• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berbagi Sehat untuk Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Berbagi Sehat untuk Masyarakat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

“Saya sering dengar dan

baca tentang akhlakul

kari-mah, atau kepribadian yang

mulia,” ujar salah satu

jamaah Surau Baitul Amin,

Imron Affandi beberapa

waktu lalu. Namun ia sering

bertanya-tanya bagaimana

kiat agar dapat menjaga

akhlak yang baik, hingga

menjadi pribadi yang unggul

seperti teladan Rasulullah

SAW.

"Alhamdulillah, dalam perjalanan selama dua hari ke Serang dan Anyer kemarin, saya dapatkan jawabannya," jelas Bang Imron, yang sehari-hari bekerja sebagai Accounting Manager di perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang, antara lain pengola-han kayu dan jasa keuangan. "Setelah ikut roadshow kemarin, saya menjadi semakin yakin bahwa dengan menjalankan tujuh nilai yayasan, akhlakul karimah pasti kita bisa melakukan dengan baik.”

Roadshow yang dimaksud adalah perjalanan silaturahim yang diikuti lebih dari 140 jamaah Surau Baitul Amin Sawangan pada tanggal 4 – 5 Mei lalu. Rombongan bertolak ke

surau Serang dan kemudian bermalam di Anyer. Perjalanan itu bagian dari sosialisasi nilai-nilai dasar berperilaku yang bersumber dari akhlak Rasulullah SAW dalam organ-isasi Tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiah, Yayasan Prof. Dr. Kadirun Yahya (YPDKY).

Akhlak bagian tak terpisahkan dari Islam Kaffah. Prof Dr. M. Quraish Shihab dalam karyanya, Tafsir Al-Misbah, menjelaskan bahwa kand-ungan ayat-ayat Al Qur’an terdiri tiga unsur pokok, yaitu akidah, syari’ah,

dan akhlak. Akidah atau kerohanian menyangkut hablum minallah, yang mengatur tentang hubungan manusia dengan Allah.

Sedangkan akhlak menyangkut hablum minannaas, atau hubungan manusia dengan sesamanya. Singkat-nya, akhlak adalah budi pekerti. Sementara itu, fiqih atau syari’ah, dalam pengertian yang sederhana, merupakan perekat akidah dan akhlak yang tertuang dalam hukum, peraturan, dan tata cara lahiriah ibadah dan muamalah.

Meraih Budi Pekerti Mulia

Berbagi Sehat untuk

T O P I K U T A M A

Meraih Budi Pekerti Mulia

Belajar dan Berbagi

Bercermin kepada

Sayyidi Syaikh H. Iskandar Zulkarnain SH, MH.

Five Wishes

Membangun Peradaban dengan Akhlak

Berbagi Sehat Untuk Masyarakat

Membersihkan Diri Dari Penyakit Ruhani,

Budaya dan Kebudayaan

Hal 1-2

Jadwal Sholat Juni 2010

Untuk Depok & Sekitarnya

Tanggal Shubuh Zhuhur Ashar Maghrib Isya

(2)

Islam adalah satu paket yang menye-luruh. Islam yang Kaffah adalah gabungan ketiga unsur pokok tersebut. Tentunya, pembagian kandungan ajaran Islam Kaffah dapat menjadi lebih banyak lagi, dengan berbagai definisinya, semuanya tetap tercakup dalam ketiga unsur yang mutlak ditegakkan tersebut. Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam secara Kaffah, dan jangan kamu ikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al Baqarah : 208).

Nabi Muhammad SAW sebagai teladan

Sebagai umat Islam, saat kita berbi-cara mengenai budi pekerti yang baik, pastinya kita berpedoman kepada keluhuran akhlak Nabi Muhammad SAW. Dalam Surat Al Qalam ayat 4, Allah SWT bahkan memuji keagungan akhlak Rasulullah: “Dan sesungguh-nya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki budi pekerti yang agung.” Hadits juga meriwayatkan bahwa akhlak Rasulullah SAW adalah akhlak

Al Quran. Aisyah RA menuturkan, ”Akhlak beliau (Rasulullah) adalah Al Quran.” (HR Abu Dawud dan Muslim). Perintah untuk meneladani akhlak Rasulullah SAW pun dapat kita simak dalam surat Al Ahzab ayat 21, sebagai berikut, “Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang meng-harap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.”

Buku-buku dan referensi yang meriwayatkan hidup dan kehidupan Rasulullah SAW memberikan gamba-ran yang jelas mengenai karakter Rasulullah. Di antara sifat-sifat beliau yang menyenangi kebersihan, dermawan dan sabar, juga kita kenal yang berikut ini: Shiddiq (Benar), Fathonah (Cerdas), Tabligh (Menyampaikan) dan Amanah (Dapat dipercaya).

Namun, tak hanya karakter dan sifat beliau, banyak pula hadits yang mengi-sahkan ciri-ciri Rasulullah SAW. Secara fisik diriwayatkan bahwa Rasu-lullah SAW tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek; wajahnya bulat bersih cerah kemerah-kemerahan dan tampan bersinar bagai bulan purnama.

Sementara, kedua matanya lebar dan hitam, serta bersuara bagus dengan bibir yang banyak menebar senyum. Sejumlah hadits meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW juga menyenangi baju gamis berwarna putih, juga wangi-wangian.

7 Nilai Dasar Yayasan

Kembali ke perbincangan dengan Bang Imron di awal, timbul pertanyaan: Seperti apakah kiranya perilaku keseharian kita? Bagaimanakah selayaknya kita bergaul dengan sesama manusia? Misalnya, kepada saudara, tetangga, teman kerja, istri dan anak dalam keluarga.

Saat di Anyer, Pimpinan Yayasan memberikan taushiyah usai sholat subuh berjamaah, yang sekaligus harapan-harapan beliau atas budaya organisasi yang ideal bagi Yayasan, yang kini menaungi lebih dari 600 tempat dzikir yang tersebar dari Sumatera sampai ke Papua. Juga di Washington DC, Amerika Serikat dan belasan lainnya di Malaysia. Beliau menyampaikan, “Saya bermimpikah, berencanakah, berobsesikah, (bahwa) semua (jamaah) adalah orang-orang yang bersyukur. Kenapa saya berob-sesi seperti itu? Karena itulah akhlakul karimah. Semua adalah orang yang semuanya gembira tidak mengeluh dengan alasan apapun.”

Pimpinan Yayasan menyampaikan bahwa 7 Nilai Dasar Yayasan adalah bentuk yang lebih spesifik dan upaya untuk menjelaskan kepada segenap jamaah tentang perilaku yang mulia. “7 Nilai Dasar Yayasan” adalah panduan pengamal Tarekat Naqsyabandiyah Al Khalidiyah dalam berfikir dan bertin-dak, atau “budaya organisasi” Yayasan. Atau, seperti sering diistilah-kan beliau, nilai-nilai berikut ini adalah cara kita berfikir dan bertindak, atau “The way we think and the way we do things around here.”

7 N ila i Da sa r Ya ya sa n

1. Melaksanakan shalat, dzikir dan ketentuan syariat.

2. Bersyukur, bersuka cita dan tidak mengeluh.

3. Optimis; tidak mengatakan “tidak mungkin”, “tidak bisa”, “tidak mau”. 4. Mengedepankan kerendahan hati, apa adanya, tidak ‘jaim’ dan tidak meremehkan orang lain.

5. Berpikir positif, berprasangka baik dan tidak bergunjing.

(3)

Anak muda tadi menyebutkan lima hal yang akan dilaku-kannya berdasarkan skala yang paling penting yang belum dilaksanakan. Orang tua itu kemudian berkata, “Lakukanlah nak, karena saat engkau meninggal kau bangga telah melakukan lima hal untuk menyempurnakan hidupmu.” Demikian kisah yang dituturkan oleh Pimpinan Yayasan ketika membuka acara tasyakuran di pantai Anyer saat ‘Roadshow 7 Nilai’. Pada acara yang sama Pengurus Surau Baitul Amin, Sawangan Depok, H. Akhmad Syukran Bestari, SE, MMSI, yang akrab disapa Bang Arie, mengajak jamaah

surau untuk bersama-sama merancang mimpi yang mungkin untuk diwujudkan lima tahun mendatang. Meski topiknya cukup berat, wajah cerah dan senyum lebar para peserta terlihat saat berdiskusi. “Hanya sedikit diantara kita yang dapat melakukan hal-hal besar, tetapi semua orang di antara kita dapat melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar,” Demikian papar Bang Arie.

Ide-ide pun mengalir dari kelompok-kelompok kecil yang dibentuk. Di antaranya, mendirikan sekolah dan fasilitas-fasilitas lain untuk jamaah maupun masyarakat luas, mempererat tali silaturahim dengan lingkungan sekitar, membuat beberapa media sosialisasi tentang Surau dan Tarekat Naqsyabandiyah, hingga mengadakan forum diskusi keagamaan dan kursus mem-baca Al Quran secara gratis. Mari kita mulai mengerjakan hal-hal yang kecil dengan cinta yang besar. Dengan keceri-aan dan sukacita tanda rasa syukur ke hadirat Ilahi. Beliau dikenal sebagai murid yang

sangat taat kepada gurunya. Buah dari ketaatan tersebut, Beliau dipercaya memegang beberapa jabatan penting di Yayasan. Antara lain, Ketua Badan Koordinasi Kesurauan pada tahun 1993 - 1997. Sejak tahun 1990 sampai berpulang, Beliau menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Pembina Surau se-Malaysia dan Amerika Serikat.

Beliau juga berkhidmat dalam dunia pendidikan dengan menjadi dekan di dua fakultas Universitas Pembangu-nan Panca Budi, Medan. Amanah tertinggi yang diemban Beliau adalah sebagai Rektor Universitas Pemban-gunan Panca Budi dari tahun 1997 hingga 2005.

Dalam kehidupan, Beliau dikenal sebagai sosok yang bersahaja dan apa adanya. Kalau memakai bahasa gaul sekarang, “tidak jaim”. Begitu banyak kisah kelurusan hidup Beliau yang penuh dengan praktek akhlakul karimah. Salah satu kebiasaan Beliau adalah berkeliling kampus dengan

naik motor bersama dekan atau pembantu rektor. Beliau tidak segan menyapa mahasiswa yang ditemui. Ada sebuah kisah yang dituturkan oleh putri beliau, Kak Tika. Suatu ketika Sayyidi Syaikh H. Iskandar Zulkarnain SH, MH melihat laporan keuangan kampus dan ternyata ada sebagian uang kampus yang dipinjam oleh pegawai. Serta merta Beliau memanggil bagian keuangan. Bukan untuk memarahi, melainkan Beliau berkata, “Semua hutang pegawai saya lunasi,” cerita KakTika. Itu bagi Beliau belum cukup, sisa uang yang Beliau punya disedekahkan sampai habis. Beliau bilang kepada keluarganya

“Gak pentinglah uang itu…”

Dalam memimpin Yayasan, Beliau dikenang sebagai sosok yang melaku-kan terobosan dan konsolidasi untuk mengokohkan Yayasan. Dengan ketegasan dan kearifan Beliau, Yayasan semakin solid dengan surau-surau yang menyebar ke berba-gai pelosok Nusantara. Saat ini telah ada sekitar 600-an Surau atau tempat wirid yang berada di bawah naungan Yayasan.

Mengikuti jejak pendiri dan pemimpin Yayasan sebelumnya, Sayyidi Syaikh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, yang aktif tampil sebagai penggagas dan pemakalah seminar nasional dan internasional yang mengangkat tema tentang Teknologi Al -Qur’an dalam Tasawuf Islam, Beliau juga mempra-karsai pertemuan “Silaturahmi Tarekat Serumpun” pada tahun 2002. Silatura-him tersebut dihadiri oleh para Syaikh dan utusan Syaikh Tarekat Naqsya-bandiyah serumpun di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut dimufakati nota kesepahaman untuk meningkat-kan kerjasama dan mengeratmeningkat-kan silaturahim di antara tarekat serum-pun. Hingga kini keteladanan kepemimpinan Beliau dalam bersila-turahim dengan tarekat serumpun, tetap berlanjut.

Bercermin kepada Sayyidi Syaikh

H. Iskandar Zulkarnain, SH, MH.

7 Nilai Dasar Yayasan

Pada tanggal 24 April 2010 lalu, genap lima tahun berpulangnya

almarhum Sayyidi Syaikh H. Iskandar Zulkarnain SH. MH.

