• Tidak ada hasil yang ditemukan

RITA ZAHRA ABSTRACT Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RITA ZAHRA ABSTRACT Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana UNJ Jurnal Ilmiah Educational Management Volume 6 Nomor 1 Desember 2015"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN, MOTIVASI KERJA KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SMP

NEGERI KOTA SAMARINDA RITA ZAHRA

ABSTRACT

The purpose of this study is to know the effect of information technology using toward the effectiveness of school management, the effect of work motivation of principle toward the effectiveness of school management, .management,the effect of joint information technology using , work motivation of principle, the performance of principle toward the effectiveness of school management. The method of this study uses survey method, with a population of affordability of 60 units of State Junior High Schools of Kalimantan Timur. As conclusion of this study that is using information technology, work motivation of principle,and the performance of principle has a positive effect toward the effectiveness of school management, there is a positive effect of joint information technology using, work motivation, the performance of principle on the effectiveness of school management , the effectiviness of school management can be increased through the information technology,work motivation of principle and performance of principle.

Keywords: The effectiveness of school management, infor.mation technology using, work motivation of principle, and the performance of principle

PENDAHULUAN4

Hasil penelitian Bank Dunia, yang mencatat ada tiga faktor pengelolaan sekolah tidak efektif; (1) umumnya kepala sekolah memiliki otonomi sangat terbatas untuk mengelola sekolahnya atau memutuskan pengalokasian sumber daya, (2) kepala sekolah sendiri diidentifikasi kurang memiliki ketrampilan mengelola sekolah dengan baik, dan (3) kecilnya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sekolah,pada hal dukungan masyarakat merupakan bagian dari peran kepemimpinan kepala sekolah (Sagala, 2004: 207).

Mortimore (2005: 12) mengatakan bahwa sekolah tidak efktif memiliki karakteristik; tidak adanya keterikatan, lebih

Guru SMA Swasta Samarinda

peduli kepada identitasnya diri sendiri dibandingkan dengan suatu tujuan komunitas bersama. Lingkungan sekolah mereka tidak bebas, dan bercirikan membosankan, suka membela diri, dan banyak hukuman. Guru memproyeksi kelemahan diri sendiri kepada anak-anak atau komunitasnya, guru tetap menjalankan praktek lama, membangun pertahanan diri untuk melawan pesan-pesan mengancam dari luar, takut akan kegagalan, menganggap perubahan sebagai pekerjaan orang lain, hubungan buruk dikalangan staf, mencari keselamatan dalam angka-angka.

Dalam kaitannya dengan peningkatan efektivitas sekolah di mana diharapkan Kepala sekolah, pendidik dan tenaga kependidikan selalu mengikuti perubahan yang ada. Perkembangan ilmu pengetahuan

(2)

hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Dimana peningkatan mutu pendidikan melalui efisiensi pengelolaan pendidikan, analisis serta pengkajian data dan informasi perlu dilakukan secara simultan, terus menerus, dan mendalam agar setiap unit kerja dalam lembaga pendidikan dapat melaksanakan manajemen secara efisien, efektif dan produktif. Dimana tinadakan-tindakan di atas diharapkan mampu meningkatkan efektivitas sekolah khususnya.

Selain itu untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan sekolah juga perlu untuk menuntut kinerja pendidik dan tenaga pendidik yang tinggi dimana kinerja yang diharapkan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh motivasi seseorang. Setiap Kepala Sekolah mempunyai perbedaan individual sebagai akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan masyarakat yang beraneka ragam maka hal ini akan terbawa ke dalam pekerjaannya, sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku Kepala Sekolah tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya. Di samping itu suasana batin/psikologis seseorang secara individu dalam organisasi yang memiliki lingkungan kerjanya. Hal ini berarti Kepala Sekolah memerlukan motivasi kerja yang kuat agar bersedia melaksanakan pekerjaan secara bersemangat, berkinerja Kepala Sekolah tinggi dan produktif.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini berusaha mengungkap rendahnya efektivitas pengelolaan sekolah dalam kaitannya dengan pemanfaatan pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan, motivasi kerja kepala sekolah dan kinerja kepala SMP Negeri di Kalimantan Timur. Oleh sebab itu, sangat

tentang masalah-masalah yang terjadi di SMP di Kalimantan Timur.

