• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERMINTAAN TELEPON SELULER BERBASIS ”SMARTPHONE” (Studi kasus di Gerai Handphone Pasar Singosaren Solo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERMINTAAN TELEPON SELULER BERBASIS ”SMARTPHONE” (Studi kasus di Gerai Handphone Pasar Singosaren Solo)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERMINTAAN TELEPON SELULER BERBASIS

SMARTPHONE

(Studi kasus di Gerai

Handphone

Pasar Singosaren Solo)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :

KIKY MIR’ATUZ ZAKIYAH F1110031

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Simbah Kakung, Bapak dan Ibu tercinta, serta

Kakakku, terima kasih untuk tidak pernah lelah

mendoakan, memberi nasehat, semangat dan

kasih sayang.

2. Alm. Mbak Rukayah, yang banyak memberi

banyak inspirasi keimanan.

3. Mas Tamam, yang selalu ikhlas meluangkan

banyak waktunya untuk membantuku.

4. Sahabat-sahabat terbaikku.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wata’ala, Dzat yang maha

Kuasa, yang maha mengetahui, dan menguasai apa-apa yang ada di alam semesta

ini. Hanya karena ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ANALISIS PERMINTAAN TELEPON SELULER BERBASIS

SMARTPHONE (Studi kasus di Gerai Handphone Pasar Singosaren Solo)”.

Untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa

adanya dukungan, bimbingan, arahan dan batuan dari berbagai pihak skripsi ini

tidak dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Allah Subhanahu Wata’ala, Dzat yang maha pembimbing dan pemberi

hidayah, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

2. Bapak, Ibu dan keluarga yang telah banyak memintakan do’a kepada Allah

SWT.

3. Drs. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Drs. Supriyono, SE, MSi. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Ibu Dra. Izza Mafruhah, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

(7)

6. Ibu Dra. Nunung Srimulyani, selaku pembimbing akademik yang telah

membantu dalam penulisan dari awal sampai akhir.

7. Bapak vincent, terimakasih untuk bantuan dan saran-saran yang diberikan.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah membagikan ilmu seluas-luasnya.

9. Bapak dan Ibu Pemerintah Pasar Singosaren Surakarta, yang telah memberi

banyak informasi.

10.Bapak dan Ibu KESBANGPOL, BAPEDA, Pemerintah Pasar Surkarta yang

telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Singosaren Plaza.

11.Sahabat-sahabat dan orang terdekat yang selalu memberi semangat dan

bersama-sama berjuang untuk masa depan yang lebih baik.

12.Teman-teman jurusan Ekonomi Pembangunan (non-reguler) 2010.

13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas

segala bantuan dan do’anya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga skripsi

ini bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, November 2012

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..

ABSTRAK ………...………...

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ….………

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI …...………

HALAMAN MOTTO ………..

1. Teori Permintaan dan Penawaran ………...

(9)

2. Perilaku Konsumen ………

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ………..

4. Definisi Smartphone ………...

B. Hasil Penelitian Terdahulu ………...

C. Kerangka Pemikiran ……….

D. Hipotesis ………...

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian ……….

B. Ruang Lingkup Penelitian ………

C. Teknik Pengumpulan Data ………...

D. Teknik Pengambilan Sampel ………

E. Definisi Operasional ……….

F. Metode dan Analisis Data ………

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pasar Singosaren Surakarta ………

B. Karakteristik Responden ………… ……….

C. Analisis Data

1. Uji Instrumen Penelitian ………

(10)

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………..

B. Saran ……….

DAFTAR PUSTAKA ………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………...

78

79

80

(11)

DAFTAR TABEL

Penjualan Smaprtphone kepada end user menurut sistem operasi

tahun 2011 ………..…

Pengiriman Smartphone sebagai proporsi dari total pengiriman

handphone di Asia Tenggara ……….

Jumlah Penduduk Surakarta menurut jenis kelamin tahun 2011 ...

Target pendapatan Pasar Singosaren Surakarta Tahun Anggaran

2010 ………

Realisasi pendapatan Pasar Singosaren Surakarta Tahun Anggaran

2010 ………

Target Pendapatan Tahun Anggaran 2011 Pasar Singosaren

Surakarta ……….

Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2011 Pasar Singosaren

Surakarta ……….

Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin……….

Distribusi Frekuensi Usia Responden………

Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden ..………...

Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden ..………

Hasil Uji Validitas Variabel Harga .………

Hasil Uji Validitas Variabel Merek …..………..

Hasil Uji Validitas Variabel Produk ………...……….

(12)

4.14

Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Harga ………..………..

Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Merek ………

Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Produk ..………

Tabulasi Silang Usia dengan Harga ………

Tabulasi Silang Usia dengan Merek ………….………..

Tabulasi silang Usia dengan Produk ………..…………....

Tabulasi Silang Pendidikan dengan Harga ……….

Tabulasi Silang Pendidikan dengan Merek ………

Tabulasi Silang Pendidikan dengan Produk ………...

Tabulasi Silang Pendapatan dengan Harga ……….

Tabulasi Silang Pendapatan dengan Merek ………

Tabulasi Silang Pendapatan dengan Produk ………...

Tabulasi Silang Merek Favorit dengan Harga ...……….

Tabulasi Silang Merek Favorit dengan Persepsi Produk ..………….

(13)

DAFTAR GAMBAR

Kurva Permintaan tidak elastis ………...

Kurva Penawaran ………

Grafik Pergeseran Kurva Permintaan ………...………..…...

Grafik Pergeseran Kurva Penawaran ………..…...

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi sangat berperan aktif dalam setiap kehidupan manusia. Batas

dan jarak antar manusia hilang karena adanya teknologi. Telepon seluler atau

handphone saat ini masuk dalam sendi kehidupan manusia dan sudah melekat

dalam keseharian manusia. Handphone yang dulu dianggap barang mewah

saat ini tidak lagi menjadi barang mewah melainkan menjadi barang

kebutuhan pokok dalam berkomunikasi. Hal ini adalah salah satu yang

menyebabkan batas dan jarak antar manusia menjadi tidak tampak lagi.

Teknologi selalu mengimbangi perkembangan zaman. Para

pengembang aplikasi berlomba untuk menyajikan fitur canggih pada setiap

ponselnya, mulai dari surel atau surat elektronik, internet, kemampuan

membaca buku elektronik (e-book) maupun dokumen bisnis. Oleh karena itu

handphone jenis ini kemudian disebut dengan telepon pintar atau smartphone.

Dalam perjalanan evolusinya handphone bahkan bisa menjadi lebih kecil dan

dibuat tidak terlihat. Dengan kata lain smartphone merupakan komputer mini

dengan kapabilitas sebuah telepon yang mungkin fungsinya akan menggeser

komputer karena kepraktisan dalam membawanya.

Smartphone memberikan nilai lebih untuk pengguna akhir. Aplikasi

yang terdapat di dalamnnya dapat mendongkrak segmentasi pasar dunia.

Smartphone Blackberry misalnya, dengan aplikasi Instant Messaging dan

push email dapat mendongkrak RIM Blackberry mencapai puncak pasar

(15)

iPhone yang juga mendongkrak popularitasnya. Kemudian aplikasi-aplikasi

mobile berbasis internet dan layanan Google juga turut mendongkrak Android

sebagai platform mobile technology yang paling baru. Keseluruhan aplikasi

untuk smartphone ini akan menjadi “killer apps” dan akan memberikan daya

ungkit yang sangat signifikan terhadap pangsa pasar smartphone.

