• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur dan Desain Organisasi fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Struktur dan Desain Organisasi fix"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Struktur dan Desain Organisasi

A. Pendahuluan

Di lingkungan kita terdapat banyak organisasi, seperti Universitas, sekolah,

pabrik, lembaga social, dan sebagainya. Organisasi tersebut ada yang berukuran

besar dan kecil, milik pemerintah dan swasta, berkiprah dalam lingkup nasional

dan trans nasional. Organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan.Ada yang

tujuannya untuk mencari laba/profit, ada pula yang non-profit/ tidak mencari

keuntungan.

Menurut Robbins dan Judge (dalam Sunyoto dan Burhanudin, 2002)

Organisasi adalah suatu unit social yang terdiri dari dua orang atau lebih, di

koordinasikan secara sadar dan berfungsi dalam suatu dasar yang relative terus

menerus untuk mencapai satu atau serangkaian tujuan. Dari pengertian tersebut,

maka suatu organisasi memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. System social yang terdiri minimal dua orang, sehingga terjadi interaksi.

2. Dikoordinasikan dengan sadar dan bergerak dinamis atau secara terus menerus. 3. Di bentuk untuk mencapai tujuan atau tujuan-tujuan tertentu.

Jika unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi maka tidak dapat dikatakan

sebagai suatu organisasi. Misalnya ada dua orang atau lebih yang berkumpul dan

dikoordinasi secara berkesinambungan tetapi tidak memiliki tujuan yang sama

maka tidak dapat disebut sebagai organisasi. Dalam organisasi dapat dipastikan

semua anggotanya bergerak bersama menuju arah tujuan yang sama. Itulah

(2)

Sebagaimana disampaikan diatas bahwa setiap organisasi pasti memiliki

sebuah tujuan. Untuk memudahkan pencapaian tujuan tersebut maka dibutuhkan

seorang manager. Dialah yang akan mengalokasikan sumber daya yang ada baik

sumber daya manusia maupun sumber daya selain manusia, membuat keputusan

dan mengatur tugas masing-masing individu yang ada didalam organisasi.

Semakin baik seorang manager maka akan semakin efektif dan efisien bagi

organisasi dalam meraih tujuannya. Untuk mencapai tujuan tersebut tersebut,

seorang manager menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi;

1. Perencanaan/planning, merupakan penyusunan langkah-langkah strategis untuk

mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan masalah tertentu.

2. Pengorganisasian/Organizing, merupakan proses yang mencakup penentuan

tugas yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, bagaimana tugas tersebut

dikerjakan termasuk hirarki pengambil keputusan dan timbal balik laporan hasil

kerja.

3. Penggerkan/actuating merupakan proses menggerakkan sumber daya manusia

yang ada di dalam organisasi untuk meraih tujuan perusahaan yang telah

ditentukan.

4. Pengendalian/controlling, merupakan proses memantau aktivitas di dalam

organisasi dan memastikan bahwa semua berjalan sesuai dengan peran dan

fungsi masing-masing.

Salah satu yang sangat penting dalam proses pengorganisasian adalah

(3)

seorang manager dituntut untuk dapat memaksimalkan sumber daya manusia yang

ada untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

B. Pengertian Desain dan Struktur Organisasi.

Seorang manager harus memilih berbagai alternative kerangka kerja,

proyek pekerjaan dan departemen. Proses menentukan pilihan dan tindakan yang

menghasilkan struktur organisasi inilah yang disebut sebagai desain organisasi

(Ivancevich dalam Sunyoto dan Burhanudin, 2002). Sedangkan struktur organisasi

adalah bentuk formal antara individu dan kelompok berkenaan dengan alokasi

tugas, tanggung jawab dan otoritas dalam organisasi (Sunyoto dan Burhanudin,

2002). Pemilihan struktur menjadi sangat penting karena ini akan mempengaruhi

perilaku berorganisasi setiap individu didalamnya. Bagaimana setiap individu akan

bersikap dan berperilaku dalam organisasi akan sangat dipengaruhi oleh ketentuan

kepada siapa dia bertanggung jawab, seperti apa wewenangnya, dan seterusnya.

Ada enam elemen penting yang harus di perhatikan oleh menager dalam

mendesain struktur organisasi (Robbins: 2007); Spesialisasi pekerjaan,

Departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisai dan formalisasi.

1. Spesialisasi Pekerjaan

Spesialisasi adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi

dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri. Dalam hal ini pekerja di

khususkan mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. Pada tahun sebelum 1940-an

(4)

semakin cepat dalam melakukan pekerjaannya karena dia akan sangat terampil

mengerjakannya walaupun dengan tingkat keterampilan yang rendah.

Sebagai contoh perusahaan ford yang memproduksi mobil dengan

system spesialisasi. Dalam proses pengerjaan sebuah mobil, ford membagi-bagi

setiap pekerjaan pada satu orang pekerja. Pintu sebelah kanan selalu dikerjakan

oleh satu orang yang sama dan pekerja itu tidak mengerjakan bagian lain dari

mobil tersebut. dalam hal efektifitas dan efisiensi hal ini sangat baik karena

dengan begitu, setiap pekerja akan menjadi sangat ahli dalam pekerjaannya,

contoh diatas akan menghasilkan satu pekerja yang sangat ahli dalam

memasang pintu sebelah kanan.

Sebelum tahun 1940-an system spesialisasi ini menjadi system yang

tidak tergantikan. Namun seiring berjalannya waktu sekitar tahun 1960-an

ternyata di ketahui semakin tinggi tingkat spesialisasi pekerjaan ini berbanding

lurus dengan tingkat kejenuhan para pekerjanya. Sungguh tak terbayangkan

bagaimana jenuhnya seorang pekerja yang seumur hidupnya di perusahaan

hanya menyelesaikan satu pintu kanan saja. Maka system ini mulai di

modifikasi dengan adanya perluasan pekerjaan untuk pekerjaan-pekerjaan yang

akan menimbulkan kejenuhan. Karena kejenuhan yang tinggi akan

mengakibatkan tingginya perputaran atau masuk dan keluarnya pekerjaan,

tujuan awal dengan spesialisasi adalah efisiensi, namun dengan tingginya

(5)

karyawan yang baru atau biaya ekonomi karena kekosongan pekerja untuk

divisi tertentu.

2. Departementalisasi

Departementaliasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan

pekerjaan secara bersama-sama. Setelah pekerjaan di pecah-pecah dalam

spesialisasi, manager perlu mengelompokkannya bersama sehingga tugas yang

sama dapat di koordiansikan dalam satu basis untuk memudahkan

koordinasinya. Dasar-dasar departementalisasi antara lain departementalisasi

fungsional, produk, wilayah geografis dan departementalisasi menurut

pelanggan (Robbins: 2007).

a. Departementalisasi fungsional; adalah jenis departementalisasi berdasarkan

pada aktifitas atau fungsi-fungsi yang dilakukan, seperti penjualan, keuangan

dan sebagainya (Sunyoto dan Burhanudin: 2002). Cara pengelompokan ini

adalah cara pengelompokan yang paling popular (Robbins: 2007). Berikut

(6)

System departementalisasi fungional ini memiliki keunggulan berupa

kedalaman spesialisasi dan efisiensi dalam koordinasi. Dengan system ini

maka koordinasi antar individu dengan fungsional yang sama akan lebih

intens dan menghasilkan keputusan yang lebih baik karena setiap orang

dengan keahlian dan fungsi yang sama dikumpulkan menjadi satu. Namun

begitu bukan tanpa kelemahan, kelemahan dari system ini adalah

komunikasi antar department akan kurang baik yang akan menimbulkan gap

antar departemen. Jika figure pimpinan puncak perusahaan lemah dalam

mengakomodasi dan memfasilitasi diskusi antar departemen, maka akan

sangat mungkin terjadi perpecahan dan misscomunication antar departemen. b. Departementalisasi produk; yaitu jenis departementalisasi berdasarkan

produk yang dihasilkan. Masing-masing divisi terpisah untuk menghasilkan

produk yang berbeda namun masih dalam satu perusahaan. Misalnya dalam

suatu penerbit maka aka nada divisi novel, karya non-fiksi dan cerpen.

Keuntungan dari system ini adalah meningkatkan akuntabilitas dari kinerja

(7)

Kelebihan dari system ini adalah spesialisasi pekerjaan dan lebih dekat

dengan pelanggan. Dekat dengan pelanggan merupakan hal penting dalam

pemasaran modern. Jika produsen mengetahui dengan pasti apa yang

diinginkan pelanggan maka akan lebih mudah bagi perusahaan mencapai

profit yang berkelangsungan. Adapun kekurangannya adalah fungsi rangkap

dan gap antar produk. Fungsi rangkap yang dimaksud disini adalah akan ada

beberapa departemen produksi untuk setiap produk, beberapa departemen

pemasaran untuk setiap produk, dst.

c. Departementalisasi wilayah geografis; yaitu departementalisasi berdasarkan

wilayah geografis. Pertimbangan departementalisasi ini adalah bahwa

seluruh kegiatan pada wilayah tertentu seharusnya menjadi tanggungjawab

seorang manager. Oleh sebab itu manager tersebut bertanggungjawab

(8)

Kekuatan dari pembagian wilayah geografis ini adalah penanganan masalah

yang efektif dan dapat melayani pasar dengan lebih baik. Hal ini dapat

dilakukan karena wilayah kerja yang lebih terfokus dan tidak perlu otorisasi

pusat untuk setiap masalah yang timbul di wilayah tertentu. Masalah yang

ada pada suatu wilayah tertentu belum pasti menjadi masalah juga di wilayah

lain, sehingga menuntut penyelesaian yang berbeda pula. Sehingga system

ini lebih efektif. Kekurangan system ini adalah gap antar wilayah dan fungsi

rangkap. Pasti akan terjadi gap antar wilayah karena kebijakan yang berbeda

juga antar wilayah dan juga terjadi rangkap fungsional dalam perusahaan.

Kekuatan manajemen pusatlah yang menentukan agar antar wilayah ini tetap

berjalan harmonis.

d. Departementalisasi pelanggan; yaitu jenis departementalisasi berdasarkan

pelanggan.

Kelebihan dari system ini adalah cepat terpenuhinya kebutuhan pelanggan

karena setiap pelanggan di pegang oleh divisi khusus. Karena setiap lini

pelanggan memiliki kemauan dan kebutuhan yang berbeda-beda, maka

dengan system departementalisasi pelanggan ini perusahaan akan mampu

(9)

kelemahannya adalah terdapat rangkap fungsi seperti yang terjadi pada

departementalisasi lainnya.

3. Rantai Komando

Rantai komando adalah garis wewenang yang tanpa putus yang

membentang dari puncak organisasi ke unit terbawah dan menjelaskan siapa

yang bertanggung jawab kepada siapa.Wewenang sendiri merupakan hak yang

melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk memberikan perintah dan untuk

berharap bahwa perintahnya tersebut dipatuhi. Dengan system ini maka tidak

akan ditemukan lagi pertanyaan dari karyawan seperti “saya harus menemui

siapa jika menemui masalah?” dan “kepada siapa saya bertanggung jawab?”.

Pada rantai komando kita tidak akan lepas dari membahas wewenang

dan kesatuan komando. Wewenang mengacu pada hak-hak yang melekat dalam

sebuah posisi manajerial untuk memberikan perintah dan memastikan perintah

itu dilaksanakan. Kesatuan komando memastikan konsep garis wewenang yang

tidak terputus. Prinsip ini menyatakan bahwa seseorang hanya memiliki

satu-satunya atasan yang kepadanya ia bertanggung jawab secara langsung. Jika

kesatuan komando ini hilang maka seorang karyawan sangat mungkin harus

menghadapi berbagai permintaan yang saling bertentangan dari beberapa

atasan. Dan ini akan menyulitkan karyawan yang bersangkutan. Semakin

berjalan dan berkembangnya waktu, saat ini rantai komando mengalami banyak

(10)

mutlak para atasan dan saat ini semua karyawan di berikan ruang untuk

memberikan masukan untuk perkembangan perusahaan.

4. Rentang Kendali

Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh

seorang manajer secara efisien dan efektif (Robbins: 2007). Semakin sedikit

jumlah orang yang di kendalikan seorang atasan maka akan semakin mudah

koordinasinya dan semakin banyak maka akan semakin sulit. Maka dengan

system ini dapat diputuskan, jika pekerjaan itu memerlukan koordinasi dan

komununikasi yang intens maka senbaiknya cukup sedikit orang dalam satu

kesatuan dan jika pekerjaan itu tidak terlalu membutuhkan koordinasi dan

komunikasi yang intens maka bisa lebih banyak anggotanya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan rentang

kendali yang ideal antara lain (Sunyoto dan Burhanudin: 2002):

a. Hubungan yang diperlukan; seberapa sering koordinasi yang diperlukan,

semakin sering maka rentang kendalinya harus semakin kecil. Jika terlalu

besar maka akan menjadi tidak efektif.

b. Tingkat spesialisasi; manajer yang lebih rendah biasanya membawahi lebih

banyak karyawan, karena pekerjaan pada tingkat lebih rendah umumnya

lebih terspesialisasi.

c. Kemampuan berkomunikasi; yang dimaksud disini adalah kemampuan

komunikasi pimpinan kelompok/manager divisi. Jika dia memiliki

(11)

besar akan sangat menyulitkan bagi dia dan akan menghambat kinerja

kelompoknya.

5. Sentralisasi – Desentralisasi.

Sentralisasi adalah sejauh mana tingkat pengambilan keputusan

terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi (Robbins: 2007). Biasanya

sentraliasi di terapkan dalam instansi formal seperti pemerintahan, TNI, dll.

Sedangkan desentralisasi lebih banyak diterapkan pada organisasi non-formal,

artinya pengambilan keputusan lebih banyak di distribusi kepada level manager

yang lebih rendah, keuntungannya adalah akan menjadikan organisasi lebih

fleksibel dan responsif.

6. Formalisasi

Formalisasi adalah sejauh mana pekerjaan pekerjaan di dalam organisasi

dilbakukan. Di dalam organisasi dengan tingkat formalisasi tinggi, ada

deskripsi tugas yang jelas, beragam aturan organisasi dan prosedur yang

didifinisikan dengan sangat tegas.

Pada perusahaan yang sudah besar atau lintas wilayah biasanya akan

memiliki struktur kombinasi dari dua atau lebih dari enam departementaliasi

yang disebutkan diatas. Misalnya untuk perusahaan yang sudah level

internasional dia akan membagi secara fungsional dan kemudian dibagi

berdasarkan geografis. Jadi ada pembagian secara fungsional di pusat

(12)

C. Desain Organisasi yang Umum

Desain organisasi yang biasa digunakan dalam organisasi-organisasi adalah

struktur sederhana, birokrasi dan struktur matrik (Robbins: 2007).

1. Struktur Sederhana

Struktur sederhana merupakan desain organisasi yang sangat sederhana

dan biasa digunakan oleh organisasi yang masih kecil. Struktur sederhana

memiliki ciri kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas,

wewenang yang terpusat pada seseorang (biasanya owner) dan sedikit

formalisasi. Struktur ini paling banyak digunakan oleh usaha-usaha kecil yang

antara manajer dan pemilik adalah orang yang sama. Seperti misalnya warung

bakso yang dikelola sendiri oleh pemiliknya.Pada saat yang bersamaan pemilik

menjadi manajer juga untuk usahanya.Walaupun dia memiliki karyawan tetapi

wewenang terpusat di dirinya dan pada hakikatnya dia menjalankan sendiri

semuanya.

Struktur ini memiliki kekuatan dengan kesederhanaannya.Dengan

sederhananya itu maka organisasi menjadi lebih fleksibel, agresif, tidak mahal

dan akuntabilitasnya terjaga. Dengan kekuatannya tersebut pula timbul

kelemahannya. Struktur ini hanya bisa diterapkan di organisasi kecil dan akan

sangat sulit di terapkan di organisasi yang besar. Karena struktur ini memiliki

sifat sentralistik maka semuanya bergantung pada satu orang, sehingga jika dia

sakit atau mati maka organisasi itu akan terganggu bahkan ikut mati. Berikut

(13)

pemilik toko dan sekalian sebagai manger. Sepertinya ia memiliki orang lain

untuk kerja di toko itu namun pada hakikatnya ia melakukan semuanya sendiri.

2. Birokrasi

Birokrasi dapat di definisikan sebagai struktur dengan tugas-tugas

operasional yang sangat rutin yang dapat dicapai melalui spesialisasi, aturan

dan ketentuan yang sangat formal, tugas yang dikelompokkan dalam

department fungsional, wewenang terpuat, rentang kendali yang sangat sempit

dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando (Robbins: 2007).

Dapat di katakana struktur ini adalah struktur yang sangat kaku dan baku tanpa

ada sesuatu yang dapat melenceng dari apa yang sudah ditentukan. Walaupun

birokrasi terdengar kurang enak di telinga kita, namun dia juga memiliki

keunggulan, yaitu kemampuannya dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang

terstandar secara sangat efisien.Selain itu struktur ini murah biaya karena tidak

membutuhkan manusia-manusia ahli dan cerdas, cukup dengan kemauan untuk

bekerja.

Adapun kelemahan dari desain struktur ini adalah berlebihan dalam

(14)

persis dan jika berbeda sedikit saja maka tidak di terima. tidak ada modifikasi

sama sekali didalamnya. Modifikasi berarti salah.

3. Struktur Matriks

Model ini menggabungkan desain berdasarkan produk dan berdasarkan

fungsi. Kekuatannya pada system departementalisai fungional adalah dengan

menggabungkan para spesialis maka akan lebih mudah bagi mereka untuk

berkoordinasi dalam menyelesaikan masalah. Kelemahan terbesarnya adalah

sulitnya mengoordinasikan tugas para spesialis fungsional yang beragam agar

kegiatan mereka selesai tepat waktu dan sesuai anggaran. Begitu juga

departemantalisasi berdasarkan produk memiliki keuntungan dak kelemahan

yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan koordinasi diantara

spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan sesuai anggaran tetapi

memiliki kelemahan adanya rangkap kegiatan dan biaya. Dan struktur matrik

ingin menggabungkan kedua kekuatan itu dan menghindari kekurangannya. Kekuatan dari system matrix adalah memudahkan koordinasi lintas

spesialisasi sehingga mempu menghasilkan keputusan yang cepat dan tepat dari

berbagai sudut spesialisasi. Adapun kelemahannya adalah mengaburkan tujuan

bersama perusahaan. Dan para pekerja memiliki dua atasan; manager

fungsional dan manajer produk. Dan ini memiliki potensi konflik yang besar

dan menimbulkan stress karyawan karena harus melaporkan dan

(15)

D. Pilihan-pilihan Desain yang Baru

Seiring berkembangnya pengetahuan, maka munculllah pilihan-pilihan

desain baru yang berbeda dari desain-desain yang sudah ada; struktur tim,

organisasi organisasi virtual dan organisasi nirbatas (Robbins: 2007).

1. Struktur tim

Karakter utama dari system ini adalah pemanfaatan tim sebagai

perangkat sentral untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Struktur

ini manjadikan karyawan generalisasi (mampu mengerjakan lintas

departemen) dan spesialisasi sekaligus. Inti dari desain ini adalah apapun yang

diputuskan perusahaan adalah hasil dari koordinasi tim.

2. Organisasi Virtual

Organisasi ini memiliki ciri inti yang kecil dan menyubkontrakkan

fungsi-fungsi utama bisnis.Prinsip dari desain ini adalah “mengapa harus

memiliki jika anda bisa menyewa”. Intinya perusahaan hanyalah inti kecil,

adapun fungsi-fungsinya dijalankan dengan membayar orang lain/organisai

lain diluar perusahaan.

3. Organisai Nirbatas

Organisasi nirbatas adalah suatu organisasi yang berusaha menghapus

rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas dan mengganti

departemen dengan team yang diberdayakan.Organisasi ini berusaha

(16)

hambatan-hambatan eksternal. Organisasi ini mengandalkan tekhnologi informasi dalam

operasional dan hubungannya (Sunyoto dan Burhanudin: 2002).

E. Faktor-fator Penyebab atau Penentu Berbedanya Struktur Organisasi

Sebelumnya sudah dijelaskan terdapat berbagai desain organisasi, mulai

dari birokrasi yang sangat terstruktur dan terstandarisasi sampai organisasi nirbatas

yang sangat longgar dan nyaris tanpa batas. Adapun desai lain cenderung berada

diantara keduanya. Dalam hal ini terdapat dua model ekstrim desain organisasi,

ekstrim pertama yang seperti system birokrasi disebut model mekanistis dan

ekstrim kedua yang longgar seperti nirbatas disebut model organic. Model

mekanistis umumnya sangat mirip dengan model birokrasi karena memiliki

departementalisasi yang banyak, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang

terbatas dan rendahnya tingkat partisipasi anggota tingkat bawah dalam

pengambilan keputusan. Dan pada model organic umumnya sangat mirip dengan

organisasi nirbatas yang memiliki ciri sama rata, menggunakan tim lintas hirarki

dan lintas fungsi, memiliki formalisasi rendah, memiliki jaringan informasi yang

komprehensif dan melibatkan semua tingkatan organisasi dalam pengambilan

keputusan (Robbins: 2007).

Setelah dijabarkan bermacam-macam jenis desain dan struktur organisasi,

pasti akan timbul pertanyaan “mengapa struktur berbeda-beda?”. Diantara

faktor-faktor yang menyebabkan atau yang menentukan struktur organisasi berbeda

(17)

1. Strategi organisasi

Struktur adalah salah satu cara atau strategi manajemen untuk meraih

tujuan organisasi. Maka pemilihan struktur akan sangat erat hubungannya

dengan strategi organisasi secara umum. Lebih tepatnya adalah struktur

mengikuti strategi organisasi. Jika strategi perusahaan adalah perluasan pasar

hingga tingkat internasional maka struktur juga harus mengikuti strategi

tersebut. jika focus strategi adalah produksi maka struktur harus mengikuti

strategi ini untuk menguatkan sector produksi. Menurut Robbins (2007) secara

umum ada tiga strategi perusahaan yang terkait dengan struktur; strategi

inovasi, strategi minimalis biaya dan strategi imitasi.

Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan diperkenalkannya

produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Perubahan ini bukan sekedar

perubahan sederhana atau tampilan luar saja, tetapi lebih kepada inovasi yang

bermakna dan lebih unik. Strategi ini seperti yang di terapkan oleh perusahaan

“Apple” dengan semua produknya. Dia lebih mengutamakan inovasi dan tidak

terlalu focus kepada minimalis biaya atau imitasi dari produk lainnya. Dan

focus ini jelas mempengaruhi struktur di organisasinya yang pasti akan

memfokuskan seumber dayanya kepada inovasi. Pilihan struktur yang tepat

adalah organic, struktur longgar, spesialisai rendah, formalisasi rendah dan

desentralistis.

Strategi minimalis biaya adalah strategi yang menekankan pengendalian

(18)

ini kurang menonjolkan sisi inovasi seperti perusahaan dengan strategi inovasi.

Dengan begitu maka struktur yang sifatnya menunjang inovasi pasti akan di

kurangi tidak sebanyak yang mengadopsi strategi inovasi. Pilihan struktur yang

tepat adalah mekanistis, pengendalian ketat, spesialisasi pekerjaan luas,

formalisasi tinggi dan sangat sentralistis.

Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk

atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas pasarnya terbukti (Ronnins:

2007). Dengan strategi ini sebenarnya perusahaan mencoba meminimalkan

resiko dan memaksimalkan peluang untuk mendapatkan laba. Sebagai contoh

adalah perusahaan pakaian yang memproduksi pakaian dalam jumlah banyak

dan harga lebih murah suatu jenis pakaian yang sudah terkenal yang dibuat oleh

desainnya. Mereka berani masuk ke pasar jika memang sudah teruji pasarnya,

besar dan menguntungkan. Pemilihan strukturnya adalah mekanistis dan

organic, campuran sifat-sitaf longgar dan ketat, pengendalaian ketat atas

kegiatan yang berjalan dan pengendalian lebih longgar atas tugas-tugas baru. Setiap pilihan strategi perusahaan memiliki implikasi yang berbeda-beda

terhadap pilihan struktur organisasinya. Sebagai seorang manager maka ia harus

dapat menentukan terlebih dahulu strategi mana yang akan digunakan sehingga

selanjutnya dia akan lebih mudah memilih struktur yang paling cocok untuk

setiap strategi yang dipilih. Dengan strategi dan struktur yang cocok maka akan

(19)

2. Ukuran Organisasi

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa ada beberapa model struktur

yang hanya cocok untuk perusahaan kecil; seperti sentralisasi. Bagaimana

departementalisasi sangat cocok untuk perusahaan yang sudah besar. Maka dari

itu ukuran organisasi sangat mempengaruhi pemilihan struktur organisasi.

Sangat tidak mungkin sebuah toko kecil tetapi memaksakan menggunakan

departementalisasi seperti perusahaan lintas Negara.

3. Tekhnologi

Saat ini tekhnologi menjadi sarana untuk mempercepat dan

memperbesar hasil produksi.Seperti perusahaan mobil lebih cenderung

memakai tekhnologi robot untuk merakit mobilnya. Hal ini jelas mempengaruhi

struktur organisasi, misalnya dengan adanya mesin maka akan mengurangi

jumlah pekerja perakit dan menambah mekanik untuk memantau dan merawat

mesin-mesin tersebut.

4. Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud disini adalah lembaga-lembaga atau

kekuatan-kekuatan diluar organisasi yang mempengaruhi kinerja organisasi,

seperti pemasok, pelanggan, pemerintah, pesaing dll. Bagaimana hubungannya

dengan struktur? Misalnya dengan adanya pesaing baru dan mengancam

(20)

inovasi sehingga akan terus menghasilkan produk yang fresh yang dapat

mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada.

Faktor-faktor tersebut yang sangat mempengaruhi perbdaan pemilihan

desain dan struktur organisasi. Ini juga berarti bahwa jika anda seorang manager

yang baru akan mendesain struktur organisasi maka anda harus memperhatikan

factor-faktor tersebut dalam memilih desain dan struktur organisasi anda.

Ketepatan pemilihan akan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan karena akan

berpengaruh langsung terhadap perilaku anggota organisasi yang berada

dialamnya. Seseorang akan sangat acuh terhadap urusan orang lain jika anda

menerapkan system birokrasi, mereka akan selalu mengatakan bahwa pekerjaan

saya hanya ini, dan itu bukan bagian dari pekerjaan saya. System ini sangat tidak

cocok diterapkan industry yang sangat erat dengan kreatifitas. Dalam kreatifitas,

ide bersama sangatlah dibutuhkan.

F. Penutup

Dengan mengetahui tentang desain dan struktur organisai diharapkan

seorang manager mampu membentuk struktur yang tepat untuk meraih tujuan

organisainya dengan efektif dan efesien. Dengan struktur yang tepat para

karyawan atau anggota organisasi tahu apa yang harus dilakukannya, kepada siapa

dia mengadu jika dia mendapatkan masalah dalam pekerjaannya, para pimpinan

departemen/divisi tahu siapa saja yang berada didalam wewenang dan tanggung

(21)

Dengan mengetahui desain dan struktur perusahaan ini pula manager dapat

mengetahui perilaku organisasi dan perilaku anggota organisasinya. Karena

struktur sangat mempengaruhi bagaimana anggota organisasi berperilaku. Maka

manager akan dapat memprediksi perilaku anggota organisasi dan dapat

mengambil keputusan yang tepat jika ada perilaku anggota organisasinya yang

melenceng.

Daftar Pusataka

a. Buku

Robbins, Stephan P & Timothy A. Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 (Terjamahan). Jakarta: salemba empat;

Robbins, Stephan P & Timothy A. Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 2 (Terjamahan). Jakarta: salemba empat

Sunyoto, Danang & Burhanudin. 2002. Teori Perilaku Keorganisasia dilengkapi: intervensi pengembangan Organisasi, Yogyakarta: CAPS Penerbit

b. Makalah

Referensi

Dokumen terkait

Dengan Analisa Jaringan Irigasi Gunung Nago akan menghitung ulang bangunan di daerah irigasi Gunung Nago seperti pencarian debit, menghitung luas area, mendimensi

23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mengakibatkan adanya penyerahan sebagian kewenangan dari kabupaten/kota ke Provinsi, khususnya dalam pengelolaan konservasi dan

pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah di bidang Pendidikan yang meliputi Kebijakan, Pembiayaan, Kurikulum, Prasarana dan Sarana, Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Adalah fakta, bahwa dari 30 lebih program studi yang ada di SMK dan jelas jumlah ini akan terus berkembang di masa depan sesuai dengan arah pengembangan

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0.233 atau 23.3% sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas, risiko bisnis,

Penelitian ini dilakukan di LAZ PT Semen Padang dnagan tujuan untuk mengetahui : (1) Untuk mengetahui pelaksanaan dari pengelolaan serta pengunaan dana yang

Berdasarkan hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat Baduy memiliki kearifan ekologi dalam mengkonservasi anekaragam benih padi lokal secara in-situ , dan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENINGKATAN