• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna narkoba. Data tersebut menandakan bahwa setiap tahun nya selalu ada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pengguna narkoba. Data tersebut menandakan bahwa setiap tahun nya selalu ada"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut data dari Badan Narkotika Nasional (Berita Satu, 2016), mencatat sekitar 4,2 juta warga Indonesia menggunakan narkoba pada pertengahan 2014. Diperkirakan ada 50 orang setiap hari nya meninggal dunia karena penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang itu. Yang artinya bahwa Indonesia kini sedang dalam keadaan darurat Narkoba. Berdasarkan sumber data BNN pada tahun 2011 sebanyak 3.8 juta orang pengguna narkoba, tahun 2012 meninggkat sebanyak 3.9 juta orang pengguna narkoba, tahun 2013 meninggkat sebanyak 4 juta orang pengguna narkoba, tahun 2014 meninggkat sebanyak 4.2 juta orang pengguna narkoba, tahun 2015 meninggkat drastis sebanyak 5.1 juta orang pengguna narkoba. Data tersebut menandakan bahwa setiap tahun nya selalu ada peningkatan dari pengguna narkoba.

Pengguna Napza di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, Napza sangat mudah didapatkan di perkotaan maupun di pedesaan, penggunanya bukan hanya orang dewasa, remaja dan bahkan anak-anak dibawah umur sudah terbiasa mengkonsumsi narkoba. Seiring dengan perkembangan zaman di era tekhnologi yang serba canggih ini mampu membuat produk-produk baru dalam jenis narkotika yang tidak dipergunakan dalam hal medis saja, sehingga hal ini termasuk jenis narkotika yang terlarang. Namun faktanya terdapat kasus yang menyatakan bahwa ada sebuah permen yang menganndung zat adiktif berbahaya. Hal ini sangat mengkhawatirkan ketika permen yang sangat disukai oleh anak-anak dinodai dengan zat-zat adiktif yang sangat berbahaya.

(2)

2

Beberapa jenis narkoba dan varian baru ini yang tidak termasuk dalam undang-undang membuat para penggunanya semakin aman dari jeratan hukum, sehingga menyebabkan semakin banyaknya pengguna dan pengedar narkoba itu sendiri. Akhirnya pemerintah tidak bisa mengendalikan penyalahgunaan narkoba di masyarakat yang mengakibatkan peningkatan penyalahgunaan narkoba setiap hari nya. Sehingga membuat Negara Indonesia ini darurat akan penyalahgunaan Napza.

Jenis-jenis narkotika yang sudah dicantumkan di atas jelas bahwa jika zat-zat tersebut disalahgunakan, maka akan sangat berbahaya pada kesehatan fisik maupun kesehatan mental manusia. Pada pemakaian dengan dosis berlebih atau biasa disebut dengan istilah over dosis (OD) akan menyebabkan kematian. Namun sangat disayangkan , ketika sudah tahu zat-zat tersebut berbahaya, masih banyak orang yang menyalahgunakannya.

Semakin meningkatnya pengguna nazpa akan merusak generasi muda di Indonesia, maka dari itu dibutuhkan adanya solusi untuk menanggulangi bagi yang belum terkena narkoba maupun yang sudah terkena narkoba. Pecandu narkoba yang berhadapan dengan hukum maka keputusan hakim untuk menentukan hukaman yang akan diberikan kepada tersangka, bisa berupa kurungan penjara atau pembinaan dan pengobatan di lembaga sosial. Semakin bertambah nya pengguna narkoba per tahun, maka timbul beragam cara untuk penyembuhan korban penyalahgunaan narkoba, dalam hal ini adalah Rehabilitasi Sosial. Terdapat beberapa penelitian yang mendeskripsikan tentang Rehabilitasi sosial ini bagi pengguna narkoba. Pertama, penelitian oleh Arifin ( 2016 ) yang berjudul Rehabilitasi Sosial Korban Napza Di Panti Sosial Marsudi Putra

(3)

3

Toddopuli Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar menjelaskan hasil proses rehabilitasi sosial yang sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk menguak masalah yang dihadapi oleh korban penyalahgunaan Napza.

Kedua, penelitian oleh Hidayatullah ( 2018 ) dengan judul PeranannAgama Dalam RehabilitasiiPelaku NarkobaaStudi Kasus di Pondok Pesantren SurlayalaaInabahhXIX Surabaya menjelaskan hasil praktik agama dijadikan untuk media rehabilitasi adiksi narkoba di Pondok Pesantren Suryalaya Inabah XIX Surabaya. Hasil penelitiannini menggunakannmetode terapiidi Pondok Surlayala InabahhXIX menggunakannmodel pembinaan Islam, yakniidengan metode terapi dzikir yang meliputi 3 tahapan, terapi mandi, shalat, kemudian dzikir yang dilakukan setiap hari selama minimal 6 bulan selama pembinaan.

Ketiga, penelitian oleh Kurniawati ( 2014 ) dengan judul Standar Pelayanan Pekerja Sosial Terhadap Korban Penyalahgunaan Napza di Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP) Yogyakarta menjelaskan tentang gambaran standar pelayanan pekerja sosial terhadap korban penyalahgunaan Napza di Panti Sosial Pamardi Putra (PSPP). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam rehabilitasi Napza yang dilakukan oleh pekerja sosial di Panti Sosial Pamardi Putra membutuhkan standar pelayanan seperti pendekatan awal, pengungkapan dan pemahaman masalah (Asessment), pemecahan masalah, resosiasi dan terminasi.

Keempat, penelitian oleh Supit ( 2017 ) Peran Pekerja Sosial Dalam Menangani Korban Penyalahgunaan Narkoba ini menjelaskan tentang bagaimana seorang pekerja sosial sebagai proses intervensi bagi korban Napza untuk berperan sebagai peran pendorong, peran penghubung, peran advokasi, peran

(4)

4

perunding, peran pelindung, peran fasilitasi, peran inisiator, peran negosiator, peran edokator, peran konselor.

Kelima, penelitian oleh Amalia ( 2018 ) Model Konseling Islami Dalam Proses Penanganan Kasus Napza di Rumah Sakit Jiwa Aceh menjelaskan bagaimana model koseling yang dilakukan oleh konselor kepada korban Napza melalui model konseling islami, model konseling yang diberikan terdiri dari : (a) mengingatkan pasien kepada hakikat dan fitrah manusia, (b) memberikan penjelasan tentang Napza dalam pandangan Islam, (c) mengingatkan untuk shalat lima waktu, dan memberi penjelasan kepada pasien bagaimana pasien bisa pulih dari ketergantungan Napza sesuai dengan pandangan Islam.

Berdasarkan kelima penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa korban pengguna Napza saat ini sangat membutuhkan tindakan pemulihan, salah satunya dengan cara merehabilitasi korban pengguna Napza tersebut. Menurut Subagyo (2010:105) Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakai narkoba. Itulah sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa upaya pemulihan (rehabilitasi) tidak bermanfaat. Setelah sembuh, masih banyak masalah lain yang akan timbul. Banyak terdapat layanan rehabilitasi narkoba yang dilakukan oleh pemerintah maupun non pemerintah, salah satu nya di Pondok Pesantren Bahrul Magfiroh yang berada dijalan Joyo Agung Tlogomas No. 02 Kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian Rehabilitasi Narkoba di Pondok Pesantren Bahrul Magfiroh ini dengan

(5)

5

judul “Peran Pekerja Sosial Dalam Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan NAPZA Di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Yang Menerapkan Praktik Konseling Islami”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran pekerja sosial dalam rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA Di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Yang Menerapkan Praktik Konseling Islami?

2. Apa saja faktor penghambat atau kendala peran pekerja sosial dalam rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA Di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Yang Menerapkan Praktik Konseling Islami?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan peran pekerja sosial korban penyalahgunaan NAPZA di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh yang menerapkan praktik konseling islami.

2. Untuk mengidentifikasi faktor penghambat yang terjadi pada peran pekerja sosial dalam rehabilitasi sosial di Pondok Pesantren Bahrul Magfiroh konseling islami.

1.4 ManfaattPenelitian

Manfaat yanggdiharapkan dari penelitiannini antara lain ; 1. ManfaattTeoritis

a. Penelitiannini diharapkan mampu memberikannpemikiran sertaabahan kajian terkait dengan disiplinnIlmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial terutamaadalammaspek rehabilitasi sosiallpengguna napza.

(6)

6

b. Sebagai dasar literasi untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan rehabilitasi sosial pengguna napza.

c. Menjadi naskah akademik sebagai pertimbangan bagi penyelenggara usaha kesejahteraan sosial terkait dengan rehabilitasi sosial pengguna napza.

2. ManfaattPraktis a. BagiiMasyarakat

Menjadiibahan bacaan bagii para ex pengguna napza, keluargaaex pengguna napzaaserta stakeholderrlainnya dalam upaya pemulihan kepada korban pengguna napza.

b. BagiiPenulis

Menambahhwawasan pengetahuannterkait upaya pemulihan korban penggunannapza melalui rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh yayasan Pondok Pesantren Bahrul Magfiroh.

1.5 Ruang Lingkup

Dalam penelitiannini ada beberapa hal yang akan menjadi batasannbagi peneliti yang bertujuam agar tidak terlalu luas dalammpembahasan yang menjadikanffokusnya penelitian. Oleh sebab ituupeneliti membuat ruangllingkup penelitian dalam mengkajii“Peran Pekerja Sosial Dalam Rehabilitasi Sosial

Korban Penyalahgunaan NAPZA Di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Yang Menerapkan Praktik Konseling Islami”.

1. Bagaimana peran pekerja sosialldalam rehabilitasi sosial penyalahgunaan NAPZA yang menerepkan praktik konseling islami oleh pondok pesantren Bahrul Maghfiroh. Maksud perkerja sosial disini adalah seorang yang

(7)

7

berprofesi sebagai pekerja sosial yang memberikan layanan sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh sesuai dengan nilai-nilai pengetahuan dan keterampilannya. Pekerja sosial tidak hanya melihat para korban penyalahgunaan NAPZA sebagai target perubahan, melainkan pula mempertimbangkan lingkungan atau situasi sosial dimana mereka berada, sehingga kelak para korban penyalahgunaan NAPZA tersebut telah pulih, akan mampu menjalankan keberfungsisan sosial nya kembali.

2. Faktor penghambat atau kendala peran pekerja sosialldalam proses rahabilitasi yang dilakukan oleh pekerja sosiallkepada korban penyalahgunaan napzaayang menerapkan praktik konseling islami oleh yayasan pondok pesantren Bahrul Maghfiroh.

Sesuai rumusan masalah yang diajukan dalam skripsi ini maka peneliti akan memfokuskan pada peran pekerja sosial dalam rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh yang menerapkan praktik konseling islami.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian mengenai prevalensi helmintiasis saluran pencernaan melalui pemeriksaan feses pada sapi di LPA Benowo-Surabaya

Risiko pasar dalam investasi Obligasi Negara Ritel Seri ORI018 dapat dihindari apabila pembeli Obligasi Negara Ritel Seri ORI018 tetap memiliki Obligasi Negara

[r]

 Melakukan pengamatan dengan cara mem- baca dan menyimak dari kajian literatur/ media tentang proses produksi (teknik, bahan, alat, jenis, dan kualitas

[r]

[r]

Tokoh dalam teori belajar kognitivisme dari Gestalt yang memandang bahwa objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasi, teori belajar

Untuk memahami perilaku pengguna air, dalam kajian psikologi lingkungan adalah tentang perilaku teritorial.Tujuan penelitian, untuk mendeskripsikan dinamika psikologis