• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Teori Ukuran dan Integral Lebesgue.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengantar Teori Ukuran dan Integral Lebesgue.pdf"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR TEORI UKURAN

DAN INTEGRAL LEBESGUE

Disusun oleh :

Kholida Khoirunnisa

12/331359/PA/14622

Program Studi S1 Matematika

Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Gadjah Mada

(2)

DAFTAR LAMBANG

x ∈ A : x anggota A

A ⊆ X : A himpunan bagian (subset ) atau sama dengan X N : himpunan semua asli

R : himpunan semua bilangan real

R : himpunan semua bilangan real digabung {−∞, ∞} A : koleksi semua himpunan terukur-µ∗ di himpunan X M : koleksi semua himpunan terukur-m∗ di himpunan R inf A : batas bawah terbesar himpunan A

sup A : batas atas terkecil himpunan A  : akhir suatu bukti

: akhir suatu contoh → : menuju n X i=1 ai : penjumlahan a1+ a2+ · · · + an n [ i=1 ai : gabungan a1∪ a2∪ · · · ∪ an p ⇒ q : jika p maka q ⇔ : jika dan hanya jika

(3)

DAFTAR ISI

I HIMPUNAN TERUKUR 1 1.1. Ukuran Luar . . . 1 1.2. Himpunan terukur . . . 3 II ALJABAR HIMPUNAN 6 2.1. Aljabar Himpunan . . . 6 2.2. Aljabar-σ Himpunan . . . 6

2.3. Ruang Ukuran Lebesgue . . . 13

III FUNGSI TERUKUR 14 3.1. Fungsi Terukur . . . 14

3.2. Konsep Almost Everywhere dan Nearly Everywhere . . . 18

3.3. Fungsi Sederhana . . . 19

IV INTEGRAL LEBESGUE 24 4.1. Integral Fungsi Sederhana . . . 24

4.2. Integral Fungsi Terukur dan Terbatas . . . 26

4.3. Integral Fungsi Terukur dan Nonnegatif . . . 31

4.4. Integral Fungsi Terukur . . . 32

4.5. Teorema Kekonvergenan Integral Lebesgue . . . 34

(4)

BAB I

HIMPUNAN TERUKUR

1.1. Ukuran Luar

Definisi 1.1. Misalkan X 6= ∅. Fungsi µ∗ : 2X → R yang mempunyai sifat-sifat : 1. µ∗(A) ≥ 0 untuk setiap A ∈ 2X

2. µ∗(∅) = 0

3. Jika A, B ∈ 2X dan A ⊆ B, maka µ∗(A) ≤ µ∗(B)

4. Jika {An} ∈ 2X maka µ∗ ∞ [ n=1 An ! ≤ ∞ X n=1 µ∗(An)

disebut ukuran luar (outer measure) pada X. (Catatan : R = R ∪ {−∞, ∞})

Contoh 1.1. Untuk memperjelas pemahaman dari Definisi 1.1, perhatikan contoh berikut. Diambil X = R. 2R merupakan koleksi semua himpunan bagian di dalam R. Fungsi

m∗ : 2R→ R dengan definisi m∗(A) = inf ( X i=1 l(Ii)|A ⊂ ∞ [ i=1

Ii dan Ii selang terbuka

)

dengan l(Ii) merupakan panjang interval Ii, merupakan ukuran luar pada R.

Bukti. Ambil sebarang A, B ∈ 2R. Cukup dibuktikan bahwa mmemenuhi keempat

sifat pada Definisi 1.1.

1. Panjang interval Ii bernilai non negatif, maka jumlahannya juga non negatif. Lebih

lanjut, infimumnya juga bernilai non negatif. Diperoleh bahwa m∗(A) ≥ 0

2. ∅ ⊂ 2R. Menurut sifat pertama, m(∅) ≥ 0. Andaikan m(∅) > 0, tentu ada selang

terbuka (a, b) sehingga ∅ ⊂ (a, b). Tetapi mengingat ∅ ⊆ A untuk setiap A ⊆ R, maka ∅ ⊂ (−ε, ε) untuk setiap bilangan real ε > 0. Jadi,

m∗(∅) = inf

ε>0{l(−ε, ε)}

= inf

ε>0{2ε}

= 0

(5)

(a) Jika m∗(B) = ∞, maka jelas m∗(A) ≤ m∗(B) = ∞. Bukti Selesai. (b) Jika m∗(B) < ∞, mengingat m∗(B) = inf ( X i=1 l(Ii)|B ⊂ ∞ [ i=1

Ii dan Ii selang terbuka

)

maka untuk sebarang ε > 0, terdapat barisan selang terbuka {Ii} sehingga

B ⊆S∞ i=1Ii dan ∞ X i=1 l(Ii) < m∗(B) + ε (1.1) Karena A ⊆ B, tentu A ⊆S∞

i=1Ii, yang berakibat

m∗(A) ≤

X

i=1

l(Ii) (1.2)

Dari (1.1) dan (1.2), diperoleh

m∗(A) < m∗(B) + ε

Dengan kata lain, m∗(A) ≤ m∗(B)

Jadi, terbukti bahwa jika A, B ∈ 2R dan A ⊆ B, maka µ(A) ≤ µ(B)

4. Pembuktian ini dibagi menjadi 2 kasus :

(a) Jika terdapat n ∈ N sehingga m∗(Ai) = ∞, maka ∞ X n=1 m∗(An) = ∞. Didapat m∗ ∞ [ n=1 An ! ≤ ∞ X n=1 m∗(An) = ∞. Bukti selesai.

(b) Jika ∀n ∈ N, m∗(An) < ∞, maka ada barisan {Ink} sehingga

An⊆ ∞ [ k=1 Ink dan ∞ X k=1 l(Ink) < m ∗ (An) + ε 2n Diperoleh ∞ [ n=1 An⊆ ∞ [ n=1 ∞ [ k=1 Ink

(6)

Oleh karena itu, m ∗ ∞ [ n=1 An ! ≤ ∞ X n=1 ∞ X k=1 l (Ink) < ∞ X n=1 m∗(An) + ε 2n

Dengan kata lain, terbukti bahwa m∗

∞ [ n=1 An ! ≤ ∞ X n=1 m∗(An)

Jadi, m∗ merupakan ukuran luar pada R 

1.2. Himpunan terukur

Definisi 1.2. Jika µ∗ merupakan ukuran luar pada X, maka himpunan E ∈ 2X dikatakan terukur-µ∗ (µ∗-measurable) jika untuk setiap A ∈ 2X benar bahwa

µ∗(A) = µ∗(A ∩ E) + µ∗(A ∩ EC)

Teorema 1.1. E ⊆ X terukur µ∗ jika dan hanya jika untuk setiap A ⊆ R benar bahwa µ∗(A) ≥ µ∗(A ∩ E) + µ∗(A ∩ EC)

Bukti. Syarat perlu : Cukup jelas bahwa 1.2 ⇒ 1.1

Syarat cukup : Diketahui bahwa untuk setiap A ⊆ X benar bahwa

µ∗(A) ≥ µ∗(A ∩ E) + µ∗(A ∩ EC) (1.3) Karena A = (A ∩ E) ∪ (A ∩ EC), maka menurut Definisi 1.1 yang ketiga, diperoleh

µ∗(A) = µ∗{(A ∩ E) ∪ (A ∩ EC)} (1.4) µ∗(A) ≤ µ∗(A ∩ E) + µ∗(A ∩ EC) (1.5) Dari (1.3) dan (1.5) diperoleh

µ∗(A) = µ∗(A ∩ E) + µ∗(A ∩ EC)



Teorema 1.2. Diberikan himpunan X 6= ∅ dan E, F ⊆ X. Misalkan A adalah koleksi semua himpunan terukur-µ∗ di X, maka berlaku :

(7)

2. Jika E ∈ A, maka EC ∈ A

3. Jika E, F ∈ A, maka E ∪ F ∈ A 4. Jika µ∗(E) = 0, maka E ∈ A Bukti. Ambil sebarang E, F ∈ X,

1. Ambil sebarang A ∈ X, maka A ∩ ∅ = ∅ dan A ∩ X = A. Diperoleh µ∗(A ∩ ∅) + µ∗(A ∩ ∅C) = µ∗(∅) + µ∗(A) = 0 + µ∗(A) = µ∗(A) µ∗(A ∩ X) + µ∗(A ∩ XC) = µ∗(A) + µ∗(∅) = µ∗(A) + 0 = µ∗(A) Jadi, terbukti bahwa ∅, X ∈ A.

