• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PENDIDIKAN BAGI INDIVIDU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN PENDIDIKAN BAGI INDIVIDU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PENDIDIKAN BAGI INDIVIDU

Nurlaidy Joice Simamora

Dosen Fakultas Sastra Universitas Methodist Indonesia

ABSTRACT

Every people can't seperated from the knowledge. So, the function of the teacher not only to transfer the knowledge to the students, but also to motivate them, teach them how to be a good person. Because the function of the knowledge, to create a good students and to create the positive individu.

Keywords: teacher, knowledge, students 1. Pendahuluan

Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Secara umum proses pendidikan terjadi dalam 3 lingkungan, yang biasa disebut dengan tripusat pendidikan, yaitu; keluarga, sekolah, serta masyarakat. Sementara para ahli di bidang pendidikan memberikan berbagai pendapat mengenai pengertian serta fungsi pendidikan, yang diharapkan dengan pendapat ini dapat menjadi acuan dalam melakukan berbagai proses pendidikan baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat.

Berbicara tentang pendidikan, maka membahas perkembangan peradaban individu. Perkembangan pendidikan individu akan berpengaruh terhadap dinamika sosial budaya masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Tulisan ini akan mendeskripsikan pendapat tentang arti pentingnya pendidikan bagi individu, serta sasaran pendidikan secara umum di Indonesia.

Dari masa peradaban kuno sampai dengan abad pencerahan (renaisance) di Eropa, bidang pendidikan mendapat tempat utama dan strategis dalam kehidupan pemerintahan. Pendidikan merupakan yang paling utama, hal

ini dapat kita lihat melalui sudut pandang beberapa para ahli tentang pendidikan;

a. Jean Jaqques Rosseau, seorang tokoh pembaharu Perancis menyebutkan “Semua yang kita butuhkan dan semua kekurangan kita waktu lahir, hanya akan kita penuhi melalui pendidikan.”

b. Aristoteles, ahli filsafat Yunani kuno berpendapat “perbaikan masyarakat hanya dapat dilakukan dengan terlebih dahulu memperbaiki sistim pendidikan.”

c. Van De Venter, tokoh politik ETIS atau balas budi, yang menjadi tonggak awal perkembangan munculnya golongan terpelajar di Indonesia “Pendidikan yang diberikan kepada rakyat pribumi, akan dapat merubah nasib pribumi menjadi yang lebih baik”

d. Tokoh pendiri nasional Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara “Satu – satunya yang dapat mengubah nasib suatu bangsa hanya Pendidikan.”

e. Badan PBB yang menangani bidang pendidikan UNESCO menyerukan kepada seluruh bangsa – bangsa di dunia bahwa, jika ingin membangun dan berusaha memperbaiki keadaan seluruh bangsa, maka haruslah dari pendidikan, sebab pendidikan adalah kunci menuju perbaikan terhadap peradaban, maka dari itu UNESCO merumuskan pendidikan itu: 1. Learning how to think (Belajar

bagaimana berpikir)

2. Learning how to do (Belajar bagaimana melakukan)

(2)

3. Learning how to be (Belajar bagaimana menjadi)

4. Learning how to learn (Belajar bagaimana belajar)

5. Learning how to live together (Belajar bagaimana hidup bersama)

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dan mutlak bagi individu. Oleh karena itu, tidaklah hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge). Atau dengan kata lain dapat kita simpulkan bahwa pendidikan itu adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, dan kepribadian, serta akhlak mulia serta terampil yang diperlukan diri, masyarakat dan bangsa.

Fungsi pendidikan dari kacamata barat yaitu melahirkan individu-individu yang pragmatis yang bekerja untuk memperoleh kejayaan material dan profesional sosial yang memberi kesejahteraan kepada diri, industri dan negara. Diupayakan pendidikan berawal dari manusia apa adanya atau aktualisasi dengan mempertimbangkan segala kemungkinan yang apa adanya atau potensialitas dan manusia tersebut diarahkan menuju terwujudnya pribadi yang dicita-citakan atau idealitas.

Tujuan dari pendidikan adalah manusia atau individu yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, berperasaan, dan dapat berkarya untuk memenuhi kebutuhan secara wajar, dan dapat mengendalikan hawa nafsu, bermasyarakat, berbudaya, dan berkepribadian. Sehingga implikasi dari pendidikan mampu mewujudkan atau mengembangkan segala potensi yang ada pada diri manusia dalam berbagai konteks dimensi seperti moralitas, keberagaman, individualitas (personalitas), sosialitas kebebudayaan yang menyeluruh dan terintegrasi. Dapat dikatakan juga bahwa pendidikan mempunyai fungsi untuk memanusiakan manusia.

Tujuan pendidikan yang sesungguhnya adalah menciptakan pribadi yang memiliki

sikap kepribadian yang positif. Maka sikap dan kepribadian yang positif antara lain :

1. Memiliki dan bangga berkompetensi, yakni memiliki ilmu pengetahuan

2. Bangga berdisiplin

3. Tahan mental menghadapi kesulitan hidup 4. Jujur dan dapat dipercaya (memiliki

karakter yang baik dan integritas yang baik atau suka bekerjasama dengan tim)

5. Memiliki pola pikir yang rasional dan ilmiah

6. Bangga dan bertanggung jawab 7. Terbiasa bekerja keras

8. Mengutamakan kepedulian terhadap sesamanya

9. Mengutamakan berdiskusi dan berdebat (not conflict but consensus)

10. Hormat pada aturan

11. Menghormati hak orang lain 12. Memiliki moral dan etika yang baik 13. Mencintai pekerjaan

Menghasilkan individu seperti yang diatas merupakan keinginan insan pendidikan. Semua pendidik dan tenaga kependidikan di negeri ini harus memahami hal itu sehingga dalam melaksanakan setiap aktivitas belajar dan mengajar, bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi tenaga pengajar juga harus membimbing mereka melalui motivasi dan contoh keteladanan yang bermuara pada pembinaan sikap (behaviour) maupun etika/moral peserta didik.

Sasaran Pendidikan Indonesia

Sasaran Pendidikan adalah manusia. Tujuan dari pendidikan adalah membantu peserta didik atau siswa untuk menumbuh-kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Apa itu potensi kemanusiaan? Potensi kemanusiaan adalah benih untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Siapapun manusia itu, sebagai apapun, kapan pun dan dimana pun manusia berhak atas pendidikan.

Manusia sebagai objek pendidikan adalah manusia dalam perwujudannya sebagai individu yang terpadu dengan masyarakat. Dua sisi perwujudan tersebut penting sebagai proses

(3)

pendidikan agar kemudian hari manusia dapat menemukan jati dirinya sebagai manusia.

Tanpa adanya pendidikan, manusia tidak mungkin dapat menjalankan tugas dan kewajiban kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan secara khusus difungsikan untuk menumbuh-kembangkan segala potensi yang ada dalam diri manusia.

Era Presiden R.I Susilo Bambang Yudhoyono, telah mewujudkan pendidikan Indonesia sebagai proses pembentukan manusia Indonesia yang seutuhnya, hal ini terlihat dalam;

1. Penguasaan IPTEK (ilmu Pengetahuan dan Teknologi)

2. Estetika (Seni) 3. Moral dan Etika

Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan itu tidaklah sekedar mentransfer ilmu pengetahuan. Pendidikan juga harus belajar tentang behavior, etika-moral dan mental anak didik.

2. TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan Di Indonesia

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agamanya, pengendalian diri, kepribadian cerdas, akhlak yang mulia serta kemampuan bermasyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Dasar utama pendidikan adalah mengajar kebudayaan melalui generasi muda. Jalur Pendidikan

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Bab VI Pasal 13 Ayat 1 jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

A. Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan anak usia dini (Baby Class, PAUD, Playgroup, TK/RA), pendidikan dasar (SD/MI), pendidikan menengah (SMP/MTs dan SMA/MA), dan pendidikan tinggi (Universitas). Pendidikan formal terdiri dari pendidikan formal berstatus negeri dan pendidikan formal berstatus swasta. Ciri – ciri Pendidikan Formal antara lain ialah:

a. Tempat pembelajaran di gedung sekolah

b. Ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta didik

c. Kurikulum jelas

d. Materi pembelajaran bersifat akademis e. Poses pendidikannya memakan waktu

yang lama f. Ada ujian formal

g. Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah atau swasta

h. Tenaga pengajar memiliki klasifikasi tertentu

i. Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam

B. Pendidikan Non – Formal

Pendidikan non- formal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidiikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Seperti Lembaga Kursus dan Pelatihan, kelompok Belajar, Sanggar, dll. Ciri – ciri Pendidikan Non Formal antara lain adalah :