Steers (2006: 16), memberikan definisi efektivitas adalah sejauhmana organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usahanya mengejar tujuan operasi dan tujuan operasional.

Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya biaya, waktu dan tenaga untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan menghasilkan hasil yang optimal.

Mortimore dalam Suyanto (2011), mengatakan sekolah yang efektif memiliki ciri-ciri; (1) aktif, bukannya pasif, (2) tidak kasab mata, (3) rumit, bukannya sederhana, (4) dipengaruhi oleh adanya perbedaan individual di antara para peserta didik, (5) dipengaruhi oleh berbagai konteks.

Selanjutnya, ada beberapa ciri penting bagi sekolah yang efektif menurut Sackney yaitu; (1) adanya visi dan misi yang dipahami bersama oleh komunitas sekolah, yang dari sini dapat dirinci lagi menjadi; (a) adanya sistem nilai dan keyakinan yang saling dimengerti oleh komunitas sekolah, (b) adanya tujuan sekolah yang jelas, (c) adanya kepemimpinan instruksional. (2) Iklim belajar yang kondusif di sekolah, yang meliputi; (a) adanya keterlibatan dan tanggung jawab siswa, (b) lingkungan fisik yang mendukung, (c) perilaku siswa yang positif, (d) adanya dukungan keluarga dan masyarakat terhadap sekolah, (3) ada penekanan pada proses belajar, yang terdiri dari; (a) memusatkan diri pada kurikulum dan instruksional, (b) ada pengembangan dan kolegialitas para guru, (c) adanya harapan yang tinggi dari komunitas sekolah, dan (d) adanya pemantauan yang berulang-ulang terhadap kemajuan belajar siswa.

Kedua pendapat tersebut di atas, menekankan pengelolaan sekolah yang

(3)

dengan proses yang rumit bukan sederhana. Proses pembelajaran yang didukung oleh semua komponen dan tanggung jawab siswa. Selain itu proses pemantuan siswa dilakukan berulang-ulang dengan memusatkan pada tujuan instruksional kurikulum.

Di pihak lain karakteristik sekolah yang efektif menurut Samson dalam Mortimore (2005 : 12) menyebutkan faktor tersebut adalah; (1) kepemimpinan profesional, (2) visi dan tujuan bersama, (3) suatu lingkungan pembelajaran, (4) konsentrasi pada pada belajar dan mengajar, (5) harapan tinggi, (6) dorongan positif, (7) memonitor kemajuan, (8) hak dan kewajiban murid, (9) pengajaran yang punya tujuan, (10) suatu organisasi pembelajaran, dan (11) kemitraan sekolah dengan orang tua.

Umiarso dkk (2010: 353), mengatakan bahwa efektivitas pengelolaan sekolah difokuskan pada; (1) memiliki visi dan target mutu, (2) memiliki kepemimpinan yang kuat, (3) evaluasi akademis dan administratif, (4) pengembangan staf secara terus menerus sesuai tuntutan IPTEK, (5) pemanfaat hasil evaluasi, (6) komunikasi dan dukungan insentif orang tua, (7) lingkungan aman dan tertib.

Berdasarkan uraian di atas maka efektivitas pengelolan sekolah adalah tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan yang dilakukan bersama dalam pengelolaan sekolah dengan indikator; memiliki visi dan target mutu, memiliki kepemimpinan yang kuat, evaluasi akademis dan administratif, pengembangan staf secara terus menerus sesuai tuntutan, pemanfaatan hasil evaluasi, komunikasi dan dukungan insentif orang tua, lingkungan aman dan tertib, penghargaan bagi siswa yang berprestasi.

Menurut Haag dan Keen (1996) pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan adalah seperangkat alat yang

dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Menurut Fauziah (2010 : 53), pemanfaatan pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan dan komunikasi dalam dunia pendidikan antara lain:

Distance Learning yaitu pendidikan

dengan sistem jarak jauh dimana pendidik dan peserta didik menggunakan pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan dalam melalukan proses pembelajaran.

