• Tidak ada hasil yang ditemukan

REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR"

Copied!
242
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mempercepat pembangunan dan pencapaian tujuan nasional

dilakukan berbagai upaya melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia

(SDM). Strategi ini diyakini dapat meningkatkan percepatan pembangunan

nasional. Untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut dilakukan berbagai program

yang salah satunya adalah evaluasi kinerja aparatur pemerintah. Pengukuran ini

dapat dilakukan dengan membandingkan antara standar kompetensi dengan

kompetensi yang dimiliki aparatur dengan tujuan untuk menerapkan reward sistem

yang berbasis kinerja. Landasan hukum sistem tersebut adalah Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, khususnya di Pasal 7

ayat (1) bahwa setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang adil dan layak

sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya. Kata-kata “adil dan layak

sesuai dengan beban pekerjaan dan tanggung jawabnya” memiliki makna bahwa

ada perbedaan pemberian gaji yang berdasarkan kinerja.

Selanjutnya ditegaskan di ayat (2) bahwa gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri

harus mampu memacu produktivitas dan menjamin kesejahteraannya. Amanat

yang terkandung dalam Pasal tersebut adalah perlu adanya standar penilaian. Salah

satunya adalah standar kompetensi yang merupakan acuan bagi evaluasi penilaian

kinerja pegawai dan pejabat. Dengan demikian untuk menjaga kualitas SDM dan

kesinambungan pengembangan organisasi di masa depan, khususnya peningkatan

kompetensi pegawai, maka diperlukan standar kompetensi jabatan di lingkungan

LAN. Standar kompetensi ini untuk memfasilitasi para pengambil keputusan dalam

menempatkan dan menilai pejabat/pegawai yang tepat pada posisi tertentu.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Lembaga Administrasi Negara

berinisiatif menyusun Standar Kompetensi Jabatan di Lingkungan Lembaga

Administrasi Negara ini.

Atas nama Lembaga Administrasi Negara, kami mengucapkan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada tim RB yang telah bekerja keras menyusun Standar

kompetensi ini.

(2)

ii

Standar Kompetensi

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Kami sangat menyadari bahwa standar kompetensi ini jauh dari sempurna. Dengan

segala kekurangan yang ada, kami mohon kesediaan pembaca untuk dapat

memberikan masukan yang konstruktif guna penyempurnaan selanjutnya. Semoga

standar kompetensi ini bermanfaat bagi kita sekalian.

Jakarta, April 2011

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 2

C. Ruang Lingkup ... 3

D. Pengertian ... 3

PROSES PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI JABATAN ... 5

A. Pembentukan Tim Analis Kompetensi Jabatan (TAKJ) ... 5

B. Proses Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan ... 5

GAMBARAN PETA JABATAN DI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA ... 10

A. Gambaran Struktur Organisasi LAN ... 10

B. Gambaran Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural Di Lembaga Administrasi

Negara ... 14

STANDAR KOMPETENSI JABATAN DI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA ... 29

A. Model Standar Kompetensi Jabatan LAN ... 29

B. Standar Kompetensi Jabatan LAN ... 33

(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen kinerja telah menjadi bahasan dalam manajemen publik

sejak tahun 1990-an. Keberadaan manajemen kinerja dengan pengukuran

kinerjanya (performance measurement) telah digunakan di berbagai negara

sebagai alat untuk monitoring and reporting berbagai aktivitas pemerintah

dalam rangka akuntabilitas (accountability). Sebagai sebuah sistem yang

terintegrasi, manajemen kinerja diyakini dapat digunakan untuk mendukung

pengambilan keputusan, peningkatan kualitas pelayanan dan pelaporan instansi

pemerintah.

Di dalam manajemen kinerja, sistem manajemen internal dan organisasi

digunakan untuk mencapai keluaran dan hasil (output and outcomes oriented)

dan bahkan manfaat (benefit) serta dampak (impact). Oleh karenanya perlu

pengukuran kinerja.

Pengukuran kinerja sesungguhnya hanyalah merupakan salah satu

bagian dari manajemen kinerja, selain perencanaan, pelaksanaan, pengawasan

dan review kinerja. Meski demikian, pengukuran (measurement) ini hanya

mungkin dilaksanakan jika terdapat acuan atau standard. Artinya, untuk dapat

mengukur kinerja organisasi, maka standard kinerja organisasi harus sudah

tersedia terlebih dahulu. Demikian pula, untuk dapat mengukur kinerja

individu/pegawai, maka standar kinerja individu pun harus tersedia.

Berbagai hasil kajian menegaskan perlunya dilakukan perubahan atau

reformasi birokrasi untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut, seperti

perlu adanya suatu ”Blue Print Reformasi Birokrasi” yang diharapkan dapat

memberikan arah dan tujuan yang jelas sehingga pelaksanaan reformasi

birokrasi pemerintahan dapat berjalan dengan baik. Dalam blueprint’ tersebut

ditegaskan pula perlunya peningkatan kualitas sumber daya aparatur/PNS

sebagai key leverage dalam melakukan reformasi birokrasi.

Dari hasil kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu

reformasi birokrasi terletak pada bagaimana kualitas sumber daya manusia

aparaturnya. Dapat dipahami dan dimengerti bahwa masalah yang dihadapi

bangsa Indonesia saat ini sebetulnya bermuara pada masalah manusianya.

Rendahnya moral dan etika sumber daya aparatur menyebabkan semakin

(6)

2

Standar Kompetensi

aparatur. Tidak efektifnya suatu peraturan/kebijakan adalah karena lemahnya

kompetensi yang dimiliki penyusunnya. Dari gambaran tersebut, dapat

dipahami bahwa reformasi birokrasi di bidang sumber daya aparatur

merupakan suatu kemutlakan.

Paling tidak ada dua (2) strategi utama yang ditawarkan untuk

melakukan reformasi birokrasi di Lembaga Administrasi Negara (LAN). Pertama,

strategi reformasi teknikal yang berupa kegiatan-kegiatan yang terencana

secara baik dalam melakukan reformasi birokrasi dan kedua, strategi reformasi

spriritual yang berupa perubahan paradigma para birokrat maupun masyarakat

dalam melakukan reformasi birokrasi. Strategi teknikal dalam melakukan

reformasi birokrasi paling tidak mencakup tiga (3) hal utama, yaitu (1)

memperbaiki kinerja sumber daya manusianya, (2) memperbaiki kinerja

organisasinya dan (3) memperbaiki mekanisme kinerjanya. Memperbaiki

kinerja sumber daya manusia terkait dengan peningkatan kompetensi sehingga

mereka mempunyai kemampuan yang profesional.

Strategi tersebut dapat ditempuh melalui pembekalan berbagai

kemampuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhan riil. Agar dapat

memenuhi kebutuhan riil tersebut, maka peningkatan kemampuan dan

keterampilan ini perlu didahului dengan adanya training need assessment.

Peningkatan kompetensi meliputi kompetensi teknikal, manajerial, sosial dan

stratejik serta peningkatan kompetensi etikanya. Lima kompetensi ini harus

ditingkatkan agar sumber daya manusia dapat bekerja secara maksimal dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaannya.

Dengan demikian dimensi SDM menjadi key leverage dan prioritas

dalam menyelesaikan permasalahan dimensi lainnya. Peningkatan kualitas dan

profesionalisme SDM menjadi dimensi yang harus dicapai terlebih dahulu.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka ditetapkan kegiatan Penataan

Sistem Sumber Daya Aparatur sebagai kegiatan utama dan kegiatan Standar

Kompetensi Jabatan Lembaga Administrasi Negara sebagai salah satu bagian

dari kegiatan utama.

B. Maksud dan Tujuan

Penyusunan standar kompetensi jabatan ini dimaksudkan untuk

merumuskan model kompetensi dan standar kompetensi jabatan struktural

dan non struktural, dengan format standar dan dengan menyebutkan tingkat

kompetensi yang dipersyaratkan (required competency level – RCL) untuk

setiap jabatan yang ada di LAN. Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari

penyusunan standar kompetensi jabatan ini adalah untuk dijadikan acuan

dalam menerapkan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi

(7)

profesionalisme aparatur di LAN. Diharapkan dengan adanya standar

kompetensi jabatan yang jelas dapat menjadi dasar bagi kebijakan di bidang

kepegawaian antara lain: rekrutmen, pengangkatan dalam jabatan, promosi

dan mutasi jabatan, pengembangan pegawai, penilaian kinerja pegawai serta

dalam kebijakan remunerasi.

C. Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup dari penyusunan standar kompetensi jabatan

dalam kegiatan ini adalah untuk merumuskan model kompetensi dan standar

kompetensi jabatan khususnya untuk jabatan strucktural eselon II, III, dan IV di

lingkungan Lembaga Administrasi Negara.

D. Pengertian

Dalam Penyusunan Standar kompetensi jabatan ini yang dimaksud

dengan :

1. Penyusunan Standar Kompetensi adalah rangkaian kegiatan sejak

pengumpulan dan pengolahan data untuk menyusun standar kompetensi

jabatan struktural sampai tercapainya kesepakatan dari semua pihak terkait

di LAN untuk menetapkan standar kompetensi jabatan struktural LAN.

2. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah Pegawai Negeri Sipil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang

Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang

Nomor 43 Tahun 1999.

3. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang

Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku

yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai

Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugas secara professional, efektif

dan efisien.

4. Jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung

jawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka

memimpin suatu satuan unit organisasi di Lembaga Administrasi Negara.

5. Pejabat Struktural yang dimaksud dalam standar kompetensi jabatan ini

(8)

4

Standar Kompetensi

7. Standar Kompetensi Jabatan Struktural yang selanjutnya disebut standar

kompetensi jabatan adalah persyaratan kompetensi minimal yang harus

dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil LAN dalam pelaksanaan tugas jabatan

struktural.

8. Kompetensi Dasar/Pokok adalah kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap

pejabat struktural.

9. Kompetensi Bidang/ Generik/ Manajerial adalah kompetensi yang

diperlukan oleh setiap pejabat struktural sesuai dengan bidang pekerjaan

yang menjadi tangguung

10. Kompetensi Khusus atau Unik merupakan kompetensi yang spesifik untuk

satu atau beberapa pegawai atau sekelompok kecil pegawai yang sedang

melaksanakan fungsi khusus atau unik. Dengan kata lain kompetensi ini

merupakan prasyarat teknis atau profesional yang mungkin hanya berlaku

untuk satu jenis pekerjaan

11. Ikhtisar Jabatan adalah uraian tugas yang disusun secara ringkas dalam

bentuk satu kalimat yang mencerminkan pokok-pokok tugas jabatan.

12. Uraian Tugas adalah suatu paparan atau bentangan atas semua tugas

jabatan yang merupakan tugas pokok yang dilakukan oleh pemegang

jabatan dalam memproses bahan kerja menajdi hasil kerja dalam kondisi

tertentu.

13. Kamus Kompetensi Jabatan adalah kumpulan kompetensi jabatan yang

meliputi nama kompetensi, definisi, indikator perilaku, dan tingkat

kemahiran.

(9)

BAB II

PROSES PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI JABATAN

Proses penyusunan standar kompetensi jabatan di Lembaga Administrasi

Negara terbagi menjadi beberapa tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan

tersebut adalah sebagaimana dijelaskan dalam bagian di bawah ini.

A. Pembentukan Tim Analis Kompetensi Jabatan (TAKJ)

Untuk kelancaran penyusunan Standar Kompetensi Jabatan di Lembaga

Administrasi Negara, Pejabat Pembina Kepegawaian membentuk Tim Analis

Kompetensi Jabatan (TAKJ). Tim ini mempunyai tugas mengumpulkan,

menyusun, menganalisis data dan informasi yang diperlukan dalam rangka

penyusunan standar kompetensi jabatan struktural di LAN. Hasil penyusunan

kompetensi jabatan selanjutnya ditetapkan menjadi Standar Kompetensi

Jabatan Lembaga Administrasi Negara.

Susunan keanggotaan TAKJ terdiri atas seorang Ketua merangkap anggota;

seorang Sekretaris merangkap anggota; dan sekurang-kurangnya 7 (tujuh)

orang anggota. Untuk menjamin objektivitas dalam penyusunan standar

kompetensi jabatan struktural, anggota TAKJ berjumlah ganjil.

B. Proses Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan

Proses penyusunan standar kompetensi jabatan meliputi tahap-tahap sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini, TAKJ melakukan pengumpulan data yang terdiri dari

struktur organisasi dan tata kerja, visi dan misi organisasi, serta ikhtisar

jabatan dan uraian tugas masing-masing jabatan di Lembaga Administrasi

Negara.

Struktur organisasi dan tata kerja yang memuat nama jabatan dan tugas

pokok dan fungsi. Visi dan misi organisasi diperlukan sebagai landasan

untuk menentukan kompetensi jabatan pada setiap tingkatan. Sedangkan

ikhtisar jabatan dan uraian tugas diperlukan sebagai informasi yang lebih

spesifik untuk menentukan kompetensi dari setiap jabatan.

(10)

6

Standar Kompetensi

2. Identifikasi Kompetensi Jabatan

Kompetensi jabatan meliputi Kompetensi Dasar/Pokok, Kompetensi Bidang/

Generik dan Kompetensi Khusus.

a. Kompetensi dasar mutlak dimiliki oleh setiap pemegang jabatan meliputi:

No.

Kompetensi Dasar/ Pokok

Kode

1.

Pengelolaan Diri

PeDi

2.

Pemberian Pengaruh

PePe

3.

Integritas

INTG

4.

Fleksibilitas

FLEX

5.

Berfikir Kreatif

BKREA

6.

Komunikasi Organisasi

KORG

7.

Pengambilan Keputusan

PKEPT

Tingkat kemahiran Kompetensi dasar/pokok yang diperlukan (required

comptency level) untuk setiap jenjang jabatan bervariasi tergantung dari

karakteristik masing-masing jabatan. Perbedaan standar kompetensi

dasar/pokok antara jabatan sruktural satu dengan jabatan struktural

lainnya ditentukan oleh tingkat kemahirannya.

b. Kompetensi Bidang/Generik dipilih dari kompetensi yang tersedia dalam

Kamus Kompetensi Jabatan sesuai dengan bidang pekerjaan yang

menjadi tanggung jawabnya. Daftar kompetensi Bidang/Generik yang

terdapat di Lembaga Administrasi Negara adalah seperti dalam daftar

standar kompetensi di bawah ini.

No.

Kompetensi Bidang/Generik

Kode

1.

Pengelolaan Visi

VISIO

2.

Penyelarasan

ALIGN

3.

Pengelolaan SDM

MSDM

4.

Pembelajaran berkelanjutan

PLANJ

5.

Penugasan dan Pendelegasian wewenang

PPW

(11)

7.

Perencanaan

PERN

8.

Pengelolaan program

M PROG

9.

Pengelolaan anggaran

ANGGR

10. Pengelolaan akuntabilitas

AKUNT

11. manajemen informasi

MINF

12. Membangun jejaring kerja

JRNG

13. Beorientasi pada kualitas

QUAL

14. Pengelolaan konflik

MKONF

15. Pengelolaan keberagaman

PRAG

16. Pengelolaan Resiko

P RISK

17. Negosiasi

NEG

18. Bekerja dalam Tim

TWORK

19. Pelayanan berorientasi pada pelanggan

CUST

Identifikasi kompetensi jabatan dilakukan oleh TAKJ untuk menentukan

kompetensi bidang/generik dengan melakukan identifikasi bidang setiap

jabatan berdasarkan langkah sebagai berikut:

1). Menentukan nama jabatan yang akan diidentifikasi kompetensinya;

2). Menuangkan ikhtisar jabatan;

3). Merinci setiap uraian tugas menjadi kegiatan-kegiatan utama

tersebut untuk menentukan kata kunci dari tugas pekerjaan;

4). Kata kunci yang diperoleh dari uraian tugas digunakan untuk

menentukan kompetensi dan tingkat kemahiran kompetensi dengan

berpedoman pada Kamus Kompetensi Jabatan.

c. Kompetensi Khusus atau Unik merupakan kompetensi yang spesifik untuk

satu atau beberapa pegawai atau sekelompok kecil pegawai yang sedang

melaksanakan fungsi khusus atau unik. Dengan kata lain kompetensi ini

merupakan prasyarat teknis atau profesional yang mungkin hanya

berlaku untuk satu jenis pekerjaan.

(12)

8

Standar Kompetensi

3. Penyusunan Daftar sementara Kompetensi Jabatan.

Daftar Sementara Kompetensi Jabatan memuat Kompetensi dasar/Pokok

dan Kompetensi Bidang/Generik dari suatu jabatan struktural. Kompetensi

Bidang/Generik yang diperoleh dari hasil identifikasi kompetensi jabatan,

selanjutnya dituangkan ke dalam Daftar Sementara Jabatan Kompentesi

(DSKJ).

4. Validasi Kompetensi Jabatan

Dalam tahap ini, TAKJ melakukan konfirmasi kompetensi jabatan kepada

pihak-pihak yang terkait yaitu atasan pemegang jabatan dan/atau pejabat

lain yang ditunjuk oleh Pejabat Kepegawaian atau Pejabat Pembina

Kepegawaian.

Konfirmasi keabsahan kompetensi jabatan dilakukan kepada atasan

pemegang jabatan dengan mengundang mereka untuk memperoleh

kepastian apakah kompetensi yang telah dirumuskan dalam Daftar

Sementara

Kompetensi Jabatan telah sesuai dengan jabatan atau pekerjaan yang akan

ditetapkan kompetensinya.

Berdasarkan hasil konfirmasi tersebut DSKJ ditetapkan menjadi Daftar

Kompetensi Jabatan dengan menentukan urutan peringkat kompetensi dari

yang mutlak, penting dan perlu yang dilakukan oleh atasan pemegang

jabatan.

a.

Mutlak, artinya kompetensi tersebut mutlak harus ada. Ketiadaan

kompetensi ini akan menyebakan pekerjaan tidak lancar, karena

ketiadaan kompetensi ini tidak dapat digantikan kompetensi lain.

b.

Penting, artinya ketiadaan kompetensi ini tidak menyebabkan

pekerjaan tidak lancar, karena dapat digantikan/diwakili oleh

kompetensi lain.

c.

Perlu, artinya kompetensi ini baik, tetapi tidak begitu diperlukan dalam

jabatan yang bersangkutan. Tanpa kompetensi ini tidak berpengaruh

pada organisasi.

5. Penentuan Kompetensi Jabatan

Setelah melakukan konfirmasi kepada pihak terkait, pada tahap ini

dirumuskan standar kompetensi jabatan dengan proses sebagai berikut:

a.

Hasil konfirmasi terhadap Daftar Kompetensi jabatan digunakan untuk

(13)

jabatan di LAN;

c.

Standar Kompetensi Jabatan yang disusun oleh TAKJ dihimpun dan

ditetapkan serta disahkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau

Kepala LAN .

(14)

10

Standar Kompetensi

BAB III

GAMBARAN PETA JABATAN DI LEMBAGA ADMINISTRASI

NEGARA

A. Gambaran Struktur Organisasi LAN

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 11 Tahun 2005, Lembaga Administrasi Negara mempunyai

tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk melaksanakan tugas tersebut diatas, Lembaga Administrasi Negara

menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional tertentu di bidang

administrasi negara;

2. Pengkajian kinerja kelembagaan dan sumber daya aparatur dalam rangka

pembangunan administrasi negara dan peningkatan kualitas sumber daya

aparatur;

3. Pengkajian dan pengembangan manajemen kebijakan dan pelayanan di

bidang pembangunan administrasi negara;

4. Penelitian dan pengembangan administrasi pembangunan dan otomasi

administrasi negara;

5. Pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (Diklat)

Aparatur Negara;

6. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAN;

7. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang

administrasi negara;

8. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana,

(15)

rumah tangga.

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, berdasarkan Surat

Keputusan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2004, Kepala LAN dibantu oleh:

1. Kedeputian, yang terdiri dari:

a. Kedeputian Bidang Kajian Kinerja Kelembagaan dan Sumber Daya

Aparatur;

b. Kedeputian Bidang Kajian Manajemen Kebijakan dan Pelayanan;

c. Kedeputian Bidang Litbang Administrasi Pembangunan dan Otomasi

Administrasi Negara;

d. Kedeputian Bidang Pembinaan Diklat Aparatur, dan

e. Kedeputian Bidang Diklat Sekolah Pimpinan Administrasi Nasional.

2. Sekretariat Utama, dipimpin oleh seorang Sekretaris Utama;

3. Inspektorat, dipimpin oleh seorang Inspektur;

4. Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur (PKP2A), yang terdiri

dari:

a. PKP2A I LAN di Jatinangor;

b. PKP2A II LAN di Makassar;

c. PKP2A III LAN di Samarinda,

d. PKP2A IV LAN di Nangro Aceh Darussalam.

5. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) LAN, yang terdiri dari:

a. STIA LAN Jakarta;

b. STIA LAN Bandung;

c. STIA LAN Makassar.

Dalam rangka menghadapi dinamika perkembangan administrasi negara, LAN

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya berperan untuk memberikan

dukungan melalui pengkajian dan pengembangan kebijakan pembangunan

Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, serta Diklat untuk

meningkatkan kompetensi SDM aparatur negara.

Berdasarkan Renstra LAN Tahun 2010-2014 yang merupakan dokumen

perencanaan 5 (lima) tahunan yang menjadi pedoman bagi seluruh unit kerja di

lingkungan LAN, berikut disampaikan visi, misi, tujuan serta sasaran pencapaian

visi dan misi untuk kurun waktu 5 tahun mendatang.

(16)

12

Standar Kompetensi

Menjadi institusi yang handal dalam pengembangan Sistem Administrasi

Negara dan peningkatan kompetensi SDM penyelenggara negara.

2. Misi

Sejalan dengan visi tersebut di atas, maka dirumuskan misi LAN adalah:

“ memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan kapasitas aparatur

negara dan sistem administrasi negara guna mewujudkan tata

pemerintahan yang baik, melalui: Perumusan kebijakan dalam bidang

administrasi negara; Pengkajian, penelitian, dan pengembangan dalam

bidang administrasi negara; Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

Aparatur Negara ; Pembinaan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

aparatur negara; Perkonsultasian dan advokasi dalam bidang administrasi

negara; Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi administrasi; dan

Peningkatan kapasitas organisasi LAN

Dari visi yang telah dirumuskan tersebut mengandung penjelasan bahwa:

a.

Pada jangka panjang, LAN diharapkan dapat menjadi institusi yang

handal sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya, yaitu dalam

bidang kajian kebijakan, pembangunan sistem administrasi negara dan

penyelenggaraan Diklat Aparatur Negara.

b.

Untuk menjadi institusi yang handal sebagaimana diharapkan, LAN

harus

memberikan

kontribusi

yang

nyata

dalam

mewujudkan

kepemerintahan yang baik di Indonesia. Keberhasilan LAN dalam

memberikan kontribusi yang nyata dalam mewujudkan kepemerintahan

yang baik akan meningkakan peran LAN secara nasional dan menarik

perhatian lembaga-lembaga internasional serta negara-negara lain untuk

menjadikan LAN sebagai model

c.

Untuk dapat memberikan kontribusi yang nyata, LAN harus mampu

menghasilkan kajian-kajian kebijakan, pembangunan sistem administrasi

negara dan penyelenggaraan Diklat bagi Aparatur negara yang berkualitas,

sehingga mampu mendorong terwujudnya kepemerintahan yang baik

d.

Sejalan dengan upaya memberikan kontribusi yang nyata tersebut,

LAN juga harus melakukan perbaikan-perbaikan dalam berbagai aspek

internal untuk mendukung upaya tersebut

Atas dasar penjelasan tersebut di atas, pencapaian visi dapat dilakukan melalui

tahapan-tahapan sebagai berikut:

a.

Tahapan Pembangunan Kembali

Pada tahapan ini diharapkan terjadi peningkatan kapasitas internal dan

peningkatan kontribusi LAN dalam rangka pembangunan Aparatur Negara.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, selain ditempuh melalui pelaksanaan

(17)

bidang pembangunan Aparatur Negara melalui pengembangan penelitian,

pelayanan informasi, kajian kebijakan, konsultasi, serta Diklat, LAN

melaksanakan pula berbagai upaya penguatan internal yang meliputi

penguatan kompetensi SDM, peningkatan sarana dan prasarana, serta

kapasitas kelembagaan LAN.

b.

Tahapan Pengembangan

Pada tahapan ini diharapkan terjadi peningkatan peran LAN dalam

pembangunan Aparatur Negara secara nasional dan mempersiapkan diri

untuk mengambil peran dalam skala internasional. Untuk mewujudkan

tujuan tersebut, pelaksanaan tugas dan fungsi LAN dalam pembangunan

Aparatur Negara ditempuh melalui berbagai program yang diarahkan untuk

meningkatkan peran LAN dalam pemerintahan secara nasional. Sejalan

dengan meningkatnya kapasitas internal LAN, diharapkan mampu diperoleh

hasil kajian, perkonsultasian dan Diklat yang berkualitas, yang akan

mendorong peningkatan peran LAN dalam pembangunan Aparatur Negara

secara nasional. Upaya ini diikuti juga dengan program peningkatan

kapasitas internal LAN secara berkesinambungan, agar kualitas hasil-hasil

kajian, Diklat, dan perkonsultasian dapat terus ditingkatkan. Setelah melalui

tahapan pengembangan ini, diperoleh pengalaman untuk melanjutkan apa

yang telah dilakukan, dalam rangka mempersiapkan diri untuk menjadi

lembaga yang handal di forum internasional. Oleh karenanya,

program-program pembangunan Aparatur Negara yang akan dilaksanakan pada

tahapan selanjutnya tidak hanya bersifat nasional semata, melainkan juga

bersifat internasional.

c.

Tahapan Peningkatan secara Terus Menerus

Pada tahapan ini, dilakukan upaya peningkatan secara terus menerus, baik

dalam kaitannya dengan pengembangan kapasitas internal maupun

terhadap berbagai program yang akan dilaksanakan LAN.

3. Tujuan dan Sasaran

Dalam rangka pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang administrasi

negara yang mencakup tatanan organisasi pemerintahan negara dan

manajemen pemerintahan negara, serta sesuai dengan visi, misi, tugas dan

fungsi LAN maka rumusan tujuan dan sasaran yang diharapkan dapat

dicapai untuk 5 (lima) tahun 2010-2014 sebagai berikut:

a. Tujuan

(18)

14

Standar Kompetensi

2) Meningkatkan kompetensi SDM Aparatur Negara melalui pembinaan

dan penyelenggaraan Diklat Aparatur negara, serta pendidikan tinggi

kedinasan di bidang administrasi negara

3) Menyelenggarakan perkonsultasian di bidang administrasi negara

4) Meningkatkan kapasitas dan kompetensi internal LAN

b. Sasaran

1) Terumuskannya rekomendasi rancangan kebijakan, pengembangan

model, dan sistem/pedoman di bidang organisasi pemerintahan

negara

2) Terumuskannya rekomendasi rancangan kebijakan, pengembangan

model, dan sistem/pedoman di bidang manajemen pemerintahan

negara

3) Meningkatnya kompetensi SDM Aparatur Negara melalui pembinaan

Diklat yang berkualitas

4) Meningkatnya kompetensi SDM Aparatur Negara melalui

penyelenggaraan Diklat yang berkualitas

5) Meningkatnya kompetensi SDM Aparatur Negara melalui pendidikan

tinggi kedinasan dalam bidang ilmu administrasi

6) Meningkatnya perkonsultasian dalam bidang administrasi negara

7) Meningkatnya kapasitas dan kompetensi internal LAN

B. Gambaran Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural Di

Lembaga Administrasi Negara

Sebagaimana disebutkan didalam Surat Keputusan Kepala LAN Nomor 4 Tahun

2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara,

disebutkan bahwa Lembaga Administrasi Negara (LAN) adalah Lembaga

Pemerintah Pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan

tertentu dari Presiden. Dalam melaksanakan tugasnya ini, LAN dikoordinasikan

oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur

Negara. Sesuai dengan kedudukannya, disebutkan bahwa LAN mempunyai

tugas untuk melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sesuai dengan Kedudukannya, dan untuk menyelenggarakan Tugas dan

Fungsinya tersebut, susunan organisasi LAN terdiri dari :

1. Kepala

2. Sekreatariat Utama

3. Deputi Bidang Kajian Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur

4. Deputi Bidang Kajian Manajemen Kebijakan dan Pelayanan

5. Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan Administrasi Pembangunan

Otomasi Administrasi Negara

(19)

7. Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Sekolah Pimpinan Administrasi

Nasional

8. Inspektorat

9. Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur.

10. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi

Secara lebih rinci, berdasarkan susunan organisasi yang ada, dapat

digambarkan deskripsi tugas pokok dari jabatan eselon II, III dan IV di Lembaga

Administrasi Negara adalah sebagai berikut:

1.

Sekretariat Utama

Sekretariat Utama terdiri dari Biro Umum dan Biro Perencanaan, Organsasi

dan Kerjasama.

1.1.

Biro Umum.

Biro

umum

mempunyai

tugas

melaksanakan

pembinaan

kepegawaian, dukungan pelayanan teknis dan administrasi umum,

keuangan, pelayanan pengadaan barang dan jasa, serta pembinaan

kelompok jabatan fungsional di lingkungannya.

Biro Umum terdiri dari :

1.1.1 Bagian Kepegawaian : mempunyai tugas melaksanakan tata usaha

kepegawaian, mutasi, pengembangan, dan kesejahteraan pegawai

serta jabatan fungsional di lingkungannya.

1.1.1.1 Subbagian Tata Usaha Kepegawaian : mempunyai

tugas melakukan penghimpunan, penyusunan dan

pemeliharaan tata naskah kepegawaian, serta

penyiapan bahan penyusunan pedoman teknis

pelaksanaan peraturan kepegawaian.

1.1.1.2 Subbagian Mutasi :mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan rencana formasi pengadaan,

pengangkatan, kepangkatan, pemberhentian, dan

pemensiunan pegawai.

1.1.1.3 Subbagian

Pengembangan

dan

Kesejahteraan

Pegawai: mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan penyusunan dan pelaksanaan program

pengembangan dan kesejahteraan Pegawai.

1.1.2 Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

keuangan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

(20)

16

Standar Kompetensi

1.1.2.1 Subbagian Perbendaharaan : mempunyai tugas

melakukan kegiatan penerimaan, penyimpanan,

pembayaran atau penyerahan, penatausahaan, dan

pertanggungjawaban keuangan dan surat berharga

yang berada dalam pengelolaannya.

1.1.2.2 Subbagian Verifikasi : mempunyai tugas melakukan

verifikasi atas pengelolaan keuangan.

1.1.2.3 Subbagian Akuntansi : mempunyai tugas melakukan

penyelenggaraan

akuntansi

dan

pelaporan

keuangan.

1.1.3. Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan : mempunyai tugas

melaksanakan

urusan

kerumahtanggaan,

perlengkapan,

perjalanan, dan pengelolaan kampus pendidikan dan pelatihan

Pegawai Negeri Sipil.

1.1.3.1. Subbagian Rumah Tangga mempunyai tugas

melakukan urusan kerumahtanggaan, pengamanan

kantor dan pemeliharaan sarana dan prasarana

kantor.

1.1.3.2. Subbagian Perlengkapan dan Perjalanan: mempunyai

tugas

melakukan

perencanaan,

penerimaan,

penyimpanan, penyaluran barang persediaan dan

urusan administrasi perjalanan dinas serta pelayanan

angkutan pegawai.

1.1.3.3. Subbagian Pengelolaan Kampus mempunyai tugas

melakukan urusan kerumahtanggaan, dan keamanan

di lingkungan Kampus pendidikan dan pelatihan

PNS.

1.1.3.4. Subbagian Penatausahaan Barang Milik Negara

mempunyai

tugas

melakukan

perencanaan,

penerimaan, pendistribusian, inventarisasi, rencana

penghapusan dan pelaporan barang milik negara.

1.1.4. Bagian Tata Usaha Pimpinan: mempunyai tugas melaksanakan

urusan kearsipan dan ekspedisi, tata usaha kepala, keprotokolan

serta koordinasi tata usaha Pimpinan.

1.1.4.1. Subbagian Protokol : mempunyai tugas melakukan

pemberian layanan teknis dan administratif kepada

Kepala serta urusan keprotokolan.

1.1.4.2. Subbagian Arsip dan Ekspedisi : mempunyai tugas

melakukan

pengelolaan

urusan

kearsipan,

(21)

merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan proses

pengadaan barang dan jasa.

1.1.5.1 Subbagian Pengadaan Barang dan Jasa Satu

mempunyai tugas merencanakan, menyiapkan dan

melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa

yang anggarannya dibiayai dari jenis belanja barang.

1.1.5.2 Subbagian Pengadaan Barang dan Jasa Dua

mempunyai tugas merencanakan, menyiapkan dan

melaksanakan proses pengadaan barang dan jasa

yang anggarannya dibiayai dari jenis belanja modal.

1.2.

Biro Perencanaan, Organisasi dan Kerjasama

Biro Perencanaan, Organisasi dan Kerjasama mempunyai tugas

melaksanakan koordinasi perencanaan kegiatan dan program,

penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pembinaan

organisasi, administrasi kerjasama dalam dan luar negeri,

kehumasan dan publikasi serta pembinaan kelompok jabatan

fungsional di lingkungannya.

Biro Perencanaan , Organisasai dan Kerjasama terdiri dari :

1.2.1

Bagian Perencanaan dan Pelaporan : mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana kegiatan rutin dan program

pembangunan, koordinasi dan evaluasi program, pelaporan,

serta pembinaan jabatan fungsional di lingkungannya.

1.2.1.1. Subbagian

Perencanaan

:

mempunyai

tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana

kegiatan dan anggaran, baik rutin maupun program

pembangunan.

1.2.1.2. Subbagian Pelaporan : mempunyai tugas melakukan

penyusunan laporan dan penyiapan bahan evaluasi

kegiatan rutin dan program pembangunan serta

penyiapan bahan pidato kenegaraan.

1.2.2

Bagian Hukum dan Organisasi : mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan rancangan peraturan

perundang-undangan, pelayanan dan bantuan hukum, serta penelaahan,

analisis, evaluasi dan penyiapan penataan kelembagaan seluruh

satuan unit di lingkungan Lembaga.

(22)

18

Standar Kompetensi

penelaahan dan penyusunan rancangan peraturan

perundang-undangan, penyusunan dokumentasi dan

penyiapan informasi hukum, penyuluhan dan

pelayanan konsultasi hukum, dan pertimbangan

kontrak dan perjanjian dalam dan luar negeri yang

berkaitan dengan tugas Lembaga.

1.2.2.2. Subbagian Organisasi : mempunyai tugas melakukan

pengumpulan dan pengolahan data untuk bahan,

penelaahan, analisis, dan evaluasi serta penyiapan

bahan penataan kelembagaan semua satuan unit di

lingkungan Lembaga.

1.2.3

Bagian Administrasi Kerjasama Luar Negeri : mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana, penyiapan keberangkatan

ke luar negeri, pengkoordinasian dan evaluasi program

kerjasama luar negeri bilateral dan multilateral.

1.2.3.1. Subbagian Kerjasama Bilateral : mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana

pengkoordinasian, evaluasi dan pelaporan program

kerjasama bilateral.

1.2.3.2. Subbagian Kerjasama Multilateral mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana,

pengkoordinasian, evaluasi dan pelaporan program

kerjasama multilateral.

1.2.4

Bagian Hubungan Masyarakat dan Publikasi : mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan informasi di bidang administrasi

negara, hubungan masyarakat dan publikasi serta pembinaan

jabatan fungsional di lingkungannya.

1.2.4.1. Subbagian Humas: mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan informasi di bidang administrasi

negara dan urusan hubungan masyarakat.

1.2.4.2. Subbagian Publikasi mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan publikasi kegiatan LAN dan kajian di

bidang administrasi negara.

(23)

Daya Aparatur, dan Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah. Dalam

melaksanakan tugas ini, masing-masing Kapus terdiri dari : Bagian

Administrasi dan Kelompok Jabatan Fungsional.

2.1. Pusat Kajian Kinerja Kelembagaan: mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana, penelaahan kebijakan, pengkajian dan evaluasi

pelaksanaan program kajian kinerja kelembagaan, serta pemberian

bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan

fungsional dilingkungannya. Jabatan structural yang ada di Pusat

Kajian Kinerja Kelembagaan yaitu:

2.1.1. Bagian Administrasi mempunyai tugas melaksanakan pemberian

bantuan teknis dan administrative kepada Pusat dan kelompok

jabatan fungsional di lingkungannya

2.2. Pusat Kajian Kinerja Sumber Daya Aparatur : mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana, penelaahan kebijakan, pengkajian

dan evaluasi pelaksanaan program kajian kinerja sumber daya

aparatur, serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada

Pusat dan kelompok jabatan fungsional dilingkungannya. Jabatan

structural yang ada di Pusat Kajian Kinerja Sumber Daya Aparatur

yaitu:

2.2.1. Bagian Administrasi mempunyai tugas melaksanakan pemberian

bantuan teknis dan administrative kepada Pusat dan kelompok

jabatan fungsional di lingkungannya

2.3.

Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah : mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana, penelaahan kebijakan ,

pengkajian dan evaluasi pelaksanaan program kajian kinerja otonomi

daerah, serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada

Pusat dan kelompok jabatan fungsional dilingkungannya. Jabatan

structural yang ada di Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah yaitu:

2.3.1. Bagian Administrasi mempunyai tugas melaksanakan pemberian

bantuan teknis dan administrative kepada Pusat dan kelompok

jabatan fungsional di lingkungannya

(24)

20

Standar Kompetensi

Terdiri dari Pusat Kajian Manajemen Kebijakan dan Pusat Kajian Manajemen

Pelayanan. Dalam melaksanakan tugas ini, masing-masing Kapus terdiri dari

Bagian Administrasi dan Kelompok Jabatan Fungsional.

3.1. Pusat Kajian Manajemen Kebijakan: mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana, penelaahan kebijakan, pengkajian dan evaluasi

pelaksanaan

program

kajian

manajemen

kebijakan

dan

pembangunan, manajemen perekonomian negara serta pemberian

bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan

fungsional dilingkungannya. Jabatan structural yang ada di Pusat

Kajian Manajemen Kebijakan yaitu:

3.1.1. Bagian Administrasi mempunyai tugas melaksanakan pemberian

bantuan teknis dan administrative kepada Pusat dan kelompok

jabatan fungsional di lingkungannya

3.2. Pusat Kajian Manajemen Pelayanan: mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana, penelaahan kebijakan, pengkajian dan evaluasi

pelaksanaan program kajian manajemen pelayanan serta pemberian

bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan

fungsional dilingkungannya. Jabatan structural yang ada di Pusat

Kajian Manajemen Pelayanan yaitu:

3.2.1. Bagian Administrasi mempunyai tugas melaksanakan pemberian

bantuan teknis dan administrative kepada Pusat dan kelompok

jabatan fungsional di lingkungannya

4. Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan Administrasi Pembangunan

dan Otomasi Administrasi Negara.

Terdiri dari Pusat Kajian Administrasi Internasional, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sistem Informasi dan Otomasi Administrasi Negara, dan

Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara. Dalam melaksanakan tugas ini,

masing-masing Kapus terdiri dari : Bagian Administrasi dan Kelompok

Jabatan Fungsional.

4.1. Pusat

Kajian

Administrasi

Internasional:

mempunyai

tugas

melaksanakan penyusunan rencana, penelaahan kebijakan ,

pengkajian dan evaluasi pelaksanaan program kajian perbandingan

administrasi pembangunan, kerjasama regional dan internasional

serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan

kelompok jabatan fungsional dilingkungannya. Jabatan structural yang

ada di Pusat Kajian Administrasi Internasional yaitu:

(25)

4.1.1. Bagian Administrasi mempunyai tugas melaksanakan pemberian

bantuan teknis dan administrative kepada Pusat dan kelompok

jabatan fungsional di lingkungannya

4.2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi dan Otomasi

Administrasi Negara: mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

rencana, penelitian, pengkajian dan evaluasi pelaksanaan program

penelitian dan pengembangan sistem informasi dan otomasi

administrasi negara serta pemberian bantuan teknis dan administratif

kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional dilingkungannya.

Jabatan structural yang ada di Pusat Penelitian dan Pengembangan

Sistem Informasi dan Otomasi Administrasi Negara yaitu:

4.2.1. Bagian Administrasi mempunyai tugas melaksanakan pemberian

bantuan teknis dan administrative kepada Pusat dan kelompok

jabatan fungsional di lingkungannya

4.3. Pusat Kajian Hukum Administrasi Negara: mempunyai tugas

melaksanakan

penyusunan

rencana,

penelaahan

kebijakan,

pengkajian dan evaluasi pelaksanaan program kajian hukum

administrasi negara serta pemberian bantuan teknis dan administratif

kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional dilingkungannya.

Jabatan structural yang ada di Pusat Kajian Administrasi Internasional

yaitu:

4.3.1.Bagian

Administrasi

mempunyai

tugas

melaksanakan

pemberian bantuan teknis dan administrative kepada Pusat dan

kelompok jabatan fungsional di lingkungannya

5. Deputi Bidang Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur

Deputi Bidang Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur terdiri dari

Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur dan Direktorat

Pembinaan Widyaiswara.

5.1 Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur: mempunyai

tugas melaksanakan pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan,

Pendidikan, Pelatihan Kepemimpinan, Ujian Dinas, Pendidikan dan

Pelatihan Teknis, Pendidikan dan Peltihan Fungsional, standarisasi,

akreditasi, sertifikasi, dan sistem informasi pendidikan dan pelatihan

(26)

22

Standar Kompetensi

Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur terdiri dari

5.1.1. Bagian Administrasi: mempunyai tugas melaksanakan

pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Direktorat

dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya.

5.1.2. Sub Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Struktural :

mempunyai tugas mempersiapkan bahan penyusunan

rancangan pedoman pembinaan, pengembangan kurikulum

dan bahan ajar, bahan pengendalian mutu, pemantauan,

evaluasi

penyelenggaraan

Pendidikan

dan

Pelatihan

Prajabatan, Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan, Ujian

Dinas, standarisasi, akreditasi, dan sertifikasi serta sistem

informasi pendidikan dan pelatihan aparatur.

5.1.2.1 Seksi Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Ujian

Dinas, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan rancangan pembinaan, pengembangan

kurikulum dan bahan ajar, pengendalian mutu,

pemantauan, dan pedoman evaluasi penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan dan Ujian Dinas;

5.1.2.2. Seksi Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan :

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

penyusunan rancangan pembinaan, pengembnagan

kurikulum dan bahan ajar, pengendalian mutu,

pemantauan,

dan

evaluasi

penyelenggaraan

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan

5.1.2.3. Seksi Akreditasi, Sertifikasi, dan Sistem Informasi

Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan standarisasi, akreditasi,

sertifikasi, dan sistem informasi pendidikan dan

pelatihan aparatur.

5.1.3. Sub Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan

Fungsional : mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan rancangan pedoman pembinaan, pedoman

pengembangan kurikulum dan bahan ajar, bahan pengendalian

mutu, standarisasi pemantauan serta pedoman evaluausi

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis dan

fungsional.

5.2. Direktorat Pembinaan Widyaiswara mempunyai tugas melaksanakan

pembinaan

jabatan

fungsional

Widyaiswara

di

lingkungan

Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan instansi

lainnya, baik di Pusat maupun di Daerah, pemberian bantuan teknis

(27)

dilingkungannya, serta pembinaan jabatan fungsional Widyaiswara.

Direktorat Pembinaan Widyaiswara terdiri dari :

5.1.1. Bagian Administrasi mempunyai tugas mempunyai tugas

melaksanakan pemberian bantuan teknis dan administratif

kepada Direktorat dan kelompok jabatan fungsional di

lingkungannya.

5.2.2. Sub Direktorat Seleksi dan Pengembangan Widyaiswara

mempunyai tugas penyiapan perencanaan kebutuhan

widyaiswara, penyiapan seleksi calon widyaiswara, dan

penyusunan pedoman dan pengembangan jabatan fungsional

widyaiswara.

5.1.2.1. Seksi Seleksi Widyaiswara mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan seleksi calon widyaiswara di lingkungan Kementerian,

Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan Instansi lainnya baik di

Pusat maupun di Daerah.

5.1.2.2. Seksi Pengembangan Widyaiswara mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan rencana pengembangan widyaiswara dan

pengembangan sistem informasi widyaiswara.

5.2.3. Sub Direktorat Evaluasi dan Penempatan Widyaiswara

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan

evaluasi dan pelaporan pembinaan, evaluasi kinerja

dan angka kredit informasi penempatan widyaiswara,

serta pengembangan sistem informasi evaluasi dan

pelaporan kinerja serta angka kredit Widyaiswara di

Lingkungan Kementerian, Lembaga Pemerintah Non

Kementerian dan Instansi lainnya baik di Pusat

maupun di Daerah.

6.

Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan Sekolah Tinggi Pimpinan

Administrasi Nasional, terdiri dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan SPIMNAS

Bidang Kepemimpinan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan SPIMNAS Bidang

Teknik manajemen dan Kebijakan Pembangunan serta Balai Pendidikan dan

Pelatihan Bahasa.

6.1. Pusdiklat SPIMNAS Bidang Kepemimpinan, mempunyai tugas

melaksanakan perencanaan, penyiapan bahan perumusan kebijakan,

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan program

Pengembangan Eksekutif Nasional serta evaluasi, pemberian

(28)

24

Standar Kompetensi

kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. Jabatan yang ada di

Pusdiklat SPIMNAS Bidang Kepemimpinan terdiri dari :

6.1.1. Bagian

Administrasi

di

Pusdiklat

SPIMNAS

Bidang

Kepemimpinan mempunyai tugas melaksanakan pemberian

bantuan teknis dan administrastif kepada Pusat dan kelompok

jabatan fungsional di lingkungannya. Terdiri dari :

6.1.1.1. Subbagian Keuangan mempunyai tugas : melakukan

penyiapan penyusunan anggaran, pengelolaan kas,

perbendaharaan,

pembukuan,

dan

verifikasi

pelaksanaan anggaran pusat.

6.1.1.2. Subbagian tata Usaha mempunyai tugas melakukan

pelaksanaan

urusan

persuratan,

kearsipan,

kepegawaian, perlengkapan, kerumahtanggaan, dan

penyusunan laporan.

6.1.2. Bagian

Perpustakaan

mempunyai

tugas

melaksanakan

perencanaan,

pengadaan,

pengelolaan,

pelayanan,

dokumentasi, serta publikasi informasi dan bahan pustaka di

bidang administrasi negara, pengembangan, kerjasama antar

perpustakaan, serta pembinaan jabatan fungsional di

lingkungannya.

6.1.3. Bidang Akademis dan Pembinaan Alumni mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan bahan pengembnagan

kurikulum dan bahan ajar Pendidikan dan Pelatihan

kepemimpinan (Diklatpim) dan Program PEN, penyispan bahan

pengendalian dan evaluasi pengembangan kurikulum

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) dan

Program PEN, serta pembinaan alumni. Terdiri dari :

6.1.3.1. Subbidang Akademis : mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan penyusunan rencana pengembangan

kurikulum dan bahan ajar Pendidikan dan Pelatihan

Kepempinan

(Diklatpim)

dan

Program

PEN,

pengendalian dan evaluasi pengembangan kurikulum.

6.1.3.2. Subbidang

Peserta

dan

Pembinaan

Alumni

:

mempunyai tugas melakukan pendataan dan penyiapan

bahan pemanggilan calon peserta Pendidikan dan

Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) dan Program PEN,

penyiapan bahan monitoring dan evaluasi Pendidikan

dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) dan Program

PEN.

(29)

6.1.4. Bidang Pengajaran mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan rencana penyelenggaraan program pengajaran,

pendidikan dan pelatihan di bidang kepemimpinan dan program

PEN, serta penyiapan bahan pengendalian dan evaluasi

penyelenggaraan program pengajaran.

6.1.4.1. Subbidang Perencanaan Program mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana

penyelenggaraan program pengajaran dan Pendidikan

Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) dan Program PEN.

6.1.4.2. Subbidang Evaluasi Pengajaran mempunyai tugas

melakukan penyiapan bahan pengendalian dan evaluasi

penyelenggaraan program pengajaran Pendidikan dan

Pelatihan Kepempinan (Diklatpim) dan Program PEN.

6.2. Pusat Diklat Teknis Manajemen Kebijakan dan Pembangunan (TMKP)

mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, penyiapan ahan

perumusan kebijakan, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

Teknik Manajemen, Fungsional, dan Kebijakan Pembangunan,

evaluasi, dan pemberian bantuan teknis dan administrative kepada

Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. Jabatan di

Pusdiklat SPIMNAS Bidang TMKP terdiri dari:

6.2.1. Bidang Akademis (TMKP) mempunyai tugas melaksanakan

pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan

Kelompok jabatan Fungsiona; di lingkungannya.

6.2.2. Bidang Pengajaran (TMKP) mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana penyelenggaraan program pengajaran,

Pendidikan dan Pelatihan Teknik Manajemen, Fungsional, dan

Kebijakan Pembangunan serta penyiapan bahan pengendalian

dan evaluasi penyelenggaraan program pengajaran.

6.2.3. Bagian

Administrasi

mempunyai tugas

melaksanakan

pemberian bantuan teknis dan administrative kepada Pusat

dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya.

6.3.1. Balai Bahasa mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan

pelatihan bahasa bagi pegawai negeri sipil dan pegawai

BUMN/BUMD dan instansi pemerintah lainnya. Jabatan struktural

(30)

26

Standar Kompetensi

6.3.1.1. Kasubbag Tata Usaha Balai Bahasa mempunyai tugas

melakukan urusan surat menyurat, penjadualan pelaksanaan

pendidikan dan pelatihan, administrasi akademik, penyiapan

sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan, urusan

ketatausahaan widyaiswara, urasan keuangan, penyusunan

laporan kerja Balai.

7.

Inspektorat

Mempunyai tugas membantu Kepala LAN dalam melaksanakan

pengawasan dan membuat laporan hasil pengawasan di lingkungan LAN

serta pemberian bantuan teknis dan administratif kepada inspektorat dan

kelompok jabatan fungsional di lingkungannya.

7.1 Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pemberian

bantuan teknis dan administratif kepada inspektorat dan kelompok

jabatan fungsional di lingkungannya, penyusunan laporan hasil

pengawasan, dan pelaksanaan bimbingan kelompok jabatan

fungsional di lingkungannya.

8.

Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur

Mempunyai tugas menyelenggarakan kajian/penelitian dan pengembangan

di bidang administrasi negara dan pendidikan dan pelatihan aparatur

negara sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Kepala LAN.

PKP2A terdiri dari :

a. Bagian Tata Usaha

b. Bidang Kajian Kinerja Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur

c. Bidang Kajian Manajemen Kebijakan, Pelayanan dan Otomasi

Administrasi

d. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur

e. Kelompok Jabatan Fungsional lainnya.

8.3. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan

pelayanan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok

jabatan fungsional di lingkungannya.

8.3.1. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas

penyiapan bahan koordinasi perencanaan program,

surat-menyurat dan kearsipan.

8.3.2. Subbagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas

melakukan tata usaha kepegawaian, penyiapan bahan mutasi

kepegawaian, pengembangan dan kesejahtaeraan pegawai,

serta pelayanan rumah tangga, keamanan kantor, protokol dan

humas, perlengkapan, dan perjalanan dinas.

(31)

keuangan, penganggaran, verifikasi dan pembukuan.

8.4. Bidang Kajian Kinerja Kelembagaan dan Sumber Daya Aparatur

mempunyai tugas menyelenggarakan perencanaan, pelaksanaan,

pembinaan , pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program kajian

kinerja kelembagaan dan sumber daya aparatur.

8.5. Bidang Kajian Manajemen Kebijakan, Pelayanan, dan Otomasi

Administrasi mempunyai tugas menyelenggarakan perencanaan,

pelaksanaan, pembinaan, pengendalian, evaluasi pelaksanaan

program dan kebijakan administrasi negara yang meliputi bidang

pemerintahan

umum,

pembangunan,

perekonomian

negara,

amanajemen kebijakan dan pelayanan, dan otomasi administrasi,

serta pengelolaan dan pengembangan perpustakaan , dokumentasi

dan publikasi administrasi.

8.6. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur mempunyai tugas

menyelenggarakan pendidikan dan Pelataihan Prajabatan, Pendidikan

dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim), Pendidikan dan Pelatihan

Teknis, Pendidikan dan Pelatihan Fungsional, serta pembinaan Diklat

dan

Widyaiswara

yang

meliputi

sosialisasi,

bimbingan,

perkonsultasian, pemantauan dan pengendalian.

Lembaga Administrasi Negara memiliki 4 (empat) PKP2A, yaitu PKP2A I

Jatinangor, PKP2A II Makassar dan PKP2A III Samarinda, serta PKP2A IV

Nangro Aceh Darussalam. Empat PKP2A ini mempunyai tugas dan fungsi

yang sama termasuk dalam struktur organisasinya.

9.

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi

Mempunyai tugas menyelenggarakan pendidikan gelar kesarjanaan dan

pengembangan ilmu di bidang administrasi negara sesuai dengan kebijakan

yang ditetapkan Kepala LAN.

STIA terdiri dari :

a. Bagian Tata Usaha

b. Bagian Akademik

c. Kelompok Jabatan Fungsional lainnya.

9.3. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan

pelayanan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok

(32)

28

Standar Kompetensi

9.3.1. Subbagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas

penyiapan bahan koordinasi perencanaan program,

surat-menyurat dan kearsipan.

9.3.2. Subbagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas

melakukan tata usaha kepegawaian, penyiapan bahan mutasi

kepegawaian, pengembangan dan kesejahtaeraan pegawai,

serta pelayanan rumah tangga, keamanan kantor, protokol dan

humas, perlengkapan, dan perjalanan dinas.

9.3.3. Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan tata usaha

keuangan, penganggaran, verifikasi dan pembukuan.

Sesuai dengan judul dan ruang lingkup dalam Penyusunan Standar Kompetensi

Jabatan Lembaga Administrasi Negara, maka deskripsi tugas sebagaimana

penjelasan di atas akan dikelompokkan berdasarkan bidang-bidang pekerjaan/

rumpun pekerjaan yang mempunyai karakteristik yang sama. Pengelompokkan

tersebut, tentunya akan memudahkan dalam penetapan standar kompetensi

Jabatan struktural.

(33)

BAB IV

STANDAR KOMPETENSI JABATAN DI LEMBAGA

ADMINISTRASI NEGARA

A.

Model Standar Kompetensi Jabatan LAN

Model Kompetensi LAN untuk Pejabat Struktural Eselon II, III dan IV terdiri dari

tiga unsur: Klasifikasi kompetensi berdasarkan jenis, indikator perilaku untuk

masing-masing kompetensi, dan Skala Kemahiran atau Tingkat Kompetensi

yang dibutuhkan oleh setiap pejabat struktural eselon II, III dan IV.

Model Kompetensi Pejabat Struktural Eselon II, III dan IV LAN terdiri dari:

1.

Klasifikasi Kompetensi berdasarkan jenis dan definisinya,

2.

Deskripsi masing-masing kompetensi berdasarkan indikator perilaku, dan

3.

Skala Kemahiran atau Tingkat Kompetensi yang dibutuhkan oleh setiap

pejabat struktural eselon II, III dan IV.

1.

Jenis Kompetensi

Klasifikasi ini menjabarkan jenis-jenis kompetensi yang sangat berbeda.

a. Kompetensi Dasar.

Kompetensi Dasar/Pokok adalah kompetensi yang harus dimiliki atau

dapat ditunjukkan oleh para pegawai yang akan menjadi pejabat

struktural eselon II, III dan IV. Bila beberapa Kompetensi Pokok

tersebut telah berada pada tataran tinggi sebelum memasuki

golongan

manajer

tingkat

menengah,

maka

Kompetensi

Bidang/Generiklah yang akan ditingkatkan. Jadi Kompetensi

Dasar/Pokok merupakan sebagian dari langkah-langkah mendasar

yang dibutuhkan agar dapat menunjukkan Kompetensi Bidang/

Generik dengan baik.

Kompetensi Dasar dapat dianggap sebagai kompetensi yang harus

dikuasai sebelum melakukan Kompetensi Bidang untuk Pejabat

Struktural Eselon II, III dan IV. Kompetensi Dasar menjamin bahwa

semua pejabat eselon II, III dan IV memiliki kemampuan dan

keterampilan dasar prasyarat yang sama yang pada gilirannya akan

mendukung kemampuan para manajer untuk bekerja sama dengan

cara yang umum dengan pelanggan internal dan eksternal sesuai

(34)

30

Standar Kompetensi

b. Kompetensi Bidang/ Manajerial/Generik

Kompetensi Bidang/ Generik adalah kompetensi yang dibutuhkan oleh

para pejabat eselon II, III dan IV untuk melaksanakan hampir seluruh

tugas dan kegiatan Pelayanan Publik dalam organisasinya atau

unitnya. Kompetensi ini tidak termasuk kompetensi jabatan khusus

atau kompetensi profesional.

c. Kompetensi Khusus atau Unik

Kompetensi Khusus atau Unik merupakan kompetensi yang spesifik

untuk satu atau beberapa pegawai atau sekelompok kecil pegawai

yang sedang melaksanakan fungsi khusus atau unik. Dengan kata lain

kompetensi ini merupakan prasyarat teknis atau profesional yang

mungkin hanya berlaku untuk satu jenis pekerjaan.

Kompetensi Dasar/Pokok untuk Pejabat Eselon II, III dan IV adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. 1

Kompetensi Dasar/ Pokok

No. Kompetensi Dasar/ Pokok

Kode

Jabatan Struktural

Eselon II

Eselon III

Eselon

IV

1.

Pengelolaan Diri

PeDe

3

2

1

2.

Pemberian Pengaruh

PePe

3

2

1

3.

Integritas

INTG

3

2

1

4.

Fleksibilitas

FLEX

3

2

1

5.

Berfikir Kreatif

BKREA

3

2

1

6.

Komunikasi Organisasi

KORG

3

2

1

7.

Pengambilan Keputusan

PKEPT

3

2

1

Perbedaan standar kompetensi pokok antara jabatan sruktural satu

dengan jabatan struktural lainnya ditentukan oleh tingkat kemahirannya.

Makin tinggi jabatan struktural makin tinggi tingkat kemahiran

kompetensinya. Begitupula untuk standar kompetensi manajerial dan

khusus.

Gambar

Tabel 4.4  Tingkat Kemahiran

Referensi

Dokumen terkait

Kuadran A ini disebut sebagai prioritas utama yang harus ditingkatkan oleh pihak rumah sakit karena pada daerah ini pasien memiliki harapan yang tinggi namun

The weaning period is a crucial stage in the growth and development of the infant and child. The timing of weaning, the choice of foods, their methods of preparation, and how

LAMPI RAN I .2 PERDA PERTANGGUNGJAWABAN - RI NCI AN LAPORAN REALI SASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERI NTAHAN DAERAH, ORGANI SASI , PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBI AYAAN. BULUKUMBA,

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi D.I Bunga Melur pada Dinas Pengairan Kabupaten Aceh Tenggara Sumber Dana APBK Aceh Tenggara Tahun

[r]

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau

PERANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PRODUK SINGLET POLOS RENDA CABUT

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran uang dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun