• Tidak ada hasil yang ditemukan

DASAR DASAR MEKANIKA RETAKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DASAR DASAR MEKANIKA RETAKAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DASAR–DASAR

MEKANIKA RETAKAN

Oleh :

Prof. Dr. Ir. Husaini, M. T

(3)

Prof. Dr. Ir. Husaini, M. T

DASAR–DASAR MEKANIKA RETAKAN

Penerbit:

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS Jln. Tgk. Chik Pante Kulu No. 1 Darussalam, Banda Aceh 23111

Maret 2015

ISBN 978-602-1270-24-0

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mereproduksi sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk dan tujuan apapun tanpa izin tertulis dari

penerbit

Dilarang memperjualbelikan buku ini dalam keadaan rusak dan mengedarkannya dalam bentuk jilid atau sampul lain

Anggota IKAPI 018/DIA/2014 Anggota APPTI 005.101.1.09.2019 Email: upt.percetakan@unsyiah.ac.id unsyiahpress@unsyiah.ac.id

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku Ajar dengan judul Dasar-Dasar Mekanika Retakan. Buku ajar ini sangat berguna bagi mahasiswa Jurusan Teknik Mesin dan juga bagi mahasiswa jurusan lain yang terkait yang sedang mempelajari keretakan pada material. Buku ini berguna juga bagi masyarakat industri yang dalam kesehariannya bekerja dalam lingkungan industri yang berhubungan dengan persoalan kekuatan dan keretakan material khususnya pada bagian inspeksi.

Sistematika penulisan Materi dalam Buku Ajar ini adalah sebagai berikut. Dalam Bab 1 antara lain membahas secara umum mengapa struktur gagal karena patah dan juga penjelasan singkat tentang pendekatan Mekanika Retakan dalam Desain dan juga pengaruh sifat material pada perpatahan. Bab 2 menjelaskan tentang Mekanika Retakan Elastis Linier yang merupakan pengetahuan dasar dalam Mekanika Retakan. Untuk memahami persamaan matematis yang sering digunakan dalam analisa tegangan sekitar ujung retak, maka materi tentang matematika yang terkait dengan analisa tegangan juga di sajikan dalam Bab 3.

Lebih lanjut aplikasi mekanika retakan dalam menentukan besaran parameter retakan yaitu ketangguhan retak material (fracture

toughness) dibahas dalam Bab 4. Untuk lebih memperluas wawasan

mahasiswa tentang kasus-kasus keretakan dan perpatahan pada elemen dan komponen mesin, maka dalam Bab 5 dijelaskan materi tentang aplikasi mekanika retakan pada komponen mesin dengan menyajikan contoh studi kasus pada elemen mesin yang mengalami perpatahan. Studi perpatahan dan retakan yang dibahas dalam Bab 5 yaitu Studi Kasus Pada Perpatahan Poros, dan Studi Kasus Pada Perpatahan Roda Gigi. Sebenarnya masih banyak lagi kasus-kasus perpatahan yang terjadi pada komponen mesin. Namun, dalam buku ini hanya dibahas dua kasus saja sebagai contoh penerapan Mekanika Retakan.

(5)

Terakhir, Bab 6 membahas tentang Mekanisme dan Perilaku Retakan pada proses produksi.

Pada bagian akhir dari setiap Bab disajikan juga soal-soal latihan yang berguna untuk dapat melatih diri bagi para pembaca agar kemampuan dalam memahami materinya menjadi lebih baik.

Materi yang disajikan dalam buku ajar ini dirujuk dari bebarapa refernsi Jurnal, dan juga dari beberapa buku teks serta refensi dari standar ASTM seperti disebutkan dalam daftar pustaka pada bagian akhir dari buku ajar ini.

Dalam menulis buku ini, penulis terinspirasi oleh Prof. Dr. Ir. Djoko Suharto, Prof. Dr. Ir. Mardjono S, Prof. Dr. Ir Satryo Soemantri B., dan Prof. Dr. Ir. Bambang Sutjiatmo yang merupakan dosen penulis ketika penulis studi S2 di Jurusan Teknik Mesin di ITB Bandung. Kemudian semangat datang juga dari Prof. Kikuo KISHIMOTO, DR. ENG., dan Prof Toshikazu SHIBUYA, DR. ENG., yang merupakan promotor penulis, ketika penulis menempuh pendidikan Doktor di Depertment of Mechanical Engineering for Production, TOKYO INSTITUTE TECHNOLOGY, Tokyo, Japan. Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada mereka semua yang telah banyak membimbing dan menuntun penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam menyelesaikan Buku Ajar ini, baik Ketua Jurusan Teknik Mesin maupun Dekan Fakultas Teknik UNSYIAH yang telah mendorong penulis dalam menyelesaikan buku ajar ini. Semoga buku ini bermanfaat bagi para mahasiswa dan para pembaca sekalian.

Penulis menyadari bahwa buku ajar ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan koreksi, kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sekalian untuk lebih sempurnanya buku ajar ini dimasa mendatang.

Darusalam, Maret 2015

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... V BAB 1. PENGERTIAN MEKANIKA RETAKAN ... 1

1.1 Mekanika Retakan dan Aplikasinnya ... 2

1.2 Perpatahan Pada Struktur ... 5

1.3 Desain Struktur Di Masa Lampau ... 9

1.3.1. Riset Tentang Retakan ... 11

1.3.2. Kapal Liberty ... 11

1.3.3. Riset Mekanika Retakan Setelah Perang Dunia ... 12

1.3.4. Perkembangan Mekanika Retakan dari Tahun 1960 sampai 1980 ... 13

1.3.5. Penelitian Tentang Retakan Pada Masa Kini ... 15

1.4 Pendekatan Mekanika Retakan Dalam Desain ... 15

1.4.1. Kriteria Energi... 15

1.4.2. Pendekatan Faktor Intensitas Tegangan ... 17

1.4.3. Toleransi Kerusakan ... 19

1.5 Pengaruh Sifat Material Pada Perpatahan ... 19

1.6 Analisa Dimensi Pada Mekanika Retakan ... 22

1.6.1. Teori Buchingham П ... 22

1.6.2. Analisis Dimensi Pada Mekanika Retakan ... 23

SOAL-SOAL LATIHAN ... 25

BAB 2. MEKANIKA RETAKAN ELASTIS LINIER ... 27

2.1 Retakan Dipandang dari Sebuah Atom ... 27

2.2 Pengaruh Konsentrasi Tegangan Pada Cacat ... 30

2.3 Kesetimbangan Energi Griffith ... 33

2.3.1. Perbandingan dengan Kriteria Tegangan Kritis... 36

2.3.2. Memodifikasi Persamaan Griffith ... 39

(7)

2.5 Ketidakstabilan dan Kurva R ... 45

2.5.1. Pertimbangan Untuk Bentuk Kurva R ... 48

2.5.2. Kontrol Pembebanan Terhadap Kontrol Perpindahan ... 49

2.5.3. Struktur Dengan Batasan Hingga ... 51

2.6 Analisa Tegangan Pada Retak ... 53

2.6.1. Faktor Intensitas Tegangan ... 55

2.6.2. Hubungan Antara K dan Perilaku Retak Global ... 58

2.6.3. Efek dari Ukuran Hingga ... 62

2.6.4. Prinsip dari Superposisi ... 69

2.7 Hubungan Antara K dan G ... 71

2.8 Deformasi Plastisitas Ujung Retak ... 75

2.8.1. Pendekatan Irwin ... 75

2.8.2. Model Strip Yield ... 79

2.8.3. Perbandingan Koreksi Pada Daerah Plastis ... 83

2.8.4. Bentuk Daerah Plastis ... 84

2.9 Tegangan Bidang Terhadap Regangan Bidang ... 88

2.10 K Sebagai Suatu Kriteria Kegagalan ... 91

2.10.1. Effek dari Mode Pembebanan ... 93

2.10.2. Effek Dari Dimensi Spesimen ... 95

2.10.3. Batasan Terhadap Validitas dari LEFM... 97

SOAL-SOAL LATIHAN ... 99

BAB 3. APLIKASI MATEMATIKA PADA MEKANIKA RETAKAN ELASTIS LINIER... 102

3.1 Bidang Elastisitas ... 102

3.1.1. Koordinat Kartesian ... 102

3.1.2. Koordinat Kutub Analisa Pertumbuhan Retak Tidak Stabil ... 105

3.2 Analisa Pertumbuhan Retak Tidak Stabil ... 106

3.3 Analisa Tegangan Ujung Retak ... 107

3.3.1. Penyamarataan Dalam Bidang Pembebanan... 107

(8)

3.4 Integral Elips Dari Bentuk Kedua ... 117

BAB 4. UJI KETANGGUHAN RETAK PADA LOGAM ... 118

4.1 Pertimbangan Umum Dalam Uji Retakan ... 119

4.1.1. Bentuk Spesimen ... 119

4.1.2. Orientasi Spesimen ... 123

4.1.3. Retak Lelah Awal yang diberikan pada Pada Spesimen ... 125

4.1.4. Instrumentasi ... 127

4.1.5. Alur Pada Sisi specimen ... 130

4.2 Uji KIC ... 131

4.3 Pengujian Kurva K – R ... 137

4.3.1. Desain Spesimen ... 138

4.3.2. Pengukuran Eksperimental kurva K-R ... 140

SOAL-SOAL LATIHAN ... 142

BAB 5. APLIKASI MEKANIKA RETAKAN PADA KOMPONEN MESIN... 148

5.1 Studi Kasus Pada Perpatahan Poros ... 148

5.1.1. Retak Awal ... 149

5.1.2. Pemeriksaan Poros Yang Gagal ... 150

5.1.3. Retak Lelah ... 153

5.1.4. Retak Lelah Akibat Beban Lentur ... 154

5.1.5. Patah Lelah Karena Beban Lentur pada Poros Baja Perkakas A6 ... 158

5.1.6. Kelelahan Pada Pembebaban Lentur Tarik dan Tekan ... 160

5.1.7. Kelelahan lentur-putar... 161

5.2 Studi Kasus Pada Perpatahan Roda Gigi ... 164

5.2.1. Jenis Roda Gigi ... 164

5.2.2. Kontak antar Gigi pada Roda Gigi ... 168

5.2.3. Beban Pengoperasian ... 169

5.2.4. Penyebab Kegagalan Pada Roda Gigi ... 174

5.2.5. Kasus Kegagalan Roda Gigi Penggerak Impeler ... 176

(9)

5.2.6. Kasus Kegagalan Roda Gigi Kerucut Spiral ... 178

BAB 6. RETAKAN LOGAM PADA PROSES PRODUKSI .... 181

6.1 Pendahuluan ... 181

6.2 Retakan Logam Pada Proses Produksi ... 182

6.3 Perubahan Struktur Mikro Pada Pengerjaan Logam ... 186

6.4 Retakan Permukaan Pada Pengerjaan Logam ... 193

Daftar Pustaka ... 197

(10)

BAB I

PENGERTIAN MEKANIKA RETAKAN

Keberadaan cacat seperti retak tidak dapat di hindari dalam struktur teknik. Pada saat yang sama, peningkatan permintaan untuk energi dan konservasi bahan yang terbaca bahwa struktur didesain dengan margin keamanan penting yang lebih kecil. Akibatnya, perkiraan kuantitatif yang akurat atas toleransi cacat struktur ini semakin menjadi kepedulian langsung untuk pencegahan retakan pada komponen beban dengan tumpuan dari segala jenis.

Peningkatan prosedur evaluasi tak merusak telah memungkinkan cacat dapat dideteksi walaupun tidak diketahui diketahui sebelumnya. Kemudain, adanya cacat seperti retak-tidak berarti bahwa komponen struktural tersebut akan berakhir umur manfaatnya. Biaya perbaikan atau penggantian komponen yang cacat sehingga dapat diimbangi dengan kemungkinan bahwa layanan lanjutan dapat menyebabkan kegagalan. Konsep rekayasa baru yang dikenal dengan kerusakan yang ditolerir telah dikembangkan untuk memberikan bimbingan kuantitatif untuk tujuan ini. Ini, pada gilirannya, sebagian besar didasarkan pada teknologi mekanika retakan, meskipun hal ini bukan satu-satunya bahan penilaian integritas structural.

Kepedulian untuk masalah retakan telah ada dari jaman dahulu. Sementara banyak masalah retakan dalam struktur tidak tercatat, beberapa bukti penelitian ilmiah yang substansial terkait masalah ini seperti tulisan ilmiah Gordon [1]. Seperti dijelaskan dalam sejarah Timoshenko kekuatan bahan [2] lihat juga makalah Irwin [3] dimana, da Vinci melakuka eksperimen untuk menentukan kekuatan dari kawat besi pada abad kelima belas. Dia menemukan hubungan terbalik antara panjang kawat dan beban merata untuk kabel diameter konstan. Karena hasil ini dinyatakan akan berarti bahwa kekuatan tergantung pada panjang kawat, dapat diduga bahwa dengan kehadiran retak mempengaruhi tegangan patah, yaitu, semakin besar volume

(11)

BAB 2

MEKANIKA RETAKAN ELASTIS LINIER

Konsep dari mekanika retakan yang diturunkan pertama kali pada tahun 1960 hanya dapat dipakai untuk material yang memenuhi hukum Hooke, walaupun untuk mengoreksi skala kecil plastis dimana sudah diusulkan tahun 1948, analisa-analisa ini dibatasi untuk bentuk struktur global adalah elastis linear.

Sejak tahun 1960, teori mekanika retakan dikembangkan untuk harga dengan type yang berrvariasi, dari bentuk material yang tidak linear (plastis, viscoplastis, dan viscoelastis) dan juga efek dinamik. Semua ini baru berupa hasil, yang kemudian tambahan lagi dari mekanika retakan elastis linear (LEFM). Selanjutnya sebuah latar belakang yang solid dan fundamental dari LEFM adalah esensial untuk memahami konsep lanjutan dalam mekanika retakan.

Bab ini menggambarkan dua konsep yaitu energi dan pendekatan intensitas tegangan terhadap mekanika retakan linear. Pekerjaan pertama dari Inglis dan Griffith menyimpulkan, dengan mengikutkan pengenalan terhadap laju pelepasan energi dan parameter intensitas tegangan. Appendix pada akhir Bab ini memasukkkan turunan matematik dari beberapa hasil yang penting dalam LEFM. Kami mulai dengan diskusi singkat dari retakan dalam tingkatan atom. 2.1. Retakan Dipandang Dari Sebuah Atom

Sebuah retakan pada material dimana mendapat tegangan dan kerja yang diberikan dalam tingkatan atom untuk merusak ikatan yang menahan atom-atom lainnya. Kekuatan ikatan diberikan oleh gaya attraktif diantara atom. Gbr. 2.1 menunjukkan plot skema dari energi potensial dan gaya terhadap jarak pemisahan diantara atom.

(12)

BAB 3

APLIKASI MATEMATIKA PADA MEKANIKA

RETAKAN ELASTIS LINIER

3.1 Bidang Elastis

Pada seksi katalog yang menentukan persamaan dari mekanika retakan elastis linear adalah diturunkan. Pembaca membesarkan hati untuk mengulang dasar dari hubungan-hubungan ini dengan mengkonsultasikan satu dari beberapa buku teks dalam teori elastis.

Persamaan-persamaan yang mengikuti kemudahan dari beberapa hubungan yang umum dalam elatisitas dan subjek untuk mengikuti pembatasan:

 Tegangan dua dimensi (tegangan bidang atau regangan bidang).  Material isotropik.

 Deformasi quastatik, isothermal.

 Gaya benda diabaikan dari permasalahan, (Dalam permasalahan dimana gaya benda ada, sebuah solusi pertama didapat dengan mangabaikan gaya benda, dan dimodifiikasi dengan melapiskan gaya benda)

Memberiikan batasan-batasan ini amat memudahkan permasalahan retak, dan membolehkan bentuk-luar penyelesaian beberapa kasus.

Menentukan persamaan dari bidang elastis diberikan dibawah koordinat kartesian. Seksi 3.1.2 dapat dituliskan dalam hubungan yang sama dalam bentuk koordinat kutub [14].

3.1.1 Koordinat Kartesian Hubungan regangan-perpindahan : x ux xx    y uy yy                x u y ux y xy 2 1  (3.1)

(13)

BAB 4

UJI KETANGGUHAN RETAK PADA LOGAM

Percobaan pengukuran ketangguhan retak (fracture toughness) dari material yang mengalami perambatan retak (crack extention) seperti percoban pada daerah Yield dinyatakan dengan nilai tunggal dari ketangguhan retak (fracture toughness) atau kurva ketahanan, dimana parameter ketangguhan antara lain: K, J, atau CTOD yaitu menggambarkan pada daerah mulur retak. Untuk satu nilai ketangguhan cukup sering digambarkan pada sebuah pengujian yang pasti akibat pembelahan, karena ilmu Mekanika Retakan (fracture

mechanism) ini adalah ketidakstabilan yang khas. Keadaannya

digambarkan secara skematik pada gambar 2.10(a), yang diilustrasikan dengan sebuah curva R yang rata. Pembelahan retak sesungguhnya mimiliki daya tahan pembengkokan, seperti diilustrasikan pada gambar 4.8. Keretakan berkembang oleh

microvoid coelescence, akan tetapi, biasanya Yield mengikat pada

kurva R, seperti ditunjukkan pada gambar 2.10(b); retak ductile dapat berkembang dengan stabil, setidaknya terjadi pada permulaan. Ketika retak ductile berkembang inilah yang menjadi bahan (specimen) percobaan. Specimen ini jarang mengalami penurunan dengan cepat. Oleh karena itu, salah satu untuk mengukur ketahanan retak (fracture

resistance) adalah dengan nilai awal, atau dengan memakai kurva R

sepenuhnya.

Penyeragaman mengenai prosedur pengukuran ketangguhan retak antara lain :

1. Organisasi Standarisasi Penerbitan Dunia (World Publish

Standardized)

2. Lembaga Pengujian Amerika dan Material (American Society for

testing and Material = ASTM)

3. Institusi Standard Inggris (British Standard Institution = BSI) 4. Lembaga Insyinyur Mesin Jepang (Japan Society of Mechanical

(14)

BAB V

APLIKASI MEKANIKA RETAKAN PADA

KOMPONEN MESIN

Studi kasus dengan prosedur umum dan tindakan pencegahan yang digunakan dalam penyelidikan dan analisa keretakan dan kegagalan meterial yang terjadi dalam komponen mesin akan dibahas dalam Bab V ini. Tahapan penyelidikan dan berbagai fitur penyebab perpatahan yang mengakibatkan kegagalan pada komponen mesin secara khusus akan dibahas dalam bab ini. Informasi tentang prosedur dan teknik khusus untuk analisa kasus keretakan dan kegagalan dengan berbagai mekanisme dan faktor lingkungan terkait, kegagalan bentuk dari produk, dan kegagalan komponen yang diproduksi juga akan dibahas disisini.

Sebuah penyelidikan retakan dan kegagalan dan analisis berikutnya harus menentukan penyebab utama kegagalan, dan tindakan perbaikan harus dimulai untuk mencegah keretakan dan kegagalan serupa. Sebuah penyelidikan kecelakaan seperti penyelidikan kecelakaan pesawat, biasanya membutuhkan beberapa cabang dari permesinan dan ilmu-ilmu fisik, serta metalurgi.

Berikut ini dengan mengambil dua contoh kasus yaitu pertama studi kasus pada poros patah yaitu dalam Sub Bab 5.1 dan kedua, studi kasus pada perpatahan roda gigi yang dibahas dalam Sub Bab 5.2. 5.1 Studi Kasus Pada Perpatahan Poros

Sebuah poros adalah terbuat dari logam yang biasanya dalam bentuk silinder dan padat, tapi kadang-kadang berlubang yang digunakan untuk mendukung komponen yang berputar, untuk mentransmisikan daya, gerak dengan gerakan berputar atau aksial. Bahkan baut dapat dianggap sebagai poros, biasanya dengan kekuatan tarik, tapi kadang-kadang dikombinasikan dengan kekuatan torsional. Poros beroperasi pada berbagai kondisi, termasuk dalam keadaan berdebu, korosif dan suhu yang bervariasi mulia suhu rendah, seperti

(15)

BAB VI

RETAKAN LOGAM PADA PROSES PRODUKSI

6.1 Pendahuluan

Pada umumnya proses produksi yang digunakan pada saat pembentukan logam akan terjadi deformasi pada logam tersebut. Proses produksi pada logam meliputi, pengerolan, penempaan, pembentukan, dan masih banyak contoh proses produksi lainnya. Pengerjaan logam yang paling sering dilakukan dengan cara perlakuan panas, karena pekerja yang dibutuhkan jauh lebih rendah (tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak) dan kualiatas yang dihasilkan bermutu tinggi karean proses pengerjaannya dilakukan pada suhu tinggi. Pada suhu dingin digunakan untuk proses finishing (proses akhir) untuk mencapai permukaan yang lebih baik dengan toleransi yang dizinkan.

Karena deformasi plastis yang terjadi, ada beberapa faktor penting yang harus diketahui, yaitu:

1) Dapat terjadi tegangan sisa pada produk karena pengerjan yang dilakukan.

2) Perubahan struktur Mikro karena proses pengerjaan logam. 3) Ada batasan deformasi yang diberi toleransi, sehingga

jika melebihi akan menyebabkan ada bagian yang retak. Cacat dan karakteristik yang terjadi pada pengerjaan logam ada tiga kategori: adanya tegangan sisa, retak pada struktur mikro dan retak yang terjadi pada permukaan. Meskipun berbagai proses pengerjaan logam berbeda-beda ditinjau dari jenis beban yang diberikan, namun tetap akan memberikan pengaruh pada permukaan bahan dan kemungkinan akan menimbulkan retak sehingga terjadi kegagalan suatu produk. Dibawah ini adalah jenis-jenis pengerjaan logam yang terdiri dari penempaan, pengerolan atau penarikan kawat. Karena proses ini berbeda, kemungkinan akan dijumpai berbagai jenis retakan dan cacat yang tidak sama untuk setiap bahan.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Gordon, J.E., The News Science of Strong Materials, Penguin, New York, 1976.

[2]. Timoshenko, S.P., History of The strength of Materials , McGraw-Hill, New York, 1953

[3]. Irwin, G.R., Structural Aspects of Brittle fracture, Applied Materials Research, Vol. 3, 1964.

[4]. Griffit, A.A., The Fenomena of Rupture and Flow in Solids, Philosophical Trans. Of the Royal Society of London, A221, 1921.

[5]. Rice, J.R., A Path Independent Integral and the Approximate Analysis of Strain Concentrations by Notch and Cracks, J. of Applied Mechanics, Vol.35, pp. 379-386, 1968.

[6]. Hutchinsons, J.W., Singular Behavior at the end of a Tensile crack in Hardening Materials, J. Of Mech. And Physics of Solid, Vol. 16, pp. 13-31, 1968.

[7]. Burdekin, F.M., The Role of Fracture Mechanics in the Safety Analysis of Pressure Vessel, Int. J. of the Mechanical Sciences, Vol. 24,pp.197-208, 1982.

[8]. Atallah, S., U.S. History’s Worst LNG Disaster, Firehouse, p.29, 1979.

[9]. Jones, R.E., and Bradley, W. L., Failure Analysis of a Polyethylene Natural Gas Pipeline, Forensic Engineering, Vol. 1, 1987, pp. 47-59.

[10]. Shih, C.F., Relationship Between the J-integral and Crack Opening Displacement for stationary and extending Crack, Journal of the Mechanics and Physics of Solids, Vol. 29, 1981, pp. 305-326.

[11]. Murakami, Y., Stress Intensity Factors Handbook, Pergamon Press, New York, 1987.

(17)

198

[12]. E 399-83, Standard Test Method for Plane Strain Fracture Touihness of Metallic Materials, American Society for Testing and Materials, Philadelphia, 1983.

[13]. Anderson, T. L., McHenry, H. I., and Dawes, M. G., Elastic-Plastic Fracture Toughness Testing with Single Edge Notched Bend Specimen, ASTM STP 856, American Society for Testing and Materials, Philadelphia, 1985, pp. 210-229. [14]. Anderson, T. L., Fracture Mechanics – Fundamentals and

Applications, CRC Press, Boca Raton, 1991.

[15]. E 399-90, Standard Test Method for Plane Strain Fracture Toughness of Metallic Material, ASTM, Philadelphia, PA, 1990 (reapproved 1997).

[16]. E 561-98, Standard Practice for R-Curve Determination, ASTM, Philadelphia, PA, 1998.

[17]. ASM Handbook, Fermerly Ninth Edition, Metals Handbook Volune 11, Failure Analysis and Prevention, 2002.

[18]. L. E., Alban, Systematic Analysis of Gear Failure, American Society for Metals, 1985.

[19]. Metals Handbook, 1955 Supplement, August 15, 1955. [20]. Z. Zimerman and B. Avitzur, Metal Progress, February 1969. [21]. G. Sachs and K. Van Horn, Practical Metallurgy, ASM, 1948. [22]. E. P., Polushkin, Defects and Failures of Metals, Elsevier,

Amsterdam, 1956.

[23]. D. Wulpi, How Components Fail, ASM, 1970. [24]. T. Dolan, W. M. Murray Lecture; SESA, 1969.

[25]. V. J., Colangelo, and F.A., Heiser, Analysis of Metalurgical Failure, John Wiley & Sons, 1989.

(18)

Prof. Dr. Ir. Husaini, M.T, lahir di Glp. Minyeuk, Kab. Pidie, Prov. Aceh, adalah Dosen Tetap pada Jur. Tek. Mesin, Fak. Teknik Universitas Syiah Kuala sejak Tahun 1988. Gelar Ir. diperoleh dari Jur. Tek. Mesin UNSYIAH Tahun 1986. Gelar M.T., diraih dari Program Pascasarjana Departemen Tek. Mesin ITB Bandung Tahun 1993. Tahun 1994 diundang melakukan Research oleh

Japan International Cooperation Agency yaitu; ”Research Study in Mechanical Engineering” di Tokyo Institue of Technology (TIT).

Tahun 1995 mendapat beasiswa dari Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Jepang untuk program Doktor (S3) dalam

bidang Engineering Materials and Fracture Mechanics, Dept. of Mechanical Engineering for Production, TIT, Tokyo, Japan, tamat Tahun 1998 dengan Gelar Doctor of Engineering (Dr. Eng.). Sekitar tiga puluhan kegiatan Pendidikan Tambahan, pernah diikuti baik di dalam maupun di Luar Negeri antara lain: Tahun 1988, mengikuti Prog.

Joint Research di ITB didanai oleh World Bank dalam bidang

Dinamika Struktur dan Dasar Konstruksi Mesin, sebagai Asisten dalam beberapa Mata Kuliah, antara lain: Mekanika Kekuatan Material,

Metode Elemen Hingga, Metode Matriks Dalam Anlisis Struktur, dan

Getaran Teknik. Tahun 2003 mengikuti Short Course on The 2nd

Japan-Taiwan Workshop on Mechanical and Aerospace Engineering, di Tokyo, Jepang. Tahun 2005 mengikuti Workshop dan Penyegaran Reviewer Tingkat Nasional Bidang Penelitian oleh DP2M,

Dirjen-DIKTI, Depdiknas, dan diangkat sebagai Reviewer Penelitian Tingkat

Nasional. Penghargaan yang diterima oleh Prof Husaini tingkat

Daerah dan tingkat Nasional antara lain: Tahun 1999 Dosen Teladan I, Fak. Teknik UNSYIAH. Tahun 2000 penghargaan dari Dirjen-DIKTI sebagai Penulis Artikel Ilmiah Terbaik program URGE, Batch VI yang dipublikasi dalam Jurnal “Materials Science Research International”. Tahun 1999 memperoleh Best Paper Awards, pada Conference of

Numerical Analysis in Engineering diberikan oleh DIKTI-HEDS/JICA.

(19)

200 Tahun 2004 memperoleh Penghargaan Dosen Berprestasi Terbaik

UNSYIAH. Tanda Jasa Satyalancana Karya Satya X dan XX Tahun,

diberikan oleh Presiden R.I Tahun 2006 dan 2011. Pengalaman mengajar mata kuliah keahlian keteknikan untuk S1 dan S2 di UNSYIAH dan S2 di USU Medan. Pengalaman lain yaitu: Tahun 2001 diundang Sebagai Visiting Professor pada Meiji University, Tokyo, Japan. Dan juga sebagai Visiting Researcher di Tokyo Institute of Technology, Tokyo, Jepang, Tahun 2002. Tahun 2000 - 2002 sebagai panitia Seminar Internasional Experimental and Theoretical

Mechanics di ITB, Bandung, dan aktif juga sebagai Co-Chairman pada Int. Conference on Numerical Analysis in Engineering Tahun 1999

-2005. Tahun 2003-2005 menjabat PD. I, FT. UNSYIAH. Tahun 2005-2009 menjabat Dekan Fakultas Teknik UNSYIAH. Tahun 2005-2009

Dosen Luar Biasa sebagai Penguji pada Program Doktor (S3) di ITB,

Bandung. Sekitar sembilan puluhan seminar dan conference tingkat Nasional dan Internasional telah diikuti. Publikasi yang dilakukan sejak Tahun 1994 hingga sekarang hampir tujuh puluhan judul karya ilmiah yang dipublikasi dalam Jurnal dan Prosiding Nasional dan International. Buku Ajar dan Modul yang pernah ditulis selama pengabdiannya di UNSYIAH sebanyak sepuluh buah Modul Kuliah dan Buku Ajar untuk program S1 dan S2. Salah satu modul Kuliah yang kemudian

digunakan pada Program S2 di Meiji University, Tokyo, Jepang, yaitu

Modul Kuliah: “Strength and Fracture of Advanced Polymer Alloy”, dicetak dan dipublikasi oleh Centre for International Programs, Meiji

University, Tokyo, Jepang , Tahun 2002. Pengalaman dalam

pemerintahan, Tahun 2012–2013 diangkat sebagai Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi Informasi dan Telematika, oleh Gubernur Prov. Aceh.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Mohon maaf apabila selama kerja, saya melakukan banyak kesalahan, baik disengaja atau tidak. Kalimas Kretek Group

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mempunyai gagasan untuk mengadakan penelitian tentang adakah korelasi kecerdasan spiritual dengan motivasi belajar siswa pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa aspek biologi reproduksi kerang darah ( A. granosa ) yang meliputi hubungan panjang-bobot, faktor kondisi, nisbah

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan Sistem Informasi History Reparasi Simulator Merpati Training Center Surabaya dapat dikembangkan menjadi lebih kompleks lagi

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Selain lingkungan yang mendukung, modal lingkungan dapat juga berupa potensi yang belum diolah dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta mempunyai nilai yang