.832.800 94,53
F Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
3.314.000.000 4.588.450.000 4.046.508.405 88,19
1 Pemantauan dan
penyebarluasan informasi potensi bencana alam
No. Urusan Program/ Kegiatan/ Sub Kegiatan Alokasi Biaya (Rp) Anggaran Sebelum Perubahan Anggaran Setelah Perubahan Realisasi % 2 Pengadaan Sarana dan
Prasarana Evakuasi Dari Ancaman/ Korban Bencana Alam
1.825.000.000 .825.000.000 1.349.018.500 73,92
3 Pengadaan Logistik dan Obat-obatan bagi penduduk di tempat penampungan sementara
100.000.000 500.000.000 488.587.655 97,72
4 Penyusunan Rumusan Kebijakan Bencana Daerah