Sharing resource bersama antar

lembaga pendidikan dan pemerintah dalam sebuah jaringan.

E-library (perpustakaan digital) dan e-laborator (laboratorium digital) yang bisa

dimanfaatkan bagi guru dan siswa.

Pembuatan CD pembelajaran interaktif dan multimedia. Pemanfaatan teknologi innformasi untuk kegiatan administrasi seperti surat menyurat, pembayaran online, sumber belajar melalui internet maupun lainnya.

Manullang (1991:34) menyatakan bahwa motif adalah suatu factor internal yang menggugah, mengarahkan dan mengintegrasikan tingkah laku seseorang yang didorong oleh kebutuhan, kemauan dan keinginan yang menyebabkan timbulnya suatu perasaan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan. Davis dan Newstrom (2002:212) menyatakan bahwa kinerja yang baik akan dihasilkan oleh kepala sekolah atau karyawan yang puas dalam berorganisasi. Kepala sekolah atau karyawan yang merasa puas akan melakukan upaya-upaya yang mendukung untuk melakukan pekerjaannya dengan baik.

Pengertian motivasi menurut Siagian (1984:138), adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang atau anggota organisasi mau dan rela untuk menggerakkan kemampuan dalam bentuk

(4)

waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.

Sedangkan menurut Bafadal (1992:61), mengatakan bahwa motivasi adalah merupakan kemauan tersebut tampak pada motivasi rendah, tetapi motivasi bukanlah perilaku. Ia merupakan proses internal yang kompleks yang tidak bisa diamati secara langsung, melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Motivasi menurut Wahjusumidjo (2000: 70) adalah suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang supaya mengarah tercapainya tujuan organisasi.

Sedangkan Bafadal, motivasi kerja adalah keinginan dan kemauan seseorang untuk mengambil keputusan, bertindak, dan menggunakan seluruh kemampuan psikis, social, dan kekuatan fisiknya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Sedangkan sejumlah teori motivasi, banyak menegaskan bahwa motivasi itu berawal dari kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi, sehingga menimbulkan ketegangan-ketegangan yang mendorong seseorang untuk bertindak.

Dengan perkataan lain, seseorang misalnya guru yang bekerja atau melakukan aktivitas tertentu itu selalu didorong oleh motif-motif tertentu, yaitu dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan dirinya. Motivasi menurut Nitisemito (1989: 77), adalah usaha/kegiatan manajer untuk dapat menimbulkan atau meningkatkan semangat dan lebih bergairah, maka cara-cara yang dapat dilakukan melakukan motivasi pada karyawan.

Motivasi didefinisikan sebagai kekuatan yang mendorong seseorang untuk berperilaku. Selain itu motivasi juga dapat

seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya.

Faktor kemampuan maupun lingkungan kerja keberadaannya sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan sehingga untuk meningkatkan kinerja harus dimulai dengan membangun dan meningkatkan motivasi kerjanya. Pemberian kesempatan kepada karyawan untuk memberdayakan (empowering) dirinya dapat menjaga suatu cara untuk mewirausahakan (entrepreneurship) orang lain, penanaman rasa memilki (ownership), suatu bentuk ikatan kerja atas orang lain terlibat (involvement) akan memberi

sumbangan positif dalam memelihara dan mempertahankan motivasi kerja.

Motivasi kerja terbentuk dari hubungan antara individu dengan pekerjaan mereka di tempat kerjanya, karena organisasi akan memberikan imbalan yang baik bagi orang-orang yang memiliki potensi karena ada harapan mereka akan bekerja dengan baik, mencurahkan semua usaha, kemampuan, dan bakat demi pekerjaan. Sehingga individu disini termotivasi untuk menggunakan energinya ketika organisasi tidak dapat menyediakan sebuah kesempatan untuk dapat mengaktualisasikanirinya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Motivasi Kerja Kepala Sekolah adalah dorongan internal yang mengakibatkan seseorang kepala sekolah dapat mengoptimalkan segenap kemampuan,keahlian dan tenaga untuk menyelesaikan tugas, dengan indikator kemandirian, inisiatif/prakarsa, kerjasama, tanggungjawab dan disiplin.

(5)

bahwa kinerja adalah hasil kerja yang terkait dengan tujuan organisasi seperti kualitas, efisiensi, dan kriteria keefektifan lain yang dicapai selama periode tertentu melalui usaha yang membutuhkan kemampuan dan keterampilan serta pengalaman.

Menurut Razik dan Swanso dalam Ino Sutisno (2002), kepemimpinan kepala sekolah merupakan hal yang pokok untuk mengembangkan dan mengefektifkan sekolah. Sekolah dapat berjalan efektif jika kepala sekolah mampu menciptakan atmosfer ketertiban, kedisiplinan, hubungan kerjasama yang baik dan komitmen yang tinggi.

Paul Hersey dkk (2006: 8) Kecakapan pokok seorang pemimpin administratif dikelompokkan dalam tiga bagian yaitu konsepsional, kemanusiaan dan teknis. Kecakapan konsepsional adalah kemampuan mengetahui kebijaksanaan organisasi secara keseluruhan. Kecakapan kemanusiaan ialah kemampuan untuk bekerja dalam kelompok atau mengkoordinasikan kelompok.

Sedangkan kecakapan teknis kemampuan menggunakan metode, proses, prosedur dan teknis pengelolaan organisasi. Kinerja kepala sekolah juga dikaitkan dengan perannya sebagai agen penghubung sekolah dengan guru, siswa dengan masyarakat; pemimpin kegiatan pembelajar-an; katalisator untuk mencapai prestasi sekolah dan manajer berbagai sumber daya yang ada di sekolah.

Robbins (1997:160) mengatakan bahwa untuk melakukan penilaian terhadap kinerja seseorang diperlukan sumber-sumber informasi yang relevan dengan tugas-tugas yang dikerjakannya. Adapun sumber informasi yang sering digunakan antara lain observasi personal, laporan statistik, laporan lisan, laporan tertulis dan database yang bisa diakses melalui komputer.

mengemukakan secara konseptual dan umum, kinerja Kepala Sekolah mencapai tiga aspek kompetensi, yaitu : Kompetensi propesional, kompetensi sosial, dan kompetensi personal.

Wijaya dan Rusian (1992:7-9) membagi kompetensi Kepala Sekolah menjadi kedalam tiga komponen, yaitu kompeternsi kepribadian, kompetensi professional, dan kompetensi sosial.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja kepala sekolah adalah penilaian guru terhadap unjuk kerja kepala SMPN di Kalimantan Timur dalam rangka pencapaian pelaksanaan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan organisasi, yang dijabarkan dalam indikator: merencanakan program kerja, menyelesaikan tugas dengan baik, tanggap terhadap keluhan dan prestasi, melalukan kerjasama, mengelola administrasi, dan melakukan pengawasan dan evaluasi

METODE

Penelitian ini bertujuan untuk menguji (a) untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi dan informasi pendi-dikan terhadap efektivitas pengelongelolaan sekolah, (b) Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja kepala sekolah terhadap efektivitas pengelolaan sekolah, (c) untuk mengetahui pengaruh kinerja kepala sekolah terhadap efektivitas pengelolaan sekolah, (d) untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan, motivasi kerja kepala sekolah, kinerja kepala sekolah terhadap efektivitas pengelolaan sekolah. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random

sampling. Pengambilan sampel anggota

populasi sebanyak 60 unit SMP Negeri. Dalam penelitian ini digunakan metode survey dengan pendekatan kausal. Analisis

(6)

korelasi multiple uji pengaruh, dan persyaratan analisis yaitu uji normalitas, dan linearitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, hasil perhitungan diperoleh; thitung = 2,687 sedangkan t tabel = 2,00 pada dk = 3/56 dan α = 0,05, karena thitung > t tabel atau 2,687 > 2,00 tolak Ho, H1 diterima berarti pemanfaatan pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengelolaan sekolah.

Kedua, hasil perhitungan uji t diperoleh ; thitung = 2,519 sedangkan t tabel = 2,00 pada dk = 3/56 dan α = 0,05, sehingga thitung > t tabel atau 2,519 > 2,00, Maka tolak Ho, H1 diterima berarti motivasi kerj kepala sekolah berpengaruh positif terhadap efektivitas pengelolaan sekolah.

Ketiga, hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung = 3,841 ttabel = 2,00, pada dk = 3/56 dan α = 0,01, karena thitung > t tabel atau = 3,841 > 2,00. Maka tolak Ho, H1 diterima berarti kinerja kepla sekolah berpengaruh positif terhadap efektivitas pengelolaan sekolah.

Keempat, diperoleh diperoleh Fhitung 18,717 dengan derajat kebebasan pembilang (dk1) = 3, dan derajat kebebasan penyebut (dk2) = 56. Hasil perhitungan menunjukkan Fhitung = 18,717 > Ftabel = 4,18 pada α 0, 01. Hal ini menunjukkan Pemanfaatan Pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan, Motivasi Kerja Kepala Sekolah dan Kinerja Kepala Sekolah, secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap efektivitas pengelolaan sekolah

Hasil penelitian (Suprawoto: 2011), menunjukkan bahwa, Pemanfaatan Pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengelolaan sekolah. Hal tersebut dapat diterima dan teruji, sesuai dengan

adalah merupakan proses mencari sesuatu yang baru dan berani mengambil resiko untuk mendapat keuntungan. Ahli lain juga berpendapat bahwa, yang menyangkut kewirausahaan ada 3 hal, yaitu kreatif, komitmen dan berani mengambil resiko atau kegagalan.

Hal sesuai pendapat Sudarwan (2009:195), yang menyatakan bahwa kompetensi Pemanfaatan Pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan meliputi: menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah/madrasah, bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai organisasi pembelajar yang efektif, memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah. Jika prinsip Pemanfaatan

Pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan sebagai salah satu kompetensi yang perlu dimilikinya dengan membangun prinsip mau bekerja keras, bekerjasama dengan orang lain, ambisi untuk maju, pandai berkomunikasi.

Menurut Mitra Arnold (2011: 1), Perilaku kepala sekolah akan mendukung untuk dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan sekolah. Hal ini sesuai dengan indikator penelitian terutama kepemimpinan yang kuat, visi dan tujuan bersama, harapan yang tinggi, dorongan yang positif. Seorang pemimpin dengan pola yang kuat, dalam mewujudkan visi dan tujuan bersama diperlukan komunikasi yang aktif, untuk mendapatkan dorongan dari semua warga sekolah, baik secara internal dan eksternal.

Pemanfaatan Pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan adalah perilaku kreatif dan inovatif untuk menghasilkan dan memberi nilai tambah baik produk atau jasa untuk mendapatkan keuntungan. Kewirasusahaan mencerminkan kemauan

(7)

lain, penampilan yang baik, percaya diri, pandai membuat keputusan, mau menambah ilmu pengetahuan, ambisi untuk maju, dan pandai berkomunikasi. Selain itu memiliki Motivasi, berani mengambil resiko adalah prinsip Pemanfaatan Pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan, sebagai Motivasi Kepala Sekolah.

Motivasi kepala sekolah berpengaruh positif terhadap efektivitas pengelolaan sekolah. Pengujian hipotesis tersebut dapat diterima dan teruji. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian lain yang relevan, dan mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas pendidikan memerlukan kemampuan berkomunikasi yang baik, antara pihak sekolah dengan organisasi lain termasuk masyarakat.

Peningkatan kualitas sumber daya insani menuju kualitas pendidikan terbaik diperlukan komunikasi dalam organisasi di mana indikator keberhasilannya terlihat dalam (a) menerima dan menyampaikan pesan, kebijakan, peraturan, (b) bertukar informasi, (c) menyampaikan ide-ide, dan (d) memahami isi pesan. Selain faktor komunikasi, juga harus memiliki komitmen organisasional baik komitmen afektif, kotinyu maupun komitmen normatif terhadap sekolah tempat ia bekerja. Komunikasi organisasi mempunyai pesan dan pengaruh yang besar terhadap pengembangan komitmen organisasional bagi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian membangun komunikasi yang baik dan komitmen organisasional yang tinggi mempunyai arti penting dan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan efektivitas sekolah. Hasil penelitian memperoleh Fhitung > Ftabel (64,786 > 3,104). Dengan demikian, Ho ditolak dan hasil pengujian statistik secara simultan adalah signifikan. Dengan kata lain bahwa

organisasional secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap efektivitas sekolah.

Menurut La Mastro (2003), Motivasi kerja seorang kepala sekolah tidak lain adalah keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi tersebut. Komitmen oragnasasi dapat dikelompokan menjadi tiga komponen meliputi; (a) keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi, (b) penerimaan dan keyakinan sesuai dengan nilai dan tujuan organisasi, (c) keinginan pertimbangan, semangat dan berusaha dan berjuang atas nama organisasi.

Kepala sekolah dalam membangun komitmen dicirikan memiliki keyakikan yang kuat dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi,kesediaan untuk mengusahakan yang terbaik bagi organisasi, keinginan untuk tetap bertahan di organisasi, berfikir positif pada pimpinan puncak organisasi, dan menaruh perhatian terhadap hubungan kerja antar unit. Dari beberapa indikator tersebut, Motivasi Kerja Kepala Sekolah mampu menciptakan pola pengelolaan sekolah yang efektif. Terutama dalam menciptakan suatu lingkungan pembelajaran kondusif, dengan konsentrasi pada belajar dan mengajar, harapan yang tinggi, dorongan yang positif, dan pengajaran yang punya tujuan. Proses pembelajaran yang efektif adalah merupakan hak siswa, setelah kewajiban dipenuhi. Hal ini tentu tidak kalah pentingnya dengan peran kepala sekolah yang selalu melakukan fungsi kontrol untuk kemajuan sekolahnya. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian mengenai komitmen organisasi dalam lingkungan kerja, dalam membentuk tipe keterikatan di dalam lingkungan kerja, yaitu; (a) keterikatan ekonomi, yaitu hubungan atas dasar keuntungan ekonomi dan biasanya berumur pendek, dan (b) keterikatan sosial, hubungan atas dasar sosio-emosional dan keuntungan

(8)

hubungan emosiaonal dengan komite sekolah dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas.

Kusmono (2011), Menyatakan bahwa Hasil pengujian hipotesis ketiga membuktikan bahwa Kinerja Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap efektivitas pengelolaan sekolah. Hasil penelitian Susmono, menyimpulkan bahwa koefisien jalur variabel partisipasi perusahaan terhadap variabel efektivitas pengelolaan sekolah adalah sebesar 0,531 dan variabel kinerja komite sekolah terhadap variabel efektivitas pengelolaan sekolah adalah sebesar 0,439.

Sedangkan pengujian hipotesis dari Paramarta (2010) menyimpulkan; (1) ada hubungan langsung yang signifikan antara karakteristik sekolah dengan partisipasi masyarakat, (2) ada hubungan langsung yang signifikan antara partisipasi masyarakat dengan kemampuan manajemen, (3) ada hubungan langsung yang signifikan antara kemampuan manajemen dengan keefektifan sekolah, dan (4) ada hubungan langsung yang tidak signifikan antara iklim sekolah dengan keefektifan sekolah, (5) ada hubungan tidak langsung yang signifikan antara partisipasi masyarakat dengan kemampauan manajemen melalui iklim sekolah, (6) ada hubungan tidak langsung yang signifikan antara partisipasi masyarakat dengan keefektifan sekolah, (7) tidak ada hubungan yang signifikan secara tidak langsung antara karakteristik dengan keefektifan sekolah melalui kemampuan manajemen, (8) ada hubungan tidak langsung yang signifikan antara partisipasi masyarakat dengan keefektifan sekolah melalui kemampuan manajemen, (9) ada hubungan tidak langsung yang signifikan antara karakteristik dengan keefektifan sekolah melalui iklim sekolah, (10) ada hubungan tidak langsung yang signifikan

keefektifan sekolah melalui iklim sekolah. Temuan berikutnya yaitu aktualisasi kepemimpinan transformasional dalam pengelolaan dan pengembangan MTs Surya Buana Malang menuju sekolah efektif terlihat dalam; (a) perumusan visi-misi yang melibatkan seluruh warga sekolah, (b) kepala MTs Surya Buana Malang memberdayakan seluruh elemen warga sekolah dalam pencapaian visi misi yang telah disepakati, (c) kepala MTs Surya Buana Malang secara continue memberikan pendampingan dan kontrol agar masing-masing organ MTs Surya Buana Malang tetap berada pada ketentuan rel kinerja.

