• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIKTANAMAN DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr) SEBAGAI SUMBER DAYA GENETIK DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI KARAKTERISTIKTANAMAN DURIAN LOKAL (Durio zibethinus Murr) SEBAGAI SUMBER DAYA GENETIK DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

The increasing of population of Kutai Kartanegara Regency along with its population prosperity causing the increasing demand for improved quality of horticultural products, for example durian (king of fruit) as the a local native fruit. The inventory to collect data on the types of durian that exist in Kutai regency was carried out in order to maintain its sustainability. Inventory and characterization of the morphology of the plant genotype of durian (Durio zibethinus Murr.) was expected to explore the potential of this plant and the information obtained was used as a reference to introduce the types of durian that exist in this area in a wider scope .The results of the study showed that there were eight local durian trees with different characteristics of phenotypes and genotypes in Kutai Kartanegara Regency were found in two districts, namely Kota Bangun and Kembang Janggut Districts. There were similarities !" #$"%!&'( (!&)"!&" #$"*+!,&'" !"$(*# "-!%.-"',+(.&" +$$)/"&.0$-12"#.3(&*"%!04$ (&*"5+,( "6.3!+)/".'3.&%$'".*$"7"8" 80 years ), treated without appropriate guidelines for the optimum technology of horticultural crops, no agricultural technology attempted to post-harvest and as well as marketed locally.

Key words:"9#$"(&3$& !+1/"('$& (:%. (!&/"*$&$ (%"+$)!,+%$)/"4-.& "%#.+.% $+() (%/""',+(.&"5+,( "7;(&*"!5"5+,( <

ABSTRAK

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta meningkatnya kesejahteraan dan pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara, maka terjadi pula permintaan peningkatan mutu produk hortikultura misalnya buah durian yang merupakan buah asli lokal. Untuk menjaga kelestariannya, maka dilakukan kegiatan inventarisasi untuk mengumpulkan data tentang jenis-jenis durian yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Kegiatan inventarisasi dan karakterisasi terhadap morfologi genotipe tanaman durian (Durio zibethinus Murr.) diharapkan dapat mengungkapkan potensi unggulan tanaman ini dan informasi yang didapatkan digunakan sebagai acuan untuk mengenalkan jenis-jenis durian yang ada di daerah ini dalam ruang lingkup yang lebih luas.Hasil kajian menunjukkan terdapat delapan pohon durian unggul lokal dengan berbagai karakteristik fenotipe dan genotipe di Kabupaten Kutai Kartanegara yang ditemukan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Kota Bangun dan Kembang Janggut. Terdapat kesamaan kondisi di lapangan pada ke delapan pohon durian unggul lokal tersebut, yaitu: memiliki rasa buah yang bersaing, umur yang telah lanjut (>80 tahun), dirawat secara apa adanya tanpa sentuhan teknologi yang optimum sesuai pedoman budidaya tanaman hortikultura, belum ada upaya maupun sentuhan teknologi pertanian untuk pascapanen dan umumnya dipasarkan secara local.

Kata kunci: !"#!$%& '%' () *#!$ +,%' ()'-./#&)*%0%)1#!#$ ,(),%&%,$#& '$ ,)$%!%.%!()/-%2)*-& %!

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIKTANAMAN DURIAN LOKAL

(Durio zibethinus Murr) SEBAGAI SUMBER DAYA

GENETIK DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

STUDY OF IDENTIFICATION OF DURIAN LOCAL PLANT CHARACTERISTICS (Durio zibethinus Murr) AS A GENETIC

RESOURCES IN KUTAI KARTANEGARA REGENCY TIM PENELITI

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

(2)

PENDAHULUAN

Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas 2.611.690 ha, memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar. Potensi sumber daya tersebut terwujud dalam bentuk keanekaragaman hayati. Semua bagian dari potensi sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara dalam aspek kehidupan, di antaranya penganekaragaman pangan, dan sayur-sayuran serta buah-buahan dari kelompok tanaman hortikultura. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta meningkatnya kesejahteraan dan pembangunan di seluruh kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, maka terjadi pula peningkatan mutu produk hortikultura misalnya buah durian.

Tanaman durian (Durio zibethinus Murr.) termasuk dalam famili Bombaceae yang dikenal sebagai buah tropis basah asli Indonesia. Tanaman durian merupakan buah asli Indonesia, yang menempati posisi ke-4 buah nasional dengan produksi yang tidak merata sepanjang tahun, lebih kurang 700 ribu ton per tahun. Secara nasional, tanaman durian mengalami musim panen yang tidak serentak yang berlangsung dari bulan September sampai Februari serta mengalami masa paceklik bulan April sampai Juli.

Pelestarian keanekaragaman tumbuhan memegang peranan penting dalam memberikan kontribusi terhadap penentuan kebijakan dan strategi pengelolaan sumberdaya hayati tumbuhan, yang meliputi aspek pemanfaatan dan konservasinya. Analisis hubungan kekerabatan tumbuhan bukan hanya berperan penting untuk ,#3#!$ !1%!),4%' +,%' ()%,%!)$#$%3 )5-1%)3#!$ !1) dalam bidang-bidang terapan, misalnya dalam upaya pemuliaan tanaman, pencarian sumber-sumber tumbuhan alternatif untuk bahan pangan, dan tumbuhan yang berkhasiat obat. Demikian juga halnya dengan kajian karakterisasi tumbuhan berdasarkan sifat-sifat morfologi dan molekular, akan memberikan manfaat besar baik dalam

pengembangan Sistematik Tumbuhan maupun bidang-bidang yang terkait dengan biologi secara umum.

Kegiatan inventarisasi merupakan kegiatan turun ke lapangan mengumpulkan data tentang jenis-jenis durian yang ada di daerah tersebut. Kegiatan inventarisasi ini meliputi ,#1 %$%!) #,'346&%' ) *%!) *#!$ +,%' 7) 8#1 %$%!) inventarisasi dan karakterisasi terhadap morfologi genotipe tanaman durian (Durio zibethinus Murr.) diharapkan dapat mengungkapkan potensi unggulan tanaman ini dan informasi yang didapatkan digunakan sebagai acuan untuk mengenalkan jenis-jenis durian yang ada di daerah ini dalam ruang lingkup yang lebih luas.

9%,'-*) * %*%,%!!0%) *#!$ +,%' ) karakterisasi ini adalah: Memberikan gambaran tentang karakter morfologi durian lokal yang dibudidayakan di kecamatan Kota Bangun, Kembang Janggut dan Kenohan, Kabupaten Kutai Kartanegara saat ini. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah mengumpulkan data morfologi tanaman durian sebagai sumber informasi plasma nutfah tanaman durian. Manfaat dari kegiatan ini adalah terinventarisasi dan terkarakterisasinya plasma nutfah tanaman durian ini sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi masyarakat luas untuk dapat mengetahui dengan jelas jenis-jenis durian yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk pengembangan pembudidayaan durian yang lebih luas di masa mendatang

Perumusan Masalah

Dari uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah di kecamatan Kota Bangun, Kembang Janggut dan Kenohan yang menjadi lokasi penelitian ini terdapat plasma nutfah durian yang memiliki potensi untuk dikembangkan?

(3)

dimiliki ketiga kecamatan tersebut, dan berapa perkiraan produksinya

3. Bagaimanakah karakter atau sifat-sifat durian yang ada di tiga kecamatan tersebut? 4. Bagaimanakah rencana pengembangan

potensi durian yang dimiliki tersebut?

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Uji (2005a), Kalimantan merupakan pusat keanekaragaman hayati genus Durio di dunia. Kostermans (1958) dalam Uji (2005b) menyebutkan bahwa dari 27 genus Durio di dunia, 19 di antaranya hidup di Kalimantan, 11 di malaysia, dan 7 di Sumatera. Oleh karena Kalimantan merupakan pusat persebaran penting genus Durio, maka ada peluang besar untuk dapat ditingkatkan kualitas dan produksi durian dan kerabatnya di Kalimantan melalui usaha pemuliaan tanaman. Buah durian digemari masyarakat sejak dahulu kala karena kelezatan rasanya, namun dahulu buah hanya diperoleh dari hutan, sebagai tumbuhan dan terpencar-pencar di hutan raya “Malesia”, yang sekarang ini meliputi daerah Malaysia, Sumatera dan Kalimantan. Para ahli menafsirkan, dari daerah asal tersebut durian menyebar hingga ke seluruh Indonesia, kemudian melalui Muangthai menyebar ke Birma, India dan Pakistan. Adanya penyebaran sampai sejauh itu karena pola kehidupan masyarakat saat itu tidak menetap. Hingga pada akhirnya para ahli menyebarluaskan tanaman durian ini kepada masyarakat yang sudah hidup secara menetap dan kini banyak sekali ragam kultivar durian yang sudah dibudidayakan secara komersial. Reza (1997) menyebutkan sebanyak 28 kultivar durian unggul yang ada di Indonesia. Banyaknya kultivar durian tadi menyebabkan kesulitan untuk membedakannya, disebabkan oleh kurangnya informasi mengenai ciri kultivar durian. Selama ini ciri yang paling sering digunakan sebagai pembeda kultivar durian adalah ciri buahnya. Selain itu ada perbedaan penamaan terhadap

kultivar-kultivar tersebut oleh tiap kelompok masyarakat. Karena ada perbedaan penamaan kultivar durian, maka sering terjadi kesalahan dalam mengenal kultivar durian. Selain dari morfologi buah, pengetahuan kultivar dapat dilihat dari morfologi organ lainnya, seperti daun, percabangan, ataupun bunganya.

:*#!$ +,%' ) ,%&%,$#& '%' ) 3%*%) *-& %!) adalah sangat penting sebagai dasar untuk tindakan budidaya secara komersial. Untuk memahaminya, dilakukan perlu pencatatan sekitar sifat-sifat penting pada tanaman durian ( http://kaltim.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/info- teknologi/26-lain/182-durian-lai-durio-kutejensis-hassk-becc). Di dalam pencatatan tersebut terdapat beberapa informasi tentang habitat/ ruang tumbuh, sifat vegetatif dan generatif tanaman, kandungan gizi buah, dan keterangan kepemilikan. Sifat-sifat tersebut didaftar pada daftar isian terlampir.

