• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Hak Asasi Manusia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengertian Hak Asasi Manusia"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Pengertian dan Definisi HAM :

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak

awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai

warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa

membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi

manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak

yang belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia

dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang

tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia.

Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan

dibawanya bersamaan dengan kelahirannya di dalam kehidupan masyarakat. Dianggap bahwa

beberapa hak itu dimilikinya tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama, kelamin dan

karena itu bersifat universal.

Dasar dari semua hak asasi ialah bahwa manusia memperoleh kesempatan berkembang

sesuai dengan harkat dan cita-citanya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Slamet Marta

Wardaya yang menyatakan bahwa hak asasi manusia yang dipahami sebagai natural rights

merupakan suatu kebutuhan dari realitas sosial yang bersifat universal.

Nilai universal ini yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai produk hukum

nasional di berbagai negara untuk dapat melindungi dan menegakkan nilai-nilai kemanusian.

Bahkan nilai universal ini dikukuhkan dalam intrumen internasional, termasuk perjanjian

internasional di bidang HAM.

Menurut piagam PBB pasal 68 pada tahun 1946 telah terbentuk Komisi Hak-hak

Manusia ( Commission on Human Rights ) beranggota 18 orang. Komisi inilah yang pada

akhirnya menghasilkan sebuah Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia

( Universal Declaration of Human Rights ) yang dinyatakan diterima baik oleh sidang Umum

PBB di Paris pada tanggal 10 Desember 1948.

Sedangkan di Indonesia Hak – hak Asasi Manusia, tercantum dalam UUD 45 yang

tertuang dalam pembukaan, pasal-pasal dan penjelasan, Kemerdekaan adalah hak segala

bangsa. Sebagai konsekuensinya penjajahan harus dihapuskan dari muka bumi karena tidak

sesuai dengan perikemanusian dan peri keadilan.

Hak Asasi Manusia merupakan suatu bentuk dari hikum alami bagi umat manusia,

(2)

Konsep ini disarikan dari berbagai ideology dan filsafat, ajaran agama dan pandangan dunia,

dan terlambang dengan negara-negara itu dalam suatu kode perilaku internasional. Dengan

demikian, konsep hak asasi tidak lain adalah komitmen bangas-bangsa di dunia tentang

pentingnya penghormatan terhadap sesamanya. Doktrin hak-hak asasi manusia dan hak

menentukan nasib sendiri telah membawa pengaruh yang sangat besar terhadap hokum dan

masyarkat internasional. Pengaruh tersebut secara khusu tampak dalam bidang :

1. Prinsip resiprositas versus tuntutan-tuntutan masyarkat,

2. Rakyat dan individu sebagai wrga masyarakat internasional

3. Hak-hak asasi manusia dan hak asasi orang asing.

4. Tehnik menciptakan standar hokum internasional.

5. Pengawasan internasional,

6. Pertanggungjwaban internasional, dan

7. Hukum perang.

Dalam perkembangannya hak hak asasi manuia diperlambat oleh sejumlah kekuatan

yang menentangnya. Diantara kekuatan-kekuatan tersebut rezim pemerintahan yang otoriter

dan struktur pemerintahan yang sewenang-wenang dan serba mencakup merupakan kekuatan

penentang yang paling besar pengaruhnya terhadap laju perkembangan perlindungan hak-hak

asasi manusia. Terdapat tiga masalah yang menghambat perkembangan hak-hak asasi

manusia, yaitu :

1. Negara menjadi penjamin penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia.

2. Kedua merupakan bagian dari tatanan Negara modern yang sentrlistik dan birokratis.

3. Merujuk pada sejarah khas bangsa-bangsa barat, sosialis dan Negara-negar dunia ketiga.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia

Ada banyak kasus tentang pelanggaran hak atas anak. Misalnya pernikahan dini,

minimnya pendidikan, perdagangan anak, penganiayaan anak dan mempekerjakan anak di

bawah umur. Pernikahan dini banyak terjadi di pedesaan, 46,5% perempuan menikah sebelum

mencapai 18 tahun dan 21,5% menikah sebelum mencapai 16 tahun. Survey terhadap pekerja

seks komersial (PSK) di lokalisasi Doli, di Surabaya ditemukan bahwa 25% dari mereka

pertama kali bekerja berumur kurang dari 18 tahun (Ruth Rosenberg, 2003).

Contoh kasus paling nyata dan paling segar adalah pernikahan yang dilakukan oleh

Kyai Pujiono Cahyo Widianto atau dikenal dengan Syekh Puji dengan Lutfiana Ulfa (12

tahun). Di dalam pernikahan itu seharusnya melanggar Undang Undang perkawinan dan

Undang Undang perlindungan anak.

Kasus ini juga ikut membuat Seto Mulyadi, Ketua KOMNAS Perlindungan Anak

(3)

Ulfa melanggar tiga Undang Undang sekaligus. Pelanggaran pertama yang dilakukan Syekh

Puji adalah terhadap Undang Undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Di dalam Undang

Undang tersebut disebutkan bahwa perkawinan dengan anak-anak dilarang. Pelanggaran

kedua, dilakukan terhadap Undang Undang No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

yang melarang persetubuhan dengan anak.

Dan yang terakhir, pelanggaran yang dilakukan terkait dengan Undang Undang No. 13

tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Setelah menikah, anak itu dipekerjakan dan itu

seharusnya dilarang. Selain itu, seharusnya di umur Lutfiana Ulfa yang sekarang adalah masa

untuk tumbuh dan berkembang, bersosialisasi, belajar, menikmati masa anak-anak dan

bermain

Pelanggaran HAM di Internasional

Kejahatan terhadap umat manusia adalah istilah di dalam hukum internasional yang

mengacu pada tindakan pembunuhan massal dengan penyiksaan terhadap tubuh dari

orang-orang, sebagai suatu kejahatan penyerangan terhadap yang lain. Para sarjana Hubungan

internasional telah secara luas menggambarkan "kejahatan terhadap umat manusia" sebagai

tindakan yang sangat keji, pada suatu skala yang sangat besar, yang dilaksanakan untuk

mengurangi ras manusia secara keseluruhan. Biasanya kejahatan terhadap kemanusian

dilakukan atas dasar kepentingan politis, seperti yang terjadi di Jerman oleh pemerintahan

Hitler serta yang terjadi di Rwanda dan Yugoslavia

Diatur dalam Statuta Roma dan diadopsi dalam Undang-Undang no. 26 tahun 2000

tentang pengadilan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia. Menurut UU tersebut dan juga

sebagaimana diatur dalam pasal 7 Statuta Roma, definisi kejahatan terhadap kemanusiaan

ialah Perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik

yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terdapat penduduk sipil.

Kejahatan terhadap kemanusiaan ialah salah satu dari empat Pelanggaran HAM berat

yang berada dalam yurisdiksi International Criminal Court. Pelanggaran HAM berat lainnya

ialah Genosida,Kejahatan perang, dan kejahatan Agresi.

[sunting]Pengadilan kriminal internasional

Pada tahun 2002 di kota Hague di Belanda dibentuklah suatu pengadilan kriminal

internasional yang dalam bahasa Inggris disebut International Criminal Court (ICC) dan

Statuta Roma memberikan kewenangan kepada ICC untuk mengadili kejahatan genosida,

kejahatan terhadap perikemanusiaan dan kejahatan perang.

Kejahatan-kejahatan terhadap perikemanusiaan sebagaimana yang dimaksud dalam

pasal 7 Statuta Roma tersebut adalah serangan yang meluas atau sistematik yang ditujukan

secara langsung terhadap penduduk sipil dengan tujuan ::

(4)

b) Pemusnahan

c) Perbudakan;

d) Pengusiran atau pemindahan penduduk

e) Perampasan kemerdekaan / perampasan kebebasan fisik lain

f) Menganiaya;

g) Memperkosa, perbudakan seksual, memaksa seorang menjadi pelacur, menghamili secara paksa, melakukan sterilisasi secara paksa, ataupun bentuk kejahatan seksual

lainnya ;

h) Penyiksaan terhadap kelompok berdasarkan

alasan politik, ras, kebangsaan, etnis, kebudayaan, agama, jenis kelamin (gender)

sebagaimana diatur dalam artikel 3 ICC ataupun adengan alasan-alasan lainnya

yang secara umum diketahui sebagai suatu alasan yang dilarang oleh hukum

internasional

i) Penghilangan seseorang secara paksa;

j) Kejahatan apartheid;

k) Perbuatan lainnya yang tak berperikemanusiaan yang dilakukan secara sengaja

sehingga mengakibatkan penderitaan, luka parah baik tubuh maupun mental

ataupun kesehatan fisiknya.

Uapaya Penegakan HAM

Peranan Pemerintah dalam Penegakan HAM

Dewasa ini hak asasi manusia tidak lagi dipandang sekadar sebagai perwujudan faham

individualisme dan liberalisme. Hak asasi manusia lebih dipahami secara humanistis sebagai

hak-hak yang inheren dengan harkat dan martabat kemanusiaan, apapun latar belakang ras,

etnik, agama, warna kulit, jenis kelamin dan pekerjaannya. Dewasa ini pula banyak kalangan

yang berasumsi negatif terhadap pemerintah dalam menegakkan HAM. Sangat perlu diketahui

bahwa pemerintah Indonesia sudah sangat serius dalam menegakkan HAM. Hal ini dapat kita

lihat dari upaya pemerintah sebagai berikut;

1. Indonesia menyambut baik kerja sama internasional dalam upaya menegakkan HAM

di seluruh dunia atau di setiap negara dan Indonesia sangat merespons terhadap

pelanggaran HAM internasional hal ini dapat dibuktikan dengan kecaman Presiden

atas beberapa agresi militer di beberapa daerah akhir-akhir ini contoh; Irak,

Afghanistan, dan baru-baru ini Indonesia juga memaksa PBB untuk bertindak tegas

kepada Israel yang telah menginvasi Palestina dan menimbulkan banyak korban sipil,

wanita dan anak-anak.

(5)

telah ditunjukkan dalam prioritas pembangunan Nasional tahun 2000-2004 (Propenas)

dengan pembentukan kelembagaan yang berkaitan dengan HAM. Dalam hal

kelembagaan telah dibentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dengan kepres

nomor 50 tahun 1993, serta pembentukan Komisi Anti Kekerasan terhadap perempuan

3. Pengeluaran Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia ,

Undang-undang nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM, serta masih banyak

UU yang lain yang belum tersebutkan menyangkut penegakan hak asasi manusia.

Menjadi titik berat adalah hal-hal yang tercantum dalam UU nomor 39 tahun 1999 tentang

hak asasi manusia adalah sebagai berikut;

1. Hak untuk hidup.

2. Hak berkeluarga.

3. Hak memperoleh keadilan.

4. Hak atas kebebasan pribadi.

5. Hak kebebasan pribadi

6. Hak atas rasa aman.

7. Hak atas kesejahteraan.

8. Hak turut serta dalam pemerintahan.

9. Hak wanita

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

masyarakat Mandar di Kecamatan Sendana Kabupaten Majene ialah diantaranya: (1) penentuan calon dilihat dari akhlaknya yang baik (agama); (2) penjajakan dengan maksud

Vinsentia Ismijati, SST Surabaya dengan hasil penelitian : ada hubungan antara Mobilisasi dini dengan Involusi Uterus pada ibu nifas di BPS Vinsentia Ismijati,

Dalam pendekatan behaviorisme , individulah yang dipandang secara aktual melakukan kegiatan politik, sedangkan perilaku lembaga politik pada dasarnya merupakan perilaku

Pada permulaan tahun 1970 an cara pendekatan yang dilakukan oleh IMO dalam membuat peraturan yang berhubungan dengan Marina Pollution pada dasarnya sama

Program ini dirancang untuk memudahkan puskesmas dalam pengelolaan data dan informasi dengan input seminim mungkin dan output semaksimal mungkin... pelayanan dalam gedung : SIMPUS

Pengaruh Perilaku Keberagamaan Orang Tua terhadap Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Anak Kelas VI SDN. Purworejo Kecamatan Ringinarum Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran