• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Sumber :"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

1.1.1 Sekilas Tentang Institut Teknologi Bandung Gambar 1.1 Logo Institusi

Sumber : www.google.co.id

Institut Teknologi Bandung merupakan salah satu kampus terbaik di Indonesia, sehingga membuat Institut Teknologi Bandung menjadi salah satu universitas yang paling banyak diminati oleh para pelajar. Institut Teknologi Bandung, didirikan pada tanggal 2 Maret 1959. Kampus utama Institut Teknologi Bandung saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia, dan Institut Teknologi Bandung mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi

Menjadi Perguruan Tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia serta memandu perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia. (Sumber: 09/SK/I1-SA/OT/2011)

b. Misi

Menciptakan, berbagi dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kemanusiaan serta menghasilkan sumber daya insani yang unggul untuk menjadikan Indonesia dan dunia lebih baik. (Sumber: 09/SK/I1-SA/OT/2011)

c. Lokasi

(2)

2 Sumber: https://maps.google.com/

1.1.2 Sekilas Tentang Keluarga Mahasiswa-ITB

Gambar 1.2 logo KM-ITB

Sumber: km.itb.ac.id, 2013

Tugas perguruan tinggi adalah membentuk manusia susila dan demokrat yang: 1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakatnya.

2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan.

3. Cakap memangku jabatan dan atau pekerjaan dalam masyarakat. (Drs.Muhammad Hatta)

Dapat disimpulkan bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis, yaitu insan yang memiliki dua peran:

1. Selalu mengembangkan diri sehingga menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapai tantangan masa depan.

2. Selalu mencari dan membela kebenaran ilmiah, sesuai dengan watak ilmu itu sendiri. Dengan selalu mengikuti watak ilmu, maka insan akademis mengemban peran untuk membentuk tatanan masyarakat yang benar dengan dasar kebenaran ilmiah.

Untuk mewujudkan peran mahasiswa sebagai insan akademis, maka tercipta berbagai kebutuhan dasar mahasiswa berupa pendidikan, kesejahteraan dan aktualisasi. Untuk kebutuhan yang bersifat individual, pemenuhannya tidak perlu diorganisir, tetapi kebutuhan beberapa orang memerlukan pengorganisasian. Untuk itu, perlu adanya lembaga yang bertugas untuk mewujudkan peran mahasiswa sebagai insan akademis, maka tercipta berbagai kebutuhan dasar mahasiswa berupa pendidikan, kesejahteraan dan aktualisasi. Untuk kebutuhan yang bersifat individual, pemenuhannya tidak perlu diorganisir, tetapi kebutuhan beberapa orang memerlukan pengorganisasian. Untuk itu, perlu adanya lembaga yang bertugas untuk memenuhi dan melaksanakan masing- masing tingkat kebutuhan itu, inilah fungsi lembaga kemahasiswaan.

Organisasi kemahasiswaan harus mampu untuk membentuk sosok seorang mahasiswa, yaitu harus mampu mewadahi wujud identitas dan aktualisasi peran mahasiswa. Oleh karena itu, organisasi kema- hasiswaan merumuskan orientasi dasar organisasinya sebagai berikut:

(3)

3

1. Menjadi wadah pengembangan diri mahasiswa untuk membentuk lapisan masyarakat masa depan yang professional , intelek, humanis, dan religius.

2. Mewujudkan karya nyata mahasiswa dalam perjuangan menata kehidupan bangsa.

3. Menjadi wadah bagi upaya pemenuhan kebutuhan dasar mahasiswa yang menjadi pendidikan, kesejahteraan dan aktualisasi diri.

Organisasi kemahasiswaan ITB berada di dalam sistem ITB, namun secara struktural tidak berada di bawah rektor dan memiliki otonomi penuh untuk menentukan kehidupan organisasinya. Di sisi lain, organisasi kemahasiswaan mengakui bahwa rektor adalah penang- gung jawab sistem ITB. Hubungan antara keduanya merupakan suatu hubungan yang demokratis yang menghormati posisi dan wewenang masing-masing untuk menjalankan aktivitasnya di dalam fungsi dan bidang masing-masing.

