• Tidak ada hasil yang ditemukan

Untuk pembeli bkp penerima (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Untuk pembeli bkp penerima (1)"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

Untuk dapat terselenggaranya pelayanan BK yang sebaik-baiknya, disamping memperhatikan organisasi dan personil, juga perlu adanya perlengkapan bagi terselenggaranya pelayanan bimbingan. Perlengkapan itu harus tersedia agar kegiatankegiatan pelayanan dapat

terselenggara dengan baik. Perlengkapan tatalaksana bimbingan dan konseling yang diperlukan disekolah meliputi:

1.Yang berhubungan dengan pengumpulan data murid. 2.Yang berhubungan dengan peyimpanan data murid. 3.Yang berhubungan dengan pelaksanaan bimbingan. 4.Yang berhubungan dengan administrasi bimbingan. 5.Yang berhubungan dengan fasilitas fisik.

Macam-macam perlengkapan BK tersebut antara lain:

1. Perlengkapan untuk pengumpulan data.

Agar pelayanan dan program dapat berjalan dengan baik, maka perlu mempersiapkan alat-alat atau perlengkapan yang berhubungan dengan

pengumpulan data. Perlengkapan tersebut ialah alat-alat pengumpul data, antara lain : pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, cheklist, sosiometri, blanko pemeriksaan kesehatan, blanko laporan studi kasus, beberapa test (kalau

(2)

Untuk kelancaran pelaksanaan tekhnis bimbingan dan konseling, maka perlu dipersiapkan alat-alat, sebagai berikut :

· Bentuk surat, seperti surat panggilan murid, surat panggilan orang tua, surat pemberitahuan home visit, surat panggilan guru, dan sebgaginya.

· Kartu konseling, yang digunakan untuk mencatat segala kegiatan dan proses konseling untuk setiap murid.

· Kartu konsultasi, yang dipergunakan untuk mencatat kegiatan dan proses konsultasi baik dengan orang tua, guru-guru maupun pihak-pihak lain.

· Daftar kasus, yang berisi nama-nama kasus beseta masalahnya serta jadwal bimbingannya.

· Catatan case conference, yang digunakan untuk mencatat kegiatan dan proses case conference.

(3)

· Kotak masalah, yaitu kotak yang disediakan untuk menampung masalah baik dari murid, guru, ataupun dari pihak lain ditulis dalam selembar kertas yang kemudian dimasukkan kedalam kotak masalah.

· Papan pengumuman, digunakan untuk mengumumkan segala sesuatu yang dianggap perlu dalam hubungan dengan kegiatan bimbingan[1]

2. Perlengkapan Administrasi Bimbingan.

Untuk kelancaran kegiatan administrasi BK perlu dipersiapkan perlengkapan administrasi seperti:

a. Alat tulis menulis.

b. Blanko surat seperti laporan bulanan, laporan mingguan, surat undangan, dan sebagainya.

c. Agenda surat keluar-masuk. d. Arsip surat-surat.

(4)

3. Perlengkapan Fisik.

Perlengkapan fisik yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan BK antara lain ruangan beserta perlengkapannya. Perlengkapan ruangan yang diperlukan untuk pelaksanaan BK antara lain :

a. Ruang kerja konselor : tempat konselor melakukan kegiatan. b. Ruang konseling : tempat untuk melakukan konseling.

c. Ruang konsultasi : tempat untuk kegiatan konsultasi dengan orang tua, guru, teman dan sebagainya.

(5)

e. Ruang bimbingan kelompok atau ruang rapat : ruang yang digunakan untuk bimbingan kelompok, rapat, diskusi, dan case conference.

f. Ruang perpustakaan : ruangan yang berisi buku-buku, majalah, brosur, atau bahan literatur kasusnya yang diperlukan.[3]

4. Perlengkapan penyimpulan data

Data murid yang telah terkumpul perlu disimpan dengan baik agar mempermudah jika sewaktu-waktu diperlukan kembali. Penyimpanan data ini dapat bersifat

individual dan dapat bersifat berkelompok (misalnya menurut kelas, jenis kelamin, jurusan, masalah, dsbnya).

Alat penyimpanan data dapat berupa :

a. Kartu: Bentuknya hanya satu lembar (satu halaman atau dua halaman). Penggunaannya untuk mencatat data murid mengenai aspek-aspek tertentu,

misalnya : kesehatan, absensi, kemajuan akademis, kejadian-kejadian khusus, data sosiometri, masalah-maslah khusus, dsbnya.

b. Folders: Bentuknya hampir sama dengan kartu, tetapi dapat dilipat sehingga menjadi empat halaman. Penggunaannya hampir sama dengan kartu. Folder menuangkan, mencatat data yang lebih banyak daripada kartu. Dibuat dalam bentuk dan ukuran serta warna tertentu dan disusun dalam suatu kotak secara teratur.

c. Booklets: Lebih lengkap dari folder, merupakan suatu buku kecil, artinya

(6)

d. Commulative record atau buku pribadi: Banyak data yang harus dicatat, maka dirasakan perlu ada suatu alat pencatatan yang menampung seluruh aspek data murid, alat tersebut dinamakan commulative record (catatan komulatif) dalam bentuk buku dan disebut buku pribadi. Buku ini terdiri atas beberapa halaman, tergantung kepada jumlah aspek data yang dapat dicatat didalamnya.

e. Map digunakan untuk menyimpan data yang tidak dapat tersimpan dalam alatseperti tersebut diatas.[4]

2. Alat Ungkap Masalah dalam Bimbingan dan Konseling

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru bimbingan dan konseling (konselor) adalah memahami konseli secara mendalam, termasuk

didalamnya adalah memahami kemungkinan-kemungkinan masalah yang dihadapi konseli. Melalui pemahaman yang adekuat tentang masalah-masalah yang dihadapi konseli, seorang konselor selanjutnya dapat menentukan program layanan

bimbingan dan konseling, baik yang bersifat preventif, pengembangan maupun kuratif, sehingga pada gilirannya diharapkan upaya pemberian layanan dapat berjalan lebih efektif.

Tentunya banyak cara untuk memahami masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli dan salah satunya dapat dilakukan melalui penggunaan “Alat Ungkap Masalah” atau biasa disebut AUM. Alat Ungkap Masalah adalah sebuah instrumen standar yang dikembangkan oleh Prayitno, dkk. yang dapat digunakan dalam

(7)

Muda Mudi (HMM); (9) Keadaan dan Hubungan dalam Keluarga (KHK); dan (10) Waktu Senggang (WSG). Jumlah keseluruhan item sebanyak 225.

Untuk kepentingan analisis data, telah disediakan software Aplikasi Program Alat Ungkap Masalah dalam bentuk data base. Melalui analisis data berbasis komputer ini, kita dapat mengakses informasi tentang masalah-masalah yang dihadapi konseli secara individual maupun secara kelompok dengan cepat, mudah dan akurat.

Tentunya, setelah dilakukan input data terlebih dahulu.

Alat ini dilindungi password yang cenderung “over protection”, karena kesempatan yang diberikan untuk menginstall ke komputer hanya tiga kali, selanjutnya software ini tidak bisa digunakan lagi atau harus menghubungi penyedia yang bersangkutan. Dan kini di beberapa sekolah telah berhasil memanfaatkan teknologi yang satu ini guna menunjang kelancaran, efektivitas dan efisiensi layanan bimbingan dan konseling di sekolah.[5]

3. Manajemen Program Pelayanan BK di sekolah

Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta di sekolah, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.

(8)

2) Keterlibatan Stakeholder

Komite Sekolah sebagai representasi masyarakat atau stakeholder memerlukan penyadaran dan pemahaman akan keberadaan dan pentingnya layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

3) Manajemen dan Penggunaan Data

Program bimbingan dan konseling komprehensif didukung oleh data. Penggunaan data di dalam layanan bimbingan dan konseling akan menjamin setiap siswa memperoleh manfaat dari layanan bimbingan dan konseling. Konselor harus menunjukkan bahwa setiap aktivitas diimplementasikan sebagai bagian dari keutuhan program bimbingan dan konseling yang didasarkan atas analisis cermat terhadap kebutuhan, prestasi, dan data terkait siswa lainnya. Data yang diperoleh dan digunakan perlu diadministrasikan dengan baik dan cermat. Manajemen data dilakukan secara manual maupun komputer. Dalam era teknologi informasi,

manjemen data siswa dilakukan secara komputer. Database siswa perlu dibangun dan dikembangkan agar perkembangan setiap siswa dapat dengan mudah

dimonitor. Penggunaan data siswa dan lingkungan sekolah yang tertata dan dikelola dengan baik untuk kepentingan memonitor kemajuan siswa, akan menjamin seluruh siswa menerima apa yang mereka perlukan untuk keberhasilan sekolah. Konselor harus cermat dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data.

Kemajuan perkembangan siswa dapat dimonitor dari : prestasi belajar, data yang terkait dengan prestasi belajar, dan data tingkat penguasaan tugas-tugas

(9)

4) Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana kegiatan adalah uraian detil dari program yang menggambarkan struktur isi

program, baik kegiatan di sekolah maupun luar sekolah, untuk memfasilitasi siswa mencpai tugas perkembangan atau kompetensi.

5) Pengaturan Waktu

Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat.

Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh konselor. Sebagai contoh, misalnya 80% waktu

digunakan untuk melayanai siswa secara langsung dan 20% digunakan untuk dukungan manajerial. Porsi waktu untuk peluncuran masing-masing komponen program dapat ditetapkan sesuai dengan pertimbangan sekolah.

Misalnya:

(a) Layanan dasar (30-40%), (b) Responsif (15-25%),

(10)

Ini contoh, dan setiap sekolah bisa mengembangkan sendiri. Dalam konteks

Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Bimbingan dan Konseling Perkembangan, perlu ditetapkan waktu secara terjadwal untuk layanan bimbingan dan konseling klasikal.

6) Kalender Kegiatan

Program bimbingan dan konseling sekolah yang telah dituangkan ke dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan.

7) Jadwal Kegiatan

Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang

dilakukan secara klasikal di kelas (layanan dasar) perlu dialokasikan waktu terjadwal 1 – 2 jam pelajaran per-kelas per-minggu. Mengenai jadwal kegiatan bimbingan, dewasa ini sudah mendapat legalitas pemerintah, yaitu dengan terbitnya Peraturan Menteri Diknas No. 22 Tahun 2006. Dalam struktur kurikulum yang termaktub dalam Permen tersebut, tercantum materi pengembangan diri selama 2 jam/minggu, yang berlaku bagi semua satuan pendidikan dasar dan menengah. Dalam

(11)

kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan siswa dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau majalah dinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan (referal).

8) Anggaran.

Perencanaan anggaran merupakan komponen penting dari manajemen bimbingan dan konseling. Perlu dirancang dengan cermat berapa anggaran yang diperlukan untuk mendukung implementasi program. Anggaran ini harus masuk ke dalam Anggaran dan Belanja Sekolah.

9) Penyiapan Fasilitas

Fasilitas yang diharapkan tersedia di sekolah ialah ruangan tempat bimbingan yang khusus dan teratur, serta perlengkapan lain yang memungkinkan tercapainya proses layanan bimbingan dan konseling yang bermutu. Ruangan hendaknya sedemikian rupa sehingga di satu segi para siswa yang berkunjung ke ruangan tersebut merasa senang, aman dan nyaman, serta segi lain di ruangan tersebut dapat dilaksanakan layanan dan kegiatan bimbingan lainnya sesuai dengan asas-asas dan kode etik bimbingan dan konseling. Terkait dengan fasilitas bimbingan dan konseling, disini dapat dikemukakan tentang unsur-unsurnya, yaitu : (1) tempat kegiatan, yang meliputi ruang kerja konselor, ruang layanan konseling dan bimbingan kelompok, ruang tunggu tamu, ruang tenaga administrasi, dan ruang perpustakaan; (2) instrumen dan kelengkapan administrasi, seperti : angket siswa dan orang tua, pedoman wawancara, pedoman observasi, format konseling, format satuan layanan, dan format surat referal; (3) Buku-buku panduan, buku informasi tentang studi lanjutan atau kursus-kursus, modul bimbingan, atau buku materi layanan bimbingan, buku program tahunan, buku program semesteran, buku kasus, buku harian, buku hasil wawancara, laporan kegiatan layanan, data kehadiran siswa, leger BK, dan buku realisasi kegiatan BK; (4) perangkat elektronik (seperti komputer, dan tape recorder); dan (5) filing kabinet (tempat penyimpanan

(12)

segenap perangkat instrumen bimbingan dan konseling, himpunan data siswa, dan berbagai data serta informasi lainnya. Ruangan tersebut hendaknya juga mampu memuat berbagai penampilan, seperti penampilan informasi pendidikan dan jabatan, informasi tentang kegiatan ekstra kurikuler, dan sebagainya. Yang tidak kalah penting ialah, ruangan itu hendaklah nyaman yang menyebabkan para pelaksana bimbingan dan konseling betah bekerja.

Kenyamanan itu merupakan modal utama bagi kesuksesan pelayanan yang terselenggara. Sarana yang diperlukan untuk penunjang layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:

(1) Alat pengumpul data, baik tes maupun non-tes: Alat pengumpul data berupa tes yaitu: tes inteligensi, tes bakat khusus, tes bakat sekolah, tes/inventori kepribadian, tes/inventori minat, dan tes prestasi belajar. Alat pengumpul data yang berupa non-tes yaitu: pedoman observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala penilaian, alat-alat mekanis, pedoman wawancara, angket, biografi dan autobiografi, dan sosiometri.

(2) Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data: Alat penyimpan data itu dapat berbentuk kartu, buku pribadi dan map. Bentuk kartu ini dibuat sedemikian rupa dengan ukuran-ukuran serta warna tertentu, sehingga mudah untuk disimpan dalam filling cabinet. Untuk menyimpan berbagai keterangan, informasi atau pun data untuk masing-masing siswa, maka perlu disediakan map pribadi. Mengingat banyak sekali aspek-aspek data siswa yang perlu dan harus dicatat, maka diperlukan adanya suatu alat yang dapat menghimpun data secara keseluruhan yaitu buku pribadi

(13)

10) Pengendalian

Pengendalian adalah salah satu aspek penting dalam manajemen program layanan bimbingan dan konseling. Dalam pengendalian program, koordinator sebagai

pemimpin lembaga atau unit bimbingan dan konseling hendaknya memiliki sifat sifat kepemimpinan yang baik yang dapat memungkinkan tercisekolahanya suatu komunikasi yang baik dengan seluruh staf yang ada. Personel-personel yang terlibat di dalam program, hendaknya benar-benar memiliki tanggung jawab, baik tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya maupun tanggung jawab terhadap yang lain, serta memiliki moral yang stabil. Pengendalian program bimbingan ialah: (a) untuk mencipakan suatu koordinasi dan komunikasi dengan seluruh staf bimbingan yang ada, (b) untuk mendorong staf bimbingan dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dan (c) memungkinkan kelancaran dan efektivitas pelaksanaan program yang telah direncanakan.[6]

4. Standar Ruang Bimbingan dan Konseling

(14)

Dalam hal ini, ABKIN (2007) telah merekomendasikan ruang Bimbingan dan Konseling di sekolah yang dianggap standar, dengan kriteria sebagai berikut:

Letak lokasi ruang Bimbingan dan Konseling mudah diakses (strategis) oleh konseli tetapi tidak terlalu terbuka sehingga prinsip-prinsip konfidensial tetap terjaga. Jumlah ruang bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kebutuhan jenis layanan dan jumlah ruangan

Antar ruangan sebaiknya tidak tembus pandang Jenis ruangan yang diperlukan meliputi:

ruang kerja;

ruang administrasi/data; ruang konseling individual;

ruang bimbingan dan konseling kelompok; ruang biblio terapi;

ruang relaksasi/desensitisasi; dan ruang tamu.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini dikemukakan kondisi yang diharapkan dari masing jenis ruangan tersebut.

Ruang kerja Bimbingan dan Konseling disiapkan agar dapat berfungsi mendukung produkltivitas kinerja guru BK/konselor. Untuk itu, diperlukan fasilitas berupa: komputer yang dilengkapi dengan berbagai software Bimbingan dan Konseling (akan lebih baik bila dilengkapi fasilitas internet) dan meja kerja konselor, lemari dan sebagainya.

Ruang administrasi/data perlu dilengkapi dengan fasilitas berupa lemari

penyimpanan dokumen (buku pribadi, catatan-catatan konseling, dan lain-lain) maupun berupa softcopy, Dalam hal ini harus menjami keamanan dan kerahasiaan data yang disimpan.

(15)

set meja kursi ata sofa, tempat untuk menyimpan majalah, yang dapat berfungsi sebagai biblio terapi.

Ruangan Bimbingan dan Konseling Kelompok merupakan tempat yang aman dan nyaman untuk terjadinya dinamika kelompok dalam interaksi antara konselor dengan konseli dan konseli dengan konseli. Ruangan ini dilengkapi dengan

perlengkapan antara lain: sejumlah kursi, karpet, tape recorder, VCD dan televisi. Ruangan Biblio Terapi pada prinsipnya mampu menjadi tempat bagi para konseli dalam menerima berbagai informasi, baik informasi yang berkenaan dengan

pribadi, sosial, akademik maupun karier di masa mendatang. Ruangan ini dilengkapi dengan perlengkapan daftar buku (katalog), rak buku, ruang baca, buku daftar pengunjung, dan jika memungkinkan disediakan internet.

Ruang relaksasi/desensitisasi/sesnsitisasi yang bersih, sehat, nyaman dan aman, yang dilengkapi dengan karpet, televisi, VCD/DVD, tempat tidur (bed rest) beserta bantalnya.

Ruang tamu hendaknya berisi kursi dan meja tamu, buku tamu, jam dinding, tulisan atau gambar yang dapat memotivasi konseli untuk berkembang.

Penataan ruang Bimbingan dan Konseling di atas dapat divisualisasikan seperti tampak dalam gambar sederhana berikut ini:

Sarana dan Prasarana Layanan Bimbingan Konseling

Sarana dan prasarana yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi setempat, namun untuk keperluan ini perlu diprogramkan sebelum tahun pelajaran baru, agar pelayanan bimbingan dapat berjalan lancar. Dalam hal memprogramkan pengadaan sarana dan prasarana yang diperlukan antara lain sebagai berikut.

Sarana yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah :

1. Alat-alat pengumpul data : tes, non-tes, angket atau kuesioner, daftar isian sosiometri dan perlengkapan lain yang berkaitan dengan non-testing.

2. Alat-alat penyimpan data : kartu-kartu, buku pribadi dan map-map.

(16)

rasarana yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah : 1. Ruang bimbingan

Dalam perspektif pendidikan nasional, bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan dari sistem pendidikan di sekolah, yang bertujuan untuk membantu para siswa agar dapat mengembangkan dirinya secara optimal dan memperoleh kemandirian. Agar pelayanan bimbingan dan konseling dapat berjalan efektif dan efisien maka perlu ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai. Salah satu sarana penting yang dapat menunjang terhadap efektivitas dan efisiensi layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah adalah ketersediaan ruang Bimbingan dan Konseling yang representatif, dalam arti dapat menampung segenap aktivitas pelayanan. Bimbingan dan Konseling. Dalam hal ini, ABKIN (2007) telah merekomendasikan ruang Bimbingan dan Konseling di sekolah yang dianggap standar, dengan kriteria sebagai berikut:

Letak lokasi ruang Bimbingan dan Konseling mudah diakses (strategis) oleh konseli tetapi tidak terlalu terbuka sehingga prinsip-prinsip konfidensial tetap terjaga.

Jumlah ruang bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kebutuhan jenis layanan dan jumlah ruangan

Antar ruangan sebaiknya tidak tembus pandang

Jenis ruangan yang diperlukan meliputi: (a) ruang kerja; (b) ruang administrasi/data; (c) ruang konseling individual; (d) ruang bimbingan dan konseling kelompok; (e) ruang biblio terapi; (f) ruang relaksasi/desensitisasi; dan (g) ruang tamu.

Sementara itu, BNSP (2006) memberikan gambaran yang berbeda tentang standar sarana yang terkait dengan ruang Bimbingan dan Konseling di sekolah, sebagai berikut :

Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Luas minimum ruang konseling 9 m2.

Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta didik.

Ruang konseling dilengkapi perlengkapan yang mendukung

(17)

Setelah tersedianya ruang bimbingan yang cukup, kita perlu melengkapinya dengan berbagai perlengkapan diantaranya :

a. Rak buku b. Filling cabinet c. Almari

d. Meja dan kursi e. Kursi tunggu

f. Meja dan kursi kerja

g. Seperangkat meja dan kursi tamu h. Kotak masalah

i. Almari kaca

j. Almari berkotak (lockers) k. Papan media bimbingan l. Papan statistik

m. Papan jadwal kegiatan bimbingan n. Papan jadwal program bimbingan o. Papan pengumuman

p. Tempat sampah q. Perlengkapan lainnya

Program BK

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING SMA NEGERI 7 KEDIRI

(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Alloh SWT karena dengan karunia dan ridhonya saya dapat menyelesaikan program Guru BK SMA Negeri 7 Kediri Tahun 2014-2015 ini tepat pada waktunya walaupun dalam bentuk yang sangat

sederhana.

Program Bimbingan dan konseling merupakan perangkat yang harus disusun guru BK sebelum melaksanakan pelayanan di sekolah , dengan tujuan agar guru BK dalam melaksanakan kegiatan layanannya dapat terarah dan berjalan dengan baik sehingga dapat membantu suksesnya kegiatan belajar mengajar di SMA Negeri 7 Kediri.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada :

1.Bapak Drs.H. Sony Tataq Setya Swasana, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 7 Kediri atas dukungan,perhatian dan kebijaksanaannya.

2.Bapak /Ibu guru dan wali kelas atas partisipasinya dalam pelaksanaan program kegiatan layanan BK di SMA Negeri 7 Kediri.

3.Teman-teman seprofesi yang telah dapat bekerja sama dan mendukung program kegiatan guru BK ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa program kerja Guru BK ini sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak demi sempurnanya program kerja Guru BK SMA Negeri 7 ini untuk tahun yang akan datang.

Kediri, Januari 2014 Penyusun

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul

Halaman Pengesahan Kata Pengantar

(19)

BAB I PENDAHULUAN, A. Latar belakang B. Landasan hukum C. Tujuan

D. Fungsi

E. Bidang Bimbingan dan Konseling F. Prinsip

G. Sasaran

BAB II PENGORGANISASIAN

A. Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling B. Personal Pelaksana Pelayanan Bimbingan C. Mekanisme Kerja

D. Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di Sekolah E. Sarana dan Prasarana

F. Biaya.

BAB III MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING A. Kerangka Kerja

B. Komponen BK

C. Perencanaan Program D. Strategi Implementasi E. Bidang Bimbingan

(20)

BAB IV PENUTUP /EVALUASI A. Tujuan Evaluasi

B. Jenis Evaluasi C. Aspek Evaluasi

D. Sumber yang di Evaluasi E. Penilaian

F. Teknik Penilaian . BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Upaya pengembangan manusia tidak lain adalah upaya mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individu dalam seluruh dimensi

kemanusiaanya agar dirinya menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan individu dan sosialnya.

Bimbingan Konseling sebagai bagian yang terpisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan merupakan upaya yang memungkinkan peserta didik mengenal dan menerima diri sendiri serta mengenal dan menerima lingkungan secara positif dan dinamis, serta mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuia dengan peran yang diinginkannya dimasa depan

Dalam pasal 27 Peraturan pemerintah Nomor 29 tahun 1990 menegaskan bahwa Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya

menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimasukkan agar pserta didik mengenal lingkungan secara obyektif, baik lingkungan social maupun lingkungan fisik, dan menerima berbagai lingkungan itu dalam kehidupan sehari-hari.

Diharapkan dengan mengenal lingkungan social dapat menunjang proses penyesuaian peserta didik dan memanfaatkan sebesar-besarnya untuk pengembangan diri secara mantap dan berkelanjutan.

(21)

Sedangkan layanan bimbingan dan konseling yang diberikan disekolah tiada lain adalah untuk menunjang pengembangan potensi para siswa secara utuh dan menyeluruh. Oleh karena itu, agar layanan bimbingan dan konseling dapat menunjang secara penuh perkembangan siswa, maka layanan itu harus

diselenggarakan secara professional, dengan berpedoman kepada rambu-rambu tertentu, yang dituangkan dalam program yang lengkap, sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing

B.Landasan Hukum

Adapun dasar pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 7 Kediri adalah

a.Landasan Yuridis

1.Undang-undang RI Nomor:20 tahun 2003, Bab II tentang dasar, fungsi dan tujuan pendidikan Nasional

2.Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2010 tentang Guru

3.Peraturan Pemerintah Mendiknas Nomor:27/Mendiknas/2010, tentang Standar Kualifikasi Akedemik dan Kompetensi Konselor

4.Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal Tahun 2007 se- Indonesia.

5.SK Kepala SMA Negeri 7 Kediri tantang pembagian tugas guru BK dan jumlah siswa asuh tahun pelajaran 2013/2014.

b.Landasan Filosofis

Guru BK/konselor sekolah diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja profesionalnya dalam bidang pelayanan bimbingan dan

konseling, karena guru BK/konselor sekolah digolongkan ke dalam kualifikasi pendidik; dan oleh karenanya pula kualifikasi akademik seorang guru BK/konselor sekolah pertama-tama adalah Sarjana Pendidikan. Atas dasar keilmuan inilah guru BK/konselor sekolah akan menguasai dengan baik kaidah-kaidah keilmuan

pendidikan sebagai dasar dalam memahami peserta didik (sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling) dan memahami seluk beluk proses

(22)

c.Landasan Psikologis

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 7 Kediri didasarkan pada ketuntasan dari Tugas Perkembangan untuk jenjang SMA, yang antara lain : 1.Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta kematangan dalam peranannya sebagai pria atau wanita.

3.Mencapai kematangan pertumbuhan fisik yang sehat.

4.Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.

5.Mencapai kematangan dalam pilihan karir.

6.Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi.

7.Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

8.Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, serta apresiasi seni.

9.Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai. d.Landasan Sosial Budaya

Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 7 Kediri juga mengacu pada kultur yang berlaku di sekolah. Kultur tersebut tertuang dalam visi dan misi sekolah. Untuk itu, semua program BK tidak lepas dari visi dan misi sekolah yang sudah disusun dan disepakati oleh seluruh komponen sekolah. Program utama dari

pelayanan bimbingan dan konseling SMA Negeri 7 Kediri lebih kearah membangun kemandirian dalam memecahkan masalah yang dihadapi serta memantapkan pilihannya dalam melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

e.Landasan Religius

(23)

mengacu pada tujuan tersebut. Untuk itu dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling selalu didasarkan pada nilai-nilai agama yang dianut oleh para siswa.

C.Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum program pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :

oSebagai pedoman pelaksanaan Bimbingan dan Konseling dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. (Bab II, Pasal 3, UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas).

oAgar konseli dapat : (1) Merencanakan kegiatan penyeleseian studi, perkembangan karir serta kehidupannya dimasa yang akan datang; (2) Mengembangkan seluruh potensi dan kekauatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan

masyarakat serta lingkungan kerjanya; (4) Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian ddengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

2.Tujuan Khusus

Tujuan khusus program pelaksanaan bimbingan dan konseling adalah untuk membentu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi social, belajar (akademik, dan karier.

Tugas perkembangan pribadi sosial, yang membantu siswa dalam rangka : Memiliki kesadaran diri, yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan yang ada pada diri siswa.

Dapat mengembangkan sifat positif, seperti menggambarkan orang-orang yang mereka senangi.

(24)

Memiliki rasa tanggung jawab .

Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi. Dapat menyelesaikan konflik .

Dapat membuat keputusan secara efektif.

b)Tugas perkembangan belajar, yang membantu siswa dalam rangka: Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif. Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan .

Mampu belajar secara efektif.

Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi/tujuan. c)Tugas perkembangan karir, yang membantu siswa dalam rangka :

Membentuk identitas karir dengan cara mengenal ciri-ciri pekerjaan di dalam lingkunga kerja .

Merencanakan masa depan .

Membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir. Mengenal keterampilan, kemampuan dan minat .

D.Fungsi

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, program layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai pedoman bagi pelaksanaan layanan BK:

1 . Fungsi Pemahaman

Adalah fungsi layanan bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa yang meliputi:

a.Pemahaman tentang diri sendiri, terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan pembimbing.

b.Pemahaman tentang lingkungan siswa (keluarga, sekolah) terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru dan pembimbing.

c.Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas( informasi pendidikan, jabatan/ pekerjaan, budaya/ nilai-nilai )terutama oleh siswa sendiri .

(25)

Memberikan kemudahan terhadap konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang. Seluruh aspek dalam diri konseli.

3. Fungsi Penyesuaian

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat

menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. 4.Fungsi Penyaluran

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan cirri-ciri kepribadian lainnya.

5.Fungsi Adaptasi

Yaitu membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah dan staf, konselor dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli

6.Fungsi Pencegahan(Preventif)

Yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.

7.Fungsi Perbaikan

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berpikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak ). 8.Fungsi Penyembuhan

Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir.

9.Fungsi Pemeliharaan

Yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktifitas diri.

(26)

Fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiaasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.

Fungsi-fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling sesuai dengan fungsinya . Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi layanan , agar hasil yang dicapai dapat diidentifikasi dan dievaluasi dengan baik.

E.Bidang Bimbingan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling adalah merupakan aspek penting dalam menunjang keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu upaya bimbingan dan konseling hendaknya memungkinkan peserta didik mengenal dan menerima lingkungannya secara positif dabn dinamis, serta mampu menganbil keputusan, mengarahkan dan mewujudkan diri sendiri secara efektif dan produktif sesuai dengan peranan yang diinginkannya dimasa depan. Secara lebih khusus bidang bimbingan dan konseling meliputi:

Bimbingan Pribadi Bimbingan Sosial Bimbingan Belajar Bimbingan Karier

F.Prinsip-Prinsip Bimbingan

1.Bimbingan harus berpusat pada diri sendiri

2.Bimbingan harus dilakukan secara continue dan terencana 3.Bimbingan harus mencangkup semua siswa

4.Bimbigan harus berfungsi membantu siswa agar siswa akhirnya mampu menolong dirinya sendiri

5.Bimbingan yang diberikan harus berdasarkan data dan informasi yang terpercaya 6.Bimbingan harus dilaksanakaan dengan menjamin kerahasiaan

7.Bimbingan harus diberikan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-cita siswa

(27)

Sasaran yang ingin dicapai melalui program bimbingan dan konseling di SMA Negeri 7 Kediri ini adalah terlaksananya layanan bimbingan yang menyeluruh terhadap para peserta didik dalam rangka mewujudkan diri melalui pengembangan segenap potensi yang dimilikinya secara optimal.

BAB II

PENGORGANISASIAN

Pengelolaan layanan Bimbingan dan Konseling didukung oleh adanya organisasi personil pelaksana, sarana dan prasarana, serta pengawasan pelaksanaan bimbingan.

A.Organisasi Pelayanan Bimbingan

Organisasi pelayanan bimbingan dan konseling SMA Negeri 7 Kediri meliputi segenap unsur-unsur sbb :

1.Kepala Sekolah

Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Kediri adalah penanggung jawab pelaksana teknis bimbingan dan konseling di sekolah .

2.Wakil Kepala Sekolah

Wakil Kepala Sekolah adalah pembantu kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling sehari-hari.

3.Koordinator BK dan Guru Pembimbing/Konselor sekolah

Koordinator BK dan Guru Pembimbing/ Konselor sekolah adalah pelaksana utama yang mengkoordinir semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling .

4.Guru Mata Pelajaran

Adalah pelaksana pengarah dan pelatih serta bertanggung jawab memberikan informasi tentang siswa untuk keperluan bimbingan dan konseling

5.Wali Kelas

(28)

6.Siswa

Adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 7 Kediri yang berhak menerima pengajaran, pelatihan dan pelayanan bimbingan dan konseling dari guru pembimbing/Konselor.

7.Tata Usaha

Adalah pembantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan administrasi ketata usahaan sekolah, dan melaksanakan administrasi bimbingan dan konseling .

