• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan RME (Realistic MathematicsEducation) pada Siswa Kelas V SDN Ngajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan RME (Realistic MathematicsEducation) pada Siswa Kelas V SDN Ngajaran "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada tahapan ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian

tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari pra siklus,

siklus 1 sampai pada siklus 2. Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan

pada siswa kelas V SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang. Secara sistematis data yang diperoleh dalam hasil penelitian ini

disajikan sebagai berikut.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Tahapan pra siklus ini dilakukan untuk memperoleh data awal

mengenai keadaan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika

sebelum diberikannya tindakan.

Hasil Tes Pra Siklus

Data-data yang diperoleh pada tahapan pra siklus ini didapatkan

melalui nilai ulangan pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD

Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Sebelum

diadakan tindakan, 16 siswa hasil belajarnya belum tuntas sedangkan yang

tuntas 5 siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran

matematika adalah dengan nilai rata-rata 65. Berdasarkan data hasil

ulangan menunjukkan sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan

belajar. Data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1.

Data pra siklus berupa data hasil belajar matematika pada siswa kelas V

SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II

(2)

2 Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang

PraSiklus

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 5 23,8 %

2 Tidak Tuntas 16 76,2 %

Jumlah 21 100%

Nilai Minimum 34

Nilai Maksimum 98

Nilai rata-rata 58

Berdasarkan tabel 4.1 tampak bahwa ketuntasan belajar siswa

sebelum diadakan tindakan ada 5 siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas

belajar ada 16 siswa. Terlihat pula ada ketimpangan yang besar antara nilai

tertinggi yaitu 98 dan nilai terendah yaitu 34. Rendahnya hasil belajar

matematika siswa kelas V disebabkan oleh guru SD Negeri Ngajaran 03

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang kurang kreatif. Dalam kegiatan

mengajar hanya berceramah saja, tanpa disertai media apapun. Metode

kurang bervariasi, kurang melibatkan siswa, dan membatasi kreativitas

siswa sehingga konsentrasi siswa dalam pembelajaran lemah.

Dari hasil analisis data hasil belajar pra siklus ini dijadikan sebagai

sampel penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap

siklus dilakukan 2 kali pertemuan dengan menggunakan pendekatan RME.

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

Siklus 1 terdiri dari 4 tahapan sesuai dengan tahapan penelitian

Paizaluddin dan Ermalinda (2012:34) yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Pembelajaran pertama dilaksanakan dengan

Standar kompetensi Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi dasar Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk

(3)

3 akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran,

kemudian diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan

tindakan itu dilakukan pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/

observasi itu dijadikan bahan refleksi. Adapun langkah-langkah tersebut

dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Pelaksanaan Siklus 1 a) Perencanaan

Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada

tanggal 24 April 2015. Sebelum proses pembelajaran siklus 1

dilaksanakan, peneliti telah melakukan kerja kelompok dengan teman

sejawatnya untuk menentukan model yang sesuai dengan materi yang

diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung kondusif.

Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus 1 untuk mata

pelajaran Matematika materi menjumlahkan dan mengurangkan

pecahan. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti

menerapkan pendekatan RME, adapun langkah-langkah pembelajaran

terlampir.

Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi proses belajar

mengajar dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer.

Dan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang

diajarkan, peneliti merancang alat evaluasi berupa soal tes tertulis yang

akan menguji siswa berkaitan dengan materi tersebut. Perencanaan

yang dilakukan tersebut di atas telah mampu menjadi pedoman yang

sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program

tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang

mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya

dapat berjalan dengan lancar.

b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 ini telah sesuai dengan

(4)

4 cukup baik. Pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan siswa

untuk mengikuti pembelajaran dan kegiatan berjalan cukup lancar.

Pada kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dengan jelas, guru menjelaskan materi secara singkat, guru membagi

siswa dalam beberapa kelompok, guru membagikan berbagai macam

benda konkrit pada tiap kelompok, guru menyajikan informasi pada

siswa tetang cara pemecahan masalah menggunakan media yang

disediakan, guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan

pecahan, guru mendorong dan membimbing siswa untuk

melaksanakan eksperimen guna mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah dalam LKS dengan menggunakan benda konkrit,

guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas

secara bergantian, guru membantu siswa untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang

mereka gunakan dengan mendiskusikan hasil pekerjaan siswa dengan

seluruh anggota kelas dan ajukan pertanyaan-pertanyaan seputar

strategi yang dipakai siswa dan alasan jika ada perbedaan hasil sesuai

masalah yang dibahas. Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan

membuat kesimpulan, tanya jawab, tes evaluasi dan tindak lanjut.

c) Pengamatan/Observasi

Pada siklus 1 pertemuan pertama dan kedua yang diamati

adalah keseluruhan aktivitas guru atau proses pembelajaran yang

berlangsung di dalam kelas. Fokus amatannya adalah bagaimana

penerapan pendekatan RME dalam pembelajaran matematika, serta

implikasi dari pendekatan RME pada hasil belajar matematika.

Berkenaan dengan penelitian ini, maka hal-hal yang menjadi

pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu

mengamati aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar,

maka instrumen pengamatan yang digunakan adalah lembar observasi

dalam penggunaan pendekatan RME pada pembelajaran matematika

(5)

5 pengamatan yang difokuskan pada proses belajar mengajar dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Hasil observasi PBM =

Maka perolehan hasil pengamatan pada proses belajar

mengajar dengan pendekatan RME dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Hasil Observasi PBM dalam Menggunakan Pendekatan RME Siklus 1

No Aspek

Siklus 1

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 1. Memahami

(6)

6 pelajaran matematika siklus 1 pertemuan 1 hasil penilaian yang

dilakukan oleh 2 observer yaitu dengan total skor 73, hal ini

dikarenakan guru belum terbiasa menggunakan pendekatan RME.

Pada pertemuan 2 hasil penilaian yang dilakukan oleh 2 observer

mengalami peningkatan yaitu dengan total skor 78, hal ini dikarenakan

guru mulai memahami langkah-langkah pendekatan RME.

d) Refleksi

Berdasarkan observasi siklus 1 dengan menggunakan

pendekatan RME, maka dilakukan refleksi yaitu berdiskusi dengan

guru kelas senior, observer, dan kepala sekolah atas segala kegiatan

dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari lembar

observasi dan tes.

Berdasarkan hasil lembar observasi guru pada siklus 1, guru

sudah melaksanakan proses pembelajaran tetapi masih kurang sesuai

dengan langkah–langkah RME. Hal ini terlihat dari setiap tahapan

pendekatan RME belum semua guru lakukan. Namun masih ada

kekurangan guru yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya. Dalam

pelaksanaan siklus 1 peneliti mengalami beberapa kendala atau

hambatan yang sekiranya perlu dilakukan tindakan dalam upaya

memperbaiki proses pembelajaran tersebut. Adapun hambatan atau

kendala yang dialami peneliti diantaranya ialah :

a. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi

menjumlahkan dan mengurangkan pecahan belum mencapai KKM.

b. Pada saat memulai pembelajaran guru kurang mempersiapkan

mental siswa.

c. Guru kurang memotivasi siswa serta menggali pengetahuan siswa

tentang materi pecahan.

d. Penggunaaan media alat peraga tentang pecahan dalam siklus 1

kurang digunakan seefektif mungkin oleh guru.

e. Guru jarang melakukan bimbingan kepada siswa untuk

(7)

7 f. Pada sebelum dan saat memulai pelajaran guru belum begitu

memahami dan menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan RME.

g. Siswa belum terlibat aktif dalam penggunaan media pembelajaran

alat peraga pecahan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

h. Pada saat pembelajaran berlangsung guru kurang melibatkan siswa

sehingga pada saat pembelajaran guru yang banyak bicara siswa

terkesan pasif.

2) Hasil Tes Siklus 1

Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan

pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus 1.

Hasil tes siklus 1 mengalami peningkatan dari hasil tes pada data awal

pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data awal pra siklus, diketahui

nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 58

meningkat menjadi 64 pada siklus 1. Hasil analisis pengamatan tes

pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 yang telah dilakukan

diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.3 di bawah ini:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V

SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Siklus 1

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 15 71,4%

2 Tidak Tuntas 6 28,6%

Jumlah 21 100 %

Nilai Minimum 42

Nilai Maksimum 96

Nilai rata-rata 64

Hasil tes siklus 1 mengalami peningkatan dari hasil tes pada

data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data awal, diketahui

(8)

8 Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus 1 meningkat menjadi 15

siswa sementara pada pra siklus 5 siswa yang tuntas. Nilai tertinggi

yang diperoleh siswa pada siklus 1 mencapai nilai maksimum yaitu 96

dengan nilai terendah pun meningkat dari pra siklus 34 menjadi 42

pada siklus 1.

Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa pada akhir

siklus 1, diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sudah

menunjukan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan data awal

pra siklus sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. Nilai terendah

maupun nilai rata-rata siswa juga sudah meningkat, namun belum

mencapai indikator keberhasilan berdasarkan kriteria ketuntasan

belajar (KKM). Nilai KKM yang ditentukan adalah 65 pada pelajaran

Matematika. Dengan demikian peneliti melakukan tindakan siklus

berikutnya (siklus 2) untuk mendapatkan hasil sesuai KKM, seperti

yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa

proses kegiatan pembelajaran Matematika dengan menggunakan

pendekatan RME yang dilaksanakan pada siklus 1 masih belum

optimal, walaupun hasil belajar Matematika siswa setelah dilaksanakan

siklus 1 mengalami peningkatan dari hasil belajar sebelum dilakukan

penelitian tindakan kelas (data awal). Maka, peneliti melakukan

perbaikan pada siklus 2 sebagai berikut.

4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2

Siklus 2 terdiri dari 4 tahapan sesuai dengan tahapan penelitian

Paizaluddin dan Ermalinda (2012: 34) yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Pembelajaran dilaksanakan dengan Standar

kompetensi Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi dasar Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

Dimulai dengan perencanaan tindakan mengenai apa saja yang akan

(9)

9 diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan tindakan itu

dilakukan pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/observasi itu

dijadikan bahan refleksi. Adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir.

1. Pelaksanaan Siklus 2 a) Perencanaan

Siklus 2 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 5

Mei 2015. Sebelum proses pembelajaran siklus 2 dilaksanakan, peneliti

melakukan diskusi dengan observer, sehingga proses pembelajaran

berlangsung kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran

siklus 2 untuk mata pelajaran Matematika materi Mengalikan dan

membagi pecahan. Perencanaan awal yang dilakukan hampir sama dengan

siklus 1. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti

menerapkan pendekatan RME. Adapun langkah-langkah pembelajaran

terlampir. Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu

menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya

susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan

yang mempermudah pembelajaran sehingga pelaksanaan dapat berjalan

dengan lancar.

b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini telah sesuai dengan

yang direncanakan. Langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan

sangat baik, pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan siswa untuk

mengikuti pembelajaran sehingga kegiatan proses pembelajaran berjalan

dengan baik.

Pada kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dengan jelas, guru menjelaskan materi secara singkat, guru membagi siswa

dalam beberapa kelompok, guru membagikan berbagai macam benda

konkrit pada tiap kelompok, guru menyajikan informasi pada siswa tetang

cara pemecahan masalah menggunakan media yang disediakan, guru

mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan pecahan, guru

(10)

10 mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah dalam LKS dengan

menggunakan benda konkrit, guru meminta siswa mempresentasikan hasil

diskusi di depan kelas secara bergantian, guru membantu siswa untuk

melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka gunakan dengan mendiskusikan hasil pekerjaan siswa dengan seluruh anggota kelas dan ajukan pertanyaan-pertanyaan

seputar strategi yang dipakai siswa dan alasan jika ada perbedaan hasil

sesuai masalah yang dibahas. Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan

membuat kesimpulan, tanya jawab, tes evaluasi dan tindak lanjut.

c) Pengamatan/Observasi

Dari hasil observasi pada siklus 2 antara siswa dan guru sudah

melakukan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan

yang diharapkan. Siswa sudah antusias mengikuti pembelajaran, tidak ada

siswa yang ribut, semua siswa aktif dalam kerja kelompok dan siswa mulai

berani mengungkapkan pendapatnya.

Kegiatan observasi terhadap PBM dalam menerapkan pendekatan

RME pada siklus 2 baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan

kedua yang dinilai observer sudah menunjukkan hasil yang sangat baik

dari siklus 1. Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan PBM

dalam menerapakan pendekatan RME pada mata pelajaran Matematika

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Hasil observasi PBM =

Maka perolehan hasil pengamatan pada PBM dalam menerapkan

(11)

11 Tabel 4.4

Hasil Observasi PBM dalam Menggunakan Pendekatan RME Siklus 2

No Aspek

Siklus 2

Pertemuan 1 Pertemuan 2

Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 1. Memahami

pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME pada mata pelajaran

Matematika siklus 2 pertemuan 1 hasil penilaian yang dilakukan oleh 2

observer yaitu dengan total skor 80. Hal ini menunjukkan bahwa guru

dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran RME dilakukan

secara maksimal dikarenakan guru mulai terbiasa menggunakan

(12)

12 observer mengalami peningkatan yaitu dengan total skor 84. Hal ini

membuktikan bahwa guru dalam melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran RME terlaksana dengan tepat dan baik.

d) Refleksi

Berdasarkan observasi siklus 2 dengan menggunakan pendekatan

RME, maka dilakukan refleksi dengan guru kelas senior, observer, dan

kepala sekolah atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil

refleksi diambil dari hasil lembar observasi dan tes yang dilaksanakan

pada siklus 2. Keterlaksanaan langkah-langkah RME sudah dilaksanakan

dengan baik mulai dari tahapan pendahuluan sampai kegiatan penutup.

Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1 sudah diperbaiki

pada siklus 2, setelah diadakannya sebuah kegiatan kerja kelompok. Guru

sudah memberikan kesempatan mempresentasikan dan menanggapi hasil

presentasinya. Kegiatan pembelajaran lebih menarik, tidak ada lagi siswa

yang pasif. Guru juga memberikan umpan balik terhadap kinerja mereka.

Hasil karya siswa sangat berguna terhadap pembelajaran. Kegiatan refleksi

bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari observer. Berdasarkan

hasil pengamatan dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan

pendekatan RME, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Pada sebelum dan saat memulai pembelajaran guru sudah memahami

dan menguasai langkah – langkah pendekatan RME.

b. Pada saat melakukan eksperimen tentang pecahan guru sudah sering

melakukan bimbingan kepada siswa untuk memecahkan masalah.

c. Penggunaan media pembelajaran dalam siklus 2 sudah dilakukan

secara optimal oleh guru.

d. Siswa sudah antusias untuk terlibat dalam penggunaan media

pembelajaran pada saat pembelajaran berlangsung.

Pada siklus 2 pertemuan pertama dan kedua sudah baik, untuk

pertemuan berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang

(13)

13 pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME sehingga

pembelajaran dilakukan dengan aktif dan siswa tidak ramai sendiri.

Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan hasil refleksi pada siklus

2, bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan

RME pada siklus 2 sudah terlaksana secara optimal. Penerapan pendekatan

RME dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika.

2. Hasil Tes Siklus 2

Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 2 diakhir pembelajaran

diadakan tes/evaluasi untuk mengukur ketuntasan belajar siswa. Hasil

belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 Siklus 2

No Ketuntasan Frekuensi Persentase

1 Tuntas 21 100%

2 Tidak Tuntas 0 -

Jumlah 21 100%

Nilai Minimum 66

Nilai Maksimum 98

Nilai rata-rata 72

Hasil tes siklus 2 mengalami peningkatan dari hasil tes pada tahap

pra siklus dan siklus 1. Berdasarkan hasil tes siswa data awal, diketahui

nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 58

meningkat menjadi 64 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 72 pada

siklus 2. Peningkatan yang terjadi dirasa sudah sangat signifikan dan hasil

belajar yang diperoleh siswa secara keseluruhan sudah mencapai KKM

yang telah ditetapkan khusus untuk mata pelajaran Matematika yaitu 65.

Berdasarkan hasil dari siklus 2 ini, maka peneliti memutuskan untuk

(14)

14 4.2 Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2

Perbandingan hasil pada data awal (pra siklus), siklus 1 dan siklus 2

dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Ngajaran 03 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

mengalami ketuntasan hanya 5 siswa atau 23,8 % dan yang belum tuntas 16

siswa atau 76,2 %. Kemudian pada siklus 1 yang tuntas 15 siswa atau 71,4

% dan yang belum tuntas 6 siswa atau 28,6 %. Pada siklus 2 yang tuntas 21

siswa atau 100 % mencapai KKM. Jadi dari pra siklus menuju siklus 1 ke

siklus 2 siswa yang tuntas mengalami kenaikan. Ini membuktikan bahwa

pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME dapat meningkatkan

pemahaman belajar siswa.

4.3 Pembahasan

Kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus 2, guru

menggunakan pendekatan RME. Guru mengaitkan pelajaran sekarang

dengan pelajaran sebelumnya. Siswa mulai aktif dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan tunjuk jari. Dalam kegiatan

pembelajaran guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Saat

(15)

15 melakukan percobaan secara langsung media alat peraga tentang pecahan.

Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan terlihat adanya

peningkatan hasil belajar Matematika. Hasil belajar Matematika siswa

meningkat dengan adanya proses belajar yang bermakna serta melibatkan

kemampuan yang dimiliki siswa. Hasil belajar siswa yang mencapai KKM

dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat.

Jadi, Pendekatan pembelajaran RME adalah model pembelajaran

yang tepat digunakan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan pendekatan

pembelajaran RME di lihat dari lembar observasi sudah terlihat sangat baik,

langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan baik dan guru juga sudah

menguasai metode dengan baik. Menurut Suwarsono (2001:5) terdapat

empat kekuatan dalam pembelajaran RME, yaitu :

a) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional pada siswa tentang

keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan

kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia.

b) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional pada siswa bahwa

matematika adalah suatu bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan

dikembangkan sendiri oleh siswa dan oleh setiap orang lain bagi

manusia.

c) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional pada siswa bahwa

cara menyelesaikan persoalan tidak harus tunggal, tidak harus sama

antara orang satu dengan orang yang lain.

d) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional pada siswa bahwa

mempelajari matematika, merupakan suatu hal yang utama.

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran RME

adalah pendekatan pembelajaran yang tepat digunakan oleh guru untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu seyogyanya guru dapat

menggunakan pendekatan pembelajaran ini terutama untuk meningkatkan

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V
Tabel 4.4 menunjukan bahwa hasil penilaian kinerja guru dalam
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5
+2

Referensi

Dokumen terkait

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA DI KOTA CIMAHI PADA MATERI ASAM BASA MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICE BERBASIS PIKTORIAL.. Universitas Pendidikan Indonesia

Ekstrak etil asetat filtrat kapang endofit Smi.Cl.6F dari rimpang kunyit asal Sukabumi memiliki aktivitas antimalaria dan antioksidan terbaik diantara 19 isolat

Melaksanakan penerapan metoda penyuluhan pertanian di wilayah binaan dalam bentuk Temu- temu (temu lapang, temu wicara, temu teknis, temu karya, temu usaha) ( dalam satu tahun

Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebanyak 125 responden dirasa masih belum representatif, sehingga belum

In contrast to the optimistic models of the traditional economic approach, a complex adaptive systems view is presented below in which the scale of economic activity, resilience of

Jadi diharapkan guru dapat dengan kreatif membuat media pembelajaran di kelas agar siswa lebih memahami apa yang disampaikan oleh guru tersebut, terutama guru sekolah dasar

a.. 1) Geografi matematik, yaitu astronomi (ilmu falak), ilmu yang objeknya mempelajari benda-benda langit, bumi sebagai satelit, matahari sebagai bintang-bintang

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan pembiayaan kepada organisasi masyarakat, organisasi sosial atau lembaga swadaya masyarakat yang melaksanakan