• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN AWAL DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA PEMBANGUNAN PLTN DI BANGKA BELITUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN AWAL DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA PEMBANGUNAN PLTN DI BANGKA BELITUNG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN AWAL DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN

BUDAYA PEMBANGUNAN PLTN DI BANGKA BELITUNG

Moch. Djoko Birmano

Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) – BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 12710

Telp./Fax.: 021 – 5204243, Email: birmano2004@yahoo.com

ABSTRAK

KAJIAN AWAL DAMPAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA PEMBANGUNAN PLTN DI BANGKA BELITUNG. Pembangunan di Bangka Belitung meningkat dengan waktu dalam

banyak sektor. Akan tetapi, pembangunan tersebut terhambat oleh kurangnya pasokan listrik, sehingga muncul keinginan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Bangka Belitung. Terkait dengan rencana pembangunan PLTN tersebut, sangat penting untuk mengkaji dampak ekonomi, sosial dan budaya di Bangka Belitung khususnya di daerah sekitar tapak. Dari hasil kajian disimpulkan bahwa pembangunan PLTN di Bangka Belitung akan memberikan dampak terhadap kehidupan ekonomi, sosial dan budaya sehubungan dengan perubahan ke industrialisasi yang lebih luas. Pembangunan PLTN akan membantu dan mendorong industrialisasi yang lebih luas sebagai dampak kecukupan listrik yang dihasilkan PLTN. Selain itu, adanya PLTN akan berdampak pada munculnya industri-industri baru untuk mendukung pembangunan dan pengoperasian PLTN. Pembangunan PLTN juga akan menyebabkan pergerakan keterkaitan antar industri, peningkatan aktivitas ekonomi, peningkatan produksi dan distribusi barang dan jasa, peningkatan dan perbaikan infrastruktur publik, dan keuntungan lain yang diterima masyarakat. Dengan adanya PLTN akan berdampak pada bertambahnya lapangan kerja, baik secara langsung akibat pembangunan dan pengoperasian PLTN, maupun tidak langsung dari munculnya industri-industri baru barang dan jasa. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang dapat meningkatkan pendidikan masyarakat (public education) dan penerimaan masyarakat (public acceptance) terhadap rencana pembangunan PLTN di Bangka Belitung.

Kata kunci: pembangunan PLTN, dampak ekonomi sosial & budaya, masyarakat Bangka Belitung

ABSTRACT

THE PRELIMINARY STUDY ON THE ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL IMPACT OF NPP CONSTRUCTION IN BANGKA BELITUNG. The development in Bangka Belitung has

improved with time in several sectors. However, development in Bangka Belitung is obstructed by less of electricity supply. So, emerge wish to establish Nuclear Power Plant (NPP) in Bangka Belitung. In connection with the planning to establish NPP in Bangka Belitung, it is very important to study the the economic, social and cultural impact in Bangka Belitung, especially on the area surrounding the site. The NPP construction in Bangka Belitung will give impact to the life of economic, social and culture in connection with change to wider industrialization. Beside that, presence of NPP will have impact on emerging new industries for supporting NPP construction and operation. Also, NPP construction would the movement of inter-linkage industries, increasing economic activities, increasing in production and distribution of goods and service, improvement of public infrastructures, and beneficiaries received by community. The presence of NPP will increase in employment, directly as impact of NPP construction and operation, as well as indirectly from emerging new industries of goods and services. This study is expected could give information and knowledge that increase public education and public acceptance to the planning of NPP construction in Bangka Belitung.

(2)

1.

PENDAHULUAN

Pemerintah Indonesia melalui Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan bahwa ada tiga (3) hal penting yang harus diperhatikan ketika Pemerintah ingin merealisasikan PLTN. Pertama, apakah Indonesia sanggup secara perekonomian; kedua, apakah teknologinya bisa diterima; dan terakhir, apakah masyarakat bisa menerima keberadaannya. Saat ini, hal yang membuat sulit merealisasikan PLTN adalah masyarakat yang belum mau menerima keberadaan PLTN. Padahal, menurut Hatta Rajasa, Indonesia sudah memiliki Undang-Undang (UU) untuk pembangunan PLTN dan secara keekonomian sudah sangat siap. Teknologi PLTN generasi keempat sangat aman, tinggal sekarang bagaimana mendidik masyarakat agar mau menerima PLTN. Saat ini, jika Pemerintah ingin merealisasikan PLTN, harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Selama ini masyarakat hanya mengenal nuklir itu sisi negatifnya saja, misalnya kebocoran di Chernobyl. Banyaknya penolakan terhadap rencana pembangunan PLTN di Indonesia telah membuat Pemerintah memutuskan melihat sumber energi primer lainnya. Selama energi primer masih bisa ditemukan, Pemerintah akan melakukan eksplorasi sambil terus mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan keunggulan PLTN[1].

Pembangunan PLTN dapat dilihat sebagai proyek besar (mega proyek) yang kegunaannya terkait dengan kebutuhan-kebutuhan mendasar untuk masyarakat Indonesia dalam satu segi, dan kebutuhan negara Indonesia dalam percaturan dunia pada segi yang lain. Dalam kerangka pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat Indonesia sendiri, perencanaan proyek PLTN sudah tentu harus didasari oleh berbagai pertimbangan baik dalam kaitannya dengan aspek teknologi, ekonomi, tapak dan lingkungan, serta sosial dan budaya.

Dalam rangka mempersiapkan perencanaan pembangunan PLTN di Bangka Belitung, dari aspek sosial & budaya, perlu dilakukan kajian yang memungkinkan terbentuknya pemahaman dan pandangan yang lebih baik terhadap pembangunan PLTN. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengkaji dampak ekonomi, sosial dan budaya di Bangka Belitung khususnya di daerah sekitar tapak. Kajian ini meliputi karakteristik masyarakat Bangka Belitung di era pembangunan, modernisasi atau industrialisasi yang dapat diterima oleh masyarakat Bangka Belitung dan dampak pembangunan PLTN terhadap aspek ekonomi, sosial dan budaya masyarakat Bangka Belitung.

Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang dapat meningkatkan pendidikan masyarakat (public education) dan penerimaan masyarakat

(public acceptance) terhadap rencana pembangunan PLTN di Bangka Belitung.

2.

PEMBANGUNAN PLTN

Pada dasarnya, pembangunan sebagaimana pembangunan PLTN adalah serangkaian upaya terencana yang bisa dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau lembaga-lembaga internasional, nasional, atau lokal, yang terwujud dalam bentuk-bentuk kebijaksanaan, program atau proyek, yang secara tersurat atau tersirat dimaksudkan untuk terciptanya kualitas kehidupan warga masyarakat ke arah yang lebih baik atau lebih sejahtera daripada sebelum adanya pembangunan tersebut[2].

Namun demikian, pembangunan tidak selalu berjalan secara baik sesuai dengan perencanaan awal, dan pelaksanaan serta hasil dari pembangunan itu sendiri bisa jadi kurang memberi nilai kemanfaatan secara optimal. Dengan kata lain, pembangunan tidak selalu berdampak positif (menguntungkan) tetapi juga bisa berdampak negatif (merugikan). Hal ini bisa terjadi sebagai akibat antara lain munculnya kepentingan berbagai pihak yang secara sengaja atau tidak sengaja membelokkan arah dari pembangunan dimaksud maupun oleh karena adanya respon-respon yang bercorak negatif dari elemen-elemen masyarakat

(3)

oleh karena ketidakpahaman maupun kecurigaan oleh karena dalam proses-proses pembangunan itu rakyat sama sekali tidak dilibatkan. Kalau demikian halnya maka pembangunan terutama pembangunan yang memiliki dampak langsung terhadap perubahan kehidupan masyarakat banyak seperti pembangunan PLTN, dalam prosesnya perlu didialogkan untuk dicarikan titik temu dan komitmen bersama.

Pembangunan PLTN ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan budaya adalah memposisikan pembangunan ke dalam kerangka upaya mempertemukan makna-makna, persepsi-persepsi dan sikap-sikap dari berbagai pihak yang terkait dengan pembangunan dimaksud dengan mengedepankan nilai-nilai ekonomi, sosial dan budaya yang berlaku dan diberlakukan secara terhormat, dewasa dan manusiawi[2]. Perlakuan demikian itu sama artinya dengan memaknai fungsi atau manfaat pembangunan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Bukan sebaliknya, mengabaikan nilai-nilai sosial budaya untuk dan atas nama pembangunan. Upaya peningkatan kualitas hidup ini seharusnya bukan hanya wacana, tetapi harus betul-betul diusahakan untuk terwujud dalam kenyataan, sehingga akan dicapai model pembangunan yang melibatkan partisipasi masyarakat sesuai dengan kesanggupan, kemampuan dan kapasitas yang proporsional untuk memunculkan perasaan turut memiliki, menjaga dan berikutnya turut merasakan manfaat dari pembangunan PLTN tersebut.

