• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Mempertahankan Keunggulan Kompetitif PT Jayamandiri Gemasejati - Sukabumi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Mempertahankan Keunggulan Kompetitif PT Jayamandiri Gemasejati - Sukabumi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen Vol. 2, No. 2 (Mei – Agustus): 47-58

Strategi Mempertahankan Keunggulan Kompetitif

PT Jayamandiri Gemasejati - Sukabumi

Umar Mansur*, Agung Zulfikri

Nusa Putra University

Abstract: PT. Jayamandiri Gemasejati is a company engaged in the Yamaha Motor and Spare Parts Sales Industry. This study aims to describe how the method used in this study is a descriptive method using a descriptive approach. Analysis of research data was carried out by identifying various internal and external factors through PT Jayamandiri Gemasejati's IFE, EFE and SWOT matrix analysis. The identification and mapping of the key factors of the IFE and EFE matrices indicate that PT Jayamandiri Gemasejati is in a strong position and can well take advantage of opportunities and deal with existing threats with the strength they have, where Total IFE shows 2.69 and Total EFE shows 3,22 which indicates a strong internal and external position. Keywords: Strategic Management, SWOT Analysis, SWOT Matrix

Abstrak: PT. Jayamandiri Gemasejati adalah perusahaan yang bergerak di Industri Penjualan Motor dan Sparepart Yamaha. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana Metode digunakan dalam penelitian ini adalah metode kulitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Analisis data penelitian dilakukan dengan mengindentifikasi berbagai faktor internal dan eksternal melalui analisis matriks IFE, EFE, dan SWOT PT Jayamandiri Gemasejati. Dari identifikasi dan pemetaan terhadap faktor kunci matriks IFE dan EFE menunjukkan bahwa PT Jayamandiri Gemasejati ini berada pada posisi yang kuat serta dapat dengan baik memanfaat peluang dan menangani ancaman yang ada dengan kekuatan yang mereka miliki, dimana Total IFE menunjukan 2,69 dan Total EFE menunjukkan 3,22 yang mengidikasikan posisi internal dan eksternal yang kuat.

Kata kunci: Manajemen Strategis, Analisis SWOT, Matriks SWOT

* Corresponding author’s e-mail: agung.zulfikri_mn18@nusaputra.ac.id ISSN: 2686-4789 (Print); ISSN: 2686-0473 (Online)

(2)

PENDAHULUAN

Saat ini kendaraan sepeda motor roda dua merupakan salah satu alat transportasi yang semakin diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan, baik generasi muda, remaja, dan orang tua. Selain dari segi harga yang murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat, sepeda motor juga merupakan alat transportasi yang paling efektif serta efisien karena bentuknya yang tidak terlalu besar sehingga memudahkan masyarakat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Selain itu, bisnis motor ini memiliki peluang yang sangat besar, karena meskipun dalam keadaan krisis ekonomi, tingkat penjualan motor tetap stabil tidak mengalami penurunan seperti pada penjualan kendaraan roda

empat. Besar kecilnya tingkat penjualan motor dipengaruhi oleh beberapa hal seperti stabilitas politik dan ekonomi dalam negeri, inovasi teknologi, pola peraturan pemerintah, internasionalisasi dan globalisasi. Selain itu, tingginya permintaan terhadap sepeda motor tak lepas dari peranan dealer dan sowroom dalam melakukan penawaran produk sepeda motor kepada konsumennya (Nurmala Laila Desnawati 2008:03). Menurut data dari AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia) Total penjualan motor di tahun 2019 sendiri mencapai 6.487.430 unit atau mengalami kenaikan sebesar 1,63 % dari tahun 2018 yang hanya 6.383.111 unit. Dengan perincian data bisa di lihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Penjualan Motor berdasarkan Merek di Indonesia Tahun 2107-2019

Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia), 2019. Terlihat pada Tabel 1 di atas, bahwa