METODOLOGI PENELITIAN

Kegiatan inventarisasi

Inventarisasi yaitu kegiatan pencacahan di desa-desa pada tiap kecamatan yang memiliki tanaman durian.

Kegiatan karakterisasi

Karakterisasi yaitu kegiatan meneliti sifat-sifat penting buah durian, yaitu bentuk buah, volume, warna kulit, warna daging buah, bentuk biji, rasa daging buah, dan lain-lain, yang mengacu kepada karakter unggul. Bahan penelitian berupa pohon durian yang tumbuh sebagai tanaman, di desa, serta bahan kimia untuk analisis kandungan gula, protein, lemak, dan lain sebagainya di laboratorium. Peralatan penelitian yang digunakan berupa peralatan lapangan meliputi parang, pisau lapangan, cutter, kamera, meteran, kaliper, ember volumemeter, gelas ukur, neraca, tongkat pramuka, kompas.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

8#;%.%$%!) 0%!1) * ,-!5-!1 ) -!$-,) * 4%,-,%!!0%) *#!$ +,%' ) ,%&%,$#& '$ ,) 0% $-) <#!11%&6!1) =#/#&%!1) (Desa Loa Raya), Kecamatan Kota Bangun (Desa Benua Baru dan Sedulang), serta Kecamatan Kembang Janggut (Desa Hambau).

>#/#&%3%)' ?%$)3#!$ !1)@-& %!)* *#!$ +,%' )*%& )@#'%)* ).%' !1A.%' !1)8#;%.%$%!)$#&3 4 2)%*%4%2) sebagai berikut:

a) a Benua Baru Kec. Kota Bangun (113)

Tabel 1. Desa Benua Baru Kec. Kota Bangun (113) Untuk Uji Analisa Fisika

Hasil Analis Fisika Hasil Analis Fisika

Uji Hasil Uji Hasil

1 Bentuk buah lonjong 18 Ketebalan kulit buah 0,8 cm

2 Ukuran buah 19 x 16 cm 19 Duri buah tajam, keras, agak rapat

3 Volume buah 780 mL 20 Kerapatan duri 17 / 5 x 5 cm2

4 Warna Buah Muda hijau 21 Bentuk ujung duri tajam, pangkal lebar

5 Warna buah tua hijau 22 Panjang duri 0,9 - 1,1 cm

6 Warna daging buah putih kehijauan 23 Panjang Tangkai Buah 5 cm

7 Ketebalan daging buah 4 mm 24 Kekerasan buah mudah dibuka

8 Rasa daging buah manis lezat 25 Sifat buah 5 hari busuk

9 Tekstur daging (salut biji) lembut 26 Jumlah buah 3 - 4 / tandan

10 Bentuk biji oval pipih 27 %-tase buah yang dapat

dikonsumsi

90-100 %

11 Ukuran biji 4 x 2,5 cm 28 Berat buah 1,6 kg

12 Warna biji coklat muda 29 Daya simpan buah 4 hari

13 Berat Biji 17 - 20 g 30 Hasil buah lebat

14 Jumlah biji per buah 20 - 25 31 Identitas pohon induk Pak Acad

15 Berat daging dan biji 33,29 g 32 Nomor pohon induk 113

16 Jumlah Juring per buah 5 33 Perkiraan umur pohon

induk

>100 tahun

17 Jumlah pongge per juring 4 – 6 34 Tinggi pohon (m) 39.14 m

35 Tinggi cabang pertama 14.14 m

Tabel 2. Desa Benua Baru Kec. Kota Bangun (113) Untuk Uji Analisa Kimia

No Uji Hasil Analis Kimia Hasil

1 Kadar air (%) 64.5

2 Vitamin C (mg/100 g bahan) 19.3

3 Lemak (%) 2.5

4 Protein (%) 1.4

5 Total Padatan Terlarut (derajat brix) 11

6 Serat (%) 0.02

7 Karbohidrat (by difference)(%) 28.2

8 Kode Pohon 113 9 B6' ' )C#61&%+' 9954082 mU / 00 24’ 55,54’’ LS 0468035 mT / 1160 42’ 45,84’’ BT 10 Ketinggian 28 m dpl 11 Umur > 100 tahun 12 Keliling 2,83 m

b) Desa Benua Baru Kec. Kota Bangun (213)

Tabel 3. Desa Benua Baru Kec. Kota Bangun (213) Untuk Uji Analisa Fisika

Hasil Analis Fisika Hasil Analis Fisika

Uji Hasil Uji Hasil

1 Bentuk buah lonjong 18 Ketebalan kulit buah 1 cm

2 Ukuran buah 20 x 17 cm 19 Duri buah tajam, keras, jarang

3 Volume buah 790 ml 20 Kerapatan duri 12 / 5 x 5 cm2

4 Warna Buah Muda hijau 21 Bentuk ujung duri tajam, pangkal lebar

5 Warna buah tua hijau 22 Panjang duri 0,9 - 1,1 cm

6 Warna daging buah putih

kekuningan

23 Panjang Tangkai Buah 5 cm

7 Ketebalan daging buah 5 mm 24 Kekerasan buah mudah dibuka

8 Rasa daging buah manis 25 Sifat buah 5 hari busuk

9 Tekstur daging (salut biji) lembut 26 Jumlah buah 1 - 3 / tandan

10 Bentuk biji oval 27 %-tase buah yang dapat

dikonsumsi

90-100%

11 Ukuran biji 5 x 2,5 cm 28 Berat buah 2,1 kg

12 Warna biji coklat muda 29 Daya simpan buah 4 hari

13 Berat Biji 15 - 18 g 30 Hasil buah lebat

14 Jumlah biji per buah 25 – 30 31 Identitas pohon induk pak Acad, Benua

Baru

15 Berat daging dan biji 30,106 g 32 Nomor pohon induk 213

16 Jumlah Juring per buah 5 33 Perkiraan umur pohon induk >80 tahun

17 Jumlah pongge per juring 5 – 6 34 Tinggi pohon (m) 53.84 m

(5)

Tabel 4. Desa Benua Baru Kec. Kota Bangun (213) Untuk Uji Analisa Kimia

No Uji Hasil Analis Kimia Hasil

1 Kadar air (%) 58.5

2 Vitamin C (mg/100 g bahan) 18

3 Lemak (%) 2

4 Protein (%) 1.37

5 Total Padatan Terlarut (derajat brix) 12

6 Serat (%) 0.05

7 Karbohidrat (by difference)(%) 25.56

8 Kode Pohon 213 9 B6' ' )C#61&%+' 9954117 mU / 00 24’ 54,40’’ LS 0468135 mT / 1160 42’ 49,08’’ BT 10 Ketinggian 31 m dpl 11 Umur ± 80 tahun 12 Keliling 2,83 m

c) Desa Benua Baru Kec. Kota Bangun (313)

Tabel 5. Desa Benua Baru Kec. Kota Bangun (313) Untuk Uji Analisa Fisika

Hasil Analis Fisika Hasil Analis Fisika

Uji Hasil Uji Hasil

1 Bentuk buah lonjong 18 Ketebalan kulit buah 1,5 cm

2 Ukuran buah 21 x 17 cm 19 Duri buah tajam, keras, rapat

3 Volume buah 800 mL 20 Kerapatan duri 19 / 5 x 5 cm2

4 Warna Buah Muda hijau 21 Bentuk ujung duri tajam, pangkal sempit

5 Warna buah tua hijau 22 Panjang duri 0,5 - 1 cm

6 Warna daging buah putih

kekuningan

23 Panjang Tangkai Buah 4,5 cm

7 Ketebalan daging buah 3 mm 24 Kekerasan buah mudah dibuka

8 Rasa daging buah manis berasa

pati

25 Sifat buah 5 hari busuk

9 Tekstur daging (salut biji) agak berserat 26 Jumlah buah 3 – 4

10 Bentuk biji

oval pipih

27 %-tase buah yang dapat dikonsumsi

90 - 100 %

11 Ukuran biji 5 x 2,5 cm 28 Berat buah 2,05 kg

12 Warna biji coklat muda 29 Daya simpan buah 4 hari

13 Berat Biji 16 -19 g 30 Hasil buah lebat

14 Jumlah biji per buah

20 - 25

31 Identitas pohon induk Syahrun Oncen

Benua Baru

15 Berat daging dan biji 43,546 g 32 Nomor pohon induk 313

16 Jumlah Juring per buah 5 33 Perkiraan umur pohon induk 80 - 90 tahun

17 Jumlah pongge per juring 4 – 5 34 Tinggi pohon (m) 45.84 m

35 Tinggi cabang pertama (m) 18.64 m

Tabel 6. Desa Benua Baru Kec. Kota Bangun (313) Untuk Uji Analisa Kimia

No Uji Hasil Analis Kimia Hasil

1 Kadar air (%) 51.6

2 Vitamin C (mg/100 g bahan) 17.5

3 Lemak (%) 2.3

4 Protein (%) 1.3

5 Total Padatan Terlarut (derajat brix) 11

6

Serat (%) 0.06

7 Karbohidrat (by difference)(%) 27.25

8 Kode Pohon 313

9 B6' ' )C#61&%+' 9954017 mU / 00 24’ 57,65’’ LS

0465884 mT / 1160 4’ 36,25’’ BT

10 Ketinggian 29 m dpl

d) Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (123)

Tabel 7. Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (123) Untuk Uji Analisa Fisika

