BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada tahapan ini peneliti akan menyajikan data-data hasil penelitian
tindakan kelas pada masing-masing siklus yang dimulai dari pra siklus,
siklus 1 sampai pada siklus 2. Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan
pada siswa kelas V SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang. Secara sistematis data yang diperoleh dalam hasil penelitian ini
disajikan sebagai berikut.
4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Tahapan pra siklus ini dilakukan untuk memperoleh data awal
mengenai keadaan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika
sebelum diberikannya tindakan.
Hasil Tes Pra Siklus
Data-data yang diperoleh pada tahapan pra siklus ini didapatkan
melalui nilai ulangan pada mata pelajaran matematika siswa kelas V SD
Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Sebelum
diadakan tindakan, 16 siswa hasil belajarnya belum tuntas sedangkan yang
tuntas 5 siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran
matematika adalah dengan nilai rata-rata 65. Berdasarkan data hasil
ulangan menunjukkan sebagian besar siswa belum mencapai ketuntasan
belajar. Data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.1.
Data pra siklus berupa data hasil belajar matematika pada siswa kelas V
SDN Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II
2 Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang
PraSiklus
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 5 23,8 %
2 Tidak Tuntas 16 76,2 %
Jumlah 21 100%
Nilai Minimum 34
Nilai Maksimum 98
Nilai rata-rata 58
Berdasarkan tabel 4.1 tampak bahwa ketuntasan belajar siswa
sebelum diadakan tindakan ada 5 siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas
belajar ada 16 siswa. Terlihat pula ada ketimpangan yang besar antara nilai
tertinggi yaitu 98 dan nilai terendah yaitu 34. Rendahnya hasil belajar
matematika siswa kelas V disebabkan oleh guru SD Negeri Ngajaran 03
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang kurang kreatif. Dalam kegiatan
mengajar hanya berceramah saja, tanpa disertai media apapun. Metode
kurang bervariasi, kurang melibatkan siswa, dan membatasi kreativitas
siswa sehingga konsentrasi siswa dalam pembelajaran lemah.
Dari hasil analisis data hasil belajar pra siklus ini dijadikan sebagai
sampel penelitian. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap
siklus dilakukan 2 kali pertemuan dengan menggunakan pendekatan RME.
4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Siklus 1 terdiri dari 4 tahapan sesuai dengan tahapan penelitian
Paizaluddin dan Ermalinda (2012:34) yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Pembelajaran pertama dilaksanakan dengan
Standar kompetensi Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi dasar Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk
3 akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran,
kemudian diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan
tindakan itu dilakukan pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/
observasi itu dijadikan bahan refleksi. Adapun langkah-langkah tersebut
dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Pelaksanaan Siklus 1 a) Perencanaan
Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada
tanggal 24 April 2015. Sebelum proses pembelajaran siklus 1
dilaksanakan, peneliti telah melakukan kerja kelompok dengan teman
sejawatnya untuk menentukan model yang sesuai dengan materi yang
diajarkan, sehingga proses pembelajaran berlangsung kondusif.
Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran siklus 1 untuk mata
pelajaran Matematika materi menjumlahkan dan mengurangkan
pecahan. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti
menerapkan pendekatan RME, adapun langkah-langkah pembelajaran
terlampir.
Kemudian peneliti menyiapkan lembar observasi proses belajar
mengajar dalam pelaksanaan pembelajaran yang diamati oleh observer.
Dan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang
diajarkan, peneliti merancang alat evaluasi berupa soal tes tertulis yang
akan menguji siswa berkaitan dengan materi tersebut. Perencanaan
yang dilakukan tersebut di atas telah mampu menjadi pedoman yang
sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program
tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang
mempermudah pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya
dapat berjalan dengan lancar.
b) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 ini telah sesuai dengan
4 cukup baik. Pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan siswa
untuk mengikuti pembelajaran dan kegiatan berjalan cukup lancar.
Pada kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dengan jelas, guru menjelaskan materi secara singkat, guru membagi
siswa dalam beberapa kelompok, guru membagikan berbagai macam
benda konkrit pada tiap kelompok, guru menyajikan informasi pada
siswa tetang cara pemecahan masalah menggunakan media yang
disediakan, guru mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan
pecahan, guru mendorong dan membimbing siswa untuk
melaksanakan eksperimen guna mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah dalam LKS dengan menggunakan benda konkrit,
guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
secara bergantian, guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang
mereka gunakan dengan mendiskusikan hasil pekerjaan siswa dengan
seluruh anggota kelas dan ajukan pertanyaan-pertanyaan seputar
strategi yang dipakai siswa dan alasan jika ada perbedaan hasil sesuai
masalah yang dibahas. Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan
membuat kesimpulan, tanya jawab, tes evaluasi dan tindak lanjut.
c) Pengamatan/Observasi
Pada siklus 1 pertemuan pertama dan kedua yang diamati
adalah keseluruhan aktivitas guru atau proses pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas. Fokus amatannya adalah bagaimana
penerapan pendekatan RME dalam pembelajaran matematika, serta
implikasi dari pendekatan RME pada hasil belajar matematika.
Berkenaan dengan penelitian ini, maka hal-hal yang menjadi
pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu
mengamati aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar,
maka instrumen pengamatan yang digunakan adalah lembar observasi
dalam penggunaan pendekatan RME pada pembelajaran matematika
5 pengamatan yang difokuskan pada proses belajar mengajar dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Hasil observasi PBM =
Maka perolehan hasil pengamatan pada proses belajar
mengajar dengan pendekatan RME dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Hasil Observasi PBM dalam Menggunakan Pendekatan RME Siklus 1
No Aspek
Siklus 1
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 1. Memahami
6 pelajaran matematika siklus 1 pertemuan 1 hasil penilaian yang
dilakukan oleh 2 observer yaitu dengan total skor 73, hal ini
dikarenakan guru belum terbiasa menggunakan pendekatan RME.
Pada pertemuan 2 hasil penilaian yang dilakukan oleh 2 observer
mengalami peningkatan yaitu dengan total skor 78, hal ini dikarenakan
guru mulai memahami langkah-langkah pendekatan RME.
d) Refleksi
Berdasarkan observasi siklus 1 dengan menggunakan
pendekatan RME, maka dilakukan refleksi yaitu berdiskusi dengan
guru kelas senior, observer, dan kepala sekolah atas segala kegiatan
dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari lembar
observasi dan tes.
Berdasarkan hasil lembar observasi guru pada siklus 1, guru
sudah melaksanakan proses pembelajaran tetapi masih kurang sesuai
dengan langkah–langkah RME. Hal ini terlihat dari setiap tahapan
pendekatan RME belum semua guru lakukan. Namun masih ada
kekurangan guru yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya. Dalam
pelaksanaan siklus 1 peneliti mengalami beberapa kendala atau
hambatan yang sekiranya perlu dilakukan tindakan dalam upaya
memperbaiki proses pembelajaran tersebut. Adapun hambatan atau
kendala yang dialami peneliti diantaranya ialah :
a. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi
menjumlahkan dan mengurangkan pecahan belum mencapai KKM.
b. Pada saat memulai pembelajaran guru kurang mempersiapkan
mental siswa.
c. Guru kurang memotivasi siswa serta menggali pengetahuan siswa
tentang materi pecahan.
d. Penggunaaan media alat peraga tentang pecahan dalam siklus 1
kurang digunakan seefektif mungkin oleh guru.
e. Guru jarang melakukan bimbingan kepada siswa untuk
7 f. Pada sebelum dan saat memulai pelajaran guru belum begitu
memahami dan menguasai langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan RME.
g. Siswa belum terlibat aktif dalam penggunaan media pembelajaran
alat peraga pecahan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
h. Pada saat pembelajaran berlangsung guru kurang melibatkan siswa
sehingga pada saat pembelajaran guru yang banyak bicara siswa
terkesan pasif.
2) Hasil Tes Siklus 1
Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan
pembelajaran yang telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus 1.
Hasil tes siklus 1 mengalami peningkatan dari hasil tes pada data awal
pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data awal pra siklus, diketahui
nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 58
meningkat menjadi 64 pada siklus 1. Hasil analisis pengamatan tes
pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 yang telah dilakukan
diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V
SD Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Siklus 1
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 15 71,4%
2 Tidak Tuntas 6 28,6%
Jumlah 21 100 %
Nilai Minimum 42
Nilai Maksimum 96
Nilai rata-rata 64
Hasil tes siklus 1 mengalami peningkatan dari hasil tes pada
data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data awal, diketahui
8 Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus 1 meningkat menjadi 15
siswa sementara pada pra siklus 5 siswa yang tuntas. Nilai tertinggi
yang diperoleh siswa pada siklus 1 mencapai nilai maksimum yaitu 96
dengan nilai terendah pun meningkat dari pra siklus 34 menjadi 42
pada siklus 1.
Berdasarkan hasil tes yang diberikan kepada siswa pada akhir
siklus 1, diketahui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa sudah
menunjukan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan data awal
pra siklus sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas. Nilai terendah
maupun nilai rata-rata siswa juga sudah meningkat, namun belum
mencapai indikator keberhasilan berdasarkan kriteria ketuntasan
belajar (KKM). Nilai KKM yang ditentukan adalah 65 pada pelajaran
Matematika. Dengan demikian peneliti melakukan tindakan siklus
berikutnya (siklus 2) untuk mendapatkan hasil sesuai KKM, seperti
yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa
proses kegiatan pembelajaran Matematika dengan menggunakan
pendekatan RME yang dilaksanakan pada siklus 1 masih belum
optimal, walaupun hasil belajar Matematika siswa setelah dilaksanakan
siklus 1 mengalami peningkatan dari hasil belajar sebelum dilakukan
penelitian tindakan kelas (data awal). Maka, peneliti melakukan
perbaikan pada siklus 2 sebagai berikut.
4.1.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
Siklus 2 terdiri dari 4 tahapan sesuai dengan tahapan penelitian
Paizaluddin dan Ermalinda (2012: 34) yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Pembelajaran dilaksanakan dengan Standar
kompetensi Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi dasar Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.
Dimulai dengan perencanaan tindakan mengenai apa saja yang akan
9 diuraikan pelaksanaan tindakan. Saat proses pelaksanaan tindakan itu
dilakukan pengamatan/observasi, dan hasil pengamatan/observasi itu
dijadikan bahan refleksi. Adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir.
1. Pelaksanaan Siklus 2 a) Perencanaan
Siklus 2 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 5
Mei 2015. Sebelum proses pembelajaran siklus 2 dilaksanakan, peneliti
melakukan diskusi dengan observer, sehingga proses pembelajaran
berlangsung kondusif. Peneliti mempersiapkan rencana pembelajaran
siklus 2 untuk mata pelajaran Matematika materi Mengalikan dan
membagi pecahan. Perencanaan awal yang dilakukan hampir sama dengan
siklus 1. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti
menerapkan pendekatan RME. Adapun langkah-langkah pembelajaran
terlampir. Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu
menjadi pedoman yang sistematis dalam proses pembelajaran, artinya
susunan program tersebut terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan
yang mempermudah pembelajaran sehingga pelaksanaan dapat berjalan
dengan lancar.
b) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini telah sesuai dengan
yang direncanakan. Langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan
sangat baik, pada kegiatan awal peneliti telah mempersiapkan siswa untuk
mengikuti pembelajaran sehingga kegiatan proses pembelajaran berjalan
dengan baik.
Pada kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dengan jelas, guru menjelaskan materi secara singkat, guru membagi siswa
dalam beberapa kelompok, guru membagikan berbagai macam benda
konkrit pada tiap kelompok, guru menyajikan informasi pada siswa tetang
cara pemecahan masalah menggunakan media yang disediakan, guru
mengajukan permasalahan yang berkaitan dengan pecahan, guru
10 mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah dalam LKS dengan
menggunakan benda konkrit, guru meminta siswa mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas secara bergantian, guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka gunakan dengan mendiskusikan hasil pekerjaan siswa dengan seluruh anggota kelas dan ajukan pertanyaan-pertanyaan
seputar strategi yang dipakai siswa dan alasan jika ada perbedaan hasil
sesuai masalah yang dibahas. Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan
membuat kesimpulan, tanya jawab, tes evaluasi dan tindak lanjut.
c) Pengamatan/Observasi
Dari hasil observasi pada siklus 2 antara siswa dan guru sudah
melakukan atau melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
yang diharapkan. Siswa sudah antusias mengikuti pembelajaran, tidak ada
siswa yang ribut, semua siswa aktif dalam kerja kelompok dan siswa mulai
berani mengungkapkan pendapatnya.
Kegiatan observasi terhadap PBM dalam menerapkan pendekatan
RME pada siklus 2 baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan
kedua yang dinilai observer sudah menunjukkan hasil yang sangat baik
dari siklus 1. Adapun pengamatan yang difokuskan pada kegiatan PBM
dalam menerapakan pendekatan RME pada mata pelajaran Matematika
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Hasil observasi PBM =
Maka perolehan hasil pengamatan pada PBM dalam menerapkan
11 Tabel 4.4
Hasil Observasi PBM dalam Menggunakan Pendekatan RME Siklus 2
No Aspek
Siklus 2
Pertemuan 1 Pertemuan 2
Observer 1 Observer 2 Observer 1 Observer 2 1. Memahami
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME pada mata pelajaran
Matematika siklus 2 pertemuan 1 hasil penilaian yang dilakukan oleh 2
observer yaitu dengan total skor 80. Hal ini menunjukkan bahwa guru
dalam melaksanakan langkah-langkah pembelajaran RME dilakukan
secara maksimal dikarenakan guru mulai terbiasa menggunakan
12 observer mengalami peningkatan yaitu dengan total skor 84. Hal ini
membuktikan bahwa guru dalam melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran RME terlaksana dengan tepat dan baik.
d) Refleksi
Berdasarkan observasi siklus 2 dengan menggunakan pendekatan
RME, maka dilakukan refleksi dengan guru kelas senior, observer, dan
kepala sekolah atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil
refleksi diambil dari hasil lembar observasi dan tes yang dilaksanakan
pada siklus 2. Keterlaksanaan langkah-langkah RME sudah dilaksanakan
dengan baik mulai dari tahapan pendahuluan sampai kegiatan penutup.
Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus 1 sudah diperbaiki
pada siklus 2, setelah diadakannya sebuah kegiatan kerja kelompok. Guru
sudah memberikan kesempatan mempresentasikan dan menanggapi hasil
presentasinya. Kegiatan pembelajaran lebih menarik, tidak ada lagi siswa
yang pasif. Guru juga memberikan umpan balik terhadap kinerja mereka.
Hasil karya siswa sangat berguna terhadap pembelajaran. Kegiatan refleksi
bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari observer. Berdasarkan
hasil pengamatan dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan
pendekatan RME, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Pada sebelum dan saat memulai pembelajaran guru sudah memahami
dan menguasai langkah – langkah pendekatan RME.
b. Pada saat melakukan eksperimen tentang pecahan guru sudah sering
melakukan bimbingan kepada siswa untuk memecahkan masalah.
c. Penggunaan media pembelajaran dalam siklus 2 sudah dilakukan
secara optimal oleh guru.
d. Siswa sudah antusias untuk terlibat dalam penggunaan media
pembelajaran pada saat pembelajaran berlangsung.
Pada siklus 2 pertemuan pertama dan kedua sudah baik, untuk
pertemuan berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang
13 pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME sehingga
pembelajaran dilakukan dengan aktif dan siswa tidak ramai sendiri.
Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan hasil refleksi pada siklus
2, bahwa pembelajaran Matematika dengan menggunakan pendekatan
RME pada siklus 2 sudah terlaksana secara optimal. Penerapan pendekatan
RME dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika.
2. Hasil Tes Siklus 2
Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 2 diakhir pembelajaran
diadakan tes/evaluasi untuk mengukur ketuntasan belajar siswa. Hasil
belajar siswa pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD Negeri Ngajaran 03 Siklus 2
No Ketuntasan Frekuensi Persentase
1 Tuntas 21 100%
2 Tidak Tuntas 0 -
Jumlah 21 100%
Nilai Minimum 66
Nilai Maksimum 98
Nilai rata-rata 72
Hasil tes siklus 2 mengalami peningkatan dari hasil tes pada tahap
pra siklus dan siklus 1. Berdasarkan hasil tes siswa data awal, diketahui
nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 58
meningkat menjadi 64 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 72 pada
siklus 2. Peningkatan yang terjadi dirasa sudah sangat signifikan dan hasil
belajar yang diperoleh siswa secara keseluruhan sudah mencapai KKM
yang telah ditetapkan khusus untuk mata pelajaran Matematika yaitu 65.
Berdasarkan hasil dari siklus 2 ini, maka peneliti memutuskan untuk
14 4.2 Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2
Perbandingan hasil pada data awal (pra siklus), siklus 1 dan siklus 2
dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Ngajaran 03 Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
mengalami ketuntasan hanya 5 siswa atau 23,8 % dan yang belum tuntas 16
siswa atau 76,2 %. Kemudian pada siklus 1 yang tuntas 15 siswa atau 71,4
% dan yang belum tuntas 6 siswa atau 28,6 %. Pada siklus 2 yang tuntas 21
siswa atau 100 % mencapai KKM. Jadi dari pra siklus menuju siklus 1 ke
siklus 2 siswa yang tuntas mengalami kenaikan. Ini membuktikan bahwa
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan RME dapat meningkatkan
pemahaman belajar siswa.
4.3 Pembahasan
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus 2, guru
menggunakan pendekatan RME. Guru mengaitkan pelajaran sekarang
dengan pelajaran sebelumnya. Siswa mulai aktif dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan tunjuk jari. Dalam kegiatan
pembelajaran guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa. Saat
15 melakukan percobaan secara langsung media alat peraga tentang pecahan.
Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilakukan terlihat adanya
peningkatan hasil belajar Matematika. Hasil belajar Matematika siswa
meningkat dengan adanya proses belajar yang bermakna serta melibatkan
kemampuan yang dimiliki siswa. Hasil belajar siswa yang mencapai KKM
dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat.
Jadi, Pendekatan pembelajaran RME adalah model pembelajaran
yang tepat digunakan karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan pendekatan
pembelajaran RME di lihat dari lembar observasi sudah terlihat sangat baik,
langkah-langkah pembelajaran terlaksana dengan baik dan guru juga sudah
menguasai metode dengan baik. Menurut Suwarsono (2001:5) terdapat
empat kekuatan dalam pembelajaran RME, yaitu :
a) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional pada siswa tentang
keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan
kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia.
b) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional pada siswa bahwa
matematika adalah suatu bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan
dikembangkan sendiri oleh siswa dan oleh setiap orang lain bagi
manusia.
c) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional pada siswa bahwa
cara menyelesaikan persoalan tidak harus tunggal, tidak harus sama
antara orang satu dengan orang yang lain.
d) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional pada siswa bahwa
mempelajari matematika, merupakan suatu hal yang utama.
Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar, dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran RME
adalah pendekatan pembelajaran yang tepat digunakan oleh guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk itu seyogyanya guru dapat
menggunakan pendekatan pembelajaran ini terutama untuk meningkatkan