• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI BALI

Laporan Keuangan

Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017

Jl. Raya Puputan No 1 Renon, Denpasar, Bali

(2)

1

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang­Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali adalah salah satu entitas akuntansi dibawah Badan Pusat Statistik yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah­kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/ pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Di samping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Denpasar, 10 Juli 2017 Kepala,

Ir. Adi Nugroho, MM NIP. 196010061983121001

(3)

2

DAFTAR ISI

Hal Kata Pengantar……… 1 Daftar Isi………. 2 Daftar Tabel ……… 4 Indeks CaLK ……….. 6 Daftar Grafik……… 8 Daftar Lampiran……….. 9 Daftar Singkatan ………. 11

Pernyataan Tanggung Jawab……… 12

Ringkasan……… 13

I. Laporan Realisasi Anggaran………... 15

II. Neraca……… 16

III. Laporan Operasional……….. 17

IV. Laporan Perubahan Ekuitas……… 18

V. Catatan atas Laporan Keuangan………. 19

A. Penjelasan Umum……… 19

B. Penjelasan atas Pos­pos Laporan Realisasi Anggaran………. 32

C. Penjelasan atas Pos­pos Neraca……….. 41

D. Penjelasan atas Pos­pos Laporan Operasional……… 48

E. Penjelasan atas Pos­pos Laporan Perubahan Ekuitas………... 54 F. Pengungkapan Penting Lainnya………. VI. Lampiran dan Daftar

57

Lampiran A1

Lampiran A2:

- Laporan Realisasi Anggaran

- Laporan Realisasi Anggaran Belanja (LRAB)

- Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja (LRAPB)

- Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah (LRAPNH)

- Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah (LRAKPNH) - Neraca Awal Tahun 2017/ Per 31 Desember 2016

- Neraca per 30 Juni 2017

(4)

3

- Laporan Operasional (LO)

- Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Lampiran A3:

- Laporan Posisi Barang Milik Negara (BMN) di Neraca - Laporan Barang Persediaan

- Laporan Barang Pengguna Intrakomptabel (I) - Laporan Barang Pengguna Ektrakomptabel (E) - Laporan Barang Pengguna Gabungan (I) dan (E) - Laporan Barang Bersejarah

- Laporan Barang Aset Tak Berwujud (ATB) - Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) - Laporan Kondisi Barang

- Laporan Penyusutan - Laporan Amortisasi Lampiran A4: - CRBMN - CALBMN Lampiran A5:

- Surat Pernyataan Rekening - Daftar Rekening Pemerintah Aktif - Monitoring Penutupan Rekening - Daftar Saldo Kas

Lampiran A6:

- Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) KPPN beserta Laporan Hasil Rekonsiliasi (LHR) - Berita Acara Rekonsiliasi Internal beserta lampirannya

- Berita Acara Rekonsiliasi BMN dengan KPKNL

Lampiran A7:

- Rekening Koran - Rekap Kerja Sama

- Memo Penyesuaian dan kartu­kartu - Monitoring UP/TUP

(5)

4

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Laporan Realisasi Anggaran Semester I TA 2017 15 Tabel 2 : Neraca Per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 16 Tabel 3 : Laporan Operasional Untuk Semester Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan

2016

17

Tabel 4 : Laporan Perubahan Ekuitas Per 30 Juni 2017 dan 2016 18 Tabel 5 : Penghitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih 27

Tabel 6 : Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap 29

Tabel 7 : Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak berwujud 30 Tabel 8 : Perubahan Anggaran Berdasarkan Jenis Belanja 32 Tabel 9 : Perubahan Anggaran berdasarkan Program dan Sumber Dana 33 Tabel 10 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 34 Tabel 11 : Perbandingan Realisasi Pendapatan Semester I TA 2017 dan TA 2016 34

Tabel 12 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Semester I TA 2017 dirinci per Program dan Sumber Dana

36

Tabel 13 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Semester I TA 2017 dirinci per Jenis Belanja

36

Tabel 14 : Perbandingan Realisasi Belanja Semester I TA 2017 dan 2016 37

Tabel 15 : Perbandingan Belanja Pegawai Semester I TA 2017 dan 2016 38

Tabel 16 : Perbandingan Belanja Barang Semester I TA 2017 dan 2016 38

Tabel 17 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Semester I TA 2017 dan 2016 39

Tabel 18 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan Semester I TA 2017 dan 2016

40

Tabel 19 : Rincian Belanja Dibayar Dimuka 42

Tabel 20 : Rincian Persediaan per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 42

Tabel 21 : Rincian Tanah 43

Tabel 22 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016

45

Tabel 23 : Rincian Aset Tak Berwujud 30 Juni 2017 45 Tabel 24 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya 46 Tabel 25 : Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak Untuk Periode Yang Berakhir

30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016

(6)

5

30 Juni 2016

Tabel 27 : Rincian Beban Persediaan Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016

49

Tabel 28 : Rincian Beban Barang dan Jasa Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016

50

Tabel 29 : Rincian Beban Pemeliharaan Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016

51

Tabel 30 : Rincian Beban Perjalanan Dinas Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016

51

Tabel 31 : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016dan 2016

52

Tabel 32 : Rincian Kegiatan Non Operasional Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016

53

(7)

6

INDEKS CALK

Halaman

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Pendapatan Negara dan Hibah

Catatan B.1 Pendapatan 33

Belanja Negara

Catatan B.2. Belanja 35

Catatan B.3 Belanja Pegawai 37

Catatan B.4. Belanja Barang 38

Catatan B.5 Belanja Modal 39

NERACA ASET

Aset Lancar

Catatan C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran 41

Catatan C.2 Kas di Bendahara Penerimaan 41

Catatan C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas 41

Catatan C.4 Belanja Dibayar Dimuka 41

Catatan C.5 Persediaan 42

Catatan C.6 Persediaan Yang belum Diregister 42

Aset Tetap

Catatan C.7 Tanah 43

Catatan C.8 Peralatan dan Mesin 43

Catatan C.9 Gedung dan Bangunan 44

Catatan C.10 Aset Tetap Lainnya 44

Catatan C.11 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 44

Aset Lainnya

Catatan C.12. Aset Tak Berwujud 45

Catatan C.13. Aset Lain­lain 45

Catatan C.14. Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya 46

KEWAJIBAN

Kewajiban Jangka Pendek

Catatan C.15. Uang Muka dari KPPN 47

Catatan C.16. Utang Kepada Pihak Ketiga 47

EKUITAS

(8)