Beliau tercatat sebagai Ketua Yayasan Prof. Dr. Kadirun Yahya

(YPDKY) periode 2001 - 2005, sepeninggal Pendiri Yayasan.

Five Wishes

(4)

Budaya dan

Kebudayaan

Istilah budaya dan kebudayaan sering sekali kita dengar. Namun seringkali budaya dimaknai dangkal sebagai adat istiadat pemanis pariwisata. Padahal makna budaya sangat dalam. Budaya sekumpulan orang atau masyarakat adalah pola perilakunya. Dalam kata lain, akhlaknya. Umat Islam meyakini bahwa “budaya” yang benar adalah perilaku yang diteladankan Rasulullah SAW. Sementara, makna kebudayaan adalah wujud dari perilaku orang-orang yang ada dalam suatu masyarakat, atau bangsa.

Meminjam istilah tokoh pendidi-kan Ki Hajar Dewantara, kebu-dayaan adalah buah budi manu-sia.

Budaya organisasi mendapat perhatian penting dalam ilmu manajemen modern, karena perannya sangat besar terhadap kinerja perusahaan. Jeff Cartwright dalam bukunya, Cultural Transformation (1999), menyatakan bahwa perusahaan yang memberikan fokus pada pengelolaan budaya dapat meningkatkan pendapatan rata-rata 682%. Sedangkan yang kurang memperhatikan hanya meningkat 166%, itupun dicapai dalam waktu 11 tahun.

(5)

Seluruh kegiatan didasari semangat mengubah pola pikir untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dalam suasana yang penuh sukacita. Siang hari sebelum waktu dzuhur, rombon-gan tiba dan disambut hangat oleh jamaah Surau Serang, Banten. “Ubah Pikiran Anda, Hidup Anda Akan Berubah.” Demikian tema taushi-yah ba’da sholat dzuhur dari Rahman Moenggah, SH. LLM, yang mengupas kaitan kesuksesan dan kebahagiaan. “Banyak contoh di sekitar kita, orang yang terlihat sukses secara materi namun ternyata hidupnya tidak bahagia,” tuturnya. “Sukses yang kita cari harusnya bukan memiliki materi, tetapi menjadi orang berakhlak mulia, berfikir positif, jujur, dermawan, meng-hargai orang lain, sopan santun, adil, dan lain sebagainya.”

Terkait dengan ini, Bang Rahman mengajak untuk mengingat pesan Pimpinan Yayasan bahwa akhlak sangat urgen bagi kehidupan seorang muslim. Urgensi akhlak ini tidak hanya untuk kesuksesan di dunia melainkan

juga untuk kesuksesan di akhirat dengan disertai dengan keimanan yang benar.

Salah seorang peserta roadshow, Ustadz Asrori, mengaku sangat terke-san dengan pengalaman yang dida patnya selama perjalanan ini,

khusus-nya, taushiyah Pimpinan Yayasan ba’da subuh tentang pentingnya akhlak. "Mendengar taushiyah Beliau membuatnya sangat jelas. Meski kita mendapat penjelasan yang sama namun sudah lewat orang lain, sedikit banyak itu akan bias, ini momen yang paling mengesankan buat saya," ujar Ustadz Asrori yang juga adalah anggota tim penyusun Al Qur'an Bayan.

Lain halnya dengan Abdul Azis yang terkesan dengan nuansa kebersa-maan sepanjang perjalanan. "Terlebih saat kita membahas bersama apa yang akan kita wujudkan dalam lima tahun ke depan. Itu yang membuat kita merasa satu," ungkapnya lagi. Sedang kan jamah lain menyampaikan kesan-nya seperti ini, "Rasakesan-nya seperti di mana saja kita ini. Ada yang main bola, sebelah sana renang, lalu ada yang ngobrol. Semua orang bersuka cita. Saya sama sekali tidak menemukan wajah murung," tegas abang yang bertubuh tinggi besar ini.

Liputan Roadshow 7 Nilai Dasar Yayasan

Belajar dan Berbagi

Perjalanan ke Serang dan Anyer ini menyusul roadshow tahap pertama tanggal 21-23 Maret lalu,

dan diikuti semua unsur jamaah yang ada di Surau Baitul Amin. Mulai dari Anak Surau, atau

‘Anshor’ sapaan bagi para murid yang menetap di Surau (lihat Mozaik Edisi 06-2008 tentang profil

Anshor), anggota FIFAS atau Federasi Fasilitator Sawangan, yang kerap terlibat dalam

pelatihan-pelatihan jamaah, juga para ibu-ibu masak.

