• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD DI RUANG GUNUNG JATI DI RSI SAKINAH KABUPATEN MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD DI RUANG GUNUNG JATI DI RSI SAKINAH KABUPATEN MOJOKERTO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD DI RUANG GUNUNG JATI DI RSI SAKINAH

KABUPATEN MOJOKERTO LIA HERLINA

11001075

Subject : Infark, Myocard, Asuhan Keperawatan DESCRIPTION

Asuhan Keperawatan yang merupakan suatu tindakan kegiatan atau proses dalam praktik keperawatan yang meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan individu atau kelompok, baik yang aktual maupun potensial kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikannya, mengurangi, atau mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang di kerjakan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infark Myocard di Ruang Gunung Jati di RSI sakinah Kabupaten Mojokerto

Jenis penelitian ini Studi Kasus, yakni merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian suatu unit penelitian secara intensif, variabel Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infark Myocard, tehnik sampling dengan consecutive sampling, didapatkan sampel sebanyak 2 responden, penelitian dilaksanakan di RSI Sakinah Kota Mojokerto pada tanggal 09 15 Mei 2014 dengan menggunakan wawancara. Data yang dikumpulkan melalui wawancara kemudian akan diolah melalui tahap editing, coding, dan di sajikan dalam bentuk pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa asuhan keperawatan Infark Myocard yang dilakukan di RSI Sakinah Mojokerto meliputi upaya pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Asuhan Keperawatan pasien Infark Miokard di fokuskan pada nyeri dada, oleh karena itu petugas kesehatan yang terkait diharapkan tetap mempertahankan atau meningkatkan lagi mutu pelayanan asuhan keperawatan agar lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan keperawatan pasien dalam memperoleh asuhan keperawatan.

ABSTRACT

Nursing care is an action of nursing activity or process of nursing practise consist of identification health problems of individuals or groups, either actually or potentially then, plan action to finish reduce or prevent the new problem happened also perform it or order to the other people to perform nursing care also evaluate its success from the action done. The purpose of the study is to know the implementation of the Nursing Care In Myocardial Infarction Patients in the room Gunung Jati of RSI Sakinah Mojokerto.

(2)

Infarction patiens, the sampling techniques uses consecutive sampling the sample gets 2 respondents, it the reserd had been done in RSI Sakinah, Mojokerto on 9th to 15th May 2014, with using interview. The data are collected with interviews and than will be processed by editing, coding, and presented in the form of discussion.

The results showed, that the nursing care of myocardial infraction performed by RSI Sakinah Mojokerto include assessment, nursing diagnosis, planning, implementation and evaluation.

Nursing care of patients with myocardial infraction focuses on chest pain. Therefore the associated health workes are expected to retain or improve their quality of nursing care services for better until improve the nursing care of patients in getting nursing care.

Keyword : Infarct, Myocard, Nursing Care Contributor : Dr. Nurwidji ,MHA.,Msi

: Vonny Nurmalya M, S.Kep.Ns Date : 14 Mei 2014

Type Material : Laporan Penelitian

URL :

Right : Open Document Summary :

LATAR BELAKANG

Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut American Heart Association semakin banyak kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan gabungan ketujuh penyebab kematian utama berikutnya. Hal ini menunjukkan terjadinya satu kematian akibat penyakit kardiovaskuler tiap 33 detik. Pencegahan primer -identifikasi dini dan modifikasi faktor resiko bagi timbulnya penyakit kardiovaskuler penting dilakukan untuk menurunkan angka mortalitas, morbiditas, dan angka kecacatan. Salah satu penyakit kardiovaskuler adalah Iskemia yang berlangsung lebih dari 30 - 45 menit akan menyebabkan kerusakan sel irreversibel serta nekrosis atau kematian otot. Bagian miokardium yang mengalami infark atau nekrosis akan berhenti berkontraksi secara permanen.