7

KEGIATAN OPERASIONAL Pendapatan

Catatan D.1 Penerimaan Negara Bukan Pajak 48

Beban

Catatan D.2 Beban Pegawai 48

Catatan D.3 Beban Persediaan 49

Catatan D.4 Beban Barang dan Jasa 50

Catatan D.5 Beban Pemeliharaan 50

Catatan D.6 Beban Perjalanan Dinas 51

Catatan D.7 Beban Penyusutan dan Amortisasi 52

KEGIATAN NON OPERASIONAL

Catatan D.8. Defisit Kegiatan Non Operasional 52

POS LUAR BIASA

Catatan

D.9. Pos Luar Biasa 53

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Catatan E.1 Ekuitas Awal 54

Catatan E.2 Surplus/Defisit LO 54

Catatan E.3 Penyesuaian Nilai Aset 54 Catatan E.4 Transaksi antar Ekuitas 55

(9)

8

DAFTAR GRAFIK

Halaman 1. Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja Per Jenis Belanja 36

(10)

9

1. Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan dan Nilai Buku Aset Tetap Semester I

Tahun 2017

2. Laporan Realisasi Anggaran

3. Laporan Realisasi Anggaran Belanja

4. Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Belanja

5. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Hibah

6 Laporan Realisasi Anggaran Pengembalian Pendapatan dan Hibah

7. Neraca Per 30 Juni 2017

8. Neraca Percobaan

9. Laporan Operasional

10. Laporan Perubahan Ekuitas

11. Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca

12. Laporan Barang Persediaan

13. BA Stock Opname Barang Persediaan

14. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Intrakomptabel

15. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Ekstrakomptabel

16. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Gabungan Intra dan Ekstrakomptabel

17. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Barang Bersejarah

18. Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan Aset Tak Berwujud

19. Laporan Barang Kuasa Pengguna Konstruksi Dalam Pengerjaan

20. Laporan Kondisi Barang

21. Laporan Penyusutan Intrakomptabel, Ekstrakomptabel dan Gabungan

22. CRBMN

23.. CALBMN

(11)

10

25. Daftar Rekening Pemerintah Aktif

26. Rincian Saldo Kas

27. BAR KPPN dan Laporan Hasil Rekonsiliasi (LHR)

28. BAR Internal antara SIMAK dan SAIBA

29 BAR BMN dengan KPKNL

30 Rekening Koran

31 LPJ Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

31 Rekap Kerjasama

32 Memo Penyesuaian dan Kartu­Kartu

(12)

11

DAFTAR SINGKATAN

APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

BAST : Berita Acara Serah Terima

BPK : Badan Pemeriksa Keuangan

BUN : Bendahara Umum Negara

DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

LRA : Laporan Realisasi Anggaran

MA : Mata Anggaran Penerimaan / Pengeluaran

PNBP : Penerimaan Negara Bukan Pajak

SIMAK­BMN : Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara

SAI : Sistem Akuntansi Instansi

SAK : Sistem Akuntansi Keuangan

SAP : Standar Akuntansi Pemerintahan

SKPA : Surat Kuasa Pengguna Anggaran

TA : Tahun Anggaran

TAB : Tahun Anggaran Berjalan

TAYL : Tahun Anggaran Yang Lalu

TGR : Tuntutan Ganti Rugi

TPA : Tagihan Penjualan Angsuran

UP : Uang Persediaan

(13)

12

BADAN PUSAT STATISTIK

PROVINSI BALI

Jl. Puputan No. 1 Denpasar, Tlp. (0361) 239933 Fax (0361) 239162, Email : [email protected]

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan BPS Provinsi Bali yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Denpasar, 10 Juli 2017 Kepala,

Ir. Adi Nugroho, MM NIP. 196010061983121001

(14)

13

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan BPS Provinsi Bali Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah­kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur­unsur Pendapatan­LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2017.

Realisasi Pendapatan Negara pada Semester Yang Berakhir 30 Juni 2017 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp842.297.526 atau mencapai 88,49 persen dari estimasi Pendapatan­ LRA sebesar Rp951.824.000.

Realisasi Belanja Negara pada Semester Yang Berakhir 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp8.250.752.806 atau mencapai 31,24 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp26.412.749.000.

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 30 Juni 2017.

Nilai Aset per 30 Juni 2017 dicatat dan disajikan sebesar Rp24.535.925.580 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp642.834.300. Aset Tetap (neto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp23.425.021.230, dan Aset Lainnya (neto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp468.070.050.

Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing­masing sebesar Rp570.000.000 dan Rp23.965.925.580.

3. LAPORAN OPERASIONAL

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan­LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa,

(15)

14

dan surplus/defisit­LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan­LO untuk periode sampai dengan 30 Juni 2017 adalah sebesar Rp837.425.475 sedangkan jumlah beban operasional adalah sebesar Rp8.625.261.324 sehingga terdapat defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp7.787.835.849. Kegiatan Non Operasional mengalami surplus senilai Rp5.620.651, sedangkan nilai dari Pos­Pos Luar Biasa sebesar Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit­LO sebesar Rp7.782.215.198.

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 dibandingkan dengan periode yang berakhir 30 Juni 2017. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2017 adalah sebesar Rp24.339.685.498, dikurangi Defisit­LO sebesar Rp7.782.215.198, kemudian dikurangi koreksi­koreksi sebesar Rp0, dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp7.408.455.280 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 30 Juni 2017 adalah senilai Rp23.965.925.580.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan­pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas Laporan Keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 30 Juni 2017 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas per 30 Juni 2017 disusun dan disajikan dengan basis akrual.

