Proposal
kestaraan Hak Anak Dalam Pendididkan
Nama: Djuminti Rumakat
Nim : 150301048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN AMBON
2018
Jika menelusuri sejarah berkembangya masyarakat, upaya memperhatikan hak asasi manusia dan upaya meningkatkan kualitas dan martabat kemanusiaan dalam kehidupan bermasyarakat ternyata telah dimulai sejak zaman Yunani Kuno, yang dituangkan dalam Undang-Undang Romawi dan praktik keagamaan di seluruh dunia.
Ide penghargaan hak manusia di Amerika dicetuskan pada tahun 1776 dalam American Declaration of Independence. Kemudian menyusul French Declaration of rights of man and the citizen pada tahun 1789 (HEROC, 2004). Dalam Geneva Decralation yang disahkan oleh perserikatan bangsa-bangsa tahun 1942 terdapat satu pasal yang menghargai dan mengakui secara formal/legal hak anak, yang kemudian menjadi dasar undang-undang atas penghargaan dan pengakuan hak asasi anak.
Pada akhir perang Dunia ke II, perserikatan Bangsa-Bangsa meletakan dasar dan arah yang menjamin kehidupan yang damai dan aman serta ekonomi yang berkembang, dan juga mengamati pemberlakauan hak asasi manusia, termasuk di dalamnya hak untuk memperoleh pendidikan. Dalam upaya melindungi anak secara formal dan legal, maka pada tahun 1946 dibentuklah badan internasional yang
melindungi hak anak yang terkenal dengan United Nations International Children’s
Emergency Fund (UNICEF).1
Pada prinsipnya, setiap anak berhak memperoleh peluang untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Namun pada kenyataannya sehari-hari tampak jelas bahwa anak memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang sangat mencolok antar anak dengan
anak yang lain.2
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “kesetaraan hak anak dalam pendidikan di sekolah MTs Negeri 3 Maluku Tengah.
B. Rumusan Masalah
1 I NyomanSurnadan Olga D, Pandeirot, PsikologiPendidikan 1, (Cet XVIII; Jakarta:
PenerbitErlangga 2014). Hlm196-197.
2 PopiSopiatindanSoharisahrani, PsikologiBelajardalamPerspektifislam,(Cet I: Bogor:
1. Apa itu kesetaraan?
2. Apa saja hak anak dalam mendapatkan pendidikan?
C. Tujuan Penelitan
Berdasarkan rumusan penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui apa itu kesetaraan
2. Untuk mengetahui apa saja hak anak dalam mendapatkan pendidikan
D. Kajian Pustaka
Kajian Pustaka penting dilakukan untuk mengetahui letak perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya, yang didasarkan pada literatur yang berkaitan dengan Kesetaraan Hak Anak dalam Pendidikan.
1. Skripsi oleh Nurafiah. A.H sokong dengan judul” Pendidikan dan Kesetaraan Gender. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tataran bias gender yang terjadi dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Misalnya peran gender terjadi dalam hal mengakses lembaga pendidikan yang menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi perempuan, pada penelitian ini terjadi kesamaan antar penelitian yang dilakukan oleh Nurafiah dan penelitian yang akan dilakukan, yaitu sama-sama meneliti tentang pendidikan dan kesetaraan, tetepi penelitian yang akan dilakukan lebih terfokus kepada hak dalam mendapatkan pendidikan.
2. Skripsi oleh Nurafiah. A.H sokong dengan judul” Kesetaraan Gender dalam Pendidikn SD N Kabalo Kec. Tojo Barat. Kab Tojo Una -Unaí”. Penelitian
dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu kesetaraan hak anak dalam
mendapatkan pendidikan.3
E.Landasan Teori
1. Kesetaraan hak anak dalam Penidikan
“Kesetaraan” berasal dari kata “setara” (mataching, equal) berarti sejajar, sama
tingginya, sepadan dan seimbang.4
Sebelum membahas tentang hak-hak anak dalam peraturan perundang-undangan maka perlu untuk diuraikan terlebih dahulu mengenai definisi anak dan hak anak. Menurut Undang-Undnag Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 mendefinisikan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, pemerintah, dan negara.5
Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002 menguraikan hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin.
2. Hak-hak Anak dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002
Landasan hukum yang digunakan dalam melaksanakan pemenuhan hak-hak anak bertumpu pada Undang-Undang Dasar Negara republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak Anak yang disahkan tahun 1990 kemudian diserap ke dalam Undang-Undang no 23 tahun 2002. Berdasarkan sesuatu yang melekat pada diri anak tersebut yaitu hak yang harus dilindungi dan dijaga agar berkembang secara wajar. Terdapat empat prinsip utama yang terkandung di dalam Konvensi Hak Anak, prinsip-prinsip ini adalah yang kemudian diserap ke dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 yang disebutkan secara ringkas pada pasal 2. Secara lebih rinci Prinsip-prinsip tersebut adalalah:
1. Prinsip non diskriminasi
2. Prinsip yang terbaik bagi anak (best interest of the child)
3 Nurafiah. A.H sokong ”Kesetaraan Gender dalam Pendidikn” SD N Kabalo Kec. Tojo
Barat. Kab Tojo Una-Unaí, hlm, 18.
4 Departemen Pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia, ( cet III; jakarta:
Balai pustaka, 2005), hlm 1143.
5 Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the views of the
3. Prinsip atas hak hidup, kelangsungan dan perkembangan (the rights to
life, survival and development).
4. Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the views of the
child).6
2. kesetaraan hak anak dalam pendidikan
1. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus mendukung anak untuk
memperoleh akses pada pendidikan formal, non formal dan informal sesuai perkembangan usia, minat, dan rencana pengasuhan mereka selama tinggal di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.
2. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus mendukung tercapainya tujuan
akademis pendidikan bagi anak selama mereka tinggal di dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, dengan memfasilitasi penyediaan berbagai fasilitas penunjang pendidikan seperti peralatan belajar, sarana transportasi, bimbingan belajar dan fasilita lainnya.
3. Lembaga harus mendukung tercapainya fungsi sosial pendidikan bagi anak
selama tinggal dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, melalui keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan dalam kegiatan sosial lain yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan sekurang-kurangnya dengan pemberian ijin, fleksibilitas waktu dan dukungan dana
F. Metode Penelitian
Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang
pendidikan7.
1. Tipe Penelitian
6 Muhammad Joni, Hak-Hak Anak dalam UU Perlindungan Anak dan Konvensi PBB tentang
Hak Anak: Beberapa Isu Hukum Keluarga (Jakarta: KPAI, t.t.,), hlm 11.
7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian lapangan yang bersifat deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisi fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan dan menganalisis kesetaraan hak anak dalam pendidikan di sekolah Mts N 3 Maluku
Tengah.8
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pernyataan tertulis maupun lisan. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi. Subjek yang diambil sebagai sampel penelitian ini diambil dengan teknik propose sampling. Propose sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Penelitian ini mengambil informan yaitu guru dan peserta didikk yang mempunyai latar belakang yang berbeda dalam mendapatkan pendidikan.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara yaitu pertemuan dua orang untuk informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, artinya ada jawaban informan yang kurang memuaskan karena masih bersifat umum atau spesifik, maka perlu ditanyakan lebih lanjut, inilah yang disebut dengan teknik menggali informasi lebih dalam. Apabila ada jawaban informan yang kurang meyakinkan, maka perlu ditambah pertanyaan lagi yang bersifat netral.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan dapat didefinisikan sebagai perhatian yang terfokus pada kejadian, gejala, atau sesuatu. Metode observasi sebagai teknik pengumpulan
8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D),
data yang mempunyai ciri spesifik, yaitu observasi tidak terbatas pada orang, tetapi obyek-obyek alam yang lain.
4. Analisis Data
Menurut Muhajir yang dikutip oleh Tohirin bahwa setelah proses pengumpulan data, proses selanjutnya yaitu analisis data. Analisis data atau penafsiran data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis catatan temuan penelitian melalui pengamatan dan wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman penelitian tentang fokus yang dikaji dan menjadikannya sebagai temuan untuk orang lain, mengedit, mengklasifikasikan, mereduksi dan menyajikannya.
Data yang telah terkumpul kemudian langkah selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah yang akan ditulis dalam kesimpulan, perlu adanya analisi dan penafsiran pada data yang telah terkumpul, proses analisis data melalui beberapa tahap yaitu:
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhana, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
b. Penyajian Data
Penyajian data adalah proses dimana menyajikan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
c. Menarik kesimpulan/ verifikasi
Menarik kesimpulan merupakan tahapan mencari arti benda-benda mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan proposisi, sedangkan verifikasi merupakan tahapan untuk menguji
kebenaran, kekokohan dan kecocokannya.9
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional, kamus Besar Bahasa Indonesia, jakarta: Balai pustaka, 2005,
Joni Muhammad , Hak-Hak Anak dalam UU Perlindungan Anak dan Konvensi PBB
tentang Hak Anak: Beberapa Isu Hukum Keluarga (Jakarta: KPAI, t.t.,)
Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the views of the child) Sohari sahrani Nurafiah. A.H sokong ”Kesetaraan Gender dalam Pendidikn” SD N
Kabalo Kec. Tojo Barat. Kab Tojo Una-Unaí.
Sohari sahrani dan Popi Sopiatin , Psikologi Belajar dalam Perspektif islam: Ghalia
Indonesia 2011.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D), Bandung: Alfabeta,2012,
Surna I Nyomandan Olga d. Pandeirot psikologi pendidikan 1 XVII: Jakarta