M o z a i K

Surau

Redaksi: Website: redaksi@baitulamin.orghttp://media.baitulamin.org ; http://facebook.com/mozaiksurau I Iklan: iklan@baitul.org ; 021-97707220 Baitul Amin M E D I A G R O U P

Akhlakul karimah dengan disertai keimanan yang benar sangat urgen bagi setiap muslim. Jamaah peserta road show menyimak taushiyah dengan khidmat di Surau Serang (4/5 2010).

(6)

Agenda membangun peradaban menjadi kata kunci dalam pertemuan Tim Badan Kerjasama Surau (BKS) DKI Jakarta dan Banten dengan Prof. DR. KH. Said Aqiel Siradj, MA., Ketua Tanfidziyah PBNU Periode 2010 – 2015, pada tanggal 27 April 2010 di Kantor Pusat Pengurus Besar Nahd-hatul Ulama Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat.

Beliau yang akrab dipanggil KH. Said Aqiel Siradj adalah sosok yang akrab dengan tasawuf karena latar belakang keilmuan, lingkungan dan pergaulan-nya. “Shilatullah bil-Kauni fi

al-Tashawwuf al-Falsafi” (Relasi Allah dan Alam: Perspektif Tasawuf) adalah disertasi doktor KH. Said Aqiel Siradj saat menempuh Program Pascasar-jana Jurusan Aqidah/Filsafat Islam pada tahun 1994 di Universitas Ummul Qura’, Saudi Arabia. Beliau juga adalah buyut dari KH. Muhammad Said, pendiri Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon.

Dalam rangka silaturrahim dan rencana pelaksanaan kegiatan semi-nar “Tarekat dalam Islam” Tim BKS DKI Jakarta dan Banten, yang terdiri dari Rahman Moenggah, SH.LLM, Ir.

Arif Syahrizal, MBA., Ir. Oedy Erlangga, Ardiansyah Aidil, SE, PgDQM, Ustadz Mundir, dan Ustadz Asrori diterima Beliau di antara kesibu-kan acara dan kunjungan berbagai tamu.

Dalam dialog yang bersahabat, santai dan cair KH. Said Aqiel Siradj menyatakan bahwa agenda yang belum selesai dalam dunia Islam adalah membangun peradaban yaitu peradaban akhlakul karimah. Beliau menjelaskan hal-hal mengenai akidah dalam Islam sudah selesai. Kemudian mengenai urusan syariah pun sudah selesai karena tinggal mengikuti Imam Syafi’i, Imam Hambali, Imam Maliki dan Imam Hanafi atau ahlussunah wal

jamaah. “Yang belum selesai adalah membangun perada-ban. Peradaban masyarakat Islam yang bagaimana yang mau dibangun? Jelas arahnya peradaban akhlakul karimah. Masyarakat sendiri dibentuk dari i n d i v i d u - i n d i v i d u . Dalam membangun peradaban inilah akhlak menjadi urgen atau sangat penting,” jelas KH. Said Aqiel Siradj. Kemudian beliau m e m a p a r k a n p e r k e m b a n g a n kaum muslimin yang pesat di negara-negara Eropa, khususnya Rusia dan negara-negara pecahan eks-Soviet, seperti Uzbekistan dan Kazakhstan. Beliau juga menjelaskan ketertarikan pemerintah negara-negara tersebut terhadap model Islam di Indonesia dengan karakteristik toleransi dan dakwah yang menghormati budaya lokal. Terkait dengan hal tersebut PBNU telah membuka kantor perwakilan di London, Inggris dan sedang merintis pembukaan kantor perwakilan di Moskow, Rusia.

KH. Said Aqiel Siradj menanggapi positif dan menyatakan dukungannya bagi rencana penyelenggaraan semi-nar Tarekat dalam Islam oleh Surau Baitul Amin.

