ANALISIS KUALITATIF ZAT
ANORGANIK
TUJUAN ???
METODA
1. KLASIK
Dasar : - Reaksi dalam larutan
- Pengamatan : warna, bau,
bentuk kristal, dsb
2. MODERN
Biasanya menggunakan instrumen, misalnya
kromatografi
Analisis kualitatif dapat dilakukan
- dalam skala mikro, semi mikro, makro
- dengan cara kering dan cara basah
CARA PENGENALAN
1. Sifat yang langsung dapat diamati
Contoh : Warna, bau, bentuk kristal
2. Sifat fisik
Contoh : titik didih, titik leleh, indeks bias
3. Reaksi dengan zat lain
Pengenal : endapan, gas, kompleks yang
berwarna
PEMBENTUKAN KOMPLEKS
Pembentukan ion kompleks
M
n++ :L (M:L)
n+atom pusat ligan
Contoh Ion Kompleks :
[ Fe (CN)
6]
4-[ Fe (CN)
6]
3-[ Cu (NH
3)
4]
2+ [ Cu (CN)
4]
3-
Dalam analisis kualitatif,
pembentukan kompleks sering
digunakan untuk pemisahan atau
identifikasi.
Terbentuknya ion kompleks antara
lain ditandai dengan adanya :
- perubahan warna dalam larutan
- kenaikan kelarutan
Stabilitas kompleks yang satu berbeda
dengan yang lainnya. Tetapan
kestabilan penguraian ion kompleks
CONTOH
Cu
2+
+ 4 NH
3
[Cu (NH
3
)
4
]
2+
Biru
Biru tua gelap
Fe
2+
+ CN
-
Fe (CN)
6
]
4-Hijau Muda
Kuning
AgCl (p) + 2NH
3
Ag (NH
3
)
2
]
+
+ Cl
-PENGENDAPAN
Banyak digunakan dalam analisis
kualitatif anorganik.
Pemisahan Pengendapan
Kelarutan (S)
Kesetimbangan Kelarutan
Contoh: AgCl (s) Ag
+(aq) + Cl
-(aq)
K
sp= [Ag
+] [Cl
-]
Konstanta Solubility Product
]
[
]
][
[
AgCl
Cl
Ag
K
A
2B
32A
3++ 3 B
2-K
sp= [A
3+]
2[B
2-]
3Harga K
sptetap
Tetapan hasil kali kelarutan sama dengan hasil kali konsentrasi
ion-ion yang terdapat dalam kesetimbangan dipangkatkan
koefisiennya dalam persamaan kesetimbangan.
Harga K
spmenentukan kelarutan dan sebaliknya
.
Contoh soal
1. Kelarutan perak kromat adalah 0,0279 g/L pada suhu 25oC.
Hitunglah KSP dengan mengabaikan hidrolisis ion kromat!
• Mengubah satuan g/L menjadi M :
M Ag2CrO4 = = 8,4 x 10-5 mol/L
• Menghitung molaritas masing-masing ion yang terbentuk:
Ag2CrO4 2Ag+ + CrO
4
2-[Ag+] = 2 x 8,4.10-5M = 1,7.10-4M
[CrO42-] = 8,4.10-5M
• Menghitung harga Ksp: Ksp = [Ag+]2 [CrO 42-] = (1,7.10-4)2 x (8,4.10-5) = 2,4 . 10-12M
mol
g
L
g
/
332
/
0279
,
0
2. Hasil kali kelarutan timbal fosfat adalah 1,5.10
-32.
Hitunglah konsentrasi larutan jenuh dalam satuan g/L!
Jawab:
Pb
3(PO
4)
23 Pb
2++ 2 PO
43-• Dimisalkan Kelarutan timbal fosfat adalah S mol/L maka:
[Pb
2+] = 3S M
[PO
43-] = 2S M
• Menentukan harga kelarutan (mol/L):
K
SP= [Pb
2+]
3[PO
43-]
21,5.10
-32= (3S)
3(2S)
2= 108 S
5maka kelarutan (S) = = 1,69.10
-7mol/L
• Mengubah satuan mol/L menjadi g/L :
g/L = 1,69.10
-7mol / L x 811 g / mol
= 1,37.10
-4g/L
5 32 108 10 . 5 , 1PEMBENTUKAN ENDAPAN
Q = Quotient reaksi = hasil kali konsentrasi ion-ion dalam
larutan
Jika Q > K
SPberarti mengendap
Q = K
SPberarti tepat jenuh
Q < K
SPberarti larut
Makin kecil KSP makin sukar larut
Contoh:
Harga KSP untuk larutan kalsium florida adalah 3,2 . 10-11. Ramalkan
apakah terbentuk endapan atau tidak apabila larutan berikut dicampurkan.
a. 100 mL larutan Ca2+ 2,0.10-4M + 100 mL larutan F- 2,0.10-4M
Jawab:
CaF
2Ca
2++ 2 F
-a. - Menghitung konsentrasi Ca
2+dan F
-setelah dicampurkan:
[Ca
2+] = 1,0.10
-4M
[F
-] = 1,0.10
-4M
- Menghitung harga Q
Q =
[Ca2+] [F-]2= (1,0.10-4) x (1,0.10-4)2 = 1,0.10-12
- Membandingkan harga Q dengan KSP
Q < KSP Tidak terbentuk endapan
b.
b. - Menghitung konsentrasi Ca
2+dan F
-setelah dicampurkan:
[Ca
2+] = 1,0.10
-2M
[F
-] = 3,0.10
-3M
- Menghitung harga Q: Q =
[Ca2+] [F-]2= (1,0.10-2) x (3,0.10-3)2 = 9,0.10-8
- Membandingkan harga Q dengan KSP Q > KSP Terjadi endapan
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELARUTAN
ENDAPAN
1. Suhu
Umumnya kelarutan endapan garam anorganik meningkat dengan bertambahnya suhu.
2. Jenis Pelarut
Kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air daripada dalam pelarut organik.
3. Ion Senama
Suatu endapan biasanya lebih larut dalam air murni dibandingkan dalam larutan yang mengandung salah satu ion dari endapan.
4. Pengaruh pH
Gejala pengaruh ion sejenis dapat dipakai untuk menerangkan mengapa pH berpengaruh pada kelarutan suatu zat.
5. Terbentuknya ion kompleks
Pembentukan ion kompleks akan mengurangi konsentrasi ion logam
bebas dalam larutan, sehingga endapan dari logam akan melarut kembali untuk menggantikan kation yang hilang
Jawab:
Kesetimbangan yang terjadi: CaF2(p) Ca2+(aq) + 2 F- (aq)
a. Misal kelarutan molar CaF
2= x mol/L
maka [Ca
2+] = x dan [F
-] = 2x
K
SP= [Ca
2+] [F
-]
24.10
-11= (x) (2x)
2= 4 x
3x = 2,1.10
-4mol/L
Contoh soal pengaruh ion senama:
Hitung kelarutan molar dari larutan CaF2 dalam: a. Air
b. Larutan CaCl2 0,010 M c. Larutan NaF 0,010 M
b. Misal kelarutan molar CaF
2= x mol/L dalam larutan NaF 0,010 M
maka [Ca
2+] = x
; [F
-] = (0,010 + 2x)
K
SP= [Ca
2+] [F
-]
24.10
-11= (x) (0,010 + 2x)
2; 2x << 0,010 maka:
4.10
-11= (0,010)
2x x
= 1.10
-4x mol/L
Jadi x (kelarutan molar CaF
2) = 4.10
-7mol/L
b. Misal kelarutan molar CaF
2= x mol/L dalam larutan CaCl
20,010 M
maka [Ca
2+] = 0,010 M + x; dan [F
-] = 2x
K
SP= [Ca
2+] [F
-]
24.10
-11= (0,010 + x) (2x)
2; x << 0,010 maka:
4.10
-11= 0,010 x 4x
24x
2= 4.10
-9ANALISIS KUALITATIF ZAT ANORGANIK
Tujuan : ???
Metode : 1. Klasik, didasarkan pada: - reaksi dalam larutan
- pengamatan: warna, bau,
bentuk kristal, dsb.
2. Modern, menggunakan instrumen
Misal : kromatografi.
Analisis kualitatif dapat dilakukan:
• Dalam skala mikro, semimikro, dan makro
• Dengan cara kering dan cara basah
Cara Pengenalan:
1. Sifat yang langsung dapat diamati. Contoh: warna, bau, bentuk kristal 2. Sifat fisik
Contoh: ttk didih, ttk leleh, daya hantar, indeks bias 3. Reaksi dengan zat lain
Contoh lain analisa kualitatif
: analisa pendahuluanSerbuk biru
?? Sifat fisik(sulit) berguna
diperlukan sifat kimia
Kesimpulan : sementara dari sifat fisik
CuSO
4xx
atau CuSO
45H
2O
vv
Penegasan.
1.
CuSO
4.5H
2O CuSO
4+ 5 H
2O
biru
putih
2.
Serbuk CuSO
4(biru) dilarutkan dalam air
+ NH
4OH
(aq)1 tetes
end. Biru muda+ NH
4OH tetes demi tetes
s/d jumlah ttt makin banyak
+ NH
4OH berlebih
endp.larut
Pers.Reaksi :
CuSO4 5H2O + 2NH4OH Cu(OH)2 + (NH4)2SO4 + 5H2O
biru muda
Cu(OH)2 + 4NH4OH Cu(NH3)4 (OH)2 + 4H2O
Langkah-langkah Analisis Kualitatif: 1. Pemeriksaan pendahuluan
2. Pemeriksaan kation 3. Pemeriksaan anion
Zat yang dianalisis: - zat padat non logam, logam, larutan - zat murni tunggal, campuran
PEMERIKSAAN PENDAHULUAN
Meliputi :
Pemeriksaan pendahuluan dengan uji kering
Pemeriksaan hasil-hasil yang mudah menguap yang diperoleh dengan larutan NaOH (untuk amonium)
Larutan asam sulfat encer dan pekat (untuk radikal asam atau basa) Pemeriksaan pendahuluan dengan uji kering, meliputi :
Mempelajari rupa dan bentuk zat pada suhu kamar (bentuk, warna, bau) Memanaskan zat dalam pipa pijar
berdasarkan sifat waktu dipanaskan, zat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu :
a. Zat-zat yang bentuknya berubah tetapi tidak terurai b. Zat-zat yang terurai
Gejala-gejala yang terlihat adalah : 1. Perubahan warna Contoh : o Tanpa penguraian : Fe2O3 dingin : coklat panas : hitam ZnO dingin : putih
panas : kuning
o Dengan Penguraian :
CuSO4.5H2O dingin : biru
panas : putih
FeSO4.7H2O dingin : hijau muda
panas : putih
2. Melumer
Tanpa penguraian atau disusul dengan penguraian : KOH, H2C2O4 Dengan Penguraian : CaCl2.6H2O tidak terjadi
MgSO4.7H2O perubahan warna
3. Menyublim
Contoh : HgCl2, warna sublimat putih
As2S3, warna sublimat kuning
4. Keluarnya uap air
5. Keluarnya uap atau gas
a) Gas tidak berwarna dan tidak berbau, contoh : CO2
b) Gas tidak berwarna tapi berbau, contoh : NH3, H2S
Pemeriksaan pendahuluan dengan uji kering
a. Mempelajari rupa dan bentuk zat pada suhu kamar. b. Memanaskan zat dalam pipa pijar
bentuk berubah, tidak terurai Zat
terurai
Gejala yang dapat dilihat: - Perubahan warna - Melumer
- Menyublim
- Keluarnya uap air - Keluarnya gas c. Tes nyala
d. Tes mutiara boraks, fosfat, Natrium karbonat e. Tes reduksi arang kayu
c. Tes Nyala
Beberapa senyawa logam tertentu dapat menimbulkan warna-warna yang khas pada nyala pembakar Bunsen, misalnya kuning (Na) dan lembayung (K)
Tes nyala dilakukan antara lain dengan cara mencelupkan kawat platina atau
nikrom yang telah bersih ke dalam HCl pekat lalu disentuhkan ke dalam zat yang akan diperiksa, kemudian dimasukan ke dalam nyala pada daerah oksidasi bawah. Warna nyala dapat dilihat dengan mata langsung atau pada kaca kobalt.
Tabel Beberapa Warna Nyala :
Warna nyala Warna nyala melalui kaca
kobalt kesimpulan Kuning Lembayung Merah Bata Merah Tua Hijau Kekuningan
Tidak tampak (tidak ada warna) Merah tua Hijau Muda Ungu Hijau kebiruan Na K Ca Sr Ba
Tes Mutiara Boraks
• Memakai kawat platina, yang ujmung lepas kawatnya dilingkarkan membentuk loop kecil.
