• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian

4.1.1 Kondisi Sekolah

Sekolah Dasar Negeri 03 kedawung berada di Dusun Kedawung Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen. Kepala Sekolah dari SD Negeri kedawung 03 adalah Bpk. Tutuk Sugiarno, S.Pd.

SD Negeri 03 Kedawung memeliki jarak tempuh 4 km dengan kecamatan dan jarak tempuh dengan pusat kota 6 km. memiliki luas lokasi 2.400 m2 dan luas bangunan 2.280 m2 . Bangunan sekolah terletak diatas tanah milik sendiri atau milik sekolah.

Data kelas SD Negeri 03 Kedawung di disajikan dalam tabel berikut:

No Kelas Jumlah Siswa Guru Kelas

1 I 34 Yuyun AMa.Pd 2 II 42 Arini S.Pd 3 III 31 Khomasiah S.Pd 4 IV 35 Firdaus AMa.Pd 5 V 33 Salbiyah S.Pd 6 VI 35 Ambar Riswanto S.Pd

Masih terdapat dua guru mata pelajaran Agama Islam dan Olahraga. Jadi keseluruhan jumlah guru yang ada di SD Negeri 03 Kedawung berjumlah 8 orang dengan dua karyawan sekolah sebagai penjaga sekolah dan penjaga perpustakaan. Jumlah tenaga pengajar yang sudah PNS berjumlah 4 guru dengan 4 guru wiyata bakti.

SD Negeri 03 Kedawung terdiri dari 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru dan 1 ruang perpustakaan. Jumlah peserta didik dari kelas 1-6 sebanyak 240 siswa. SD Negeri 03 Kedawung juga menyediakan kamar mandi dan WC selain

(2)

itu juga mempunyai halaman yang luas digunakan sebagai lapangan upacara serta lapangan sepak bola.

4.1.2 Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti melakukan observasi awal. Hasil observasi di kelas 5 SDN Kedawung 03 dalam pembelajaran IPA Model pembelajaran yang diterapkan guru masih konvensional, monoton, dan berpusat pada guru (teacher centered), sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Selain itu strategi pembelajaran yang diterapkan guru masih klasikal jadi siswa terlihat kurang antusias untuk belajar IPA.

Selain kurangnya antusias belajar siswa, prestasi belajar siswa kelas 5 tergolong rendah. Hal ini terlihat dari hasil nilai tes tengah semester (TTS) semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 yaitu hanya sebanyak 16 siswa atau 48,48 % siswa yang tuntas KKM dari jumlah keseluruhan 33 anak kelas 5 SDN Kedawung 03. KKM di SDN Kedawung 03 adalah 70 sehingga siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM harus dilakukan remidiasi.

Adapun berdasarkan hasil belajar siswa saat tes tengah semester (TTS) bidang studi IPA semester 2 tahun pelajaran 2013-2014 sebagai berikut.

Tabel 7

Hasil Belajar Prasiklus

No Nilai Ketuntasan Frekuensi Presentase

1 ≥70 Tuntas 16 48% 2 60-59 Belum Tuntas 15 46% 3 50-59 Belum Tuntas 1 3% 4 40-49 Belum Tuntas 1 3% 5 30-39 0 0% JUMLAH 33 100%

(3)

Adapun hasil analisis tes kondisi awal dapat di lihat tabel 8 Tabel 8

Hasil Analisis Tes Kondisi Awal

No Pencapaian Data Awal

1 Nilai rata-rata 71,72

2 Nilai terendah 45

3 Nilai tertinggi 93

4 Siswa yang belum tuntas, <70 17

5 Siswa yang tuntas, ≥70 16

6 Persentase ketuntasan siswa 48,48%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kondisi awalnya persentase ketuntasan siswa masih kurang dengan hanya 48,48% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 33 anak. Dari analisis tes kondisi awal di atas dapat diperjelas dengan diagram 1 berikut:

Diagram 1. Persentase Ketuntasan Kondisi Awal

Dengan melihat hasil dari kondisi awal di atas memberikan gambaran bahwa hasil belajar IPA siswa masih tergolong rendah untuk itu perlu diadakan perbaikan dalam pembelajaran.

51.51% 48.48%

Persentase Ketuntasan

<70 ≥70

(4)

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

Pada siklus 1 ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan sekali pertemuan untuk tes evaluasi. Model yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative tipe stad dijabarkan hasil penelitian sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Tindakan yang akan dilakukan pada siklus 1 yaitu menggunakan model cooperative stad dalam pembelajaran IPA. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP dan menyusun tes yang akan digunakan untuk evaluasi serta intrumen observasi pembelajaran. Menyiapkan materi untuk kegiatan pembelajaran diskusi berkelompok dalam pembelajaran cooperative tipe stad .

b. Pelaksanaan Tindakan

Hari/Tanggal : Senin, 24 Febuari 2014

Pokok Bahasan : Daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhinya. Kelas/Semester : V/2

Waktu : 4 x 35 menit (2xpertemuan) Uraian Kegiatan

Uraian kegiatan dalam pertemuan ini meliputi kegiatan awal, inti dan akhir. 1. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal siklus 1 guru memperjelas kembali tentang pelaksanaan model pembelajaran cooperative tipe stad, kemudian memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.

2. Kegiatan Inti

a. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari atau sama dengan 4 orang.

(5)

b. Guru menyampaikan materi proses Daur Air dan Skema daur ulang materi IPA pada KD “7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya”.

c. Siswa mengerjakan LKS ( lembar Kerja Siswa) yang diberikan oleh guru d. Masing-masing kelompok melakukan unjuk kerja berupa presentasi di

depan kelas.

e. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang proses daur air f. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari diskusi.

g. Siswa diberikan lembar evaluasi untuk dikerjakan sebagai mengetahui kemampuan belajar siswa pada akhir kegiatan.

h. Dalam pembelajaran dilakukan observasi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pada waktu mengajar

3. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup guru mengadakan tes evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa memahami pembelajaran. Setiap siswa mendapatkan soal untuk dikerjakan sendiri dan setelah selesai dikerjakan siswa mengoreksi hasil tes dengan cara ditukarkan dengan temannya.

c. Hasil Observasi

1. Aktivitas guru dan KBM

Dalam siklus I dari observasi, didapatkan bahwa: kemampuan peneliti dalam merencanakan dan menyajikan bahan materi pelajaran sudah baik. Namun di dalam kegiatan awal kesiapan guru dalam menyiapkan alat peraga masih kurang.

Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, penelitian melakukan dengan baik. Peneliti menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada setiap pembelajaran yaitu dari presentasi kelas, membagi siswa kedalam tim, memberikan masalah yang berupa LKS untuk didiskusikan secara tim, memberikan kuis individual, mencatat skor kemajuan siswa dan pemberian

(6)

penghargaan kepada tim. Peneliti membagi siswa sejumlah 4-5 orang. Peneliti memberikan penghargaan atau hadiah kepada tim yang telah berhasil. Penghargaan dan hadiah itu sebagai motivasi pada siswa untuk selalu menjadi yang terbaik dan akan mempertahankanya pada pembelajaran yang akan datang.

Pada kegiatan akhir peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah di ajarkan, memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang belum memahami materi serta memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan baik. Untuk mengetahui data hasil observasi aktivitas guru dan KBM di ( Lampiran 43)

2. Observasi aktivitas siswa

Berdasarkan observasi siklus I, diperoleh gambaran tentang aktivitas dalam belajar. Pembelajaran akan dimulai, sebagian siswa belum siap untuk mengikuti pelajaran. Mereka masih sibuk bergurau dengan teman sebangkunya. Guru mencoba mengkondisikan siswa. Ketika peneliti menggunakan media pembelajaran, perhatian siswa terpusat pada peneliti, karena pembelajaran ini sangat jarang dilakuakan dalam pembelajaran yang dilakukan pada setiap harinya yaitu pada pembelajara IPA.

Pada saat belajar tim, siswa sangat bersemangat dalam menjalaninya walaupun keadaan kelas ramai ketika di lakukan pembagian tim. Guru mencoba mengkondisikan dengan baik. Belajar tim yang dilakukan oleh siswa dapat dikatagorikan baik, mereka mempunyai rasa keingintaun untuk dapat mengusai materi, tetapi masih ada siswa yang hanya mendengarkan teman satu timnya menjelaskan tanpa bisa mengangkap apa yang dijelaskan anggota timnya tadi, hal ini di sebabkan komunikasi yang kurang lancar antara satu anggota tim.

Anggota dalam satu tim belum tentu menguasai materi semua. Dalam belajar tim ini mereka belum dapat bekerjasama antar anggota tim. Masih ada saja siswa yang bekerja secara individu dan bersikap masa bodoh dengan teman satu timnya. Ada juga yang merasa malu untuk bekerja tim dengan

(7)

temanya. Peneliti mencoba untuk menegur siswa tersebut agar mau bekerja tim dengan temanya.

Dari pembelajaran ini, motivasi siswa mulai muncul terlihat dari keingin tahuan dalam menguasai materi, kemauan untuk belajar, keaktifan siswa baik individu maupun dalam tim walaupun ada beberapa siswa yang pasif dan malu. Kelancaran komunikasi dengan guru maupun siswa sudah mulai nampak walaupun ada beberapa siswa yang belum lancar untuk berkomunikasi dengan teman satu tim maupun dengan guru. Untuk mengetahui data hasil observasi aktivitas Siswa di ( Lampiran 51 )

1. Paparan Hasil Belajar Siklus 1

Dalam tindakan ini untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa diadakan tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir pertemuan. Berdasarkan tes hasil belajar pada akhir siklus 1 diperoleh data seperti yang tersaji pada tabel berikut:

Tabel 9

Hasil Belajar Siklus 1

No Nilai Ketuntasan Frekuensi Presentase

1 ≥70 Tuntas 28 84% 2 60-59 Belum Tuntas 5 16% 3 50-59 0 0% 4 40-49 0 0% 5 30-39 0 0% JUMLAH 33 100%

(8)

Adapun hasil analisis tes siklus 1 dapat di lihat tabel 10 Tabel 10

Analisis Hasil Tes Siklus 1

No Pencapaian Data Awal Siklus 1

1 Nilai rata-rata 71,72 79,90

2 Nilai Terendah 45 60

3 Nilai tertinggi 93 100

4 Siswa yang belum Tuntas, <70 17 5

5 Siswa yang tuntas, ≥70 16 28

6 Persentase Ketuntasan Siswa 48,48% 84.84%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan siswa pada kondisi awal menunjukkan angka 48,48% atau hanya 16 siswa yang tuntas. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus 1 dengan model cooperative tipe stad yaitu diperoleh data ketuntasan sebesar 84,84% atau sebanyak 28 siswa mengalami ketuntasan belajar. Data tersebut menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus 1 terdapat peningkatan hasil belajar siswa walaupun masih ada beberapa siswa yakni sejumlah 5 siswa yang masih di bawah angka KKM atau belum tuntas.

Diagram 2. Persentase Ketuntasan Siswa Pada Kondisi Awal dan Siklus 1

48% 84% 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kondisi Awal Siklus 1

Ketuntasan Siswa

(9)

4.1.4 Deskripsi Hasil Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dan sekali pertemuan untuk tes evaluasi. Dalam pembelajarannya, di siklus dua ini masih mengunakan model cooperative tipe stad. Penjabaran hasil penelitiannya sebagai berikut. a. Perencanaan Tindakan

Tindakan yang akan dilakukan pada siklus 2 masih sama seperti siklus 1 yaitu menggunakan model cooperative tipe stad dalam pembelajaran IPA. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP dan menyusun tes yang akan digunakan untuk evaluasi serta intrumen observasi pembelajaran. Menyiapkan materi untuk kegiatan pembelajaran diskusi berkelompok dalam pembelajaran cooperative tipe stad.

Selain itu pada siklus 2 ini ada beberapa hal yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan di siklus 1 seperti yang sudah dijabarkan dalam permasalahan disiklus 1.

b. Pelaksanaan Tindakan

Hari/Tanggal : Senin, 03 Maret 2014

Pokok Bahasan : Peristiwa alam yang pernah terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup.

Kelas/Semester : V/2

Waktu : 4 x 35 menit (2xpertemuan) Uraian Kegiatan

(10)

1. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal siklus 1 guru memperjelas kembali tentang pelaksanaan model pembelajaran cooperative tipe stad , kemudian memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa.

2. Kegiatan Inti

a. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari atau sama dengan 4 orang.

b. Guru memberikan lembar materi IPA pada KD “7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk dan lingkungan”.

c. Siswa mengerjakan LKS ( lembar Kerja Siswa) yang diberikan oleh guru d. Masing-masing kelompok melakukan unjuk kerja berupa presentasi di

depan kelas.

e. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang proses daur air f. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari diskusi.

g. Siswa diberikan lembar evaluasi untuk dikerjakan sebagai mengetahui kemampuan belajar siswa pada akhir kegiatan.

h. Dalam pembelajaran dilakukan observasi untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pada waktu mengajar

3. Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup guru mengadakan tes evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa memahami pembelajaran. Setiap siswa mendapatkan soal untuk dikerjakan sendiri dan setelah selesai dikerjakan siswa mengoreksi hasil tes dengan cara ditukarkan dengan temannya.

c. Hasil Observasi

1. Aktivitas guru dan KBM

Dalam siklus II dari observasi, didapatkan bahwa: kemampuan peneliti dalam merencanakan dan menyajikan bahan materi pelajaran sudah baik.

(11)

Dalam kegiatan awal, peneliti berusaha untuk menarik perhatian siswa dengan memberikan apersepsi yang berupa permasalahan pada materi kepada siswa untuk mereka pecahkan bersama. Peneliti juga tidak lupa untuk menginformasikan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran ini sehingga siswa tidak akan kebingungan dengan apa yang akan mereka pelajari.

Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, peneliti melakukan dengan baik. Peneliti menggunakan langkah-langkah yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada setiap pembelajaran yaitu dari presentasi kelas, membagi siswa kedalam tim, memberikan masalah yang berupa LKS untuk didiskusikan secara tim, memberikan kuis individual, mencatat skor kemajuan siswa dan pemberian penghargaan kepada tim. Peneliti membagi siswa sejumlah 4-5 orang. Peneliti memberikan penghargaan atau hadiah kepada tim yang telah berhasil. Penghargaan dan hadiah itu sebagai motivasi pada siswa untuk selalu menjadi yang terbaik dan akan mempertahankanya pada pembelajaran yang akan datang.

Pada kegiatan akhir peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah di ajarkan, memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang belum memahami materi serta memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan baik.

Dari hasil observasi aktivitas guru dalam siklus II didapatkan bahwa aktivitas guru dalam pemebalajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD telah diakhiri.

2. Hasil observasi aktivitas siswa

Berdasarkan observasi pada siklus II, diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dalam belajar ( Lampiran 52). Pembelajaran akan dimulai, seluruh siswa sudah siap untuk mengikuti pembelajaran. Ketika peneliti menggunakan media pembelajaran, perhatian siswa terpusat pada peneliti. Ketika peneliti menjelaskan tentang materi, siswa mendengarkan dan

(12)

memperhatiakan penjelasan peneliti dengan sungguh-sungguh. Saat peneliti memberikan beberapa pertanyaan, seluruh siswa sudah berani menjawab dan jawaban dari siswa rata-rata sudah tepat.

Pada saat belajar tim, siswa sangat bersemangat menjalaninya belajar tim yang dilakukan oleh siswa dapat dikatagorikan sangat baik, mereka sudah dapat bekerjasama antar anggota tim. Sudah tidak ada antara siswa yang bekerja secara individu dan bersikap masa bodoh dengan teman satu timnya. Mereka juga sudah tidak malu untuk bekerja tim dengan temanya.

Dalam siklus II, motivasi siswa lebih baik lagi. Mereka mempunyai kemauan untuk belajar, adanya rasa keingintahuan untuk menguasai materi, keaktifan siswa meningkat serta komunikasi antar anggota satu tim pun sudah lancar.

Hasil kemampuan penguasaan materi pembelajaran pada tindakan siklus I yang dilihat dari hasil tes ini terlihat adanya peningkatan darai pada yang terlihat pada siklus I, keberhasilan tercapai dengan adanya interaksi yang baik antara guru, penelitian dan pengamatan. dari hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini:

1. Paparan Hasil Belajar Siklus 2 Tabel 11 Hasil Belajar Siklus 2

No Nilai Ketuntasan Frekuensi Presentase

1 ≥70 Tuntas 33 100% 2 60-59 0 0% 3 50-59 0 0% 4 40-49 0 0% 5 30-39 0 0% JUMLAH 33 100%

(13)

Dalam tindakan ini untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa diadakan tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir pertemuan. Berdasarkan tes hasil belajar pada akhir siklus 2 diperoleh hasil analisis data seperti yang tersaji pada tabel berikut:

Tabel 12

Analisis Hasil Tes Siklus 2

No Pencapaian Siklus 1 Siklus 2

1 Nilai rata-rata 79,90 87. 72

2 Nilai Terendah 60 75

3 Nilai tertinggi 100 100

4 Siswa yang belum Tuntas, <70 5 -

5 Siswa yang tuntas, ≥70 28 33

6 Persentase Ketuntasan Siswa 84.84% 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan siswa pada siklus 1 menunjukkan angka 84.84% atau 28 siswa yang tuntas. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus 2 dengan model cooperative tipe stad yaitu diperoleh data ketuntasan sebesar 100% atau sebanyak 33 siswa mengalami ketuntasan belajar. Data tersebut menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus 2 terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM yang telah ditetapkan.

Diagram 3 Ketuntasan Siswa Siklus II

0% 50% 100% 150%

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Persentase Ketuntasan

Persentase Ketuntasan

(14)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pemaknaan Temuan Penelitian

Pembahasan lebih banyak didasarkan pada hasil observasi dan refleksi pada setiap akhir siklusnya.

a. Hasil Belajar IPA

Dari penelitian tindakan kelas yang sudah dilakukan diperoleh hasil tes belajar siswa pada tiap siklus, seperti pada tabel berikut:

Tabel 13

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

No Pencapaian Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Keterangan 1 Nilai rata-rata 71,72 79,90 87,72 Meningkat

2 Nilai terendah 45 60 75 Meningkat

3 Nilai tertinggi 93 100 100 Meningkat

4 Siswa yang belum Tuntas

17 5 -

5 Siswa yang tuntas 16 28 33 Meningkat

6 Persentase ketuntasan siswa

48,48% 84.84% 100% Meningkat

Dari tabel 13 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa pada siklus 1 menunjukkan angka 84,84% atau 28 siswa yang tuntas. Setelah dilakukan pembelajaran pada siklus 2 dengan model cooperative tipe stad yaitu diperoleh data ketuntasan sebesar 100% atau sebanyak 33 siswa mengalami ketuntasan belajar. Data tersebut menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus 2 terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM yang telah ditetapkan. Dari tabel analisis tes siklus I dan II presentase ketuntasan belajar dapat diperjelas dengan grafik berikut ini.