(3)

Dari data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan tahun 2007 diketahui bahwa, 31,9% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Yang paling sering terjadi adalah akibat proses aterosklerosis, yakni penimbunan lemak dan perkapuran dinding pembuluh darah yang berlangsung bertahun - tahun, mengakibatkan penyempitan dan penyumbatan total pembuluh darah. Bila penyumbatan total terjadi di pembuluh darah koroner akan mengakibatkan serangan jantung (Infark Miokard) yang mungkin diikuti kematian mendadak atau gagal jantung. Sedangkan penyumbatan pembuluh darah otak berakibat stroke dan penyumbatan pembuluh darah perifer sering kali harus diselesaikan dengan amputasi. Penyakit kardiovaskuler menyerang berbagai lapisan masyarakat tak terkecuali golongan sosial ekonomi bawah (Riskesdas, 2007).

Infark Miokard diawali proses berkurangnya pasokan oksigen (iskemia) jantung yang disebabkan oleh berbagai hal antara lain aterosklerotik, trombiarterial, spasme, emboli koroner, anomali kongenital, yang merupakan gangguan pada pembuluh darah koroner. Penyebab gangguan pada jantung seperti hipertrofi ventrikel, dan penyakit sistemik seperti anemia akan menyebabkan penurunan kapasitas pembawa oksigen (O2). Thrombus menyumbat

aliran darah arteri koroner, sehingga suplai nutrisi dan O2 kebagian distal

terhambat. Sel otot jantung bagian distal mengalami hipoksia iskemik infark, kemudian serat otot menggunakan sisa akhir oksigen dalam darah, hemoglobin menjadi teroduksi secara total dan menjadi berwarna biru gelap, dinding arteri menjadi permeable, terjadilah edmatosa sel, sehingga sel mati. Predisposisi penyakit ini antara lain, usia tua, jenis kelamin di mana pria lebih cenderung terkena penyakit ini, hiperkolestrolemia, diabetes, hipertensi, dan obesitas (WHO, 2004). Diagnosis Infark Miokard ditegakkan bila terdapat dua dari tiga kriteria gejala Infark Miokard yaitu, nyeri dada lebih dari 30 menit yang mengarah kepada Infark Miokard, perubahan EKG, serta parameter biokimiawi seperti enzim AST, LDH, CK dan CK - MB. Pada kriteria Infark Miokard berdasarkan gejala klinik merupakan dasar diagnosis yang sangat penting, namun berdasarkan data statistik, gejala klinik Infark Miokard sering tidak spesifik, yaitu kurang lebih terdapat pada sepertiga jumlah penderita Infark Miokard, Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan berdampak besar terhadap peningkatan mutu pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang dilaksanakan oleh tenaga perawat profesional, dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerja sama dengan profesi lain. Perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan keperawatan untuk pasien baik secara individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dengan memandang manusia secara biopsikososial spiritual yang kompeherensif. Sebagai tenaga yang profesional dalam melaksanakan tugasnya diperlukan suatu sikap yang menjamin terlaksananya tugas tersebut dengan baik dan bertanggung jawab secara moral. Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 18 februari 2014 di Ruang Gunung Jati di RSI Sakinah Mojokerto terdapat 1 pasien Infark Miokard dalam pelaksanaan asuhan keperwatan yang dilakukan sesuai asuhan keperawatan Infark Miokard.

(4)

asuhan memberikan bantuan kepada klien dan keluarga klien dengan menggunakan energi dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Penatalaksanaan infark miokard dilakukan dengan istirahat total, diet makanan lunak rendah garam, pemasangan infus untuk pemberian obat intravena, oksigen untuk membantu pernafasan, pemberian obat anti nyeri seperti morfin, pemberian obat antikoagulan, dan pemberian streptokinase atau trombolisis yang bertujuan untuk memperbaiki kembali aliran pembuluh darah koroner. Tujuan dari terapi obat ini adalah untuk mengurangi risiko kematian, mengurangi rasa sakit, dan mencegah terjadinya komplikasi - komplikasi lainnya. Namun, penatalaksanaan ini tidak dapat mengembalikan sel - sel yang mati karena penyumbatan oleh trombus itu (Hidayat, 2004)