• Dipanaskan pada nyaala bunsen sampai panas merah • Segera dicelupkan pada serbuk boraks, Na2B4O7.10H2O
• Padatan yang menempel dipanaskan di bagian yang terpanas
• Garam boraks akan membengkak air kristalnya menguap & menciut Pada loop terbentuk padatan semacam mutiara kaca tak berwarna dan tembus cahaya
Pemeriksaan hasil reaksi dengan asam sulfat encer dan pekat
•
Sedikit zat + 1 mL H2SO4 1M (1 – 2 mL H2SO4 P) • Dipanaskan (jika perlu)• Terjadi gas: - tidak berwarna (H2S, CO2, HOAc) - berwarna (Br2, NO2, Cl2)
H2S. – Bau telur busuk
- Menghitamkan kertas Pb asetat
CO
2: - Mengeruhkan air barit
HoAc : - Kertas lakmus biru
merah
Pemeriksaan kation & anion yang senyawanya mudah menguap 1. Ion amonium
- larutan dipanaskan uapnya diuji dengan kertas lakmus merah Apa yang terjadi??? Mengapa ???
- Dengan pereaksi Nessler, Celupkan batang pengaduk yang telah
mengandung pereaksi Nessler ke dalam larutan yang akan diperiksa pada suasana basa.
2 K2HgI4 + 4OH- + NH
4+ NHg2I.H2O + 4K+ + 7 I
2. Ion karbonat CO32- + 2 H+ CO 2 (g) + H2O CO2 + Ca2+ + 2 OH- CaCO 3(p) + H2O 3. Ion Asetat.
Zat asal digerus dengan KHSO4 adanya bau asam asetat menunjukkan tes positif. 4. Ion hipoklorit OCl- + Pb2+ + H 2O PbO2 (p) + 2H+ + Cl -5. Ion Sulfida S2- + 2 H+ H 2S(g) H2S + Pb2+ PbS (p) + 2 H+ H2S + 2 Ag+ Ag 2S (p) + 2 H+
Untuk cuplikan padat yang non logam pemerikasaan pendahuluan antara lain meliputi rupa (warna ,bau), pemanasan dalam tabung uji, dan tes
nyala. Sedangkan untuk cuplikan cairan ( Cuplikan dalam larutan ), selain mengamati tersebut terhadap kertas lakmus.
Beberapa contoh senyawa berwarna adalah sebagai berikut : a. Merah jingga : dikromat
b. Merah jambu : garam-garam dari mangan dan kobalt yang berhidrat c. Hijau : garam-garam besi (II), garam-garam nikel, dan
CuCl2.2H2O d. Hitam : MnO2
Bila zat dilarutkan dalam air atau dalam asam encer,warna larutan harus diperhatikan karena mungkin memberikan keterangan yang berharga. Di bawah ini diberikan beberapa contoh warna ion yang
terdapat dalam larutan encer.
a. Biru : Tembaga (II)
b. Hijau : nikel,besi(II), kromium(III) c. Kuning : kromat , heksasianoferat (II) d. Merah jingga : dikromat
e. Ungu : permanganat f. Merah jambu : kobalt
Zat + aquades (dingin panas)
Yang larut Residu + HCl encer (dingin panas) yang larut Residu + HCl pekat
Yang larut Residu + HNO3 encer
Yang larut Residu + HNO3 pkt
Yang larut Residu + air raja Gambar 1. Tahapan proses pelarutan
Bila :
HCl pekat diuapkan
HNO3 / air raja semua asam dihilangkan
cara
Menguapkan larutan sampai hampir kering + HCl
diuapkan
2
. Pemeriksaan kation berdasarkan skema H2S
Cara Basah
-
Cuplikan padat dilarutkan (seperti tahapan
pada gambar 1)
-
Larutan dianalisis kationnya sesuai urutan
langkah analisis kation :
- Pemisahan kation-kation ke dalam
golongan
- Pemisahan kation-kation dari tiap
golongan
Ke dalam 5 mL larutan contoh diteteskan HCl 2N. Bila ada endapan, penambahan HCL diteruskan sampai tidak terbentuk lagi endapan. Lalu disaring
Enda pan Gol. HCl
Filtrat
Tidak blh mengeluarkan endapan lagi dng HCl 2N + 5 mL HCl 4 N
Dipanaskan sp hampir mendidih (+ 80oC) lalu dialiri gas H
2S selama 2 – 3
menit.