(15)

Diagram 4. Persentase Ketuntasan Siswa

Hasil belajar bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasi materi pembelajaran yang sudah diajarkan. Hasil belajar dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi yang biasa disebut tes hasil belajar. Ketuntasan belajar bisa dilihat ketika seorang guru telah memberikan tes evaluasi kepada peserta didiknya dengan ketuntasan individu mencapai angka 70 dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 80%. Dari nilai hasil belajar siklus I dan siklus II sudah menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai.

Hasil observasi sebelum tindakan di SD Negeri Kedawung 03 Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen bahawa hasil bekajar siswa masih rendah, di sebabkan guru masih menggunakan model pembelajaran ceramah bervariasi. Hal ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Kurang memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berfikirnya. Nilai rata-rata siswa sebelum tindakan adalah 71,72. Siswa yang mencapai ketuntasan adalah 16 siswa atau 48,48% sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 17 siswa atau 51,51,%. Nilai tertinggi yang berhasil di dapatkan oleh siswa sebelum tindakan adalah 93 sedangkan nilai

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

Persentase Ketuntasan

(16)

terendahnya adalah 45. Sehingga diperlukan model pembelajaran cooverative tipe STAD .

Menurut Huda ( 2013:201) model pembelajaran cooverative tipe STAD ini merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang didalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis.

Dilihat dari Hasil belajar siklus I nilai rata-rata siswa 79.90 siswa yang mencapai ketuntasan adalah 28 siswa atau 88,84% . Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat 87.72 siswa yang mencapai ketuntasan adalah 33 siswa atau 100%.

Teori dari Huda tersebut selaras dengan model pembelajaran yang diterapkan penulis. Karena saat penulis menggunakan pembelajaran cooperative tipe STAD , hasil belajar siswa meningkat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mey Syaroh Lies Wutanti (2012) dalam penelitianya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika dengan Menerapkan Model STAD (Student Teams Achivement Divison) dengan Media Manik-Manik pada Siswa Kelas II SDN Sumur 03 Semester 1/2011-2012”, dan Selvia Yeni (2011) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pemebelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV IPA SDN Dukuh 02 Salatiga” Hasil tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian Eka Septian (2012) dalam penelitianya yang berjudul “Perbedaan Prestasi Belajar Matematika diantara Siswa yang Diajar Menggunakan Model Kooperatif Learning Tipe STAD dengan Model Pembelajaran Konvensional di SMP Negeri 3 Salatiga”. Oleh karena itu, berdasarkan peneltian yang diteliti maka dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dalam proses pembelajaran dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar

Diagram 2. Persentase Ketuntasan Siswa Pada Kondisi Awal dan Siklus 1
Diagram 4. Persentase Ketuntasan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Sinamar Tersedianya Jembatan Yang Memadai Asam Jujuhan 1 Unit 250,000,000 APBD Pembangunan Jembatan Gantung Tersedianya Jembatan Yang Memadai Asam Jujuhan 1 Unit

A Classification of Sampling Techniques Sampling Techniques Sampling Techniques Non probability Sampling Techniques Probability Sampling Techniques Simple Random Sampling

Pada penelitian ini penulis mengambil topik mengenai pengendalian rute pada teknik perutean circuit switching , yaitu alternate hierarchical routing (AHR) dan dynamic

bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tabanan Nomor 6 Tahun

Abstrak harus ditulis dengan menggunakan kalimat aktif dan berisi uraian ringkas mengenai masalah yang dibahas dalam skripsi, pendekatan yang dilakukan, serta solusi yang

Berdasarkan latar belakang di atas mahasiswa pendatang dapat mengalami stres akulturasi yang ditimbulkan dari banyaknya tekanan yang berasal dari penyesuaian diri di

Demikian Pengumuman ini untuk diketahui, apabila ada peserta yang berkeberatan dari hasil proses pelelangan ini, dapat mengajukan sanggahan kepada Unit Layanan

Sedangkan Pasal 1 ayat (8) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris menegaskan bahwa Minuta Akta adalah asli Akta yang mencantumkan tanda tangan