• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

Konsepsi pembangunan sesungguhnya tidak perlu dihubungkan dengan aspek-aspek spasial. Pembangunan yang sering dirumuskan melalui kebijakan ekonomi dalam banyak hal membuktikan keberhasilan. Kebijakan ekonomi di berbagai negara di Asia umumnya dirumuskan secara konsepsional dengan melibatkan pertimbangan dari aspek sosial lingkungan serta didukung mekanisme politik yang bertanggung jawab sehingga setiap kebijakan ekonomi dapat diuraikan kembali secara transparan, adil, dan memenuhi kaidah-kaidah perencanaan (Badrodin, 2009).

Konsepsi pembangunan yang dikemukakan di atas sejalan dengan kajian

terhadapnya maupun implementasi di berbagai negara dan wilayah lain, dikemukakan berbagai kelemahan. Kelemahan tersebut muncul seiring ditemukannya fenomena yang khas, antara lain kesenjangan, kemiskinan, pengelolaan public good yang tidak tepat, lemahnya mekanisme kelembagaan dan sistem politik yang kurang berkeadilan. Kelemahan-kelemahan itulah yang menjadi penyebab hambatan terhadap gerakan maupun aliran penduduk, barang dan jasa, prestasi, dan keuntungan (benefit) dan kerugian (cost) di dalamnya. Seluruh sumberdaya ekonomi dan non-ekonomi menjadi terdistorsi alirannya sehingga divergence menjadi makin parah.

Kecenderungan globalisasi dan regionalisasi membawa sekaligus tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan di Indonesia. Dalam era seperti ini, kondisi persaingan antar pelaku ekonomi (badan usaha dan/ atau negara) akan semakin tajam. Dalam kondisi persaingan yang sangat tajam ini, tiap pelaku ekonomi (tanpa kecuali) dituntut menerapkan dan mengimplementasikan secara efisien dan efektif strategi bersaing yang tepat (Kuncoro, 2004). Dalam konteks inilah diperlukan “strategi berperang” modern untuk memenangkan persaingan dalam lingkungan hiperkompetitif diperlukan tiga hal (D’Aveni, 1995), pertama, visi terhadap perubahan dan gangguan. Kedua, kapabilitas, dengan mempertahankan dan mengembangkan kapasitas yang fleksibel dan cepat merespon setiap perubahan. Ketiga, taktik yang mempengaruhi arah dan gerakan pesaing.  

(2)

8|Bab 2: Metodologi Penelitian

Teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, modernisasi dan ketergantungan (Lewwellen 1995, Larrin 1994, Kiely 1995 dalam (Tikson, 2005)). Paradigma modernisasi mencakup teori-teori makro tentang pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial dan teori-teori mikro tentang nilai-nilai individu yang menunjang proses perubahan. Paradigma ketergantungan mencakup teori-teori keterbelakangan

(under-development) ketergantungan (dependent (under-development) dan sistem dunia (world sistem theory) sesuai dengan klassifikasi Larrain (1994). Sedangkan

Tikson (2005) membaginya kedalam tiga klasifikasi teori pembangunan, yaitu modernisasi, keterbelakangan dan ketergantungan. Dari berbagai paradigma tersebut itulah kemudian muncul berbagai versi tentang pengertian pembangunan.

Pengertian pembangunan mungkin menjadi hal yang paling menarik untuk diperdebatkan. Mungkin saja tidak ada satu disiplin ilmu yang paling tepat mengartikan kata pembangunan. Sejauh ini serangkaian pemikiran tentang pembangunan telah berkembang, mulai dari perspektif sosiologi klasik (Durkheim, Weber, dan Marx), pandangan Marxis, modernisasi oleh Rostow, strukturalisme bersama modernisasi memperkaya ulasan pendahuluan pembangunan sosial, hingga pembangunan berkelanjutan. Namun, ada tema-tema pokok yang menjadi pesan di dalamnya. Dalam hal ini, pembangunan dapat diartikan sebagai ‘suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk me­menuhi dan mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Iwan Nugroho, 2004). Tema pertama adalah koordinasi, yang berimplikasi pada perlunya suatu kegiatan perencanaan seperti yang telah dibahas sebelumnya. Tema kedua adalah terciptanya alternatif yang lebih banyak secara sah. Hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan hendaknya berorientasi kepada keberagaman dalam seluruh aspek kehidupan. Ada pun mekanismenya menuntut kepada terciptanya kelembagaan dan hukum yang terpercaya yang mampu berperan secara efisien, transparan, dan adil. Tema ketiga mencapai aspirasi yang paling manusiawi, yang berarti pembangunan harus berorientasi kepada pemecahan masalah dan pembinaan nilai-nilai moral dan etika umat.

