• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEADAAN UMUM

Letak Wilayah Administratif

Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak

perusahaan dari PT Minamas Gemilang, di bawah Sime Darby Group. Selain ASE, PT LSI juga membawahi Gunung Sari Estate (GSE) dan pabrik kelapa sawit (PKS) yang bernama Angsana Factory. Angsana Estate (ASE) ini terletak di Desa Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan dengan jarak 240 km dari Banjarbaru. Secara geografis, perkebunan ASE berbatasan dengan Kebun Hutan Tanaman Industri (HTI) di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan Sungai Sebamban, di sebelah selatan berbatasan dengan Gunung Sari Estate dan di sebelah barat berbatasan dengan Kebun PT Buana Karya Bakti (BKB). Peta wilayah ASE dapat dilihat pada Lampiran 4.

Keadaan Iklim dan Tanah

Rata-rata curah hujan tahunan Angsana Estate dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir (1999-2009) adalah 2 400 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 123 hari. Data curah hujan selama tujuh tahun terakhir dapat dilihat pada Lampiran 5. Curah hujan tertinggi umumnya terjadi pada bulan April (rata-rata 294 mm), sedangkan curah hujan terendah biasa terjadi pada bulan September dengan rata-rata curah hujan sebesar 104 mm. Menurut kelas iklim Schmidth-Ferguson, keadaan iklim di Angsana Estate termasuk dalam tipe iklim B, yaitu daerah basah dengan vegetasi hutan hujan tropika.

Berdasarkan hasil analisis tanah yang dilakukan oleh Minamas Research

Centre (MRC) pada tahun 2008, diketahui bahwa tanah Angsana Estate tergolong

ke dalam ordo oxisol, memiliki tekstur berpasir dengan kandungan besi-besi (plintit/petroferric) yang tinggi, dengan seri tanah MM-18 Petroferric Hapludox dan MM-19 Plinthic Hapludox. Ciri-ciri seri tanah MM-18 Petroferric Hapludox

(2)

adalah memiliki regim kelembaban Udik (tidak pernah kering selama 90 hari kumulatif setiap tahun pada kedalaman 10 – 90 cm dari permukaan tanah) dan pada kedalaman  125 cm terdapat kontak petroferik (lapisan hasil akumulasi sesquioksida atau Fe-oksida yang mengeras seperti batu). Ciri-ciri MM-19

Plinthic Hapludox adalah memiliki regim kelembaban Udik (tidak pernah kering

selama 90 hari kumulatif setiap tahun pada kedalaman 10 – 90 cm dari permukaan tanah) dan pada kedalaman  125 cm mempunyai  1 horison yang mengandung plintit (karatan-karatan besi yang telah mengeras seperti kerikil) sebesar  0.5 volumenya atau kontinyu.

Areal Angsana Estate Estate memiliki kondisi topografi yang bervariasi yaitu kemiringan 8-15 % seluas 1 855 ha dan kemiringan 15-20 % seluas 389 ha untuk seri tanah MM-18 Petroferric Hapludox yang mencakup 71% dari luas kebun, sedangkan kemiringan 3-8 % seluas 903 ha untuk seri tanah MM-19

Plinthic Hapludox yang mencakup 29 % dari luas kebun. Derajat kemasaman

tanah (pH) Angsana Estate Estate adalah 4.55-4.58. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Bumbu (2007), Angsana Estate memiliki ketinggian tempat 15 m di atas permukaan laut (dpl) dan suhu rata-rata tahunan berkisar antara 28–32oC. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk kelapa sawit, Angsana Estate tergolong ke dalam kelas S2 (sesuai/suitable) yaitu pada seri tanah MM-19 Plinthic Hapludox dan kelas S3 (kurang sesuai/moderately suitable) pada seri tanah MM-18 Petroferric Hapludox.

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

Angsana Estate (ASE) mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan total luas lahan sebesar 3 250 ha. Luas lahan yang digunakan untuk areal penanaman adalah 3 033 ha yaitu 2 506 ha untuk tanaman menghasilkan (TM) dan 527 ha untuk tanaman belum menghasilkan (TBM). Selanjutnya, 52 ha lahan digunakan untuk pabrik kelapa sawit, 119 ha untuk emplasemen, jalan, jembatan dan prasarana lain serta 46 ha lahan yang berbentuk bukit, sungai dan lembah.

(3)

ASE terdiri atas 83 blok yang terbagi menjadi tiga divisi yaitu Divisi I, Divisi II dan Divisi III. Divisi I dengan luas areal yang ditanam seluas 991 ha yang terdiri dari 33 blok yaitu Blok A026 sampai Blok A036, Blok A26 sampai Blok A36 dan Blok B26 sampai Blok B36. Divisi II dengan luas areal yang ditanam 826 ha yang terdiri dari 28 Blok yaitu Blok C24 sampai Blok C36 dan Blok D24 sampai Blok D38. Divisi III merupakan divisi yang paling luas areal tanamnya yaitu 1 216 ha yang terdiri dari 49 Blok yaitu Blok A0 14 sampai A0 25, Blok A14 sampai Blok A25, Blok C14 sampai C25, Blok D21, D22 dan Blok D23. Peta areal perkebunan Angsana Estate ini dapat dilihat pada Lampiran 6.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman kelapa sawit yang dibudidayakan di Angsana Estate adalah varietas Tenera, hasil persilangan Dura dan Pisifera, yang berasal dari Tenera Marihat (PPKS), Tenera Socfindo dan Tenera Guthrie. Umumnya pada TM didominasi oleh varietas Tenera Marihat (PPKS) dan Tenera Socfindo, sedangkan pada TBM didominasi oleh varietas Tenera Guthrie. Pola tanam yang digunakan untuk penanaman kelapa sawit di Angsana Estate adalah pola tanam segitiga sama

sisi dengan ukuran 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan standar populasi 136 tanaman/ha. Perubahan jumlah populasi tanaman disebabkan oleh serangan

penyakit yang menyebabkan tanaman mati, roboh, tersambar petir dan terkena longsor. Populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam yang ada di Angsana Estate terlihat pada Tabel 2.

Tanaman kelapa sawit di Angsana Estate ditanam pada beberapa tahun tanam yaitu untuk TM ditanam pada tahun 1996 (630 ha), tahun tanam 1998 (1 605 ha), tahun tanam 1999 (187 ha) dan tahun tanam 2000 (84 ha), sedangkan untuk TBM ditanam pada tahun tanam 2006 (308 ha), tahun tanam 2007 (182 ha) dan tahun tanam 2008 (37 ha). Produksi dan produktivitas Angsana Estate tahun 2004-2009 disajikan pada Tabel 3.

(4)

Tabel 2. Populasi Tanaman Kelapa Sawit Berdasarkan Tahun Tanam di Angsana Estate

Tahun Tanam

Divisi I Divisi II Divisi III

Luas (ha) Jumlah Tanaman Luas (ha) Jumlah Tanaman Luas (ha) Jumlah Tanaman 1. TM 1996 - - 332 43 860 298 37 951 1998 482 64 934 492 66 510 629 81 937 1999 19 2 516 - - 168 22 067 2000 - - - - 84 10 646 sub total 501 67 450 826 110 370 1179 152 601 2. TBM 2006 271 28 114 - - 37 4 518 2007 182 23 102 - - - - 2008 37 5 013 - - - - sub total 490 56 229 - - 37 4 518 total 991 179 908 826 110 370 1216 161 637

Sumber: Kantor Besar ASE (Februari, 2010)

Tabel 3. Produksi dan Produktifitas Angsana Estate Tahun 2004-2009

Tahun Produksi (ton)

Produktivitas

(ton/ha) Berat Janjang Rata-rata (kg)

2004 26 954 10.85 7.01 2005 40 294 16.22 9.72 2006 46 982 18.91 11.92 2007 43 937 17.69 13.16 2008 42 977 17.30 15.78 2009 52 023 20.84 17.64

Sumber: Kantor Besar Angsana Estate (Mei, 2010)

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Angsana Estate (ASE) dipimpin oleh seorang Estate manager yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan perkembangan kebun yang dipimpinnya. Estate manager memiliki wewenang untuk mengkoordinir kebun yang dikelolanya serta mengambil setiap keputusan kegiatan operasional kebun.

(5)

Estate manager dalam melaksanakan kinerjanya dibantu oleh staf-staf kebun,

yaitu; kepala seksi (kasi) administrasi, senior asisten, asisten kebun dan dokter. Kasi bertanggungjawab terhadap semua urusan administrasi kebun dan bersama dengan senior asisten bertugas mengelola gudang. Kasi administrasi membawahi para karyawan kantor besar. Struktur organisasi Angsana Estate dapat dilihat pada Lampiran 7.

Senior asisten biasa disebut asisten kepala (askep) bertugas untuk mengelola emplasemen, traksidan gudang (bersama dengan kasie) serta mengorganisasikan para asisten divisi. Selain itu, askep juga menjadi penanggungjawab sementara kebun apabila Estate manager sedang tidak berada di kebun. Dokter bertugas memeriksa dan mengobati karyawan yang sakit dan melahirkan. Asisten divisi bertanggung jawab terhadap semua kegiatan, baik kegiatan administrasi maupun kegiatan operasional yang ada di divisi yang dipimpinnya. Dalam melaksanakan pekerjaannya, asisten divisi dibantu oleh mandor dan kerani divisi. Mandor bertugas mengorganisir dan mengawasi kinerja karyawan kebun, sedangkan kerani divisi bertugas mengurus seluruh kegiatan administrasi di lapangan.

Status karyawan di Angsana Estate terdiri atas karyawan staf dan karyawan non staf. Karyawan staf meliputi Estate manager, kasi administrasi, senior asisten dan asisten divisi, sedangkan karyawan non staf meliputi karyawan kantor besar, karyawan traksi, karyawan divisi dan karyawan harian.

Fasilitas Kesejahteraan Karyawan

Angsana Estate memberikan fasilitas-fasilitas untuk kesejahteraan para karyawannya. Fasilitas tersebut berupa rumah, air, listrik, sarana ibadah, poliklinik, penitipan anak, sarana pendidikan dan sarana olahraga. Fasilitas rumah yang diberikan adalah mess untuk tamu, perumahan staf dan perumahan karyawan. Mess dan perumahan staf terletak di emplasemen, sedangkan perumahan karyawan terletak di sekitar kantor divisi masing-masing. Perumahan karyawan Divisi I dan II terletak dalam satu lokasi, sedangkan perumahan

(6)

karyawan Divisi III terletak terpisah dari Divisi I dan II. Rumah staf merupakan bangunan permanen, sedangkan rumah karyawan adalah bangunan semi permanen. Rumah karyawan terdiri dari dua tipe yaitu: tipe satu rumah (G1) untuk mandor I, kerani divisi dan mantri, sedangkan tipe dua rumah (G2) untuk karyawan pada umumnya.

Fasilitas listrik dan air dikelola oleh masing-masing divisi. Perumahan staf dan mess dikelola oleh emplasemen dengan aliran listrik selama 24 jam, sedangkan perumahan di divisi mendapatkan aliran listrik selama 7 jam untuk hari biasa dan 8 jam untuk hari libur. Fasilitas sarana ibadah yang diberikan berupa masjid di masing-masing divisi. Sarana olahraga yang ada di emplasemen adalah lapangan voli, bulutangkis, tenis, tenis meja, bilyard, kolam renang anak dan berbagai macam permainan untuk anak-anak, sedangkan sarana olah raga yang ada di masing-masing divisi adalah lapangan voli, lapangan bola dan bulutangkis.

Sarana pendidikan yang difasilitasi oleh kebun adalah Play Group, Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selain itu, kebun juga memberikan fasilitas penitipan anak yang ada di masing-masing divisi. Selain memberikan fasilitas-fasilitas umum, kebun juga memberikan tunjangan-tunjangan kepada karyawannya, yaitu: tunjangan uang makan dan kendaraan bagi staf serta tunjangan beras bagi karyawan tetap (SKU). Selain itu, kebun juga memberi tunjangan pendidikan dengan membebaskan biaya sekolah, fasilitas bus sekolah, tunjangan kesehatan gratis ke poliklinik atau rumah sakit, tunjangan hari raya (THR) dan bonus akhir tahun. Upah pokok untuk

karyawan SKU sesuai dengan upah minimum regional (UMR) yaitu Rp 1 024 000/bulan atau sekitar Rp 34 000,-/hari kerja. Selain itu, karyawan staf

dan non staf juga mendapatkan asuransi jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek). Data karyawan yang ada di Angsana Estate terlihat pada Tabel 4.

(7)

Tabel 4. Data Karyawan Angsana Estate

Sumber: Kantor Besar ASE (Januari, 2010)

No Keterangan Divisi Traksi Kantor Besar Total I II III L P L P L P L P L P L P Jumlah Staf: 1 Manager 1 0 1 0 1 2 Kasie 1 0 1 0 1 3 Senior asisten 1 0 1 0 1 4 Asisten divisi 1 0 0 0 1 0 2 0 2 Non staf: 1 a. Mandor I 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 3 0 3 b. Mandor 8 0 4 0 8 1 0 0 0 0 20 1 21 c. Pekerja langsung Perawatan 30 16 17 0 27 38 0 0 0 0 74 54 128 Panen 24 20 37 18 35 16 0 0 0 0 96 54 150 d. Pekerja tidak langsung SKU bulanan 1 0 1 0 1 0 24 0 10 13 37 13 50 SKU harian 3 0 4 2 7 1 38 4 4 5 56 12 68 2 Pekerja Borongan 19 21 0 0 0 0 3 9 0 0 28 32 60 Total 87 57 64 20 80 56 65 13 17 18 319 166 485

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang MahaEsa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga skripsi dengan judul Studi Penggunaan Antibiotika

Karyawan borongan merupakan tenaga kerja tidak tetap dan upah dibayar sesuai prestasi kerja atau jumlah pekerjaan yang diselesaikan dalam sehari.. Karyawan harian lepas adalah

Berdasarkan Tabel 3 realisasi produktivitas Serawak Damai Estate untuk beberapa tahun tanam pada tahun 2011 sudah mencapai potensi produktivitas standar marihat kelas S3, yaitu

Hal ini berkaitan dengan kondisi lahan yang memiliki kedalaman gambut 2-8 m, bahkan kedalaman gambut di areal Divisi VI mencapai lebih dari 8 m.. Tanah mineral hanya terdapat

Perkebunan PT Sari Aditya Loka 1 dipimpin oleh serang administratur yang bertanggung jawab kepada direksi atas pengelolaan unit usaha yang meliputi tanaman, pabrik,

Beberapa galur inbrida menunjukkan keragaan bobot malai dan bobot biji per malai yang lebih tinggi dari kedua tetuanya, yaitu galur 110-6 dan 377-9 untuk karakter bobot malai

Hasil penelitian Pelaksanaan Pembelajaran PJOK pada Masa Pandemi Covid- 19 menunjukan tetap terlaksana (100%), Metode Pembelajaran PJOK menunjukkan metode yang tertinggi

Pada kerbau sering ditemukan kasus yang akut atau per akut dan kematian terjadi dalam waktu 24 jam, tanpa menujukkan gejala awal, kecuali pada infeksi buatan pada hewan