Berdasarkan hasil penelitian Haryadi (2006: 17) efektivitas pengelolaan sekolah dipengaruhi oleh peran serta dari komite sekolah. Hal ini sesuai dengan Keputusan Mendiknas No. 044/U/2000, keberadaan komite sekolah berperan sebagai berikut; (1) pemberian pertimbangan (advisivisory

agency) dalam penentuan dan pelaksanaan

kebijakan pendidikan di satuan pendidikan, (2) pendukung (supporting agency) baik yang berwujud financial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendididikan, (3) pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di

satuan pendidikan, (4) mediator antara pemerintah (ekslusif) dan dengan masyarakat di satuan pendidikan. Peran inilah yang akan menjembatani fungsi komite untuk memberikan pertimbangan, dukungan dan kontrol agar pengelolaan sekolah berjalan dengan efektif. Fungsi inilah yang membuktikan bahwa Kinerja Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap efektivitas pengelolaan sekolah.

Menurut Jaap Scheerens (2011) bahwa Pengeloaan sekolah efektif itu memiliki ciri-ciri; visi dan misi yang jelas, kepala sekolah

(9)

lingkungan belajar yang kondusif, ramah siswa, manajemen yang kuat, kurikulum yang luas dan berimbang, penilaian dan pelaporan prestasi siswa yang bermakna, pelibatan masyarakat yang tinggi. Atas dasar pemikiran tersebut, disebut karakteristik sekolah efektif. Pendapat lain menyatakan bahwa, sekolah yang efektif memiliki ciri-ciri; (1) aktif, bukannya pasif, (2) tidak kasab mata, (3) rumit, bukannya sederhana, (4) dipengaruhi oleh adanya perbedaan individual di antara para peserta didik, (5) dipengaruhi oleh berbagai konteks.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan; (a) pemanfaatan Pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan berpengaruh positif terhadap efektivitas pengelolaan sekolah. Artinya peningkatan Pemanfaatan Pemanfaatan teknologi dan informasi efektivitas pengelolaan sekolah. Artinya peningkatan Motivasi Kepala sekolah akan mengakibatkan peningkatan efektivitas pengelolaan sekolah, (b) kinerja Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap efektivitas pengelolaan sekolah. Artinya peningkatan Kinerja Kepala Sekolah akan mengakibatkan peningkatan efektivitas pengelolaan sekolah, (c) terdapat pengaruh positif secara bersama-sama Pemanfaatan Pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan, Motivasi Kepala sekolah dan Kinerja Kepala Sekolah terhadap efektivitas pengelolaan sekolah. Artinya peningkatan secara bersama-sama Pemanfaatan Pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan, Motivasi Kepala sekolah dan Kinerja Kepala Sekolah akan mengakibatkan peningkatan efektivitas pengelolaan sekolah, (d) berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa ke empat hipotesis diterima, maka kesimpulan

pengelolaan sekolah dapat ditingkatkan melalui Pemanfaatan Pemanfaatan teknologi dan informasi pendidikan, Motivasi Kepala sekolah dan Kinerja Kepala Sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Andrew J. Dubrin. 2009. Applying

psychology, individual & organizational Effectiveness pearson

prentice Hall.

Colin P. Silverthome. 2005. Organizational

Psychology. In Cross Cultural Perspective. New York: University Colquitt, Lepine, Wesson. 2011.

Organizational Behavior, New York:McGraw-Hill.

Craig C. Pinden. 2008. Work Motivation in

Organizational Behavior. New

York.McGraw, Hill.

Edwin A Locke and Gary P Latham. 1990. A Theory of Goal Setting and Task

Performance. New Jersey, Prentice

Hall Inc.

Eti & Pontjorini, Sistem Informasi

Manajemen Pendidikan. Jakarta :

PT. Bumi Aksara,2005.

Gibson dan Ivancevich, et al. 2006.

Organizational Behavior Structure Processes. Philipines McGraw Hill

Harold Koontz and Cyril O’Donnell. 1995.

Principles of Management, Sevent Edition. London: McGraw-Hill

Book Company, Inc

Ivancevich, Konopaske, Matteson. 2011.

Organizational Behavor and Management. New York:

(10)

Behavior, Structure, Process New

York: McGraw-Hill..

Jean Brittain Leslie,et.al. 2002. Managerial

Effectiveness in A Global Context

USA: Center for Creative Leadership.

Jenifer M. George, Gareth R. Jones. 2005.

Understanding and Managing Organizational Behavior. Sixth

Edition. Pearson Prenctince Hll. Jennifer M.George & Gareth R. Jones. 2008.

Understanding and Managing Organizational Behavior USA:

Prentice Hall.

Jerald Greenberg. 1988. Equity and

Workplace Status: A Field Expreriment, Journal of Applied

Psychology.

Jhon R. Schermerhorn JR. 2010.

Management, USA: Jhon Wiley

and Sons Inc.

John R. Schermerhorn. 2010. Introduction to

Management Asia: John Wiley &

Sons, Inc.

John W. Newstroom. 2007. Organizational

Behavior : Human behavior at work, twelfth edition. New York:

McGraw-Hill.

Lourie J Mullins. 2005. Management and

Organizational Behavior. seventh

Edition Edinburgh Pearson

Education Limited.

Reddin, W.J. 2001. Managerial

Effectiveness, McGraw-Hill, New

York.

Richard Gorton. 1977. School Administration, Challenge and Opportunity for Leadership, Seventh Printing. Iowa: Wm.C.

Brown Company Publishers.

Management, diterjemahkan oleh

T.M. Karnita Jakarta: Salemba Empat.

Stephen P. Robbins, dan Timothy A Judge. 2009. Organizational Behavior, 13th edition, Pearson International Edition. Pearson Prentice Hall. Steven Douglas Brown, Robert William

Lent. 2005. Career Development

and Counseling Putting Theory and Research to work. New

York, Wiley Judge TA, Heller D & Mount MK

Referensi

Dokumen terkait

Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui terjadinya peradangan pada ambing dengan cepat adalah menggunakan California Mastitis Test (CMT), yang dapat mendeteksi sel-sel

Abstrak: kajian ini bertujuan untuk mengetahui konsep kelembagaan keamanan laut di Indonesia saat ini dan mengkonsepkan kembali kelembagaan keamanan laut yang ideal

Hasil dari masing-masing jawaban responden tentang reward , motivasi kerja dan kinerja karyawan sebagai berikut:.. b.) Pada item Q2, 9 responden menyatakan sangat setuju

RASEUKI BERATA.menggunakan topologi star sebagai konfigurasi jaringan,dan pada setiap Pc yang terdapat pada tiap ruangan dihubungkan ke Hub menuju ruangan switching

Beberapa Ketentuan dalam Peraturan Bupati Banjar Nomor 21 Tahun 2020 tentang Standar Satuan Harga Pemberian Insentif Bagi Tenaga Kesehatan /Medis,Tenaga Relawan

Berkenaan dengan hal tersebut diatas, diharapkan agar Saudara dapat hadir tepat waktu dengan membawa dokumen asli dan 1 (satu) rangkap fotocopy untuk setiap data yang

Dalam rangka konversi Undang-undang Pokok Agraria (UU No. 5 Tahun 1960) hak Concessie tersebut dikonversi menjadi Hak Guna Usaha sebagaimana ditegaskan dalam Surat Mentri

Hasil homologi peptida kandidat epitop MHC I/II dengan peptida MHC I/II dalam struktur kristal menunjukkan bahwa struktur kristal MHC I/ II yang paling sesuai untuk dijadikan