1.1.3 Sekilas Tentang Proficio Awards

Proficio Awards adalah sebuah acara apresiasi karya-karya mahasiswa kampus Institut Teknologi Bandung. Nama Proficio sendiri diambil dari akar kata profesi, keprofesian, dan juga profesional yang dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Namun, arti dari kata tersebut bukan sebuah pekerjaan atau pun orang yang ahli pada suatu bidang melainkan sebuah makna yang lebih mendalam tentang panggilan jiwa. Panggilan jiwa pada diri seseorang untuk menyelesaikan masalah dalam masyarakat. Dengan visi mewujudkan keprofesian sebagai Jati Diri Kemahasiswaan ITB, program ini dilaksanakan untuk menumbuhkan semangat keprofesian dalam diri setiap individu. Proficio Awards merupakan salah satu proker kabinet KM ITB di bawah Kementrian ProInov. Proficio Awards. Proficio Awards terdiri dari 5 kategori diantaranya best applicative, best innovative idea, best collaboration, best design, dan best community service. Dalam pengumpulan karya-karya tersebut panitia proficio awards bekerjasama dengan keprofesian masing-masing himpunan untuk mengumpulkan karya-karya tersebut.

Program proficio awards telah mendapatkan beberapa finalis dalam kategori best design dari beberapa himpunan mahasiswa yang ada di ITB, mereka yang terpilih tentu mereka yang telah memiliki konsep, ide dan karya yang menarik. Dibawah ini merupakan profil dari 4 finalis yang tergabung dalam program proficio awards 2012 kategori best design yang akan menjadi responden sekaligus narasumber dalam penelitian ini.

(4)

4 Tabel 1.1

Data Nama Finalis Kategori Best Design

No Nama Mahasiswa Nama Produk Himpunan

1 Jodie Darmawan Pianna Chair KMSR (Fine Arts and Design Student Association)

2 Erwan Machmuddin

Balashark, Multi Purpose Vehicle

KMSR (Fine Arts and Design Student Association)

3 Hugo Hutomo Agus

Biodegradable Plastic Ramah Lingkungan

HIMATEK ITB (Chemical Engineering Student Association)

(Sumber : Data Menteri Keprofesian dan Inovasi KM-ITB)

Dengan adanya Proficio Awards ini maka diharapkan para pada setiap anggota himpunan mahasiswa ITB dapat memberikan karya-karyanya. Daftar nama-nama himpunan yang ada di ITB terdapat pada lampiran, dan dari himpunan-himpunan tersebut hanya terpilih beberapa yang akan masuk ke dalam nominasi proficio awards kategori best design.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Permasalahan lingkungan menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam beberapa tahun belakangan ini. Setiap elemen masyarakat mulai menyadari bahwa Bumi memang tidak sedang dalam keadaan baik, harus melakukan tindakan untuk menyelamatkan Bumi kita bersama. Kata “hijau” atau “green” telah menjadi sebuah trend baru dalam setiap keseharian manusia sekarang ini. Sudah banyak universitas yang telah melaksanakan program green campus ini beberapa diantaranya yaitu Universitas Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan juga Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pemanasan global adalah refleksi dari perkembangan teknologi yang berjalan berdampingan dengan kepedulian manusia terhadap lingkungan hidup. Untuk mengatasi hal tersebut, UI memiliki keinginan untuk menciptakan lingkungan kampus yang hijau atau green campus. Sebagai institusi pendidikan dengan perspektif world class university. Ekosistem di UI yang asri dan hijau adalah wujud nyata dari kepedulian UI terhadap lingkungan hidup. Usaha ini tentunya banyak didukung oleh para pemerhati lingkungan dan sivitas akademika UI.

(5)

5

Berdasarkan alokasi Rencana Tata Ruang Kawasan Kampus, terdapat empat komponen ekosistem di lingkungan Kampus UI Depok, yaitu:

a. Bangunan fisik gedung dan penyangga hijauan lansekap 170 ha. b. Ekosistem Perairan 30 ha.

c. Kawasan Hutan Kota 100 ha dan Sarana prasarana penunjang termasuk penyangga lingkungan 12 ha.

Kawasan Hutan Kota yang dikelola UI mencirikan ekosistem hutan tropis dengan tiga bentuk ekosistem unggulan yaitu:

a. Ekosistem pepohonan yang bersumber dari Indonesia Bagian Timur, b. Ekosistem pepohonan wilayah Indonesia Bagian Barat

c. Komplek vegetasi asli JABODETABEK yang dipadu serasi dengan zoning Hutan Jati Mas yang tumbuh hijau menghampar diantara gedung Rektorat UI dan FASILKOM serta FISIP UI.

Gambar 1.3 Dragon boat race at Salam Lake

(6)

6

Gambar 1.5 Natural Way of Living Your Life

(ui.ac.id, 2013)

Univesitas lainnya yang telah mencanangkan program eco campus adalah Universitas Padjadjaran, eco-campus itu bukanlah hal yang baru di Unpad. Selama ini upaya kearah tersebut sudah berjalan, tapi secara parsial saja, belum terstruktur dengan baik. Oleh karena itu Unpad pun melaksanakan berbagai macam program untuk mendukung gerakannya ke arah green campus, yang pada akhirnya membuahkan hasil dengan mendapatkan penghargaan Indonesia Green Awards (IGA) 2013 untuk kategori Pelestari Sumber Daya Air.

Gambar 1.6 Penerimaan penghargaan Indonesia Green Awards (IGA) 2013

(unpad.ac.id, 2013)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember juga merupakan salah satu dari banyaknya universitas di Indonesia yang mengarah ke program eco-campus. ITS kembali menyusun program andalan melalui kegiatan ITS Eco Urban Farming. ITS Eco Urban Farming ini merupakan wujud kontribusi ITS dalam membantu dan merespon pengembangan teknologi pertanian untuk membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat terutama masyarakat kota. Lahan percontohan urban farming ini akan dijadikan sebagai tempat belajar bersama antara dosen, mahasiswa dan masyarakat tentang pertanian berkelanjutan dan bioteknologi yang dapat mendukung penciptaan lapangan kerja, ketahanan pangan dan pembangunan

(7)

7

ekonomi di sektor pertanian. Pelaksanaan program ITS Eco Urban Farming ini memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

a. Sebagai tempat belajar tentang pertanian organik, yang terbuka luas bagi mahasiswa ITS, masyarakat umum, maupun petani yang ingin beralih ke pertanian berkelanjutan.

b. Sebagai tempat berlatih menjadi wirausaha di bidang pertanian organik. c. Sebagai sarana berbagi pengalaman dan informasi terkait pertanian organik. d. Sebagai tempat penelitian teknologi dan sosialisasi hasil penelitian di bidang

pertanian, baik yang dilakukan oleh I TS maupun dengan mitra yang lain. Gambar 1.7 Eco Campus Urban Farming pada ITS

Gambar 1.8 Penebaran Benih di Green House Urban

(its.ac.id, 2013)

Sedangkan pada institusi ITB program green campus sudah lama terealisasikan hal ini terbukti dari berbagai kegiatan dan fasilitas yang ada pada kampus ITB yang sudah ada diantaranya, yaitu:

a. Pusat pengolahan sampah (PPS) Sabuga

b. Tempat sampah 2 jenis (sampah yang membusuk: hitam, dan sampah yang tidak membusuk: putih)

(8)

8 c. Ruang terbuka hijau yang luas d. Fasilitas tempat parkir sepeda e. Lampu Solar Cell

f. Gerakan bersama mahasiswa ITB di bidang lingkungan, Ganesha hijau.

Gambar 1.9 Fasilitas Go Green pada ITB

(ecocampus.itb.ac.id, 2013)

Eco-Campus di ITB terkait dengan tiga pilar utama, yaitu: Gambar 1.10 Tiga Pilar Utama ITB

1. Kebijakan atau peraturan rektorat dalam penegasan hal-hal yang berkaitan dengan kepedulian terhadap lingkungan hidup, green rules.

2. Perilaku seluruh civitas akademika terkait kesadaran terhadap permasalahan lingkungan, green attitude dan green lifestyle.

3. Sarana dan prasarana (fasilitas fisik) penunjang hal-hal yang berkaitan dengan ramah lingkungan, green infrastructure.

(9)

9

Selain hal tersebut di atas pada kampus ITB terdapat sebuah istilah yang disebut dengan keprofesian, maksud dari kata keprofesian itu merujuk pada suatu aktifitas yang memiliki latar belakang keilmuan yang ditekuni mahasiswa untuk memberikan suatu daya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kesejahterahan manusia. Pada kemahasiswaan di ITB, keprofesian ini menjadi acuan pergerakan di himpunan mahasiswa. Jadi acuan dari kegiatan himpunan-himpunan mahasiswa yang ada di ITB adalah keprofesian ini. Dengan perkembangan ITB ke masa depannya dan seiring perkembangan ilmu juga peningkatan jumlah mahasiswa maka pengembangan prasarana dan Infrastruktur penunjangnya mutlak diperlukan.

Tabel 1.2

Data Populasi Mahasiswa ITB Populasi Mahasiswa Tahun 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Strata 1 (S1) 11.321 11.804 12.422 13.049 13.403 13.595 13.503 13.671 14.070 Strata 2 (S2) 2.999 2.679 2.422 2.448 3.592 4.243 4.642 5.024 5.877 Strata 3 (S3) 457 410 396 352 465 536 626 745 634 (itb.ac.id, 2013)

Berdasarkan kondisi tersebut dan adanya harapan agar ITB terus berkembang seiring tantangan masa depan maka perlu dibangun suatu solusi yang dinamik dari berbagai pilihan yang ada untuk menjadikan ITB semakin maju menghadapi masa depan yang semakin kompleks dan dapat berpengaruh kuat kepada kemajuan budaya bangsa untuk terwujudnya masa depan bangsa yang lebih baik. Dalam Penataan Lingkungan Fisik, pengembangan diarahkan pada perwujudan kampus sebagai lingkungan yang kondusif dalam mendukung proses pembelajaran dan mewujudkan lingkungan kampus yang sehat, bersih dan nyaman dengan mewujudkan ITB sebagai green campus. Green Campus yang dimaksudkan dalam pengembangan ITB ke depan adalah:

1. Kampus dengan udara bersih dengan penataan parkir pada periferi area dan pedestrianisasi pada seluruh kawasan kampus).

2. Kampus dengan pengelolaan dan pengolahan sampah mandiri. 3. Kampus yang teduh, nyaman dan asri

(10)

10

4. Kampus dengan kegiatan pengelolaan produktifitas yang sesuai dengan konsep green campus

Dalam mewujudkan visi bersama tersebut terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi dan dicarikan solusi bersama-sama antara lain misalnya, ITB harus mampu tumbuh melalui peran aktif dan komitmen komunitas ITB untuk meningkatkan kapasitas sistem dan sumber daya ITB, serta peningkatan keefektifan dan efisiensi organisasi dengan berlandaskan pada keberagaman kultur dan tradisi yang kondusif menuju kemandirian teknologi bagi industri strategis bangsa Indonesia, dalam upaya untuk terus berkembang dan mewujudkan ITB WCU.

Ecopreneurs adalah pengusaha yang memulai usaha nirlaba dengan nilai-nilai hijau yang kuat yang mendasari dan yang menjual produk hijau atau jasa. Ini adalah bidang baru di mana penelitian masih dalam masa pertumbuhan. Penelitian telah menyerukan untuk memahami faktor-faktor yang memotivasi ecopreneurs ini untuk memulai bisnis, faktor-faktor tersebut antara lain yaitu green value, gap in market, make a living, be own boss, dan passion. (Kirkwood dan Walton, 2010).

Green Values merupakan faktor yang mendasari seorang ecopreneur dalam memulai suatu bisnis, dimana nantinya produk yang mereka buat tersebut dapat bermanfaat bagi konsumen dan ramah lingkungan. Para ecopreneurs tidak akan terlibat dalam eksploitasi peluang pasar dengan mengorbankan green values tersebut. Mereka pasti tidak akan mengeksploitasi celah di pasar untuk suatu produk atau layanan yang mereka percaya bukan suatu produk yang berkelanjutan. Selanjutnya yaitu gap in market, ecopreneur telah mengidentifikasi kebutuhan pribadi yang saat ini belum terpenuhi di pasar dan yang mendorong dia untuk memulai bisnis. Kesenjangan di pasar diidentifikasi melalui kesadaran mereka tentang masalah lingkungan bukan murni berbasis komersial. Oleh karena itu seorang ecopreneur harus dapat melihat celah di pasar untuk produk ramah lingkungan atau jasa tertentu. Berikutnya yaitu make a living, pada umumnya motivasi moneter yang jelas lebih memotivasi para ecopreneurs. Mereka berbicara sedikit tentang mencari profit tetapi lebih mengarah kepada keinginan untuk mencari nafkah atau hanya sekedar menutupi biaya hidup mereka. Faktor penting selanjutnya yaitu be own boss, pada umumnya kebanyakan ecopreneurs menyebutkan bahwa mereka ingin menjadi bos mereka sendiri dan memiliki sebuah bisnis. Ecopreneurs ini memiliki sebuah keinginan untuk mempunyai dan memulai bisnis mereka sendiri, dan yang terakhir adalah Passion, para ecopreneurs harus memiliki passion tentang lingkungan dan ingin berperan dalam mengurangi degradasi lingkungan.

(11)

11

Terkait dengan nilai-nilai hijau para ecopreneurs, seorang ecopreneur membutuhkan gairah untuk bisnis dan produk atau jasa yang mereka ditawarkan untuk dijual.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan oleh penulis sebelumnya, peneliti bermaksud membuat penelitian yang diberi judul "STUDI TENTANG IMPLEMENTASI KONSEP ECOLOGICAL CAMPUS PADA RINTISAN USAHA MAHASISWA" (Studi Kasus : Proficio Awards Kategori Best Design di Institut Teknologi Bandung tahun 2012)

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan oleh penulis, maka penulis merumuskan masalahnya yaitu apakah konsep eco campus yang dilaksanakan pada Institut Teknologi Bandung telah diimplementasikan pada rintisan usaha mahasiswa yang merupakan calon ecopreneuers di masa mendatang, dalam hal ini studi kasus pada program proficio awards kategori best design yang dilaksanakan oleh organisasi Keluarga Mahasiswa ITB untuk mendukung perkembangan ITB menjadi green campus.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh apakah penerapan konsep eco campus tersebut telah diimplementasikan pada rintisan usaha mahasiswa yaitu pada program proficio awards kategori best design oleh institusi ITB untuk mendukung perkembangannya menjadi green campus.

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa kegunaan.

1. Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah :

a) Mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh selama perkuliahan untuk menambah pengetahuan dan wawasan praktis bagi penulis.

b) Diharapkan beberapa temuan yang terungkap dalam penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan acuan, referensi dan tambahan pengetahuan bagi pihak lain untuk penelitian lanjutan, yang lebih mendalam.

c) Sebagai sarana untuk memperkaya pengetahuan dan melengkapi khazanah keilmuan di bidang kewirausahaan/entrepreneur tentang konsep ecopreneur.

(12)

12 2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang konsep ecopreneur, serta menjadi bahan pertimbangan dan memberikan masukan bagi mahasiswa dan para entreupreneur lainnya dalam mengelola suatu kegiatan bisnis atau perusahaan agat dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu, diharapkan juga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan bagi pihak lain yang ingin mempelajari tentang studi ini.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi yang terdapat dalam skripsi, maka penulisan skripsi disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan secara singkat mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Pada bab II ini diuraikan mengenai tinjauan pustaka penelitian, kerangka pemikiran, dan ruang lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab III ini diuraikan mengenai jenis penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel, populasi dan teknik sampling, jenis dan teknik pengumpulan data, narasumber, teknik analisa kualitatif, dan alur penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini diuraikan mengenai karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V ini diuraikan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, dan saran yang diberikan oleh penulis.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan permasalahan, yaitu apakah pelaksanaan perjanjian pelayanan kesehatan dalam proses persalinan yang dilakukan oleh

Namun, bagi perkataan yaumu, keputusan menunjukkan bilangan pelajar yang mampu menjawab dengan betul lebih rendah berbanding ujian pra iaitu hanya 8 orang pelajar

Faktor yang menjadi penyebab kurang efektifnya DPRD Kabupaten Halmahera Utara dalam menjalankan fungsi legislasi, antara lain : sikap anggota DPRD yang dalam

KEPALA KEPOLISIAN RESORT METRO TANGERANG KOTA KEPALA SATUAN LALU LINTAS.. DONNI EKA SYAPUTRA, SH, Sik, MM AJUN KOMISARIS BESAR POLISI

Secara rinci, pada tahap perencanaan ini, prosedur tindakan yang dilakukan peneliti adalah (1) membagi guru dalam beberapa kelompok kecil, (2) peneliti memberikan

Pada proses injeksi molding untuk pembuatan hendel terjadi beberapa kekurangan, pada proses pembuatannya diantaranya terjadinya banyak kerutan dan lipatan pada

Saat dilangsungkannya pertempuran akbar umat Islam melawan kaum frank, sebanyak 20.000 tentara kaum Frank mengalami situasi yang nahas karena mampu ditaklukan oleh

Pemanfaatan langsung di dalam ekosistem mangrove dan penggunaan lahan di sekitar (di luar tegakan) ekosistem mangrove di pantai utara dan selatan Jawa Tengah. **) Bahan pangan