(16)

15

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

TABEL 1

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 DAN 30 JUNI 2016

(Dalam Rupiah)

30 JUNI 2016

ANGGARAN REALISASI REALISASI

PENDAPATAN NEGARA DN HIBAH B.1

Penerimaan Negara Bukan Pajak 951,824,000 842,297,526 88.49 135,217,783

JUMLAH PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH 951,824,000 842,297,526 88.49 135,217,783

BELANJA NEGARA B.2.

Belanja Pegawai B.3 8,227,191,000 3,589,772,883 43.63 4,085,660,192 Belanja Barang B.4 17,930,040,000 4,430,347,179 24.71 3,589,823,759 Belanja Modal B.5 255,518,000 230,632,744 90.26 374,884,404

JUMLAH BELANJA NEGARA 26,412,749,000 8,250,752,806 31.24 8,050,368,355 % thd Angg

CATATAN

(17)

16

II.NERACA

TABEL 2

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI NERACA PER 30 JUNI 2017 DAN 31 DESEMBER 2016

(Dalam Rupiah)

CATATAN 30 JUNI 2017 31 DESEMBER 2016

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 570,000,000 -Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - -Kas Lainnya dan Setara -Kas C.3 - -Belanja Dibayar di Muka C.4 80,465,000 39,334,167 Persediaan C.5 4,948,100 4,801,400

C.6 (12,578,800)

Jumlah Aset Lancar 642,834,300 44,135,567 Tanah C.6 8,809,085,000 8,809,085,000 Peralatan dan Mesin C.7 11,576,626,131 11,456,380,988 Gedung dan Bangunan C.8 13,742,755,963 13,560,644,963 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.9 - -Aset Tetap Lainnya C.10 451,813,357 451,813,357 Konstruksi Dalam Pengerjaan C.11 - -Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.12 (11,155,259,221) (10,294,031,782) Jumlah Aset Tetap 23,425,021,230 23,983,892,526

ASET LAINNYA

Aset Tidak Berwujud C.13 1,445,030,261 1,484,586,261 Aset Lain-Lain C.14 746,708,546 719,752,546 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.15 (1,723,668,757) (1,522,268,223) Jumlah Aset Lainnya 468,070,050 682,070,584

JUMLAH ASET 24,535,925,580 24,710,098,677

Uang Muka dari KPPN C.16 570,000,000 -Utang kepada Pihak Ketiga C.17 - 266,781,491 Pendapatan Diterima di Muka C.18 - -Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 570,000,000 266,781,491

570,000,000 266,781,491 Ekuitas C.19 23,965,925,580 24,829,639,341 JUMLAH EKUITAS 23,965,925,580 24,829,639,341 URAIAN KEWAJIBAN ASET ASET TETAP ASET LANCAR

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS

(18)

17

III. LAPORAN OPERASIONAL

TABEL 3

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2017 DAN 30 JUNI 2017

(Dalam Rupiah)

CATATAN 30 Juni 2017 30 Juni 2016

Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 837,425,475 133,902,000

837,425,475

133,902,000

Beban Pegawai D.2 3,344,557,622 3,821,057,589 Beban Persediaan D.3 62,956,000 100,613,353 Beban Barang dan Jasa D.4 1,606,004,369 1,028,811,676 Beban Pemeliharaan D.5 150,270,455 162,343,200 Beban Perjalanan Dinas D.6 2,561,599,992 2,332,018,500 Beban Barang untuk Diserahkan kepada D.7 - -Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 899,872,886 1,164,481,384

8,625,261,324

8,609,325,702

SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN

OPERASIONAL (7,787,835,849) (8,475,423,702)

Surplus Pelepasan Aset Non Lancar 4,568,000 -Surplus Dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 1,052,651 (32,348,495) SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON

OPERASIONAL D.9 5,620,651 (32,348,495) SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (7,782,215,198) (8,507,772,197)

D.10

Pos Luar Biasa -

-SURPLUS/DEFISIT LO (7,782,215,198) (8,507,772,197) URAIAN

BEBAN

JUMLAH BEBAN

KEGIATAN NON OPERASIONAL

POS LUAR BIASA

KEGIATAN OPERASIONAL

JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN

(19)

18

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

TABEL 4.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 30 JUNI 2017 DAN 2016

(Dalam Rupiah)

URAIAN CATATAN 30 JUNI 2017 30 JUNI 2016

EKUITAS AWAL E.1 24,339,685,498 25,929,745,898

SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (7,782,215,198) (8,507,772,197)

KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI

EKUITAS E.3 -

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR

PENYESUAIAN NILAI ASET E.3.2 -

KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3.3 -

SELISIH REVALUASI ASET TETAP E.3.4 -

KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.3.5 - (551,556,218)

KOREKSI LAIN-LAIN E.3.6 -

-JUMLAH - (551,556,218)

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 7,408,455,280 6,583,617,136

EKUITAS AKHIR E.5 23,965,925,580 23,454,034,619

(20)

-19

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A.

PENJELASAN UMUM

Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis

A.1 DASAR HUKUM

1. Undang­Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang­Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

3. Undang­Undang Nomor 18 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2017;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran dan Belanja Negara;

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara;

9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 252/PMK.05/2014 tentang Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/ Satuan Kerja;

10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 247/PMK.06/2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat;

11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 251/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Amortisasi BMN Berupa Aset Tak Berwujud Pada Entitas Pemerintah Pusat;

12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 52/PMK.06/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/PMK.06/2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik Negara;

13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 57/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik Negara;

(21)

20

14. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

69/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Rekonsiliasi Barang Milik Negara dalam Rangka Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat;

15. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 71/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang Milik Negara Yang Tidak Digunakan Untuk Menyelenggarakan Tugas dan Fungsi Kementerian Negara/Lembaga;

16. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 83/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemusnahan dan Penghapusan Barang Milik Negara;

17. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 87/PMK.06/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 246/PMK.06/2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan Barang Milik Negara;

18. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 181/PMK.06/2016 tentang Penatausahaan BMN;

19. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara; 20. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

75/PMK.05/2016 tentang Penyelesaian Piutang Instansi Pemerintah yang Diurus/Dikelola oleh Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN;

21. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 240/PMK.06/2016 tentang Pengurusan Piutang Negara;

22. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 191/PMK.05/2011 tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah; 23. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

271/PMK.05/2014 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hibah;

24. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 238/PMK.05/2011 tentang Pedoman Umum Sistem Akuntansi Pemerintahan;

25. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/PMK.05/2016 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

26. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 224/PMK.05/2016 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat;

(22)

21

27. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

225/PMK.05/2016 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat;

28. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 137/KMK.6/2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara;

29. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.6/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat; 30. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 14/KM.6/2015 tentang

Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Milik Negara;

31. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 385/KM.6/2016 tentang Modul Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dan Pemutakhiran Data Barang Milik Negara;

33. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER­ 81/PB/2011 tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk Barang/Jasa/Surat Berharga;

34. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER­ 82/PB/2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga;

35. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER­ 85/PB/2011 tentang Pedoman Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga; dan

36. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor.PER­ 16/PB/2014 tentang Tata Cara Koreksi Data Transaksi Keuangan Pada Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.

PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI

Badan Pusat Statistik (BPS) didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menyelenggarakan kegiatan statistik melalui sensus, survei, kompilasi produk administrasi, dan cara lainnya, serta mengumumkan hasilnya secara berkala atau sewaktu­waktu dan terbuka kepada masyarakat baik instansi pemerintah, lembaga swasta, lembaga swadaya masyarakat ataupun perorangan. Dalam mendukung Visi Pembangunan Indonesia 2005­2025 yaitu

(23)

22

“Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur” dan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015­2019 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”, BPS berupaya meningkatkan kontribusinya dalam hal pembangunan nasional di bidang statistik.

Dengan memperhatikan misi pembangunan nasional dan pencapaian BPS pada Pembangunan Jangka Menengah Nasional periode kedua 2010­2014, BPS menetapkan visi tahun 2015­2019: “Pelopor Data Statistik Terpercaya

untuk Semua”. Misi BPS dirumuskan dengan memperhatikan misi RPJMN

2015­2019 dan tugas, fungsi, dan kewenangan BPS. Perumusan misi BPS juga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak­pihak yang berkepentingan (stakeholders), dan memberikan peluang untuk dapat disesuaikan dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis. Pernyataan misi BPS yang dikaitkan dengan Visi BPS djabarkan sebagai berikut:

1. Menyediakan data statistik berkualitas melalui kegiatan statistik yang terintegrasi dan berstandar nasional maupun internasional.

2. Memperkuat Sistem Statistik Nasional yang berkesinambungan melalui pembinaan dan koordinasi di bidang statistik.

3. Membangun insan statistik yang profesional, berintegritas dan amanah untuk kemajuan perstatistikan.

Organisasi dan tata kerja entitas diatur dengan Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPS di Daerah.

Pada tahun 2017 BPS Provinsi Bali melaksanakan 3 (tiga) program yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai berikut:

1. Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik (P2IS).

2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPS (DMPTTL).

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPS (PSPA BPS).

(24)

23

Penyusunan Laporan Keuangan

A.2 PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK­ BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK­BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

Basis Akuntansi A.3 BASIS AKUNTANSI

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

(25)

24

Dasar

Pengukuran A.4 DASAR PENGUKURAN

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos­pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan

Akuntansi A.5 KEBIJAKAN AKUNTANSI

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2017 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip­prinsip, dasar­dasar, konvensi­ konvensi, aturan­aturan, dan praktik­praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik yang merupakan entitas pelaporan dari BPS Provinsi Bali. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah­kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan­kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Provinsi Bali adalah sebagai berikut:

Pendapatan-LRA (1) Pendapatan -LRA

 Pendapatan­LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).

(26)

25

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

 Pendapatan­LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Pendapatan-LO (2) Pendapatan –LO

 Pendapatan­LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

 Pendapatan­LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/atau pendapatan direalisasikan, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan­LO pada Badan Pusat Statistik adalah sebagai berikut:

o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan

o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.

o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan

 Akuntansi pendapatan­LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Belanja (3) Belanja

 Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

(27)

26

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban (4) Beban

 Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

 Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset (5) Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan aset Lainnya.

Aset Lancar a) Aset Lancar

 Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

 Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.

 Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal

(28)

27

 Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan

(net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih

Kualitas

Piutang Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal

jatuh tempo 0.5%

Kurang Lancar

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan

10%

Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat

Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%

Macet

1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan

pelunasan 100%

2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.

 Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:

 harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;  harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;  harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh

(29)

28

Aset Tetap b) Aset Tetap

 Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.

 Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.

 Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.  Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional

pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain­lain pada pos Aset Lainnya.

 Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang­undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.

Penyusutan

Aset Tetap c) Penyusutan Aset Tetap

 Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

(30)

29

 Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah;

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.  Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan

setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.  Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode

garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.  Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan

Menteri Keuangan Nomor:59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat dalam rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun

Piutang Jangka Panjang

d) Piutang Jangka Panjang

 Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.

Aset Lainnya  Aset Lainnya

(31)

30

dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.

 Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat netto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.

 Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud

Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat

(tahun)

Software Komputer 4

Franchise

5 Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk,

Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

10

Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim.

20

Hak Cipta Karya Seni Terapan,

Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan 25 Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak

Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram.

50

(32)

31

 Aset Lain­lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai

buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

Kewajiban (6) Kewajiban

 Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

 Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Ekuitas (7) Ekuitas

Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

(33)

32

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI

ANGGARAN

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menerima pagu anggaran tahun 2017 sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Nomor DIPA­ 054.01.2.429171/2017 tanggal 17 Desember 2016. Selama periode berjalan, Badan Pusat Statistik Provinsi Bali telah mengadakan revisi DIPA sebanyak tiga kali yaitu:

- Revisi DIPA I tanggal 3 April 2017 yaitu revisi DIPA dalam keluaran (output) yang sama, kegiatan yang sama, dan antar satker dalam satu wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pagu awal sebesar Rp27.588.963.000 direvisi menjadi Rp27.450.651.000.

- Revisi DIPA II Tanggal 5 April 2017 yaitu revisi DIPA dalam keluaran (output) yang sama, kegiatan yang sama, dan antar satker dalam satu wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Pagu anggaran setelah Revisi DIPA II menjadi Rp26.412.749.000.

- Revisi DIPA III tanggal 22 Juni 2016 yaitu revisi DIPA dalam keluaran (output) yang sama, kegiatan yang sama, dan antar satker dalam satu wilayah kerja kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Pagu anggaran setelah Revisi DIPA III menjadi Rp26.412.749.000.

Perubahan pagu anggaran berdasarkan jenis belanja adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Perubahan Anggaran Berdasarkan Sumber Pendapatan dan Jenis Belanja

ANGGARAN ANGGARAN

AWAL SETELAH REVISI

Pendapatan

Pendapatan dari Pengelolaan BMN -

-Pendapatan Jasa 951,824,000 951,824,000 Pendapatan lain-lain - -Jumlah Pendapatan 951,824,000 951,824,000 Belanja Belanja Pegawai 8,227,191,000 8,227,191,000 Belanja Barang 19,106,254,000 17,930,040,000 Belanja Modal 255,518,000 255,518,000 Jumlah Belanja 27,588,963,000 26,412,749,000 Semester I TA 2017 Uraian

(34)

33

ditetapkan oleh pemerintah sebagai berikut:

1. Program Penyediaan dan Pelayanan Informasi Statistik (P2IS). 2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya BPS (DMPTTL).

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BPS (PSPA BPS).

Perubahan pagu anggaran berdasarkan program dan sumber dana dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 9. Perubahan Anggaran Berdasarkan Sumber Pendapatan, Program, dan Sumber Dana

ANGGARAN ANGGARAN

AWAL SETELAH REVISI

Pendapatan

Pendapatan dari Pengelolaan BMN - -Pendapatan Jasa 951,824,000 951,824,000 Pendapatan Lain-lain - -Jumlah Pendapatan 951,824,000 951,824,000 Belanja DMPTTL 10,542,237,000 10,542,237,000 - RM 10,542,237,000 10,542,237,000 PSPA 255,518,000 255,518,000 -RM 255,518,000 255,518,000 PPIS 16,791,208,000 15,614,994,000 -RM 15,855,946,000 14,679,732,000 -PNBP 935,262,000 935,262,000 Jumlah Belanja 27,588,963,000 26,412,749,000 Semester I TA 2017 Uraian Realisasi Pendapatan Rp842.297.526 B.1 Pendapatan

Realisasi Pendapatan pada Semester I TA 2017 adalah sebesar Rp842.297.526 atau mencapai 88,49 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan dalam DIPA BPS Provinsi Bali untuk TA 2017 sebesar Rp951.824.000. Pendapatan BPS Provinsi Bali terdiri dari Pendapatan dari Pengelolaan BMN, Pendapatan Jasa, dan Pendapatan Lain­lain. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya dapat dilihat seperti pada tabel yang disajikan pada halaman berikutnya.

(35)

34

Tabel 10. Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

Pendapatan dari Pengelolaan BMN - 13,059,475

-Pendapatan Jasa 951,824,000 828,934,000 114.83

Pendapatan Lain-lain - 304,051

-Jumlah 951,824,000 842,297,526 88.49 Uraian

Semester I TA 2017

Anggaran Realisasi % Real Angg.

Realisasi Pendapatan Semester I TA 2017 mengalami kenaikan sebesar 522,92 persen dibandingkan Semester I TA 2017. Kenaikan ini disebabkan akibat adanya peningkatan pendapatan jasa dari kerjasama yang dilakukan oleh BPS Provinsi Bali. Perbandingan realisasi pendapatan Semestar I TA 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Perbandingan Realisasi Pendapatan Semestar I TA 2017 dan Semester I TA 2016

URAIAN REALISASI Sem ester I TA 2017 REALISASI Sem ester I TA 2016 NAIK (TURUN) % Pendapatan dari Pengelolaan BMN 13,059,475 6,527,900 100.06 Pendapatan Jasa 828,934,000 126,840,000 553.53 Pendapatan Lain-lain 304,051 1,849,883 (83.56)

Jumlah 842,297,526 135,217,783 522.92

Beberapa hal yang mempengaruhi kenaikan pendapatan periode yang berakhir 30 Juni 2017 dibandingkan periode yang berakhir 30 Juni 2016, yaitu.

1. Realisasi pendapatan dari pengelolaan BMN mengalami kenaikan sebesar 100.06 persen. Kenaikan ini karena adanya pendapatan dari lelang beberapa aset yang telah dihapuskan.

2. Realisasi pendapatan jasa mengalami kenaikan sebesar 553,53 persen. Kenaikan pendapatan ini disebabkan oleh bertambahnya nilai kerja sama yang dilakukan oleh Satker BPS Provinsi Bali. Kegiatan kerja sama satker BPS Provinsi Bali pada periode ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan dengan rincian:

­ Pelaksanaan Survei Penjualan Eceran (SPE) Tahun Anggaran 2017, kerja sama dengan Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali sesuai dengan perjanjian kerja sama nomor 18/4956/Dps/Srt/B

(36)

35

berlaku kerjasama adalah 22 Desember 2016 s/d 31 Desember

2017 dengan nilai sebesar Rp.110.232.000,­. Pembayaran kerja sama ini dibagi ke dalam dua tahap. Pembayaran tahap pertama telah disetorkan ke kas negara sebesar Rp55.116.000,­ (SSBP dengan NTPN Nomor 170302665198 Tanggal 2 Maret 2017) ­ Pelaksanaan Survei Konsumen (SK) Tahun Anggaran 2017,

kerja sama dengan Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali sesuai dengan perjanjian kerja sama nomor 18/4956/Dps/Srt/B dan B­ 234/BPS/5155012/2016 tanggal 22 Desember 2016. Masa berlaku kerjasama adalah 22 Desember 2016 s/d 31 Desember 2017 dengan nilai sebesar Rp. 151.368.000,­. Pembayaran kerja sama ini dibagi ke dalam dua tahap. Pembayaran tahap pertama telah disetorkan ke kas negara sebesar Rp75.684.000,­ (SSBP dengan NTPN Nomor 170302665198 Tanggal 2 Maret 2017) ­ Pelaksanaan Survei SPTK 2016 Kota Denpasar, kerja sama

dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Denpasar sesuai dengan perjanjian kerja sama 415.4/25/KB/BKS/2016 dan B­092/BPS/51520/VIII/2016 tanggal 22 Agustus 2016. Masa berlaku kerjasama 22 Agustus 2016 s/d 31 Desember 2017 dengan nilai sebesar Rp698.144.000,­. Pendapatan atas kerja sama ini telah disetorkan ke kas negara sebanyak dua kali yaitu SSBP No.E86467DSP9FUN5T2 tanggal 30 Maret 2017 sebesar Rp425.995.000,­ dan SSBP No. CF12E83E7NSHJK52 tanggal 2 Juni 2016 sebesar Rp272.139.000.

3. Realisasi pendapatan lain­lain mengalami penurunan sebesar 83,56%. Hal ini terjadi karena menurunnya penerimaan kembali belanja pegawai maupun belanja barang Tahun Anggaran Yang Lalu.

Realisasi Belanja Negara

Rp8.250.752.806

B.2 Belanja

Realisasi Belanja pada Semester I TA 2017 adalah sebesar Rp8.250.752.806 atau 31,24% dari anggaran belanja sebesar Rp26.412.749.000.

(37)

36

Rincian anggaran dan realisasi belanja Semester I TA 2017 adalah

sebagai berikut.

Tabel 12. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Semester I TA 2017 Dirinci Per Program dan Sumber Dana

DMPTTL 10,542,237,000 4,362,496,974 41.38 - RM 10,542,237,000 4,362,496,974 41.38 PSPA 255,518,000 230,632,744 90.26 - RM 255,518,000 230,632,744 90.26 PPIS 15,614,994,000 3,657,623,498 23.42 - RM 14,679,732,000 3,336,288,532 22.73 - PNBP 935,262,000 321,334,966 34.36 Total Belanja Kotor 26,412,749,000 8,250,753,216 31.24

Pengembalian (410)

-Jumlah 26,412,749,000 8,250,752,806 31.24 Uraian

Semester I TA 2017

Anggaran Realisasi % Real

Angg.

Tabel 13. Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja sampai Semester I TA 2017 Dirinci Per Jenis Belanja

Belanja Pegawai 8,227,191,000 3,589,773,293 43.63

Belanja Barang 17,930,040,000 4,430,347,179 24.71

Belanja Modal 255,518,000 230,632,744 90.26

Total Belanja Kotor 26,412,749,000 8,250,753,216 31.24

Pengembalian (410)

-Jumlah 26,412,749,000 8,250,752,806 31.24

Uraian

Semester I TA 2017

Anggaran Realisasi % Real Angg.

Komposisi anggaran dan realisasi belanja per jenis belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

Grafik 1. Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja

2,000,000,000 4,000,000,000 6,000,000,000 8,000,000,000 10,000,000,000 12,000,000,000 14,000,000,000 16,000,000,000 18,000,000,000 20,000,000,000

Pegawai Barang Modal

Anggaran Belanja

(38)

37

Semester I TA 2017 mengalami kenaikan dari segi jumlah tetapi

mengalami penurunan dari segi persentase. Secara jumlah, realisasi belanja mengalami kenaikan sebesar 2,49 persen sedangkan secara persentase, mengalami penurunan sebesar 2,06 persen (Realisasi semester I TA 2016: 33,30%). Kenaikan realisasi jika dilihat dari segi jumlah terjadi disebabkan oleh kenaikan realisasi belanja barang.

Perbandingan realisasi belanja Semester I TA 2017 dan TA 2016 adalah sebagai berikut.

Tabel 14.Perbandingan Realisasi Belanja Semester I TA 2017 dan TA 2016

URAIAN REALISASI SEMESTER I

TA 2017 REALISASI SEMESTER I TA 2017 NAIK (TURUN) % Belanja Pegawai 3,589,772,883 4,085,660,192 (12.14) Belanja Barang 4,430,347,179 3,589,823,759 23.41 Belanja Modal 230,632,744 374,884,404 (38.48) Jumlah 8,250,752,806 8,050,368,355 2.49 Belanja Pegawai Rp3.589.772.883 B.3 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai Semester I TA 2017 dan Semester I TA 2016 adalah masing­masing sebesar Rp3.589.772.883 dan Rp4.085.660.192. Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang­ undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Realisasi belanja pegawai Semester I TA 2017 mengalami penurunan sebesar 12,14 persen dari Semester I TA 2016. Hal ini disebabkan karena penurunan belanja gaji dan tunjangan khusus serta belanja tunjangan khusus.

Perbandingan belanja pegawai Semester I TA 2017 dan Semestar I TA 2016 dapat dilihat seperti pada tabel yang disajikan pada halaman selanjutnya.

(39)

38

Tabel 15.Perbandingan Belanja Pegawai

Semester I TA 2017 dan Semestar I TA 2016 URAIAN REALISASI SEMESTER I TA 2017 REALISASI SEMESTER I TA 2016 NAIK (TURUN) %

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 2,088,104,689 2,530,680,087 (17.49)

Belanja Lembur 30,706,000 14,090,000 117.93

Belanja Tunjangan Khusus/kegiatan 1,470,962,604 1,540,890,389 (4.54)

Jumlah Belanja Kotor 3,589,773,293 4,085,660,476 (12.14)

Pengembalian Belanja Pegawai (410) (284) 44.37

Jumlah Belanja 3,589,772,883 4,085,660,192 (12.14)

Beberapa hal yang mempengaruhi belanja pegawai pada semester I TA 2016 yaitu:

- Kenaikan gaji pegawai karena kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, maupun penambahan jumlah anggota keluarga tertanggung dibandingkan tahun sebelumnya.

- Gaji ke­13 pada Tahun 2017 dibayarkan di bulan Juli 2017 sedangkan gaji ke­13 pada tahun 2016 dibayarkan di bulan Juni 2017.

- Pembayaran gaji ke­14 tahun 2017 dan 2016 dibayarkan pada bulan Juni.

- Pada tahun 2017 tidak ada kenaikan gaji pokok pegawai.

Belanja Barang Rp4.430.347.179

B.4 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang Semester I TA 2017 dan Semestar I TA 2016 adalah masing­masing sebesar Rp4.430.347.179 dan Rp3.589.823.759. Realisasi belanja barang Semester I TA 2017 mengalami kenaikan sebesar 23,41 persen dibandingkan belanja barang Semester I TA 2016. Perbandingan Belanja Barang Semester I TA 2017 dan Semestar I TA 2016 dapat dilihat seperti tabel berikut.

Tabel 16.Perbandingan Belanja Barang Semester I TA 2017 dan Semestar I TA 2016

URAIAN REALISASI SEMESTER I

TA 2017

REALISASI SEMESTER I TA 2016

NAIK (TURUN) %

Belanja Barang Operasional 352,894,021 200,278,169 76.20

Belanja Barang Non Operasional 1,079,217,275 515,938,930 109.18

Belanja Barang Persediaan 43,701,300 51,709,600 (15.49)

Belanja Jasa 236,590,136 336,065,860 (29.60) Belanja Pemeliharaan 156,344,455 153,812,700 1.65 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 2,561,599,992 2,332,018,500 9.84

Jumlah Belanja Kotor 4,430,347,179 3,589,823,759 23.41

Pengembalian Belanja -

(40)

39

Rp230.632.744

Realisasi Belanja Modal Semester I TA 2017 dan Semestar I TA 2016 adalah masing­masing sebesar Rp230.632.744 dan Rp374.884.404. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Realisasi Belanja Modal pada Semester I TA 2017 mengalami penurunan dari segi jumlah realisasi sebesar 38,48. Dari segi jumlah penurunan realisasi belanja modal disebabkan oleh penurunan anggaran belanja modal pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2016 tetapi realisasi belanja modal pada semester I TA 2017 telah mencapai 90,26 persen dari anggarannya. Jika dilihat dari segi persentase terhadap anggarannya, realisasi belanja modal mengalami peningkatan sebesar 77,50 persen (Realisasi belanja modal Semester I TA 2016: 12,76%). Perbandingan realisasi belanja modal Semester I TA 2016 dan TA 2016 adalah sebagai berikut.

Tabel 17. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Semester I TA 2016 dan TA 2016

URAIAN REALISASI SEMESTER I

TA 2017

REALISASI SEMESTER I TA 2016

NAIK (TURUN) % Belanja Modal Peralatan dan Mesin 48,521,744 324,639,804 (85.05) Belanja Modal Gedung dan Bangunan 182,111,000 50,244,600 262.45

Jumlah Belanja Kotor 230,632,744 374,884,404 (38.48)

Pengembalian 0 0

-Jumlah Belanja 230,632,744 374,884,404 (38.48)

B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 adalah sebesar Rp182.111.000 dan Rp50.244.600. Realisasi belanja modal peralatan dan mesin untuk periode 30 Juni 2017 mengalami penurunan sebesar 85,05 persen bila dibandingkan dengan realisasi periode yang berakhir 30 Juni 2016. Hal ini disebabkan oleh penurunan anggaran belanja modal peralatan dan mesin pada tahun 2017. Jika dilihat dari anggarannya realisasi peralatan dan mesin telah mencapai 73,52 persen. Dilihat dari persentasenya,

(41)

40

realisasi belanja peralatan dan mesin mengalami penurunan sebesar 11,39

persen (Realisasi belanja peralatan dan mesin Semester I TA 2016: 84,91 persen).

Realisasi belanja modal peralatan dan mesin pada periode yang berakhir 30 Juni 2017 digunakan untuk membiayai rincian pembelian 6 buah AC Split sebesar Rp48.521.744

B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016 adalah masing­masing sebesar Rp627.969.940 dan Rp134.051.600. Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 mengalami peningkatan sebesar 262,45 persen dibandingkan periode 30 Juni 2016. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pagu belanja modal gedung dan bangunan. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah sebagai berikut.

Tabel 18. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 30 Juni 2016

URAIAN JENIS BELANJA 30 JUNI 2017 30 JUNI 2016 NAIK

(TURUN) % Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan

Gedung 19,428,000 - 100.00

Belanja Penambahan Nilai Gedung dan

Bangunan 162,683,000 50,244,600 223.78

Jumlah Belanja Kotor 182,111,000 50,244,600 262.45

Pengembalian Belanja Modal 0 -

-Jumlah Belanja 182,111,000 50,244,600 262.45

Rincian belanja modal gedung dan bangunan untuk periode 30 Juni 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Perencanan dan pengawasan penataan halaman rumah dinas di Jln. Penyaringan, Sanur, Denpasar sebesar Rp19.428.000 dengan rincian:

- Perencanaan sebesar Rp11.200.000,­ - Pengawasan sebesar Rp8.228.000,­

2. Pelaksanaan penataan halaman rumah dinas BPS Prov. Bali di Jln. Penyaringan Sanur Denpasar sebesar Rp162.683.000

(42)

41

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp570.000.000

C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah masing­masing sebesar Rp570.000.000 dan Rp0 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan berada di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggung­jawabkan atau belum disetorkan ke Rekening Kas Negara per tanggal neraca.

Kas di Bendahara Penerimaan Rp0

C.2 Kas di Bendahara Penerimaan

Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal Per 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 adalah sebesar masing­masing Rp0. Kas di Bendahara Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di bank yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Kas Lainnya dan Setara

Kas Rp0 C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 masing­masing sebesar Rp0.

Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas. Setara kas yaitu investasi jangka pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan.

Belanja Dibayar di

Muka Rp80.465.000 C.4 Belanja Dibayar di Muka

Saldo Belanja Dibayar di Muka per tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing­masing adalah sebesar Rp80.465.000 dan Rp39.334.167. Belanja dibayar di muka merupakan hak yang masih harus diterima setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa telah dibayarkan secara penuh namun barang atau jasa belum diterima

(43)

42

seluruhnya. Rincian Belanja Dibayar di Muka adalah sebagai berikut:

Tabel 19. Rincian Belanja Dibayar di Muka

Jenis 30 Juni 2017 31 Desember 2016

Pembayaran Sewa Gudang Penyimpanan

Perlengkapandan Dokumen SE2016 80,465,000 39,334,167

Jumlah 80,465,000 39,334,167

Persediaan

Rp4.801.400 C.5 Persediaan

Nilai Persediaan per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 masing­masing adalah sebesar Rp4.948.100 dan Rp4.801.400.

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 20. Rincian Persediaan

Jenis 30 Juni 2017 31 Desember 2016

Barang Konsumsi 4,948,100 4,552,700

Barang untuk Pemeliharaan - 248,700

Jumlah 4,948,100 4,801,400

.

Persediaan yang Belum Diregister

Rp(12.758.800)

C.6 Persediaan yang Belum Diregister

Nilai persediaan yang belum diregister per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp(12.578.800) dan Rp0. Persediaan yang belum diregister merupakan belanja barang persediaan dengan menggunakan uang persediaan tetapi belum dilakukan pengesahan atau pertanggungjawaban uang persediaan (GUP) ke KPPN sehingga Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) GUP atas belanja persediaan ini belum terbit. Persediaan yang belum di register merupakan pembelian belanja persediaan barang konsumsi bulan Juni 2017 dan akan diGUP­kan pada bulan Juli 2017.

(44)

43

Rp8.809.085.000

Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Badan Pusat Statistik Provinsi Bali per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp8.809.085.000.

Rincian saldo Tanah per 30 Juni 2017 adalah sebagai berikut: Tabel 21. Rincian Tanah

No Luas Lokasi Nilai

1 2.000 m2 Jl. Puputan No 1 Renon Denpasar 6,416,000,000

2 187 m2 Jl. Wijaya Kusuma Denpasar 224,135,000

3 500 m2 Jl. Narakusuma Denpasar 688,500,000

4 144 m2 Jl. Gurita Denpasar 180,000,000

5 895 m2 Jl. Penyaringan Denpasar 1,100,850,000

6 210 m2 Jl. Ahmad Yani, Gg. Tohjaya Denpasar 199,600,000

8,809,085,000

Jumlah

Peralatan dan Mesin

Rp11.576.626.131 C.8 Peralatan dan Mesin

Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah Rp11.576.626.131 dan Rp11.456.380.988. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2016 11,456,380,988

Mutasi tambah: 120,245,143

Pembelian 48,521,744

Transfer Masuk 71,723,399

Saldo per 30 Juni 2017 11,576,626,131

Akumulasi Penyusutan s.d. 30 Juni 2017 9,438,663,512

Nilai Buku per 30 Juni 2017 2,137,962,619

Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa:

a. Transaksi Penambahan dari pembelian berupa 6 unit A.C. Split sebesar Rp48.521.744

b. Transaksi Penambahan dari Transfer Masuk berupa 11 buah ultra mobile P.C. sebesar Rp71.723.399

Rincian aset tetap Peralatan dan Mesin disajikan pada Lampiran A1 Laporan Keuangan ini.

Gambar

TAB  :  Tahun Anggaran Berjalan
Tabel 5. Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih  Kualitas
Tabel 8. Perubahan Anggaran Berdasarkan Sumber Pendapatan dan Jenis  Belanja
Tabel 11. Perbandingan Realisasi Pendapatan   Semestar I TA 2017 dan  Semester I TA 2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Provinsi Bali sebanyak 408.229 yang dikelola oleh rumah tangga, sebanyak

Dengan adanya peningkatan luas panen dan peningkatan rata-rata produksi per hektar selama periode Januari-April 2011 tersebut telah mengahasilkan produksi padi sebesar

Selisih Revaluasi Nilai Aset Tetap mencerminkan koreksi atas kesalahan pencatatan kuantitas aset pada laporan keuangan Rincian untuk tahun 2020 adalah sebagai

Nilai Koreksi Aset Tetap Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 adalah sebesar Rp0 dan Rp0, Karena KPU Kota Magelang tidak

Selisih Revaluasi Nilai Aset Tetap mencerminkan koreksi atas kesalahan pencatatan kuantitas aset pada laporan keuangan Rincian untuk tahun 2020 adalah sebagai berikut:.

Perusahaan dan Anak perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya dalam pengukuran aset tetapnya, oleh karenanya, selisih nilai revaluasi aset tetap yang telah

Secara umum, pengaruh kegiatan pada perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW (Rabiul akhir) di Provinsi Aceh berdampak pada pola pengeluaran masyarakat. Pada periode

Artinya adalah pada periode bulan Oktober hingga Desember tahun 2016, konsumen di Provinsi Aceh menyatakan persepsi bahwa kondisi ekonominya meningkat dibandingkan dengan