• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ekonomika dan Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ekonomika dan Bisnis"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ekonomika dan Bisnis

Journal homepage: https://journal.feb-uniss.ac.id/home ISSN Cetak : 2356-2439,ISSN Online : 2685-2446

54

ANALISIS TRANSPARANSI KEUANGAN DESA

SECARA ONLINE DI KABUPATEN KENDAL JAWA TENGAH

Penta Widyartati (1),Rosiana Ramadhon (2)

(1)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Semarang, (2) STIE Dharmaputra Semarang,

(1) penta@stiesemarang.ac.id, (2) rosiana.stiedp@gmail.com I N F O A R T I K E L Riwayat Artikel: Diterima 2 Mei 2020 Disetujui 16 Mei 2020 Dipublikasikan 30 Mei 2020 Halaman 54 - 60 Kata Kunci:

Transparansi, Keuangan Desa, Kabupaten Kendal

A B S T R A K

Keterbukaan informasi keuangan desa pada masyarakat (public) di era globalisasi sangat penting demi tercapainya tujuan bersama. Keterbukaan informasi di era globalisasi ini dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi kepada masyarakat secara

online dengan menggunakan situs-situs yang tersedia. Dengan

tersedianya situs-situs untuk mempublikasikan informasi mengenai desa, maka peneliti tertarik untuk meneliti efektifitas situs-situs tersebut dalam hal pemberian informasi mengenai keuangan desa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data adalah dengan studi pustaka dan observasi pada obyek penelitian. Obyek penelitian adalah situs-situs resmi desa di 114 desa pada 8 Kecamatan di Kabupaten Kendal yang dapat diakses di https://www.kendalkab.go.id. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 114 desa di wilayah kecamatan Boja, hanya 13 desa yang telah mengunggah informasi keuangannya sedangkan 101 desa lainnya belum mengunggahnya. Dengan banyaknya desa yang belum mengunggah informasi keuangannya menunjukkan bahwa transparansi anggaran desa melalui situs-situs yang tersedia belum maksimal.

PENDAHULUAN

Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 20 Tahun 2018 menyatakan Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur serta mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui serta dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No.

(2)

55 6 tahun 2014). Keseluruhan kegiatan pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan petanggungjawaban keuangan Desa. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa, yang selanjutnya disingkat PKPKD adalah kepala Desa atau sebutan nama lain yang karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan Desa.

Dalam permendagri bagian kedua mengenai asas pengelolaan keuangan desa pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa Keuangan Desa dikelola berdasarkan asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Alfajrin A. Titaheluw (2018) mengatakan bahwa Secara institusional, pemerintah desa merupakan badan publik yang wajib memberikan informasi yang ada dalam penguasaannya kepada publik/ masyarakat setiap saat terkecuali informasi yang memang dikecualikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Bentuk implementasi asas keterbukaan ini adalah melalui publikasi keuangan desa oleh pemerintah desa.

Kewajiban pemerintah desa sebagai badan publik ini diatur Pasal 11 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik bahwa Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap saat yang meliputi: a. daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan; serta Pasal 52 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik bahwa “Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan, tidak memberikan, dan/ atau tidak menerbitkan Informasi Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi Publik yang wajib diumumkan secara serta-merta, Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/ atau Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar permintaan sesuai dengan Undang-Undang ini, dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 ( lima juta rupiah)”.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah harus tunduk dan patuh tidak hanya pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku melainkan juga pada AAUPB (Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik). Dalam AAUPB, salah satu asas yang wajib dipatuhi adalah asas keterbukaan yang dalam bahasa yang umum disebut sebagai transparansi. AAUPB (Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik) dalam penyelenggaraan pemerintahan secara umum dapat kita jumpai dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme (vide pasal 3) dan Undang– undang Nomor 30 tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan (vide pasal 10).

(3)

56 Kepatuhan terhadap AAUPB, dalam hal ini asas keterbukaan pun berlaku pada pemerintahan paling bawah yakni penyelenggaraan pemerintahan desa, sehingga Kepala Desa dan perangkatnya tidak bisa bertindak sewenang-wenang (onrecht matige overheidsdaad) atau setidak-tidaknya abuse of power, sebab asas ini ditegaskan secara jelas pasal 24 huruf d UU 6/2014 Tentang Desa. Dengan dilaksanakannya asas umum ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan.

Pada era Presiden Jokowi, desa mendapat perhatian khusus. Jumlah nominal dana desa yang dikucurkan mulai tahun 2015 hampir setiap tahun mengalami peningkatan. Dana desa pertama kali digulirkan adalah sejumlah Rp. 20,76 triliun. Jumlah tersebut pada tahun 2016 meningkat menjadi 46,9 triliun, tahun 2017 dan 2018 masing-masing sejumlah 60 triliun serta 70 triliun untuk tahun 2019.

Dana desa merupakan implementasi dari program pemerintahan Presiden Jokowi untuk membangun dari pinggiran sekaligus skenario awal mengganti program yang sudah ada yaitu program PNPM sehingga menutup beberapa peluang pihak asing untuk menyalurkan dana ke daerah. Mekanisme penggunaan dana desa tersebut dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban dana desa dilakukan dengan tujuan untuk menjamin bahwa penggunaan dana desa sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat (Widyartati, 2018)

Dana desa apabila dikelola secara baik maka dapat memberikan kemanfaatan bagi warga desa baik dari sisi ekonomi, infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan lainnya yang lebih baik.

Bentuk implementasi asas keterbukaan adalah melalui publikasi laporan keuangan oleh pemerintah desa. Publikasi ini merupakan manifestasi yuridis atas penyelenggaraan prinsip tata pemerintahan desa yang akuntabel, transparan, profesional, efektif dan efisien. Publikasi keuangan desa dimaknai sebagai wujud dari bentuk transparansi oleh pemerintah desa sekaligus hak konstitusional warga desa yang dijamin oleh undang-undang.

Bentuk transparansi tersebut dilakukan secara tertulis melalui penggunaan media informasi papan pengumuman dan/ atau baliho, radio komunikasi dan media informasi lainnya (vide pasal 26 ayat (4) huruf f dan p, pasal 27, pasal 82 UU 6/2014 Tentang Desa jo pasal 52 PP 43/2014 Tentang Desa sebagimana diubah dengan PP 47/2015 jo pasal 2 ayat (1) dan pasal 40 Permendagri 113/2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa jo pasal 10 dan pasal 11 Permendagri 46/2016 Tentang Laporan Kepala Desa).

Kewajiban normatif terkait kewajiban transparansi oleh pemerintah desa di atas, harus dipandang sebagai perisai bagi bangsa dan negara dalam menciptakan landasan yang kuat bagi pemerintahan dan pembangunan desa menuju masyarakat

(4)

57 desa yang adil, makmur, dan sejahtera. Kewajiban hukum yang diatur dalam berbagai regulasi tidak boleh hanya dijadikan hiasan hukum semata, seolah kewajiban hukum telah berubah menjadi “tidak-wajib” hukum, artinya dilakukan baik dan kalaupun tidak juga tidak masalah.

Oleh karenanya paradigma ini harus dirubah, semua para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait terutama para kepala desa dan perangkatnya harus berkomitmen dan konsisten melaksanakan kewajiban hukumnya dalam penyelenggaraan pemerintahan desa yang transparan karena itu merupakan hak konstitusional masyarakat desa yang tidak bisa dilanggar.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data dengan studi pustaka dan observasi pada obyek penelitian. Penelitian dilakukan pada situs-situs desa di Kabupaten Kendal. Secara keseluruhan, Kabupaten Kendal terdiri dari 286 desa yang tersebar dalam 20 kecamatan. Dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil obyek penelitian pada situs-situs resmi 114 desa di 8 Kecamatan pada Kabupaten Kendal yang dapat diakses di https://www.kendalkab.go.id. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi pada situs-situs tersebut kemudian mengidentifikasi desa-desa yang sudah mengupload anggaran desa dan desa-desa yang belum mengupload informasi keuangan atau anggaran desa.

HASIL

Dari penelitian yang telah dilakukan, berikut hasil observasi situs-situs pada 114 desa di 8 Kecamatan pada Kabupaten Kendal dalam hal unggahan informasi keuangan:

No Kecamatan Jumlah Desa

Sudah Mengunggah Informasi Keuangan Belum Mengunggah Informasi Keuangan 1 Plantungan 12 0 12 2 Pageruyung 14 4 10 3 Sukorejo 18 0 18 4 Patean 14 1 13 5 Singorojo 13 3 10 6 Limbangan 16 1 15 7 Boja 18 2 16 8 Kaliwungu 9 2 7 Total 114 13 101

(5)

58

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 114 desa yang terletak di dalam wilayah 8 kecamatan di Kabupaten Kendal hampir semua dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang desa yang bersangkutan kepada masyarakat. Situs-situs desa tersebut tergabung dalam situs sideka yang merupakan gabungan dari situs desa-desa di seluruh Indonesia. Untuk sideka di wilayah kabupaten Kendal dapat diakses melalui https://www.kendalkab.go.id yang didalamnya berisi informasi mengenai desa-desa di wilayah kabupaten Kendal. Dari 114 Desa yang masuk dalam wilayah 8 kecamatan di Kabupaten Kendal, hanya 13 desa yang sudah mengunggah informasi keuangan desa. Sedangkan sisanya, yaitu sebanyak 101 desa belum mengunggah informasi keuangan desa.

Dengan banyaknya desa yang belum mengunggah informasi keuangan desa menunjukkan bahwa situs yang tersedia belum dapat memberikan informasi yang optimal kepada masyarakat mengenai informasi keuangan desa. Bahkan dari hasil observasi yang dilakukan terlihat bahwa situs-situs tersebut jarang diupdate. Hal ini terlihat dari postingan terakhir di situs-situs tersebut banyak yang dilakukan pada tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa situs tersebut belum dikelola dengan baik. Dari 114 situs desa yang diamati, ada 11 situs yang tidak dapat dibuka. Situs tidak dapat dibuka dengan berbagai keterangan. Beberapa diantaranya keterangannya adalah situs sedang dalam perbaikan dan sebagian lainnya menerangkan bahwa situs tidak dapat dijangkau. Dari situs-situs yang dapat dibuka, beberapa diantaranya yaitu sebanyak 62 situs mempunyai templete untuk mengunggah anggaran desa / informasi keuangan desa, sisanya sebanyak 52 situs tidak mempunyai templete untuk mengunggah informasi keuangannya.

Dari templete situs sebagian besar masih relatif kosong dan hanya halaman beranda dan kabar desa yang memuat kurang dari 5 berita yang sudah tidak update karena sebagian besar diupload terakhir pada bulan Agustus tahun 2017. Dengan kosongnya halaman-halaman pada situs-situs tersebut sehingga tidak banyak informasi mengenai desa yang dapat digali dari adanya situs-situs tersebut.

KESIMPULAN

Banyaknya desa yang belum mengupdate dan mempublikasikan anggaran desa menunjukkan bahwa transparansi anggaran desa di kecamatan Boja masih rendah. Dari 18 desa di wilayah Kecamatan Boja, hanya dua desa yang telah melakukan publikasi anggaran desa untuk tahun 2018. Dengan minimnya publikasi anggaran desa dan informasi-informasi lainnya pada situs-situs ini menunjukkan bahwa situs-situs tersebut belum maksimal digunakan sebagai penyedia informasi bagi masyarakat.

(6)

59

SARAN

Untuk meningkatkan transparansi anggaran desa, maka saran yang dapat diberikan adalah dilakukannya update rutin di situs-situs desa, khususnya pada bagian informasi mengenai keuangan desa atau anggaran desa. Pemangku jabatan di desa disarankan untuk mengunggah anggaran desa, agar masyarakat dapat melihat, menilai, mengkritisi dan memberikan saran untuk perbaikan anggaran desa mulai dari perencanaan hingga ke pelaksanaan penggunaan dana desa sehingga penggunaan dana desa akan dapat lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan transparansi keuangan akan menimbulkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat desa dalam hal pengelolaan keuangannya.

