PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA
PUSAT STANDARDISASI, SERTIFIKASI DAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
DENGAN
PUSAT KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor: HK.06.01A /.3/2531/2015 Nomor: B/25A/I/2015
TENTANG
PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN ^
DOKTER SPESIALIS/PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS
BAGI PEGAWAI NEGERI PADA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Pada hari ini Rabu, tanggal Dua puluh empat, bulan Juni, tahun Dua ribu lima belas, yang bertanda tangan di bawah in i:
1.
Dra. MEINARWATI, Apt, M.Kes.,
selakuKEPALA PUSAT STANDARDISASI,
SERTIFIKASI, DAN
PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN
SUMBER DAYA
MANUSIA
KESEHATAN
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas namaKEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (KEMENKES RI),
berkedudukan di JalanHafW Jebat
III/F3,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, selanjutnya di sebutPIHAK
PEI&AMA.
2.
BRIGADIR JENDERAL POLISI dr. ARTHUR TAMPI,
selakuKEPALA PUSAT
KEDOKTERAN
dan
KESEHATAN
KEPOLISIAN
NEGARA
REPUBLIK
INDONESIA,
dalam hal ini bertindak untuk dan atas namaKEPOLISIAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI),
berdasarkan Surat Perintah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: Sprin/1008A//2015 tanggal 2 7 Mei 2015, tentang Penunjukan dan Pendelegasian W ewenang Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama, berkedudukan di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru,Jakarta Selatan, selanjutnya disebut
PIHAK KEDUA.
'
PIHAK PERTAMA
danPIHAK KEDUA
selanjutnya secara bersama-sama disebutPARA PIHAK,
terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:a. bahwa
PIHAK PERTAMA
merupakan Pusat Standardisasi, Sertifikasi, danPendidikan Berkelanjutan Sumber Daya Manusia Kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang menyelenggarakan Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis;
b. bahwa
PIHAK KEDUA
merupakan Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri yangmerupakan unsur pendukung di bidang Kedokteran dan Kesehatan pada tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
c. bahwa
PARA PIHAK
telah melaksanakan penandatangan Perjanjian Kerja Samaantara Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sum ber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: HK.06.01/I/07986/2011 dan Nomor: B/28/XI/2011 tanggal 2 4 November 2011, yang dinyatakan tidak berlaku lagi sejak ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama ini.
Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
PanJBng Nasional 2005-2025;
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2 0 09 tentang Kesehatan;
6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2 0 09 tentang Rumah Sakit;
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran;
8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Hubungan dan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia;
10. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;
11. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2 0 15 tentang Kementerian Kesehatan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/PerA/l 11/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2013 tentang Program
Penyelenggaraan Bantuan Pendidikan Dokter Spesialias/Dokter Gigi Spesialis;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penugasan Khusus
Tenaga Kesehatan;
15. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan
16. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014
tentang Panduan Penyusunan dan Kerja Sam a Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, serta m engacu pada K esepakatan B ersam a antara Kem enterian K esehatan dengan K ep o lisian N egara R ep ublik Indonesia N om or : 916/M enkes/PBA//2011 dan N o m o r : B /8A//2011, PA R A P IH A K sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam rangka Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialisfeendidikan Dokter Gigi Spesialis bagi Pegawai Negeri pada Polri, melalui PerjanjianNyKerja Sama ini, dengan menyatakan beberapa hal sebagai berikut;
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Perjanjian Kerja Sama ini yang dimaksud dengan;
1. Kemenkes RI adalah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat
Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
3. Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi Spesialis,
yang selanjutnya disebut Program Bantuan PD S /P D G S adalah bantuan
pendidikan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan untuk membiayai Pendidikan Dokter Spesialis7Dokter Gigi Spesialis.
4. Pegawai Negeri pada Polri terdiri dari anggota Polri dan PNS Polri.
5. Bantuan biaya pendidikan adalah bantuan Kementerian Kesehatan yang diberikan
kepada dokter/dokter gigi yang dinilai memiliki potensi atau kontribusi besar dalam pembangunan kesehatan, untuk melaksanakan pendidikan lanjutan dengan gelar
sesuai spesialisasinya, ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan rujukan secara nasional.
6. Daerah terpencil, sangat tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil terluar, daerah
yang tidak diminati, daerah rawan bencana atau mengalami bencana dan konflik sosial selanjutnya disebut DTPK.
7. Peserta program bantuan pendidikan di lingkungan Polri yang selanjutnya disebut
peserta program adalah dokter dan dokter gigi Pegawai Negeri pada Polri yang diusulkan oleh Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Negara R ^ u b lik Indonesia untuk mengikuti Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.
8. Penugasan khusus adalah Pendayagunaan secara khusus Tenaga Kesehatan dalam kurun waktu tertentu guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan, Daerah Bermasalah Kesehatan, serta Rumah Sakit Kelas C dan Kelas D di Kabupaten yang memerlukan pelayanan medik spesialistik.
9. Fasilitas pelayanan kesehatan milik Polri adalah rumah sakit Bhayangkara
dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif milik Polri.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1)
Maksud Perjanjian Kerja Sam a ini adalah sebagai pedoman bagiPARA PIHAK
dalam rangka percepatan peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kedokteran kepolisian dan kesehatan kepolisian di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat 111, IV dan DTPK serta fasilitas kesehatan lainnya di lingkungan Polri.
(2) Tujuan Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk memberikan bantuan pendidikan
bagi calon DoWer Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis Pegawai Negeri pada Polri.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang Lingkup Perjanjian Kerja Sama ini meliputi:
a. peserta program;
b. hak dan kewajiban;
c. pelaksanaan program;
d. pembiasaan; dan
e. p em b in ^ n dan pengawasan
PELAKSANAAN
Bagian Pertama
Peserta Program
Pasal 4
(1) Peserta program pendidikan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang
diprioritaskan adalah Pegawai Negeri pada Polri yang bertugas di jajaran Dokkes Polri, dan akan ditugaskan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III, IV dan DTPK sesuai kebutuhan tenaga dokter spesialis dan dokter gigi spesialis.
(2) Peserta program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah para dokter/dokter
gigi Pegawai Negeri pada Polri penerima bantuan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
(3) Penerima bantuan seperti dimaksud pada ayat (2) adalah peserta baru yang akan
memulai pendidikan dan residen yang sedang melaksanakan pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis pada Fakultas Kedokteran/Fakultas Kedokteran Gigi pengampu. ,
(4) Fakultas Kedokteran/Fakultas Kedokteran Gigi pengampu yang dimaksud
pada ayat (3) adalah Fakultas Kedokteran/Fakultas Kedokteran Gigi yang menyelenggarakan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang telah mempunyai Perjanjian Kerja Sam a dengan Kementerian Kesehatan.
BAB IV
Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban
Pasal 5
(1
) PIHAK PERTAMA
memiliki hak untuk:a. mengajukan daftar calon peserta Program pendidikan kepada Menteri
Kesehatan yang sudah diseleksi oleh Tim Pelaksana dan Pengelola Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis sesuai dengan
pengajuan
PIHAK KEDUA
untuk ditetapkan; danb. menerima laporan penempatan kembali lulusan peserta Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang telah menyelesaikan Pendidikan sesuai dengan bidang spesialistiknya yang berada di bawah
kewenangan
PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA
memiliki hak untuk mengusulkan nama calon peserta Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dan mendaftarkansecara online kepada
PIHAK PERTAMA.
Pasal 6
(1)
PIHAK PERTAMA
memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan biaya kepada Peserta Program yang telah ditetapkan dalam surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.(2)
PIHAK KEDUA
memiliki kewajiban untuk menyerahkan hasil laporan pelaksanaanprogram pendidikan pada setiap akhir semester dan akhir program kepada
PIHAK
PERTAMA.
Bagian Ketiga
Pelaksanaan Program
Pasal 7
(1) Dalam pelaksanaan Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi
Spesialis Pegawai Negeri pada Polri,
PIHAK KEDUA
akan mengajukan daftarnama calon peserta penerima bantuan pendidikan dokter spesialis/dokter gigi
spesialis kepada
PIHAK PERTAMA
sebelum program dimulai.(2) Program pendidikan dokter spesialis yang diprioritaskan terdiri dari:
a. 4 (empat) jenis spesialis dasar yang meliputi;
1. Ilmu Kesehatan Anak;
2. Ilmu Penyakit Dalam;
3. Ilmu Bedah Umum; dan
4. Ilmu Kebidanan dan Kandungan.
8
b. 4 (empat) jenis spesialis penunjang yang meliputi:
1. Ilmu Radiologi:
2. Ilmu Anestesi;
3. Ilmu Patologi Klinik: dan
4. Rehabilitasi Medik.
(3) Program pendidikan dokter gigi spesialis terdiri dari:
a. Ilmu Bedah Mulut; b. Ilmu Konservasi Gigi; c. Ilmu Penyakit Mulut; dan
d. Ilmu Radiologi Kedokteran Gigi.
(4) Tata cara pelaksanaan dari Perjanjian Kerja Sam a ini ditetapkan oleh
PIHAK
PERTAMA
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian KerjaSam a ini. ,
(5) Pegawai Negeri pada Polri yang ditetapkan sebagal peserta penerima bantuan
pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis oleh
PIHAK PERTAMA,
wajibmelaksanakan penugasan pasca pendidikan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III, IV dan DTPK.
Bagian Keempat
Pembiayaan
Pasal 8
(1) Besaran bantuan biaya pendidikan disesuaikan dengan alokasi anggaran
PIHAK
PERTAMA
yang tersedia pada tahun anggaran yang sedang berjalan.(2) Komponen biaya bantuan pendidikan untuk peserta penerima bantuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari: a. biaya pendidikan; dan
b. biaya p^yelenggaraan pendidikan. ■
(3) Biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri dari biaya hidup/operasional dan biaya buku/referensi yang besarannya sesuai ketentuan peraturan Perundang-undangan.
(4) Biaya penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
terdiri dari;
a. biaya Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) dan Biaya
Pengembangan Institusi (BPI) atau Dana Pengembangan (DP);
b. bantuan Penyelenggaraan Pendidikan di Rumah Sakit Pendidikan Utama;
dan
c. bantuan Penunjang Pendidikan.
(5) Besaran dan Komponen Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dibayarkan secara a t cost berdasarkan kebutuhan pembiayaan studi per semester per peserta P P D S /P P D G S kepada Institusi
Pendidikan disesuaikan dengan kemampuan anggaran
PIHAK PERTAMA.
(6) Bantuan biaya ujian jenjang Nasional untuk Peserta Penerima Bantuan
P P D S/PPD G S dibayarkan maksimal dua (2) kali dalam masa pendidikan yang besarannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(7) Biaya pendidikan lanjutan dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Satuan Kerja Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan
Berkelanjutan SDM Kesehatan sesuai tahun anggaran berjalan.
(8) Peserta Program Bantuan P P D S/PPD G S diberikan bantuan pendidikan selama
program pendidikan sesuai kurikulum yang ditetapkan oleh masing-masing bidang spesialis, maksimal diperpanjang 2 (dua) semester masa studi di luar penugasan khusus.
(9) Untuk residen penerima bantuan P P D S/PPD G S adalah sesuai sisa program
pendidikan lanjutan yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan sampai dengan selesai pendidikan, maksimal diperpanjang 2 (dua) semester masa studi di luar penugasan khusus.
(10) Dalam hal peserta program melaksanakan tugas negara, maka bantuan biaya pendidikai^ihentikan sementara waktu, dan dibayarkan kembali setelah peserta program k e\i^ ali mengikuti pendidikan.
Bagian Kelima
Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 9
(1) Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan program dilaksanakan bersama
oleh
PARA PIHAK.
(2) Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibiayai oleh
PARA PIHAK.
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 10
PARA PIHAK
sepakat melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Peganjian Kerja Sama ini secara berkala minimal 6 (enam) bulan sekali atau sesuai kebutuhan.BAB VI
KEADAAN KAHAR
Pasal 11
(1) Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadinya
di luar kemampuan, kesalahan, atau kekuasaan
PARA PIHAK
dan yangmenyebabkan Pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian Kerja Sam a ini. Keadaan Kahar tersebut meliputi bencana alam, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokan umum, kebakaran dan kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini.
(2) Dalam hal terjadinya peristiwa Keadaan Kahar, maka Pihak yang terhalang untuk
melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh Pihak lainnya. Pihak yang terkena Keadaan Kahar wajib memberitahukan adanya peristiwa Keadaan Kahar tersebut kepada Pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14 (em pat belas) hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa Keadaan Kahar, yang dikuatkan oleh surat l«terangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Keadaan Kahar tersebut. Pihak yang terkena Keadaan Kahar wajib
11
mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini segera setelah peristiwa Keadaan Kahar berakhir.
(3) Apabila peristiwa Keadaan Kahar tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau
diduga oleh Pihak yang mengalami Keadaan Kahar akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka P A R A P IH A K sepakat untuk meninjau kembali jangka waktu Perjanjian Kerja Sama ini.
(4) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat
terjadinya peristiwa Keadaan Kahar bukan merupakan tanggung jawab pihak yang lain.
B AB VII KETEN TU AN LA IN
P erubahan P asal 12
Perubahan pada Perjanjian Kerja Sama ini hanya dapat dilakukan setelah melalui konsultasi dan mendapat persetujuan tertulis P A R A PIHAK, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sam a ini.
Penyelesaian P erselisihan P asal 13
Apabila di kemudian hari terjadi perselisihan dalam rangka pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, akan diselesaikan oleh PA R A P IH A K secara musyawarah untuk m ufakat
M asa Berlaku Pasal 14
(1) Perjanjian Kerja Sam a ini berlaku sampai dengan tanggal 5 Mei 2016, sesuai
dengan m asa berlaku Kesepakatan B ersam a antara K em enterian Kesehatan dengan Kepolisian N egara Republik Indonesia.
(2) Perjanjian Kerja Sama ini dapat diperpanjang sesuai kesepakatan P A R A PIHAK,
d e n g ^ terlebih dahulu dilakukan koordinasi paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum beraknjrnya Perjanjian Kerja Sama ini.
(3) Perjanjian Kerja Sam a ini dapat diakhirr sebelum masa berlaku' sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan ketentuan pihak yang bermaksud„ mengakhiri Perjanjian Kerja Sam a ini wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lain paling lambat 3 (tiga) bulan sebelumnya.
BAB VII
PENUTUP
Pasal 15
Perjanjian Kerja Sama ini
mulai berlaku sejak Januari 2015,
dibuat danditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana disebutkan pada awal Perjanjian Kerja Sama ini, dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing bermaterai cukup
dan mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh
PARA
PIHAK.
Demikian Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dengan semangat kerja sama yang baik,
untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh
PARA PIHAK.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BAD A N PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
Jl. Hang Jebat lU / FJ Kebayoran Baru Kotak Pos No. 6015/JKS/GN Jakarta 12120
Telepon: (021) 7245517 - 72797302, Fax. (021) 72797508 - 7257118 - 72798036 ■ 7398852 Website; www.bppsdmk.depkes.go.id
Telepon: Pusrengun SDMK (021) 258830 Fax.; 7258618 Pusdiklal Aparatur (021) 7263083 Fax.: 7262977 Pusdiklat Makes (021) 7256720 Fax.: 7256720 Pustanserdikjuf (021) 7257822, Fax.: 7258057,7258139
Nomor Lampiran Hal
. 0 2 .0 1 / y - i /
Aois-Dua berkas
Perjanjian Kerjasama (PKS) dan Surat Pernyataan
3 L Juli 2015
Yang terhormat,
Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Negara RI
di-Tempat
Bersama ini kami sampaikan Perjanjian Kerjasama dan Surat Pernyataan antara Kepala Pusat Standardisasi. Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan dengan Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Negara RI yang telah selesai ditandatangani kedua pihak.
Demikian kami sampaikan, atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
idardisasi, Sertifika^j.----cran Manjutan SjOMitesehatan
S »
V'©!- M e ir^ w y ^ ^ p t, M.Kes i;6sfeB?9^6032001 Tembusan:SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah in i; 1. Nama NIP Pangkat/GoJongan Jabatan 2. Nama Pangkat Jabatan
Dra. Meinarwati, Apt, M.Kes 195705201986032001
Pembina Utama Madya, Gol. JV/d
Kepala Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDMK
■dr. ARTHUR TAMPI : Brigadir Jenderal Polisi
: Kepala Pusat Kedokteran Dan Kesehatan Kepolisian Negara Republik Indonesia
Dengan ini menyatakan bahwa ;
1. Berdasarkan Perjanjian Kerja Sama Nomor : HK.06.01/1/07986/2011 dan Nomor : B/28/X1/2011 tahun 2011 tentang Program Pemberian Bantuan Biaya Pendidikan Bagi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Dan Dokter Gigi Spesialis Dan Penyediaan Wahana Program Intersip Dokter Indonesia Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia berakhir pada bulan November 2014.
2. Bantuan biaya hidup, uang buku dan biaya pendidikan peserta PPDS/PPDGS Polri telah dibayarkan oleh Kementerian Kesehatan kepada peserta dan institusi pendidikan sampai dengan bulan Desember 2014, meskipun PKS yang baru masih dalam proses penandatanganan.
Sehubungan dengan hal tersebut. Surat Pernyataan ini dibuat sebagai bukti bahwa bantuan biaya-biaya tersebut diatas benar-benar dibayarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya di atas kertas bermaterai cukup tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun untuk digunakan sebagaimana mestinya.