ANALISIS PERMINTAAN TELEPON SELULER BERBASIS
”
SMARTPHONE
”
(Studi kasus di Gerai
Handphone
Pasar Singosaren Solo)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh :
KIKY MIR’ATUZ ZAKIYAH F1110031
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Simbah Kakung, Bapak dan Ibu tercinta, serta
Kakakku, terima kasih untuk tidak pernah lelah
mendoakan, memberi nasehat, semangat dan
kasih sayang.
2. Alm. Mbak Rukayah, yang banyak memberi
banyak inspirasi keimanan.
3. Mas Tamam, yang selalu ikhlas meluangkan
banyak waktunya untuk membantuku.
4. Sahabat-sahabat terbaikku.
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wata’ala, Dzat yang maha
Kuasa, yang maha mengetahui, dan menguasai apa-apa yang ada di alam semesta
ini. Hanya karena ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “ANALISIS PERMINTAAN TELEPON SELULER BERBASIS
SMARTPHONE (Studi kasus di Gerai Handphone Pasar Singosaren Solo)”.
Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
adanya dukungan, bimbingan, arahan dan batuan dari berbagai pihak skripsi ini
tidak dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Allah Subhanahu Wata’ala, Dzat yang maha pembimbing dan pemberi
hidayah, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak, Ibu dan keluarga yang telah banyak memintakan do’a kepada Allah
SWT.
3. Drs. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Drs. Supriyono, SE, MSi. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Ibu Dra. Izza Mafruhah, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
6. Ibu Dra. Nunung Srimulyani, selaku pembimbing akademik yang telah
membantu dalam penulisan dari awal sampai akhir.
7. Bapak vincent, terimakasih untuk bantuan dan saran-saran yang diberikan.
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah membagikan ilmu seluas-luasnya.
9. Bapak dan Ibu Pemerintah Pasar Singosaren Surakarta, yang telah memberi
banyak informasi.
10.Bapak dan Ibu KESBANGPOL, BAPEDA, Pemerintah Pasar Surkarta yang
telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Singosaren Plaza.
11.Sahabat-sahabat dan orang terdekat yang selalu memberi semangat dan
bersama-sama berjuang untuk masa depan yang lebih baik.
12.Teman-teman jurusan Ekonomi Pembangunan (non-reguler) 2010.
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas
segala bantuan dan do’anya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, November 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………..
ABSTRAK ………...………...
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ….………
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI …...………
HALAMAN MOTTO ………..
1. Teori Permintaan dan Penawaran ………...
2. Perilaku Konsumen ………
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ………..
4. Definisi Smartphone ………...
B. Hasil Penelitian Terdahulu ………...
C. Kerangka Pemikiran ……….
D. Hipotesis ………...
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian ……….
B. Ruang Lingkup Penelitian ………
C. Teknik Pengumpulan Data ………...
D. Teknik Pengambilan Sampel ………
E. Definisi Operasional ……….
F. Metode dan Analisis Data ………
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pasar Singosaren Surakarta ………
B. Karakteristik Responden ………… ……….
C. Analisis Data
1. Uji Instrumen Penelitian ………
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………..
B. Saran ……….
DAFTAR PUSTAKA ………..
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………...
78
79
80
DAFTAR TABEL
Penjualan Smaprtphone kepada end user menurut sistem operasi
tahun 2011 ………..…
Pengiriman Smartphone sebagai proporsi dari total pengiriman
handphone di Asia Tenggara ……….
Jumlah Penduduk Surakarta menurut jenis kelamin tahun 2011 ...
Target pendapatan Pasar Singosaren Surakarta Tahun Anggaran
2010 ………
Realisasi pendapatan Pasar Singosaren Surakarta Tahun Anggaran
2010 ………
Target Pendapatan Tahun Anggaran 2011 Pasar Singosaren
Surakarta ……….
Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2011 Pasar Singosaren
Surakarta ……….
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin……….
Distribusi Frekuensi Usia Responden………
Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden ..………...
Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden ..………
Hasil Uji Validitas Variabel Harga .………
Hasil Uji Validitas Variabel Merek …..………..
Hasil Uji Validitas Variabel Produk ………...……….
4.14
Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Harga ………..………..
Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Merek ………
Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Produk ..………
Tabulasi Silang Usia dengan Harga ………
Tabulasi Silang Usia dengan Merek ………….………..
Tabulasi silang Usia dengan Produk ………..…………....
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Harga ……….
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Merek ………
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Produk ………...
Tabulasi Silang Pendapatan dengan Harga ……….
Tabulasi Silang Pendapatan dengan Merek ………
Tabulasi Silang Pendapatan dengan Produk ………...
Tabulasi Silang Merek Favorit dengan Harga ...……….
Tabulasi Silang Merek Favorit dengan Persepsi Produk ..………….
DAFTAR GAMBAR
Kurva Permintaan tidak elastis ………...
Kurva Penawaran ………
Grafik Pergeseran Kurva Permintaan ………...………..…...
Grafik Pergeseran Kurva Penawaran ………..…...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi sangat berperan aktif dalam setiap kehidupan manusia. Batas
dan jarak antar manusia hilang karena adanya teknologi. Telepon seluler atau
handphone saat ini masuk dalam sendi kehidupan manusia dan sudah melekat
dalam keseharian manusia. Handphone yang dulu dianggap barang mewah
saat ini tidak lagi menjadi barang mewah melainkan menjadi barang
kebutuhan pokok dalam berkomunikasi. Hal ini adalah salah satu yang
menyebabkan batas dan jarak antar manusia menjadi tidak tampak lagi.
Teknologi selalu mengimbangi perkembangan zaman. Para
pengembang aplikasi berlomba untuk menyajikan fitur canggih pada setiap
ponselnya, mulai dari surel atau surat elektronik, internet, kemampuan
membaca buku elektronik (e-book) maupun dokumen bisnis. Oleh karena itu
handphone jenis ini kemudian disebut dengan telepon pintar atau smartphone.
Dalam perjalanan evolusinya handphone bahkan bisa menjadi lebih kecil dan
dibuat tidak terlihat. Dengan kata lain smartphone merupakan komputer mini
dengan kapabilitas sebuah telepon yang mungkin fungsinya akan menggeser
komputer karena kepraktisan dalam membawanya.
Smartphone memberikan nilai lebih untuk pengguna akhir. Aplikasi
yang terdapat di dalamnnya dapat mendongkrak segmentasi pasar dunia.
Smartphone Blackberry misalnya, dengan aplikasi Instant Messaging dan
push email dapat mendongkrak RIM Blackberry mencapai puncak pasar
iPhone yang juga mendongkrak popularitasnya. Kemudian aplikasi-aplikasi
mobile berbasis internet dan layanan Google juga turut mendongkrak Android
sebagai platform mobile technology yang paling baru. Keseluruhan aplikasi
untuk smartphone ini akan menjadi “killer apps” dan akan memberikan daya
ungkit yang sangat signifikan terhadap pangsa pasar smartphone.