Sedangkan saran untuk penelitian selanjutnya adalah dengan memperluas obyek penelitian dan juga menganalisis lebih dalam mengenai penyebab dari kurangnya transparansi yang dilakukan oleh pemerintah desa. Penelitian juga dapat dilakukan dengan pendekatan lain misalnya dengan pendekatan kuantitatif yang membandingkan atau menguji pengaruh transparansi dengan variabel lain.

DAFTAR PUSTAKA

Alfajrin A. Titaheluw (2018) https://www.indonesiaberita.com/2018/09/07/

transparansi-anggaran-pendapatan-dan-belanja-desa-apbdes-kewajiban-hukum-yang-tidak-wajib/

https://www.kendalkab.go.id

Meutia, I. (2017). Pengelolaan Keuangan Desa. Jurnal Akuntansi Multiparadigma. 8 (2). 336-352

(Permendagri) Nomor 20 Tahun 2018

Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2004 (PP24/2004) Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2014

Sa’adah, B. (2015). Akuntabilitas dan Transparansi Anggaran Melalui E-Government (Studi Tentang Penganggaran di Pemerintahan Daerah Kabupaten Blitar). Kebijakan dan Manajemen Publik. 3 (2). 1-10

Widyartati, P. (2018). Analisis Kesesuaian APBDes Dengan Perencanaan Pembangunan Desa Berdasarkan PP 43 Tahun 2014 di Desa Bebengan dan Kaligading Kecamatan Boja Kabupaten Kendal Propinsi Jawa Tengah. Prosiding Unimus. 1 (1). 339-345

(7)

60 Widyartati, P. (2018). Analisis Pelaksanaan Anggaran Belanja Desa Tahun Anggaran 2016 di Wilayah Kabupaten Kendal. Jurnal STIE SEMARANG. 10 (1). 68-85

Widyartati, P. (2017). Analisis Kesiapan Desa Terhadap Permendes No 4 Tahun 2017 Tentang Penggunaan Dana Desa. Forum Riset Ekonomi dan Sosial. 1 (1). 684-700

Referensi

Dokumen terkait

Dapatan tersebut adalah orientasi kompleks Masjid Agung Banten dan bangunan masjid agung mempunyai kesesuaian dengan falsafah empat arah mata angin yang hampir dengan falsafah

Adanya motivasi dalam bekerja merupakan kekuatan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan serta dapat membantu meningkatkan produktifitas yang tinggi. Selain dimiliki

Bertolak dari gejala yang ditemukan pada anak kelompok B TK Sarodja Desa Hutadaa Kecamatan Talaga Jaya Kabupaten Gorontalo, maka dalam upaya meningkatkan kemandirian dalam

STUDI TENTANG MINTA TERHADAP PROFESI GURU GEOGRAFI PADA MAHASISWA DEPARTEMEN GEOGRAFI FPIPS UPI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.1 Peningkatan  ketersediaan dan  kualitas  infrastruktur  sebagai penunjang  kesejahteraan  masyarakat 5.1.1 Meningkatnya sarana  dan prasarana  infrastruktur daerah

Skripsi dengan judul “ Penerapan Strategi PAILKEM untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Materi Dimensi Tiga Siswa Kelas X di MA At-Thohiriyah Ngantru Tahun

Dan pada percobaan ke empat, yaitu pencampuran warna merah,dan biru ,dan warna hijau mengguakan filter warna.pencampuran ketiga warna tersebut menghasilkan warna putih,

Marwah Daud Ibrahim yang Mengandung Ideologi Hukum dalam Diskusi Kasus Hukum Dimas Kanjeng Taat Pribadi Indonesia Lawyer Club TV One, 4 Oktober 2016