2. Diambil sebarang E ∈ A, artinya E terukur-µ∗. Ambil sebarang A ∈ A, benar bahwa

µ∗(A) = µ∗(A ∩ E) + µ∗(A ∩ EC) = µ∗(A ∩ (EC)C) + µ∗(A ∩ EC) = µ∗(A ∩ EC) + µ∗(A ∩ (EC)C) Jadi, terbukti bahwa jika E ∈ A, maka EC ∈ A.

3. Diambil sebarang E, F ∈ A, artinya E, F masing-masing terukur-µ∗. Diambil sebarang A ∈ 2X, maka A ∩ EC ∈ 2X. Karena F terukur-µ, maka

µ∗(A ∩ EC) = µ∗((A ∩ EC) ∩ F ) + µ∗((A ∩ EC) ∩ FC) µ∗((A ∩ EC) ∩ F ) = µ∗(A ∩ EC) − µ∗((A ∩ EC) ∩ FC)

Karena

A ∩ (E ∪ F ) = (A ∩ E) ∪ (A ∩ FC) = (A ∩ E) + (A ∩ F ∩ EC)

(8)

Jadi, µ∗(A ∩ (E ∪ F )) ≤ µ∗(A ∩ E) + µ∗(A ∩ F ∩ EC) µ∗(A ∩ (E ∪ F )) ≤ µ∗(A ∩ E) + µ∗(A ∩ EC) − µ∗((A ∩ EC) ∩ FC) µ∗(A ∩ (E ∪ F )) + µ∗((A ∩ EC) ∩ FC) ≤ µ∗(A ∩ E) + µ∗(A ∩ EC) µ∗(A ∩ (E ∪ F )) + µ∗(A ∩ (E ∪ F )C) ≤ µ∗(A) Jadi, terbukti bahwa jika E, F ∈ A, maka E ∪ F ∈ A.

4. Diketahui µ∗(E) = 0. Ambil sebarang A ⊆ X, diperoleh A∩E ⊆ E dan A∩EC ⊆ A.

Maka diperoleh

µ∗(A ∩ E) ≤ µ∗(E) = 0 µ∗(A ∩ EC) ≤ µ∗(A) Diperhatikan bahwa

µ∗(A ∩ E) + µ∗(A ∩ EC) = 0 + µ∗(A ∩ EC) ≤ µ∗(A) Jadi, E terukur-µ∗. Terbukti bahwa jika µ∗(E) = 0, maka E ∈ A.

(9)

BAB II

ALJABAR HIMPUNAN

2.1. Aljabar Himpunan

Definisi 2.1. Diberikan himpunan X 6= ∅. A ⊆ 2X disebut Aljabar Himpunan pada X

jika memenuhi 1. ∅, X ∈ A

2. Jika E ∈ A, maka EC ∈ A

3. Jika E, F ∈ A, maka E ∪ F ∈ A

Menurut Teorema 1.2, koleksi semua himpunan terukur-µ∗ di X merupakan Aljabar Himpunan. Selanjutnya akan didefinisikan Aljabar Himpunan yang lebih khusus, yaitu Aljabar-σ Himpunan.

2.2. Aljabar-σ Himpunan

Definisi 2.2. Diberikan himpunan X 6= ∅. A ⊆ 2X disebut Aljabar-σ Himpunan pada X

jika memenuhi 1. ∅, X ∈ A 2. Jika E ∈ A, maka EC ∈ A 3. Jika {En} ∈ A, maka ∞ [ i=1 En ∈ A

Selanjutnya akan dibuktikan bahwa A koleksi semua himpunan terukur-µ∗ pada X merupakan Aljabar-σ Himpunan. Namun terlebih dahulu akan dipaparkan lemma dan teorema untuk membuktikannya.

Teorema 2.1. Jika {An} ⊆ A, maka terdapat {Bn} ⊆ A yang saling asing dan ∞ [ n=1 Bn = ∞ [ n=1 An Bukti. Dibentuk B1 = A1 B2 = A2− A1 = A2∩ AC1 .. . Bn= An− An−1− An−2− · · · − A1 = An∩ ACn−1∩ A C n−2∩ · · · ∩ A C 1

(10)

Jelas bahwa Bn ⊆ An dan Bn∈ A. Didapat, ∞ [ n=1 Bn ⊆ ∞ [ n=1 An (2.1)

Selanjutnya diambil sebarang x ∈ S∞

n=1An, akan ditunjukkan x ∈

S∞

n=1Bn. Tentu

ada Ak sehingga x ∈ Ak. Dipilih k terkecil, yaitu i, sehingga x ∈ Ai,

Bi = Ai− Ai−1− · · · − A1

Jadi, x ∈ Bi. Hal ini berakibat x ∈

S∞ n=1Bn. Jadi ∞ [ n=1 An⊆ ∞ [ n=1 Bn (2.2)

Diambil m 6= n. Tanpa mengurangi keumuman, dianggap m < n Bm∩ Bn ⊆ Am∩ Bn

= Am∩ (An∩ Acn−1∩ · · · ∩ A C 1)

= ∅ Jadi, {Bn} saling asing.

Jadi terbukti bahwa terdapat {Bn} yang saling asing dan ∞ [ n=1 An = ∞ [ n=1 Bn 

Teorema 2.2. Jika E1, E2, . . . , En ∈ A yang saling asing, maka untuk setiap A ∈ 2X

benar bahwa µ∗ A ∩ n [ k=1 Ek ! = n X k=1 µ∗(A ∩ Ek)

Bukti. Bukti dengan induksi matematika :

(11)

2. Dianggap benar untuk n − 1, akan dibuktikan benar untuk n. Diperhatikan bahwa, A ∩ n−1 [ k=1 Ek ! ∩ En= A ∩ En A ∩ n−1 [ k=1 Ek ! ∩ EC n = A ∩ n−1 [ k=1 Ek Selanjutnya, µ∗ A ∩ n−1 [ k=1 Ek ! ∩ En ! + µ∗ A ∩ n−1 [ k=1 Ek ! ∩ EnC ! = µ∗(A ∩ En) + µ∗(A ∩ n−1 [ k=1 Ek) = µ∗(A ∩ En) + n−1 X k=1 µ∗(A ∩ Ek) = n X k=1 µ∗(A ∩ Ek)

Karena Ek terukur-µ∗, maka

µ∗ A ∩ n−1 [ k=1 Ek ! ∩ En ! + µ∗ A ∩ n−1 [ k=1 Ek ! ∩ EC n ! = µ∗ A ∩ n [ k=1 Ek ! Didapat µ∗ A ∩ n [ k=1 Ek ! = n X k=1 µ∗(A ∩ Ek) Terbukti bahwa µ∗ A\ n [ k=1 Ek ! = n X i=1 µ∗(A ∩ Ek) 

Teorema 2.3. Untuk sebarang {Ak} ⊆ A, benar bahwa ∞

[

k=1

Ak ∈ A

Bukti. Telah dibuktikan bahwa jika {Ak} ⊆ A maka ada {Ek} ⊆ A yang saling asing

sehingga ∞ [ k=1 Ak = ∞ [ k=1 Ek

(12)

Jadi, untuk membuktikanS∞

k=1Akterukur-µ

sama dengan membuktikan bahwaS∞

k=1Ek

terukur-µ∗.

Ditulis Fn = Snk=1Ek, sehingga didapat Fn ⊆ S ∞

k=1Ek = E. Hal ini mengakibatkan

EC ⊆ FC

n, yang berarti µ

(EC) ≤ µ(FC n).

Diambil sebarang himpunan A ∈ 2X, maka

µ∗(A) = µ∗(A ∩ Fn) + µ∗(A ∩ FnC) µ∗(A) ≥ µ∗(A ∩ Fn) + µ∗(A ∩ EC) µ∗(A) ≥ µ∗(A ∩ n [ k=1 Ek) + µ∗(A ∩ EC) µ∗(A) ≥ n X k=1 µ∗(A ∩ Ek) + µ∗(A ∩ EC)

Persamaan di atas berlaku untuk setiap n ∈ N. Oleh karena itu, berlaku pula untuk n → ∞. Didapat, µ∗(A) ≥ ∞ X k=1 µ∗(A ∩ Ek) + µ∗(A ∩ EC) µ∗(A) ≥ µ∗ A ∩ ∞ [ k=1 Ek ! + µ∗(A ∩ EC) µ∗(A) ≥ µ∗(A ∩ E) + µ∗(A ∩ EC) Jadi, S∞

k=1Ek terukur-µ∗. Dengan kata lain,

S∞

k=1Ak terukur-µ∗. Terbukti. 

Dari teorema di atas, terbukti bahwa koleksi semua himpunan terukur-µ∗ pada X merupakan aljabar-σ himpunan.

