• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

PUSAT STANDARDISASI, SERTIFIKASI DAN PENDIDIKAN BERKELANJUTAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN

PUSAT KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Nomor: HK.06.01A /.3/2531/2015 Nomor: B/25A/I/2015

TENTANG

PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN ^

DOKTER SPESIALIS/PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS

BAGI PEGAWAI NEGERI PADA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pada hari ini Rabu, tanggal Dua puluh empat, bulan Juni, tahun Dua ribu lima belas, yang bertanda tangan di bawah in i:

1.

Dra. MEINARWATI, Apt, M.Kes.,

selaku

KEPALA PUSAT STANDARDISASI,

SERTIFIKASI, DAN

PENDIDIKAN

BERKELANJUTAN

SUMBER DAYA

MANUSIA

KESEHATAN

KEMENTERIAN

KESEHATAN

REPUBLIK

INDONESIA,

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama

KEMENTERIAN

KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA (KEMENKES RI),

berkedudukan di Jalan

HafW Jebat

III/F3,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, selanjutnya di sebut

PIHAK

PEI&AMA.

(2)

2.

BRIGADIR JENDERAL POLISI dr. ARTHUR TAMPI,

selaku

KEPALA PUSAT

KEDOKTERAN

dan

KESEHATAN

KEPOLISIAN

NEGARA

REPUBLIK

INDONESIA,

dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama

KEPOLISIAN

NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI),

berdasarkan Surat Perintah Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: Sprin/1008A//2015 tanggal 2 7 Mei 2015, tentang Penunjukan dan Pendelegasian W ewenang Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama, berkedudukan di Jalan Trunojoyo 3, Kebayoran Baru,

Jakarta Selatan, selanjutnya disebut

PIHAK KEDUA.

'

PIHAK PERTAMA

dan

PIHAK KEDUA

selanjutnya secara bersama-sama disebut

PARA PIHAK,

terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:

a. bahwa

PIHAK PERTAMA

merupakan Pusat Standardisasi, Sertifikasi, dan

Pendidikan Berkelanjutan Sumber Daya Manusia Kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang menyelenggarakan Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis;

b. bahwa

PIHAK KEDUA

merupakan Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri yang

merupakan unsur pendukung di bidang Kedokteran dan Kesehatan pada tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

c. bahwa

PARA PIHAK

telah melaksanakan penandatangan Perjanjian Kerja Sama

antara Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sum ber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor: HK.06.01/I/07986/2011 dan Nomor: B/28/XI/2011 tanggal 2 4 November 2011, yang dinyatakan tidak berlaku lagi sejak ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama ini.

Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia;

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

PanJBng Nasional 2005-2025;

(3)

5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2 0 09 tentang Kesehatan;

6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2 0 09 tentang Rumah Sakit;

7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran;

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Hubungan dan Kerja Sama Kepolisian Negara Republik Indonesia;

10. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia;

11. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2 0 15 tentang Kementerian Kesehatan;

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/PerA/l 11/2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 53 Tahun 2013 tentang Program

Penyelenggaraan Bantuan Pendidikan Dokter Spesialias/Dokter Gigi Spesialis;

14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penugasan Khusus

Tenaga Kesehatan;

15. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2010

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Organisasi pada Tingkat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

16. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014

tentang Panduan Penyusunan dan Kerja Sam a Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, serta m engacu pada K esepakatan B ersam a antara Kem enterian K esehatan dengan K ep o lisian N egara R ep ublik Indonesia N om or : 916/M enkes/PBA//2011 dan N o m o r : B /8A//2011, PA R A P IH A K sepakat untuk melanjutkan kerja sama dalam rangka Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialisfeendidikan Dokter Gigi Spesialis bagi Pegawai Negeri pada Polri, melalui PerjanjianNyKerja Sama ini, dengan menyatakan beberapa hal sebagai berikut;

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Perjanjian Kerja Sama ini yang dimaksud dengan;

1. Kemenkes RI adalah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

2. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat

Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

3. Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Pendidikan Dokter Gigi Spesialis,

yang selanjutnya disebut Program Bantuan PD S /P D G S adalah bantuan

pendidikan yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan untuk membiayai Pendidikan Dokter Spesialis7Dokter Gigi Spesialis.

4. Pegawai Negeri pada Polri terdiri dari anggota Polri dan PNS Polri.

5. Bantuan biaya pendidikan adalah bantuan Kementerian Kesehatan yang diberikan

kepada dokter/dokter gigi yang dinilai memiliki potensi atau kontribusi besar dalam pembangunan kesehatan, untuk melaksanakan pendidikan lanjutan dengan gelar

sesuai spesialisasinya, ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan pelayanan

kesehatan rujukan secara nasional.

6. Daerah terpencil, sangat tertinggal, perbatasan, pulau-pulau kecil terluar, daerah

yang tidak diminati, daerah rawan bencana atau mengalami bencana dan konflik sosial selanjutnya disebut DTPK.

7. Peserta program bantuan pendidikan di lingkungan Polri yang selanjutnya disebut

peserta program adalah dokter dan dokter gigi Pegawai Negeri pada Polri yang diusulkan oleh Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Negara R ^ u b lik Indonesia untuk mengikuti Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis.

(5)

8. Penugasan khusus adalah Pendayagunaan secara khusus Tenaga Kesehatan dalam kurun waktu tertentu guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan, Daerah Bermasalah Kesehatan, serta Rumah Sakit Kelas C dan Kelas D di Kabupaten yang memerlukan pelayanan medik spesialistik.

9. Fasilitas pelayanan kesehatan milik Polri adalah rumah sakit Bhayangkara

dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif milik Polri.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1)

Maksud Perjanjian Kerja Sam a ini adalah sebagai pedoman bagi

PARA PIHAK

dalam rangka percepatan peningkatan cakupan dan mutu pelayanan kedokteran kepolisian dan kesehatan kepolisian di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat 111, IV dan DTPK serta fasilitas kesehatan lainnya di lingkungan Polri.

(2) Tujuan Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk memberikan bantuan pendidikan

bagi calon DoWer Spesialis dan Dokter Gigi Spesialis Pegawai Negeri pada Polri.

BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang Lingkup Perjanjian Kerja Sama ini meliputi:

a. peserta program;

b. hak dan kewajiban;

c. pelaksanaan program;

d. pembiasaan; dan

e. p em b in ^ n dan pengawasan

(6)

PELAKSANAAN

Bagian Pertama

Peserta Program

Pasal 4

(1) Peserta program pendidikan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang

diprioritaskan adalah Pegawai Negeri pada Polri yang bertugas di jajaran Dokkes Polri, dan akan ditugaskan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III, IV dan DTPK sesuai kebutuhan tenaga dokter spesialis dan dokter gigi spesialis.

(2) Peserta program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah para dokter/dokter

gigi Pegawai Negeri pada Polri penerima bantuan yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan.

(3) Penerima bantuan seperti dimaksud pada ayat (2) adalah peserta baru yang akan

memulai pendidikan dan residen yang sedang melaksanakan pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis pada Fakultas Kedokteran/Fakultas Kedokteran Gigi pengampu. ,

(4) Fakultas Kedokteran/Fakultas Kedokteran Gigi pengampu yang dimaksud

pada ayat (3) adalah Fakultas Kedokteran/Fakultas Kedokteran Gigi yang menyelenggarakan Program Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang telah mempunyai Perjanjian Kerja Sam a dengan Kementerian Kesehatan.

BAB IV

Bagian Kedua

Hak dan Kewajiban

Pasal 5

(1

) PIHAK PERTAMA

memiliki hak untuk:

a. mengajukan daftar calon peserta Program pendidikan kepada Menteri

Kesehatan yang sudah diseleksi oleh Tim Pelaksana dan Pengelola Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis sesuai dengan

pengajuan

PIHAK KEDUA

untuk ditetapkan; dan

(7)

b. menerima laporan penempatan kembali lulusan peserta Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis yang telah menyelesaikan Pendidikan sesuai dengan bidang spesialistiknya yang berada di bawah

kewenangan

PIHAK KEDUA.

PIHAK KEDUA

memiliki hak untuk mengusulkan nama calon peserta Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi Spesialis dan mendaftarkan

secara online kepada

PIHAK PERTAMA.

Pasal 6

(1)

PIHAK PERTAMA

memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan biaya kepada Peserta Program yang telah ditetapkan dalam surat keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

(2)

PIHAK KEDUA

memiliki kewajiban untuk menyerahkan hasil laporan pelaksanaan

program pendidikan pada setiap akhir semester dan akhir program kepada

PIHAK

PERTAMA.

Bagian Ketiga

Pelaksanaan Program

Pasal 7

(1) Dalam pelaksanaan Program Bantuan Pendidikan Dokter Spesialis/Dokter Gigi

Spesialis Pegawai Negeri pada Polri,

PIHAK KEDUA

akan mengajukan daftar

nama calon peserta penerima bantuan pendidikan dokter spesialis/dokter gigi

spesialis kepada

PIHAK PERTAMA

sebelum program dimulai.

(2) Program pendidikan dokter spesialis yang diprioritaskan terdiri dari:

a. 4 (empat) jenis spesialis dasar yang meliputi;

1. Ilmu Kesehatan Anak;

2. Ilmu Penyakit Dalam;

3. Ilmu Bedah Umum; dan

4. Ilmu Kebidanan dan Kandungan.

(8)

8

b. 4 (empat) jenis spesialis penunjang yang meliputi:

1. Ilmu Radiologi:

2. Ilmu Anestesi;

3. Ilmu Patologi Klinik: dan

4. Rehabilitasi Medik.

(3) Program pendidikan dokter gigi spesialis terdiri dari:

a. Ilmu Bedah Mulut; b. Ilmu Konservasi Gigi; c. Ilmu Penyakit Mulut; dan

d. Ilmu Radiologi Kedokteran Gigi.

(4) Tata cara pelaksanaan dari Perjanjian Kerja Sam a ini ditetapkan oleh

PIHAK

PERTAMA

dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja

Sam a ini. ,

(5) Pegawai Negeri pada Polri yang ditetapkan sebagal peserta penerima bantuan

pendidikan dokter spesialis/dokter gigi spesialis oleh

PIHAK PERTAMA,

wajib

melaksanakan penugasan pasca pendidikan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III, IV dan DTPK.

Bagian Keempat

Pembiayaan

Pasal 8

(1) Besaran bantuan biaya pendidikan disesuaikan dengan alokasi anggaran

PIHAK

PERTAMA

yang tersedia pada tahun anggaran yang sedang berjalan.

(2) Komponen biaya bantuan pendidikan untuk peserta penerima bantuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari: a. biaya pendidikan; dan

b. biaya p^yelenggaraan pendidikan.

(9)

(3) Biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri dari biaya hidup/operasional dan biaya buku/referensi yang besarannya sesuai ketentuan peraturan Perundang-undangan.

(4) Biaya penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

terdiri dari;

a. biaya Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) dan Biaya

Pengembangan Institusi (BPI) atau Dana Pengembangan (DP);

b. bantuan Penyelenggaraan Pendidikan di Rumah Sakit Pendidikan Utama;

dan

c. bantuan Penunjang Pendidikan.

(5) Besaran dan Komponen Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (4) dibayarkan secara a t cost berdasarkan kebutuhan pembiayaan studi per semester per peserta P P D S /P P D G S kepada Institusi

Pendidikan disesuaikan dengan kemampuan anggaran

PIHAK PERTAMA.

(6) Bantuan biaya ujian jenjang Nasional untuk Peserta Penerima Bantuan

P P D S/PPD G S dibayarkan maksimal dua (2) kali dalam masa pendidikan yang besarannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(7) Biaya pendidikan lanjutan dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) Satuan Kerja Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan

Berkelanjutan SDM Kesehatan sesuai tahun anggaran berjalan.

(8) Peserta Program Bantuan P P D S/PPD G S diberikan bantuan pendidikan selama

program pendidikan sesuai kurikulum yang ditetapkan oleh masing-masing bidang spesialis, maksimal diperpanjang 2 (dua) semester masa studi di luar penugasan khusus.

(9) Untuk residen penerima bantuan P P D S/PPD G S adalah sesuai sisa program

pendidikan lanjutan yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan sampai dengan selesai pendidikan, maksimal diperpanjang 2 (dua) semester masa studi di luar penugasan khusus.

(10) Dalam hal peserta program melaksanakan tugas negara, maka bantuan biaya pendidikai^ihentikan sementara waktu, dan dibayarkan kembali setelah peserta program k e\i^ ali mengikuti pendidikan.

(10)

Bagian Kelima

Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 9

(1) Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan program dilaksanakan bersama

oleh

PARA PIHAK.

(2) Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibiayai oleh

PARA PIHAK.

BAB V

MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 10

PARA PIHAK

sepakat melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Peganjian Kerja Sama ini secara berkala minimal 6 (enam) bulan sekali atau sesuai kebutuhan.

BAB VI

KEADAAN KAHAR

Pasal 11

(1) Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadinya

di luar kemampuan, kesalahan, atau kekuasaan

PARA PIHAK

dan yang

menyebabkan Pihak yang mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam Perjanjian Kerja Sam a ini. Keadaan Kahar tersebut meliputi bencana alam, wabah, perang (yang dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan), pemberontakan, huru-hara, pemogokan umum, kebakaran dan kebijaksanaan Pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini.

(2) Dalam hal terjadinya peristiwa Keadaan Kahar, maka Pihak yang terhalang untuk

melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh Pihak lainnya. Pihak yang terkena Keadaan Kahar wajib memberitahukan adanya peristiwa Keadaan Kahar tersebut kepada Pihak yang lain secara tertulis paling lambat 14 (em pat belas) hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa Keadaan Kahar, yang dikuatkan oleh surat l«terangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Keadaan Kahar tersebut. Pihak yang terkena Keadaan Kahar wajib

(11)

11

mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini segera setelah peristiwa Keadaan Kahar berakhir.

(3) Apabila peristiwa Keadaan Kahar tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau

diduga oleh Pihak yang mengalami Keadaan Kahar akan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka P A R A P IH A K sepakat untuk meninjau kembali jangka waktu Perjanjian Kerja Sama ini.

(4) Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat

terjadinya peristiwa Keadaan Kahar bukan merupakan tanggung jawab pihak yang lain.

B AB VII KETEN TU AN LA IN

P erubahan P asal 12

Perubahan pada Perjanjian Kerja Sama ini hanya dapat dilakukan setelah melalui konsultasi dan mendapat persetujuan tertulis P A R A PIHAK, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sam a ini.

Penyelesaian P erselisihan P asal 13

Apabila di kemudian hari terjadi perselisihan dalam rangka pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, akan diselesaikan oleh PA R A P IH A K secara musyawarah untuk m ufakat

M asa Berlaku Pasal 14

(1) Perjanjian Kerja Sam a ini berlaku sampai dengan tanggal 5 Mei 2016, sesuai

dengan m asa berlaku Kesepakatan B ersam a antara K em enterian Kesehatan dengan Kepolisian N egara Republik Indonesia.

(2) Perjanjian Kerja Sama ini dapat diperpanjang sesuai kesepakatan P A R A PIHAK,

d e n g ^ terlebih dahulu dilakukan koordinasi paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum beraknjrnya Perjanjian Kerja Sama ini.

(12)

(3) Perjanjian Kerja Sam a ini dapat diakhirr sebelum masa berlaku' sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan ketentuan pihak yang bermaksud„ mengakhiri Perjanjian Kerja Sam a ini wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak lain paling lambat 3 (tiga) bulan sebelumnya.

BAB VII

PENUTUP

Pasal 15

Perjanjian Kerja Sama ini

mulai berlaku sejak Januari 2015,

dibuat dan

ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana disebutkan pada awal Perjanjian Kerja Sama ini, dalam rangkap 2 (dua) asli, masing-masing bermaterai cukup

dan mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh

PARA

PIHAK.

Demikian Perjanjian Kerja Sama ini dibuat dengan semangat kerja sama yang baik,

untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh

PARA PIHAK.