Penjualan perangkat handphone saat ini diseluruh dunia mencapai

440.500.000 unit, seperti yang dirilis pada www.gartner.com pada kuartal

ketiga tahun 2011. Penjualan naik 5,6 persen dari periode yang sama tahun

sebelumnya. Tabel 1.1 dibawah ini menggambarkan penjualan telepon seluler

seluruh dunia kepad end user oleh vendor pada periode tahun 2010-2011 :

Tabel 1.1

(16)

menurun dari tahun sebelumnya, yaitu 23 % dari penjualan di pasar dunia

pada tahun 2011, Terjadi penurunan 4,3% dari tahun 2010 menuju tahun

2011, yaitu pada angka 117 juta unit menjadi 105 juta unit. Sedangkan merek

handphone yang menempati posisi penjualan terendah adalah Sony Ericson,

pada posisi penjualan 8 juta unit atau 1,9 % dari pangsa pasar dunia di tahun

2011. Yaitu terdapat selisih kurang lebih 21% dari total penjualan Nokia.

Meskipun penjualan handphone pada periode tersebut secara

keseluruhan terjadi kenaikan hanya 5,6 %, namun dalam persentase kecil

tersebut di dilamnya terdapat peningkatan tajam terhadap minat pembelian

smartphone. Dari penggunaan handphone yang awalnya hanya berfungsi

sebagai alat telekomunikasi sederhana para konsumen banyak yang beralih

pada smartphone yang menawarkan kemudahan yang lebih dari sekedar alat

telekomunikasi biasa. Hal ini dibuktikan dengan tabel 1.2, yaitu data

penjualan yang dikutip dari www.gartner.com.

Tabel 1.2

(17)

Dari tabel 1.2, penjualan smartphone tahun 2010 menuju ke tahun 2011

terjadi kenaikan sebesar 42 %. Meskipun penjualan handphone pada periode

tersebut secara keseluruhan terjadi kenaikan hanya 5,6 % akan tetapi ini bisa

berarti bahwa optimisasi penjualan smartphone dunia meningkat sangat

tajam, itu artinya permintaan akan smartphone naik, disisi lain tingkat

kesempatan memperoleh pangsa pasar masih sangat tinggi.

Jumlah penduduk dan akses internet yang cukup luas, membuat

Indonesia memiliki peran penting baik sebagai pemain ataupun target pasar.

Di sisi lain Indonesia sebagai Negara berkembang diprediksikan mempunyai

penetrasi pasar diatas 50 % dari total pengiriman di Asia tenggara selama

empat tahun kedepan. Seperti yang dikutip dalam www.canalys.com,

lembaga survey dunia, penjualan smartphone di Asia Tenggara diprediksikan

naik pada periode 2010 sampai periode lima tahun kedepan yaitu 2015.

Prediksi dilakukan pada sepuluh Negara anggota Asia Tenggara, dalam

prediksi ini Singapura adalah Negara dengan prediksi pengiriman smartphone

tertinggi yaitu dengan total pengiriman 80 % dari tahun 2010 menuju 2015.

Sedangkan Indonesia diprediksikan akan melakukan transaksi atau

pengiriman sebanyak 55 % dari total pengiriman handphone di Asia

(18)

Tabel 1.3

Pangsa Pasar Handphone di Asia Tenggara Pengiriman Smartphone sebagai proporsi dari total

pengiriman handphone

Negara

2010 2015

smatphone (%) dari total smatphone (%) dari total

pengiriman handphone pengiriman handphone

Indonesia 12.9 55.8

Mengacu pada tabel 1.4 di atas, pengiriman handphone ke wilayah Asia

Tenggara naik menjadi 19 % pada tahun 2011. Canalys mengestimasi jumlah

tersebut akan meningkat pada tahun 2015. Selama empat tahun ke depan,

pengiriman smartphone akan mencapai tingkat pertumbuhan gabungan

tahunan (CAGR) sebesar 39%, di pasar negara berkembang seperti Indonesia,

Filipina dan Vietnam. Singapura memiliki penetrasi pasar smartphone yang

paling maju. Pada tahun 2010 smartphone di Singapura menyumbang 61 %

pengiriman. Canalys memperkirakan kecenderungan tersebut akan tetap naik

di tahun yang akan datang. (http://www.canalys.com)

Meluasnya pengguna internet di seluruh Indonesia merupakan salah

satu akibat dari fenomena jejaring sosial. Hal ini mendorong seseorang untuk

tetap terhubung dengan jejaring sosial dan menuntut sesorang harus memilih

akses internet yang dapat terhubung secara mobile. Inilah alasan konsumen

(19)

ini mempunyai dampak kenaikan jumlah konsumen smartphone di Indonesia,

sehingga mendorong lonjakan jumlah penjualan smartphone. Tingkat

penjualan smartphone yang tinggi mendorong harga smartphone semakin

terjangkau di pasaran dan biaya akses yang semakin ekonomis.

Ketatnya persaingan di pasar smartphone disebabkan oleh manuver

yang dilakukan kalangan vendor untuk memanfaatkan situasi pasar potensial.

Banyak vendor yang fokus di pasar smartphone dan berinvestasi dalam pasar

smartphone. Sementara itu, pilihan smartphone juga semakin banyak.

Semakin banyaknya pilihan smartphone menjadi salah satu faktor kompetisi

yang semakin ketat. Persaingan semakin ketat, harga cenderung turun.

Smartphone semakin menjadi barang komoditas, volume produksi juga

semakin besar. Ini yang menyebabkan harga jual semakin menurun.

Di sisi lain, konsumen Indonesia khususnya generasi muda lebih

selektif dalam memilih model belanja. Tren yang umum, perubahan gaya

hidup modern, serta teknologi dan pelayanan yang bagus menjadi faktor

utama yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. Sebagai

contoh, konsumen perkotaan cenderung lebih selektif, terutama anak-anak

muda, karena mengikuti tren yang umum dan disesuaikan dengan kondisi

keuangan mereka untuk memenuhi kebutuhan. (Utami, 2010)

Untuk menghadapi perubahan peilaku konsumen yang semakin

dinamis, para vendor dituntut untuk selalu berinovasi, peka terhadap

perubahan dan keinginan pasar. Mereka harus dapat mengetahui persepsi,

(20)

mengantisipasi ancaman dari pesaing yang kemungkinan melakukan hal yang

sama.

Potensi pasar adalah ungkapan mengenai peluang penjualan maksimum

untuk produk atau jasa tertentu selama periode waktu yang ditentukan,

misalnya satu tahun. Estimasi potensi pasar melibatkan permintaan sekarang

terhadap produk dan proyeksi kecenderungan pasar di masa mendatang.

(Wiratmo; 1996). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan suatu

penelitian dengan judul ”ANALISIS PERMINTAAN TELEPON

SELULER BERBASIS SMARTPHONE (Studi kasus di Gerai

Handphone Pasar Singosaren Solo)”.

B. Rumusan Masalah

Dari permasalahan tersebut dapat dirumuskan beberapa masalah dalam

penelitian ini, perumusannya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana permintaan telepon seluler berbasis smartphone (telepon

pintar) di Pasar Singosaren Solo?.

2. Apakah terdapat hubungan antara faktor harga, merk, dan produk

terhadap permintaan telepon seluler berbasis smartphone di Pasar

Singosaren Solo?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian sesungguhnya mengenai jawaban yang dikehendaki

dalam rumusan masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan

(21)

1. Untuk mengetahui permintaan telepon seluler berbasis smartphone di

Pasar Singosaren Solo.

2. Untuk mengetahui hubungan harga, merk, dan Produk terhadap

permintaan telepon seluler berbasis smartphone di Pasar Singosaren

Solo.

D. Batasan Masalah

Peluang pasar smartphone yang dimanfaatkan oleh kalangan vendor

membuat persaingan bisnis penjualan smartphone semakin ketat. Ketatnya

persaingan serta banyaknya pilihan komoditas tersebut menimbulkan

persaingan di kalangan vendor. Di sisi lain, konsumen Indonesia khususnya

generasi muda Indonesia lebih selektif dalam memilih model belanja. Tren

yang umum, perubahan gaya hidup modern, serta teknologi dan pelayanan

yang bagus menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan konsumen

untuk membeli. Untuk itu penelitian difokuskan pada permintaan telepon

seluler berbasis smartphone khususnya pada Gerai Pasar Singosaren Solo.

Dengan objeknya adalah beberapa merek handphone yang mempunyai

aplikasi smartphone di dalamnya, antara lain: Nokia, Blackberry, Sony

Ericson, Samsung dan Apple iPhone. Responden yang dijadikan populasi

(22)

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini secara umum diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi masyarakat luas, dan khususnya kepada:

1. Pihak pengusaha

Memberikan informasi dan masukan bagi pihak-pihak pengusaha yang

bersangkutan, dalam upaya memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen serta mengembangkan bisnis pertelekomunikasian.

2. Bagi masyarakat pada umumnya

Dapat dijadikan referensi dan informasi sebagai bahan pertimbangan

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Permintaan dan Penawaran a. Teori Permintaan

Permintaan adalah berbagai kombinasi harga dan jumlah yang

menunjukkan jumlah barang yang ingin dan dapat dibeli oleh

konsumen pada berbagai tingkat harga untuk suatu periode tertentu.

Supaya permintaan akan barang itu terjadi maka konsumen haruslah

ada keinginan (willing) dan kemampuan (ability) untuk membeli.

(Nopirin, 1994)

Menurut Sadono Sukirno (2005) permintaan adalah keinginan

konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga tertentu

selama periode waktu tertentu.

Sedangkan menurut Tulus Haryono (2001) perrmintaan akan

suatu barang, adalah berbagai jumlah dari suatu barang tertentu yang

hendak dibeli oleh konsumen pada berbagai kemungkinan harga.

Dengan demikian pada suatu permintaan pasar tidak ada satu

jumlah tertentu yang diminta pada suatu harga tertentu, akan tetapi

permintaan merupakan jumlah yang akan dibeli pada berbagai tingkat

(24)

Permintaan seseorang atau masyarakat atas suatu barang

ditentukan oleh beberapa faktor. Diantara faktor-faktor tersebut yang

terpenting adalah : (Sukirno, 1996)

· Harga barang itu sendiri.

· Harga barang-barang lain yang mempunyai kaitan erat dengan

barang tersebut.

· Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.

· Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.

· Jumlah penduduk.

· Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.

Fungsi permintaan seorang konsumen akan suatu barang dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Dx = f ( Y, Py, T, u )

Dimana :

Dx = Jumlah barang (x) yang diminta

Y = Pendapatan Konsumen

Py = Harga Barang (y)

T = Selera

u = Faktor-faktor Lainnya

Persamaan tersebut berarti jumlah barang X yang diminta

dipengaruhi oleh harga barang X, pendapatan konsumen, harga barang

lain, selera dan faktor-faktor lainnya. DX adalah jumlah barang X

(25)

harga barang selain X, T adalah selera konsumen dan u adalah

Faktor-faktor lainnya.

Dalam kenyataannya permintaan akan suatu barang tidak hanya

dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri namun juga oleh

faktor-faktor lain. Pada umumnya jika suatu barang naik maka jumlah barang

yang diminta akan turun, begitu pula sebaliknya. Permintaan

menunjukkan hubungan fungsional antara harga barang dengan

jumlah barang yang diminta pada suatu periode waktu tertentu,

Semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit jumlah

barang yang diminta. Hubungan antar harga suatu komoditi dengan

jumlah yang diminta dapat dilihat dan digambarkan dengan kurva

permintaan. Kurva permintaan adalah kurva yang menghubungkan

antara tingkat harga suatu barang dengan jumlah yang diminta atas

barang tersebut, dengan asumsi ceteris paribus. Berikut adalah grafik

kurva permintaan ;

(26)

Perubahan harga akan mempengaruhi jumlah yang diminta,

bukan permintaan. Sedangkan perubahan permintaan akan

menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan dan ke kiri

(Gambar 1). Pegeseran kurva permintaan berarti jumlah yang diminta

akan berubah di setiap tingkat harga.

Kurva permintaan mempunyai slope yang menurun ke kanan

(berslope negatif ) yang berarti jika harga suatu barang naik (asumsi

yang lain tetap ceteris paribus) maka konsumen akan cenderung untuk

menurunkan permintaanya atas barang tersebut, begitu pula

sebaliknya dan hal ini disebut Hukum Permintaan.

Salah satu karakteristk penting dari suatu kurva atau fungsi

permintaan pasar adalah derajat kepekaan jumlah permintaan terhadap

perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Ukuran drajad

kepekaan ini disebut elastisitas.

Pengukuran elastisitas permintaan kerap dinyatakan dalam

ukuran koefisien elastisitas permintaan. Koefisien permintaan

merupakan ukuran perbandingan persentase perubahan harga atas

barang tersebut (Sukirno, 2003). Koefisien elastisitas permintaan

dapat di rumuskan sebagai berikut.

1) Elastisitas

Barang dikatakan elastis sempurna bila kurva permintaan

mempunyai koefisien elastisitas lebih besar daripada satu. Hal ini

terjadi bila jumlah barang yang diminta lebih besar daripada

(27)

Gambar 2.2 Permintaan Elastis

2) Elastisitas Uniter

Barang dikatakan elastis uniter bila kurva permintaan mempunyai

koefisien elastisitas sebesar satu. Persentase perubahan harga

direspon proporsional terhadap persentase jumlah barang yang

diminta.

(28)

3) Tidak Elastis

Barang dikatakan tidak elastis bila persentase perubahan jumlah

yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga

sehingga koefisien elastisitas permintaannya antara nol dan satu.

Gambar 2.4 Permintaan tidak elastis

Menurut Sukirno (2003), terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi elastisitas permintaan suatu barang, yaitu :

1) Tingkat kemampuan barang – barang lain untuk menggantikan

barang yang bersangkutan. Apabila suatu barang mempunyai

banyak barang pengganti (barang substitusi), permintaan atas

barang tersebut cenderung akan bersifat elastis. Perubahan harga

yang kecil akan beralih ke barang lain sebagai penggantiannya.

Untuk barang yang tidak memiliki barang pengganti, permintaan

atas barang tersebut barang yang tidak memiliki barang pengganti,

permintaan atas barang tersebut bersifat tidak elastis. Karena

(29)

2) Persentase pendapatan yang akan dibelanjakan untuk membeli barang

tersebut. Besar bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli

suatu barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap

barang tersebut. Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan

elastisitas permintaan terhadap barang tersebut. Semakin besar bagian

pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu barang, maka

permintaan barang tersebut akan semakin elastis.

3) Jangka waktu pengamatan atas permintaan

Semakin lama jangka waktu permintaan dianalisis, permintaan atas

barang tersebut semakin elastis. Jangka waktu yang singkat

permintaan tidak bersifat elastis karena perubahan pasar belum

diketahui oleh konsumen. Dalam jangka waktu lebih lama konsumen

akan mencari barang alternatif untuk menggantikan barang yang

mengalami kenaikan harga.

b. Teori Penawaran

Harga tidak hanya mempengaruhi jumlah barang yang diminta

tetapi juga jumlah barang yang dijual. Apabila harga suatu barang

sangat rendah dan tidak dapat menutupi biaya produksi maka seorang

produsen tidak akan menjual barang tersebut. Disisi lain pada saat

harga tinggi akan terdapat produsen yang menjual sejumlah barang

yang mereka produksi karena harga barang tersebut dapat menutupi

biaya produksi. Jadi Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah

(30)

Penawaran pasar suatu barang adalah berbagai alternatif jumlah

suatu barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai alternatif harga

oleh seluruh produsen dipasar. (Haryono, 2001)

Kurva penawaran dari suatu barang menunjukkan barbagai

kuantitas barang yang akan dijual dipasar oleh seseorang atau

beberapa orang selama periode waktu tertentu pada berbagai macam

kemungkinan harga, ceteris paribus. (Bilas, 1993). Dengan demikian

kurva penawaran menunjukkan beberapa jumlah barang yang ingin

dijual selama satu periode tertentu akan berubah sebagai akibat

perubahan harga, apabila faktor-faktor lain (selain harga) tidak

berubah.

Kurva penawaran pasar biasanya juga merupakan kurva yang

naik miring ke kanan (mempunyai lereng positif), naiknya harga akan

mendorong para penjual untuk menawarkan lebih banyak barang di

pasar.

(31)

c. Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran

Pergeseran kurva permintaan ke kanan berarti adanya kenaikan

permintaan akan barang tersebut. Kalau penawaran tidak berubah ini

akan mengakibatkan kenaikan harga dan kenaikan jumlah yang

penjualan atau pembelian. Sebaliknya akan terjadi pergeseran

permintaan ke kiri apabila terjadi penurunan permintaan. Berikut

grafik pergeseran permintaan akan suatu barang.

Gambar 2.6

Pergeseran Kurva Permintaan

Sedangkan penurunan penawaran akan bergeser ke kiri dari

kurva penawaran dan ini biasanya mengakibatkan kenaikan harga

pasar dan penurunan volume transaksi. Sebaliknya jika terjadi

kenaikan penawaran maka kurva ditunjukkan dengan pergeseran kea

rah kanan yang artinya akan terjadi penurunan harga pasar dan

berakibat pada kenaikan volume transaksi. Pergeseran kurva

(32)

Gambar 2.7

Pergeseran Kurva Penawaran

2. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam

mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa

termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

(Engel et all,1994).

Sedangkan menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko ( 1997 ),

perilaku konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan dan mempengaruhi barang dan jasa,

termasuk di dalamnya pengambilan keputusan pada persiapan dan

penentuan kegiatan tersebut.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, perilaku

konsumen adalah tindakan baik itu individu ataupun organisasi yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam

menggunakan, mendapatkan barang/jasa ekonomi yang dapat

(33)

Perilaku konsumen berkaitan dengan keputusan konsumen untuk

melakukan pembelian atau konsumsi. Keputusan pembelian merupakan

keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya

memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan

mempertimbangkan informasi-informasi yang ia ketahui dengan realitas

tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Hasil dari pemikiran itu

dipengaruhi kekuatan kehendak konsumen untuk membeli sebagai

alternatif dari istilah keputusan pembelian yang dikemukakan oleh

Zeithalm (1988) dalam (Nugroho Setiadi, 2002).

Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau

membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau

jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan

produk yang sudah dikenal oleh masyarakat. Sebelum konsumen

memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap

terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi.

(3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku

pasca pembelian (Kotler, 2002).

Terdapat tiga perspektif dalam perilaku konsumen, yaitu; (Utami;

2010)

a. Perspektif Pengambilan Keputusan

Perspektif pengambilan keputusan atau decision making

(34)

Langkah ini termasuk pengenalan masalah, mencari, evaluasi

alternatif, memilih, dan evaluasi pasca perolehan. Akar dari

pendekatan ini adalah pengalaman kognitif dan psikologi serta faktor

ekonomi lainnya.

b. Perspektif Pengalaman

Perspektif pengalaman (experimental perspective) atas

pembelian konsumen menyatakan bahwa untuk beberapa hal,

konsumen tidak melakukan pembelian sesuai dengan proses

pengambilan keputusan yang rasional. Namun mereka membeli

produk atau jasa tertentu untuk memperoleh kesenangan, menciptakan

fantasi, atau perasaan emosi saja.

c. Perspektif Pengaruh Perilaku

Perspektif pengaruh perilaku atau behavioral influence

perspective, mengasumsikan bahwa kekuatan lingkungan memaksa

konsumen untuk melakukan pembelian tanpa harus terlebih dahulu

membangun perasaan atau kepercayaan terhadap produk. Menurut

perspektif ini, konsumen tidak saja melalui proses pengambilan

keputusan rasional tetapi juga bergantung pada perasaan untuk

membeli produk atau jasa tersebut. Sebagai gantinya tindakan

pembelian konsumen secara langsung merupakan hasil dari kekuatan

lingkungan, nilai-nilai budaya, lingkungan fisik, dan tekanan

(35)

3. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Menurut Nugroho J Setiadi (2003), ada beberapa faktor yang

mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :

a. Faktor Kebudayaan

Faktor budaya memiliki faktor yang luas dan mendalam terhadap

perilaku konsumen didalam pembelian.

1) Budaya

Budaya merupakan karakter yang penting dari suatu sosial yang

membedakannya. Apa yang dimakan oleh seseorang, bagaimana

mereka berpakaian, apa yang mereka rasakan dan pikirkan,

bahasa apa yang mereka bicarakan adalah sebagian dari budaya.

Hal tersebut meliputi semua hal yang konsumen lakukan tanpa

sadar memilih karena nilai kultur mereka, adat istiadat dan ritual

mereka telah menyatu dalam kebiasaan mereka sehari-hari.

2) Kelas Sosial

Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan tetapi juga

indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan dan tempat tinggal.

Perbedaan kelas sosial menghasilkan bentuk-bentuk perilaku

sosial yang berbeda seperti preferensi produk dan merek yang

berbeda.

b. Faktor-faktor Sosial

1) Kelompok referensi atau acuan seseorang terdiri dari seluruh

(36)

yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan

kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan adalah

kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer

mencakup keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang

berinteraksi dengan seseorang secara continue dan formal.

Sedangkan kelompok sekunder mencakup kelompok keagamaan,

professional dan kelompok yang cenderung lebih formal dan

membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. Kelompk

referensi mempengaruhi seseorang sekurang-kurangnya dalam

tiga hal, yaitu : perilaku, gaya hidup dan pilihan produk dan

merek seseorang.

2) Peran dan status. Seseorang berpartisipasi dalam kelompok

selama hidupnya seperti keluarga, organisasi atau klub.

c. Faktor pribadi

Keputusan pembelian juga dipengarui oleh karakteristik pribadi,

karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

1) Usia

Orang cenderung berubah dalam menentukan pilihan barang dan

jasa yang mereka beli semasa hidupnya. Selera akan makanan,

pakaian, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan

Usia. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup sesuai dengan

(37)

2) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang

dibelinya atau yang disebut pola konsumsi. Selain itu, pekerjaan

yang dilakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup

mereka yang digunakan untuk menyampaikan prestise,

kehormatan, dan respek.

3) Keadaan ekonomi

Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, yang

dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari

pendapatan yang dibelanjakan, tabungan dan hartanya,

kemampuan untuk meminjam.

4) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang

diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya

hidup menggambarkan seseorang akan keseluruhan yang

berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup mencerminkan

sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.

5) Kepribadian dan konsep diri

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda yang

mempengaruhi perilaku pembelinya. Jenis-jenis kepribadian dapat

diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat dengan berbagai

(38)

d. Faktor-faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis

utama yaitu:

1) Motivasi

Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu.

Beberapa kebutuhan bersifat :

· Biogenis, muncul dari tekanan biologis seperti; lapar, haus,

tidak nyaman dll

· Psikogenis, muncul dari tekanan psikologis seperti

kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa

memiliki.

2) Persepsi

Seseorang yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana

seseorang yang termotivasi bertindak akan dipengaruhi oleh

persepsinya terhadap situasi tertentu. Persepsi adalah proses

bagaimana seseorang individu memilih, mengorganisasikan, dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk

menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

3) Proses belajar

Saat orang bertindak, maka mereka itu belajar, hal tersebut bisa

dikatakan proses pembelajaran. Sebagian besar perilaku manusia

adalah hasil belajar. Pembelajaran meliputi perubahan perilaku

(39)

4) Kepercayaan dan Sikap

Melalui belajar dan bertindak, orang akan mendapatkan

keyaknan dan sikap, kemudian hal ini akan mempengaruhi

perilaku pembelian mereka.

Dalam pengambilan keputusan berbelanja, kebutuhan yang

memotivasi konsumen untuk membeli barang dagangan oleh Christina

Widya utami (2010) di golongkan sebagai berikut.

a. Kebutuhan fungsional

Secara langsung kebutuhan fungsional terkait dengan kinerja produk

itu. Kebutuhan fungsional sering disebut juga sebagai kebutuhan

rasional. Sikap belanja rasional dipengaruhi oleh alasan rasional

dalam pikiran seorang konsumen.

b. Kebutuhan psikologis

Sedangkan kebutuhan psikologis disebut kebutuhan emosional.

Motivasi yang dipengaruhi emosi berkaitan dengan perasaan. Faktor

indah atau bagus dan faktor gengsi akan lebih banyak pengaruhnya.

4. Definisi Smartphone

Telepon pintar (smartphone) adalah telepon genggam yang

mempunyai kemampuan tingkat tinggi, kadang-kadang dengan fungsi

yang menyerupai komputer. Belum ada standar pabrik yang menentukan

definisi telepon pintar. Bagi beberapa orang, telepon pintar merupakan

telepon yang bekerja menggunakan seluruh piranti lunak sistem operasi

(40)

telepon yang menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik),

internet dan kemampuan membaca buku elektronik (e-book) atau

terdapat papan ketik (baik built-in maupun eksternal) dan konektor VGA.

Dengan kata lain, telepon pintar merupakan komputer mini yang

mempunyai kapabilitas sebuah telepon. (www.wikipedia.com)

Kebanyakan alat yang dikategorikan sebagai telepon pintar

menggunakan sistem operasi yang berbeda. Dalam hal fitur, kebanyakan

telepon pintar mendukung sepenuhnya fasilitas surel dengan fungsi

pengatur personal yang lengkap. Fungsi lainnya dapat menyertakan

miniatur papan ketik QWERTY, layar sentuh atau D-pad, kamera,

pengaturan daftar nama, penghitung kecepatan, navigasi piranti lunak

dan keras, kemampuan membaca dokumen bisnis, pemutar musik,

penjelajah foto dan melihat klip video, penjelajah internet, atau hanya

sekedar akses aman untuk membuka surel perusahaan.

Berikut ini adalah beberapa macam system operasi yang ada pada

smartphone :

a. Android

Android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk telepon

seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android

menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk

menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam

(41)

b. Symbian

Symbian OS adalah sistem operasi tak bebas yang dikembangkan oleh

Symbian Ltd. yang dirancang untuk digunakan peralatan bergerak

(mobile).

c. Blackberry-Research In Motion

BlackBerry adalah perangkat selular yang memiliki kemampuan

layanan push e-mail, telepon, sms, menjelajah internet, messenger

(Blackberry Messenger/BBM), dan berbagai kemampuan nirkabel

lainnya.

d. Windows Mobile

Windows Mobile adalah sebuah sistem operasi ponsel yang

dikembangkan oleh Microsoft yang digunakan dalam ponsel pintar

dan perangkat mobile, namun dikeluarkan untuk pasar tertentu.

e. Apple iPhone

IPhone adalah garis smartphone yang dirancang dan dipasarkan oleh

Apple Inc dengan system operasi Apple IOS. Awalnya bernama

"iPhone OS".

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Menurut Dian Puspita Ariyani, dalam penelitiannya pada tahun 2008

yang berjudul “Analisis Keuntungan Gerai Handphone di Daerah Sekitar

Kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta”, dalam analisisnya yang

(42)

dengan dan dengan keempat variabel yang dipilih untuk dijadikan

tolok ukur yaitu, modal, jam kerja, jumlah tenaga kerja dan dummy promosi

mempunyai pengaruh terhadap keuntungan gerai handphone di sekitar

kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kemudian dengan

menggunakan uji parsial atau uji t dengan , hanya ada dua variabel yang

berpengaruh terhadap keuntungan gerai handphone di sekitar kampus

Universitas Negeri Sebelas Maret, yaitu modal dan jam kerja. Sedangkan

variabel jumlah tenaga kerja dan promosi tidak berpengaruh signifikan

terhadap keuntungan gerai handphone di sekitar Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Denny Kushadiyanto

(2006) dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

keberhasilan usaha Pedagang Handphone dikota solo”. Dalam penelitian ini

dapat diambil kesimpulan bahwa dengan analisis regresi linier berganda dan

dengan kelima variabelnya yaitu modal, pengalaman usaha, jam kerja, tingkat

pendidikan dan pembukuan dengan tingkat signifikansi 5% menghasilkan

secara bersama-sama variabel modal, pengalaman usaha, jam kerja, tingkat

pendidikan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha dengan tingkat usaha

pedagang Handphone di kota Solo.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran digunakan untuk menunjukkan arah penyusunan

penelitian dan mempermudah menganalisa permasalahan yang dihadapi.

(43)

oleh harga, merek, system operasi, dan promosi. Kerangka pikir dalam

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut;

Gambar 2.8 Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Dari paparan diatas sebelumnya dapat diambil hipotesis dalam

penelitian ini yaitu :

· Diduga ada hubungan antara variabel harga, merek, dan produk terhadap

tingkat penjualan handphone berbasis smartphone di Pasar Singosaren

Solo.

PRODUK PERSEPSI KONSUMEN

PERILAKU KONSUMEN

HARGA MEREK

KEPUTUSAN KONSUMEN

(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini merupakan penelitian lapangan dimana data

utamanya adalah data primer dan data sekunder. Data primer yakni data yang

diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan wawancara dan

observasi pihak terkait. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk

menjawab pertanyaan penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data

penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara yang berhubungan dengan penelitian ini untuk mendukung data

primer tersebut.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Unit analisis penelitian ini adalah kota Solo. Khususnya pada pasar

Singosaren Solo yang berada pada Jl. Gatot Subroto, Serengan. Lokasi ini

dipilih dengan alasan bahwa area tersebut merupakan pusat jual-beli

handphone terbesar di Solo.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang

berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitian. Teknik

(45)

1. Wawancara terstruktur berdasarkan Daftar Pertanyaan

Teknik ini menggunakan wawancara dengan alat bantu kuesioner.

Teknik kuesioner yaitu daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan

sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang

didefinisikan dengan jelas. Kuesioner dapat diberikan secara pribadi,

disuratkan kepada responden, atau disebarkan secara elektronik (Sekaran,

2006). Pada penelitian ini kuesioner diberikan kepada konsumen

smartphone, khususnya konsumen pada gerai handphone yang berada di

pasar Singosaren Solo guna memperoleh data yang sesuai dengan tujuan

penelitian dan penjabaran dari hipotesis

2. Wawancara

Wawancara merupakan cara yang umum dan ampuh untuk

memahami suatu keinginan/kebutuhan. Menurut benney dan Huges (1956)

dalam Sedarmayanti & Hidayat (2002), wawancara termasuk bagian

terpenting dalam sosiologi, karena wawancara merupakan studi tentang

interaksi antar manusia, sehingga wawancara dapat merupakan alat

sekaligus obyek yang mampu mensosialisasikan kedua belah pihak yang

mempunyai status yang sama. Wawancara dilakukan dengan pihak terkait

dengan maksud untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.

Data ini merupakan data yang berupa pertanyaan langsung kepada

responden yaitu konsumen smartphone khususnya pada gerai handphone

(46)

3. Observasi atau Pengamatan

Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek (orang),

obyek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau

komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Indriantoro, et, al,

2002).

4. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu suatu data teori-teori yang ada hubungannya

dengan masalah atau hal yang akan diteliti dan dibuktikan di dalam

penelitian yang nantinya akan dibandingkan dengan kenyataan yang terjadi

dan yang diperoleh dilapangan.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai karakteristik tertentu dan mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Populasi dari

penelitian ini adalah konsumen smartphone khususnya pada gerai handphone

yang berlokasi di pasar Singosaren Solo.

Karena pada penelitian ini jumlah populasi tidak terbatas dan setiap

unsur populasi tidak mempunyai peluang atau kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu untuk

dipilih tidak diketahui maka pengambilan sampel menggunakan non

probability sampling. Sampel diambil sebanyak 100 responden dan diambil

secara acak dengan salah satu metode dari non probability sampling yaitu

(47)

sampel dilakukan karena seorang peneliti tidak mempunyai pertimbangan

lain kecuali berdasarkan kemudahan saja atau dengan kata lain memilih

sampel dari orang atau unit yang paling mudah diakses atau dijumpai.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan

kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikan kegiatan atau

membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel

tersebut. Definisi operasional untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Harga

Menurut Basu Swastha pengertian harga adalah sebagai berikut:

(Swastha, 1998) ” Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang

kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Dalam penelitian ini

variabel harga dipilih sebagai variabel independen karena harga

mempunyai kemungkinan pengaruh terhadap penjualan, karena bisa jadi

harga merupakan sebuah penentu tinggi rendahnya kualitas suatu barang

atau jasa. Dalam penelitian ini satuan harga yang digunakan untuk

menentukan hubungan tingkat penjualan adalah menggunakan satuan

rupiah.

2. Merek

Merek adalah suatu nama, istilah, symbol, desain, atau gabungan

(48)

dalam penelitian ini adalah hal yang berkaitan dengan sesuatu yang

dipercaya menjadi motif pendorong konsumen memilih suatu produk,

karena merek bukan hanya apa yang tercetak di dalam produk

(kemasannya), tetapi merek termasuk apa yang ada di benak konsumen

dan bagaimana konsumen mengasosiasikannya.

Variable merek yang akan digunakan sebagai alat penelitian

mengacu pada merek dagang handphone yang hanya mempunyai system

operasi yang dikembangkan layaknya seperti komputer mini yang ada

pada smartphone. Beberapa merek handphone yang akan menjadi objek

penelitian ini antara lain:

· Nokia

· Blackberry

· Sony Ericson

· Samsung

· Apple

3. Produk

Menurut Kotler (2002), produk adalah segala sesuatu yang

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan

dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen.

Variabel produk yang akan digunakan sebagai alat penelitian ini

adalah mencakup desain, fitur dan manfaat yang ada didalam smartphone

yang pada akhirnya dapat secara langsung ataupun tidak langsung

(49)

F. Metode dan Analisis Data

Pada penelitan ini pengumpulan data dilakukan dengan cara:

wawancara terstruktur, dalam penelitian ini digunakan kuesioner untuk

mengumpulkan data primer dalam bentuk pertanyaan terbuka, yaitu

pertanyaan yang memberi kebebasan kepada responden untuk memberi

jawaban, sebuah pertanyaan hanya bisa diberikan diantara pilihan yang sudah

tersedia.

Sedangkan pengukuran data dilakukan dengan menggunakan skala

likert dengan kriteria skor sebagai berikut :

· Sangat Setuju (SS) = 5

· Setuju (S) = 4

· Ragu – Ragu (RR) = 3

· Tidak Setuju (TS) = 2

· Sangat Tidak Setuju = 1

Hasil dari pengumpulan dan pengukuran data tersebut akan diolah

dengan program Statistical Package for the Social Science (SPSS).

1. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data penelitian ini, digunakan metode sebagai

berikut :

a. Uji Validitas

Langkah awal yang perlu dilakukan setelah kuesioner akhir

terbentuk adalah menguji validitas kuesioner. Uji validitas digunakan

(50)

pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji validitas dilakukan melalui langkah-langkah statistik seperti

dijelaskan seperti dibawah ini :

1) Membuat hipotesa

H0 : Bahwa atribut dipertimbangkan oleh responden.

H1 : Bahwa atribut tidak dipertimbangkan oleh responden.

2) Nilai korelasi pada setiap atribut pertanyaan, dengan

menggunakan rumus korelasi product moment pearson sebagai

berikut:

Setelah uji validitas dinyatakan valid, selanjutnya realibilitas

alat ukur tersebut diuji. Uji Reliabilitas merupakan ukuran yang

(51)

dalam kesempatan. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu.

Pengukuran realibilitas ini akan menggunakan cara pengukuran

satu kali. Pengukuran sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji

statistik cronbach alpha abel jika

memberikan nilai cronbach’s alpha

÷

k = banyaknya butir pertanyaan

ab2 = jumlah varian butir

t2 = varian total

c. Uji Analisis Statistik Deskriptif

Analisis ini digunakan dengan cara megubah data mentah

menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diinterpretasikan.

Analisis ini menggambarkan profil dan tanggapan responden terhadap

kuesioner yang diberikan dengan cara mendeskripsikan data yang

telah terkumpul, dalam analisis ini akan mendeskripsikan bagaimana

(52)

d. MetodeChi Square (X2)

Uji chi kuadrat (Chi Square) adalah pengujian hipotesis

mengenai perbandingan antara frekuensi observasi / yang benar-benar

terjadi / aktual (F) dengan frekuensi harapan / ekspektasi (Fe) yang

didasarkan atas hipotesis tertentu. Bentuk distribusi Chi Square adalah

x2, nilai x2 adalah nilai kuadrat karena nilai x2 selalu positif.

Uji Chi–Square merupakan salah satu uji statistik non parametrik,

maka Uji Chi–square dapat diterapkan untuk pengujian data nominal atau

kategorik. Uji Chi-Square digunakan untuk mengukur tingkat keeratan

hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, khususnya

untuk data nominal. Dalam penelitian ini Uji Chi-Square dilakukan untuk

mengukur hubungan antara tingkat kepentingan dengan tingkat kepuasan

konsumen. Prosedur Uji Chi-Square 2) antara lain :

1) Merumuskan hipotesa:

H0 = Kedua variabel saling bebas

H1 = Kedua variabel saling berhubungan

2) Menentukan kategori yang akan diuji

3) Menentukan level signifikansi

Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 (5%) karena angka

ini dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel

dan merupakan tingkat signifikansi yang sudah sering digunakan

dalam penelitian ilmu sosial.

4) Tabel kontingensi dari alternatif atau kategori populasi.

(53)

Dimana :

X2 = nilai X2

Oi = nilai observasi

Ei = nilai harapan (ekspektasi) luasan interval kelas

berdasarkan tabel normal di kalikan N (total frekuensi)

N = banyaknya angka pada data (total frekuensi).

6) Menentukan daerah-daerah penolakan hipotesa dengan mencari

harga Chi-Square pada tabel distribusi Chi-Square, pada level

signifikansi yang telah ditentukandengan degree of freedom df =

(r-1)(k- -1) (k-1)

7) Tolak H0, terima H1 -1) (k-1)

Terima H0, tolak H1 -1) (k-1)

Daerah diterima

(54)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pasar Singosaren Surakarta 1. Wilayah Surakarta

a. Aspek Geografis

Secara geografis kota Surakarta atau juga yang sangat dikenal

sebagai kota Solo, berada pada dataran rendah yang terletak di cekungan

lereng pegunungan Lawu dan pegunungan Merapi. Dengan Luas sekitar 44

Km2, kota Surakarta terletak diantara 1100 45` 15 – 1100 45` 35

Timur dan 70` 36 – 70` 56 Kota Surakarta merupakan

salah satu kota besar di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya

seperti Semarang maupun Yogyakarta.

Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo”

merupakan dataran rendah dengan ketinggian ± 92 m dari permukaan laut.

Kota Surakarta terdiri dari lima wilayah kecamatan, yaitu kecamatan

Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari kelima

kecamatan ini, terbagi menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan

2669 Rukun Tetangga (RT).

Dari total luas area kota Surakarta setiap Kecamatan di kota

Surakarta terbagi atas beberapa lahan yaitu lahan perumahan atau

(55)

1) Batas Wilayah

Jika dilihat dari batas kewilayahan, Kota Surakarta dikelilingi

oleh tiga kabupaten. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten

Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur dibatasi dengan kabupaten

Sukoharjo dan Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan

kabupaten Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten

Sukoharjo dan Karanganyar.

Gambar 4.1 Batas Wilayah Surakarta

Sementara itu secara administratif, Kota Surakarta terdiri dari

lima wilayah kecamatan, yaitu kecamatan Laweyan, Serengan, Pasar

Kliwon, Jebres dan Banjarsari. Dari kelima kecamatan ini, terbagi

menjadi 51 kelurahan, 595 Rukun Warga (RW) dan 2669 Rukun

Tetangga (RT).

2) Keadaan Cuaca dan Iklim

(56)

Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban

udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 derajad.

Solo beriklim tropis, sedang musim penghujan dan kemarau

bergantian sepanjang enam bulan tiap tahunnya.

b. Aspek Demografis

Surakarta adalah kota yang berpenduduk kurang lebih 503.421 jiwa

(2010), dan tingkat kepadatan penduduknya 13.636/km2 dengan luas kota

44 km2. Secara defacto fisik kota Surakarta sudah setara dengan kota

metropolitan yang memiliki berbagai aktivitas sosial dan ekonomi.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Surakarta Menurut Jenis Kelamin Di Kota Surakarta Tahun 2011

Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis Kelamin

Sumber: Surakarta dalam angka 2011, BPS Kota Surakarta

Berdasarkan tabel 4.1, penduduk kota Surakarta pada tahun 2011

adalah 501.650 jiwa, dengan 245.283 laki-laki dan 256.367 perempuan,

dengan prosentase perbandinggan kelaminnya 95,68 % yang berarti bahwa

setiap 100 perempuan terdapat 95 laki-laki. Kota Surakarta merupakan

tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Jawa Tengah, Dengan tingkat

(57)

c. Aspek Ekonomi

Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang memiliki potensi

cukup besar sebagai pusat kegiatan ekonomi. Letak geografis yang

strategis memungkinkan Kota Surakarta sebagai “transitment point” bagi

kegiatan ekonomi dan pariwisata Propinsi Jawa Tengah maupun

transportasi regional yang datang dari Jawa Timur, Daerah Istimewa

Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian Barat, Utara, Timur dan Selatan.

Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta juga tak lepas dari peran kota - kota

di sekitarnya, Karanganyar, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri dan Klaten.

Sehingga Kota Surakarta sangat syarat dengan pusat-pusat kegiatan dalam

konteks regional sehingga dapat meningkatkan interaksi daerah dalam

lingkup pelayanannya guna menghasilkan suatu dinamika kegiatan

ekonomi yang bersinergi.

Terdapat kurang lebih 43 pasar tradisional yang menjadi pusat bisnis

yang mempertemukan tidak hanya pedagang yang berasal dari dalam Kota

Surakarta, interaksi sosial dan ekonomi menarik banyak pelaku baik dari

regional maupun internasional, sehingga Kota Surakarta menjadi salah

satu pusat ekonomi dan perdagangan di Indonesia. Bahkan karena syarat

dengan budaya batiknya Kota Surakarta menjadi salah satu pusat industri

(58)

2. Pasar Singosaren Solo a. Sejarah

Pasar Singosaren berdiri pada tahun 1976 didaerah yang dikenal

dengan nama Singosaren. Secara toponimi Singosaren merupakan daerah

(dekat) tempat tinggal KPH. Nama Singosaren sendiri diambil dari nama

menantu Pakubuwono X yang bernama Pangeran Singosari. Awalnya

pasar Singosaren ini adalah pasar tradisional, seiring perkembangan

jaman pasar ini dimetamorfosa oleh Pemda Surakarta menjadi embrio

pasar modern yang ada di kota Surakarta dimana sebagian pedagang

pasar tradisional Singosaren dipindahkan ke pasar Kadipolo. Setelah

pedagang pasar tradisional dialihkan ke Pasar Kadipolo, pasar Singosaren

menjadi pertokoan modern. Hypermarket, Toko emas, kosmetik,

Pedagang makanan tradisional, Department Store, Studio Theater, pusat

penjualan Handphone terbesar di Surakarta, dll, dapat dinikmati oleh

semua warga Surakarta dan sekitarnya. Dengan wajah baru Pasar

Singosaren kemudian dikenal dengan nama Singosaren Plaza.

Pembangunan pasar Singosaren dilakukan pada tahun 1988, dengan

waktu kurang lebih dua tahun. Dilakukan perombakan besar-besaran,

yang pada awalnya hanya berdiri dengan satu lantai kemudian dibangun

menjadi tiga lantai. Dengan konsep baru yang mengusung pasar modern,

pasar Singosaren menjadi primadona pasar modern warga Surakarta

pada masanya.

Pada tahun 1997, Krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi

(59)

Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu

menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan

berbagai organisasi dan aksi mahasiswa di berbagai wilayah Indonesia.

Pada tahun 1998, akibat ketidakstabilan ekonomi dan politik yang meluas

di wilayah Indonesia, Singosaren Plaza adalah salah satu bangunan

publik yang menjadi sasaran amuk masa. Terjadi penjarahan dan

pembakaran pada Singosaren Plaza sehingga pasar tersebut hangus

terbakar dan banyak memakan korban.

Beberapa tahun setelah tragedi 1998 tersebut Singosaren Plaza

mulai dilakukan pembenahan. Singosaren Plaza dibangun kembali dan

keberadaannya sampai saat ini masih menjadi simbol keberhasilan

kemajuan pengembangan pasar tradisional di Solo.

b. Gambaran Umum Singosaren Plaza

Singosaren Plaza yang terletak di Jl. Gatot Subroto - Serengan ini

memiliki luas bangunan 4.900 m2 dengan jumlah kios 264 kios, dan 18

dasaran. Singosaren Plaza terdiri dari empat lantai, yaitu lantai dasar

yang digunakan untuk perkiosan dan pedagang kaki lima, lantai 1 dan 2

digunakan untuk Matahari Departement Store, dan Bioskop atau Studio

Theater, dan lantai 3 untuk area parkir.

Pasar Singosaren sepenuhnya dikelola oleh Pemerintah Kota

Surakarta, khususnya Pemerintah Pasar Singosaren. Sistem kepemilikan

yang digunakan oleh Pemerintah Pasar adalah sistem sewa dengan

(60)

untuk Matahari Departement Store, Manajemen Matahari Departement

Store mempunyai perjanjian kontrak dengan pihak Pemerintah pasar

Singosaren, sehingga masa sewa bisa melebihi batas waktu yang

diterapkan pada perkiosan pasar pada umumnya, yaitu selama kurang

lebih 25 tahun, kontrak dimulai dari awal pembangunan Singosaren Plaza

hingga saat ini.

Pasar Singosaren merupakan salah satu penyumbang PAD

Surakarta, dan mampu memberi sumbangan besar terhadap

perekonomian Surakarta. Kurang lebih 2 sampai 3 milyar per tahun

jumlah nominal yang disumbangkan pasar Singosaren kepada Pemerintah

Kota Surakarta.

Berikut adalah tabel 4.2 dan 4.3, uraian target dan pencapaian

pendapatan Pemerintah Pasar Singosaren.

Tabel 4.2

Target Pendapatan Tahun Anggaran 2010 Pasar Singosaren Surakarta

(61)

Tabel 4.3

Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2010 Pasar Singosaren Surakarta

No. Pendapatan / bulan Jumlah

1 Januari 253,030,212.00

2 Februari 221,580,131.00

3 Maret 259,758,061.00

4 April 245,832,983.00

5 Mei 227,526,442.00

6 Juni 256,260,013.00

7 Juli 279,306,602.00

8 Agustus 260,715,368.00

9 September 209,282,682.00

10 Oktober 297,436,507.00

11 November 239,580,742.00

12 Desember 247,344,366.00

Total 2,997,654,109.00

Sumber : Pemerintah Pasar Singosaren Solo 2010

Pada tabel 4.2 dan 4.3 dapat disimpulkan bahwa target Pemerintah

Pasar Singosaren pada tahun 2010 adalah 3,064,209,000.00, sedangkan

untuk realisasi pada tahun anggaran yang sama dapat tercapai

2,997,654,109.00. Artinya 97 persen dari target pada tahun anggaran

2010 dapat dicapai oleh Pemerintah Pasar Singosaren.

Berikut ini tabel 4.4 dan 4.5, merupakan target dan realisasi pada

(62)

Tabel 4.4

Target Pendapatan Tahun Anggaran 2011 Pasar Singosaren Surakarta

Sumber : Pemerintah pasar Singosaren Solo 2011

Tabel 4.5

Realisasi Pendapatan Tahun Anggaran 2011 Pasar Singosaren Surakarta

9 September 283,497,575.00

10 Oktober 261,034,722.00

11 November 242,147,054.00

12 Desember 351,884,159.00

Total 3,006,110,471.00

(63)

Tabel 4.5 menunjukkan realisasi tahun anggaran 2011, Pasar

Singosaren mengalami kenaikan pandapatan dibanding dengan tahun

sebelumnya. Kenaikan pendapatan kurang lebih 3 % menunjukkan progres

positif terhadap pendapatan Singosaren Plaza. Ini berarti Singosaren Plaza

sangat kompetitif dalam eksistensinya sebagai penyumbang PAD kota

Surakarta.

c. Gambaran Gerai Handphone Singosaren Plaza

Aktivitas perdagangan pada Singosaren Plaza sangat beragam, terutama

pada lantai dasar Singosaren Plaza. Mulai dari pedagang kaki lima, toko

emas, penjual aksesoris, parfum, kosmetik, food court, penjual makanan

tradisional, dan yang paling dominan dan melekat pada Singosaren Plaza ini

adalah pusat penjualan handphone.

Mayoritas gerai di Singosaren Plaza adalah retail handphone dengan

berbagai model, teknologi dan fitur yang sesuai dengan keinginan pasar.

Terdapat kurang lebih 250 gerai handphone pada pasar ini. Di lokasi ini

terdapat pelaku usaha bisnis handphone dan turunannya, seperti jasa servis

handphone, pusat grosir aksesoris handphone, dll.

Dengan daya tariknya, Singosaren plaza mampu menarik konsumen

dari berbagai kalangan, baik konsumen menengah kebawah dan atau

konsumen menengah keatas. Singosaren Plaza sudah menjadi tempat rujukan

atau tujuan bagi masyarakat yang hendak menjual maupun membeli

handphone baik handphone baru maupun bekas. Dari ratusan stand yang ada

Gambar

Grafik Pergeseran Kurva Permintaan ………………...………..…...
Tabel 1.1 Penjualan Handphone Kepada End User Tahun 2011
Tabel 1.2 Penjualan Smartphone kepada End User menurut Sistem Operasi
  Tabel 1.3 Pangsa Pasar Handphone di Asia Tenggara
+7

Referensi

Dokumen terkait

– Misal, saat harga makanan turun, konsumen dapat mencapai utilitas yang sama dengan mensubstitusikan suatu barang (makanan) dengan barang lain. – Contoh, Membeli lebih banyak

Permintaan (demand) adalah berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga pada waktu dan tempat

yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat.. pendapatan tertentu dan dalam

Terjadi apabila pada suatu tingkat harga tertentu jumlah barang yang diminta di pasar sama dengan jumlah barang yang ditawarkan.. Keadaan tersebut dapat ditunjukkan

Adalah jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen sama dengan jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada suatu tingkat harga tertentu... Jika harga dibawah

Permintaan adalah jumlah dari suatu barang atau jasa yang mau dan mampu dibeli pada berbagai kemungkinan harga, selama jangka waktu tertentu, dengan anggapan

Volume penjualan merupakan sejumlah barang untuk suatu produk tertentu yang dapat dijual oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu pada tingkat pemasaran

Jumlah barang/ pelayanan yang ingin ditawarkan (jual) oleh produsen pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu.. Public vs