STRUKTUR ORGANISASI BK SMA NEGERI 7 KEDIRI

B. Personil Pelaksana layanan Bimbingan dan Konseling

Personil pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap unsur yang terkait di dalam organigram pelayanan bimbingan, dengan Koordinator Guru

Pembimbing / Konselor sebagai pelaksana utama. Adapun rincian tugasnya sebagai berikut :

No. Nama Jabatan Uraian Tugas 1. Drs. Sony Tataq Setya S. M.Pd.

Kepala Sekolah, Mengkoordinir segenap kegiatan sekolah .

Menyediakan sarana dan prasarana kegiatan bimbingan dan konseling .

Melaksanakan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan bimbingan konseling. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan bimbingan konseling.

2 Drs.Mat Samsuri Dra.Hj.Kasiati Miftakhodin S.Pd. Kamim Tohari S.Pd. Waka. Sekolah

(29)

3. Dra. Sufaeroh Dra.Hj. Bibit Alam Dra. Hj. Setaningsih PH Dra. Siti Pawartiningsih Dra. Kasiati

Nanik Hidayati S.Pd.

Koordinator Guru BK Guru BK Guru BK Guru BK Admin. BK

1.Memasyarakatkan layanan Bimbingan konseling. 2.Merencanakan program BK.

3.Melaksanakan layanan program BK. 4.Melaksanakan kegiatan pendukung .

5.Menilai proses dan dan hasil pelayanan BK.

6.Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian BK. 7.Pengadministrasian layanan dan kegiatan pendukung BK.

8.Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada kepala sekolah atau koordinator BK.

4. Guru Mata Pelajaran

1.Membantu memasyarakatkan layanan BK

(30)

3.Mereferal siswa kpd petugas BK.

4.Menerima referal dari petugas BK bagi siswa yg memerlukan layanan khusus. 5.Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan BK

6.Berpatisipasi didalam penanganan siswa yang bermasalah

7.Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan bagi layanan BK

5. Wali Kelas

1.Membantu petugas BK dalam melaksanakan tugas di kelas yang menjadi tanggung jawabnya

2.Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa dalam mengikuti dan menjalani layanan bimbingan khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya

C.Mekanisme Kerja Kepala Sekolah, Guru Pembimbing, Wali Kelas, dan Guru Mata Pelajaran

Dalam pembinaan kesiswaan di sekolah diperlukan adanya kerjasama diantara semua personil sekolah yang meliputi : Kepala Sekolah, Guru Pembimbing, Wali Kelas dan Guru Mata Pelajaran .

1. Kepala Sekolah

Kepala SMAN 7 Kediri merupakan penanggung jawab bagi terselenggaranya

pelaksana Bimbingan dan Konseling di sekolah. Kepala Sekolah memiliki kewajiban memeriksa semua kegiatan yang dilakukan oleh guru pembimbing ,Wali kelas dan guru mata pelajaran Guru Pembimbing adalah pelaksana layanan bimbingan perlu memberikan laporan dari hasil kegiatan bimbingan dan konseling yang

dilakukannya, sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya . 2. Guru Pembimbing/Konselor sekolah

(31)

3. Wali Kelas

Disamping sebagai orang tua kedua di sekolah, juga wali kelas dituntut

mengkoordinir informasi dan kelengkapan data yang meliputi :daftar nilai, angket siswa, angket orang tua, catatan anekdot, laporan observasi, catatan home visit, dan catatan wawancara.

4. Guru Mata Pelajaran

Dalam melaksanakan bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran dituntut untuk memberikan informasi tentang data siswa yang meliputi: data siswa, observasi, nilai ulangan harian, dan catatan anekdot.

D.Pola Penanganan Siswa Bermasalah

Pembinaan siswa dilaksanakan oleh unsure pendidikan di sekolah, orang tua,

masyarakat dan pemerintah . Sedangkan pola tindakan terhadap siswa bermasalah di sekolah adalah merupakan upaya tindakan secara berkesinambungan mulai dari guru piket , wali kelas serta petugas lainnya . Tindakan tersebut diinformasikan kepada wali kelas yang bersangkutan sebagai catatan bagi tindak lanjut layanan bimbingan .

Sementara itu guru pembimbing berperan dalam mengetahui sebab-sebab yang melatar belakangi sikap dan tindakan tersebut . Dalam hal ini guru pembimbing bertugas membantu menangani permasalahan yang dialami siswa tersebut, melalui serangkaian wawancara atas sejumlah informasi dari sumber data setelah wali kelas merekomendasikannya.

E.Beban Tugas Guru Pembimbing /Konselor

Sesuai dengan ketentuan Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan dan Kepala Badan Admistrasi Kepegawaian Negara Nomor:0433/P/1993 dan nomor:25 tahun 1993, diharapkan pada setiap sekolah ada petugas yang

melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yaitu guru pembimbing /konselor dengan ratio satu orang guru pembimbing /konselor untuk 150 orang siswa .

Oleh karena itu kekhususan bentuk tugas dan tanggung jawab guru pembimbing /konselor sebagai suatu profesi, maka pelaksanaannya berbeda dengan tugas sebagai tugas guru mata pelajaran, maka beban tugas atau penghargaan jam kerja guru pembimbing/ konselor ditetapkan 36 jam/minggu

(32)

1.Kegiatan dalam menyusun program pelayanan bidang bimbingan pribadi, social, belajar dan bimbingan karier, serta semua jenis layanan termasuk semua kegiatan pendukung dihargai sebanyak 12 jam .

2.Kegiatan melaksanakan pelayanan dalam bidang bimbingan pribadisocial, bimbingan belajar, bimbingan karier, serta semua jenis layanan termasuk semua kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 6 jam.

3.Kegiatan evaluasi pelaksanaan pelayanan dalam bidang bimbingan pribadi social, bimbingan belajar, bimbingan karier, serta semua jenis layanan termasuk semua kegiatan pendukung yang dihargai sebanyak 18 jam.

4.Sebagaimana guru mata pelajaran, guru pembimbing / konselor yang

membimbing 150 orang siswa dihargai 24 jam, selebihnya dihargai sebagai bonus, dengan ketentuan:

10 – 15 orang siswa = 2 jam 16 – 30 orang siswa = 4 jam 31 – 45 orang siswa = 6 jam 46 – 60 orang siswa = 8 jam 61 – 75 orang siswa = 10 jam 76 – 90 orang siswa = 12 jam 91 – 105 orang siswa = 14 jam 106 – lebih = 18 jam

Pembagian Tugas Guru BK Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling No Nama Gol Jabatan Sasaran

Kelas SiswaJML

1.Dra. Sufaeroh IV. a Koord.BK X – 2 XI IA 1

(33)

XII IS 2

2.Dra. Hj. Bibit Alam IV.b GURU BK X-5 X-7

XI IA 2 XI IS 1 XII IA 2 XII IS 1

3.Dra. Hj. Setaningsih Puji IV.b GURU BK X-3 X 4

X 8 XI IA 3 XI IA 4 XI IS 3

4.Dra. Siti Pawartiningsih IV.b GURU BK X-6 X 9

XI AKSEL XI IS 4 XII IA 1 XII IA 3 XII IS 3 238

5.Dra. Hj. Kasiati IV.b GURU BK X-1 X AKSEL

XI IA 6 XII IA 4

(34)

F.Sarana Prasarana 1.Sarana

Sarana dan prasarana pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan tanggung jawab sekolah, dan di konsultasikan sebelum tahun pelajaran baru dimulai, oleh konselor, guru mata pelajaran, serta wali kelas dan Kepala Sekolah serta Komite Sekolah. Sarana dan prasarana yang diperlukan antara lain:

a)Alat Pengumpul Data

Seperti : Format- format, pedoman observasi, pedoman wawancara, angket siswa, angket orang tua,catatan harian, daftar nilai prestasi belajar kartu konsultasi, instrumen pengumpulan data dan minat

b)Alat Penyimpan Data

Seperti : Buku / kartu Pribadi siswa , Map dll. c)Perlengkapan Teknis

Seperti: Buku Pedoman/ Petunjuk, buku informasi, ( pribadi- sosial, belajar dan karier) , paket bimbingan, ( pribadi- sosial, belajar dan karier)

d)Perlengkapan Teknis Lainnya

Seperti: Blanko surat, agenda surat, alat-alat tulis dan lainnya. 2.Prasarana

Prasarana penunjang layanan bimbingan diantaranya adalah : ruang bimbingan (ruang tamu, ruang konsultasi, ruang bimbingan kelompok, lemari, papan tulis, locker/ rak untuk menyimpan file, dan papan data)

G.Biaya

Untuk dapat menyelenggarakan kegiatan yang telah diprogramkan, tersedianya dana merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan layanan bimbingan dan konseling

Adapun rincian biaya untuk penyelenggaraan kegiatan BK di SMA Negeri 7 Kediri adalah .

RANCANGAN ANGGARAN

KEGIATAN BIMBINGAN DAN KONSELING

(35)

NO.URAIAN KEGIATAN VOL. SATUAN JUMLAH SUMBER KET. 1.PENYEDIAAN INSTRUMEN BK KOMITE, APBN, APBD A. AUM 320 200 RP 64.000 JULI

B. DATA SISWA27 2,000 RP 54.000 JULI 2.TRANSPORT KEGIATAN

A. HOME VISIT 40 15,000 RP 600.000 INSIDENTAL

B. SEMINAR/WORKSHOP DALAM KOTA 10 25,000 RP 250.000 INSIDENTAL C. SEMINAR/WORKSHOP LUAR KOTA 6 100,000 RP 600000 INSIDENTAL 3 KEGIATAN MGBK

A. RUTIN/PER BULAN 10 60,000 RP .600.000 TIAP BULAN B. PENYELENGGARA MGBK 2 150,000 RP 300.000 INSIDENTAL 4 MENDATANGKAN NARA SUMBER:

A. DINAS KESEHATAN 1 200,000 RP 200.000 SEPTEMBER B. BAN NARKOBA 1 200,000 RP 200.000 MARET

5 KEGIATAN KONSELING/BIMBINGAN KELOMPOK 6 50,000 RP 300.000 INSIDENTAL 6 KEGIATAN INFO. PERGURUAN TINGGI (ALUMNI) 2 125,000 RP 250.000 NOVEMBER 7 CAREER DAYS 1 400,000 RP 400.000 OKTOBER

8 PEMBUATAN BANNER PROGRAM DAN BEBAN KERJA BK 1 85,000 RP 85.000 JULI 9 PENGISISAN PAPAN BIMBINGAN 12 15,000 RP 180.000 TIAP BULAN

10 PEMBELIAN BUKU PENUNJANG 5 80,000 RP 400.000 JULI 11 ATK 1 350,000 RP 350.000 JULI

12 PEMELIHARAAN SARANA BK 1 167,000 RP 167.000 INSIDENTAL RP 5.000.000

BAB III

(36)

BIMBINGAN DAN KONSELING

A.Kerangka Kerja Utuh Bimbingan dan Konseling

Secara utuh keseluruhan proses kerja bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal dapat digambarkan sebagai berikut :

B. Komponen Program Bimbingan dan Konseling

b)Perencanaan Program

Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah/ Madrasah dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan mengidentifikasi aspek-aspek yang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program tersebut. Kegiatan asesmen ini meliputi (1) asesmen lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi kegiatan Sekolah dan masyarakat (orang tua peserta didik), sarana dan prasarana

pendukung program bimbingan,kondisi dan kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan Sekolah; dan (2) asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik, yang menyangkut karateristik peserta didik, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya (pekerjaan,jurusan,olahraga,seni,dan keagamaan), masalah-masalah yang di alami, dan kepribadian; atau tugas-tugas perkembangannya, sebagai landasan untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling.

Struktur pengembangan program bimbingan konseling selalu berbasis pada tugas-tugas perkembangan sebagai kompetesi yang harus di kuasai peserta didik. Adapun struktur pengembangan program sebagai berikut :

1.Rasional

Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bimbingan dan konseling dalam keseluruhan program sekolah. Rumusan ini menyangkut konsep dasar yang digunakan, kaitan bimbingan dan konseling dengan pembelajaran / implementasi kurikulum, dampak perkembangan iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat ( termasuk para peserta didik), dan hal-hal lain yang di anggap relevan. 2.Visi dan Misi BK SMA Negeri 7 Kediri

Visi : Membentuk kehidupan siswa yang disiplin, mandiri, berkembang, berprestasi dan memiliki akhlak mulia.

(37)

1.Melaksanakan pelayanan bimbingan siswa dalam pemahaman diri sebagai pribadi yang beriman.

2.Melaksanakan pelayanan bimbingan siswa dalam pemahaman potensi bakat dan minat siswa.

3.Melaksanakan pelayanan bimbingan siswa dalam kehidupan sehari-hari yang efektif dan mandiri sesuai dengan potensi diri.

4.Melaksanakan pelayanan bimbingan siswa dalam pemahaman lingkungan sosial. 5.Melaksanakan pelayanan bimbingan siswa di dalam proses pembelajaran.

6.Melaksanakan pelayanan bimbingan siswa dalam pengambilan keputusan dan merencanakan masa depan dan karir yang berprestasi.

3.Deskripsi

Rumusan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) peserta didik dan

lingkungan ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang di harapkan dikuasai peserta didik.

Rumusan ini tiada lain adalah rumusan tugas-tugas perkembangan, yakni Standart Kompetensi Kemandirian yang disepakati bersama.

4.Tujuan

a)Rumuskan tutjuan yang akan dicapai dalam bentuk perilaku yang harus dikuasai peserta didik setelah memperoleh pelayanan bimbingan dan konseling. Tujuan hendaknya dirumuskan ke dalam tataran tujuan.

b)Penyadaran, untuk membangun pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai. c)Akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi dan menjadikan perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari kemampuan dirinya, dan

d)Tindakan, yaitu mendorong peserta didik untuk mewujudkan perilaku dan kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari.

5.Komponen Program

(38)

(d) Komponen Dukungan Sistem (manajement). 6.Rencana Operasional (Action Plan)

Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin peluncuran program bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Rencana kegiatan adalah uraian detil dan program yang menggambarkan struktur isi

program, baik kegiatan di sekolah maupun luar sekolah, untuk memfasilitasi peserta didik mencapai tugas perkembangan kompetensi tertentu.

Atas dasar komponen-komponen program di atas lakukan:

a.Identifikasikan dan rumuskan berbagai kegiatan yang harus/perlu dilakukan. Kegiatan ini diturunkan dari perilaku/tugas perkembangan/kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.

b.Pertimbangan porsi waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap kegiatan di atas. Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau terus menerus.. Berikut di kemukakan tabel alokasi waktu, sekedar perkiraan atau pedoman relatif dalam pengalokasian waktu untuk konselor dalam pelaksanaan komponen

pelayanan bimbingan dan konseling sekolah. PERKIRAAN ALOKASI WAKTU PELAYANAN KOMPONEN PELAYANAN Prosentase 1. Pelayanan Dasar 25 – 35 % 2. Pelayanan Responsif 15 – 25 %

3. Pelayanan Perencanaan Individual 25- 35 % 4. Dukungan Sistem 10 -15 %

c.Invertarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam tabel kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan dimaksud dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk selama satu tahun.

(39)

kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan peserta didik dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti e-mail, buku-buku, brosur, atau majalah dinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan (referral).

7.Pengembangan Tema/Topik(bisa dalam bentuk dokumen tersendiri)

Tema ini merupakan rincian lanjut dari kegiatan yang sudah diidentifikasikan yang terkait dengan tugas-tugas perkembangan. Tema secara spesifik dirumuskan dalam bentuk materi untuk setiap komponen program.

8.Pengembangan Satuan Pelayanan (bisa dalam bentuk dokumen tersendiri) Dikembangkan secara bertahap sesuai dengan tema/topik.

9.Evaluasi

Rencana evaluasi perkembangan peserta didik dirumuskan atas dasar tinjauan yang ingin dicapai. Sejauh mungkin perlu dirumuskan pula evaluasi program yang

berfokus kepada keterlaksanaan program, sebagai bentuk akuntabilitas pelayanan bimbingan dan konseling.

10. Anggaran

Rencana anggaran untuk mendukung implementasi program dinyatakan secara cermat, rasional, dan realistik.

D.Strategi Implementasi Program

Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai strategi dari pelaksanaan program untuk masing-masing komponen pelayanan dan dapat di jelaskan sebagai berikut :

1.Pelayanan Dasar a.Bimbingan Klasikal

Program yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dg para peserta didik di kelas, secara terjadwal konselor memberikan pelayanan bimbingan kepada para peserta didik.

(40)

Adalah layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang akan menjadi dasar bagi pengembangan siswa dengan interaksi dengan lingkungan di sekitarnya, seperti:

1.1.Orientasi tentang sekolah

1.2.Orientasi tentang cara belajar efektif

1.3.Orientasi tentang pemahaman akan bakat, minat dan kemampuan 1.Orientasi tentang pemahaman nilai-nilai

Nilai Pribadi

Nilai Lingkungan Sekitar Nilai Secara Nasional/regional

1.5.Orientasi tentang pemahaman lingkungan Jenjang p

 endidikan setelah tamat SMP Jenis Pekerjaan dan persyaratannya 

1.6.Orientasi tentang hambatan dan pemecahan masalah 1.7.Orientasi tentang merencanakan masa depan

c.Layanan Informasi

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dan pihak-pihak lain yang akan memberikan pengaruh besar terhadap siswa (terutama orang tua), menerima dan memahami informasi seperti:

Informasi tentang program studi Informasi tentang pendidikan lanjutan Informasi tentang ciri-ciri kepribadian

Informasi tentang cara mengembangkan sikap dan bakat Informasi tentang cara bergaul dan menyesuaikan diri d.Bimbingan Kelompok

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (terutama

(41)

individu maupun sebagai pelajar, serta mampu mempertimbangkan dengan baik dalam setiap pengambilbn keputusan,. Materi ini meliputi:

a.Pemahaman dan pemantapan kehidupan keberagaman, dan sikap hidup sehat. b.Pemahaman dan penerimaan diri dan orang lain sebagaimana adanya.

c.Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik dan peristiwa yang terjadi di masyarakat, serta pengendaliannya / pemecahannya.

d.Pengaturan dan penggunaan waktu secara efektif .

e.Pemahaman tentang adanya berbagai alternative dalam pengambilan keputusan dan berbagai konsekuensinya.

f.Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar. g.Pengembangan hubungan social yang efektif dan produktif.

h.Pengembangan tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier, serta perencanaan masa depan .

i.Pemahaman tentang pilihan dan persiapan memasuki jurusan atau program studi dan pendidikan lanjutan .

e.Pelayanan Pengumpulan Data ( Aplikasi Instrumentasi)

Dimaksudkan untuk menghimpun data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspek. Himpunan data

diselenggarakan secara sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Sedangkan Aplikasi instrumantasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan keterangan dari peserta didik secara individual maupun kelompok, melalui tes dan non tes tertentu .

f.Layanan Penempatan dan Penyaluran

Yaitu layanan bimbingan yang memugkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran secara tepat, seperti:

a.Pembentukan kelompok belajar yang efektif

b. Menyelenggarakan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat, minat siswa c.Penempatan siswa dalam kelas

(42)

e.Pembentukan kelompok penelitian ilmiash, PMR, Pramuka, Pecinta alam, Cerdas carmat

f.Pembentukan kelompok 6 K

g.Layanan Bimbingan Penguasaan Konten

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa untuk menguasai konten tertentu yang nentinya berkenaan dengan :

a.Tujuan belajar dan latihan b.Sikap dan kebiasaan belajar

c.Kegiatan dan disiplin belajar serta berlatih secara efektif dan dan efisien serta produktif.

d.Penguasaan materi pelajaran dan latihan ketrampilan

e.Pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik, social, budaya di sekolah dan lingkungan sekitar .

f.Pengenalan belajar di sekolah. 2.Pelayanan Responsif

a.Layanan Konseling Perorangan

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh layanan

bimbingan yang memungkinkan siswa mendapat layanan langsung melalui tatap muka dengan pembimbing dalam rangka pembahasan dan pemecahan masalah yang dihadapinya dalam hal.

a.Pemahaman sikap, kebiasaan, bakat, minat dan cita-cita. b.Pengetasan kelemahan diri, pengembangan kemampuan .

c.Pengembangan kemampuan berkomunikasi, menerima dam menyampaikan pendapat, cara bertingkah laku social di sekolah, keluarga dan masyarakat. d.Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik.

e.Pengambilan keputusan sesuai dengan kondisi pribadi, keluarga, dan social. b.Layanan Konseling Kelompok

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa memperoleh pembahasan dan pemecahan masalahnya melalui dinamika kelompok.Materinya meliputi:

(43)

b.Pemahaman tentang kelemahan diri siswa serta penanggulangannya. c.Pengembangan dan penyaluran kelebihan yang dimiliki .

d.Cara berkomunikasi di rumah dan di masyarakat. e.Mengembangkan kebiasaan belajar yang baik . f.Pengembangan kondisi pribadi dan linkungan . g.Mengembangkan kecenderungan karier . h.Pemantapan pengambilan keputusan . i.Pengentasan masalah pribadi.

c.Referal ( Rujukan atau Alih Tangan Kasus )

Di sekolah alih tangan khasus dapat diartikan bahwa guru atau staff sekolah lainnya mengalih tangankan siswa yang bermasalah kepada guru pembimbing dalanm masalah pribadi-sosial, masalah belajar, dan masalah karier . Sebaliknya bila guru pembimbing atau konselor menemukan siswa bermasalah dalam pemahaman dan penguasaan materi pelajaran atau latihan perbaikan atau program pengayaan. Guru pembimbing juga dapat mengalih tangankan permasalahan siswa kepada ahli lainnya yang relevan, seperti dokter, psikolog, dan ahli agama.

d.Kolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas

Konselor berkolaborasidengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh informasi tentang peserta didik ( seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadi ) membantu memecahkan masalah peserta didik, dan mengidentifikasi aspek-aspek bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Aspek-aspek itu di antaranya :

1.Menciptakan iklim sosio-emosional kelas yang kondusif bagi pelajar peserta didik

2.Memahami karateristik peserta didik yang unik dan beragam 3.Menandai peserta didik yang diduga bermasalah

4.Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar melalui program remedial teaching

5.Mereferal ( mengalihtangankan )peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing

(44)

dengan bidang kerja yang diminati peserta didik

7.memahami perkembangan dunia kerja , agar dapat memberikan informasi yang luas kepada peserta didik tentang dunia kerja (tuntutan keahlian kerja,suasana kerja,persyaratan dan prospek kerja

8.Menampilkan pribadi yang matang, baik dalam aspek emosional,sosial, maupun moral-spiritual (hal ini penting, karena guru merupakan “figur central” bagi peserta didik )

9.Memberikan informasi tentang cara-cara mempelajari mata pelajara yang diberikannya secara efektif.

e.Kolaborasi dengan Orang Tua

Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua peserta didik.

Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung di sekolah/madrasah, tetapi juga orang tua di rumah. Melalui

kerjasama ini memungkinkan tewrjadinya saling memberikan informasi, pengertian , dan tukar fikiran antar konselor dan orang tua dalam upaya

mengembangkan potensi peserta didik atau memecahkan masalah yang mungkin di hadapi peserta didik. Ada beberapa upaya yang dapat di lakukan untuk menjalin kerjasama dengan orang tua, yaitu :

1.Kepala sekolah atau komite sekolah/madrasah (minimal satu semester satu atau dua kali), pelaksanaan dapat dilakukan bersamaan dengan pembagian raport. 2.Sekolah memberikan informasi kepada orang tua (melalui surat) tentang kemajuan belajar atau masalah peserta didik

3.Orang tua diminta untuk melaporkan keadaan anaknya di rumah ke sekolah terutama menyangkut kegiatan belajar dan perilaku sehari-harinya.

f.Kolaborasi dengan Pihak-Pihak Terkait di Luar Sekolah

Merupakan upaya sekolah/madrasah untuk melakukan kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Hubungan kerjasama ini seperti dengan pihak-pihak

1.Instansi pemerintah 2.Instansi swasta

(45)

6.Depnaker ( dalam rangka analisis bursa kerja/lapangan pekerjaan). g.Konsultasi

Konselor / Guru Bk menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua atau pihak pimpinan sekolah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referal dan meningkatkan kualitas program BK

h.Mediasi

Dimaksudkan agar siswa dapat berkolaborasi dengan pihak lain dalam menyelesaikan masalahnya dan guru BK sebagai medianya/ penghubung.

i.Bimbingan Teman Sebaya ( Peer Guidance )

bimbingan teman sebaya adalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing

sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Peserta didik yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun nun-akademik. Di samping itu juga berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah peserta didik yang perlu mendapat pelayanan bantuan bimbingan atau konseling.

j.Konferensi Kasus

Dalam konferensi khasus secara spesifik, dibahas permasalahan yang dialami oleh siswa tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait, seperti guru pembimbing /konselor, wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua dll, yang diharapkan dapat memberikan data dan keterangan lebih lanjut, serta kemudahan-kemudahan bagi terpecahnya permasalahan tersebut. Konferensi khasus ini memiliki sifat terbatas dab tertutup.

k.Kunjungan Rumah

(46)

b. Untuk pembahasan dan pemecahan masalah siswa melalui pengamatan dan wawancara, terutama tentang kondisi rumah, fasilitas belajar siswa dan hubungan antar keluarga dalam kaitannya dengan permasalahan siswa.

3.Perencanaan Individual

Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya berdasarkan data atau informasi yang di peroleh yaitu yang menyangkut

pencapaian tugas-tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan penempatan ( Penjurusan dan Penyaluran, untuk membentuk peserta didik menempati posisi yang sesuai dengan bakat dan minatnya.

4.Dukungan Sistem a.Pengembangan Profesi

Konselor secara terus menerus berusaha untuk meng-update pengetahuan dan ketrampilannya melalui (1) in service training, (2) aktif dalam Organisasi Profesi, (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah seperti seminar, dan workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi ( Pasca Sarjana.

b.Manajemen Program

Program Pelayanan BK tidak mungkin akan tercipata, terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis dan terarah. Oleh karena itu bimbingan konseling harus ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program sekolah dengan

dukungan wajar dalam aspek kersediaan sumber daya manusia (konselor), maupun sarana dan pembiayaan.

c.Riset dan Pengembangan

Strategimelakukan penelitian, mengikuti kegiatan profesi dan mengikuti aktifitas peningkatan profesi serta kegiatan pada organisasi profesi.

E.Bidang Bimbingan

Pelayanan bimbingan konseling hendaknya disesuaikan dengan tujuan dan sasaran pelayanan, serta karakteristik dan perkembangan siswa dalam aspek pribadi, sosial, pendidikan serta karir.

Dalam layanan bimbingan perlu memperhatikan kebutuhan siswa untuk masing-masing kelas sesuai dengan skala prioritas. Adapun isi dari layanan bimbingan adalah sebagai berikut:

(47)

a)Melatih cara pengendalian dan mengarahkan emosi

b)Membuat keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat

c)Memahami perkembangan psiko-seksual yang sehat

d)Memahami terbentuknya prasangka dan mengkaji akibat-akibatnya

e)Mengetahui bagaimana mengatur dan menggunakan waktu secara efektif f)Menggambarkan situasi di sekolah dan di rumah, serta keterkaitannya g)Memahami situasi dan cara-cara mengendalikan kondlik

h)Membedakan bermacam-macam resiko yang mungkin dihadapi b.Bimbingan Belajar meliputi:

a)Mengembangkan kebiasaan-kebiasaan belajar yang efektif untuk bekerja dimasa yang akan dating

b)Memahami kekuatan diri dalam nelajar

c)Dapat mengatur dan menggunakan waktu secara efektif d)Mengetahui sebab kegagalan dalam mengikuti test c.Bimbingan Karier meliputi:

a.Menilai pola karir dan menjelaskan kemungkinan terjadi perubahan sewaktu-waktu

b.Menilai perlunya keluesan dalam peranan dan pilihan karier

c.Merencanakan studi lanjutan dan menata tujuan sekolah berdasarkan penilaian diri dan penjajagan karier

d.Mengembangkan kecakapan yang dimiliki berdasarkan pengalaman dimasa lalu dan menggunakannya dimasa datang

F.Teknik, Waktu, dan Tempat Pelaksanaan 1.Teknik Pelaksanaan

Layanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan adalah:

(48)

b.Dengan cara kelompok, yaitu untuk melayani siswa yang sama kebutuhannya, namun dengan latar belekeng yang berbeda, termasuk perbedaan jenis kelamin, agama, usia.

c.Dengan cara individual, yaitu pelayanan secara individual sesuai dengan keadaan masalah serta karakteristiknya.

d.Dengan alih tangan kasus(referral), yaitu dengan cara meminta bantuan kepada pihak lain yang dipandang lebih berwenang, misalnya dokter, psikolog, guru mata pelajaran, ulama, dll.

2.Waktu Pelaksanaan

Agar layanan bimbingan dapat terlaksana secara efektif, maka kegiatannya memerlukan waktu tertentu. Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling mempunyai arti dan keperluan yang sama dengan kegiatan pelajaran . 3.Tempat Pelaksanaan.

Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan pengaturan tempat secara khusus, yaitu di Ruang BK SMA Negeri 7 Kediri. Hal ini mengingat bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling merupakan layanan khusus yang

menyangkut pribadi siswa dengan segala karakteristiknya. BAB IV

PENUTUP/EVALUASI

A.Tujuan Evaluasi

Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian atau evaluasi diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dari informasi hasil penilaian tersebut dapat diketahui sampai sejauh derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbinga dan konseling tersebut.

B.Jenis Evaluasi

(49)

Penilan proses yang dimaksud adalah untuk mengetahui sampai sejauhmana keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari prosesnya.

2.Penilaian Hasil

Dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya .

C.Aspek Yang Dinilai.

Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil adalah sebagai berikut: a)Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan

b)Keterkasanaan program

c)Hambatan-hambatan yang dijumpai

d)Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar

e)Respon siswa, personal sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan bimbingan

f) Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujutnlayanan bimbingan, pencapaian tugas- tugas perkembangan dan hasil- hasil belajar.

g)Keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan maupun pada kehidupannya dimasyarakat.

D.Sumber Informasi

Sumber informasi untuk evaluasi dapat kita peroleh dari siswa, orang tua, kepala sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, para pejabat Depdiknas, organisasi profesi bimbingan (IPBI, ABKIN dll) , sekolah lanjutan dan sebagainya.

E.Penilaian

Di tingkat sekolah Kepala Sekolah dibantu pembimbinga khusus, sedangkan di tingkat wilayah kab/kodya adalah pejabat yang berwenang mengadakan evaluasi terhadap keberhasilan layanan bimbingan dan konseling.

F.Teknik Penilaian

Penilaian yang dilakukan melalui teknik wawancara, observasi, studi documenter, angket, test analisis hasil kerja siswa.

(50)

Referensi

Dokumen terkait

As CD4 count is not available in all cities in Indonesia, RDW was hoped to be the next promising marker to predict the progression of HIV infection.This study aims to

Berdasarkan acuan tingkat ambang batas kebisingan, hasil eksperimen menunjukkan bahwa model atap plastik gelombang dengan sudut 40 0 memiliki tingkat kebisingan yang

Rektor Universitas Sumatera Utara, Dekan FK USU, Ketua TKP-PPDS FK USU, dan Ketua Program Studi Magister Kedokteran FK USU yang telah memberikan kesempatan

Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 97% peningkatan bobot kering tanaman dipengaruhi oleh peningkatan dosis pupuk kandang sapi, sedangkan 3%nya dipengaruhi oleh hal-hal

Lembaga pendidikan yang menjalin kerjasama dengan instansi lain untuk penyaluran

Teori kekuatan elite meyakini bahwa dalam proses pengambilan kebijakan strategis, terutama keputusan luar negeri, didominasi oleh kelompok elite yang terdiri atas

makna karya sastra melalui kajian stilistika trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah

[4.21] Menimbang bahwa berdasarkan keterangan Pemohon di dalam persidangan dan bukti permohonan informasi kepada Termohon I pada tanggal 2 Juni 2010, Termohon I telah