Penjualan perangkat handphone saat ini diseluruh dunia mencapai
440.500.000 unit, seperti yang dirilis pada www.gartner.com pada kuartal
ketiga tahun 2011. Penjualan naik 5,6 persen dari periode yang sama tahun
sebelumnya. Tabel 1.1 dibawah ini menggambarkan penjualan telepon seluler
seluruh dunia kepad end user oleh vendor pada periode tahun 2010-2011 :
Tabel 1.1
menurun dari tahun sebelumnya, yaitu 23 % dari penjualan di pasar dunia
pada tahun 2011, Terjadi penurunan 4,3% dari tahun 2010 menuju tahun
2011, yaitu pada angka 117 juta unit menjadi 105 juta unit. Sedangkan merek
handphone yang menempati posisi penjualan terendah adalah Sony Ericson,
pada posisi penjualan 8 juta unit atau 1,9 % dari pangsa pasar dunia di tahun
2011. Yaitu terdapat selisih kurang lebih 21% dari total penjualan Nokia.
Meskipun penjualan handphone pada periode tersebut secara
keseluruhan terjadi kenaikan hanya 5,6 %, namun dalam persentase kecil
tersebut di dilamnya terdapat peningkatan tajam terhadap minat pembelian
smartphone. Dari penggunaan handphone yang awalnya hanya berfungsi
sebagai alat telekomunikasi sederhana para konsumen banyak yang beralih
pada smartphone yang menawarkan kemudahan yang lebih dari sekedar alat
telekomunikasi biasa. Hal ini dibuktikan dengan tabel 1.2, yaitu data
penjualan yang dikutip dari www.gartner.com.
Tabel 1.2
Dari tabel 1.2, penjualan smartphone tahun 2010 menuju ke tahun 2011
terjadi kenaikan sebesar 42 %. Meskipun penjualan handphone pada periode
tersebut secara keseluruhan terjadi kenaikan hanya 5,6 % akan tetapi ini bisa
berarti bahwa optimisasi penjualan smartphone dunia meningkat sangat
tajam, itu artinya permintaan akan smartphone naik, disisi lain tingkat
kesempatan memperoleh pangsa pasar masih sangat tinggi.
Jumlah penduduk dan akses internet yang cukup luas, membuat
Indonesia memiliki peran penting baik sebagai pemain ataupun target pasar.
Di sisi lain Indonesia sebagai Negara berkembang diprediksikan mempunyai
penetrasi pasar diatas 50 % dari total pengiriman di Asia tenggara selama
empat tahun kedepan. Seperti yang dikutip dalam www.canalys.com,
lembaga survey dunia, penjualan smartphone di Asia Tenggara diprediksikan
naik pada periode 2010 sampai periode lima tahun kedepan yaitu 2015.
Prediksi dilakukan pada sepuluh Negara anggota Asia Tenggara, dalam
prediksi ini Singapura adalah Negara dengan prediksi pengiriman smartphone
tertinggi yaitu dengan total pengiriman 80 % dari tahun 2010 menuju 2015.
Sedangkan Indonesia diprediksikan akan melakukan transaksi atau
pengiriman sebanyak 55 % dari total pengiriman handphone di Asia
Tabel 1.3
Pangsa Pasar Handphone di Asia Tenggara Pengiriman Smartphone sebagai proporsi dari total
pengiriman handphone
Negara
2010 2015
smatphone (%) dari total smatphone (%) dari total
pengiriman handphone pengiriman handphone
Indonesia 12.9 55.8
Mengacu pada tabel 1.4 di atas, pengiriman handphone ke wilayah Asia
Tenggara naik menjadi 19 % pada tahun 2011. Canalys mengestimasi jumlah
tersebut akan meningkat pada tahun 2015. Selama empat tahun ke depan,
pengiriman smartphone akan mencapai tingkat pertumbuhan gabungan
tahunan (CAGR) sebesar 39%, di pasar negara berkembang seperti Indonesia,
Filipina dan Vietnam. Singapura memiliki penetrasi pasar smartphone yang
paling maju. Pada tahun 2010 smartphone di Singapura menyumbang 61 %
pengiriman. Canalys memperkirakan kecenderungan tersebut akan tetap naik
di tahun yang akan datang. (http://www.canalys.com)
Meluasnya pengguna internet di seluruh Indonesia merupakan salah
satu akibat dari fenomena jejaring sosial. Hal ini mendorong seseorang untuk
tetap terhubung dengan jejaring sosial dan menuntut sesorang harus memilih
akses internet yang dapat terhubung secara mobile. Inilah alasan konsumen
ini mempunyai dampak kenaikan jumlah konsumen smartphone di Indonesia,
sehingga mendorong lonjakan jumlah penjualan smartphone. Tingkat
penjualan smartphone yang tinggi mendorong harga smartphone semakin
terjangkau di pasaran dan biaya akses yang semakin ekonomis.
Ketatnya persaingan di pasar smartphone disebabkan oleh manuver
yang dilakukan kalangan vendor untuk memanfaatkan situasi pasar potensial.
Banyak vendor yang fokus di pasar smartphone dan berinvestasi dalam pasar
smartphone. Sementara itu, pilihan smartphone juga semakin banyak.
Semakin banyaknya pilihan smartphone menjadi salah satu faktor kompetisi
yang semakin ketat. Persaingan semakin ketat, harga cenderung turun.
Smartphone semakin menjadi barang komoditas, volume produksi juga
semakin besar. Ini yang menyebabkan harga jual semakin menurun.
Di sisi lain, konsumen Indonesia khususnya generasi muda lebih
selektif dalam memilih model belanja. Tren yang umum, perubahan gaya
hidup modern, serta teknologi dan pelayanan yang bagus menjadi faktor
utama yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Sebagai
contoh, konsumen perkotaan cenderung lebih selektif, terutama anak-anak
muda, karena mengikuti tren yang umum dan disesuaikan dengan kondisi
keuangan mereka untuk memenuhi kebutuhan. (Utami, 2010)
Untuk menghadapi perubahan peilaku konsumen yang semakin
dinamis, para vendor dituntut untuk selalu berinovasi, peka terhadap
perubahan dan keinginan pasar. Mereka harus dapat mengetahui persepsi,
mengantisipasi ancaman dari pesaing yang kemungkinan melakukan hal yang
sama.
Potensi pasar adalah ungkapan mengenai peluang penjualan maksimum
untuk produk atau jasa tertentu selama periode waktu yang ditentukan,
misalnya satu tahun. Estimasi potensi pasar melibatkan permintaan sekarang
terhadap produk dan proyeksi kecenderungan pasar di masa mendatang.
(Wiratmo; 1996). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan suatu
penelitian dengan judul ”ANALISIS PERMINTAAN TELEPON
SELULER BERBASIS SMARTPHONE (Studi kasus di Gerai
Handphone Pasar Singosaren Solo)”.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah dalam
penelitian ini, perumusannya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana permintaan telepon seluler berbasis smartphone (telepon
pintar) di Pasar Singosaren Solo?.
2. Apakah terdapat hubungan antara faktor harga, merk, dan produk
terhadap permintaan telepon seluler berbasis smartphone di Pasar
Singosaren Solo?.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian sesungguhnya mengenai jawaban yang dikehendaki
dalam rumusan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan
1. Untuk mengetahui permintaan telepon seluler berbasis smartphone di
Pasar Singosaren Solo.
2. Untuk mengetahui hubungan harga, merk, dan Produk terhadap
permintaan telepon seluler berbasis smartphone di Pasar Singosaren
Solo.
D. Batasan Masalah
Peluang pasar smartphone yang dimanfaatkan oleh kalangan vendor
membuat persaingan bisnis penjualan smartphone semakin ketat. Ketatnya
persaingan serta banyaknya pilihan komoditas tersebut menimbulkan
persaingan di kalangan vendor. Di sisi lain, konsumen Indonesia khususnya
generasi muda Indonesia lebih selektif dalam memilih model belanja. Tren
yang umum, perubahan gaya hidup modern, serta teknologi dan pelayanan
yang bagus menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan konsumen
untuk membeli. Untuk itu penelitian difokuskan pada permintaan telepon
seluler berbasis smartphone khususnya pada Gerai Pasar Singosaren Solo.
Dengan objeknya adalah beberapa merek handphone yang mempunyai
aplikasi smartphone di dalamnya, antara lain: Nokia, Blackberry, Sony
Ericson, Samsung dan Apple iPhone. Responden yang dijadikan populasi
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini secara umum diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi masyarakat luas, dan khususnya kepada:
1. Pihak pengusaha
Memberikan informasi dan masukan bagi pihak-pihak pengusaha yang
bersangkutan, dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen serta mengembangkan bisnis pertelekomunikasian.
2. Bagi masyarakat pada umumnya
Dapat dijadikan referensi dan informasi sebagai bahan pertimbangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Permintaan dan Penawaran a. Teori Permintaan
Permintaan adalah berbagai kombinasi harga dan jumlah yang
menunjukkan jumlah barang yang ingin dan dapat dibeli oleh
konsumen pada berbagai tingkat harga untuk suatu periode tertentu.
Supaya permintaan akan barang itu terjadi maka konsumen haruslah
ada keinginan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli.
(Nopirin, 1994)
Menurut Sadono Sukirno (2005) permintaan adalah keinginan
konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga tertentu
selama periode waktu tertentu.
Sedangkan menurut Tulus Haryono (2001) perrmintaan akan
suatu barang, adalah berbagai jumlah dari suatu barang tertentu yang
hendak dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkinan harga.
Dengan demikian pada suatu permintaan pasar tidak ada satu
jumlah tertentu yang diminta pada suatu harga tertentu, akan tetapi
permintaan merupakan jumlah yang akan dibeli pada berbagai tingkat
Permintaan seseorang atau masyarakat atas suatu barang
ditentukan oleh beberapa faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yang
terpenting adalah : (Sukirno, 1996)
· Harga barang itu sendiri.
· Harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan
barang tersebut.
· Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
· Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
· Jumlah penduduk.
· Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.
Fungsi permintaan seorang konsumen akan suatu barang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Dx = f ( Y, Py, T, u )
Dimana :
Dx = Jumlah barang (x) yang diminta
Y = Pendapatan Konsumen
Py = Harga Barang (y)
T = Selera
u = Faktor-faktor Lainnya
Persamaan tersebut berarti jumlah barang X yang diminta
dipengaruhi oleh harga barang X, pendapatan konsumen, harga barang
lain, selera dan faktor-faktor lainnya. DX adalah jumlah barang X
harga barang selain X, T adalah selera konsumen dan u adalah
Faktor-faktor lainnya.
Dalam kenyataannya permintaan akan suatu barang tidak hanya
dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri namun juga oleh
faktor-faktor lain. Pada umumnya jika suatu barang naik maka jumlah barang
yang diminta akan turun, begitu pula sebaliknya. Permintaan
menunjukkan hubungan fungsional antara harga barang dengan
jumlah barang yang diminta pada suatu periode waktu tertentu,
Semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit jumlah
barang yang diminta. Hubungan antar harga suatu komoditi dengan
jumlah yang diminta dapat dilihat dan digambarkan dengan kurva
permintaan. Kurva permintaan adalah kurva yang menghubungkan
antara tingkat harga suatu barang dengan jumlah yang diminta atas
barang tersebut, dengan asumsi ceteris paribus. Berikut adalah grafik
kurva permintaan ;
Perubahan harga akan mempengaruhi jumlah yang diminta,
bukan permintaan. Sedangkan perubahan permintaan akan
menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan dan ke kiri
(Gambar 1). Pegeseran kurva permintaan berarti jumlah yang diminta
akan berubah di setiap tingkat harga.
Kurva permintaan mempunyai slope yang menurun ke kanan
(berslope negatif ) yang berarti jika harga suatu barang naik (asumsi
yang lain tetap ceteris paribus) maka konsumen akan cenderung untuk
menurunkan permintaanya atas barang tersebut, begitu pula
sebaliknya dan hal ini disebut Hukum Permintaan.
Salah satu karakteristk penting dari suatu kurva atau fungsi
permintaan pasar adalah derajat kepekaan jumlah permintaan terhadap
perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Ukuran drajad
kepekaan ini disebut elastisitas.
Pengukuran elastisitas permintaan kerap dinyatakan dalam
ukuran koefisien elastisitas permintaan. Koefisien permintaan
merupakan ukuran perbandingan persentase perubahan harga atas
barang tersebut (Sukirno, 2003). Koefisien elastisitas permintaan
dapat di rumuskan sebagai berikut.
1) Elastisitas
Barang dikatakan elastis sempurna bila kurva permintaan
mempunyai koefisien elastisitas lebih besar daripada satu. Hal ini
terjadi bila jumlah barang yang diminta lebih besar daripada
Gambar 2.2 Permintaan Elastis
2) Elastisitas Uniter
Barang dikatakan elastis uniter bila kurva permintaan mempunyai
koefisien elastisitas sebesar satu. Persentase perubahan harga
direspon proporsional terhadap persentase jumlah barang yang
diminta.
3) Tidak Elastis
Barang dikatakan tidak elastis bila persentase perubahan jumlah
yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga
sehingga koefisien elastisitas permintaannya antara nol dan satu.
Gambar 2.4 Permintaan tidak elastis
Menurut Sukirno (2003), terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi elastisitas permintaan suatu barang, yaitu :
1) Tingkat kemampuan barang – barang lain untuk menggantikan
barang yang bersangkutan. Apabila suatu barang mempunyai
banyak barang pengganti (barang substitusi), permintaan atas
barang tersebut cenderung akan bersifat elastis. Perubahan harga
yang kecil akan beralih ke barang lain sebagai penggantiannya.
Untuk barang yang tidak memiliki barang pengganti, permintaan
atas barang tersebut barang yang tidak memiliki barang pengganti,
permintaan atas barang tersebut bersifat tidak elastis. Karena
2) Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang
tersebut. Besar bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli
suatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap
barang tersebut. Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan
elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Semakin besar bagian
pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu barang, maka
permintaan barang tersebut akan semakin elastis.
3) Jangka waktu pengamatan atas permintaan
Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, permintaan atas
barang tersebut semakin elastis. Jangka waktu yang singkat
permintaan tidak bersifat elastis karena perubahan pasar belum
diketahui oleh konsumen. Dalam jangka waktu lebih lama konsumen
akan mencari barang alternatif untuk menggantikan barang yang
mengalami kenaikan harga.
b. Teori Penawaran
Harga tidak hanya mempengaruhi jumlah barang yang diminta
tetapi juga jumlah barang yang dijual. Apabila harga suatu barang
sangat rendah dan tidak dapat menutupi biaya produksi maka seorang
produsen tidak akan menjual barang tersebut. Disisi lain pada saat
harga tinggi akan terdapat produsen yang menjual sejumlah barang
yang mereka produksi karena harga barang tersebut dapat menutupi
biaya produksi. Jadi Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah
Penawaran pasar suatu barang adalah berbagai alternatif jumlah
suatu barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai alternatif harga
oleh seluruh produsen dipasar. (Haryono, 2001)
Kurva penawaran dari suatu barang menunjukkan barbagai
kuantitas barang yang akan dijual dipasar oleh seseorang atau
beberapa orang selama periode waktu tertentu pada berbagai macam
kemungkinan harga, ceteris paribus. (Bilas, 1993). Dengan demikian
kurva penawaran menunjukkan beberapa jumlah barang yang ingin
dijual selama satu periode tertentu akan berubah sebagai akibat
perubahan harga, apabila faktor-faktor lain (selain harga) tidak
berubah.
Kurva penawaran pasar biasanya juga merupakan kurva yang
naik miring ke kanan (mempunyai lereng positif), naiknya harga akan
mendorong para penjual untuk menawarkan lebih banyak barang di
pasar.
c. Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran
Pergeseran kurva permintaan ke kanan berarti adanya kenaikan
permintaan akan barang tersebut. Kalau penawaran tidak berubah ini
akan mengakibatkan kenaikan harga dan kenaikan jumlah yang
penjualan atau pembelian. Sebaliknya akan terjadi pergeseran
permintaan ke kiri apabila terjadi penurunan permintaan. Berikut
grafik pergeseran permintaan akan suatu barang.
Gambar 2.6
Pergeseran Kurva Permintaan
Sedangkan penurunan penawaran akan bergeser ke kiri dari
kurva penawaran dan ini biasanya mengakibatkan kenaikan harga
pasar dan penurunan volume transaksi. Sebaliknya jika terjadi
kenaikan penawaran maka kurva ditunjukkan dengan pergeseran kea
rah kanan yang artinya akan terjadi penurunan harga pasar dan
berakibat pada kenaikan volume transaksi. Pergeseran kurva
Gambar 2.7
Pergeseran Kurva Penawaran
2. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa
termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
(Engel et all,1994).
Sedangkan menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko ( 1997 ),
perilaku konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempengaruhi barang dan jasa,
termasuk di dalamnya pengambilan keputusan pada persiapan dan
penentuan kegiatan tersebut.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, perilaku
konsumen adalah tindakan baik itu individu ataupun organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
menggunakan, mendapatkan barang/jasa ekonomi yang dapat
Perilaku konsumen berkaitan dengan keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian atau konsumsi. Keputusan pembelian merupakan
keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya
memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan
mempertimbangkan informasi-informasi yang ia ketahui dengan realitas
tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Hasil dari pemikiran itu
dipengaruhi kekuatan kehendak konsumen untuk membeli sebagai
alternatif dari istilah keputusan pembelian yang dikemukakan oleh
Zeithalm (1988) dalam (Nugroho Setiadi, 2002).
Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau
membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau
jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan
produk yang sudah dikenal oleh masyarakat. Sebelum konsumen
memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap
terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi.
(3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku
pasca pembelian (Kotler, 2002).
Terdapat tiga perspektif dalam perilaku konsumen, yaitu; (Utami;
2010)
a. Perspektif Pengambilan Keputusan
Perspektif pengambilan keputusan atau decision making
Langkah ini termasuk pengenalan masalah, mencari, evaluasi
alternatif, memilih, dan evaluasi pasca perolehan. Akar dari
pendekatan ini adalah pengalaman kognitif dan psikologi serta faktor
ekonomi lainnya.
b. Perspektif Pengalaman
Perspektif pengalaman (experimental perspective) atas
pembelian konsumen menyatakan bahwa untuk beberapa hal,
konsumen tidak melakukan pembelian sesuai dengan proses
pengambilan keputusan yang rasional. Namun mereka membeli
produk atau jasa tertentu untuk memperoleh kesenangan, menciptakan
fantasi, atau perasaan emosi saja.
c. Perspektif Pengaruh Perilaku
Perspektif pengaruh perilaku atau behavioral influence
perspective, mengasumsikan bahwa kekuatan lingkungan memaksa
konsumen untuk melakukan pembelian tanpa harus terlebih dahulu
membangun perasaan atau kepercayaan terhadap produk. Menurut
perspektif ini, konsumen tidak saja melalui proses pengambilan
keputusan rasional tetapi juga bergantung pada perasaan untuk
membeli produk atau jasa tersebut. Sebagai gantinya tindakan
pembelian konsumen secara langsung merupakan hasil dari kekuatan
lingkungan, nilai-nilai budaya, lingkungan fisik, dan tekanan
3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Nugroho J Setiadi (2003), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
a. Faktor Kebudayaan
Faktor budaya memiliki faktor yang luas dan mendalam terhadap
perilaku konsumen didalam pembelian.
1) Budaya
Budaya merupakan karakter yang penting dari suatu sosial yang
membedakannya. Apa yang dimakan oleh seseorang, bagaimana
mereka berpakaian, apa yang mereka rasakan dan pikirkan,
bahasa apa yang mereka bicarakan adalah sebagian dari budaya.
Hal tersebut meliputi semua hal yang konsumen lakukan tanpa
sadar memilih karena nilai kultur mereka, adat istiadat dan ritual
mereka telah menyatu dalam kebiasaan mereka sehari-hari.
2) Kelas Sosial
Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan tetapi juga
indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal.
Perbedaan kelas sosial menghasilkan bentuk-bentuk perilaku
sosial yang berbeda seperti preferensi produk dan merek yang
berbeda.
b. Faktor-faktor Sosial
1) Kelompok referensi atau acuan seseorang terdiri dari seluruh
yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan
kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan adalah
kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer
mencakup keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang
berinteraksi dengan seseorang secara continue dan formal.
Sedangkan kelompok sekunder mencakup kelompok keagamaan,
professional dan kelompok yang cenderung lebih formal dan
membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Kelompk
referensi mempengaruhi seseorang sekurang-kurangnya dalam
tiga hal, yaitu : perilaku, gaya hidup dan pilihan produk dan
merek seseorang.
2) Peran dan status. Seseorang berpartisipasi dalam kelompok
selama hidupnya seperti keluarga, organisasi atau klub.
c. Faktor pribadi
Keputusan pembelian juga dipengarui oleh karakteristik pribadi,
karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1) Usia
Orang cenderung berubah dalam menentukan pilihan barang dan
jasa yang mereka beli semasa hidupnya. Selera akan makanan,
pakaian, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan
Usia. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup sesuai dengan
2) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya atau yang disebut pola konsumsi. Selain itu, pekerjaan
yang dilakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup
mereka yang digunakan untuk menyampaikan prestise,
kehormatan, dan respek.
3) Keadaan ekonomi
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, yang
dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari
pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan hartanya,
kemampuan untuk meminjam.
4) Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang
diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya
hidup menggambarkan seseorang akan keseluruhan yang
berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup mencerminkan
sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
5) Kepribadian dan konsep diri
Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang
mempengaruhi perilaku pembelinya. Jenis-jenis kepribadian dapat
diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat dengan berbagai
d. Faktor-faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis
utama yaitu:
1) Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.
Beberapa kebutuhan bersifat :
· Biogenis, muncul dari tekanan biologis seperti; lapar, haus,
tidak nyaman dll
· Psikogenis, muncul dari tekanan psikologis seperti
kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa
memiliki.
2) Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana
seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses
bagaimana seseorang individu memilih, mengorganisasikan, dan
menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.
3) Proses belajar
Saat orang bertindak, maka mereka itu belajar, hal tersebut bisa
dikatakan proses pembelajaran. Sebagian besar perilaku manusia
adalah hasil belajar. Pembelajaran meliputi perubahan perilaku
4) Kepercayaan dan Sikap
Melalui belajar dan bertindak, orang akan mendapatkan
keyaknan dan sikap, kemudian hal ini akan mempengaruhi
perilaku pembelian mereka.
Dalam pengambilan keputusan berbelanja, kebutuhan yang
memotivasi konsumen untuk membeli barang dagangan oleh Christina
Widya utami (2010) di golongkan sebagai berikut.
a. Kebutuhan fungsional
Secara langsung kebutuhan fungsional terkait dengan kinerja produk
itu. Kebutuhan fungsional sering disebut juga sebagai kebutuhan
rasional. Sikap belanja rasional dipengaruhi oleh alasan rasional
dalam pikiran seorang konsumen.
b. Kebutuhan psikologis
Sedangkan kebutuhan psikologis disebut kebutuhan emosional.
Motivasi yang dipengaruhi emosi berkaitan dengan perasaan. Faktor
indah atau bagus dan faktor gengsi akan lebih banyak pengaruhnya.
4. Definisi Smartphone
Telepon pintar (smartphone) adalah telepon genggam yang
mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang dengan fungsi
yang menyerupai komputer. Belum ada standar pabrik yang menentukan
definisi telepon pintar. Bagi beberapa orang, telepon pintar merupakan
telepon yang bekerja menggunakan seluruh piranti lunak sistem operasi
telepon yang menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik),
internet dan kemampuan membaca buku elektronik (e-book) atau
terdapat papan ketik (baik built-in maupun eksternal) dan konektor VGA.
Dengan kata lain, telepon pintar merupakan komputer mini yang
mempunyai kapabilitas sebuah telepon. (www.wikipedia.com)
Kebanyakan alat yang dikategorikan sebagai telepon pintar
menggunakan sistem operasi yang berbeda. Dalam hal fitur, kebanyakan
telepon pintar mendukung sepenuhnya fasilitas surel dengan fungsi
pengatur personal yang lengkap. Fungsi lainnya dapat menyertakan
miniatur papan ketik QWERTY, layar sentuh atau D-pad, kamera,
pengaturan daftar nama, penghitung kecepatan, navigasi piranti lunak
dan keras, kemampuan membaca dokumen bisnis, pemutar musik,
penjelajah foto dan melihat klip video, penjelajah internet, atau hanya
sekedar akses aman untuk membuka surel perusahaan.
Berikut ini adalah beberapa macam system operasi yang ada pada
smartphone :
a. Android
Android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon
seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android
menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk
menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam
b. Symbian
Symbian OS adalah sistem operasi tak bebas yang dikembangkan oleh
Symbian Ltd. yang dirancang untuk digunakan peralatan bergerak
(mobile).
c. Blackberry-Research In Motion
BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan
layanan push e-mail, telepon, sms, menjelajah internet, messenger
(Blackberry Messenger/BBM), dan berbagai kemampuan nirkabel
lainnya.
d. Windows Mobile
Windows Mobile adalah sebuah sistem operasi ponsel yang
dikembangkan oleh Microsoft yang digunakan dalam ponsel pintar
dan perangkat mobile, namun dikeluarkan untuk pasar tertentu.
e. Apple iPhone
IPhone adalah garis smartphone yang dirancang dan dipasarkan oleh
Apple Inc dengan system operasi Apple IOS. Awalnya bernama
"iPhone OS".
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Menurut Dian Puspita Ariyani, dalam penelitiannya pada tahun 2008
yang berjudul “Analisis Keuntungan Gerai Handphone di Daerah Sekitar
Kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta”, dalam analisisnya yang
dengan dan dengan keempat variabel yang dipilih untuk dijadikan
tolok ukur yaitu, modal, jam kerja, jumlah tenaga kerja dan dummy promosi
mempunyai pengaruh terhadap keuntungan gerai handphone di sekitar
kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kemudian dengan
menggunakan uji parsial atau uji t dengan , hanya ada dua variabel yang
berpengaruh terhadap keuntungan gerai handphone di sekitar kampus
Universitas Negeri Sebelas Maret, yaitu modal dan jam kerja. Sedangkan
variabel jumlah tenaga kerja dan promosi tidak berpengaruh signifikan
terhadap keuntungan gerai handphone di sekitar Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Denny Kushadiyanto
(2006) dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
keberhasilan usaha Pedagang Handphone dikota solo”. Dalam penelitian ini
dapat diambil kesimpulan bahwa dengan analisis regresi linier berganda dan
dengan kelima variabelnya yaitu modal, pengalaman usaha, jam kerja, tingkat
pendidikan dan pembukuan dengan tingkat signifikansi 5% menghasilkan
secara bersama-sama variabel modal, pengalaman usaha, jam kerja, tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha dengan tingkat usaha
pedagang Handphone di kota Solo.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah penyusunan
penelitian dan mempermudah menganalisa permasalahan yang dihadapi.
oleh harga, merek, system operasi, dan promosi. Kerangka pikir dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut;
Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Dari paparan diatas sebelumnya dapat diambil hipotesis dalam
penelitian ini yaitu :
· Diduga ada hubungan antara variabel harga, merek, dan produk terhadap
tingkat penjualan handphone berbasis smartphone di Pasar Singosaren
Solo.
PRODUK PERSEPSI KONSUMEN
PERILAKU KONSUMEN
HARGA MEREK
KEPUTUSAN KONSUMEN
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini merupakan penelitian lapangan dimana data
utamanya adalah data primer dan data sekunder. Data primer yakni data yang
diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan wawancara dan
observasi pihak terkait. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara yang berhubungan dengan penelitian ini untuk mendukung data
primer tersebut.
B. Ruang Lingkup Penelitian
Unit analisis penelitian ini adalah kota Solo. Khususnya pada pasar
Singosaren Solo yang berada pada Jl. Gatot Subroto, Serengan. Lokasi ini
dipilih dengan alasan bahwa area tersebut merupakan pusat jual-beli
handphone terbesar di Solo.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang
berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitian. Teknik
1. Wawancara terstruktur berdasarkan Daftar Pertanyaan
Teknik ini menggunakan wawancara dengan alat bantu kuesioner.
Teknik kuesioner yaitu daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang
didefinisikan dengan jelas. Kuesioner dapat diberikan secara pribadi,
disuratkan kepada responden, atau disebarkan secara elektronik (Sekaran,
2006). Pada penelitian ini kuesioner diberikan kepada konsumen
smartphone, khususnya konsumen pada gerai handphone yang berada di
pasar Singosaren Solo guna memperoleh data yang sesuai dengan tujuan
penelitian dan penjabaran dari hipotesis
2. Wawancara
Wawancara merupakan cara yang umum dan ampuh untuk
memahami suatu keinginan/kebutuhan. Menurut benney dan Huges (1956)
dalam Sedarmayanti & Hidayat (2002), wawancara termasuk bagian
terpenting dalam sosiologi, karena wawancara merupakan studi tentang
interaksi antar manusia, sehingga wawancara dapat merupakan alat
sekaligus obyek yang mampu mensosialisasikan kedua belah pihak yang
mempunyai status yang sama. Wawancara dilakukan dengan pihak terkait
dengan maksud untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.
Data ini merupakan data yang berupa pertanyaan langsung kepada
responden yaitu konsumen smartphone khususnya pada gerai handphone
3. Observasi atau Pengamatan
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang),
obyek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau
komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Indriantoro, et, al,
2002).
4. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu suatu data teori-teori yang ada hubungannya
dengan masalah atau hal yang akan diteliti dan dibuktikan di dalam
penelitian yang nantinya akan dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi
dan yang diperoleh dilapangan.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dari
penelitian ini adalah konsumen smartphone khususnya pada gerai handphone
yang berlokasi di pasar Singosaren Solo.
Karena pada penelitian ini jumlah populasi tidak terbatas dan setiap
unsur populasi tidak mempunyai peluang atau kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu untuk
dipilih tidak diketahui maka pengambilan sampel menggunakan non
probability sampling. Sampel diambil sebanyak 100 responden dan diambil
secara acak dengan salah satu metode dari non probability sampling yaitu
sampel dilakukan karena seorang peneliti tidak mempunyai pertimbangan
lain kecuali berdasarkan kemudahan saja atau dengan kata lain memilih
sampel dari orang atau unit yang paling mudah diakses atau dijumpai.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikan kegiatan atau
membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut. Definisi operasional untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Harga
Menurut Basu Swastha pengertian harga adalah sebagai berikut:
(Swastha, 1998) ” Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang
kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Dalam penelitian ini
variabel harga dipilih sebagai variabel independen karena harga
mempunyai kemungkinan pengaruh terhadap penjualan, karena bisa jadi
harga merupakan sebuah penentu tinggi rendahnya kualitas suatu barang
atau jasa. Dalam penelitian ini satuan harga yang digunakan untuk
menentukan hubungan tingkat penjualan adalah menggunakan satuan
rupiah.
2. Merek
Merek adalah suatu nama, istilah, symbol, desain, atau gabungan
dalam penelitian ini adalah hal yang berkaitan dengan sesuatu yang
dipercaya menjadi motif pendorong konsumen memilih suatu produk,
karena merek bukan hanya apa yang tercetak di dalam produk
(kemasannya), tetapi merek termasuk apa yang ada di benak konsumen
dan bagaimana konsumen mengasosiasikannya.
Variable merek yang akan digunakan sebagai alat penelitian
mengacu pada merek dagang handphone yang hanya mempunyai system
operasi yang dikembangkan layaknya seperti komputer mini yang ada
pada smartphone. Beberapa merek handphone yang akan menjadi objek
penelitian ini antara lain:
· Nokia
· Blackberry
· Sony Ericson
· Samsung
· Apple
3. Produk
Menurut Kotler (2002), produk adalah segala sesuatu yang
ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan
dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.
Variabel produk yang akan digunakan sebagai alat penelitian ini
adalah mencakup desain, fitur dan manfaat yang ada didalam smartphone
yang pada akhirnya dapat secara langsung ataupun tidak langsung
F. Metode dan Analisis Data
Pada penelitan ini pengumpulan data dilakukan dengan cara:
wawancara terstruktur, dalam penelitian ini digunakan kuesioner untuk
mengumpulkan data primer dalam bentuk pertanyaan terbuka, yaitu
pertanyaan yang memberi kebebasan kepada responden untuk memberi
jawaban, sebuah pertanyaan hanya bisa diberikan diantara pilihan yang sudah
tersedia.
Sedangkan pengukuran data dilakukan dengan menggunakan skala
likert dengan kriteria skor sebagai berikut :
· Sangat Setuju (SS) = 5
· Setuju (S) = 4
· Ragu – Ragu (RR) = 3
· Tidak Setuju (TS) = 2
· Sangat Tidak Setuju = 1
Hasil dari pengumpulan dan pengukuran data tersebut akan diolah
dengan program Statistical Package for the Social Science (SPSS).
1. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data penelitian ini, digunakan metode sebagai
berikut :
a. Uji Validitas
Langkah awal yang perlu dilakukan setelah kuesioner akhir
terbentuk adalah menguji validitas kuesioner. Uji validitas digunakan
pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas dilakukan melalui langkah-langkah statistik seperti
dijelaskan seperti dibawah ini :
1) Membuat hipotesa
H0 : Bahwa atribut dipertimbangkan oleh responden.
H1 : Bahwa atribut tidak dipertimbangkan oleh responden.
2) Nilai korelasi pada setiap atribut pertanyaan, dengan
menggunakan rumus korelasi product moment pearson sebagai
berikut:
Setelah uji validitas dinyatakan valid, selanjutnya realibilitas
alat ukur tersebut diuji. Uji Reliabilitas merupakan ukuran yang
dalam kesempatan. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu.
Pengukuran realibilitas ini akan menggunakan cara pengukuran
satu kali. Pengukuran sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji
statistik cronbach alpha abel jika
memberikan nilai cronbach’s alpha
÷
k = banyaknya butir pertanyaan
ab2 = jumlah varian butir
t2 = varian total
c. Uji Analisis Statistik Deskriptif
Analisis ini digunakan dengan cara megubah data mentah
menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan.
Analisis ini menggambarkan profil dan tanggapan responden terhadap
kuesioner yang diberikan dengan cara mendeskripsikan data yang
telah terkumpul, dalam analisis ini akan mendeskripsikan bagaimana
d. MetodeChi Square (X2)
Uji chi kuadrat (Chi Square) adalah pengujian hipotesis
mengenai perbandingan antara frekuensi observasi / yang benar-benar
terjadi / aktual (F) dengan frekuensi harapan / ekspektasi (Fe) yang
didasarkan atas hipotesis tertentu. Bentuk distribusi Chi Square adalah
x2, nilai x2 adalah nilai kuadrat karena nilai x2 selalu positif.
Uji Chi–Square merupakan salah satu uji statistik non parametrik,
maka Uji Chi–square dapat diterapkan untuk pengujian data nominal atau
kategorik. Uji Chi-Square digunakan untuk mengukur tingkat keeratan
hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, khususnya
untuk data nominal. Dalam penelitian ini Uji Chi-Square dilakukan untuk
mengukur hubungan antara tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan
konsumen. Prosedur Uji Chi-Square 2) antara lain :
1) Merumuskan hipotesa:
H0 = Kedua variabel saling bebas
H1 = Kedua variabel saling berhubungan
2) Menentukan kategori yang akan diuji
3) Menentukan level signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 (5%) karena angka
ini dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel
dan merupakan tingkat signifikansi yang sudah sering digunakan
dalam penelitian ilmu sosial.
4) Tabel kontingensi dari alternatif atau kategori populasi.
Dimana :
X2 = nilai X2
Oi = nilai observasi
Ei = nilai harapan (ekspektasi) luasan interval kelas
berdasarkan tabel normal di kalikan N (total frekuensi)
N = banyaknya angka pada data (total frekuensi).
6) Menentukan daerah-daerah penolakan hipotesa dengan mencari
harga Chi-Square pada tabel distribusi Chi-Square, pada level
signifikansi yang telah ditentukandengan degree of freedom df =
(r-1)(k- -1) (k-1)
7) Tolak H0, terima H1 -1) (k-1)
Terima H0, tolak H1 -1) (k-1)
Daerah diterima
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Pasar Singosaren Surakarta 1. Wilayah Surakarta
a. Aspek Geografis
Secara geografis kota Surakarta atau juga yang sangat dikenal
sebagai kota Solo, berada pada dataran rendah yang terletak di cekungan
lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi. Dengan Luas sekitar 44
Km2, kota Surakarta terletak diantara 1100 45` 15 – 1100 45` 35
Timur dan 70` 36 – 70` 56 Kota Surakarta merupakan
salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya
seperti Semarang maupun Yogyakarta.
Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo”
merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut.
Kota Surakarta terdiri dari lima wilayah kecamatan, yaitu kecamatan
Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari kelima
kecamatan ini, terbagi menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan
2669 Rukun Tetangga (RT).
Dari total luas area kota Surakarta setiap Kecamatan di kota
Surakarta terbagi atas beberapa lahan yaitu lahan perumahan atau
1) Batas Wilayah
Jika dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi
oleh tiga kabupaten. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten
Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur dibatasi dengan kabupaten
Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan
kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten
Sukoharjo dan Karanganyar.
Gambar 4.1 Batas Wilayah Surakarta
Sementara itu secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari
lima wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar
Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari kelima kecamatan ini, terbagi
menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan 2669 Rukun
Tetangga (RT).
2) Keadaan Cuaca dan Iklim
Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban
udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 derajad.
Solo beriklim tropis, sedang musim penghujan dan kemarau
bergantian sepanjang enam bulan tiap tahunnya.
b. Aspek Demografis
Surakarta adalah kota yang berpenduduk kurang lebih 503.421 jiwa
(2010), dan tingkat kepadatan penduduknya 13.636/km2 dengan luas kota
44 km2. Secara defacto fisik kota Surakarta sudah setara dengan kota
metropolitan yang memiliki berbagai aktivitas sosial dan ekonomi.
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Surakarta Menurut Jenis Kelamin Di Kota Surakarta Tahun 2011
Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin
Sumber: Surakarta dalam angka 2011, BPS Kota Surakarta
Berdasarkan tabel 4.1, penduduk kota Surakarta pada tahun 2011
adalah 501.650 jiwa, dengan 245.283 laki-laki dan 256.367 perempuan,
dengan prosentase perbandinggan kelaminnya 95,68 % yang berarti bahwa
setiap 100 perempuan terdapat 95 laki-laki. Kota Surakarta merupakan
tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Jawa Tengah, Dengan tingkat
c. Aspek Ekonomi
Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki potensi
cukup besar sebagai pusat kegiatan ekonomi. Letak geografis yang
strategis memungkinkan Kota Surakarta sebagai “transitment point” bagi
kegiatan ekonomi dan pariwisata Propinsi Jawa Tengah maupun
transportasi regional yang datang dari Jawa Timur, Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian Barat, Utara, Timur dan Selatan.
Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta juga tak lepas dari peran kota - kota
di sekitarnya, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri dan Klaten.
Sehingga Kota Surakarta sangat syarat dengan pusat-pusat kegiatan dalam
konteks regional sehingga dapat meningkatkan interaksi daerah dalam
lingkup pelayanannya guna menghasilkan suatu dinamika kegiatan
ekonomi yang bersinergi.
Terdapat kurang lebih 43 pasar tradisional yang menjadi pusat bisnis
yang mempertemukan tidak hanya pedagang yang berasal dari dalam Kota
Surakarta, interaksi sosial dan ekonomi menarik banyak pelaku baik dari
regional maupun internasional, sehingga Kota Surakarta menjadi salah
satu pusat ekonomi dan perdagangan di Indonesia. Bahkan karena syarat
dengan budaya batiknya Kota Surakarta menjadi salah satu pusat industri
2. Pasar Singosaren Solo a. Sejarah
Pasar Singosaren berdiri pada tahun 1976 didaerah yang dikenal
dengan nama Singosaren. Secara toponimi Singosaren merupakan daerah
(dekat) tempat tinggal KPH. Nama Singosaren sendiri diambil dari nama
menantu Pakubuwono X yang bernama Pangeran Singosari. Awalnya
pasar Singosaren ini adalah pasar tradisional, seiring perkembangan
jaman pasar ini dimetamorfosa oleh Pemda Surakarta menjadi embrio
pasar modern yang ada di kota Surakarta dimana sebagian pedagang
pasar tradisional Singosaren dipindahkan ke pasar Kadipolo. Setelah
pedagang pasar tradisional dialihkan ke Pasar Kadipolo, pasar Singosaren
menjadi pertokoan modern. Hypermarket, Toko emas, kosmetik,
Pedagang makanan tradisional, Department Store, Studio Theater, pusat
penjualan Handphone terbesar di Surakarta, dll, dapat dinikmati oleh
semua warga Surakarta dan sekitarnya. Dengan wajah baru Pasar
Singosaren kemudian dikenal dengan nama Singosaren Plaza.
Pembangunan pasar Singosaren dilakukan pada tahun 1988, dengan
waktu kurang lebih dua tahun. Dilakukan perombakan besar-besaran,
yang pada awalnya hanya berdiri dengan satu lantai kemudian dibangun
menjadi tiga lantai. Dengan konsep baru yang mengusung pasar modern,
pasar Singosaren menjadi primadona pasar modern warga Surakarta
pada masanya.
Pada tahun 1997, Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi
Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu
menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan
berbagai organisasi dan aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.
Pada tahun 1998, akibat ketidakstabilan ekonomi dan politik yang meluas
di wilayah Indonesia, Singosaren Plaza adalah salah satu bangunan
publik yang menjadi sasaran amuk masa. Terjadi penjarahan dan
pembakaran pada Singosaren Plaza sehingga pasar tersebut hangus
terbakar dan banyak memakan korban.
Beberapa tahun setelah tragedi 1998 tersebut Singosaren Plaza
mulai dilakukan pembenahan. Singosaren Plaza dibangun kembali dan
keberadaannya sampai saat ini masih menjadi simbol keberhasilan
kemajuan pengembangan pasar tradisional di Solo.
b. Gambaran Umum Singosaren Plaza
Singosaren Plaza yang terletak di Jl. Gatot Subroto - Serengan ini
memiliki luas bangunan 4.900 m2 dengan jumlah kios 264 kios, dan 18
dasaran. Singosaren Plaza terdiri dari empat lantai, yaitu lantai dasar
yang digunakan untuk perkiosan dan pedagang kaki lima, lantai 1 dan 2
digunakan untuk Matahari Departement Store, dan Bioskop atau Studio
Theater, dan lantai 3 untuk area parkir.
Pasar Singosaren sepenuhnya dikelola oleh Pemerintah Kota
Surakarta, khususnya Pemerintah Pasar Singosaren. Sistem kepemilikan
yang digunakan oleh Pemerintah Pasar adalah sistem sewa dengan
untuk Matahari Departement Store, Manajemen Matahari Departement
Store mempunyai perjanjian kontrak dengan pihak Pemerintah pasar
Singosaren, sehingga masa sewa bisa melebihi batas waktu yang
diterapkan pada perkiosan pasar pada umumnya, yaitu selama kurang
lebih 25 tahun, kontrak dimulai dari awal pembangunan Singosaren Plaza
hingga saat ini.
Pasar Singosaren merupakan salah satu penyumbang PAD
Surakarta, dan mampu memberi sumbangan besar terhadap
perekonomian Surakarta. Kurang lebih 2 sampai 3 milyar per tahun
jumlah nominal yang disumbangkan pasar Singosaren kepada Pemerintah
Kota Surakarta.
Berikut adalah tabel 4.2 dan 4.3, uraian target dan pencapaian
pendapatan Pemerintah Pasar Singosaren.
Tabel 4.2
Target Pendapatan Tahun Anggaran 2010 Pasar Singosaren Surakarta
Tabel 4.3
Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2010 Pasar Singosaren Surakarta
No. Pendapatan / bulan Jumlah
1 Januari 253,030,212.00
2 Februari 221,580,131.00
3 Maret 259,758,061.00
4 April 245,832,983.00
5 Mei 227,526,442.00
6 Juni 256,260,013.00
7 Juli 279,306,602.00
8 Agustus 260,715,368.00
9 September 209,282,682.00
10 Oktober 297,436,507.00
11 November 239,580,742.00
12 Desember 247,344,366.00
Total 2,997,654,109.00
Sumber : Pemerintah Pasar Singosaren Solo 2010
Pada tabel 4.2 dan 4.3 dapat disimpulkan bahwa target Pemerintah
Pasar Singosaren pada tahun 2010 adalah 3,064,209,000.00, sedangkan
untuk realisasi pada tahun anggaran yang sama dapat tercapai
2,997,654,109.00. Artinya 97 persen dari target pada tahun anggaran
2010 dapat dicapai oleh Pemerintah Pasar Singosaren.
Berikut ini tabel 4.4 dan 4.5, merupakan target dan realisasi pada
Tabel 4.4
Target Pendapatan Tahun Anggaran 2011 Pasar Singosaren Surakarta
Sumber : Pemerintah pasar Singosaren Solo 2011
Tabel 4.5
Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2011 Pasar Singosaren Surakarta
9 September 283,497,575.00
10 Oktober 261,034,722.00
11 November 242,147,054.00
12 Desember 351,884,159.00
Total 3,006,110,471.00
Tabel 4.5 menunjukkan realisasi tahun anggaran 2011, Pasar
Singosaren mengalami kenaikan pandapatan dibanding dengan tahun
sebelumnya. Kenaikan pendapatan kurang lebih 3 % menunjukkan progres
positif terhadap pendapatan Singosaren Plaza. Ini berarti Singosaren Plaza
sangat kompetitif dalam eksistensinya sebagai penyumbang PAD kota
Surakarta.
c. Gambaran Gerai Handphone Singosaren Plaza
Aktivitas perdagangan pada Singosaren Plaza sangat beragam, terutama
pada lantai dasar Singosaren Plaza. Mulai dari pedagang kaki lima, toko
emas, penjual aksesoris, parfum, kosmetik, food court, penjual makanan
tradisional, dan yang paling dominan dan melekat pada Singosaren Plaza ini
adalah pusat penjualan handphone.
Mayoritas gerai di Singosaren Plaza adalah retail handphone dengan
berbagai model, teknologi dan fitur yang sesuai dengan keinginan pasar.
Terdapat kurang lebih 250 gerai handphone pada pasar ini. Di lokasi ini
terdapat pelaku usaha bisnis handphone dan turunannya, seperti jasa servis
handphone, pusat grosir aksesoris handphone, dll.
Dengan daya tariknya, Singosaren plaza mampu menarik konsumen
dari berbagai kalangan, baik konsumen menengah kebawah dan atau
konsumen menengah keatas. Singosaren Plaza sudah menjadi tempat rujukan
atau tujuan bagi masyarakat yang hendak menjual maupun membeli
handphone baik handphone baru maupun bekas. Dari ratusan stand yang ada