(13)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAD A N PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN

Jl. Hang Jebat lU / FJ Kebayoran Baru Kotak Pos No. 6015/JKS/GN Jakarta 12120

Telepon: (021) 7245517 - 72797302, Fax. (021) 72797508 - 7257118 - 72798036 ■ 7398852 Website; www.bppsdmk.depkes.go.id

Telepon: Pusrengun SDMK (021) 258830 Fax.; 7258618 Pusdiklal Aparatur (021) 7263083 Fax.: 7262977 Pusdiklat Makes (021) 7256720 Fax.: 7256720 Pustanserdikjuf (021) 7257822, Fax.: 7258057,7258139

Nomor Lampiran Hal

. 0 2 .0 1 / y - i /

Aois-Dua berkas

Perjanjian Kerjasama (PKS) dan Surat Pernyataan

3 L Juli 2015

Yang terhormat,

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Negara RI

di-Tempat

Bersama ini kami sampaikan Perjanjian Kerjasama dan Surat Pernyataan antara Kepala Pusat Standardisasi. Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDM Kesehatan dengan Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Negara RI yang telah selesai ditandatangani kedua pihak.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

idardisasi, Sertifika^j.----cran Manjutan SjOMitesehatan

S »

V'©!- M e ir^ w y ^ ^ p t, M.Kes i;6sfeB?9^6032001 Tembusan:

(14)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah in i; 1. Nama NIP Pangkat/GoJongan Jabatan 2. Nama Pangkat Jabatan

Dra. Meinarwati, Apt, M.Kes 195705201986032001

Pembina Utama Madya, Gol. JV/d

Kepala Pusat Standardisasi, Sertifikasi dan Pendidikan Berkelanjutan SDMK

■dr. ARTHUR TAMPI : Brigadir Jenderal Polisi

: Kepala Pusat Kedokteran Dan Kesehatan Kepolisian Negara Republik Indonesia

Dengan ini menyatakan bahwa ;

1. Berdasarkan Perjanjian Kerja Sama Nomor : HK.06.01/1/07986/2011 dan Nomor : B/28/X1/2011 tahun 2011 tentang Program Pemberian Bantuan Biaya Pendidikan Bagi Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Dan Dokter Gigi Spesialis Dan Penyediaan Wahana Program Intersip Dokter Indonesia Di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia berakhir pada bulan November 2014.

2. Bantuan biaya hidup, uang buku dan biaya pendidikan peserta PPDS/PPDGS Polri telah dibayarkan oleh Kementerian Kesehatan kepada peserta dan institusi pendidikan sampai dengan bulan Desember 2014, meskipun PKS yang baru masih dalam proses penandatanganan.

Sehubungan dengan hal tersebut. Surat Pernyataan ini dibuat sebagai bukti bahwa bantuan biaya-biaya tersebut diatas benar-benar dibayarkan oleh Kementerian Kesehatan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya di atas kertas bermaterai cukup tanpa ada paksaan dan tekanan dari pihak manapun untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Referensi

Dokumen terkait

identifikasi melalui suara echolokai juga dapat membedakan jenis kelamin dari jenis yang sama pada empat jenis yang diamati yaitu R..

Model antrian yang diperoleh adalah (M/M/2):(GD/∞/∞), menunjukkan bahwa distribusi jumlah kedatangan dan jumlah pelayanan pelanggan di bagian Quick Service

bahwa Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan Nomor 6 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Balikpapan yang

Sudah menjadi tugas para penyedia jasa untuk membuktikan atau menyatakan yang tidak nyata sesuatu yang dapat memberikan bukti fisik dan citra dari penawaran

Dalam bidang telekomunikasi orang berusaha menciptakan bermacam-macam alat untuk dapat menghubungi suatu nomor telepon, untuk itu penulis telah menemukan alat yang dapat

Kertas ini membincangkan bagaimana pendidikan alam sekitar yang boleh diajar di peringkat sekolah boleh melahirkan warga yang ‘celik alam sekitar’ dan mencintai

Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba hal ini dapat dilihat pada tabel 4 yaitu 0.014 yang menunjukkan hasil signifikansi lebih kecil

Fadly Ahmad Kurniawan Nasution : Analisis Perhitungan Dan Simulasi Tegangan Yang Terjadi Pada Twist Lock Rubber Tired Gantry Crane (RTGC) Kapasitas Angkat 40 Ton Dengan