Akibat 2.1. 1. Jika {Ak} ⊆ A, maka

µ∗ ∞ [ k=1 Ak ! ≤ ∞ X k=1 µ∗(Ak) 2. Jika {Ek} ⊆ A, maka µ∗ ∞ [ k=1 Ek ! = ∞ X k=1 µ∗(Ek)

(13)

Bukti. Karena

(a.b) = (a, ∞) ∩ (−∞, b) (a.b] = (a, ∞) ∩ (−∞, b]

Cukup dibuktikan bahwa (a, ∞) terukur-m∗. Ambil sebarang A ∈ R, akan ditunjukkan

m∗(A) ≥ m∗(A ∩ (a, ∞)) + m∗(A ∩ (−∞, a]) Jika m∗(A) = ∞, maka jelas terpenuhi sehingga tidak perlu dibuktikan.

Jika 0 ≤ m∗(A) < ∞, tulis A1 = A ∩ (a, ∞) dan A2 = A ∩ (−∞, a]. Sehingga

A1∪ A2 = A

A1∩ A2 = ∅

Ambil sebarang ε > 0 maka ada barisan selang terbuka {Ik} sehingga A ⊆ S ∞ k=1Ik dan ∞ X k=1 m∗(Ik) < m∗(A) + ε

Jadi, {Ik} terpecah menjadi dua bagian yaitu {Ik} = {I

0 k} ∪ {I 00 k} dengan A1 ⊆ ∞ [ k=1 Ik0 dan A2 ⊆ ∞ [ k=1 Ik00 Ik = I 0 k∪ I ” k dan ∅ = I 0 k∩ I ” k Jadi, Ik0 dan I”

k saling asing untuk setiap k ∈ N.

Didapat m∗(Ik) = m∗(I 0 k∪ I ” k) = m∗(Ik0) + m∗(Ik”) Karena m∗(A1) ≤ ∞ X k=1 m∗(Ik0) m∗(A2) ≤ ∞ X k=1 m∗(Ik”)

(14)

maka didapat m∗(A1) + m∗(A2) ≤ ∞ X k=1 m∗(Ik0) + ∞ X k=1 m∗(Ik”) m∗(A1) + m∗(A2) ≤ ∞ X k=1 m∗(Ik0) + m∗(Ik”) m∗(A1) + m∗(A2) ≤ ∞ X k=1 m∗(Ik) m∗(A1) + m∗(A2) < m∗(A) + ε m∗(A1) + m∗(A2) ≤ m∗(A)

Jadi, terbukti bahwa (a, ∞) terukur-m∗.  Lebih lanjut, karena (a, ∞) terukur-m∗, maka (a, ∞)C = (−∞, a] terukur-m∗. Dengan cara yang sama pula, dapat dibuktikan bahwa (−∞, a) dan [a, ∞) terukur-m∗. Hal ini mengakibatkan (a, b), [a, b], (a, b] dan [a, b) juga terukur m∗.

Akibat 2.2. Untuk setiap a, b ∈ R, interval 1. (a, b) terukur-m∗

2. (a, b] terukur-m∗ 3. [a, b) terukur-m∗ 4. [a, b] terukur-m∗

Teorema 2.5. Diberikan E ∈ X. Tiga pernyataan di bawah ini ekuivalen. 1. E ∈ A

2. ∀ε > 0 terdapat himpunan terbuka O sehingga E ⊂ O dan µ∗(O − E) < ε

3. ∀ε > 0 terdapat himpunan tertutup F sehingga F ⊂ E dan µ∗(E − F ) < ε

Bukti.

1. Dari 1 ke 2.

Diketahui E terukur-µ∗. Oleh karena itu, diambil sebarang ε > 0, maka terdapat barisan selang terbuka {Ik} sehingga

E ⊆

[

k=1

(15)

dan ∞ X k=1 µ∗(Ik) < µ∗(E) + ε ∞ X k=1 µ∗(Ik) − µ∗(E) < ε Diambil O =S∞

k=1Ik. Maka O merupakan himpunan terbuka dan O terukur-µ ∗

Diperhatikan bahwa O = E ∪ (O − E) dan ∅ = E ∩ (O − E). Jadi, E dan O − E saling asing, sehingga

µ∗(E ∪ (O − E)) = µ∗(E) + µ∗(O − E) µ∗(O) = µ∗(E) + µ∗(O − E) µ∗(O − E) = µ∗(O) − µ∗(E)

Berdasarkan Akibat 2.1 yang pertama,

µ∗(O) = µ∗ ∞ [ k=1 Ik ! ≤ ∞ X k=1 µ∗(Ik) Diperoleh µ∗(O − E) ≤ ∞ X k=1 µ∗(Ik) − µ∗(E) µ∗(O − E) ≤ ε Terbukti. 2. Dari 2 ke 3,

Oleh karena E terukur-µ∗, maka EC juga terukur-µ. Menurut 2, ∀ε > 0 terdapat

himpunan terbuka O sehingga EC ⊂ O dan µ(O − EC) < ε.

Dipilih F = OC, maka F merupakan himpunan tertutup dan E − F = E ∩ FC = E ∩ O = O ∩ E = O − EC Jadi, µ∗(E − F ) = µ∗(O − EC) < ε. Terbukti.

3. Dari 3 ke 1,

Diketahui ∀ε > 0 terdapat himpunan tertutup F sehingga F ⊂ E dan µ∗(E − F ) < ε. Oleh karena F tertutup, maka FC terbuka. Misal O = FC. Didapat O = S∞

k=1Ik

(16)

Diperoleh EC S∞ k=1Ik dan µ∗(O) − µ∗(EC) = µ∗(O − EC) = µ∗(E) − µ∗(OC) = µ∗(E − F ) < ε Sehingga µ∗(O) < µ∗(EC) + ε Di pihak lain, µ∗(O) = µ∗ ∞ [ k=1 Ik ! = ∞ X k=1 µ∗(Ik) Didapat ∞ X k=1 µ∗(Ik) < µ∗(EC) + ε

Dengan kata lain, EC terukur-µ∗. Oleh karena itu, E terukur-µ∗. Terbukti.



2.3. Ruang Ukuran Lebesgue

Definisi 2.3. Misal A merupakan koleksi semua himpunan terukur-µ∗ pada X. Fungsi m : A → R dengan definisi

m(E) = µ∗(E)

untuk setiap E ∈ A, disebut ukuran Lebesgue (Lebesgue Measure)

Lebih lanjut, (X, A) disebut ruang terukur (Measurable Space), serta sistem (X, A, m) disebut ruang ukuran (Measurable Space) Lebesgue.

Definisi 2.4. Diberikan (X, A, m) yang merupakan ruang ukuran dan E ∈ A. Dibentuk AE = {E ∩ D|D ∈ A}

(17)

BAB III

FUNGSI TERUKUR

3.1. Fungsi Terukur

Teorema 3.1. E ∈ A dan f : X → R. Empat pernyataan di bawah ini ekuivalen untuk setiap α ∈ R :

1. {x ∈ E|f (x) > α} ∈ A 2. {x ∈ E|f (x) ≤ α} ∈ A 3. {x ∈ E|f (x) < α} ∈ A 4. {x ∈ E|f (x) ≥ α} ∈ A

Bukti. Karena himpunan (i) dan (ii) saling komplemen di E, seperti halnya himpunan (iii) dan (iv), dan komplemen suatu himpunan terukur adalah terukur, maka (i) dan (ii) ekuivalen, seperti halnya (iii) dan (iv). Jadi, cukup ditunjukkan bahwa (ii) ⇔ (iii).

1. Akan dibuktikan (ii) ⇒ (iii). Diperhatikan

{x ∈ E|f (x) < α} = ∞ [ n=1 {x ∈ E|f (x) ≤ α − 1 n}

Karena α − n1 ∈ R, maka {x ∈ E|f(x) ≤ α − n1 terukur-µ∗. Lebih lanjut, gabun-gannya terukur-µ∗. Jadi, {x ∈ E|f (x) < α} terukur-µ∗.

2. Akan dibuktikan (iii) ⇒ (ii). Diperhatikan

{x ∈ E|f (x) ≤ α} = ∞ \ n=1 {x ∈ E|f (x) < α + 1 n}

Karena α + n1 ∈ R, maka {x ∈ E|f(x) < α +n1 terukur-µ∗. Lebih lanjut, irisannya terukur-µ∗. Jadi, {x ∈ E|f (x) ≤ α} terukur-µ∗.

 Berdasarkan teorema di atas, didefinisikan fungsi terukur pada himpunan terukur E. Definisi 3.1. Fungsi f : X → R dikatakan terukur pada E ∈ A jika salah satu dari pernyataan di dalam teorema di atas terpenuhi.

Akibat 3.1. Jika ∀x ∈ E ∈ A, f (x) = α untuk suatu α ∈ R, maka f terukur µ∗ pada E.

(18)

Bukti. Ambil sebarang λ ∈ R. Diperhatikan {x ∈ E|f (x) > λ} =    E , jika λ ≤ α ∅ , jika λ > α

Masing-masing E dan ∅ merupakan himpunan terukur-µ∗. Jadi, f fungsi terukur. 

Teorema 3.2. Jika fungsi f, g terukur pada himpunan terukur-µ∗ E, maka 1. Untuk setiap λ ∈ R, λf terukur pada E ∈ A.

2. f + g terukur pada E. 3. f2 terukur pada E.

4. f g terukur pada E. Bukti.

1. Akan dibuktikan λf terukur pada E.

(a) Jika λ = 0, maka (λf )(x) = 0 untuk setiap x ∈ E. Fungsi λf menjadi fungsi konstan. Menurut akibat 3.1 di atas, maka λf terukur pada E.

(b) Jika λ > 0. Ambil sebarang α ∈ R, maka

{x ∈ E|(λf )(x) > α} = {x ∈ E|f (x) > α λ}

Karena αλ ∈ R, maka himpunan {x ∈ E|(λf)(x) > α} terukur. Jadi, λf terukur pada E.

(c) Jika λ < 0. Ambil sebarang α ∈ R, maka

{x ∈ E|(λf )(x) > α} = {x ∈ E|f (x) < α λ}

Karena αλ ∈ R, maka himpunan {x ∈ E|(λf)(x) < α} terukur. Jadi, λf terukur pada E.

Jadi, λf terukur pada E.

2. Akan dibuktikan f + g terukur pada E,

{x ∈ E|(f + g)(x) > α} = {x ∈ E|f (x) > α − g(x)}

Karena x ∈ E ⊂ X dan α ∈ R, maka f (x), α − g(x) ∈ R. Di antara kedua bilangan real tersebut, pasti terdapat bilangan rasional r ∈ Q, yaitu

(19)

Didapat

{x ∈ E|(f + g)(x) > α} = {x ∈ E|f (x) > α − g(x)} = {x ∈ E|α − g(x) < r < f (x)} = {x ∈ E|f (x) > r ∧ g(x) > α − r}

= {x ∈ E|f (x) > r} ∩ {x ∈ E|g(x) > α − r}

Masing-masing {x ∈ E|f (x) > r} dan {x ∈ E|g(x) > α − r} terukur-µ∗, maka {x ∈ E|(f + g)(x) > α} terukur-µ∗. Jadi, f + g fungsi terukur.

3. Akan dibuktikan f2 terukur pada E. Diperhatikan

{x ∈ E|f2(x) > α} = {x ∈ E|f (x) >α ∨ f (x) < −α}

= {x ∈ E|f (x) > √α} ∪ {x ∈ E|f (x) < −√α}

Karena masing-masing {x ∈ E|f (x) > √α} dan {x ∈ E|f (x) < −√α} terukur, maka {x ∈ E|f2(x) > α} terukur. Jadi, f2 terukur pada E.

4. Akan dibuktikan f g terukur pada E. Diperhatikan

f g = 1

2((f + g)

2− f2− g2)

Oleh karena masing-masing f + g, f2 dan g2 terukur-µ, maka f g juga terukur-µ.

Jadi, f g terukur pada E.



Teorema 3.3. Diketahui fn fungsi terukur pada himpunan terukur-µ∗ E, ∀n ∈ N. Untuk

setiap x ∈ R, fungsi-fungsi yang didefinisikan sebagai berikut: 1. maxk≤nfk(x) = max{f1(x), f2(x), · · · , fn(x)}

2. mink≤nfk(x) = min{f1(x), f2(x), · · · , fn(x)}

3. supk≥nfk(x) = sup{fn(x), fn+1(x), · · · }

4. infk≥nfk(x) = inf{fn(x), fn+1(x), · · · }

5. lim fk(x) = infn≥1supk≥nfk(x)

6. lim fk(x) = supn≥1infk≥nfk(x)

(20)

Bukti. 1. Untuk maxk≤nfk, {x ∈ E| max k≤n fk(x) > α} = {x ∈ E| max{f1(x), f2(x), · · · , fn(x)} > α} = {x ∈ E|f1(x) > α ∨ f2(x) > α ∨ · · · ∨ fn(x) > α} = n [ k=1 {x ∈ E|fk(x) > α}

Karena masing-masing {x ∈ E|fk(x) > α} terukur-µ∗, maka gabungannya juga

terukur-µ∗. Jadi, maxk≤nfk terukur pada E.

2. Untuk mink≤nfk, {x ∈ E| min k≤nfk(x) > α} = {x ∈ E| min{f1(x), f2(x), · · · , fn(x)} > α} = {x ∈ E|f1(x) > α ∧ f2(x) > α ∧ · · · ∧ fn(x) > α} = n \ k=1 {x ∈ E|fk(x) > α}

Karena masing-masing {x ∈ E|fk(x) > α} terukur-µ∗, maka irisannya juga

terukur-µ∗. Jadi, mink≤nfk terukur pada E.

3. Untuk supk≥nfk(x), {x ∈ E| sup k≥n fk(x) > α} = {x ∈ E| sup{fn(x), fn+1(x), · · · } > α} = {x ∈ E|fn(x) > α ∨ fn+1(x) > α ∨ · · · } = ∞ [ k=n {x ∈ E|fk(x) > α}

Karena masing-masing {x ∈ E|fk(x) > α} terukur-µ∗, maka gabungannya juga

terukur-µ∗. Jadi, supk≤nfk terukur pada E.

4. Untuk infk≥nfk(x), {x ∈ E| inf k≥nfk(x) < α} = {x ∈ E| inf{fn(x), fn+1(x), · · · } < α} = {x ∈ E|fn(x) < α ∨ fn+1(x) < α ∨ · · · } = ∞ [ k=n {x ∈ E|fk(x) < α}

Karena masing-masing {x ∈ E|fk(x) < α} terukur-µ∗, maka gabungannya juga

(21)

5. Untuk lim fk(x) = infn≥1supk≥nfk(x), {x ∈ E| lim fk(x) > α} = {x ∈ E| inf n≥1supk≥nfk(x) > α} = ∞ \ n=1 ∞ [ k=1 {x ∈ E|fk(x) > α}

Karena masing-masing {x ∈ E|fk(x) > α} terukur-µ∗, maka gabungan dan

irisan-nya juga terukur-µ∗. Jadi, lim fk terukur pada E.

6. Untuk lim fk(x) = supn≥1infk≥nfk(x),

{x ∈ E| lim fk(x) < α} = {x ∈ E| sup n≥1 inf k≥nfk(x) < α} = ∞ \ n=1 ∞ [ k=1 {x ∈ E|fk(x) < α}

Karena masing-masing {x ∈ E|fk(x) < α} terukur-µ∗, maka gabungan dan

irisan-nya juga terukur-µ∗. Jadi, lim fk terukur pada E.



3.2. Konsep Almost Everywhere dan Nearly Everywhere

Definisi 3.2. Suatu pernyataan P (x) dikatakan berlaku/benar hampir di mana-mana (h.d) atau almost everywhere (a.e) pada himpunan terukur-µ∗ E, jika terdapat A ⊂ E sehingga µ∗(A) = 0 dan P (x) berlaku benar untuk setiap x ∈ E − A.

Contoh 3.1. Diberikan f : [a, b] → R

f (x) =    1 , x ∈ [a, b] irasional 0 , x ∈ [a, b] rasional

Diambil A =koleksi semua bilangan rasional di dalam [a, b], maka m∗(A) = 0. Lebih lanjut, f (x) = 1 untuk setiap x ∈ [a, b] − A. Jadi, pernyataan f (x) = 1 dikatakan hampir di mana-mana pada [a, b].

Definisi 3.3. Suatu pernyataan P (x) dikatakan berlaku/benar nyaris di mana-mana (n.d) atau nearly everywhere (a.e) pada himpunan terukur-µ∗ E, jika terdapat A ⊂ E sehingga P (x) berlaku benar untuk setiap x ∈ E − A.

Terlihat bahwa definisi nearly everywhere lebih lemah daripada almost everywhere. Teorema 3.4. Jika pernyataan f (x) = g(x) almost everywhere pada himpunan terukur-µ∗ pada E dan f terukur pada E, maka g terukur pada E.

(22)

Bukti. Karena f (x) = g(x) h.d pada E, maka terdapat A ⊂ E sehingga µ∗(A) = 0 dan f (x) = g(x) untuk setiap x ∈ E − A. Diperhatikan

{x ∈ E|g(x) > α} = {x ∈ E − A|g(x) > α} + {x ∈ A|g(x) > α} = {x ∈ E − A|f (x) > α} − {x ∈ E|f (x) 6= g(x)}

Karena µ∗(A) = 0 maka µ∗({x ∈ E|f (x) 6= g(x)}) = 0, maka {x ∈ E|g(x) > α} terukur-µ∗. Jadi, g terukur pada E. 

3.3. Fungsi Sederhana

Definisi 3.4. Diberikan E ⊆ X. Fungsi χE : X → R dengan rumus

χE(x) =    1 , x ∈ E 0 , x /∈ E disebut fungsi karakteristik (characteristic function) pada E.

Teorema 3.5. Jika E ⊂ X terukur-µ∗, maka χE merupakan fungsi terukur pada X.

Bukti. Ambil sebarang α ∈ R, 1. Jika α < 1, maka

{x ∈ E|χE(x) < α} = {x ∈ E|χE(x) < 1} = {x ∈ E|χE(x) = 0} = ∅

Himpunan kosong ∅ merupakan himpunan terukur-µ∗, maka χE fungsi terukur.

2. Jika α ≥ 1, maka

{x ∈ E|χE(x) < α} = {x ∈ E|χE(x) = 1 ∨ χE(x) = 0} = E

Himpunan E merupakan himpunan terukur-µ∗, maka χE fungsi terukur.

Terbukti. 

Definisi 3.5. Jika E terukur-µ∗, {cn} ∈ R, {En} ∈ A sehingga E = n [ k=1 Ek, maka fungsi ϕ : R → R ϕ(x) = n X ckχEk(x)

(23)

disebut fungsi sederhana (simple function) pada E.

Teorema 3.6. Jika ϕ dan ψ masing-masing fungsi sederhana, maka αϕ, ϕ + ψ dan ϕ · ψ juga fungsi sederhana.

Bukti. Katakan ϕ = Pm k=1ckχEk dan ψ = Pn j=1djχFj dengan E = m [ k=1 Ek= n [ j=1 Fj. Dibentuk Akj = Ek∩ Fj. Diperoleh n [ j=1 Akj = n [ j=1 (Ek∩ Fj) = Ek∩ n [ j=1 Fj = Ek∩ E = Ek m [ k=1 Akj = m [ k=1 (Ek∩ Fj) = Fj ∩ m [ k=1 Fj = Fj∩ E = Fj maka 1. αϕ = α m X k=1 ckχEk = m X k=1 (ckα)χEk

Karena ckα ∈ R, maka αϕ merupakan fungsi sederhana.

2. ϕ + ψ = m X k=1 ckχEk + n X j=1 djχFj = m X k=1 ckχSn j=1Akj + n X j=1 djχSm k=1Akj = m X k=1 n X j=1 (ck+ dj)χSn j=1Akj∩Smk=1Akj

merupakan fungsi sederhana. 3. ϕψ = m X k=1 ckχEk n X j=1 djχFj = m X k=1 ckχSn j=1Akj n X j=1 djχSm k=1Akj = m X k=1 n X j=1 (ck· dj)χSn j=1Akj∩Smk=1Akj

(24)

merupakan fungsi sederhana.



Teorema 3.7. E ⊂ X merupakan himpunan terukur-µ∗. Untuk setiap n ∈ N didefin-isikan fungsi terukur pada E , fn : X → R. Jika {fn} almost everywhere konvergen ke

suatu fungsi f , maka f fungsi terukur pada E.

Bukti. Berdasarkan definisi almost everywhere, dapat dianggap bahwa {fn} konvergen

ke f pada E. Dengan kata lain, ∀x ∈ E∀ε > 0 ∃nx ∈ N sehingga ∀k ≥ nx berlaku

|fk(x) − f (x)| < ε

Oleh karena {fk} fungsi terukur-µ∗ maka himpunan {x ∈ E|fk(x) < λ − n1} terukur-µ∗

untuk setiap λ ∈ R. Didapat

{x ∈ E|f (x) < λ} = ∞ [ n=k ∞ \ k=1 {fk(x) < λ − 1 n}

merupakan himpunan terukur-µ∗. Jadi, f fungsi terukur pada E. 

Akibat 3.2. Fungsi f : X → R terukur pada himpunan terukur-µ∗ E jika dan hanya jika ada barisan fungsi sederhana {ϕn} pada E yang konvergen ke f almost everywhere

pada E. Bukti.

1. ⇐ Syarat cukup jelas terpenuhi, berdasarkan Teorema 3.7 2. ⇒ Dibentuk komponen-komponen

En= {x ∈ E|f (x)f (x) ≤

1 2n}

f terukur pada E, sehingga En terukur-µ∗.

Dibentuk Ei = {x ∈ E| i − 1 2n ≤ f (x) ≤ 1 2n}

untuk i ≥ 1, maka Ei terukur-µ∗.

Tulis ci = i−12n dan di = 2in, maka di− ci = n1. Dibentuk fungsi-fungsi sederhana

ϕn = 1 2nχEn + 2n X i=1 ciχEi ψn = 1 2nχEn + 2n X diχEi

(25)

Terlihat bahwa ϕn(x) ≤ f (x) ≤ psin(x) dan

ϕn(x) ≤ ϕn+1(x) ≤ f (x) ≤ ψn+1(x) ≤ ψn(x) (3.1)

ϕn(x) − ψn(x) =

1

2n (3.2)

Berdasarkan hasil (3.1) dan (3.2) diperoleh bahwa barisan fungsi sederhana naik monoton {ϕn} dan barisan fungsi sederhana turun monoton {ψn} yang konvergen

ke f h.d pada E.

Jadi, barisan fungsi sederhana {Φn} dengan Φn=

ϕn− ψn

2 konvergen ke f pada E. 

Akibat 3.3. Jika fungsi f : X → R terukur pada himpunan terukur-µ∗ E maka ∀ε > 0 terdapat fungsi sederhana ϕε sehingga

|f (x) − ϕε(x)| < ε

almost everywhere pada E.

Bukti. Berdasarkan bukti teorema sebelumnya,

ϕn(x) ≤ f (x) ≤ ψn(x) ψn(x) − ϕn(x) = 1 2n Didapat ψn(x) − fn(x) ≤ 1 2n fn(x) − ϕ(x) ≤ 1 2n

Diambil sebarang ε > 0, menurut Archimedean properties, terdapat bilangan asli n0

sehingga

1 2n0 < ε

Diambil φε = ϕn0 atau φε= ψn0, didapat

φε(x) − f (x) = ψn0(x) − f (x) ≤ 1 2n0 < ε f (x) − φε(x) = f (x) − ϕn0(x) ≤ 1 2n0 < ε

(26)

Jadi,

|f (x) − φε(x)| < ε

Terbukti. 

Teorema 3.8. Jika φ = Pn

k=1αkχEk fungsi sederhana pada E =

Sn

k=1Ek maka ada

fungsi sederhana ψ = Pm

i=1βiχFi pada E =

Sm

i=1Fi sehingga Fi ∩ Fj = ∅ untuk i 6= j,

dan

φ = ψ

Bukti. Diambil {β1, β2, . . . , βm} ⊂ {α1, α2, . . . , αn} dengan βi 6= βj untuk i 6= j dan

Fi = {x ∈ E|ϕ(x) = βi}. Diperoleh ψ =

Pm

i=1βiχFi 

Definisi 3.6. Fungsi sederhana ψ = Pm

i=1βiχFi dengan Fi ∩ Fj = ∅ untuk i 6= j disebut

(27)

BAB IV

INTEGRAL LEBESGUE

4.1. Integral Fungsi Sederhana Definisi 4.1. Diberikan ϕ =

n

X

i=1

αiχEi fungsi sederhana berbentuk kanonik.

Z E ϕ = n X i=1 αiµ∗(Ei)

disebut integral fungsi sederhana pada E. Lebih lanjut, jika REϕ berhingga, maka ϕ dikatakan terintegral Lebesgue.

Teorema 4.1. Diberikan ϕ =

n

X

i=1

αiχEi fungsi sederhana kanonik pada E. Jika A ⊂ E

terukur-µ∗, maka Z A ϕ = n X i=1 αiµ∗(A ∩ Ei) Bukti. A = A ∩ E A = A ∩ n [ i=1 Ei ! A = n [ i=1 A ∩ Ei Karena ϕ = n X i=1 αiχEi, maka ϕA= n X i=1 αiχEi∩A

merupakan fungsi sederhana pada A. Sehingga Z A ϕ = n X i=1 αiµ∗(A ∩ Ei) 

(28)

Akibat 4.1. Jika fungsi sederhana kanonik ϕ terintegral pada E, maka ϕ terintegral pada A ⊂ E yang terukur-µ∗

Teorema 4.2. ϕ = n X i=1 αiχEi dan ψ = m X j=1

βjχFj fungsi sederhana kanonik pada E dan

a ∈ R, maka 1. REαϕ = αREϕ 2. RE(ϕ + ψ) = REϕ +REψ 3. Jika ϕ ≥ 0, maka REϕ ≥ 0 4. Jika ϕ ≤ ψ, maka REϕ ≤REψ Bukti. 1. Z E aϕ = n X i=1 aαiµ∗(Ei) = a n X i=1 αiµ∗(Ei) = a Z E ϕ 2. Diperhatikan bahwa ϕ + ψ = n X i=1 αiχEi+ m X j=1 βjχFj. Dibentuk Aij = Ei∩ Fj. Ambil

sebarang i, j, k, l, dengan 1 ≤ 1, k ≤ n dan 1 ≤ j, l ≤ m, maka Aij ∩ Alk =

(Ei∩ Fj) ∩ (Ek∩ Fl) = ∅ ∩ ∅ = ∅. ϕ + ψ = m X j=1 n X i=1 (αi+ βj)χAij = m X j=1 n X i=1 αiχAij + m X j=1 n X i=1 βjχAij Didapat Z E (ϕ + ψ) = m X j=1 n X i=1 αiµ∗(Ei∩ Fj) + m X j=1 n X i=1 βjµ∗(Ei∩ Fj) = n X i=1 αiµ∗(Ei) + m X j=1 βjµ∗(Fj) = Z ϕ + Z ψ

(29)

3. Jika ϕ ≥ 0, maka ϕ = n X i=1 αiχEi ≥ 0, didapat Z E ϕ = n X i=1 αiµ∗(Ei) ≥ 0

4. Diketahui ϕ ≤ ψ, artinya ψ −ϕ ≥ 0. Menurut teorema poin 3, didapatREψ −ϕ ≥ 0. Selanjutnya menurut teorema poin 1 dan 2, didapat

0 ≤ Z E ψ − ϕ 0 ≤ Z E ψ − Z E ϕ Z E ϕ ≤ Z E ψ 

4.2. Integral Fungsi Terukur dan Terbatas

Teorema 4.3. Diketahui E ⊂ X dengan X himpunan terukur µ∗. Fungsi f : X → R terbatas h.d pada E. Fungsi f terukur pada E jika dan hanya jika

sup ϕ<f Z E ϕ = inf f <ψ Z E ψ Bukti.

⇒ Diketahui f terbatas pada E, maka ∃m, M ∈ R sehingga m = ess infx∈Ef (x) dan

M = ess supx∈Ef (x). Ambil sebarang n ∈ N, dibentuk

Ei = {x ∈ E| i − 1 n (M − m) ≤ f (x) ≤ i n(M − m), 1 ≤ i ≤ n} Untuk i − n En= {x ∈ E| n − 1 n (M − m) ≤ f (x) ≤ (M − m)

Karena f terukur pada E, maka Ei merupakan himpunan terukur-µ∗. Tulis

ci = i − 1 n (M − m) di = i n(M − m) di− ci = 1 n(M − m)

(30)

Dibentuk fungsi sederhana ϕn(x) = n X i=1 ciχEi(x) ψn(x) = n X i=1 diχEi(x)

Jadi jelas bahwa

ϕb(x) ≤ f (x) ≤ ψn(x) dan ψn(x) − ϕn(x) ≤ di− ci Diperoleh 0 ≤ Z E ψn− Z E ϕn = n X i=1 (di− ci)µ∗(Ei) = 1 n(M − m) n X i=1 µ∗(Ei) = 1 n(M − m)µ ∗ (E) Untuk n → ∞ diperoleh lim n→∞ 1 n(M − m)µ ∗ (E) = 0 lim n→∞ Z E ψn− Z E ϕn = 0

Dengan kata lain, ∀ > 0∃n0 sehingga untuk setiap n ≥ n0 benar bahwa

Z E ψn− Z E ϕn < 

Karena {ϕn} naik monoton dan {ψn} turun monoton, dapat diambil kesimpulan

sup ϕn≤f Z E ϕn = inf f <ψn Z E ψn sup ϕ≤f Z E ϕ = inf f <ψ Z E ψ

(31)

⇐ Diketahui f terbatas h.d pada E dan sup ϕ≤f Z E ϕ = inf f <ψ Z E ψ

Berdasarkan yang diketahui, untuk sebarang bilangan asli n, ada fungsi sederhana (lebih lanjut, merupakan fungsi terukur) ϕn dan ψn pada E sehingga

ϕn(x) ≤ f (x) ≤ ψn(x) dan 0 ≤ Z E ψn− Z E ϕn< 1 n 0 ≤ Z E ψn− ϕn < 1 n

Karena {ϕn} naik monoton, {ψn} turun monoton dan masing-masing konvergen ke

f pada E, maka f terukur pada E.

 Dari teorema di atas, selanjutnya didefinisikan integral fungsi terbatas dan terukur pada himpunan terukur-µ∗ E.

Definisi 4.2. Jika f : X → R terbatas h.d pada E dan terukur pada E, maka nilai

Z E f =        sup ϕ≤f Z E ϕ inf f ≤ψ Z E ψ

disebut integral Lebesgue fungsi f pada E dengan ϕ dan ψ fungsi-fungsi sederhana pada E.

Jika nilai REf bernilai finite, maka f dikatakan terintegral.

Teorema 4.4. Jika f : X → R terbatas h.d pada E dan terukur pada E dengan µ∗(E) < ∞, maka f terintegral pada E.

Akibat 4.2. Jika fungsi f : [a, b] → R terintegral Reimann pada [a, b], maka f terintegral Lebesgue pada [a, b]

Bukti. Domain [a, b] merupakan himpunan terukur dengan m∗([a, b]) = b − a < ∞. Fungsi f terintegral Reimann pada [a, b], maka f terbatas pada [a, b]. Menurut teorema di atas, f terintegral Lebesgue pada [a, b] 

Teorema 4.5. Diketahui f dan g masing-masing fungsi terukur dan terbatas h.d pada himpunan terukur-µ∗ E dan α ∈ R, maka

(32)

1. R Eαf = α R Ef 2. R E(f + g) = R Ef + R Eg 3. Jika f ≤ 0, maka REf ≥ 0 4. Jika f ≤ g, maka REf ≤REg

5. Jika a ≤ f (x) ≤ b h.d pada E, maka

a · µ∗(E) ≤ Z

E

f ≤ b · µ∗(E)

Bukti.

1. Untuk α ≥ 0 maka ϕ ≤ ψ ⇔ αϕ ≤ αψ, didapat Z E αf = sup αϕ≤αf Z E αϕ = α sup ϕ≤f Z E ϕ = α Z E f

Untuk α < 0 maka ϕ ≤ ψ ⇔ αψ ≤ αϕ, didapat Z E αf = inf αf ≤αψ Z E αψ = α sup f ≤ψ Z E ψ = α Z E f

2. Ambil sebarang fungsi sederhana ϕ1, ϕ2, ψ1 dan ψ2 dengan ϕ1 ≤ f ≤ ψ1 dan ϕ2 ≤

f ≤ ψ2, jadi ϕ = ϕ1+ ϕ2 ≤ f + g ≤ ψ1+ ψ2 = ψ Didapat Z E (f + g) = sup ϕ≤f +g Z E ϕ = sup ϕ1+ϕ2≤f +g Z E ϕ1+ ϕ2 = sup ϕ1+ϕ2≤f +g Z E ϕ1+ Z E ϕ2 ≤ sup ϕ1≤f Z E ϕ1 + sup ϕ2≤g Z E ϕ2 = Z E f + Z E g

(33)

Sedangkan Z E (f + g) = inf f +g≤ψ Z E ψ = inf f +g≤ψ1+ψ2 Z E ψ1+ ψ2 = inf f +g≤ψ1+ψ2 Z E ψ1+ Z E ψ2 ≥ inf f ≤ψ1 Z E ψ1 + inf g≤ψ2 Z E ψ2 = Z E f + Z E g

Jadi terbukti bahwa RE(f + g) =REf +REg

3. Karena f (x) ≥ 0 h.d pada E, maka terdapat fungsi sederhana ψ sedemikian hingga 0 ≤ f ≤ ψ h.d pada E. Jadi Z E f = inf f ≤ψ Z ψ ≥ 0

4. Karena f ≤ g h.d pada E, maka g(x) − f (x) ≥ 0 h.d pada E. Didapat R Eg − f ≥ 0 dan R Eg − f = R Eg + (−f ) = R Eg + R E(−f ) = R Eg − R Ef Diperoleh Z E g − Z E f ≥ 0 sehingga Z E g ≥ Z E f

5. Dibentuk fungsi sederhana aϕE dan bψE serta ϕ = aϕE dan ψ = bψE. Karena

a ≤ f (x) ≤ b maka Z E ϕ ≤ Z E f Z E ψ Z E aϕE ≤ Z E f Z E bψE a Z E ϕE ≤ b Z E f Z E ψE aµ∗(E) ≤ Z E f ≤ bµ∗(E) 

Teorema 4.6. Jika f fungsi terukur dan terbatas h.d pada E dan ada himpunan terukur-µ∗D ⊂ E sehingga µ∗(D) < ∞ dan f (x) = 0 h.d pada E−D, maka f terintegral Lebesgue

(34)

pada E.

Bukti. Karena E = D ∪ (E − D) dan D ∩ (E − D) = ∅ serta µ∗(D) < ∞ makaRDf < ∞. Didapat Z E f = Z D∪(E−D) f = Z D f + Z E−D f = Z D f + sup ϕ≤f Z E−D ϕ = Z D f + 0 = Z D f

KarenaRD < ∞ maka RE < ∞. f terintegral Lebesgue. 

Contoh 4.1. Jika E = [0, ∞) dan D = [0, 5] maka E − D = [5, ∞). DIberikan fungsi

f (x) =          1 , 0 ≤ x ≤ 3 2 , 3 < x < 5 0 , h.d pada [5, ∞) Maka f terintegral Lebesgue.

4.3. Integral Fungsi Terukur dan Nonnegatif

Definisi 4.3. Jika f terukur dan nonnegatif h.d pada E, maka REf = supn∈NREfn =

supfn≤fR Efn dengan fn(x) =    f (x) , f (x) ≤ n 0 , x yang lain

disebut integral Lebesgue fungsi f pada E.

Jika REf < ∞, maka f dikatakan terintegral pada E.

Teorema 4.7. Jika f fungsi terukur dan nonnegatif h.d pada E serta ada n0 ∈ N sehingga

R

Ef =

R

Efn0 dengan µ

(E) < ∞ maka f terintegral Lebesgue pada E

Teorema 4.8. Jika f fungsi terukur dan nonnegatif h.d pada E dan ada n0 ∈ N, D ⊂ E

sehingga µ∗(D) < ∞, fn0(x) = 0 h.d pada E − D, maka f terintegral Lebesgue.

Bukti. Karena E = D ∪ (E − D) dan D ∩ (E − D) = ∅ serta µ∗(D) < ∞ maka Z f = Z fn0 = Z fn0 + Z fn0 = Z fn0

(35)

 Jadi, f terintegral Lebesgue.

4.4. Integral Fungsi Terukur

Diketahui f fungsi kontinu pada himpunan terukur-µ∗E. Didefinisikan fungsi f+ dan

f− sebagai berikut f+(x) =    f (x) , f (x) ≥ 0 0 , f (x) < 0 f−(x) =    −f (x) , f (x) ≤ 0 0 , f (x) > 0

Jadi diperoleh f+ dan ffungsi terukur dan nonnegatif pada E dan f = f+− fserta

|f | = f++ f.

Definisi 4.4. Jika f fungsi terukur pada himpunan terukur-µ∗ E maka nilai Z E f = Z E f++ Z E f−

disebut integral Lebesgue fungsi f pada E. Jika R

Ef < ∞

maka f dikatakan terintegral Lebesgue pada E.

Teorema 4.9. Diketahui f terukur pada himpunan terukur-µ∗ E. Tiga pernyataan di bawah ini ekuivalen.

1. f = f+− fterintegral pada E.

2. f+, fterintegral pada E.

3. |f |f++ fterintegral pada E.

Teorema 4.10. f dan g fungsi terukur pada himpunan terukur-µ∗ E dan α ∈ R, maka 1. REαf = αREf 2. R Ef + g = R Ef + R Eg 3. f ≤ g ⇒R Ef ≤ R Eg

4. A, B ⊂ E dan A ∩ B 6= ∅, A ∩ B = E dengan A, B terukur-µ∗, maka Z A∪B f = Z A f + Z B f Bukti.

(36)

1. Untuk α ≥ 0 maka αf = (αf )+− (αf ), diperoleh Z E αf = Z E (αf )+− (αf )− = α Z E (f )+− α Z E (f )− = α( Z E (f )+− Z E (f )−) = α Z E f

Untuk α < 0 maka αf = (αf )+− (αf )− = (−αf )−− (−αf )+, diperoleh

Z E αf = Z E (−αf )−− (−αf )+ = Z E −α(f )−− Z E −α(f )+ = α( Z E (f )+− Z E (f )−) = α Z E f 2. (f + g) = (f + g)+− (f + g)− = f++ g+− (f−+ g−) = (f+− f−) + (g+− g−) Didapat (f + g) + f−+ g− = f++ g+ Sehingga Z E (f + g) + f−+ g−= Z E f++ g+ Z E (f + g) + Z E f−+ Z E g−= Z E f++ Z E g+ Z E (f + g) = Z E f+− Z E f−+ Z E g+− Z E g− Z E (f + g) = Z E f + Z E g

(37)

3. Diketahui f ≤ g maka f+− f−≤ g+− g− f++ g−≤ f−+ g+ Z E f++ g−≤ Z E f−+ g+ Z E f++ Z E g−≤ Z E f−+ Z E g+ Z E f+− Z E f−≤ Z E g+− Z E g− Z E f ≤ Z E g 4. Diperhatikan f = f+− f, maka Z A∪B f = Z A∪B f+− Z E f− = Z A f++ Z B f+− ( Z A f−+ Z B f−) = ( Z A f+− Z A f−) + ( Z B f+− Z B f−) = Z A f + Z B f 

4.5. Teorema Kekonvergenan Integral Lebesgue

1. Teorema Kekonvergenan Integral Fungsi Terukur dan Terbatas

Teorema 4.11. Diketahui µ∗(E) < ∞. Jika barisan fungsi terukur {fn} pada E

konvergen ke suatu fungsi f h.d pada E dan |fn(x) < M ∀x ∈ E, untuk suatu M ≥ 0

maka f terintegral pada E dan Z E f = lim n→∞ Z E fn

Bukti.Berdasarkan yang diketahui,

• {fn} terukur dan terbatas pada E dengan µ∗(E) < ∞, maka fn terintegral

Lebesgue pada E untuk setiap n ∈ N.

• {fn} barisan fungsi terukur dan konvergen h.d ke f pada E. Maka f terukur

(38)

• {fn} terukur dan terbatas pada E serta konvergen ke f h.d pada E, maka

∀ > 0∃δ = 

4M dan ∃n0 ∈ N sehingga ∀n ≥ n0 berlaku

|f (x) − fn(x)| <  2µ∗(E) ∀x ∈ E − A. Dan | Z E f − Z E fn| = | Z E f − fn| ≤ Z E |f − fn| = Z E−A |f − fn| + Z A |f − fn| ≤ Z E−A  2µ∗(E) + Z A |f | + Z A |fn| <  2µ∗(E)µ ∗ (E − A) + M · µ∗(A) + M · µ∗(A) <  2µ∗(E)µ ∗

(E) + M · µ∗(A) + M · µ∗(A)  2+ M ·  4M + M ·  4M =  

2. Teorema Kekonvergenan Fungsi Terukur dan Nonnegatif (Lemma Fatom)

Teorema 4.12. Jika ,{fn} barisan fungsi terukur dan nonnegatif pada E himpunan

terukur µ∗ dan {fn} konvergen ke f pada E, maka f terintegral Lebesgue dan

Z E f ≤ lim Z E fn = sup inf Z E fn

Bukti. Berdasarkan yang diketahui, ada fungsi terukur dan terbatas h pada E sehingga h(x) ≤ f (x) h.d pada E. Dibentuk hn(x) = min{h(x), fn(x)} ∀x ∈ E,

maka hn(x) ≤    h(x) fn(x) sehingga Z E h = lim n→∞ Z E hn ≤ lim n→∞ Z E fn Selanjutnya Z E f = sup h≤f Z E h ≤ lim n → ∞ Z E fn

(39)

3. Teorema Kekonvergenan Monoton

Teorema 4.13. Jika {fn} barisan fungsi terukur dan nonnegatif serta naik

mono-ton pada himpunan terukur-µ∗ E dan konvergen ke f h.d pada E maka Z E f = lim Z E fn

Bukti. Berdasarkan Lemma Fatom 4.12, diperoleh REf ≤ limREfn. Selanjutnya

karena {fn} naik monoton dan konvergen ke f maka fn(x) ≤ fn+1(x) ≤ f (x) h.d

pada E. Sehingga didapat

lim Z E fn≤ Z E f . Diperoleh lim Z E fn≤ Z E f ≤ lim Z E fn

Akan tetapi mengingat limR

Efn≤ lim R Efn, maka lim Z E fn =≤ lim Z E fn= Z E f 

4. Teorema Kekonvergenan Lebesgue

Teorema 4.14. Diketahui barisan fungsi terukur {fn} pada himpunan terukur-µ∗

E dan fungsi terintegral Lebesgue g pada E. Jika {fn} konvergen ke suatu fungsi f

pada E dan |fn(x)| ≤ g(x) h.d pada E maka f terintegral Lebesgue pada E dan

Z E f = lim n→∞ Z E fn

Bukti. Diperhatikan bahwa

(a) Karena {fn} barisan fungsi terukur pada E dan konvergen h.d ke f pada E,

maka f terukur pada E dan |f (x)| ≤ g(x)

(b) Karena |f (x)| ≤ g(x) h.d pada E dan g terintegral Lebesgue maka fn

terinte-gral Lebesgue

(c) Karena fn terintegral Lebesgue maka f terintegral Lebesgue.

Selanjutnya diperhatikan bahwa

(40)

−g(x) ≤ fn(x) ≤ g(x)

diperoleh g(x) − fn(x) ≥ 0 dan fn(x) + g(x) ≥ 0.

(a) Diketahui g(x) − fn(x) ≥ 0. Menurut Lemma Fatom dan Teorema

Kekonver-genan fungsi terukur dan nonnegatif, diperoleh Z E g − f ≤ lim Z E g − fn Z E g − Z E f ≤ Z E g + lim Z E −fn Z E g − Z E f ≤ Z E g − lim Z E fn − Z E f ≤ − lim Z E fn Z E f ≥ lim Z E fn

(b) Diketahui g(x) + fn(x) ≥ 0. Menurut Lemma Fatom dan Teorema

Kekonver-genan fungsi terukur dan nonnegatif, diperoleh Z E g + f ≤ lim Z E g + fn Z E g + Z E f ≤ Z E g + lim Z E fn Z E f ≤ lim Z E fn

Dari hasil kesimpulan di atas, didapat

lim Z E fn≤ Z E f ≤ lim Z E fn

Selanjutnya karena selalu berlaku

lim Z E fn≤ lim Z E fn

maka limREfn = lim

R Efn= R Ef . Jadi, Z E f = lim n→∞ Z E fn 

(41)

5. Generalisasi Teorema kekonvergenan Lebesgue

Teorema 4.15. Diketahui barisan fungsi terukur {fn} pada himpunan

terukur-µ∗ E dan barisan fungsi terintegral Lebesgue {gn} yang konvergen ke suatu fungsi

terintegral Lebesgue pada E. Jika {fn} konvergen ke suatu fungsi f pada E dan

|fn(x)| ≤ gn(x) h.d pada E maka f terintegral Lebesgue pada E dan

Z E f = lim n→∞ Z E fn

Bukti. Diperhatikan bahwa

(a) Karena {fn} barisan fungsi terukur pada E dan konvergen h.d ke f pada E,

maka f terukur pada E dan |f (x)| ≤ gn(x)

(b) Karena |f (x)| ≤ gn(x) h.d pada E dan {gn} konvergen ke suatu fungsi

terin-tegral Lebesgue sebut g pada E maka fn terintegral Lebesgue.

(c) Karena fn terintegral Lebesgue maka f terintegral Lebesgue.

Selanjutnya diperhatikan bahwa

|fn(x) ≤ gn(x)

−gn(x) ≤ fn(x) ≤ gn(x)

diperoleh gn(x) − fn(x) ≥ 0 dan fn(x) + gn(x) ≥ 0.

(a) Diketahui gn(x) − fn(x) ≥ 0. Menurut Lemma Fatom dan Teorema

Kekonver-genan fungsi terukur dan nonnegatif, diperoleh Z E g − f ≤ lim Z E gn− fn Z E g − Z E f ≤ lim Z E gn+ lim Z E −fn Z E g − Z E f ≤ lim Z E gn− lim Z E fn Z E g − Z E f Z E g ≤ − lim Z E fn Z E f ≥ lim Z E fn

(42)

Kekonver-genan fungsi terukur dan nonnegatif, diperoleh Z E g + f ≤ lim Z E gn+ fn Z E g + Z E f ≤ lim Z E gn+ lim Z E fn Z E g + Z E f ≤ Z E g + lim Z E fn Z E f ≤ lim Z E fn

Dari hasil kesimpulan di atas, didapat

lim Z E fn≤ Z E f ≤ lim Z E fn

Selanjutnya karena selalu berlaku

lim Z E fn≤ lim Z E fn maka limR Efn = lim R Efn= R Ef . Jadi, Z E f = lim n→∞ Z E fn  4.6. Convergence in Measure

Definisi 4.5. Diberikan E himpunan terukur-µ∗. Barisan fungsi terukur {fn} pada E

dikatakan konvergen in measure ke fungsi f pada E jika untuk setiap bilangan  > 0 terdapat n0 ∈ N sehingga ∀n ≥ n0 berlaku

µ∗{x ∈ E| |fn(x) − f (x)| ≥ } < 

Teorema 4.16. Diberikan E himpunan terukur-µ∗. Jika barisan fungsi terukur {fn}

konvergen in measure ke f h.d pada E, maka ada barisan bagian {fnk} yang konvergen

ke f h.d pada E.

Bukti. Ambil sebarang bilangan asli n, karena {fn} konvergen in measure pada E, maka

µ∗{x ∈ E| |fn(x) − f (x)| ≥

1 2n} <

1 2n

(43)

Selanjutnya dibentuk

En = {x ∈ E| |fn(x) − f (x)| ≥

1 2n}

maka µ∗(En) < 21n.

Jika x /∈ En maka |fn(x) − f (x)| < 21n yang berarti lim

n→∞fn(x) = f (x) ∀x /∈ E.

Jika x /∈ A =T∞

n=1

S∞

k=nEk diperoleh limn→∞fn(x) = f (x) pada E − A, dengan

µ∗(A) = µ∗ ∞ \ n=1 ∞ [ k=n Ek ! ≤ µ∗ ∞ [ k=n Ek ! ≤ ∞ X k=n µ∗(Ek) < ∞ X k=n 1 2k = 1 2n 1 1 − 21n = 1 2n− 1

Didapat µ∗(A) < 2n1−1 ∀n ∈ N. Artinya µ

(A) = 0. Dengan kata lain, terdapat barisan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Royden, H. L., 1997, Real Analysis. Fourth Edition, Pearson Education Asia Limited and China Machine Press, China.

Referensi

Dokumen terkait

I Sistem politik kesukuan II Sistem politik kesultanan III Sistem politik ketenteraan IV Sistem politik kenegaraan A I dan II B II dan III C III dan IV D I dan IV

Diagram panah yang merupakan pemetaan dari A ke B adalah gambar (iv) karena setiap anggota himpunan A berpasangan dengan satu himpunan.. Gambar (i), (ii) dan (iii)

Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Triwulanan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2000-2014 (Persen)1. I II III IV Jumlah I II III IV Jumlah I II III IV Jumlah

Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2000-2014 (Miliar Rupiah)1. I II III IV Jumlah I II III IV Jumlah I II III IV Jumlah I II III

III Tidak menyinggung perasaan orang lain IV Melakukan sesuatu yang baik untuk diri sendiri dan orang lain.. A I dan II B II dan III C II, III dan IV D I, II, III

II jenis pakaian yang dijahit III jenis fabrik yang digunakan IV kedudukan belah pada pakaian. A I, II dan III B I, II dan IV C I, III dan IV D II, III

Penugasan Kelompok, 4-5 orang • Output: Naskah Akademik Kerjasama Antar Daerah • Content: I Pendahuluan, II Kajian Teoritis, III Kajian Empiris, IV Peraturan Terkait, V Landasan

Sobre Simbala III treble original IV rank regis- ter Cadereta Exterior Veinte y Docena Clara bass original III rank regis- ter Cadereta I n t e r i o r Lleno III bass original IV