Baik ada endapan / tidak, larutan diencerkan sp + 100 mL dng aquades sp keasaman menjadi + 0,2 N (periksa dng metil lembayung).
Dipanaskan
Dialiri H2S selama 10’ kemudian disaring Enda Filtrat
Pan - Tdk blh mengeluarkan endapan lagi dng H2S
Gol. - Lart dimasak u/ menghilangkan H2S (dicek dng kertas Pb asetat) H2S - Ditambah + 2 mL HNO3 pkt & dimasak 2 – 3’
- Ditambah + 5 mL NH4Cl
- Ditambah NH4OH sampai alkalis lemah - Ditambah (NH4)2S
Endapa n
Gol. (NH4)2S
Filtrat
Tidak blh mengeluarkan endapan lagi dng (NH4)2S Lrt dikisatkan sp + 10 mL
Ditambah NH4OH dan (NH4) 2CO3 berlebih . Dipanaskan sebentar pada suhu + 60oC
Dibiarkan 5’ kemudian disaring Enda Filtrat
Pan - Larutan dibagi dua secara tidak sama
Gol. - Bag yg sedikit dikisatkan sp kering, residu putih menunjukkan (NH4)2CO3 adanya golongan sisa.
Larutan contoh + HCl encer Endapan Filtrat Gol I + H2S/H+ (HCl : 2 0,2 N) Endapan Filtrat Gol II + NH4Cl, +NH4OH, +(NH4)2S t.b Endapan Filtrat
Gol III + NH4OH, +(NH4)2CO3 Endapan Filtrat
Endapan gol I : PbCl2, Hg2Cl2, AgCl ( berwarna putih) Endapan gol II : - HgS, PbS dan CuS (berwarna hitam)
- CdS, As2S3, As2S5, dan SnS2 (berwarna kuning) - Bi2S3 , SnS2 (berwarna sawo matang)
- Sb2S3 dan Sb2S5 (berwarna merah jingga) Endapan gol III : - FeS, CoS dan NiS (berwarna hitam)
- MnS (warna daging) - ZnS (putih)
- Cr (OH)3 hijau
- Al (OH)3 putih
Endapan gol IV : - BaCO3, SrCO3 dan CaCO3 (putih) Golongan V : K+, Na+, Mg2+ dan NH
PEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI
KATION GOLONGAN I
• Endapan mungkin mengandung PbCl2, AgCl, dan Hg2Cl2
• Cuci endapan di atas kertas saring: Mula-mula dengan 2 mL HCl, lalu 2 – 3x dengan sedikit air dingin. Air cucian dibuang.
• Endapan dipindahkan ke dalam gelas kimia kecil tambahkan + 15 mL air, kemudian panaskan.
Filtrat:
Mungkin mengandung PbCl2. Lart didinginkan biasanya PbCl2 keluar sbg kristal
Filtrat dibagi 3 bagian:
1. + lart K2CrO4 PbCrO4(p) kuning (tdk larut dalam CH3COOH encer)
2. + lart KI PbI2(p) kuning (larut dlm air mendidih lart t.b.)
Ketika didinginkan keluar kristal kuning.
3. + H2SO4 e PbSO4(p) putih (larut dlm lrtn amonium asetat) Residu
Jika hitam terdiri dari Hg(NH2)Cl + Hg Endapan dilarutkan dlm 3-4 mL air raja mendidih, encerkan, saring. Jika perlu + lart SnCl2 endapan putih Hg2Cl2 berubah menjadi putih Hg + Filtrat: Mungkin mengandung [Ag(NH3)2]Cl Lartn dibagi 2: 1. Asamkan dng HNO3e AgCl(p) 2. + bbrp tts KI terbentuk AgI (kuning muda) Ag Residu:
- Mungkin mengandung Hg2Cl2 dan AgCl -Endapan dicuci bbrp kali dng air panas sampai air cucian tidak membbentuk
endapan dengan K2CrO4 (tanda bahwa Pb sudah tidak ada)
- Tambahkan 10-15 mL lart NH4OH (1:1) panas pada endapan.
Lart contoh Ag+, Pb2+, Hg
22+ + HCl e
Endapan klorida gol I: AgCl, PbCl2, Hg2Cl2
+ air panas Filtrat mengandung Pb2+ +K2CrO4 PbCrO4 (p) kuning +KI PbI2(p) kuning +H2SO4 PbSO4(p) putih Residu AgCl, Hg2Cl2 + NH4OH
Lart Ag(NH3)2+ Endapan Hg(NH
2)Cl + Hg + air raja +HNO3 AgCl (p) putih +KI AgI (p) kuning HgCl4 2-+SnCl2 Hg2Cl2(p) putih + Hg abu-abu
REAKSI PENGENDAPAN KATION GOL I
Ag+ + Cl- AgCl (p) putih Pb2+ + 2Cl- PbCl 2 (p) putih 2 Hg+ + 2 Cl- Hg 2Cl2 (p) putih AgCl + 2 NH3 [ Ag(NH3)2]+ + Cl -[ Ag(NH3)2]+ + Cl-+ 2H+ AgCl (p) + 2 NH 4+ Hg2Cl2 + 2 NH3 Hg(NH2)Cl (p) + NH4+ + Cl- + HgPEMISAHAN DAN IDENTIFIKASI
KATION GOLONGAN II (GOL H
2S)
Kation : Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+ dan Sn4+
Kation-kation di atas jika ditambah H2S dan dipanaskan pada kondisi HCl 2 0,2 N menghasilkan endapan sulfidanya.
Sumber H2S antara lain:
1. Reaksi antara FeS dan HCl dalam alat “Kipp” FeS(s) + 2 HCl (aq) FeCl2(aq) + H2S(g) 2. Hidrolisis tioasetamida
SH
CH3C +2 H2O CH3COO- + NH
4+ + H2S
NH
Sub gol IIA (sub gol Cu) Gol II Sub gol IIB (sub gol As)
Gol II A
- Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+ dan Cd2+
- Sulfida dari sub gol Cu tidak larut dalam amonium polisulfida (membentuk endapan kuning)
Gol II B
- As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+
- Sulfida dari sub gol As, larut dalam amonium polisulfida membentuk garam tio.
- Ion-ion gol II B ini bersifat amfoter
- Oksidanya membentuk garam baik dengan asam maupun dengan basa Misal : As2O3 + 6 HCl 2 As3+ + 6 Cl- + 3 H
2O
As2O3 + 6 OH- 2 AsO
33- + 3 H2O
- Semua sulfida dari sub gol As larut dalam (NH4)2S tak berwarna, kecuali SnS.
SnS (p) + S2- SnS 3
2-Pengendapan gol II dan III dibedakan atas dasar pengaturan keasaman. [H+] 2 N
Pengendapan gol II diolah dengan
[H+] 0,2 N (u/ K SP tinggi) H2S 2 H+ + S 2-Ka = = 6,8 X 10-23 6,8.10-23 = [H+]2 [S2-] = 6,8 . 10-24 6,8 . 10-24
Jika pada suasana HCl 2 M, maka : [S2-] =
22
= 1,7 . 10-24
Jika konsentrasi kation gol II dan III masing-masing 0,1M. Tentukan garam sulfida mana yang mengendap (Bandingkan dengan harga KSP).
] [ ] [ ] [ 2 2 2 S H S H 1 , 0 ] [ ] [H 2 S2
Hasil kali kelarutan beberapa endapan sulfida
dan hidroksida
Zat Hasilkali Kelarutan Zat Hasilkali kelarutan HgS CuS Bi2S3 PbS CdS SnS Sb2S3 As2S3 ZnS CoS NiS FeS MnS 1,6 x 10-52 6,3 x 10-36 1,0 x 10-97 1,3 x 10-28 8,0 x 10-27 1,2 x 10-27 1,7 x 10-93 Sangat kecil 1,6 x 10-23 5,0 x 10-22 1,0 x10-22 6,3 x 10-18 1,1 x 10-15 Zn(OH)2 Co(OH)2 Ni(OG)2 Fe(OH)2 Mn(OH)2 Al(OH)3 Cr(OH)3 7,5 x 10 -18 1,6 x 10 -18 6,3 x 10 -18 4,8 x 10 -16 4,5 x 10 -14 1,0 x 10 -32 1,0 x 10 -30