a. Tempat pembelajarannya bisa di luar gedung

b. Kadang tidak ada persyaratan khusus c. Umumnya tidak memiliki jenjang yang

(4)

d. Adanya program tertentu yang khusus hendak ditangani

e. Besifat praktis dan khusus

f. Pendidikannya berlangsung singkat g. Terkadang ada ujian

h. Dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta

C. Pendidikan Informal

Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Seperti: Pendidikan Agama, Budi Pekerti, Etika, Sopan Santun, Moral dan Sosialisasi. Ciri – ciri Pendidikan Informal antara lain adalah : a. Tempat pembelajaran bisa dimana saja b. Tidak ada persyaratan

c. Tidak berjenjang

d. Tidak ada program yang direncanakan secara formal

e. Tidak ada materi tertentu yang harus tersaji secara formal

f. Tidak ada ujian

g. Tidak ada lembaga sebagai penyelenggara

3. PEMBAHASAN Jenjang Pendidikan

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. (UU No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1 Ayat 8). Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, dan tujuan yang akan dicapai, serta kemampuan yang dikembangkan.

1. Baby Class

Baby Class (Kelas Bayi) adalah kelas yang diperuntukan untuk bayi yang berusia 6 bulan sampai dengan berusia 1 tahun. Manfaatnya bagaimana memberikan

stimulasi untuk si kesil dan bagaimana melatih keterampilan motorik halusnya, dan mengajarkan si kecil bersosialisasi (bertemu dengan teman seusianya atau bertemu dengan orang yang baru).

2. PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak 2 tahun sampai dengan 3 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.

3. PlayGroup (Kelompok Bermain)

Playgroup merupakan suatu kegiatan bermain yang teratur dari kelompok anak usia pra-sekolah (3-4 tahun). Yang kegunaannya agar anak merasa bangga menjadi bagian suatu kelompok, dan mampu untuk mandiri.

4. TK (Taman Kanak-kanak/

Kindegarden)

TK yang berguna untuk mengembangkan kepribadian anak serta mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan TK merupakan jembatan antar lingkungan keluarga dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas yaitu sekolah dasar dan lingkungan lainnya. 5. SD (Sekolah Dasar)

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

6. SMP (Sekolah Menengah Pertama) Pendidikan menengah pertama merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar yang berlangsung selama 3 tahun. 7. SMA (Sekolah Menengah Atas)

Pendidikan menengah atas merupakan pendidikan lanjutan sekolah menegah pertama.

8. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan atas yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

(5)

Filosofi Pendidikan

Pendidikan biasanya berawal pada saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia akan bisa (mengajar) bayi mereka sebelum kelahiran.

Banyak individu berpendapat bahwa, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Anggota keluarga juga mempunyai peranan penting dalam mengajar peserta didik, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan secara tidak resmi.

Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam samapai akar-akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001). Landasan filosofi pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum yang diajurkan oleh suatu aliran filsafat tertentu. Terdapat hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang filsafat umum tehadap gagasan-agasan pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan.

Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran pemikiran. Hal ini muncul sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat. Sehingga dalam landasan filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme, Realisme, dan Pragmatisme.

Landasan Filosofis Pendidikan Landasan Idealisme

Para filosof ini mengklaim bahwa realitas pada hakikatnya bersifat spiritual. Karena manusia itu adalah makhluk yang berpikir, yang memiliki tujuan hidup, dan yang hidup dalam aturan moral yang jelas. Menurut epistemologis,

pengatuhan itu diperoleh dengan cara mengingat kembali melalui intuisi, sedangkan aksiologi bahwa manusia itu diperintah melalui nilai moral imperatif yang bersumber dari realitas yang absolut.

