• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN ESTIMASI

BIAYA

PROCESS COSTING (LANJUTAN)

(2)

Masalah-masalah Khusus

1. Memperlakukan dan mencatat

produk hilang

2. Memperlakukan dan mencatat

produk rusak

3. Memperlakukan dan mencatat

produk cacat

(3)

Produk Hilang dalam

Proses

Bila nilai produk yang hilang cukup

besar, maka harus diperhitungkan

pengaruhnya terhadap penentuan

harga pokok produk. Dalam hal ini

digunakan anggapan sebagai berikut :

A. Produk hilang dianggap terjadi pada awal proses

Dianggap produk hilang tersebut belum menyerap biaya, maka tidak masuk

dalam perhitungan unit ekuivalen

B. Produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses

Dianggap produk hilang tersebut telah menyerap biaya, maka dimasukkan

(4)

Contoh 1. (Hilang Awal Proses)

PT. GAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses melalui 2 departemen produksi. Informasi

berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi adalah sebagai berikut:

Data produksiKeterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 unit 100.000 unit Barang selesai 100.000 unit 85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit 10.000 unit Produk hilang awal 5.000 unit 5.000 unit Tingkat penyelesaian BDP akhir

(5)

Contoh 1.

Biaya produksi

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 1:

Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%)= 120.000

Konversi = 100.000 + (20.000 x 75%) = 115.000

Jenis Biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp. 6.000.000

(6)

Contoh 1.

Menghitung Biaya per unit :

Bahan = Rp. 6.000.000 : 120.000 = Rp. 50

Tenaga kerja = Rp. 3.450.000 : 115.000 = Rp. 30

Overhead = Rp. 1.725.000 : 115.000 = Rp. 15 +

= Rp. 11.175.000 Rp 95

Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai di transfer ke Dep.2=

(7)

Contoh 1.

Harga pokok BDP akhir

Bahan 100% x 20.000 x Rp.50 = Rp. 1.000.000

Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp. 30 = Rp. 450.000

Overhead 75% x 20.000 x Rp. 15 = Rp. 225.000

Rp. 1.675.000

(8)

Contoh 1.

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 2:

Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%)= 95.000

Konversi = 85.000 = (10.000 x 50%) = 90.000

Menghitung Biaya per unit Departemen 2:

Bahan = Rp. 9.500.000 : 95.000 = Rp. 100 Tenaga kerja = Rp. 6.300.000 : 90.000 = Rp.

70

Overhead = Rp. 3.600.000 : 90.000 = Rp. 40 +

(9)

Contoh 1.

Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai di transfer ke gudang =

85.000 x Rp. 210= Rp. 17.850.000 Harga pokok BDP akhir

Bahan 100% x 10.000 x Rp100 = Rp. 1.000.000

Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp.70 = Rp. 350.000

Overhead 75% x 20.000 x Rp.40 = Rp. 200.000

Rp. 1.550.000

(10)

Jurnal untuk contoh 1.

Mencatat biaya produksi, produk selesai, dan yang belum selesai

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 1 11.175.000

Material 6.000.000 Payroll 3.450.000 FOH control Dept.1 1.725.000

Work in process-transfer Dept.2 9.500.000 Work in process inventory 1.675.000

(11)

Jurnal untuk contoh 1.

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 2 9.900.000

Payroll 6.300.000 FOH control Dept.2 3.600.000

Finished good inventory 17.850.000 Work in process inventory 1.550.000

(12)

Contoh 2. (Hilang Akhir Proses)

PT. GAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses melalui 2 departemen produksi. Informasi

berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi adalah sebagai berikut:

Data produksiKeterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 unit 100.000 unit Barang selesai 100.000 unit 85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit 10.000 unit Hilang akhir 5.000 unit 5.000 unit Tingkat penyelesaian BDP akhir

(13)

Contoh 2.

Biaya produksi

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 1:

Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) +5.000= 125.000

Konversi= 100.000 + (20.000 x 75%) +5.000= 120.000

Jenis Biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp. 5.000.000

(14)

Contoh 2.

Menghitung Biaya per unit :

Bahan = Rp. 5.000.000 : 125.000 = Rp. 40 Tenaga kerja = Rp. 2.400.000 : 120.000 =

Rp. 20

Overhead = Rp. 1.200.000 : 120.000 = Rp. 10 +

= Rp. 8.600.000 Rp 70

Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai=100.000 xRp.70=Rp.7.000.000

Harga pokok barang hilang akhir=5.000 xRp.70=Rp.350.000

(15)

Contoh 2.

Harga pokok BDP akhir

Bahan 100% x 20.000 x Rp 40 = Rp. 800.000

Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp. 30 = Rp. 300.000

Overhead 75% x 20.000 x Rp. 10 = Rp. 150.000

Rp. 1.250.000

(16)

Contoh 2.

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 2:

Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%)+5.000= 100.000

Konversi= 85.000 + (10.000 x 50%) +5.000= 95.000

(17)

Contoh 2.

Perhitungan harga pokok

HP barang selesai =85.000 x Rp.173,5 = Rp.14.747.500

HP barang hilang akhir= 5.000 x Rp.173.5 = Rp. 867.500

HP barang selesai ditransfer ke gudang Rp.15.615.000

Harga pokok BDP akhir

(18)

Jurnal untuk contoh 2.

Mencatat biaya produksi, produk selesai, dan yang belum selesai

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 1 8.600.000

Material 5.000.000 Payroll 2.400.000 FOH control Dept.1 1.200.000

Work in process-transfer Dept.2 7.350.000 Work in process inventory 1.250.000

(19)

Jurnal untuk contoh 2.

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 2 9.500.000

Payroll 5.700.000 FOH control Dept.2 3.800.000

Finished good inventory 15.615.000 Work in process inventory 1.235.000

(20)

Produk Rusak dalam

Pengolahan

Produk rusak dapat terjadi pada tiap

tingkatan produksi dan setiap

departemen produksi. Produk rusak

telah menyerap biaya, sehingga

bagaimana perlakuannya akan

berbeda antara yang tidak laku dijual

dan yang laku dijual

Unit produk rusak ditambahkan

dalam unit ekivalen produksi di

departemen yang bersangkutan

karena telah menyerap biaya.

Perlakuan harga pokok produk rusak

(21)

Produk Rusak dalam

Pengolahan

a) Harga pokok barang selesai dan harga pokok barang dalam proses, bila rusak normal terjadi

b) Rugi produk rusak, bila rusak abnormal terjadi

Perlakuan hasil penjualan produk

rusak

Hasil penjualan produk rusak akan

diperlakukan sebagai :

a) Pengurangan elemen biaya produksi

atau penambah other income bila rusak normal terjadi

(22)

Contoh 3. (Rusak normal tidak laku dijual)

PT. GAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses melalui 2 departemen produksi. Informasi

berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi adalah sebagai berikut:

Data produksiKeterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 unit 100.000 unit Barang selesai 100.000 unit 85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit 10.000 unit Produk rusak normal 5.000 unit 5.000 unit Tingkat penyelesaian BDP akhir

(23)

Contoh 3.

Biaya produksi

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 1:

Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) +5.000= 125.000

Konversi= 100.000 + (20.000 x 75%) +5.000= 120.000

Jenis Biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp. 5.000.000

(24)

Contoh 3.

Menghitung Biaya per unit :

Bahan = Rp. 5.000.000 : 125.000 = Rp. 40 Tenaga kerja = Rp. 2.400.000 : 120.000 =

Rp. 20

Overhead = Rp. 1.200.000 : 120.000 = Rp. 10 +

= Rp. 8.600.000 Rp 70

Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai=100.000 xRp.70=Rp.7.000.000

Harga pokok barang rusak = 5.000 xRp.70=Rp. 350.000

(25)

Contoh 3.

Harga pokok BDP akhir

Bahan 100% x 20.000 x Rp 40 = Rp. 800.000

Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp. 30 = Rp. 300.000

Overhead 75% x 20.000 x Rp. 10 = Rp. 150.000

Rp. 1.250.000

(26)

Contoh 3.

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 2:

Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%)+5.000= 100.000

Konversi= 85.000 + (10.000 x 50%) +5.000= 95.000

(27)

Contoh 3.

HP barang selesai ditransfer ke gudang Rp.15.615.000

Harga pokok BDP akhir

(28)

Jurnal untuk contoh 3.

Mencatat biaya produksi, produk selesai, dan yang belum selesai

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 1 8.600.000

Material 5.000.000 Payroll 2.400.000 FOH control Dept.1 1.200.000

Work in process-transfer Dept.2 7.350.000 Work in process inventory 1.250.000

(29)

Jurnal untuk contoh 3.

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 2 9.500.000

Payroll 5.700.000 FOH control Dept.2 3.800.000

Finished good inventory 15.615.000 Work in process inventory 1.235.000

(30)

Contoh 4. (Rusak normal laku dijual)

PT. GAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses melalui 2 departemen produksi. Informasi

berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi adalah sebagai berikut:

Data produksiKeterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 unit 100.000 unit Barang selesai 100.000 unit 85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit 10.000 unit Produk rusak normal 5.000 unit 5.000 unit Tingkat penyelesaian BDP akhir

(31)

Contoh 4.

Biaya produksi

Bila barang rusak laku dijual untuk

departemen 1 Rp.40 per unit sedangkan di departemen 2 Rp.100 per unit. Hasil

penjualan produk rusak tersebut dapat : 1. Diperlakukan sebagai other income

2. Diperlakukan mengurangi biaya produksi 3. Diperlakukan mengurangi salah satu

elemen biaya produksi

Jenis Biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp. 5.000.000

(32)

Jurnal untuk contoh 4.

Bila hasil penjualan diperlakukan sebagai other income. Jawaban contoh 4 sama dengan contoh 3, perbedaan hanya pada adanya jurnal hasil

penjualan produk rusak Description Debit Credit

Work in process – Dept. 1 8.600.000

Material 5.000.000 Payroll 2.400.000 FOH control Dept.1 1.200.000

Work in process-transfer Dept.2 7.350.000 Work in process inventory 1.250.000

Work in process- Dept. 1 8.600.000

Cash 200.000

(33)

Jurnal untuk contoh 4.

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 2 9.500.000

Payroll 5.700.000 FOH control Dept.2 3.800.000

Finished good inventory 15.615.000 Work in process inventory 1.235.000

Work in process- Dept. 2 16.850.000

Cash 500.000

(34)

Contoh 5. (Rusak abnormal tidak laku dijual)

PT. GAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses melalui 2 departemen produksi. Informasi

berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi adalah sebagai berikut:

Data produksiKeterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 unit 100.000 unit Barang selesai 100.000 unit 85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit 10.000 unit Produk rusak abnormal 5.000 unit 5.000 unit Tingkat penyelesaian BDP akhir

(35)

Contoh 5.

Biaya produksi

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 1:

Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) +5.000= 125.000

Konversi= 100.000 + (20.000 x 75%) +5.000= 120.000

Jenis Biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp. 5.000.000

(36)

Contoh 5.

Menghitung Biaya per unit :

Bahan = Rp. 5.000.000 : 125.000 = Rp. 40

(37)

Contoh 5.

Harga pokok BDP akhir

Bahan 100% x 20.000 x Rp 40 = Rp. 800.000

Tenaga kerja 75% x 20.000 x Rp. 30 = Rp. 300.000

Overhead 75% x 20.000 x Rp. 10 = Rp. 150.000

Rp. 1.250.000

(38)

Contoh 5.

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 2:

Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%)+5.000= 100.000

Konversi= 85.000 + (10.000 x 50%) +5.000= 95.000

Menghitung Biaya per unit Departemen 2:

Bahan = Rp. 7.000.000 : 100.000 = Rp. 70 Tenaga kerja = Rp. 5.700.000 : 95.000 = Rp.

60

Overhead = Rp. 3.800.000 : 95.000 = Rp. 40 +

(39)

Contoh 5.

Perhitungan harga pokok

HP barang selesai ditransfer ke gudang =85.000 x Rp.170 =

Rp.14.450.500

HP barang rusak = 5.000 x Rp.170 = Rp. 850.500

Harga pokok BDP akhir

(40)

Jurnal untuk contoh 5.

Mencatat biaya produksi, produk selesai, dan yang belum selesai

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 1 8.600.000

Material 5.000.000 Payroll 2.400.000 FOH control Dept.1 1.200.000

Work in process-transfer Dept.2 7.000.000 Loss from spoiled good 350.000 Work in process inventory 1.250.000

(41)

Jurnal untuk contoh 5.

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 2 9.500.000

Payroll 5.700.000 FOH control Dept.2 3.800.000

Finished good inventory 14.450.000 Loss from spoiled good 850.000 Work in process inventory 1.200.000

(42)

Contoh 6. (Rusak abnormal laku dijual)

PT. GAMA memproduksi produk X dengan menggunakan metode harga pokok proses melalui 2 departemen produksi. Informasi

berkaitan dengan penyusunan laporan biaya produksi adalah sebagai berikut:

Data produksiKeterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 unit 100.000 unit Barang selesai 100.000 unit 85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit 10.000 unit Produk rusak abnormal 5.000 unit 5.000 unit Tingkat penyelesaian BDP akhir

(43)

Contoh 6.

Biaya produksi

Bila barang rusak laku dijual untuk

departemen 1 Rp.40 per unit sedangkan di departemen 2 Rp.100 per unit. Jawaban

contoh 6 sama dengan jawaban contoh 5, hanya berbeda pada adanya jurnal hasil penjualan produk rusak

Jenis Biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp. 5.000.000

(44)

Jurnal untuk contoh 6.

Mencatat biaya produksi, produk selesai,dan yang belum selesaiDescription Debit Credit

Work in process – Dept. 1 8.600.000

Material 5.000.000 Payroll 2.400.000 FOH control Dept.1 1.200.000

Work in process-transfer Dept.2 7.000.000 Loss from spoiled good 350.000 Work in process inventory 1.250.000

Work in process- Dept. 1 8.600.000

Cash 200.000

(45)

Jurnal untuk contoh 6.

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 2 9.500.000

Payroll 5.700.000 FOH control Dept.2 3.800.000

Finished good inventory 14.450.000 Loss from spoiled good 850.000 Work in process inventory 1.200.000

Work in process- Dept. 2 16.500.000

Cash 500.000

(46)

Produk Cacat dalam

Pengolahan

Produk cacat dapat terjadi pada tiap

tingkat produksi dan setiap

departemen. Produk cacat masih

ekonomis diperbaiki, sehingga

bagaimana perlakuan biaya perbaikan

baik normal terjadi maupun tidak

normal

Unit produk cacat ditambahkan dalam

unit ekuivalen karena telah menyerap

biaya.

Biaya perbaikan produk cacat akan

ditambahkan pada :

a) Harga pokok produksi departemen ybs, bila cacat normal terjadi

(47)

Contoh 7. (Produk Cacat Normal)

PT. SAGA mengolah produk melalui 2

departemen. Dalam kedua tahap pengolahan produk tersebut mengalami cacat dan

langsung diperbaiki menjadi produk selesai

Data produksiKeterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 unit 100.000 unit Barang selesai 100.000 unit 85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit 10.000 unit Barang cacat 5.000 unit 5.000 unit Tingkat penyelesaian BDP akhir

(48)

Contoh 7.

Biaya produksi

Biaya perbaikan produk cacat

Jenis Biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp. 5.000.000

-Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp. 5.700.000 Overhead pabrik Rp. 1.200.000 Rp. 3.800.000

Jenis Biaya Departemen 1 Departemen 2

(49)

Contoh 7.

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 1:

Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) +5.000= 125.000

Konversi= 100.000 + (20.000 x 75%) +5.000= 120.000

Menghitung Biaya per unit :

Bahan = Rp. 5.000.000 + 250.000 : 125.000 = Rp. 42

Tenaga kerja = Rp. 2.400.000 + 240 .000: 120.000 = Rp. 22

Overhead = Rp. 1.200.000 + 120.000 : 120.000 = Rp. 11

= Rp. 8.600.000 610.000 Rp 75

(50)

Contoh 7.

Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai ditransfer ke Dep.2=

= 105.000 xRp.75=Rp.7.875.000 Harga pokok BDP akhir

Bahan 100% x 20.000 x Rp 42 = Rp.

(51)

Contoh 7.

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 2:

Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%)+5.000= 100.000

Konversi= 85.000 + (10.000 x 50%) +5.000= 95.000

(52)

Contoh 7.

Perhitungan harga pokok

HP barang selesai ditransfer ke gudang =90.000 x Rp.195 =

Rp.17.550.000

Harga pokok BDP akhir

Bahan 100% x 10.000 x Rp.85 = Rp. 850.000

Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp.65 = Rp. 325.000

Overhead 50% x 10.000 x Rp.45 = Rp. 225.000

Rp. 1.400.000

(53)

Jurnal untuk contoh 7.

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 1 8.600.000

Material 5.000.000 Payroll 2.400.000 FOH control Dept.1 1.200.000

Work in process-Dept 1 610.000

Material 250.000 Payroll 240.000 FOH control Dept.1 120.000

Work in process –transfer Dept 2 7.875.000 Work in process inventory 1.335.000

(54)

Jurnal untuk contoh 7.

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 2 9.500.000

Payroll 5.700.000 FOH control Dept.2 3.800.000

Work in process-Dept 2 1.575.000

Material 625.000 Payroll 475.000 FOH control Dept.2 475.000

Finished good inventory 17.550.000 Work in process inventory 1.400.000

(55)

Contoh 8. (Produk Cacat Abnormal)

PT. SAGA mengolah produk melalui 2

departemen. Dalam kedua tahap pengolahan produk tersebut mengalami cacat dan

langsung diperbaiki menjadi produk selesai

Data produksiKeterangan Departemen 1 Departemen 2

Masuk dalam proses 125.000 unit 100.000 unit Barang selesai 100.000 unit 85.000 unit Barang dalam proses akhir 20.000 unit 10.000 unit Barang cacat 5.000 unit 5.000 unit Tingkat penyelesaian BDP akhir

(56)

Contoh 8.

Biaya produksi

Biaya perbaikan produk cacat

Jenis Biaya Departemen 1 Departemen 2

Bahan Rp. 5.000.000

-Tenaga kerja Rp 2.400.000 Rp. 5.700.000 Overhead pabrik Rp. 1.200.000 Rp. 3.800.000

Jenis Biaya Departemen 1 Departemen 2

(57)

Contoh 8.

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 1:

Bahan = 100.000 + (20.000 x 100%) +5.000= 125.000

Konversi= 100.000 + (20.000 x 75%) +5.000= 120.000

Menghitung Biaya per unit :

Bahan = Rp. 5.000.000 : 125.000 = Rp. 40 Tenaga kerja = Rp. 2.400.000 : 120.000 =

Rp. 20

Overhead = Rp. 1.200.000 : 120.000 = Rp. 10

(58)

Contoh 8.

Perhitungan harga pokok

Harga pokok barang selesai ditransfer ke Dep.2=

= 105.000 xRp.70=Rp.7.350.000 Harga pokok BDP akhir

Bahan 100% x 20.000 x Rp 40 = Rp.

(59)

Contoh 8.

Menghitung Unit ekuivalen Departemen 2:

Bahan = 85.000 + (10.000 x 100%)+5.000= 100.000

Konversi= 85.000 + (10.000 x 50%) +5.000= 95.000

(60)

Contoh 8.

Perhitungan harga pokok

HP barang selesai ditransfer ke gudang =90.000 x Rp.173,5 =

Rp.15.615.000

Harga pokok BDP akhir

Bahan 100% x 10.000 x Rp73,5 = Rp. 735.000

Tenaga kerja 50% x 10.000 x Rp.60 = Rp. 300.000

Overhead 50% x 10.000 x Rp.40 = Rp. 200.000

Rp. 1.235.000

(61)

Jurnal untuk contoh 8.

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 1 8.600.000

Material 5.000.000 Payroll 2.400.000 FOH control Dept.1 1.200.000

Loss from defective good 610.000

Material 250.000 Payroll 240.000 FOH control Dept.1 120.000

Work in process –transfer Dept 2 7.350.000 Work in process inventory 1250.000

(62)

Jurnal untuk contoh 8.

Description Debit Credit

Work in process – Dept. 2 9.500.000

Payroll 5.700.000 FOH control Dept.2 3.800.000

Loss from defective good 1.575.000

Material 625.000 Payroll 475.000 FOH control Dept.2 475.000

Finished good inventory 15.615.000 Work in process inventory 1.235.000

Referensi

Dokumen terkait

kemitraan antara pemerintah, usaha swasta dan masyarakat lokal. Pengembangan ekonomi lokal juga memerlukan kerjasama antara aktor-aktor yang terlibat. Aktor-aktor

konsumen tidak akan diberikan barang dengan kualitas yang lebih rendah dari pada harga. yang

Untuk Mata Kuliah Pilihan Hotel 1, Tourism 1, Broadcasting 1, TEYL 1, Basa Jawa 1 dan Interpreting 1 wajib membayar biaya Praktek Lapangan (Field Study) ke Rekening Prodi a.n..

Klaster 2 mempunyai ciri tingkat Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-rata Lama Sekolah (RLS), Harapan Lama Sekolah (HLS) yang “rendah” dan tingkat Pengeluaran Per Kapita

Sedangkan maksud dan tujuan penelitian ini adalah menerapkan metode two stage least square (2 SLS) dalam mengatasi permasalahan endogenitas pada analisis regresi

Tujuan dari tahap penerimaan adalah untuk memberikan penyambutan kepada pelanggan, memastikan bahwa kendaraan pelanggan diperbaiki dengan benar pada waktu pertama kali, dengan

Integrasi sistem informasi dapat dicapai dengan aplikasi yang terintegrasi pada unit Farmasi dan Rumah Sakit, semua data akan terkumpul menjadi satu pada database di suatu server