3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Karakteristik Masyarakat Bangka Belitung

Daerah Provinsi Bangka Belitung terdiri dari 2 (dua) pulau besar yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung, dan beberapa pulau-pulau kecil. Penduduk Pulau Bangka dan Belitung yang awalnya dihuni oleh suku laut, dalam perjalanan sejarah yang panjangterbentuk proses kulturisasi dan akulturasi. Suku laut sendiri berasal dari beberapa pulau. Suku laut dari Pulau Belitung berlayar dan menempati daerah pantai di Malaka. Sementara mereka yang telah membaur tersebar di seluruh tanah semenanjung dan pulau-pulau di Riau. Setelah waktu lama, mereka kembali dan menempati lagi Pulau Bangka Belitung. Sementara, mereka yang hidup di Kepulauan Riau berlayar ke Pulau Bangka. Suku laut dari Pulau Sulawesi dan Kalimantan juga datang ke Pulau Bangka, selanjutnya suku Bugis, Johor, Siantan Malaya, campuran Malaya-China, dan juga China yang membaur dalam proses kulturasi dan akulturasi. Setelah itu, suku Minagkabau, Jawa, Banjar, Kepulauan Bawean, Aceh dan beberapa suku lain juga datang ke Pulau Bangka Belitung, sehingga, menjadi sebuah generasi baru Malaya Bangka Belitung.

Propinsi Bangka Belitung adalah propinsi baru yang awalnya adalah bagian dari Propinsi Sumatera Selatan. Propinsi Bangka Belitung adalah propinsi dengan berbagai suku agama dan ideologi. Namun demikian, seperti slogan “Serumpun Sebalai” (Satu Keluarga Satu Bangunan), semua entitas suku dan budaya meyakini bahwa mereka adalah satu keluarga yang hidup dalam satu bangunan. Masyarakat Pulau Bangka Belitung adalah masyarakat agamis dan mempunyai toleransi antar agama yang tinggi. Mayoritas penduduk di Bangka Belitung memeluk agama Islam (86,91%), diikuti agama Budha (7,83%), Kristen (2,70%), Katholik (2,45%) dan Hindu (0,11%)[3].

“Dak Kawah Nyusah” adalah sebuah slogan yang sangat akrab dan dikenal di Bangka Belitung, bahkan banyak orang mengatakan bahwa hal ini adalah karakteristik masyarakat Bangka Belitung. “Dak Kawah Nyusah” diartikan sebagai sifat yang dapat memilih apa hal yang harus dikerjakan dan apa hal yang tidak harus dikerjakan, atau sebuah implementasi penempatan diri pada posisi, kompetensi dan keinginan masing-masing. “Dak Kawah Nyusah” adalah refleksi dari sebuah kompetensi dan budaya yang cerdas, dimana masyarakatnya dapat bertindak lebih profesional, jujur, berani dan tegas

(4)

untuk mengatakan ya atau tidak. “Dak Kawah Nyusah” juga implementasi dari sifat toleran dan tidak ingin mencampuri urusan orang lain. Slogan ini menyebabkan berbagai suku dan agama hidup harmonis, rukun, tenang dan damai. Bahkan, keharmonisan hidup masyarakat Bangka Belitung telah menjadi perhatian pada tingkat nasional, sebab penduduk pribumi dapat hidup harmonis dengan penduduk pendatang (etnis China). Dengan adanya sifat “Dak Kawah Nyusah” ini, masyarakat Bangka Belitung tidak ingin menanggapi semua pemikiran dan tindakan yang provokatif. Oleh sebab itu, dengan sifat “Dak Kawah Nyusah” ini, dalam sejarah di Bangka Belitung tidak ada krisis ekonomi dan sosial apalagi rasisme.