Posisi penjualan motor dengan Merek Yamaha menempati peringkat kedua di Indonesia. Pada Tahun 2019 total penjualannya adalah sebanyak 1.434.217 unit, hal ini merupakan penurunan dari Tahun sebelumnya sebanyak 1.455.088 unit. Merek Yamaha masih kalah saing dengan merek Honda di pasaran. Walaupun begitu, disisi lain Yamaha masih mendapatkan

berbagai penghargaan dalam ajang Otomotif award yang di adakan pada Hari Kamis, 28 Maret 2019 di Golden Ballroom 3, The Sultan Hotel Complex, Jalan Jendral Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Berikut adalah Tabel 2 yang merupakan daftar penghargaan yang diraih oleh Yamaha dalam ajang otomotif tersebut. No Merek Penjualan (unit)

Tahun 2017 Penjualan (unit) Tahun 2018 Penjualan (unit) Tahun 2019 1. Honda 4.385.888 4.759.202 4.910.688 2. Yamaha 1.348.211 1.455.088 1.434.217 3. Suzuki 78.637 89.508 71.861 4. Kawasaki 72.191 78.982 69.766 5. TVS 1.176 331 898 6. Total 5.886.103 6.383.111 6.487.430

(3)

Tabel 2. Penghargaan Yamaha dalam Ajang Omotif Award Tahun 2019

Sumber: Otomotif Award, 2019.

Terlihat pada Tabel 2 di atas bahwa Yamaha telah meraih penghargaan dalam berbagai kategori di Tahun 2019, hal ini tidak terlepas dari kepercayaan konsumen yang melekat pada Merek Yamaha. Untuk tetap mempertahankan eksistensi tersebut, Yamaha selalu mengusung pelayanan prima (excellent service) yang berorientasi pada kepuasan pelanggan di setiap proses bisnisnya.

Salah satu authorized dealer Yamaha di Sukabumi adalah PT. Jayamandiri Gemasejati Cabang Sukabumi (JG Sukabumi) yang juga menerapkan konsep pelayanan prima bagi setiap pelanggannya. Meskipun JG Sukabumi telah berupaya untuk memberikan pelayanan prima tetap saja tingkat persaingan dengan bisnis sejenis semakin tinggi. Berikut ini merupakan data pesaing JG Motor Sukabumi yang digambarkan pada Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Data Penjualan Berbagai Authorized Dealer Yamaha di Sukabumi Tahun 2019

Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020.

Terlihat dari Tabel 3 di atas bahwa JG Motor Sukabumi memiliki beberapa pesaing yaitu Delta Berlian, Arista, Agung Mas Motor, dan Bahana. Ke empat pesaing ini juga merupakan dealer resmi Yamaha yang berada di wilayah Sukabumi. Dilihat dari segi penjualan, JG Motor Sukabumi menempati posisi kedua setelah Delta Berlian dan di posisi ketiga disusul oleh Arista. Walaupun berada di posisi kedua, JG

Motor Sukabumi merupakan salah satu dealer yang cukup diminati oleh banyak

konsumen. Tentunya untuk

mempertahankan hal ini, JG Motor Sukabumi harus merumuskan berbagai strategi untuk menciptakan nilai lebih dan mencapai keunggulan kompetitif dalam operasionalisasi perusahaannya.

Sesuai dengan tujuan utama setiap manajer yaitu sebagai pengelola

Kategori Type Motor

Best Cub 150 cc Yamaha MX King 150

Best Low Skutik Yamaha Mio S

Best Medium Skutik Yamaha Lexi

Best High Skutik 200-300 cc Yamaha XMAX

Best Big Skutik Yamaha TMAX DX

Best Naked Sport 150cc Yamaha MT-15

Best Sport Fairing 150 cc All New Yamaha R15

Bike of The Year Yamaha MT15

Nama Dealer JG MOTOR SUKABUM I DETA BERLIAN

ARISTA AGUNG MAS MOTOR

BAHANA

(4)

organisasi/perusahaan adalah mencapai posisi unggul dalam persaingannya dengan perusahaan perusahaan sejenis maupun tidak sejenis pada industri tersebut. Perusahaan harus fokus dalam membentuk keunggulan kompetitif guna menempati posisi terkuat dalam sebuah industri. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai keunggulan bersaing jika memiliki sesuatu di atas pesaingnya dalam menarik konsumen dan mempertahankan diri atas kekuatan persaingan yang mencoba menekan perusahaan dari berbagai sisi.

Eka Nur Safitri, 2017:38 menyatakan bahwa Keunggulan Kompetitif (Competitive

Advantage) didefinisikan sebagai suatu

keadaan dalam memperoleh keuntungan rata-rata yang lebih tinggi daripada pesaingnya. Untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkesinambungan, seorang produsen harus mampu menyediakan barang atau jasa yang dianggap lebih daripada yang lain oleh konsumen, produk yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah atau produk yang lebih baik dengan harga yang sama dengan pesaing atau produk bermutu yang sepadan dengan harganya. Dalam hal ini, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui perumusan strategi mempertahankan keunggulan kompetitif yang dilakukan JG Motor Sukabumi.

KAJIAN TEORI

Menurut Michael E. Porter (2007:15) terdapat tiga pilihan strategi generik yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompotitif yaitu:

1. Strategi kepemimpinan biaya rendah Strategi kepemimpinan biaya rendah yaitu serangkaian tindakan integratif untuk memproduksi dan menawarkan barang atau jasa pada biaya paling

rendah terhadap para pesaing dengan ciri-ciri yang dapat diterima oleh para pelanggan.

2. Strategi Differensiasi

Strategi Differensiasi yaitu serangkaian tindakan integratif yang dirancang untuk memproduksi dan menawarkan barang atau jasa yang dianggap oleh para pelanggan berbeda dalam hal-hal penting dan unik bagi mereka.

3. Strategi Fokus

Strategi fokus yaitu serangkaian tindakan integratif yang dirancang untuk memproduksi dan menawarkan barang atau jasa yang melayani kebutuhan segmen persaingan tertentu, atau pasar wilayah geografis tertentu (special product for special segment, or for special market).

Fred R David (2009) dan Iskandar et

al (2019) menyatakan bahwa perusahaan

harus dapat merespon secara agresif atau defensif terhadap faktor-faktor tersebut dan memformulasikan strategi yang mengambil keuntungan dari peluang eksternal atau yang miminimalkan pengaruh dari ancaman potensial. Pemilihan dan penentuan strategi menurut Fred R David (2009:324) melalui tiga tahap yang dengan bermacam-macam alat analisis pada setiap tahapnya. Tahap pertama disebut sebagai input stage (IFE, EFE, CPM), matching stage (SWOT, SPACE, BCG, IE, GS) dan decision stage (QSPM). Berikut ini merupakan Gambar 1 mengenai Tahapan dalam Pemilihan dan Penentuan Strategi.

(5)

Gambar 1. Tahapan dalam Pemilihan dan Penentuan Strategi

Sumber: Fred R David (2009)

Mengacu pada gambar di atas, Tahap 1, disebut dengan input yaitu merangkum informasi dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Tahap 2, disebut tahap pencocokan, berfokus pada menghasilkan yang layak strategi alternatif dengan menyelaraskan faktor-faktor kunci eksternal dan internal. Lebih lanjut, Tahap 3 disebut tahap keputusan, melibatkan satu teknik, yaitu QSPM yang menggunakan informasi input dari Tahap 1 untuk secara objektif mengevaluasi strategi alternatif yang layak yang diidentifikasi dalam Tahap 2. Kesembilan teknik yang termasuk dalam kerangka analitis formulasi strategi memerlukan integrasi intuisi dan analisis. Divisi otonom dalam suatu organisasi biasa digunakan teknik perumusan strategi untuk mengembangkan strategi dan tujuan. Analisis divisi menyediakan dasar untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih di antara alternatif strategi.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dimana dalam pengumpulan informasi bersumber melalui kajian literatur dengan berbagai sumber artikel, jurnal serta pustaka lain dengan

menginterpretasikan data mengacu pada teori. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Ashidiqy dan Kurniawan (2019) bahwa strategi diperlukan untuk kelangsungan bisnis.

TEMUAN PENELITIAN

Profil JG Motor Sukabumi

PT Jayamandiri Gemasejati (JG Motor) didirikan pada 29 Oktober 1994 yang berkantor pusat di Jln. BKR No.5 Bandung. Awalnya dealer ini bernama PT. Lautan Teduh. Namun karena perubahan sistem manajemen, kebijakan dan alasan untuk mempermudah pelanggan dalam mengingat nama dealer, akhirnya PT Lautan Teduh diubah menjadi JG Motor. Cabang pertama yang dibuka adalah JG Cibeureum yang berlokasi di Jl. Raya Cibeureum No. 39B Cimahi-Bandung dengan status dealer 1S, dimana hanya melayani penjualan unit saja tanpa bengkel dan spareparts dengan jumlah karyawan hanya 8 (delapan) orang saja. Sampai saat kini JG Motor Group telah memiliki 29 cabang dengan status 3S (Sales, Service & Spare Parts), 2 cabang dengan status 2S (Service & Spare Parts) yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Jawa Cabang JG Motor yaitu sebagai berikut.

(6)

Tabel 4. Data Cabang PT. Jayamandiri Gemasejati

Sumber : https://jgmotor.co.id/, 2020.

Adapun Visi dari JG Motor adalah menjadi perusahaan terkemuka dalam jaringan retail otomotif dan misinya adalah memiliki jaringan retail yang kuat dan menguntungkan, serta operasional handal. Visi dan misi tersebut terus dikomunikasikan sehingga dapat dipahami oleh seluruh karyawan JG Motor, sehingga arah dan tujuan perusahaan jelas serta karyawan dapat mengerjakan tugas dan kewajiban sesuai dengan kewenangannya.

Analisis Penerapan Manajemen Strategik pada JG Motor Sukabumi

Analisis dan pemilihan strategi sebagian besar melibatkan pengambilan keputusan subjektif berdasarkan informasi objektif. Strategi, tujuan dan misi perusahaan ditambah dengan informasi audit eksternal dan internal, memberikan landasan untuk menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif yang masuk

akal. Para penyusun strategi tidak pernah dapat mempertimbangkan seluruh alternatif yang dapat menguntungkan perusahaan karena akan sangat banyak tindakan yang mungkin dan tak terbatasnya cara untuk menerapkan tindakan-tindakan tersebut.

Oleh karena itu, serangkaian strategi alternatif paling menarik yang bisa dikelola harus dikembangkan. Tahapan pertama dalam perumusan strategi yaitu tahap input. Menurut (David & David, 2013) Membuat keputusan dalam matriks input mengenai kepentingan relatif faktor eksternal dan internal memungkinkan ahli strategi untuk menghasilkan, memprioritaskan, mengevaluasi, dan memilih di antara strategi alternatif.

Adapun tahapan input dari JG Motor adalah terdiri dari analisis IFE, EFE dan CPM. Tabel 6 di bawah ini merupakan Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) JG Motor Sukabumi.

No Nama Cabang No Nama Cabang 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. JG Bogor JG Cibinong JG Leuwiliang JG Bojong Gede JG Cibeureum JG Gunung Sindur JG Cikarang JG Warung Kondang JG Cikalong Kulon JG Sukabumi JG Asia Afrika JG Kopo JG Karangsinom JG Cianjur JG Kuningan 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. JG Bandung JG Ujung Berung JG Ciwastra JG Garut JG Tasikmalaya JG Pangandaran JG Dawuan JG Cikalongsari JG Cirebon JG Siliwangi JG Palimanan JG Ciledug JG Jatibarang JG Purwakarta

(7)

Tabel 6. Matriks IFE JG Motor Sukabumi

Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020

Pada Tabel 6 di atas dapat dilihat total nilai IFE adalah 2,69 yang menunjukan bahwa JG Motor Sukabumi berada pada posisi kuat dalam memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mampu mengatasi kelemahan yang ada. Terlihat bahwa kekuatan utama JG Motor Sukabumi adalah pelayanan yang maksimal sesuai dengan SOP yang berlaku, Adapun kelemahan yang utama adalah kurangnya SDM yang mumpuni (kompeten) sehingga hambatan dalam koordinasi masih sering terjadi. IFE Matrix merupakan ringkasan dan evaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional dari suatu

usaha. Matriks ini juga memberikan dasar untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan di antara bidang-bidang ini. Selanjutnya adalah analisis Matriks EFE (External Factor Evaluation) JG Motor Sukabumi yang akan dijelaskan pada Tabel 7 berikut ini.

Stengths (Kekuatan) Bobot Rating Skor

Pengelolaan aktivitas bisnis/manajemen yang kuat 0,2 3 0,6 Promosi yang variatif dan beragam di setiap cabang 0,03 2 0,06 Pelayanan yang maksimal dan sesuai dengan prosedur 0,3 3 0,9 Sistem informasi yang terbarukan dengan perbaikan terus menerus 0,04 3 0,12 Peningkatan dan pengembangan di semua divisi secara berkala 0,06 3 0,18

Weaknesses (Kelemahan) Bobot Rating Skor

Kurangnya SDM yang mumpuni sehingga berdampak pada kurang terjalinnya koordinasi antar divisi

0,2 3 0,6

Tingginya biaya promosi untuk setiap unit yang terjual 0,02 3 0,06 Kondisi pasar yang tidak menentu setiap tahunnya 0,1 1 0,1 Masih kurangnya pengetahuan konsumen akan keberadaan JG Motor 0,02 2 0,04 Terbatasnya dan lambatnya perputaran stok unit di cabang 0,03 1 0,03

(8)

Tabel 7. Matriks EFE JG Motor Sukabumi

Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020.

Pada Tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai total Matriks EFE JG Motor Sukabumi adalah sebesar 3,22. Hal ini menunjukan bahwa JG Motor Sukabumi mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi ancaman yang datang. Peluang utama yang dimiliki JG Motor Sukabumi adalah memiliki cakupan kerjasama dengan beberapa pos penjualan yang strategis di wilayah Sukabumi, sedangkan ancaman utama yang di hadapi adalah tingginya persaingan dengan sesama jenis dealer Yamaha serta dealer merek lain untuk mendapatkan pelanggan. Adapun

tahapan selanjutnya adalah merumuskan analisis Competitive Profile Matrix (CPM). Adapun CPM JG Motor Sukabumi dijelaskan pada Tabel 8 berikut ini.

Opportunities (Peluang) Bobot Rating Skor

Jalinan kerjasama dengan pos penjualan baru yang diharapkan mampu meningkatkan penjualan

0,2 2 0,4

Fokus penjualan pada generasi muda sebagai bentuk dari bonus demografi

0,02 2 0,4

Pangsa Pasar yang luas karena di Dukung oleh Luas Wilayah Kab/Kota Sukabumi

0,02 1 0,02

Program yang berbeda setiap bulan menjadi peluang untuk menarik minat pembeli

0,02 2 0,4

Otoritas yang berbeda pada setiap cabang mengenai strategi peningkatan penjualan

0,02 2 0,4

Threats (Ancaman) Bobot Rating Skor

Perbedaan pendapatan di kota-kota besar yang mempengaruhi perbedaan penjualan di setiap cabang

0,1 1 0,1

Persaingan dengan sesama jenis dealer Yamaha serta dealer merek lain untuk mendapatkan pelanggan

0,02 2 0,4

Permintaan potongan harga oleh pelanggan/proses tawar menawar yang tidak sesuai dengan plafon yang di berikan perusahaan

0,1 1 0,1

Menurunya minat beli karena maraknya penjualan Sepeda Motor Bekas yang masih layak pakai.

0,02 3 0,6

Pergeseran gaya hidup konsumen yang lebih memilih alternative kendaraan lainnya

0,1 2 0,4

(9)

Tabel 8. CPM JG Motor Sukabumi

Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020.

Competitive Profile Matrix (CPM) digunakan untuk mengidentifikasi pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan penentuan posisi strategis. Dalam hal ini, penulis membandingkan JG Motor Sukabumi dengan empat Delaer sejenis yaitu Deta Berlian, Arista, Agung Mas Motor, dan Bahana. Terlihat pada Tabel 8 di atas bahwa posisi JG Motor menempati posisi pertama yang menggambarkan bahwa JG Motor merupakan dealer Yamaha yang paling kuat di daerah Sukabumi dengan skor total 1,97. Disusul oleh Agung Mas Motor di posisi kedua dengan skor 1,83, dan Arista di posisi ketiga dengan skor 1,65. Selanjutnya adalah masuk ke tahapan kedua, yaitu tahap pencocokan. Penulis menggunakan analisis Matriks SWOT dan IE Matriks. Adapun kombinasi elemen menggunakan matriks SWOT pada JG Motor Sukabumi adalah sebagai berikut.

Key Factors Bobot JG MOTOR DETA BERLIAN

ARISTA AGUNG MAS MOTOR

BAHANA Critical Success

Factors Rating Score Rating Score Rating Score Rating Score Rating Score

Advertising 0,2 2 0,4 1 0,2 2 0,4 2 0,4 2 0,04 Product quality 0,02 3 0,06 2 0,04 1 0,02 1 0,02 2 0,04 Price Competitiveness 0,1 2 0.2 2 0,02 1 0,1 1 0,1 2 0,2 Management 0,2 2 0,4 2 0,4 2 0,4 2 0,4 1 0,2 Financial Position 0,05 3 0,015 2 0,1 2 0,1 1 0,05 1 0,05 Customer Loyalty 0,2 2 0,4 2 0,4 2 0,4 2 0,4 1 0,2 Global Expansion 0,03 3 0,09 2 0,06 1 0,03 2 0,06 1 0,03 Market Share 0,2 2 0,4 2 0,4 1 0,2 2 0,4 1 0,2 Total 1 1,97 1,52 1,65 1,83 0,96

(10)

Tabel 9. SWOT Matrix JG Motor Sukabumi

Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020.

Menurut (Tamara, 2016) Analisis SWOT digunakan untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan. Dengan melihat kekuatan yang dimiliki serta

mengembangkan kekuatan tersebut dapat dipastikan bahwa perusahaan akan lebih maju dibanding pesaing yang ada. Demikian juga dengan kelemahan yang dimiliki harus diperbaiki agar perusahaan bisa tetap eksis.

EKSTERNAL

INTERNAL

OPPORTUNITY

- Jalinan kerjasama dengan pos penjualan baru yang diharapkan mampu meningkatkan penjualan - Fokus penjualan pada generasi

muda sebagai bentuk dari bonus demografi

- Pangsa Pasar yang luas karena di Dukung oleh Luas Wilayah Kab/Kota Sukabumi

- Otoritas yang berbeda pada setiap cabang mengenai strategi

peningkatan penjualan

THREATH

- Perbedaan pendapatan di kota-kota besar yang mempengaruhi perbedaan penjualan di setiap cabang - Persaingan dengan sesama

jenis dealer Yamaha serta dealer merek lain untuk

mendapatkan pelanggan.

STRENGHT

- Pengelolaan aktivitas bisnis/manajemen yang kuat

- Promosi yang variatif dan beragam di setiap cabang - Pelayanan yang maksimal

dan sesuai dengan prosedur

- Pengembangan Sistem dan Semua Divisi

S-O

▪ Peningkatan manajemen untuk pengelolaan cabang yang lebih unggul

▪ Pengembangan Kualitas pelayanan agar tetap

mempertahankan pelanggan yang sudah loyal

S-T

▪ Pemanfaaatan sistem informasi yang baik untuk mengambil keputusan yang cepat, tepat dan

terealisasikan

▪ Melakukan banyak promosi untuk menarik konsumen baru/mempertahankan mitra usaha yang sudah banyak

WEAKNESS

- SDM yang kurang mempuni sehingga terganggunya koordinasi - Tingginya biaya promosi

untuk setiap unit yang terjual

- Kondisi pasar yang tidak menentu setiap tahunnya - Masih kurangnya

pengetahuan konsumen akan keberadaan JG Motor

W-O

▪ Memaksimalkan produktivitas SDM

▪ Meningkatkan promosi yang sesuai agar terbentuknya pasar yang baik hingga

meningkatkan penjualan. ▪ Meningkatkan kepekaan, sigap serta cepat terhadap suatu masalah terutama permasalahan pelanggan.

W-T

▪ Meningkatkan kualitas kehidupan kerja karyawan dengan mengikutsertakan karyawan pada berbagai program pendidikan dan pelatihan.

▪ Peningkatakan pelayanan yang memuaskan untuk setiap permasalahan pelanggan.

(11)

Peluang yang ada harus dimanfaatkan sebaikbaiknya oleh perusahaan agar volume penjualan dapat meningkat. Serta ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan haruslah dihadapi dengan mengembangkan strategi pemasaran yang baik

Setelah itu masuk ke tahap perumusan IE Matrix yang merupakan salah satu dinstrumen manajemen strategis untuk menganalisa kondisi perusahaan dan langkah strategis apa yang harus diambil. IE Matrix didasari pada dua dimensi kunci : 1) total rata-rata

tertimbang Internal Factor Evaluation (IFE) pada sumbu X, dan 2) total rata-rata tertimbang Eksternal Factor Evaluation (EFE) pada sumbu Y.

Nilai Internal Factors Evaluation PT Jayamandiri Gemasejati seperti pada IFE matriks pada bagian sebelumnya adalah 2,69 sedangkan nilai EFE matriks memiliki skor 3,22, maka Matriks JG Motor Sukabumi yaitu sebagai berikut.

Gambar 2. IE Matrix JG Motor Sukabumi

Sumber: Pengolahan data oleh penulis, 2020.

Terlihat pada Gambar 2 di atas yang merupakan Matriks Internal-Eksternal JG Motor Sukabumi diposisikan masuk ke dalam sel II . Ini menggambarkan bahwa JG Motor Sukabumi berada pada fase tumbuh dan membangun (growth dan build). Oleh karena itu, strategi intensif (penetrasi pasar

dan pengembangan produk dan pengembangan pasar) atau strategi integratif (depan, belakang, horizontal) bisa menjadi strategi yang paling tepat bagi perusahaan ini. Misalkan dengan terus memberikan pelayanan yang baik terhadap pelanggan supaya pelanggan tetap nyaman

SK O R BO BO T T O T A L EFE

SKOR BOBOT TOTAL IFE 4, 0 Tinggi 3,0-4,0 3,0 Sedang 2,0-2,99 (2,69) 2,0 Lemah 1,0-1,99 1,0 Tinggi 3,0-4,0 (3,2 2) 3, 0 I II • Posisi JG Motor Sukabumi III Sedan g 2,00-2,99 2, 0 I V V VI Renda h 1,0-1,99 1, 0 VII VIII IX

(12)

dan merasa di perhatikan, Bisa juga dengan terus mengembangkan produk baru lalu memperkenalkan terhadap pelanggan agar menjadikan sebuah minat beli baru terhadap produk, lalu menjalin kerjasama dengan

intans-intansi terkait bisa intansi pemerintah atau intansi perusahaan untuk meningkatkan penjualan dan memperluas jaringan Motor Yamaha.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dari perumusan berbagai matriks strategi, secara garis besar menggambarkan kondisi perusahaan yang sedang bagus dan strategi yang tepat untuk JG Motor Sukabumi adalah strategi intensif (penetrasi pasar dan pengembangan produk dan pengembangan pasar) atau strategi integratif (depan, belakang, horizontal) . JG

Motor Sukabumi diharapkan mampu mengimplementasikan strategi-strategi yang telah ada dengan baik dan sesuai apa yang dirumuskan oleh pihak manajemen, serta didukung dengan perekrutan SDM yang kompeten dan profesional di bidangnya.

REFERENSI

AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia), 2019. https://bmspeed7.com/data-penjualan-motor-2019/,diakses pada 14 Juli 2020 pukul 19.00

Ashidiqy, A. B., Kurniawan. (2019). Strategic Risk Management Analysis PTIndo Tambangraya Megah,Tbk.(Case Study Period 2011-2014, Amid Declining Coal Price). Jurnal Bisnisman: Riset Bisnis dan Manajemen. Vol. 1 No. 2: 20:40.

David, F. R., & David, F. R. (2013). Strategic management: Concepts and cases: A competitive advantage approach. Pearson.

Iskandar, Y., Zulbainarni, N., Jahroh, S. 2019. Strategies for Developing the MSMEs of Fisheries Processing Industry in

Sukabumi, Indonesia. Internasional Journal of Recent Technology and Engineering. Vol. 8, Issue 4.

November 2019. Retrieved from https://www.ijrte.org/wp-content/uploads/papers/v8i4/D9737118419.pdf

Nurmala Laila Desnawati. 2008. Analisis Kinerja Atribut Penentu Kepuasan Pelanggan Pada Kualitas Pelayanan Purna Jual Studi Kasus PT. Jayamandiri Gemasejati Bogor (hlm 3). Bogor

Otomotif Award, 2019. https://naikmotor.com/121666/motor-terbaik-peraih-otomotif-award-2019, diakses pada 14 Juli 2020 pukul 19.00

David, F. R., & David, F. R. (2013). Strategic Management Concepts and Cases : A Competitive Advantage Approach. In Pearson.

Tamara, A. (2016). Implementasi Analisis Swot Dalam Strategi Pemasaran Produk Mandiri Tabungan Bisnis. Jurnal Riset Bisnis Dan Manajemen, 4(3), 395–406.

Porter, Michael E. "Competitive strategy." Measuring business excellence (1997).

Safitri, Eka Nur. Manajemen Strategi Dalam Meraih Keunggulan Kompetitif Pada Produk Unit-Link. BS thesis. Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah., 2017.

Gambar

Tabel 1. Penjualan Motor berdasarkan Merek di Indonesia Tahun 2107-2019
Tabel 2. Penghargaan Yamaha dalam Ajang Omotif Award Tahun 2019
Gambar 1. Tahapan dalam Pemilihan dan Penentuan Strategi  Sumber: Fred R David (2009)
Tabel 4. Data Cabang PT. Jayamandiri Gemasejati
+6

Referensi

Dokumen terkait

Objektif kajian ini adalah untuk melihat sama ada aspek isi pelajaran modul dan persembahan pengajaran yang menarik dapat memudahkan proses pembelajaran pelajar.. Di samping

Sulistyorini T (2017), penelitian dengan judul “Pengaruh Kombinasi Pijat Refleksi Kaki dan Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Peningkatan Sirkulasi Darah Perifer dilihat dari

Sebelum pelaksanaan kegiatan CSR, perusahaan dapat melakukan langkah- langkah sebagai berikut: (1) Melakukan identifikasi dampak negatif lingkungan dari rencana

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pengkomunikasian CSR PT Bank Mandiri (Persero) Tbk melalui website perusahaan dengan melihat struktur pengkomunikasian pesan dan

Pengaruh Kombinasi Metode Pengasinan dan Perebusan Ekstrak Teh dengan Level yang Berbeda terhadap Jumlah Koloni Mikrobiologi Salmonella Dan Shigella (cfu/gram).

Tri Sapta Jaya saat ini berupa jasa Sulfuric Acid Anodizing, dengan adanya Hard Coating Anodizing, perusahaan dapat menambah lingkup jasa yang baru, karena hasil Hard

Sarana adalah suatu tempat tertentu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian sedangkan prasarana apotek meliputi perlengkapan, peralatan dan fasilitas apotek yang

dikategorikan menjadi normal, kelelahan ringan, kelelahan sedang dan kelelahan berat Berdasarkan hasil pengukuran kelelahan kerja dengan menggunakan rangsangan cahaya