Membangun

Peradaban

dengan

Akhlak

Silaturahim dengan Ketua Tanfidziyah PBNU 2010-2015

(7)

Forum Diskusi Baitul Amin (Fordiba)

Pada Ahad, 25 April 2010, Surau Baitul Amin kembali menggelar Fordiba, yang kali ini mengusung tema Member-sihkan Diri dari Penyakit Rohani menuju Pribadi Akhlakul Karimah. Hadir seba-gai pembicara tunggal Prof. DR. Ir. Budi Santoso, MSc., APU., Guru Besar Universitas Nasional Jakarta dan Universi-tas Pembangunan Panca Budi Medan.

Dalam prasarannya, Prof. Budi menyampaikan, “Apabila kita ingin mengubah diri menjadi akhlakul karimah seperti Rasullulah SAW, maka terlebih dahulu kita harus membersihkan diri dari penyakit-penyakit rohani yang akan menghambat perjalanan hijrah kita.” Beliau juga menerangkan ada dua macam penya-kit, yaitu penyakit jasmani dan penyakit ruhani.

“Sembilan puluh persen penyakit jasmani berawal dari colon, atau usus besar yang selalu menyimpan sisa makanan yang tidak terbuang,” jelas-nya. “Sisa makanan tersebut menjadi toxin, menempel di dinding usus, menjalar serta melumpuhkan ketiga fungsi toksifikasi,” papar Prof. Budi. Mengobati penyakit jasmani tentunya dengan berobat ke dokter. Oleh sebab itu ilmuwan terus bekerja untuk mencari pengobatan yang terbaik dan juga demi kemakmuran umat manusia. Orang yang mengidap penyakit jasmani dapat terlihat secara kasat mata dari fisiknya.

Sedangkan penyakit rohani, penya-kit yang di derita tidak secara fisik dan tidak nampak dari luar. Bahkan

menu-rut Prof. Budi, bisa saja si pengidap penyakit rohani tidak sadar kalau rohaninya tidak sehat. Penyakit rohani terdiri dari hati, nafsu dan ruh. ”Penya-kit jasmani akan berdampak paling buruk pada kematian, sementara penyakit rohani apabila tidak kita sembuhkan, akan kita bawa sampai mati dan sampai ke akhirat”, tegas Prof. Budi. Semasa hidupnya, apabila seseorang mengidap penyakit rohani, maka tingkah lakunya akan buruk. Namun bila ia bersih dari penyakit rohani tingkah lakunya sehari-hari akan menjadi baik juga.

Bagaimana menyembuhkan diri dari penyakit-penyakit ruhani ini? Menurut Prof. Budi, pertama yang harus dilaku-kan adalah mau mengakui dan ada keinginan kuat untuk menyembuhkan diri dari penyakit rohani. Senang hidup bermewah-mewahan, iri hati, dengki

adalah bagian dari penyakit rohani yang perlu dibuang jauh-jauh. “Beriba-dahlah dengan sungguh-sungguh, perbanyak bangun tengah malam untuk shalat malam dan berdzikir dengan metode yang benar.” jelas Prof. Budi yang juga Ahli Peneliti Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Di akhir diskusi, Prof. Budi mengajak peserta bersama-sama membersih-kan diri dari penyakit rohani dengan meneladani Rasullulah SAW sebagai panutan dalam berperilaku. Dengan memiliki rohani yang bersih, semoga kita dapat menjadi pribadi akhlakul karimah yang unggul dunia dan akhirat. Amin ya rabbal alamin.

Membersihkan

Diri dari Penyakit

Rohani

Jual Kelambu Suluk Harga Rp 100.000,- s/d Rp 200.000,-, sesuai pesanan. Hub. Kak Itoh 081318006906.

Jual Macam-macam Handuk Hubungi Kak Siti/Bang Eko No telp (021) 94602055, 081229113153

Untuk para alumni Sufi T hinking dan Penalti, mari bergabung menjadi jurnalis atau disainer grafis dalam Baitul Amin Media Group (BAMG) untuk bersama memajukan Mozaik Surau, Flight dan BaitulAmin.ORG. Hubungi abang/kakak yang ada di Troba untuk keterangan lebih lanjut

I K LAN BARI S

Penyakit rohani ternyata lebih berbahaya daripada penyakit

(8)

Salah satu misi Islam adalah rahmatan lil ’aala-min, menebarkan kebai-kan bagi lingkungan. Dalam menjalankan misi sosial di bidang keseha-tan, Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya mendiri-kan sebuah klinik medis di bagian barat komplek Surau Baitul Amin. Klinik tersebut bernama Baitul Amin Medical Center (BAMC).

Sesuai dengan misi tersebut, pendirian BAMC tidak bertujuan untuk mencari keuntun-gan. BAMC merupakan perwujudan misi sosial Yayasan dalam bentuk

pelayanan kesehatan yang optimal dengan tarif yang terjangkau. Layanan BAMC terbuka bagi para ikhwan dan masyarakat luas.

Dengan didukung tiga dokter dan dua perawat yang bertugas bergantian dari hari Senin hingga Sabtu, BAMC membuka layanan dari pukul 07.00 hingga 20.00 WIB. Layanan keseha-tan yang disediakan meliputi pemerik-saan kesehatan umum untuk anak dan dewasa, KB, bedah kecil serta khitan.

Selain dengan teknik laser, BAMC juga melayani khitan dengan teknologi Smartklamp yang cocok untuk dewasa maupun anak-anak. Teknologi ini membuat proses khitan lebih praktis tanpa jahitan dan tanpa pendarahan. Pasien bahkan bisa langsung beraktifi-tas setelah dikhitan. Tarif khitan Smart-klamp di BAMC cukup terjangkau yaitu Rp. 400.000.

Tarif pelayanan kesehatan umum yang dikenakan kepada para pasien

relatif murah. Dr. Yusuf Wibisono, salah seorang ikhwan yang bertugas di BAMC, menjelaskan bahwa biaya dokter termasuk obat sekitar Rp. 25.000 hingga Rp. 35.000, tergantung jenis obat yang diberikan. Umumnya pasien cukup membayar Rp. 30.000. ”Dengan membayar sejumlah tersebut, pasien mendapatkan tiga sampai empat jenis obat.” jelas Dr. Yusuf, dokter alumnus Universitas Islam Sultan

Agung, Semarang. Di masa mendatang, sebagaimana rumusan harapan lima tahun ke depan Surau Baitul Amin dari peserta Perjalanan 7 Nilai ke Anyer, BAMC diharapkan dapat mengembangkan berbagai layanan dan fasilitas medis, seperti alat periksa kandungan (USG), ruang rawat inap, pelayanan persali-nan hingga memiliki apotek sendiri. BAMC diharapkan meningkatkan pelayanan kesehatan secara optimal dengan peralatan yang lebih lengkap dan modern, tetap dengan tarif yang terjangkau.

Berbagi Sehat untuk

Masyarakat

Baitul Amin Medical Center (BAMC)

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan famili batang bawah ber- pengaruh terhadap sifat daya hidup, di- ameter pertautan, dan tinggi tunas, sedangkan faktor klon batang atas berpengaruh terhadap

steam reforming gas alam dengan panas nuklir selama ini selalu bertumpu pada aplikasi reaktor nuklir temperatur tinggi, pemanfaatan teknologi membran pada proses

Dari diskusi yang dilakukan melalui dalam mailing list reviewer DPT disebutkan beberapa faktor yang diduga sebagai penyebabnya, antara lain besarnya ukuran kelas (jumlah

Petunjuk umum keamanan dalam pemakaian pestisida agar aman digunakan dan tidak terlalu menimbulkan efek peracunan pada pemakai, maka pemerintah dan formulator telah menetapkan

Jika pendapat ulama’ LDII tentang poligami tanpa meminta persetujuan dari isteri pertama di kaikan dengan peraturan undang- undang, maka sangatlah bertentangan,

Dampak lingkungan pengolahan termal sampah dianalisis melalui software SimaPro v.8.3 Analisis terbagi berdasarkan jenis pengolahan termal (insinerasi, gasifikasi, dan

Kondisi profitabilitas pada penelitian ini dapat diketahui dengan mengetahui nilai ROE pada setiap perusahaan pada industri Automotive and Allied Product. Perkembangan ROE tersebut

Guru memberikan tugas kelompok yang berupa soal yang dikemas dalam bentuk lembar kegiatan siswa (LKS). Guru berkeliling membantu siswa yang mengalami kesulitan menyelesaika tugas