Mengenai pengertian pembangunan, para ahli memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya peren­canaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya, Negara satu dengan Negara lain.  Namun secara umum

(3)

ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk melakukan perubahan (Bratakusumah, 2005).

Siagian memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building) (Siagian, 1984). Sedangkan Ginanjar Kartasasmita memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana”. (Kartasasmita, 1994).

Pembangunan jalan Tol Semarang – Solo merupakan proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Tujuan dibangunnya jalan tol Semarang – Solo adalah untuk meningkatkan distribusi arus barang dan jasa di Jawa Tengah khususnya dan di Pulau Jawa pada umumnya. Selain itu keberadaan jalan tol diharapkan juga akan memperlancar arus transportasi dan mengurangi volume kendaraan pada jalan primer Semarang – Solo, yang semakin hari semakin padat. Pada gilirannya nanti diharapkan dengan dibangunnya Jalan Tol Semarang – Solo tingkat kesejahteraan penduduk meningkat.

Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo atau pembangunan pada umumnya selalu ada yang berkorban dan ada yang menerima manfaat. Masyarakat harus berkorban kehilangan tanah, rumah, bahkan mata pencaharian. Selain itu beberapa fasilitas umum juga turut hilang atau dipindah seperti gedung sekolah, kantor desa, lapangan olahraga dan daerah resapan air serta ruang terbuka hijau. Setelah jalan tol Semarang – Solo terbangun manfaat yang dirasakan masyarakat cukup besar antara lain arus transportasi menjadi lancar, distribusi barang dan jasa semakin cepat dan merata, perekonomian jadi tumbuh dan berkembang, serta mobilitas penduduk semakin mudah dan dinamis.

Jalan Tol Semarang – Solo melewati Kota Salatiga. Keberadaan jalan tol Semarang – Solo bagi kota-kota yang dilewati diharapkan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di kota-kota tersebut. Keberadaan Kota Salatiga yang berada di tengah antara Kota Solo dan Semarang. Sebelum ada jalan tol, pengendara akan melewati kota Salatiga. Berbagai daya tarik akan dimanfaatkan pengendara apabila melewati Kota Salatiga. Pertanyaannya adalah apakah dengan adanya jalan tol, pengendara dari Semarang ke Solo masih bersedia keluar dari Bawen, mampir Kota Salatiga dan masuk lagi jalan tol atau sebaliknya. Pertanyaan lain adalah apakah dampak

(4)

10|Bab 2: Metodologi Penelitian

positif dan negatif keberadaan jalan tol Semarang – Solo bagi pertumbuhan dan dinamika perekonomian Kota Salatiga.

Pada saatnya nanti pembangunan jalan tol Semarang – Solo selesai dilaksanakan, dampak tersebut sudah mulai dirasakan, baik dampak positif maupun dampak negatif. Oleh karena itu langkah yang strategis bagi Kota Salatiga untuk mengadakan kajian dampak pembangunan jalan tol bagi perekonomian Kota Salatiga karena kajian ini akan menjadi langkah antisipasi terhadap dampak baik positif maupun negatif yang nanti akan muncul. Kajian ini menjadi pedoman bagi pelaksanaan pembangunan ekonomi di masa mendatang, setelah jalan tol Semarang – Solo dibangun.

Pada dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga yang tertuang dalam Perda Kota Salatiga Nomor 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga tahun 2010 – 2030 disebutkan bahwa jalan Tol Semarang – Solo nantinya akan memiliki interchange di dua tempat yaitu di Kauman Kidul Kecamatan Sidorejo dan di Tingkir Lor Kecamatan Tingkir (lihat Gambar 2.1.), akan tetapi dalam pelaksanaannya penempatan dua interchange di kedua tempat tersebut sulit untuk dilakukan.

Gambar 2.1 Rute Interchange Jalan Tol Semarang-Solo di Kota Salatiga

(5)

Berdasarkan DED, pembangunan interchange di Kota Salatiga hanya akan dilakukan di Kecamatan Tingkir. Keberadaan interchange yang terletak di Kecamatan Tingkir diperkirakan akan membawa dampak negatif bagi perekonomian Kota Salatiga. Kondisi demikian diperkirakan akan menurunkan tingkat kunjungan masyarakat luar kota di Kota Salatiga. Masyarakat yang bepergian dari Semarang ke Solo, dengan keberadaan jalan tol, tidak akan lagi singgah di Kota Salatiga lagi mengingat rumitnya akses untuk menuju kawasan strategis (Bilangan Jalan Jenderal Sudirman). Kebijakan tentang pengaturan lalu lintas yang kini berjalan di Kota Salatiga juga akan menjadi penyebab sulitnya akses menuju kawasan strategis. Pemberlakuan sistem lalu lintas satu arah di Jalan Jenderal Sudirman membuat pengendara yang ingin memasuki kawasan strategis Kota Salatiga harus menempuh jalur yang memutar, yaitu keluar dari interchange menuju jalur Jenderal Sudirman yang dapat dilanjutkan menuju jalan Veteran – Osamaliki – Diponegoro – Jenderal Sudirman atau dengan melalui jalan Ahmad Yani – Perempatan Pasar Sapi kemudian mengambil arah ke Jalan Brigjend Sudiarto.

Beberapa sektor usaha yang berkembang di Kota Salatiga, khususnya dalam bidang perdagangan dan UMKM, memiliki pangsa pasar yang berasal dari luar penduduk kota Salatiga. Implikasi yang terjadi adalah menurunnya capaian sektor ekonomi masyarakat. Salah satu contoh yang nyata adalah menurunnya omset dari beberapa produsen makanan khas Kota Salatiga seperti, Ronde Jago, Enting-enting gepuk, Dendeng dan Abon Sapi, Keripik Paru serta beberapa makanan khas lainnya.

Dalam rangka meningkatkan kembali daya tarik dari daerah yang terkena dampak jalan tol, perlu adanya usaha agar mampu meningkatkan kembali jumlah kunjungan masyarakat. Kondisi demikian hanya akan terjadi apabila Kota Salatiga menjadi kota tujuan bukan sekedar kota “ampiran”. Harian Detik Travel 27 Juni 2013 menyajikan berita tentang Kota Tegal yang saat ini telah tersedia tempat hiburan setara Dunia Fantasi. Dengan luas tanah 2,5 ha, tersedia 21 wahana permainan yang tentunya diharapkan Kota Tegal menjadi tujuan bagi wisnus bahkan mungkin wisman. Fakta lain tentang tempat hiburan adalah Kota Batu. BNS (Batu Night Spectacular) dan Jatim Park II menjadi tujuan wisata yang menarik. Tentu dengan analisis yang tepat, dapat dicari potensi Kota Salatiga yang dapat “dijual” yang memungkinkan Salatiga menjadi kota tujuan.

(6)

12|Bab 2: Metodologi Penelitian

Penelitian tentang Peluang dan Tantangan Keberadaan jalan tol Semarang - Solo Untuk meningkatkan potensi perekonomian Kota Salatiga memiliki beberapa dimensi yaitu:

1. Permintaan terhadap angkutan penumpang dan barang masih cukup tinggi baik untuk jalan tol. Terdapat pula pola kebutuhan angkutan yang tergantung pada waktu; khusus untuk antar kota, arus penumpang relatif padat pada akhir/awal minggu, bulan dan pada hari-hari libur/raya keagamaan.

2. Pembangunan jalan secara signifikan menciptakan manfaat bagi masyarakat pengguna jalan, masyarakat bisnis, serta pelaku kegiatan yang mempunyai keterkaitan yang cukup tinggi dengan sektor ini.

3. Penentuan harga biaya perjalanan untuk menggunakan jaringan jalan tol menunjukkan bahwa biaya untuk jarak dekat tidak menjadi masalah namun bisa jadi terlalu mahal jika perjalanan dilakukan secara individual dan melalui seluruh ruas tol.

4. Keterkaitan antar sektor untuk jaringan jalan-raya terindikasi di sepanjang jaringan jalan.

5. Investasi di jalan raya akan menyebabkan output perekonomian tumbuh meningkat dari besarnya investasi yang dilakukan, sehingga perlu diimplementasikan sebuah sistem transportasi terpadu di masing-masing wilayah sesuai dengan karakteristik lingkungan, budaya dan perekonomiannya. Sinergi keberadaan jalan tol dan jalan raya reguler dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan segmentasi jarak ideal dari kedua moda tersebut. Diperlukan segmentasi penumpang dan barang, mewujudkan sistem transportasi terpadu, mempertimbangkan rencana pengembangan wilayah dan sistem transportasi di tingkat pulau, provinsi dan kabupaten/kota.

Dimensi tersebut secara umum akan terjadi setiap pembangunan jalan tol. Secara spesifik penelitian tentang Peluang dan Tantangan Keberadaan jalan tol Semarang - Solo Untuk meningkatkan potensi perekonomian Kota Salatiga akan menghasilkan output sebagai berikut:

1. Terwujudnya informasi profil ekonomi wilayah Kota Salatiga yg terkena dampak jalan Tol Semarang - Solo.

2. Terwujudnya informasi kawasan ekonomi strategis wilayah Kota Salatiga yg terkena dampak jalan Tol Semarang – Solo.

3. Terwujudnya informasi konsep dasar dan strategi utama pembangunan ekonomi wilayah Kota Salatiga yg terkena dampak jalan Tol Semarang – Solo.

(7)

4. Terwujudnya informasi tahapan pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah wilayah Kota Salatiga yg terkena dampak jalan Tol Semarang – Solo. 5. Terwujudnya database pembangunan ekonomi daerah wilayah Kota Salatiga

yg terkena dampak jalan Tol Semarang – Solo.

Untuk mencapai tujuan tersebut, metode penelitian dan pendekatan dapat digambarkan sebagai berikut:

LANGKAH 1 Analisis faktor internal

LANGKAH 2 Analisis Faktor Eksternal

Menemkan Faktor yang merupakan kekuatan Menemukan faktor yang merupakan kelemahan Menemukan faktor yang merupakan peluang Menemukan faktor yang merupakan ancaman ANALISIS SWOT LANGKAH 3 ANALISIS KELEMBAGAAN Menemukan Potensi, penghambat dan pendukung LANGKAH 4 ANALISIS EKONOMI Menyajikan perhitungan manfaat dan biaya

PERUMUSAN STRATEGI

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan dibangunnya jalan tol Semarang Solo, ada satu pintu keluar di Salatiga yaitu di Tingkir. Secara geografis wilayah Salatiga dilewati jalan tol, tetapi secara ekonomis keberadaan jalan tol perlu disikapi dengan perencanaan matang. Adapun tahapan penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: Tahap pertama meliputi (1) Tahap analisis internal Kota Salatiga untuk menemukan kekuatan yang dimiliki Kota Salatiga sebagai antisipasi keberadaan jalan tol, (2) Analisis internal Kota Salatiga untuk mencari kelemahan yang ada. Butir-butir kekuatan dan kelemahan diberi bobot dan skor nilai sesuai dengan persepsi pemangku kepentingan. Adapun pemangku kepentingan meliputi: tokoh masyarakat, SKPD, kepala wilayah, anggota DPRD, kaum perempuan dan sebagainya. Tahap kedua merupakan analisis eksternal, meliputi: (1) Tahap analisis eksternal untuk menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan dengan adanya jalan tol dan (2) Tahap analisis eksternal untuk menemukan waktu ancaman dengan keberadaan jalan tol. Butir-butir peluang dan ancaman diberi bobot dan skor menurut pemangku kepentingan.

Dari analisis tahap pertama dan kedua dapat dipetakan keberadaan Kota Salatiga dengan adanya jalan tol. Rumusan pernyataan kebijakan sebagai

(8)

14|Bab 2: Metodologi Penelitian

antisipasi keberadaan jalan tol diperlukan sebagai dasar untuk pengembangan ekonomi masyarakat dan upaya menarik pihak ketiga agar bersedia berperan serta mengembangkan ekonomi masyarakat.

Salatiga sudah memiliki Perda Tata Ruang yaitu perda Nomor 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga 2010 – 2030 dan Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah. Dengan adanya dua acuan di atas, diharapkan kebijakan, strategi, program dan rencana kegiatan dalam rangka pembangunan Pembangunan Ekonomi Daerah menjadi lebih terarah. Untuk mewujudkan upaya agar Salatiga menjadi kota tujuan, tentu dibutuhkan peran serta pihak ketiga dalam hal ini investor. Pertanyaannya, apakah Salatiga mempunyai daya tarik bagi pemilik modal untuk menanamkan investasinya di Salatiga. Dalam hal ini penelitian tahap ketiga dilakukan untuk melihat berbagai faktor kelembagaan untuk menemukan alternatif potensi yang dapat dikembangkan dengan adanya jalan tol. Untuk mengundang partisipasi pihak ketiga tentu diperlukan dukungan peraturan yang jelas untuk kepastian hukum bagi investor dan fasilitas apa yang tersedia di Kota Salatiga yang dapat menarik bagi investor.

Bardasarkan penelitian tahap ketiga, pada tahap keempat dirumuskan tahapan yang harus dilakukan untuk mewujudkan pilihan alternatif potensi yang disepakati akan dikembangkan. Disamping itu juga disajikan datas dasar sebagai upaya monitoring dan evaluasi dan tahapan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan. Berdasarkan monitoring dan evaluasi akan dapat dilakukan perbaikan dan juga penyempurnaan dari proses pembangunan yang dilaksanakan.

B. Variabel Penelitian

Rincian variabel yang menjadi fokus amatan dalam kajian dampak ekonomi pembangunan jalan tol Semarang – Solo adalah

:

Tabel 2.1 Variabel dan Indikator Penelitian Dampak Jalan Tol Semarang - Solo

Variabel Rincian Variabel/ Indikator

a. Profil ekonomi wilayah Kota Salatiga yg terkena dampak jalan Tol Semarang - Solo

Ekonomi Makro

- Pertumbuhan Ekonomi - Inflasi

Industri yaitu: Internal

- Jumlah Industri besar, menengah dan kecil menurut jenis yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Kebijakan pembangunan Industri yang telah dilakukan untuk mengantisipasi dampak ekonomi Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo.

Eksternal

- Jumlah Industri di Sekitar Kota Salatiga dan dampaknya

- Kebijakan pengembangan ekonomi Jawa Tengah berkaitan dengan pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo.

Kelembagaan

- Identifikasi Tupoksi Dinas Perindustrian, perdagangan Koperasi dan UMKM dalam mengantisipasi dampak pembangunan Jalan Tol

Kajian Ekonomi

- Analisis biaya dan manfaat di bidang industri berkaitan dengan upaya antisipasi pembangunan jalan tol Semarang – Solo.

Koperasi dan UMKM yaitu: Internal

- Jumlah Koperasi dan UMKM menurut jenis yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Jumlah Koperasi dan UMKM Menurut Lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Kebijakan pembangunan Koperasi dan UMKM yang telah dilakukan untuk

(9)

PELUANG DAN TANTANGAN KEBERADAAN JALAN TOL SEMARANG - SOLO|15

Variabel Rincian Variabel/ Indikator

a. Profil ekonomi wilayah Kota Salatiga yg terkena dampak jalan Tol Semarang - Solo

Ekonomi Makro

- Pertumbuhan Ekonomi - Inflasi

Industri yaitu: Internal

- Jumlah Industri besar, menengah dan kecil menurut jenis yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Kebijakan pembangunan Industri yang telah dilakukan untuk mengantisipasi dampak ekonomi Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo.

Eksternal

- Jumlah Industri di Sekitar Kota Salatiga dan dampaknya

- Kebijakan pengembangan ekonomi Jawa Tengah berkaitan dengan pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo.

Kelembagaan

- Identifikasi Tupoksi Dinas Perindustrian, perdagangan Koperasi dan UMKM dalam mengantisipasi dampak pembangunan Jalan Tol

Kajian Ekonomi

- Analisis biaya dan manfaat di bidang industri berkaitan dengan upaya antisipasi pembangunan jalan tol Semarang – Solo.

Koperasi dan UMKM yaitu: Internal

- Jumlah Koperasi dan UMKM menurut jenis yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Jumlah Koperasi dan UMKM Menurut Lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Kebijakan pembangunan Koperasi dan UMKM yang telah dilakukan untuk

Koperasi dan UMKM yaitu: Internal

- Jumlah Koperasi dan UMKM menurut jenis yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Jumlah Koperasi dan UMKM Menurut Lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Kebijakan pembangunan Koperasi dan UMKM yang telah dilakukan untuk mengantisipasi dampak jalan tol Semarang Solo

Eksternal

- Jumlah UMKM di Sekitar Kota Salatiga dan dampaknya

- Kebijakan pengembangan UMKM Jawa Tengah berkaitan dengan pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo.

Kajian Ekonomi

- Analisis biaya dan manfaat di bidang UMKM berkaitan dengan upaya antisipasi pembangunan jalan tol Semarang – Solo.

Perdagangan Internal

- Jumlah warung dan Toko menurut lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Jumlah usaha perdagangan menurut jenis dan lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Kebijakan perdagangan yang telah dilaksanakan untuk mengantisipasi dampak ekonomi pembangunan jalan tol Semarang Solo.

Eksternal

- Jumlah Usaha perdagangan di Sekitar Kota Salatiga dan dampaknya

(10)

16|Bab 2: Metodologi Penelitian

Koperasi dan UMKM yaitu: Internal

- Jumlah Koperasi dan UMKM menurut jenis yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Jumlah Koperasi dan UMKM Menurut Lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Kebijakan pembangunan Koperasi dan UMKM yang telah dilakukan untuk mengantisipasi dampak jalan tol Semarang Solo

Eksternal

- Jumlah UMKM di Sekitar Kota Salatiga dan dampaknya

- Kebijakan pengembangan UMKM Jawa Tengah berkaitan dengan pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo.

Kajian Ekonomi

- Analisis biaya dan manfaat di bidang UMKM berkaitan dengan upaya antisipasi pembangunan jalan tol Semarang – Solo.

Perdagangan Internal

- Jumlah warung dan Toko menurut lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Jumlah usaha perdagangan menurut jenis dan lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Kebijakan perdagangan yang telah dilaksanakan untuk mengantisipasi dampak ekonomi pembangunan jalan tol Semarang Solo.

Eksternal

- Jumlah Usaha perdagangan di Sekitar Kota Salatiga dan dampaknya

- Kebijakan pengembangan perdagangan Jawa Tengah beraitan dengan

Perdagangan Internal

- Jumlah warung dan Toko menurut lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Jumlah usaha perdagangan menurut jenis dan lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Kebijakan perdagangan yang telah dilaksanakan untuk mengantisipasi dampak ekonomi pembangunan jalan tol Semarang Solo.

Eksternal

- Jumlah Usaha perdagangan di Sekitar Kota Salatiga dan dampaknya

- Kebijakan pengembangan perdagangan Jawa Tengah beraitan dengan

pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo.

Kajian Ekonomi

- Analisis biaya dan manfaat di bidang perdagangan berkaitan dengan upaya antisipasi pembangunan jalan tol Semarang – Solo.

Pariwisata: Internal

- Jumlah obyek pariwisata dan lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Jumlah pengunjung / wisatawan - Pemasukan PAD sektor pariwisata. - Jumlah Hotel dan Restoran

- Kebijakan di bidang pariwisata yang telah dilaksanakan untuk

mengantisipasi dampak ekonomi jalan tol Semarang Solo

Eksternal

- Jumlah destinasi Pariwisata di Sekitar Kota Salatiga dan dampaknya

(11)

PELUANG DAN TANTANGAN KEBERADAAN JALAN TOL SEMARANG - SOLO|17

Investasi: Internal

- Jumlah investasi di Kota Salatiga

PMA

PMDN

Non fasilitas - Jumlah nilai investasi

PMA

PMDN

Non fasilitas

- Rasio daya serap tenaga kerja

TKA

TKI

- Dampak pembangunan jalan tol bagi Investasi di Kota Salatiga.

Eksternal

- Jumlah Investasi Jawa Tengah dan Kabupaten/Kota Sekitar Kota Salatiga dan dampaknya

- Kebijakan pengembangan investasi Jawa Tengah beraitan dengan pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo.

Kajian Ekonomi

- Analisis biaya dan manfaat di bidang investasi berkaitan dengan upaya antisipasi pembangunan jalan tol Semarang – Solo.

a. Kawasan ekonomi strategis wilayah Kota Salatiga yg terkena dampak jalan Tol Semarang – Solo

- Karakteristik kawasan ekonomi strategis yang terkena dampak ekonomi

pembangunan jalan Tol.

- Kawasan Pendidikan (tinggi) - Jenis usaha yang berkembang /

dikembangkan b. konsep dasar dan strategi

utama pembangunan ekonomi wilayah Kota Salatiga yg

- Prediksi dan proyeksi Pembangunan perekonomian Kota Salatiga setelah terbangunnya Jalan Tol Semarang - Solo.

Pariwisata: Internal

- Jumlah obyek pariwisata dan lokasi yang terkena dampak jalan tol Semarang Solo

- Jumlah pengunjung / wisatawan - Pemasukan PAD sektor pariwisata. - Jumlah Hotel dan Restoran

- Kebijakan di bidang pariwisata yang telah dilaksanakan untuk

mengantisipasi dampak ekonomi jalan tol Semarang Solo

Eksternal

- Jumlah destinasi Pariwisata di Sekitar Kota Salatiga dan dampaknya - Kebijakan pengembangan Pariwisata

Jawa Tengah beraitan dengan pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo.

Kajian Ekonomi

- Analisis biaya dan manfaat di bidang pariwisata berkaitan dengan upaya antisipasi pembangunan jalan tol Semarang – Solo.

Investasi: Internal

- Jumlah investasi di Kota Salatiga

PMA

PMDN

Non fasilitas - Jumlah nilai investasi

PMA

PMDN

Non fasilitas

- Rasio daya serap tenaga kerja

TKA

TKI

- Dampak pembangunan jalan tol bagi Investasi di Kota Salatiga.

(12)

18|Bab 2: Metodologi Penelitian

C. Sumber dan alat analisis data

1. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis Data yang dianalisis merupakan data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah informan yaitu pelaku ekonomi yang terkena dampak jalan Tol dan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Salatiga yang terkait dengan dampak ekonomi pembangunan jalan tol. Sampel/informan diambil secara purposif dengan kriteria: (a) masyarakat yang mempunyai usaha di sekitar rencana pembangunan jalan tol, (b) tempat usaha yang dikelola merupakan tempat usaha tetap, bukan bongkar pasang. Kecukupan data dari informan yang diwawancarai tidak didasarkan pada jumlah informan, tetapi lebih pada kelengkapan informasi yang dibutuhkan. Sumber data sekunder adalah dokumen, publikasi, data statistik yang merupakan data yang dipublikasikan maupun data yang tidak dipublikasikan tetapi tersedia di kantor atau dinas tertentu. Pengumpulan data sekunder menggunakan metode dokumentasi yaitu mendokumentasikan data yang berupa terbitan, publikasi maupun dokumen-dokumen yang tidak dipublikasikan.

2. Analisis Data

Analisis data mengenai Peluang dan Tantangan Keberadaan Jalan Tol Semarang – Solo di Kota Salatiga menggunakan teknik analisis:

a. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data yang berupa angka. Analisis kuantitatif menggunakan teknik statistik sederhana yaitu analisis pertumbuhan, analisis kecenderungan dan analisis proyeksi

1) Perhitungan pertumbuhan

Investasi: Internal

- Jumlah investasi di Kota Salatiga

PMA

PMDN

Non fasilitas - Jumlah nilai investasi

PMA

PMDN

Non fasilitas

- Rasio daya serap tenaga kerja

TKA

TKI

- Dampak pembangunan jalan tol bagi Investasi di Kota Salatiga.

Eksternal

- Jumlah Investasi Jawa Tengah dan Kabupaten/Kota Sekitar Kota Salatiga dan dampaknya

- Kebijakan pengembangan investasi Jawa Tengah beraitan dengan pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo.

Kajian Ekonomi

- Analisis biaya dan manfaat di bidang investasi berkaitan dengan upaya antisipasi pembangunan jalan tol Semarang – Solo.

a. Kawasan ekonomi strategis wilayah Kota Salatiga yg terkena dampak jalan Tol Semarang – Solo

- Karakteristik kawasan ekonomi strategis yang terkena dampak ekonomi

pembangunan jalan Tol.

- Kawasan Pendidikan (tinggi) - Jenis usaha yang berkembang /

dikembangkan b. konsep dasar dan strategi

utama pembangunan ekonomi wilayah Kota Salatiga yg terkena dampak jalan Tol Semarang – Solo.

- Prediksi dan proyeksi Pembangunan perekonomian Kota Salatiga setelah terbangunnya Jalan Tol Semarang - Solo. - Strategi Pembangunan ekonomi

- Arah kebijakan

(13)

Keterangan:

X = variabel tertentu, misalnya PDRB T = tahun ke t

N = tahun ke n

2) Perhitungan skor rata-rata tertimbang.

Untuk menghitung peran tidak hanya mempertimbangan skor atau pendapat responden, tetapi juga mempertimbangan bobot kepentingan dari masalah atau variabel tertentu.

Keterangan :

n = jumlah responden

Skor = skor nilai dari avriabel tertentu

Bobot = tingkat kepentingan dari variabel tertentu b. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang bukan berupa angka. Pernyataan-pernyataan dan pendapat dari informan atau narasumber dirumuskan ke dalam rumusan yang menggambarkan fenomena tertentu.

c. Analisis Strength Weaknessess Opportunity and Threath (SWOT) Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland, Analisis SWOT adalah instrumen perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrumen ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka (Hovland, Daniel Start and Ingie, 2004).

(14)

20|Bab 2: Metodologi Penelitian

Dengan menggunakan analisis SWOT, data mengenai potensi ekonomi internal dan peluang ekonomi eksternal serta kelemahan internal di bidang ekonomi dan ancaman bagi ekonomi Kota Salatiga dapat dianalisa secara komprehensif sehingga mampu untuk memperhatikan dan memperkirakan langkah apa yang perlu diambil dalam rangka meng-antisipasi dampak ekonomi pembangunan jalan tol Semarang–Solo, serta strategi yang digunakan dalam mengatasi dampak ekonomi tersebut.

INTERNAL Kelemahan (W) Kekuatan (S) E K S T E R N A L Peluang (O) WO SO Ancaman (T) WT ST d. Analisis Ekonomi

Analisis Ekonomi adalah analisis yang berkaitan dengan data yang berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan dan manfaat yang diperoleh dalam pengembangan satu kawasan ekonomi yang nantinya akan dikembangkan dengan keberadaan jalan tol.

Gambar

Gambar 2.1 Rute Interchange Jalan Tol Semarang-Solo di Kota SalatigaSumber: Perda No. 4 tahun 2011 tentang RTRW 2010 - 2030

Referensi

Dokumen terkait

Dan dari hasil analisis data model antrian nyata (model pelayanan tunggal) diketahui bahwa dengan rata-rata tingkat kedatangan ( ) sebesar 87,6154 penumpang/menit

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terhadap aliskiren serta keberhasilan obat antihipertensi golongan ACEI dan ARB dalam menurunkan angka morbiditas dan

ICePTi 2017 is organized by Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Universitas Padjadjaran, Nano Technology and Graphene Research Center (PRINT-G), Material Science &

Sakit kepala mungkin bisa dikatakan adalah gejala paling umum dari kanker otak, kebanyakan orang yang menderitanya kemungkinan juga tidak memiliki tumor.. Namun, beberapa jenis sakit

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pajak wajib pajak badan pada UMKM di Kota Malang. Sampel dalam penelitian

(iii) Pingat emas dalam acara boling telah berjaya dirangkul oleh atlet Sukan SEA itu.. ii) Jawapan hendaklah dalam ayat-ayat yang lengkap. iii) Beri 1 markah bagi setiap

Kalan (TK) maupun Rirang (TR) hasil pantauan 1992/1993 sId 2005 setiap unsur masing-masing menunjukkan gambaran fluktuasi kadar relatif sama (Gambar 10 dan 11), yang dapat