Landasan Realisme

Para filosof realisme, memandang bahwa dunia ini adalah materi yang hadir dengan sendirinya, yang tertata dalam hubungan-hubungan diluar campur tangan manusia. Dan mereka beranggapan bahwa pengetahuan itu diperoleh dari pengalaman dan penggunaan akalnya, sedangkan tingkah laku manusianya diatur oleh hukum alam dan pada taraf yang rendah diatur oleh kebijaksanaan yang teruji. Landasan Pragmatisme

Pada dasarnya, pragmatisme merupakan suatu sikap hidup, suatu metode dan suatu filsafat yang digunakan dalam mempertimbangkan nilai sesuatu ide dan kebenaran sesuatu keyakinan secara praktis. Esensi diri pragmatisme ini terletak pada metodenya yang sangat empiris dimana sangat menekankan pada metode dan sikap lebih dari suatu doktrin filsafat yang sistematis dan menggunakan metode ilmu pengetahuan modern sebagai dasar dari suatu filsafat. 4. PENUTUP

Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan yang baik, maka akan terlahirlah individu yang mampu bersaing di era globalisasi yang bercirikan persaingan tingkat tinggi (high competition). Tanda – tanda kearah persaingan tingkat tinggi sudah mulai tampak dengan adanya prestasi anak – anak bangsa pada tingkat internasional. Seperti perolehan medali pada berbagai event sains tingkat dunia, peningkatan rating Human Development Index (HDI) manusia Indonesia, adanya pemberatansan buta aksara yang gencar dilakukan baik melalui jalur pendidikan formal dan nonformal, penanggulangan angka putus sekolah melalui program pendidikan kesetaraan untuk mensukseskan Program Wajib Belajar 9 tahun dan juga adanya upaya pemberian kecakapan dan keterampilan hidup kepada masyarakat,

(6)

adanya upaya meningkatkan minat baca masyarakat sampai kepada kepelosokan desa, adanya usaha pemerintah melaksanakan program tanggap masyarakat terhadap internet, dan juga menjadi usaha dan prestasi nyata yang telah dan akan tetap kita lakukan dan ditorehkan saat ini. Prestasi terbaru pendidikan Indonesia adalah masuknya 4 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) nasional ke dalam kelompok 500 perguruan tinggi terbaik dunia. Melihat kesungguhan yang begitu besar dari pemerintah, maka sudah selayaknya sebagai anak bangsa, terutama yang bergerak dalam bidang pendidikan, untuk menyatukan langkah dan pikiran untuk bersama-sama membantu pemerintah meningkatkan pendidikan nasional untuk menghasilkan individu atau masyarakat Indonesia yang cerdas, terampil dan berbudi pekerti yang baik demi terwujudnya tujuan Negara Indonesia yakni masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad. 2009. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional : Menuju Bangsa

Indonesia Yang Mandiri. Grasindo.

Jakarta

Koesoema Doni. 2007. Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Grasindo. Jakarta

Prayitno. 2009. Dasar Teori dan Praksis Pendidikan.Grasindo: Amazone. Jakarta Soedijartoe. 2008. Landasan Dan Arah

Pendidikan Kita. PT. Kompas Media Nusantara. Jakarta

Surachmad Winarno. 2009. Pendidikan Nasional; Pendidikan dan Strategi. PT. Kompas Media Nusantara. Jakarta. Syafaruddin. 2003. Pendidikan dan

Pemberdayaan Masyarakat. Perdana

Publishing: Medan.

Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan; FIP – UPI. 2007. Ilmu Dan Aplikasi Pendidikan; Bagian III – Pendidikan Disiplin Ilmu. PT. Imperial Bhakti Utama; Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu 2 kali pertemuan untuk pemberian tindakan, dan

hasil belajar matematika siswa antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran CORE berbantuan media manipulatif dengan kelompok siswa yang mengikuti

Wawancara awal dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan orang tua anak tunagrahita mampu latih (imbecil) di SDLB Mandiraja, pada tanggal 22 Oktober 2010,

Geologi Fisik dan Dinamik 21 Di lokasi ini, kita dapat melihat singkapan batuan kompleks yang terdiri dari batuan beku intrusi, konglomerat, batugamping, batupasir,

PERUBAHAN KOMPONEN BIOAKTIF BEKATUL FERMENTASI DARI VARIETAS PADI INPARI 30 DAN BERAS HITAM MENGGUNAKAN Rhizopus oryzae, Rhizopus.. oligosporus

Aksi-aksi kekerasan, penindasan, intimidasi, serta perlakuan tidak adil negara- negara Barat terhadap negara-negara Muslim yang seringkali terjadi, bahkan hingga sekarang

Yang harus diperhatikan dalam pengikatan tali ini adalah posisi bendera yang telah berada diatas tidak boleh turun kembali, sehingga bagian tali yang berada di

S O ia oma, oma mungkin ini dulu yang ingin saya tanyakan nantikalau ada data yang kurang saya ke sini lagi untuk bertanya ke pada mbah, terimakasih karena