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini bersifatdeskriptif, pendekatan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Variable penelitian yang di teliti adalah Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infark Miokard di Ruang Gunung Jati di RSI Sakinah Mojokerto. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di Ruang Gunung Jati RSI Sakinah Mojokerto pada tahun 2014 dengan jumlah populasi 2 orang pada tanggal 09 15 Mei 2014. Tekhnik sampling yang digunakan adalahconsecutive samplingdengan jumlah sample 2 orang. Penelitian dilakukan di Ruang Gunung Jati di RSI Sakinah Mojokerto yang berlokasi di Jalan R.A.Basuni No.12 Sooko Mojokerto pada tanggal 09 15 Mei 2014. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner menggunakan indikator dilakukan dan tidak dilakukan. Dari 2 responden diklasifikasikan semua kriteria : 1) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infark Miokard Dilakukan, 2) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infark Miokard Tidak Dilakukan. Tekhnik analisa data yang digunakan adalah dengan cara Observasi dan Wawancara.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jumlah perawat di Ruang Gunung Jati memiliki jumlah 12 orang perawat terdiri dari 1 orang administrasi, jumlah pasien pada tahun 2011 sebanyak 59 orang, pada tahun 2012 sebanyak 54 orang dan pada tahun 2013 sebanyak 58 orang, dalam penelitian ini terdapat dua pasien yaitu pasien pertama bernama Tuan Paisa (69 tahun), berjenis kelamin laki-laki, agama islam, bahasa sehari-hari yaang digunakan adalah bahasa jawa, pendidikan SMA, pekerjaan wiraswasta, status kawin dan berlamat Jalan Jati Rowo Rawar.

(5)

Dari data obyektif dan subyektif didapatkan diganosa keperawatan yaitu Nyeri yang berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder. Perencanaan keperawatan adalah kaji skala nyeri, ajarakan tekhnik distraksi dan relaksasi, observasi tanda tanda vital, kolaborasi dengan tim medis dalamm pemberian analgetik. Implementasi keperawatan adalah mengkaji skala nyeri, mengajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi, mengobservasi tanda tanda vital, megkolaborasi dengan tim mendis dalam pemberian analgetik. Evaluasi di dapatkan secara subyektif Klien mengatakn masih merasakan nyeri nyeri seperti di tusuk tusuk, dengan skala 4 dan nyeri muncul tibatiba. Secara Obyektif keadaan umum pasien masih lemah, wajah meringis kesakitan, dengan tekanan darah sebesar 140/80 mmHg, denyut nadi dengan frekuensi 80 kali per menit, suhu tubuh sebesar 370 C, frekuensi pernafasan sebesar 24 kali per menit, Hasil analisa perawat menyatakan masalah teratasi sebagian yaitu skala nyeri awal 6 setelah dilakukan tindakan keperawatan skala nyeri berkurang menjadi 5, masalah yang terjadi klien masih merasakan nyeri. Planning lanjutkan intervensi mengkaji skala nyeri, pantau tanda –tanda vital dan ajarkan tekhnik relaksasi.

Didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan mual, nafsu makan menurun. Data obyektif adalah keadaan umum lemah, porsi makan yang dihabikan 2 sendok, klien muntah 3 kali. Dari data subyektif dan obyektif didapatkan diagnosa keperawatan yaitu resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anorexia. Perencanaan keperawatan adalah anjurkan makan sedikit tapi sering, anjurkan mengkonsumsi makanan selagi hangat, berikan posisi tegak selagi makan, kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit yang tepat. Implementasi keperawatan adalah menganjurkan makan sedikit tapi sering, menganjurkan mengkonsumsi makanan selagi hangat, memberikan posisi tegak selagi makan, mengkolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit yang tepat. Evaluasi yang didapatkan secara subyektif klien mengatakan nafsu makan berkurang disertai mual. Secara Obyektif keadaan umum lemah, mukosa bibir kering, porsi yang dihabiskan ½ sendok makan, klien masih muntah. Hasil analisa perawat yaitu masalah teratasi sebagian. Planning lanjutkan intervensi.

Pasien kedua bernama Tuan Rukun (47 tahun), berjneis kelamin laki-laki, agama islam, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa jawa, pendidikan SMP, pekerjaan wiraswasta, status kawin, dan beralamat Kintelan Puri.

(6)

nyeri 4. Hasil analisa perawat yaitu masalah teratasi sebagian. Palnning lanjutkan intervensi di antaranya kaji ulang karakteristik nyeri (P, Q, R, S, T), mengajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik.

Didapatkan data subyektif yaitu klien mengatakan sesak nafas. Data obyektif Keadaan umum lemah, gelisah, pasien menggunakan O23 liter per menit,

terlihat cuping hidung, tandatanda vital : tekanan darah : 150/90 mmHg, Nadi : 90 kali per menit, Suhu : 36,80C, pernfasan 26 kali per menit. Dari data subyektif dan data obyektif didapatkan diagnosa keperawatan Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan Penurunan suplai oksigen. Perencanaan keperawatan yaitu kaji tanda tanda vital, posisikan pasien semi fowler, pertahankan terapi O2,

kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat yang tepat. Implementasi keperawatan adalah mengkaji tanda tanda vital, memposisikan pasienn semi fowler, memppertahankan terapi o2, mengkolaborasi dengan tim

medis dalam pemberian terapi obat yang tepat. Evaluasi yang didapatkan secara subyektif klien mengatakan sesak masih dirasakan. Secara obyektif keadaan umum lemah, pasien tampak gelisah, pasien menggunakan O23 liter per menit,

terlihat cuping hidung, tekanan darah sebesar 150/90 mmHg, denyut nadi dengan frekuensi 90 kali per menit, suhu tubuh sebesar 36,50 C, frekuensi pernfasan sebesar 26 kali per menit. Hasil analisa perawat yaitu masalah belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi diantaranya kaji tanda tanda vital dengan posisikan pasien semi fowler, pertahankan terapi O2, kolaborasi dengan tim medis

dalam pemberian terapi obat yang tepat. PEMBAHSAN

Hasil penelitian bahwa pengkajian perawat terhadap Infark Miokard di Ruang Gunung Jati sudah lengkap sesuai dengan teori, pengkajian untuk pasien infark miokard meliputi, pengkajian, biodata, riwayat kesehatan sekarang, pengkajian fokus, nyeri atau tidak dan pernafasan. Pengkajian adalah adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperwatan. Pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap berikutnya. Kemampuan mengidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi pada tahap ini akan menetukan diagnosis keperawatan. Diagnosis yang di angkat akan menentukan desain perencanaan yang akan di tentukan. Selanjutnya, tindakan keperwatan dan evaluasi mengikuti perencanaan yang di buat. Oleh karena itu pengkajian harus di lakukan dengan teliti dan cermat sehingga seluruh kebutuhan pada klien dapat di identifiksi, pengkajian meliputi 3 kegiatan yaitu pengmpulan data, analisa data dan penentuan masalah keperwatan (Rohmah, 2013).

(7)

Berdasarkan hasil hasil pengkajian data bahwa semua data yang di kumpulkan merujuk pada tiga masalah yang di derita pasien yaitu nyeri, masalah nutrisi dan pernafasan, menurut peneliti masalah yang diangkat oleh perawat telah sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh penulis.

Perawat melakukan perencanaan sesuai dengan diagnosa yang muncul dan perencanaan tindakan direncanakan sesuai dengan teori. Untuk mengatasi nyeri direncanakan mengajarkan tekhnik distraksi dan relaksasi dan obat analgetik. Untuk mengatasi masalah nutrisi direncanakan mengkonsumsi makanan selagi hangat dan makan sedikit tapi sering. Untuk mengatasi pernafasan direncanakan yaitu memberikan terapi O2. Perencanaan adalah pengambangan strategi desain

untuk mencegah dan mengurangi serta mengatasi masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan sejauh mana perawat mampu menyelesaikan masalah dengan efektif (Rohmah, 2013). Perencanaan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang dirumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten. Rencana asuhan keperwatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang (Rohmah, 2013). Untuk intervensi nyeri obeservasi karakteristik, lokasi, waktu, dan perjalanan rasa nyeri dada tersebut, bantu klien melakukan tekhnik relaksasi misal nafas dalem, prilaku distraksi, visualisasi, atau bimbingan imajinasi, monitor tanda tanda vital (nadi dan tekanan darah) tiap dua jam, kolaborasi dengan tim kesehatan dalam pemberian analgetik. Untuk intervensi nutrisi ajarkan makan sedikit tapi sering, berikan makan yang menarik perhatian, kolaborasi dengan dokter pemberian fungsi obat. Untuk intervensi pernafasan, kaji pola tanda-tanda vital, observasi keadaan umum pasien, posisikan pasien semi fowler, Pertahankan O2 3 l/menit,

berikan obat sesuai program.

Perawat di RSI Sakinah telah melakukan perencanaan dengan cukup baik sesuai dengan intervensi yang di buat saat perencanaan tindakan keperawatan.

Hasil penelitian yang didapat bahwa perawat melakukan implementasi sesuai dengan perencanaan yang di buat. Implementasi adalah Pelaksanaan adalah realisasinrencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapakan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respons klien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru, adapun tahapan implementasi keperawatan yaitu tahap 1 persiapan, tahap 2 intervensi, tahap 3 dokumentasi (Rohmah, 2013).

Perawat RSI Sakinah dalam melakukan implementasi sudah sesuai dengan teori yang meliputi tahapan yaitu tahap 1 persiapan, tahap 2 intervensi dan tahap 3 dokumentasi. Dalam penelitian ini hanya berdasarkan dokumen data rekam medis sehingga peneliti tidak melihat secara langsung.

(8)

Hasil evaluasi yang dilakukan perawat menunjukkan perkembangan yang baik pada hari pertama klien merasa nyeri berkurang, nafsu makan bertambah dan klien merasakan sesak berkurang, pada hari kedua perkembangan lebih baik dari hari pertama yaitu klien merasa nyeri hilang, nafsu makan semakin bertambah dan sesak tidak dirasakan lagi. Hal itu menunjukkan implementasi dan perencanaan perawat sudah dapat mengimplementasi keluhan pasien.

SARAN

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Hendaknya meneliti Asuhan Keperawatan yang dilakukan menggunakan observasi secara langsung dan tidak menggunakan data dokumentasi.

2. Bagi Rumah Sakit

Hendaknya meningkatkan upaya monitoring dan evaluasi yang di berikan pada pasien Rumah Sakit dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan.

3. Bagi Ilmu Keperawatan

Institusi pendidikan hendaknya mengembangkan konsep Asuhan Keperawatan yang inovatif dan kreatif serta efisien untuk diberikan pada pasien infark miokard.

ALAMAT CORRESPODENSI

Email :Liaherlina2202@yahoo.com No. HP :

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database

Det lykkedes os ikke at svare på vores problemformulering i arbejdet med opgaven, og hvor opgaven i højere grad kom til at blive en redegørelse for Rambøll rapporten,

Dari pengukuran debit air dan tinggi jatuh air tersebut, dipergunakan untuk menentukan desain PLTMH unit 3 yang meliputi dimensi pipa pesat, jenis turbin air, dimensi

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik penderita berdasarkan jumlah, kelompok usia yang terbanyak, perbandingan jenis kelamin, tipe, keluhan utama, gejala

Coffee plant Cogeneration Cognition Cold, common Collagen Colloid Colobus monkeys Color Color blindness Colugos Coma Combinatorics Combustion Comet Hale-Bopp Comets

Pada saat praktikum lapang ilmu pengelolaan terumbu karang di pantai Kondang Merak, Kabupaten Malang pada tanggal 6 Desember 2014 kondisi perairan tidak

Secara teknikal Candle terbentuk Morning Doji Star yang mengindikasikan Bullish.. Indikator Stochastic

[r]