Hasil Analis Fisika Hasil Analis Fisika

Uji Hasil Uji Hasil

1 Bentuk buah lonjong 18 Ketebalan kulit buah 0,5 cm

2 Ukuran buah 17 x 14 cm 19 Duri buah tajam, lunak, jarang

3 Volume buah 650 mL 20 Kerapatan duri 15 / 5 x 5 cm2

4 Warna Buah Muda hijau 21 Bentuk ujung duri tajam, pangkal sempit

5 Warna buah tua hijau 22 Panjang duri 1,0 - 1,1 cm

6 Warna daging buah putih kehijauan 23 Panjang Tangkai Buah 3 cm

7 Ketebalan daging buah 3 mm 24 Kekerasan buah mudah dibuka

8 Rasa daging buah manis pahang 25 Sifat buah 5 hari busuk

9 Tekstur daging (salut biji) lembut 26 Jumlah buah 4 - 6

10 Bentuk biji

oval

27 %-tase buah yang dapat

dikonsumsi 90%

11 Ukuran biji 4 x 2,5 cm 28 Berat buah 1 kg

12 Warna biji coklat muda 29 Daya simpan buah 4 hari

13 Berat Biji 13,20 g 30 Hasil buah lebat

(6)

15 Berat daging dan biji 20,389 g 32 Nomor pohon induk 123

16 Jumlah Juring per buah 5 33 Perkiraan umur pohon induk Sejak jaman Belanda

17 Jumlah pongge per juring 4 - 5 34 Tinggi pohon (m) 44.39 m

35 Tinggi cabang pertama (m) 18.74 m

Tabel 8. Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (123) Untuk Uji Analisa Kimia

No Uji Hasil Analis Kimia Hasil

1 Kadar air (%) 63

2 Vitamin C (mg/100 g bahan) 18.7

3 Lemak (%) 2.7

4 Protein (%) 1.42

5 Total Padatan Terlarut (derajat brix) 11

6

Serat (%) 0.03

7 Karbohidrat (by difference)(%) 27.82

8 Kode Pohon 123

9 B6' ' )C#61&%+' 9958324 mU / 00 22’ 37,37’’ LS

0462318 mT / 1160 39’ 40,89’’ BT

10 Ketinggian 18 m dpl

11 Umur > 100 tahun

e) Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (223)

Tabel 9. Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (223) Untuk Uji Analisa Fisika

Hasil Analis Fisika Hasil Analis Fisika

Uji Hasil Uji Hasil

1 Bentuk buah lonjong 18 Ketebalan kulit buah 1,1 cm

2 Ukuran buah 21 x 16 19 Duri buah tajam, lunak, rapat

3 Volume buah 685 mL 20 Kerapatan duri 16 / 5 x 5 cm2

4 Warna Buah Muda hijau 21 Bentuk ujung duri tajam, pangkal sempit

5 Warna buah tua hijau kekuningan 22 Panjang duri 1,0 - 1,1 cm

6 Warna daging buah putih

kekuningan

23 Panjang Tangkai Buah

4 cm

7 Ketebalan daging buah 3 mm 24 Kekerasan buah mudah dibuka

8 Rasa daging buah manis berasa

pati

25 Sifat buah 5 hari busuk

9 Tekstur daging (salut biji) lembut 26 Jumlah buah 3 – 4

10 Bentuk biji oval memanjang 27 %-tase buah yang dapat

dikonsumsi

> 90%

11 Ukuran biji 5 x 2,5 cm 28 Berat buah 1,7 kg

12 Warna biji coklat muda 29 Daya simpan buah 4 hari

13 Berat Biji 14,73 g 30 Hasil buah lebat

14 Jumlah biji per buah 24 - 30 biji 31 Identitas pohon induk Isransyah Sedulang

15 Berat daging dan biji 36,39 g 32 Nomor pohon induk 223

16 Jumlah Juring per buah 5 33 Perkiraan umur pohon induk Sejak jaman Belanda

17 Jumlah pongge per juring 4 – 6 34 Tinggi pohon (m) 65.73 m

35 Tinggi cabang pertama (m) 11.55 m

Tabel 10. Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (223) Untuk Uji Analisa Kimia

No Uji Hasil Analis Kimia Hasil

1 Kadar air (%) 55.3

2 Vitamin C (mg/100 g bahan) 17.7

3 Lemak (%) 2

4 Protein (%) 1,25

5 Total Padatan Terlarut (derajat brix) 13

6

Serat (%) 0.04

7 Karbohidrat (by difference)(%) 26.65

8 Kode Pohon 223

9 B6' ' )C#61&%+' 9958361 mU / 00 22’ 36,17’’ LS

0462270 mT / 1160 39’ 39,33’’ BT

10 Ketinggian 18 m dpl

f) Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (323)

Tabel 11. Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (323) Untuk Uji Analisa Fisika

Hasil Analis Fisika Hasil Analis Fisika

Uji Hasil Uji Hasil

1 Bentuk buah lonjong panjang 18 Ketebalan kulit buah 1,0 cm

2 Ukuran buah 21 x 14 cm 19 Duri buah tajam, keras, rapat

3 Volume buah 710 mL 20 Kerapatan duri 22 / 5 x 5 cm2

4 Warna Buah Muda hijau 21 Bentuk ujung duri tajam, pangkal sempit

5 Warna buah tua hijau kekuningan 22 Panjang duri 0,9 - 1,1 cm

6 Warna daging buah putih kehijauan 23 Panjang Tangkai Buah 5,5 cm

7 Ketebalan daging buah 5 mm 24 Kekerasan buah mudah dibuka

8 Rasa daging buah pahang 25 Sifat buah 5 hari busuk

(7)

10 Bentuk biji

oval

27 %-tase buah yang dapat

dikonsumsi > 90%

11 Ukuran biji 4 x 2 cm 28 Berat buah 1,2 kg

12 Warna biji coklat muda 29 Daya simpan buah > 5 hari busuk

13 Berat Biji 10,5 g 30 Hasil buah lebat

14 Jumlah biji per buah 25 - 27 31 Identitas pohon induk Isransyah Sedulang

15 Berat daging dan biji 21,26 g 32 Nomor pohon induk 323

16 Jumlah Juring per buah 5 33 Perkiraan umur pohon induk Sejak jaman Belanda

17 Jumlah pongge per juring 5 - 6 34 Tinggi pohon (m) 40.59 m

35 Tinggi cabang pertama (m) 20.64 m

Tabel 12. Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (323) Untuk Uji Analisa Kimia

No Uji Hasil Analis Kimia Hasil

1 Kadar air (%) 50.6

2 Vitamin C (mg/100 g bahan) 17

3 Lemak (%) 2.4

4 Protein (%) 1.36

5 Total Padatan Terlarut (derajat brix) 10

6

Serat (%) 0.03

7 Karbohidrat (by difference)(%) 25.15

8 Kode Pohon 323

9 B6' ' )C#61&%+' 9958317 mU / 00 22’ 37,60’’ LS

0462296 mT / 1160 39’ 40,17’’ BT

10 Ketinggian 18 m dpl

g) Desa Hambau, Kec. Kembang Janggut (114)

Tabel 13. Desa Hambau Kec. Kembang Janggut (114) Untuk Uji Analisa Fisika Hasil Analis Fisika

Uji Hasil

1 Identitas pohon induk P Muhidin, Hambau

2 Nomor pohon induk 114

3 Perkiraan umur pohon induk >80 tahun

4 tinggi pohon 38.04 m

5 tinggi cabang pertama 18.44 m

6 Keterangan buah tidak ada buahnya, keterangan pemilik, buahnya

besar dan enak

7 Kode Pohon 114

8 B6' ' )C#61&%+' 0014767 mU / 00 08’ 0,94’’ LU

0431565 mT / 1160 23’ 6,02’’ BT

9 Ketinggian 19 m dpl

h) esa Hambau, Kec. Kembang Janggut (214)

Tabel 14. Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (214) Untuk Uji Analisa Fisika

Hasil Analis Fisika Hasil Analis Fisika

Uji Hasil Uji Hasil

1 Bentuk buah Lonjong 18 Ketebalan kulit buah 1,2 cm

2 Ukuran buah 22 x 18 cm 19 Duri buah tajam, keras, rapat

3 Volume buah 2410 mL 20 Kerapatan duri 16 / 5 x 5 cm2

4 Warna Buah Muda hijau 21 Bentuk ujung duri tajam, pangkal sempit

5 Warna buah tua hijau 22 Panjang duri 0,9 - 1,3 cm

6 Warna daging buah putih

kekuningan

23 Panjang Tangkai Buah 6 cm

7 Ketebalan daging buah 6 mm 24 Kekerasan buah agak sulit dibuka

8 Rasa daging buah manis berasa

pati

25 Sifat buah

> 7 hari busuk

9 Tekstur daging (salut biji) berserat 26 Jumlah buah 2 – 3

10 Bentuk biji oval 27 %-tase buah yang dapat

dikonsumsi

>90 %

11 Ukuran biji 4 x 3 cm 28 Berat buah 2,8 kg

12 Warna biji coklat muda 29 Daya simpan buah 5-6 hari

13 Berat Biji 18,60 g 30 Hasil buah lebat

14 Jumlah biji per buah 25 31 Identitas pohon induk P Mukri Hambau

15 Berat daging dan biji 46,20 g 32 Nomor pohon induk 214

16 Jumlah Juring per buah 5 33 Perkiraan umur pohon induk > 40 tahun

17 Jumlah pongge per juring 5 34 Tinggi pohon (m) 25.14

35 Tinggi cabang pertama (m) 11.51

Tabel 15. Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (214) Untuk Uji Analisa Kimia

No Uji Hasil Analis Kimia Hasil

1 Kadar air (%) 58.2

(8)

3 Lemak (%) 2.3

4 Protein (%) 12.35

5 Total Padatan Terlarut (derajat brix) 12

6

Serat (%) 0.05

7 Karbohidrat (by difference)(%) 26.45

8 Kode Pohon 214

9 B6' ' )C#61&%+' 0014272 mU / 00 07’ 44,82’’ LU

0432199 mT / 1160 23’ 26,53’’ BT

i) Desa Loa Raya, Kec. Tenggarong Seberang

Tabel 16. Desa Loa Raya Kec. Tenggarong Seberang (111) Untuk Uji Analisa Fisika

Hasil Analis Fisika Hasil Analis Fisika

Uji Hasil Uji Hasil

1 Bentuk buah lonjong 18 Ketebalan kulit buah 0,8 cm

2 Ukuran buah 20 x 16 cm 19 Duri buah tajam keras, rapat

3 Volume buah 2100 mL 20 Kerapatan duri 18 / 5 x 5 cm2

4 Warna Buah Muda hijau 21 Bentuk ujung duri tajam , pangkal lebar

5 Warna buah tua hijau 22 Panjang duri 0,9 - 1,1

6 Warna daging buah putih 23 Panjang Tangkai Buah 7 cm

7 Ketebalan daging buah 0,4 mm 24 Kekerasan buah mudah dibuka

8 Rasa daging buah manis pahang 25 Sifat buah lambat busuk

9 Tekstur daging (salut biji) berserat 26 Jumlah buah 3 – 4

10 Bentuk biji

oval

27 %-tase buah yang dapat

dikonsumsi >95 %

11 Ukuran biji 5 x 3 cm 28 Berat buah 1,75 kg

12 Warna biji coklat muda 29 Daya simpan buah 6 hari

13 Berat Biji 16 - 19 g 30 Hasil buah lebat

14 Jumlah biji per buah

25 - 30

31 Identitas pohon induk p. Syahminan, Loa

Raya

15 Berat daging dan biji 27 - 40 g 32 Nomor pohon induk 111

16 Jumlah Juring per buah 5 33 Perkiraan umur pohon induk 8-9 tahun

17 Jumlah pongge per juring 5 – 6

Tabel 17. Desa Loa Raya Kec. Taenggarong Seberang (111) Untuk Uji Analisa Kimia

No Uji Hasil Analis Kimia Hasil

1 Kadar air (%) 65.2

2 Vitamin C (mg/100 g bahan) 19.5

3 Lemak (%) 2.6

4 Protein (%) 1.45

5 Total Padatan Terlarut (derajat brix) 11

6

Serat (%) 0.02

7 Karbohidrat (by difference)(%) 28.35

8 Kode Pohon 111 9 B6' ' )C#61&%+' 9955753 mU / 00 24’ 1,13’’ LS 0500144 mT / 1170 00’ 4,66’’ BT 10 Ketinggian 42 m dpl 11 Umur 8 tahun 12 Keliling 1 m

Berdasarkan hasil pengamatan durian di lapangan, maka terdapat beberapa kenyataan sebagai berikut (1) Rasa yang dimiliki buah durian ini menurut ukuran selera lokal sangat bersaing (2) bahwa pohon durian yang ada sudah berumur lanjut, (3) Pohon durian yang ada dirawat secara apa adanya tanpa sentuhan teknologi yang optimum sesuai pedoman budidaya tanaman hortikultura, (4) belum ada upaya maupun sentuhan teknologi pertanian untuk pascapanen, dan (5) hasil tanaman dipasarkan secara lokal.

Dalam hal rasa, durian lokal yang disurvey ini sangat bersaing dan dipertahankan oleh leluhur pembudidayanya selama bertahun-tahun. Dari keseluruhan yang disurvey, durian dari desa Benua Baru memiliki rasa yang sangat

kompetitif (Durian no 113, 213, dan 313).

Dari sisi umur, rata-rata pohon durian ini berumur lanjut (di atas 80 tahun, kecuali yang di Loa Raya Tenggarong Seberang). Hal ini cukup mengkhawatirkan sebab dengan adanya upaya alih fungsi lahan yang sangat marak akhir-akhir ini mungkin saja plasma nutfah tersebut dapat hilang. Dalam hal ini upaya penting yang perlu dilakukan adalah melakukan penyelamatan plasma nutfah dengan teknik budidaya terkait misalnya dengan okulasi, sambung pucuk, atau sambung susu. Dengan cara ini dapat dipastikan bibitnya akan sama dengan induknya sehingga kualitas buah akan relatif sama.

Dari kebun yang disurvey diketahui belum ada pemupukan maupun teknologi budidaya

(9)

hortikultura lainnya yang diterapkan. Secara tradisional pembudidaya tidak membersihkan kebunnya pada musim-musim tanaman tidak berbuah, jadi dibiarkan bersemak sampai pada masa pembungaan, dan dia baru akan ke kebun dan membersihkannya bilamana telah terlihat adanya pembungaan pada pohon durian. Hal ini tentu saja menjadikan tanaman memiliki produktivitas yang rendah, namun dari sisi keamanan pangan hal ini sangat baik sebab diketahui bahwa agrokemikal memiliki efek buruk bilamana diterapkan dengan cara yang tidak bijaksana. Di sini kita dapat memilih teknologi tepat guna yang dapat diterapkan, misalnya pemberian pupuk kandang secara berkala (1-2x setahun dengan dosis 5-7 ton per ha), pembersihan semak-semak di dalam kebun dan melakukan pembenaman sisa-sisa semak untuk dijadikan masukan organik bagi tanah lahan kebun, dapat juga dilakukan pembakaran kecil yang dijaga untuk menghasilkan asap agar menghalau lalat buah dari kebun.

Teknologi pascapanen durian diperlukan untuk memperpanjang masa simpan maupun mengolah durian jika terjadi panen raya yang tidak seimbang dengan permintaan pasar. Saat ini pascapanen durian umumnya adalah diolah menjadi lempok dan tempoyak. Banyak ide-ide pascapanen yang mungkin dapat dicoba untuk memperpanjang masa simpan, . '%4!0%).6* +,%' )'-2-)D*#!1%!)3#!* !1 !%!E() .6* +,%' ) %$.6'?#&) D.#!11%!$ ) 1%') 6,' 1#!) menjadi nitrogen, maupun CO2 dalam kontainer penyimpanan), serta penyimpanan dengan teknik hipobarik (tekanan rendah/vacuum). Sementara itu dapat dilakukan upaya pengolahan selain dengan dua produk di atas misalnya pembuatan sirup, campuran kue, selai, jelly, sari (essence), dan lain-lain.

Pemasaran hasil durian dari daerah survey ini masih mengandalkan pola perdagangan tradisional mengingat suplai dari lahan masih musiman dan permintaan lokal masih belum jenuh. Jika suatu saat dapat diciptakan teknologi yang mampu meningkatkan hasil per luasan tanam, maka dimungkinkan adanya perdagangan antar kota, maupun antar negara, dengan melibatkan berbagai teknologi lainnya yang mendukung seperti penyimpanan dan pengolahan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Rasa yang dimiliki buah durian ini menurut ukuran selera lokal sangat bersaing dengan umur pohon yang ada sudah berumur lanjut. Pohon durian yang ada dirawat secara apa adanya tanpa sentuhan teknologi yang optimum sesuai pedoman budidaya tanaman hortikultura. Selain itu juga belum ada upaya maupun sentuhan teknologi pertanian untuk pascapanen. Dan dari buah durian yang dihasilkan masih dipasarkan secara lokal.

Mengingat sebagian besar pohon durian yang ada di kecamatan-kecamatan tersebut telah berumur lanjut maka perlu adanya peremajaan tanaman dengan melibatkan berbagai teknologi budidaya mengingat sisi rasa buah durian ini kompetitif. Selain itu juga perlu dilakukan upaya teknologi hortikultura yang tepat guna untuk memperbaiki daya dukung lingkungan kebun, dan diberikan teknologi pascapanen durian untuk memper-panjang masa simpan.

DAFTAR PUSTAKA

Uji, T., 2005a. Jenis-jenis Durian (Durio spp.) di Kalimantan dan potensinya serta studi pendahuluan keanekaragaman jenis dan plasma nutfah Durio spp. di daerah Intu Lingau Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur. Laporan Teknis 2005 Bidang Botani Puslitbio-LIPI.

Uji, T., 2005b. Keanekaragaman jenis dan sumber plasma nutfah Durio (Durio spp.) di Indonesia. Bull. Plasma Nutfah 11(1): 28-33.

Reza, T.M., 1997. Kultivar Durian Yang Cocok di Kebun Kita. Trubus 331 : 89-91.

http://kaltim.litbang.deptan.go.id/ind/index.php/info-teknologi/26-lain/182- durian-lai-durio-kutejensis-hassk-becc

Gambar

Tabel 1. Desa Benua Baru Kec. Kota Bangun (113)  Untuk Uji Analisa Fisika
Tabel 4. Desa Benua Baru Kec. Kota Bangun (213) Untuk Uji Analisa Kimia
Tabel 9. Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (223) Untuk Uji Analisa Fisika
Tabel 12. Desa Sedulang Kec. Kota Bangun (323) Untuk Uji Analisa Kimia
+2

Referensi

Dokumen terkait

Puji Syukur saya haturkan kepada Tuhan YME karena atas berkat dan karunia- Nya, skripsi saya yang berjudul “ Strategi Militer Jepang Dan Cina Dalam Mempertahankan

figur. 3) Bertindak sesuai dengan norma hukum: guru PPKn mengadakan suatu pembinaan peserta didik yang bekerjasama dengan pihak kepolisian. 4) Bertindak sesuai dengan

[r]

Setelah dilakukan ujicoba penulis dapat mengetahui, pada saat input algoritma perhitungan metode Linear Congruent method (LCM) harus sesuai dengan persyaratan, jika

In data mining, model building consists of several tasks such as result visualization, model diagnostics, residual diagnostics, ROC curves, etc.. In this section,

Several machines learning algorithms (i.e. Multilayer Perceptron, Support Vector Machine, Naïve Bayes, Bayes Net, Random Forest, J48, and Random Tree) have been used for

Dewa Ketut Puspaka,

Yaitu gratifikasi yang diterima oleh Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara yang berhubungan dengan jabatannya dan tidak berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya