• Tidak ada hasil yang ditemukan

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Klasifikasi Pinjaman dan Hibah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November 2017– hal 1 Direktorat Pinjaman dan Hibah merupakan unit eselon II di bawah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang tugas utamanya adalah melaksanakan pengelolaan pinjaman dan hibah Pemerintah Republik Indonesia.

Pengelolaan pinjaman dan hibah dimaksud antara lain meliputi:  Penandatanganan perjanjian pinjaman dan hibah;

 Amandemen atas perjanjian pinjaman dan hibah;  Penutupan masa laku penarikan pinjaman dan hibah;  Pengelolaan Debt Swap.

Laporan ini merupakan laporan pengelolaan pinjaman dan hibah yang dilaksanakan Direktorat Pinjaman dan Hibah selama bulan November 2017.

Klasifikasi Pinjaman dan Hibah

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No.54 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah dan PP No. 10 tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah, pinjaman berupa:

 Pinjaman Dalam Negeri

Pinjaman Dalam Negeri (PDN) bersumber dari BUMN, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan Daerah.

 Pinjaman Luar Negeri

Pinjaman Luar Negeri bersumber dari:

- Kreditor Multilateral, yaitu lembaga keuangan internasional yang beranggotakan

beberapa negara yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.

- Kreditor Bilateral, yaitu pemerintah negara asing atau lembaga yang bertindak untuk

pemerintah negara asing yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah.

- Kreditor Swasta Asing (KSA), yaitu lembaga keuangan asing, lembaga keuangan

nasional, dan lembaga non keuangan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia yang memberikan pinjaman kepada Pemerintah berdasarkan perjanjian pinjaman tanpa jaminan dari Lembaga Penjamin Kredit Ekspor (LPKE).

- LPKE, yaitu lembaga yang ditunjuk negara asing untuk memberikan jaminan, asuransi,

pinjaman langsung, subsidi bunga, dan bantuan keuangan untuk meningkatkan ekspor negara yang bersangkutan atau bagian terbesar dari dana tersebut dipergunakan untuk membeli barang/jasa dari negara bersangkutan yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia.

(2)

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November 2017– hal 2 PP No.10 tahun 2011 juga mengatur sumber Hibah sebagai berikut:

Hibah Dalam Negeri, yaitu yang berasal dari lembaga keuangan dalam negeri, lembaga non

keuangan dalam negeri, Pemerintah Daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan melakukan kegiatan di wilayah Negara Republik Indonesia, lembaga lainnya, dan perorangan.

Hibah Luar Negeri, yaitu yang berasal dari negara asing (bilateral), lembaga di bawah

Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembaga multilateral, lembaga keuangan asing, lembaga non keuangan asing, lembaga keuangan nasional yang berdomisili dan melakukan kegiatan usaha di luar wilayah Negara Republik Indonesia, dan perorangan.

Kilas Kinerja

Selama bulan November 2017, aktivitas pengelolaan pinjaman dan hibah meliputi penandatanganan 19 perjanjian baru yaitu tiga Perjanjian Pinjaman Multilateral, lima Perjanjian Pinjaman Bilateral, satu Perjanjian Pinjaman KSA/LPKE, enam Perjanjian Realisasi Pinjaman Dalam Negeri dan empat Perjanjian Hibah Multilateral.

Pada bulan November 2017 juga dilakukan amandemen terhadap enam perjanjian yang terdiri dari tiga Perjanjian Pinjaman Bilateral, dua Perjanjian Pinjaman KSA/LPKE, serta satu Perjanjian Hibah Multilateral. Selain itu, terdapat penutupan satu Perjanjian Pinjaman Multilateral dan satu Perjanjian Pinjaman Bilateral.

(3)

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November 2017– hal 3

Pengelolaan Pinjaman dan Hibah

1.

Penandatanganan Perjanjian Pinjaman dan Hibah

Perjanjian pinjaman yang ditandatangani pada November 2017 terdiri dari tiga Perjanjian Pinjaman Multilateral, lima Perjanjian Pinjaman Bilateral, satu Perjanjian Pinjaman KSA/LPKE, enam Perjanjian Realisasi Pinjaman Dalam Negeri dan empat Perjanjian Hibah Multilateral dengan total komitmen senilai USD2.349,04 juta ekuivalen Rp31,90 trilyun.

Perjanjian Pinjaman Multilateral pertama yang ditandatangani pada November 2017 yaitu perjanjian dengan World Bank untuk kegiatan Preparation of Proposed Tourism Development

Operation senilai USD4,00 juta, ditandatangani pada 21 November 2017 bertujuan menyusun integrated masterplan pembangunan tiga Destinasi Pariwisata Prioritas di Indonesia yaitu Danau

Toba, Borobudur, dan Mandalika (NTB). Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Perjanjian Pinjaman Multilateral kedua adalah perjanjian pinjaman program dengan World

Bank untuk Second Indonesia Fiscal Reform Development Policy Loan senilai USD300,00 juta,

ditandatangani pada 27 November 2017 bertujuan untuk pengembangan sektor fiskal Indonesia melalui (i) peningkatan komposisi belanja negara, penyerapan anggaran, dan efisiensi belanja negara, (ii) peningkatan efisiensi administrasi perpajakan, manajemen komplain dan kemampuan audit, serta mengurangi biaya pembayaran pajak dan (iii) peningkatan potensi penerimaan dan efisiensi ekonomi kebijakan perpajakan. Bertindak selaku Executing Agency Kementerian Keuangan.

Perjanjian Pinjaman Multilateral ketiga berupa perjanjian dengan World Bank untuk National

Affordable Housing Program Project senilai USD450,00 juta, ditandatangani pada 30 November

2017 yang bertujuan untuk mendukung program satu juta rumah dalam rangka meningkatkan akses rumah tangga berpenghasilan rendah terhadap perumahan terjangkau. Bertindak selaku Executing

Agency Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Perjanjian Pinjaman Bilateral pertama yang ditandatangani pada November 2017 yaitu perjanjian pinjaman program dengan KfW Jerman untuk Sustainable and Inclusive Energy Program (SIEP)–Subprogramme senilai EUR100,00 juta ditandatangani pada 1 November 2017 bertujuan untuk meningkatkan pasokan daya dari sumber energi berkelanjutan dan lebih mudah diakses melalui i) perbaikan fiscal sustainability governance sektor energi, ii) partisipasi sektor swasta dalam daya dan gas, dan iii) perbaikan peraturan untuk meningkatkan akses pada clean energy. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Perjanjian Pinjaman Bilateral kedua berupa perjanjian pinjaman program dengan AFD Perancis untuk Sustainable and Inclusive Energy Program (SIEP)–Subprogram II senilai EUR100,00 juta, ditandatangani pada 17 November 2017 bertujuan untuk mengembangkan sektor energi yang menyeluruh dan berkelanjutan melalui peningkatan iklim investasi pada sektor energi, investasi pada penggunaan energi yang diperbaharui dan efisiensi energi, serta perluasan akses pada energi modern. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Perjanjian Pinjaman Bilateral ketiga berupa perjanjian dengan KfW Jerman untuk Hasanuddin

University Hospital Development senilai EUR30,00 juta, ditandatangani pada 1 November 2017

bertujuan untuk pengembangan rumah sakit pendidikan Universitas Hasanuddin Makasar berupa kegiatan pengadaan peralatan untuk memenuhi standar RS Kelas B, penyelesaian pembangunan

(4)

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November 2017– hal 4 gedung, pengembangan SDM, pengembangan telemedicine dan sistem informasi manajemen. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Perjanjian Pinjaman Bilateral keempat berupa perjanjian dengan JICA Jepang untuk

Development of World Class University with Socio Entrepreneurial Spirit at Universitas Gadjah Mada

senilai JPY8,31 miliar, ditandatangani pada 15 November 2017 bertujuan untuk peningkatan kualitas pendidikan di UGM dengan pembangunan dan perbaikan gedung serta fasilitas pendidikan dan penelitian. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Perjanjian Pinjaman Bilateral kelima berupa perjanjian dengan JICA Jepang untuk Patimban

Port Development Project (I) senilai JPY118,91 miliar, ditandatangani pada 15 November 2017,

bertujuan untuk pembangunan pelabuhan laut internasional dan akses jalan di Subang untuk untuk meningkatkan aktivitas ekonomi. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Perhubungan.

Perjanjian Pinjaman KSA/LPKE yang ditandatangani pada bulan November 2017 berupa perjanjian dengan PT BNI (Persero) cabang Hongkong senilai USD34,00 juta, ditandatangani pada 29 November 2017 untuk membiayai pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan.

Perjanjian PDN yang ditandatangani pada November 2017 berupa enam realisasi Perjanjian Induk Pinjaman Dalam Negeri tahun 2017 Tahap I dengan PT Bank Mandiri (Persero) senilai Rp274,35 miliar, ditandatangani pada 14 November 2017 untuk membiayai pengadaan almatsus di Kepolisian RI.

Selain perjanjian pinjaman, terdapat juga penandatanganan empat Perjanjian Hibah Multilateral. Perjanjian Hibah Multilateral pertama berupa perjanjian dengan ADB untuk Knowledge

and Support Technical Assistance for Leveraging Information and Communication Technology for Irrigated Agricultural Information Project senilai USD2,00 juta, ditandatangani 21 November 2017.

Hibah bertujuan untuk mengembangkan mekanisme penyampaian informasi kepada para petani melalui penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam membangun kemampuan untuk meningkatkan hasil pertanian. Bertindak sebagai Executing Agency adalah Bappenas.

Perjanjian Hibah Multilateral kedua berupa perjanjian dengan UNDP untuk Combatting Illegal

and Unsustainable Trade in Endangered Species in Indonesia senilai USD6,99 juta, ditandatangani

pada 17 November 2017 bertujuan untuk mendukung Pemerintah Indonesia mengendalikan penjualan satwa langka serta memberantas penjualan satwa langka. Bertindak selaku Executing

Agency adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Perjanjian Hibah Multilateral ketiga berupa perjanjian dengan UNDP untuk Strengthening

Forest Area Planning and Management in Kalimantan senilai USD9,00 juta, ditandatangani pada 29

November 2017 bertujuan untuk menjaga kawasan hutan, termasuk keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem, daerah daratan rendah dan pegunungan Kalimantan dalam menghadapi pertumbuhan dan perkembangan sektor perkebunan. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Perjanjian Hibah Multilateral keempat berupa perjanjian dengan World Bank untuk

Preparation of Proposed Tourism Development Operation senilai USD2,10 juta, ditandatangani pada

(5)

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November 2017– hal 5 Pariwisata Prioritas di Indonesia yaitu Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika (NTB). Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

2.

Amandemen Perjanjian Pinjaman dan Hibah

Perjanjian yang di-amandemen pada bulan November 2017 berjumlah enam perjanjian terdiri dari tiga Perjanjian Pinjaman Bilateral, dua Perjanjian Pinjaman KSA/LPKE, dan satu Perjanjian Hibah Multilateral.

Perjanjian Pinjaman Bilateral pertama yang di-amandemen adalah perjanjian dengan JICA-Jepang untuk Construction of Jakarta Mass Rapid Transit Project (I) senilai JPY48,15 miliar. Melalui surat tanggal 8 November 2017, JICA menyampaikan persetujuan amandemen berupa realokasi antar kategori dari kategori (C) Contigency ke kategori (A) Civil Work and Equipment Supply. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Perhubungan.

Perjanjian Pinjaman Bilateral kedua yang di-amandemen adalah perjanjian dengan JICA-Jepang untuk Construction of Jakarta Mass Rapid Transit Project (II) senilai JPY75,22 miliar. Melalui surat tanggal 8 November 2017, JICA menyampaikan persetujuan amandemen berupa realokasi antar kategori dari kategori (C) Contigency ke kategori (A) Civil Work and Equipment Supply dan kategori (B) Consulting Services. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Perhubungan.

Perjanjian Pinjaman Bilateral ketiga yang di-amandemen adalah perjanjian dengan JICA-Jepang untuk Railway Electrification and Double-Double Tracking of Java Main Line Project senilai JPY41,03 miliar. Melalui surat tanggal 7 November 2017, JICA menyampaikan persetujuan amandemen berupa perpanjangan masa berlaku pinjaman dari 11 September 2017 menjadi 11 September 2019. Bertindak selaku Executing Agency adalah Kementerian Perhubungan.

Perjanjian pinjaman KSA/LPKE yang di-amandemen pada bulan November 2017 terdiri dari dua perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero) cabang Singapore yang digunakan untuk pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan. Perjanjian Pinjaman KSA/LPKE pertama senilai USD6,38 juta, amandemen berupa perpanjangan availability period dari 31 Agustus 2017 menjadi 30 November 2018. Perjanjian Pinjaman KSA/LPKE kedua senilai USD12,07 juta dengan amandemen berupa perpanjangan availability period dari 31 Agustus 2017 menjadi 30 November 2017.

Selain amandemen perjanjian pinjaman, pada bulan November 2017 terdapat juga amandemen Perjanjian Hibah Multilateral dengan ADB senilai USD2,00 juta untuk Rice Fortification

for the Poor. Tujuan hibah adalah untuk mencegah dan mengurangi kekurangan zat gizi besi pada

program beras untuk masyarakat miskin. Amandemen berupa perpanjangan masa berlaku pinjaman dari 31 Desember 2015 menjadi 31 Desember 2017 untuk mengakomodasi penyelesaian administrasi serah terima barang dan proses closing account hibah berkenaan. Bertindak sebagai

(6)

Laporan Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Edisi November 2017– hal 6

Kegiatan pengecoran rel MRT pada Construction of Jakarta Mass Rapid Transit Project. Sumber www.jakartamrt.co.id

3.

Penutupan Perjanjian Pinjaman

Perjanjian Pinjaman yang telah selesai masa berlakunya berupa satu perjanjian dengan ADB dan satu perjanjian dengan JICA. Perjanjian Pinjaman pertama berupa Perjanjian dengan ADB yang digunakan untuk Financial Market Development and Inclusion Program – Subprogram 2. Pinjaman senilai USD400,00 juta ditandatangani 18 Juli 2017 dengan Executing Agency Kementerian Keuangan. ADB melalui surat tanggal 19 November 2017 menyampaikan bahwa pinjaman telah ditutup per 15 November 2017, karena seluruh pinjaman telah ditarik pada 15 September 2017.

Perjanjian pinjaman kedua berupa perjanjian dengan JICA yang digunakan untuk kegiatan

Participatory Irrigation and Improvement Management Project. Pinjaman senilai JPY12,31 miliar

ditandatangani 28 Maret 2008 dengan Executing Agency Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. JICA melalui surat tanggal 27 Oktober 2017 menyampaikan Notice of

Referensi

Dokumen terkait

kebahasaan beberapa teks information report lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait mata pelajaran lain di Kelas IX, pendek dan

14.2 Jika suatu Wanprestasi telah terjadi dan tidak diperbaiki dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender, maka Kuasa Para Pemberi Pinjaman untuk dan atas nama Para

Dengan memperhatikan ketentuan dalam Perjanjian ini, dengan terjadinya salah satu dari kejadian-kejadian di bawah ini (selanjutnya disebut sebagai “Wanprestasi”) maka seluruh

(2) Bantuan sosial bagi Penyandang Disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinir oleh Pemerintah Daerah melalui SKPD yang mempunyai tugas pokok dan

Kontur pada site cenderung menurun ke arah selatan dengan ketinggan kontur +0.5 m, 1.0 m, dan -1.0 m, pada desain dormitory eksisting perbedaan kontur tersebut tidak

Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak merayakan pesta kembang api di beberapa lokasi hingga di tempat-tempat wisata, seperti pantai yang

selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan kesabaran dalam membimbing penulisi. selaku pembimbing II yang telah

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui perbedaan peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains antara peserta didik yang mengikut pembelajaran