• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau (field research),

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau (field research),"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan atau (field research) , menggunakan pendekatan kualitatif yang merupakan metode untuk menemukan secara spesifik dan realistis tentang apa yang terjadi pada suatu saat di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang alami oleh subjek penelitian (Moleong, 2006 : 6). Untuk menghimpun data dengan mengungkap data dan menggambarkan kejadian-kejadian atau fenomena yang terjadi di lapangan dengan sebagaimana adanya.

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Model ini memfokuskan pada kasus tertenu. Studi kasus adalah suatu model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu sistem yang terbatas pada satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan konteks. Studi kasus adalah suatu model penelitian kualitatif yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama kurun waktu tertentu. Secara lebih dalam, studi kasus adalah suatu model yang bersifat konfrehensif, intens, terperinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer (Herdiansyah, 2010).

(2)

31

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian kualitatif merupakan hal yang sangat penting dan telah ditentukan ketika menetapkan fokos penelitian yang harus ada dalam sebuah penelitian. Lokasi atau setting penelitian menunjukkan komunitas yang akan diteliti sekaligus kondisi fisik dan social mereka (Suyanto, 2005:175). Penelitian ini dilaksanakan di Nagari Ujunggading, Kabupaten Pasaman Barat tepatnya di Jorong Kuamang dan Jorong Tamiang.

C. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak yang mengalami sibling rivalry di Nagari Ujung Gading, Pasaman Barat. Karakteristik subjek tersebut adalah:

a. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan b. Berusia antara 7-19 tahun

c. Mengalami sibling rivalry

Adapun kasus yang penulis temukan dilapangan ada lima kasus, di antaranya adalah AK seorang anak perempuan yang berusia 8 tahun, sementara adik perempuannya berusia kira-kira 1 tahun. AK adalah anak ketiga dari 5 bersaudara, dan adiknya adalah anak ke empat. AK tidak menyukai dan tidak peduli dengan adiknya. Hal ini dapat diketahui dar hasil observasi yang menunjukkan bahwa saat AK diajak menemui adiknya, AK menolak. Saat AK dipertemukan dengan adiknya, AK tidak mau mencium ataupun membelai adiknya. Penulis mewawancarai AK

(3)

pada tanggal 5 Juli 2016, AK mengatakan bahwa ndo adikku tu do, adik kak Anggi ti, (itu bukan adik saya, itu adiknya kak Anggi).

Fenomena lainnya juga terjadi pada G, seorang laki-laki berusia 18 tahun dan adik perempuannya berusia 8 tahun. G tidak menyukai adik perempuannya sejak masih kecil. G adalah anak ke empat dari lima bersaudar, dan adiknya adalah anak ke lima. Jarak umur G dengan adiknya lebih kurang 10 tahun. sikap rivalry G sangat terlihat ketika penilis melakukan observasi, yaitu sering penulis melihat G memarahi dan mendorong adiknya. Penulis bahkan melihat kejadian yang sama beberapa kali. Ketika penulis melakukan wawancara kepada G, penulis menanyakan kenapa G sering mamarahi adiknya, dan G pun menjawab malas aja G menengoknya, (G gak suka saja melihat dia).

Fenomena selanjutnya juga terjadi pada S, seorang anak perempuan yang berusia 10 tahun, sementara kakaknya berusia 12 tahun. jarak umur S dengan kakaknya adalah 2 tahun. S adalah anak anak kedua dari tiga bersaudara, dan kakaknya adalah anak pertama. S tidak menyukai kakaknya karena S mengatakan kalau dia sering dibandingkan dengan kakaknya. Dari hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan terhadap salah satu tetangga S mengatakan bahwa “N (kakak S) memang ponuruk ti, ndo bak adik nyo (S)”, (N kakaknya S memang penurut anaknya , tidak seperti adiknya S).

(4)

33

Selanjutnya penulis juga melakukan observasi kepada F, seorang anak laki-laki yang berusia 8 tahun dan adiknya yang berusia 6 tahun. Jarak umur F dengan adiknya adalah 2 tahun. F adalah anak pertama dari dua bersaudara. F sering bertengkar dengan adiknya, hal ini terlihat dari hasil observasi yang penulis lakukan yang menunjukkan bahwa F sering memarahi adiknya hingga adiknya menangis. Penulis juga melihat adanya perbedaan sikap orangtua terhadap F dan adiknya. Orangtua F sering membanding-bandingkan F dan adiknya, yang mana penulis kutip dari perkataan orangtua F yaitu “kalau F ndo lai nin tontu di inyo tu do, sikola pun ontah bak mano, ndo bak adikno copek monangkok pala diajai”, (F gak pernah tau apa-apa tentang sekolahnya, tidak seperti adiknya yang kalau diajari bisa cepat menerima apa yang kita ajarkan).

D. Informan penelitian

Informan utama (primer) dari penelitian ini adalah tiga orang yang megalami sibling rivalry dengan saudaranya di Nagari Ujung Gading, Kabupaten Pasaman Barat, sedangkan yang menjadi informan sekunder dalam penelitian ini adalah orangtua, kerabat, dan juga tetangga subjek.

Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan. Selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel sebelumnya itu peneliti dapat menetapkan sampel lainnya

(5)

yang dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap (Sugiyono, 2009:219).

E. Teknik Pemilihan Subjek

Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel-variabel yang diteliti. Dalam penelitian survei sosial, subjek penelitian ini adalah manusia sedangkan dalam penelitian-penelitian psikologi yang bersifat eksperimental seringkali digunakan pula hewan sebagai subjek, disamping manusia. Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 1998).

Subjek atau informan penelitian diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu subjek yang sengaja dipilih berdasarkan karakteristik yang diperlukan dalam penelitian. Teknik purposive sampling ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan, seperti memilih subjek orang yang memiliki tingkat pendidikan tertentu, jabatan tertentu, usia tertentu, dan sebagainya (Sugiyono, 2011: 219).

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselediki (Narbuko dan Ahmadi, 2001 : 71). Metode yang digunakan dalam observasi ini adalah anecdotal record, yang merupakan salah satu metode dalam observasi. Metode yang digunakan peneliti

(6)

35

melakukan observasi dengan hanya membawa kertas kosong untuk mencatat perilaku yang khas, unik, dan penting yang dilakukan subjek penelitian. Biasanya perilaku yang dicatat dengan metode anecdotal record merupakan perilaku yang memiliki keunikan tersendiri serta hanya muncul sesekali saja (Herdiansyah, 2010).

Penulis melakukan observasi kepada anak yang mengalami sibling rivalry di Nagari Ujung Gading, Pasaman Barat. Yang akan diobservasi adalah perilaku subjek terhadap sibling nya. Seperti apakah antara kakak dan adik sering terjadi pertengkaran, beradu pendapat, dan juga bagaimana sikap antara kedua kakak beradik.

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua yang terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini observasi dan pengamatan dilakukan untuk mengamati sibling rivalry di Nagari Ujung Gading Kabupaten Pasaman Barat. dalam penelitian ini penulis melakukan observasi non-partisipan, yakni penulis tidak terlibat badan hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2010: 145).

2. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (penulis) mengajukan pertanyaan terhadap terwawancara (informan) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Peneliti menggunakan

(7)

wawancara terhadap anak sibling rivalry untuk mengetahui apa faktor yang menyebankan sibling rivalry itu sendiri (Moleong, 2010:186).

Menurut Esterberg (Sugiyono, 2011: 231) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari diri subjek. Misalnya untuk mengetahui penyebab terjadinya sibling rivalry pada anak di Nagaru Ujunggading, Kabupaten Pasaman Barat. Peneliti akan mewawancarai otangtua subjek yang bersangkutan serta kerabat dan juga tetangga subjek. Dalam melakukan wawancara penulis akan menggunakan teknik wawancara tak terstruktur, di mana peneliti tidak menggunakan pedoman.

Penulis melakukan wawancara dengan mencatat dari apa yang di katakan oleh subjek dan juga orangtua, dan ini dirasa sangat perlu untuk membantu penulis dalam melakukan pencatatan hasil wawancara, di mana nantinya penulis akan menyajikan hasil wawancara dalam bentuk yang serinci-rincinya (verbatim). Ketika wawancara telah dicatat maka peneliti langsung mencatat informasi yang diberikan oleh yang bersangkutan.

Yang penulis wawancarai di sini adalah apakah kakak atau adik suka dengan saudaranya, bagaimana sikap orangtua terhadap anak di rumah, bagaimana sikap kakak terhadap adiknya dan juga sebaliknya.

(8)

37

r

G. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Dalam hal ini Nasution (Sugiyono, 2011: 245) menyatakan analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

Teknik analisis data yang penulis gunakan di sini yaitu model Miles dan Huberman dalam buku (Herdiansyah, 2010) yang terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu:

1. Pengumpulan data

Pada awal penelitian kualitatif, umumnya peneliti melakukan studi pre-eliminary yang berfungsi untuk verifikasi dan pembuktian awal bahwa fenomena yang diteliti itu benar-benar ada.

2. Reduksi Data

Inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan yang akan dianalisisi. Hasil dari wawancara, hasil observasi, hasil studi dokumentasi atau hasil dari FGD diubah menjadi bentuk

(9)

tulisan sesuai dengan formatnya masing-masing. Contoh mereduksi data, ketika dalam proses wawancara menanyakan tentang berapa jumlah subjek tersebut berapa anak, pekerjaan, dan dalam tujuan penelitian ini hanya untuk mencari bentuk sibling rivalry di Nagari Ujunggading, Kabupaten Pasaman Barat.

3. Data Display (Penyajian Data)

Display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas kedalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan dikategorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut kedalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut subtema tersebut sesuai dengan verbatimm wawancara yang sebelumnya telah dilalukan.

4. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan tahap terakhir dalam rangkaian analisis data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles & Huberman. Kesimpulan dalam analisis data kualitatif menurut model interaktif yang dikemukakan oleh Miles & Huberman secara esensial berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah terselsesaikan disertai dengan quote verbatim wawancara.

(10)

39

H. Uji Keabsahan Data

Sesuai dengan teori bahwa temuan atau data yang dinyatakan valid dalam penelitian kualitatif adalah apabila tidak terdapat perbedaan antara yang dilaporkan oleh peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Untuk mendapatkan data yang shahih tentang gambaran sibling rivalry di Nagari Ujung Gading, Kabupaten Pasaman Barat, peneliti menggunakan uji kredibilitas penelitian sebagai berikut:

1. Perpanjangan pengamatan

Penulis melakukan perpanjangan pengamatan dengan mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini oleh informan merupakan informasi yang sebenarnya atau sebuah kebohongan.

2. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

Penulis dalam melakukan penelitian ini secara lebih cermat dan berkesinambungan, sehingga kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis sehingga

(11)

dapat meningkatkan kevaliditasan data tentang gambaran sibling rivalry di Nagari Ujung Gading, Kabupaten Pasaman Barat.

3. Triangulasi

Teknik triangulasi data yang penulis gunakan dalam penelitian tentang gambaran sibling rivalry di Nagari Ujung Gading, Kabupaten Pasaman Barat, dilakukan dengan cara berikut ini :

a) Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dalam penelitian gambaran sibling rivalry di Nagari Ujung Gading, Kabupaten Pasaman Barat dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui sumber, yaitu seseorang yang mengalami sibling rivalry, orangtua, kerabat, dan juga tetangga. Kemudian data dari beberapa orang sumber atau informan tersebut dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda dan mana yang spesifik dari beberapa sumber data tersebut.

b) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dalam penelitian tentang gambaran sibling rivalry,

(12)

41

dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, seperti dengan observasi lalu wawancara. Maka dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik observasi kemudian wawancara kepada subjek penelitian.

c) Triangulasi waktu

Observasi yang penulis lakukan, dilakukan terlebih dahulu pada waktu penulis bertemu dengan subjek. Kemudian setelah melakukan pendekatan, barulah dilakukan wawancara yang mendalam dan bebas terhadap subjek / informan. Untuk mendapatkan kepastian data, maka dilakukan secara berulang-ulang, baik observasi maupun wawancara (Sugiono, 2011).

Referensi

Dokumen terkait

Pemustaka dapat memanfaatkan layanan RBM dengan berkunjung dan langsung menggunakan fasilitas dan kegiatan yang diselenggarakan oleh layanan RBM, kemudian untuk

Berdasarkan kesimpulan peneliti terhadap kegiatan penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran di antaranya: Penggunaan metode jigsaw sebaiknya

Sama seperti siklus I dan II, pada siklus III ini dilakukan perencanaan sebelum melakukan pembelajaran, yaitu mempersiapkan rencana pembelajaran IPA dengan

Menurut Rivai (2006:55) menjelaskan bahwa fungsi pengendalian bermaksud bahwa kepemimpinan yang sukses atau efektif mampu mengatur aktivitas anggotanya secara terarah dan

20 Urusan Wajib Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian Organisasi : 1. 01

EΦ(θ,Φ) = kuat medan listrik hambur yang diperoleh dari hasil transformasi kuat medan listrik pada koordinat kartesian ke dalam koordinat bola pada arah Φ dalam

Jika user memilih Materi IX pada menu teori, maka akan mucul layar yang berisi teori tentang Proses Pada Litosfer dan Atmosfer, animasi teori, dan gambar-gambar yang berhubungan

ASEAN ini merupakan organisasi internasional yang bersifat regional, yaitu hanya beranggotakan negara-negara Asia Tenggara.. ASEAN lahir pada tanggal 8 Agustus