Saat ini, dinamika yang datang dari budaya luar tidak mudah untuk merubah karakteristik masyarakat Bangka Belitung, sebab sifat ini telah terbentuk sejak brabad-abad yang lalu dan telah menjadi ketahanan budaya untuk masyarakat Bangka Belitung. 3.2. Dampak Pembangunan PLTN Secara Umum

Pembangunan PLTN di Indonesia, sebagaimana yang direncanakan akan dibangun di Bangka Belitung, merupakan pembangunan yang akan berdampak pada kehidupan masyarakat dalam arti yang sangat luas. Pembangunan PLTN ini diharapkan berdampak positif, yaitu positif bagi:

- posisi Indonesia dalam percaturan kehidupan di antara negara-negara di dunia - peningkatan kemampuan dan pemanfaatan tenaga nuklir dari segi teknologi

- kenyamanan lingkungan suatu negara karena ketersediaan pasokan energi (security of

energy supply), dan

- kemakmuran dan kesejahteraan hidup warga masyarakat terutama di daerah sekitar lokasi PLTN

Pembangunan PLTN merupakan pembangunan yang strategis untuk masa depan Indonesia pada umumnya dan daerah lokasi PLTN khususnya, baik dari sisi ekonomi, sosial dan budaya. Dari sisi ekonomi, pembangunan PLTN diharapkan akan meningkatkan partisipasi industri nasional dan partisipasi daerah dalam pembangunan dan operasi PLTN sehingga akan menggerakkan industri nasional dan daerah yang akan meningkatkan ekonomi nasional dan daerah yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya dan daerah khususnya. Dari sisi sosial-budaya, pembangunan PLTN diharapkan akan meningkatkan kondisi sosial dan budaya masyarakat yang lebih baik sebagai akibat peningkatan kesejahteraan secara ekonomi terutama masyarakat sekitar lokasi PLTN.

3.3. Industri Yang Diterima Oleh Masyarakat Bangka Belitung

Pada dasarnya, masyarakat Bangka Belitung akan menerima dan mendukung pembangunan PLTN sebagai salah satu industri dalam sektor kelistrikan. Mereka berpendapat bahwa pembangunan PLTN akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung. Sebelumnya, masyarakat Bangka Belitung telah menerima industrialisasi, terbukti dengan banyaknya pabrik industri di Bangka Belitung. Khususnya di Kabupaten Bangka Barat sebagai salah satu calon tapak potensial PLTN, pada tahun 2008 terdapat 14 pabrik industri besar, 16 pabrik industri menengah dan 476 pabrik industri kecil. Pabrik industri terbesar di Bangka Belitung adalah pemrosesan timah, sebab timah adalah mineral yang paling banyak dieksploitasi oleh masyarakat yang dikelola oleh pemerintah, juga penduduk lokal dan swasta dengan jumlah terbatas[4].

Meskipun masyarakat telah menerima industrialisasi di Pulau Bangka Belitung, akan tetapi mereka masih berpikir hati-hati industri macam apa yang dapat mereka terima. Sebagai prioritas pertama mereka memilih industri skala kecil dan menengah dan industri

(5)

rumahan (home industry) yang didasarkan pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, sementara mereka mempersiapkan dan mempelajari untuk menghadapi industri skala besar yang akan direncanakan dan dibangun di Pulau Bangka Belitung. Industri skala besar yang dianggap sangat penting untuk direncanakan dan disiapkan adalah pembangunan industri kelistrikan diantaranya PLTN. Mereka menganggap bahwa industri yang berhubungan dengan kelistrikan adalah sangat penting setelah listrik di Pulau Bangka Belitung sering mengalami pemadaman (blackout) sebagai konsekwensi dari kurangnya penyediaan listrik.

Industrialisasi di Bangka Belitung membutuhkan dukungan dari luar, tetapi hal itu harus mempertimbangkan budaya dan aspirasi masyarakat lokal yang mengacu pada sistim nilai sosial dan budaya, kemampuan ekonomi dan sumberdaya manusia. Dukungan dari luar Bangka Belitung juga akan diterima dan hal ini tidak akan menimbulkan konflik dengan aspirasi masyarakat Bangka Belitung. Dukungan yang dibutuhkan dari luar bisa mencakup aspek teknologi, modal, manajemen, ekonomi, infrastruktur dan sumberdaya manusia. Adanya industri kelistrikan yang menghasilkan listrik merupakan infrastruktur penting untuk mengembangkan Pulau Bangka Belitung dan masyarakatnya. Pembangunan industri tersebut memanfaatkan teknologi tinggi dan membutuhkan dukungan modal dari luar Bangka Belitung. Adanya industri kelistrikan akan memberdayakan sumberdaya manusia dan sumberdaya lokal lainnya di Pulau Bangka Belitung.

Terkait dengan rencana pembangunan PLTN di Bangka Belitung sebagai salah satu industri kelistrikan, aspek sosial lainnya seharusnya diperkirakan dan dipertimbangkan. Konflik sosial biasanya muncul selama pembebasan tanah dari masyarakat ke pemilik PLTN, ada ketidakpastian terkait dengan tempat tinggal baru setelah pembebasan tanah dan mungkin konflik sosial akan muncul dari sebab-sebab lain terkait pembangunan PLTN. Pembangunan PLTN akan melibatkan sumberdaya manusia atau orang dari beberapa tingkat keahlian, dari orang tidak mempunyai keahlian sampai orang terdidik. Orang yang tidak mempunyai keahlian biasanya direkrut dari orang lokal dan mereka mendapatkan penghasilan yang rendah. Tetapi orang yang terdidik mungkin sebagian direkrut dari orang lokal dan paling banyak mereka adalah orang-orang pendatang yang akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi. Perbedaan penghasilan antara orang lokal dan orang pendatang ini bisa menimbulkan masalah serius yang selanjutnya akan menimbulkan konflik sosial di masyarakat.

3.4. Pembangunan Yang Diharapkan Masyarakat Bangka Belitung Terkait Pembangunan PLTN

Pada dasarnya, seperti pembangunan di sektor lainnya di Propinsi Bangka Belitung, pembangunan PLTN diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakatnya. Oleh karena itu, hal-hal penting yang harus diperhatikan terkait rencana pembangunan PLTN di Bangka Belitung adalah sebagai berikut:

1. Pembangunan PLTN di Bangka Belitung, terutama bertujuan untuk: - Memenuhi pasokan listrik untuk aktivitas kehidupan yang lebih baik - Meningkatkan tingkat kehidupan secara material dan spiritual

- Memberdayakan masyarakat dengan meningkatkan kecerdasan dan keahlian mereka

- Membangun masyarakat yang mampu menolong mereka sendiri dalam banyak aspek kehidupan

- Menyebarkan kesempatan atau peluang pekerjaan 2. Gambaran pembangunan di Bangka Belitung

- Pembangunan yang mempertimbangkan partisipasi lokal secara aktif. Sebagai contoh, dalam hal pembangunan PLTN masyarakat Bangka Belitung dilibatkan

(6)

secara aktif dari mulai perencanaan sampai pelaksanaan pembangunan hingga pengoperasian PLTN

- Pembangunan harus mengacu pada gambaran masyarakat Bangka Belitung yang jujur, terbuka, berani dan tegas untuk mengatakan ya atau tidak. Sehingga dalam sosialisasi rencana pembangunan PLTN jujur, terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi.

- Pembangunan harus menjaga nilai keagamaan yang dianut masyarakat Bangka Belitung

3. Pembangunan ekonomi yang menitikberatkan pada sektor industri.

Secara umum kondisi tanah di Bangka Belitung, khususnya di Kabupaten Bangka Barat sebagai salah satu lokasi calon tapak PLTN, mempunyai derajat keasaman rata-rata di bawah 5, yang mengandung timah, dan bahan tambang lainnya seperti kuarsa, kaolin, batu gunung dan lain-lain. Dari kenyataan ini, peran sektor pertanian di Bangka Belitung tidak terlalu besar. Sebaliknya, kenyataannya peran sektor enjiniring dan industri sangat besar, terutama industri timah yang telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bangka Belitung, sehingga industrialisasi telah direalisasikan sejak lama di Bangka Belitung. Hal ini akan diperkuat dengan adanya industrialisasi dalam sektor kelistrikan dengan pembangunan PLTN di Bangka Belitung.

4. Pembangunan industri yang banyak menyerap tenaga kerja

Pembangunan SDM di Bangka Belitung menunjukkan bahwa lulusan dari SLTA dan perguruan tinggi meningkat, artinya bahwa jumlah orang yang mencari pekerjaan akan meningkat. Tetapi kesempatan mendapatkan pekerjaan terbatas dan ini artinya jumlah orang yang tidak punya pekerjaan atau pengangguran akan meningkat. Sementara itu, industri pengolahan timah yang selama ini menyerap banyak pekerjaan, semakin lama makin berkurang. Oleh sebab itu, pembangunan industri di Bangka Belitung haruslah yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. Pembangunan industri kelistrikan seperti PLTN diharapkan akan banyak menyerap tenaga kerja dari berbagai disiplin ilmu dan tingkat keahlian dari mulai perencanaan, pembangunan hingga pengoperasian. Di samping itu, kecukupan listrik dari PLTN akan menjadi daya tarik para Investor untuk membangun industri-industri di Bangka Belitung, baik yang terkait dengan PLTN atau tidak, dan ini akan menciptakan lapangan kerja yang banyak.

5. Pembangunan SDM yang berkualitas

Introduksi PLTN dari mulai perencanaan, pembangunan sampai pengoperasian, serta peningkatan pembangunan sektor industri sebagai dampak pembangunan PLTN, akan membutuhkan banyak SDM. Pembangunan SDM harus mempertimbangkan kondisi masyarakat, keahlian dan kualitas manusia. Saat ini mayoritas penduduk Bangka Belitung tinggal di desa dan mereka bekerja di bidang penambangan dan pengolahan timah, pertanian dan perikanan (nelayan). Berdasarkan pada tingkat pendidikan dan keahlian yang dimiliki, mereka dikelompokkan pada pendidikan tingkat rendah dan orang yang tidak mempunyai keahlian. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pembangunan di sektor pendidikan untuk menciptakan SDM yang berkualitas dengan orientasi kemampuan keahlian.

(7)

3.5. Dampak Pembangunan PLTN di Bangka Belitung

Pembangunan di Bangka Belitung akan direncanakan sebagai pembangunan terpadu di seluruh Kepulauan Bangka Belitung. Pemerintah daerah akan menyediakan areal untuk mengakomodasi pembangunan kawasan industri. Pembangunan industri akan membutuhkan lebih banyak energi listrik. Disamping itu, energi listrik juga dibutuhkan untuk masyarakat. Oleh karena itu, jika pembangunan yang direncanakan tersebut menjadi kenyataan, hal itu akan memunculkan dampak positif dan negatif terutama dari aspek ekonomi, sosial dan budaya terhadap masyarakat dari tingkat individu dan masyarakat. 3.5.1. Dampak ekonomi

Permintaan energi listrik di masa mendatang akan meningkat sebagai intensitas aktivitas sosial ekonomi masyarakat yang tinggi. Salah satu sumber energi listrik berasal dari PLTN. Proyek PLTN yang direncanakan akan dibangun di Bangka Belitung, selain untuk menyediakan energi listrik di Bangka Belitung, juga diharapkan untuk memberikan dampak ekonomi terhadap masyarakat dan daerah sekitar tapak maupun daerah lain.

Beberapa dampak ekonomi pembangunan PLTN di Bangka Belitung diharapkan sebagai berikut:

1. Pembangunan PLTN akan membantu dan mendorong industrialisasi di daerah Bangka Belitung, khususnya untuk memenuhi permintaan energi secara terus menerus

2. Pembangunan proyek PLTN akan menyebabkan pergerakan keterkaitan antar industri maupun antar sektor secara lengkap dan menyeluruh. Dampak yang diharapkan dari pembangunan PLTN dapat dilihat dari peningkatan aktivitas industri, peningkatan produksi dan distribusi barang dan jasa, peningkatan dan perbaikan infrastruktur publik, bertambahnya lapangan kerja, dan keuntungan yang diterima masyarakat.

3. Pada tahap awal, partisipasi lokal Bangka Belitung terhadap proyek PLTN sebagian besar adalah dalam pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan akses jalan, jembatan, pelabuhan, dermaga, instalasi intake dan discharge, perkantoran, pemukiman, fasilitas sosial dan keagamaan, dan lain-lain. Partisipasi lokal yang rendah dalam proyek PLTN disebabkan oleh tidak tersedianya dan kecilnya kompetensi industri lokal untuk mendukung komponen-komponen proyek. Untuk mendukung sebuah proyek teknologi tinggi seperti PLTN, perlu untuk mendisain dan mengembangkan industri yang dapat menyediakan komponen-komponen yang dibutuhkan proyek pembangunan PLTN.

4. Peningkatan kebutuhan tenaga kerja untuk proyek PLTN perlu dipertimbangkan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, terutama untuk kepentingan dan kebaikan tenaga kerja lokal. Dampak proyek PLTN dapat memberikan dampak terhadap daerah lain yang mempunyai keterkaitan ekonomi satu sama lain.

5. Selama tahap pra-konstruksi, konstruksi dan operasi PLTN akan menyediakan banyak lapangan pekerjaan secara langsung maupun tidak langsung.

3.5.2. Dampak sosial budaya

Dampak pembangunan industri kelistrikan, ada perubahan-perubahan kesenangan hidup baik fisik ataupun non-fisik berupa kesehatan, keamanan, keselamatan, polusi yang menyebabkan perubahan cara hidup, perubahan aktivitas keagamaan dan aktivitas sosial. Pembangunan industri kelistrikan ini bisa berdampak positif ataupun negatif.

Dampak positif pembangunan industri listrik adalah sebagai berikut[5]: - Peningkatan keahlian individu

(8)

- Peningkatan ilmu pengetahuan - Ketersediaan lapangan kerja - Perubahan pemanfaatan teknologi

- Perubahan kebutuhan konsumsi, baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder

- Perubahan aktivitas sosial, dimana mereka biasanya bekerja pada malam hari tetapi juga bekerja pada siang hari

- Mengurangi pengangguran

- Perubahan kehidupan keagamaan masyarakat - Peningkatan kesejahteraan masyarakat

- Ketersediaan perumahan dan transportasi terutama dekat tapak - Peningkatan harga tanah

Sementara itu, dampak negatif pembangunan industri kelistrikan adalah sebagai berikut:

- Timbulnya perubahan kebiasaan masyarakat, dari kerja bersama menjadi kerja individu

- Didasarkan pada akses ekonomi, jika tidak ada kesamaan, akan menimbulkan konflik sosial

- Adanya perpindahan manusia mendekati pembangkit yang akan menyebabkan kenaikan kepadatan penduduk yang akan menimbulkan kerawanan konflik sosial, kriminalitas dan perubahan budaya.

4.

KESIMPULAN

Pembangunan PLTN di Bangka Belitung akan memberikan dampak terhadap kehidupan ekonomi, sosial dan budaya sehubungan dengan perubahan ke industrialisasi yang lebih luas. Pembangunan PLTN akan membantu dan mendorong industrialisasi yang lebih luas sebagai dampak kecukupan listrik yang dihasilkan PLTN. Selain itu, adanya PLTN akan berdampak pada munculnya industri-industri baru untuk mendukung pembangunan dan pengoperasian PLTN. Pembangunan PLTN juga akan menyebabkan pergerakan keterkaitan antar industri, peningkatan aktivitas ekonomi, peningkatan produksi dan distribusi barang dan jasa, peningkatan dan perbaikan infrastruktur publik, dan keuntungan lain yang diterima masyarakat. Dengan adanya PLTN akan berdampak pada bertambahnya lapangan kerja, baik secara langsung akibat pembangunan dan pengoperasian PLTN, maupun tidak langsung dari munculnya industri-industri baru barang dan jasa.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Suara Merdeka, Sabtu 10 Mei, 2010

[2] MUDJAHIRIN THOHIR, Kumpulan Karangan: PLTN Dalam Kajian Sosial Budaya, Semarang, 2009

[3] http://www.babel.go.id diakses Mei 2011

[4] BPS Kabupaten Bangka Barat, BANGKA BARAT DALAM ANGKA 2008/2009, 2008 [5] BATAN-Puslit Sosbud Lemlit Universitas Diponegoro, Studi Dampak Pembangunan PLTN di Semenanjung Muria Terhadap Sektor Ekonomi Daerah, 2004

Referensi

Dokumen terkait

 Losses yang terdapat dalam pembangkit adalah losses di dalam boiler, losses karena gas buang , losses karena ekstraksi uap,  losses karena panas buang pada

Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi tidak optimalnya pelaksanaan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) di Kecamatan

didapatkan faktor yang paling dominan terhadap kejadian Dislipidemia pada Lansia di Poli Lansia RSUD Bangkinang adalah Kebiasaan merokok, meskipun variabel usia, jenis

Keberadaan masyarakat Simeulue di Kota Medan, dalam hal ini yang diwakili oleh empat kecamatan dengan empat varian bahasa Sigulai secara umum menetap pada dua wilayah, yaitu

Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya disusun dengan

Hasil menunjukan F hitung sebesar 5,109 > F tabel sebesar 3,30 dan nilai tingkat signifikan sebesar 0,005 yang lebih kecil dari tingkat signifikansinya yang

Simpulan yang diperoleh berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada penelitian yang pertama adalah profitabilitas yang diproksikan ROA, Ukuran

Saya tidak tahu manfaat program aplikasi yang saya gunakan dalam menyelesaikan pekerjaan saya. SS S TS