• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA JARINGAN IRIGASI GUNUNG NAGO MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (S.I.G)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA JARINGAN IRIGASI GUNUNG NAGO MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (S.I.G)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA JARINGAN IRIGASI GUNUNG NAGO MENGGUNAKAN

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (S.I.G)

Nanda Wirawan, Hendri Warman, Indra Farni

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta

E-mail: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak

Daerah irigasi Gunung Nago mengalami perubahan tataguna lahan, fungsi saluran, debit air di sungai dan kebutuhan air disawah, berdampak pada bangunan irigasi. Dengan Analisa Jaringan Irigasi Gunung Nago akan menghitung ulang bangunan di daerah irigasi Gunung Nago seperti pencarian debit, menghitung luas area, mendimensi saluran dan memberikan informasinya menggunakan metode Sistem Informasi Geografis (S.I.G). Tugas akhir ini dimulai dari pengambilan data sekunder kemudian, menganalisa data kemudian, dilakukan

perhitungan bangunan jaringan irgasi kemudian, pengimputan kedalam software (arcmap)

kemudian, melakukan pengolahan data disoftware(arcmap) agar informasi dapat ditampilkan

kembali secara teratur. Hasil dari tugas akhir ini adalah untuk luas catchment area adalah

48,71 Km2. Total daerah irigasi 1212,78 Ha yang meliputi, saluran intek kiri seluas 725,73 Ha

dan saluran intek kanan seluas 487,05 Ha dengan 2 macam pola tanam. Penampang saluran

dibuat trapesium dan rumus yang digunakan adalah strickler dan bangunan ukur debit dipilih

tipe Thomson Kemudian, peta yang dikeluarkan dari Sistem Informasi Geografis (S.I.G).

adalah Peta admistrasi kota padang, peta Kontur Kota Padang, Peta Catchment Area D.I

Gunung Nago, Peta D.I Gunung Nago.

(2)

THE ANALYSIS CONECTION OF GUNUNG NAGO IRRIGATION USE

GEOGRAFIS INFORMATION SYSTEM (G.I.S)

Nanda Wirawan, HendriWarman, Indra Farni

Department Of Civil Engineering, Faculty Of Civil Engineering and Planning, University Of Bung Hatta Padang

E-mail: [email protected], [email protected], [email protected] Abstract

Irrigation Areal of Gunung Nago has become different such as land use, channel function, dependable flow and discharge in agriculture areal. It has been impact to building of irrigation. With analysis connection of Gunung Nago irrigation will recalculate building in irrigation areal of Gunung Nago such as, dependable flow, land use, catchment areal, discharge in agriculture areal and calculate channel dimension and give information that use Geographies Information System (G.I.S). This thesis is started from take secondary data and then, analysis them and then, calculate building of irrigation connection and then, input to software (arcmap) and then, procces data on software (arcmap) that is purpose to show regular basis information. Result of this thesis is catchment area in the Gunung Nago

irrigation is 48,71 Km2. Total irrigation areal was 1212,78 ha for area of left intek channel flow is

725,73 ha and areal of right intek channel flow is 725,73 ha with two strategy plant. Channel is maked traveziodal and then, For building of discharge parameter is choosed Thomson type and then, output of System Information Geographies (S.I.G) is map of Padang City Administration, map of Padang City Counture, map of catchment area in the Gunung Nago irrigation and map of Gunung Nago irrigation area.

Keyword: Analysis Connection of Irrigation, GunungNago, GIS, Software, Dimension

1. Pedahuluan

Daerah irigasi Gunung Nago dibangun pertama kali pada tahun 1970 terletak di kota Padang, kecamatan Pauh dengan luas daerah irigasi awal 2087 Ha.

Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan manusia yang semakin beragam maka,

kemungkinan terjadinya perubahan

tataguna lahan, fungsi saluran, debit air di sungai dan kebutuhan air disawah, bisa berdampak pada hasil pertanian kemudian, sebuah jaringan irgasi sangat banyak membutuhkan peta dan data-data untuk dikelola menjadi informasi yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan.

Dengan analisa irigasi Gunung Nago akan menghitung ulang faktor teknis di daerah irigasi Gunung Nago seperti pencarian debit, menghitung luas area, mendimensi saluran dan memberikan informasinya menggunakan media Sistem Informasi Geografis (S.I.G).

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Irigasi

Irigasi adalah pemberian air secara buatan untuk keperluan pertanian (pertanian dalam arti luas) seperti padi, palawija, perikanan. Air irigasi didistribusikan keseluruh lahan pertanian melalui jaringan yang terdiri dari pada saluran pembawa (primer, sekunder, tersier dan kuarter) termasuk

(3)

bangunan-bangunan didalamnya dan membuang kelebihan air tersebut yang tidak dipakai lagi melalui saluran buang (drainase).

2.2 Debit Andalan

Debit andalan (Dependable Flow) adalah

debit minimum sungai untuk kemukinan terpenuhi yang sudah ditentukan yang dapat dipakai untuk irigasi. Kemungkinan terpenuhi ditetapkan 80% (kemungkinan bawah debit sungai lebih rendah dari debit andalan 20%). Debit andalan ditentukan

untuk periode tengah-bulanan. Debit

minimum sungai dianalisis atas dasar data debit harian sungai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi debit andalan antara lain:

1. Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai (DAS)

adalah Daerah Curah Hujan yang mengkonsentrasikan pada sungai.

 Teknik membuat DAS

a. Tentukan posisi bangunan

bendung.

b. Tarik garis ke arah hulu sungai

yang memotong

punggung-punggung kontur yang terdekat dari sungai dengan syarat tidak boleh memotong anak sungai.

c. Tarik garis sampai terhubung

dengan garis awal.

d. Cari luasan sungai dengan

memakai rumus

L = 0,25π x L1 x L2

Ket: L = Luas

L1 = Diameter terpanjang dari

lingkaran DAS L2 = L1

Gambar 1 Contoh penarikan garis DAS

2. Curah Hujan

Curah hujan adalah banyaknya hujan yang jatuh dalam satu waktu. Metode yang digunakan untuk menghitung curah hujan adalah:

 Metode Aritmatik

Metode ini menggunakan

perhitungan curah hujan

wilayah dengan merata-ratakan semua jumlah hujan yang ada

pada wilayah tersebut.

Digunakan khususnya untuk daerah seragam dengan variasi CH kecil. Cara ini dilakukan dengan mengukur serempak untuk lama waktu tertentu dari semua alat penakaran dan

(4)

Kemudian hasil penjumlahannya dibagi dengan jumlah penakar hujan maka akan dihasilkan rata-rata curah

hujan didaerah tersebut.

Menurut Sasrodarsono (2003),

secara matematik ditulis

persamaan sebagai berikut:

Rave =

Ket:

Rave = Curah Hujan Rata-rata

(mm)

n = Jumlah curah hujan

R1….Rn = Besarnya curah

hujan pada masing-masing

stasiun (mm)

3. Evapotranspirasi

Evaportranspirasi merupakan

penguapan yang terjadi pada

makhluk hidup dan tanah.

Data-data yang diperlukan untuk

perhitungan evapotranspirasi adalah yang berkenaan dengan:

- Temperature : Harian

maksimum, minimum dan rata-rata

- Kelembaban relatif

- Sinar matahari : Lamanya

dalam sehari

- Angin : Kecepatan

- Evaporasi: catatan harian

2.3 Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan air irigasi adalah jumlah

volume air yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan evapontranspirasi, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan konstribusi air tanah. Kebutuhan air disawah dinyatakan dalam lt/dt/ha.

Kebutuhan air sawah untuk padi ditentukan oleh faktor-faktor berikut:

1. Penyiapan Lahan.

2. Penggunaan Konsumtif.

3. Perkolasi dan Rembesan.

4. Pergantian Lapisan Air.

5. Curah Hujan Efektif.

2.4 Penyiapan Lahan

Kebutuhan penyiapan lahan umumnya menentukan kebutuhan air irigasi pada suatu proyek irigasi. Faktor-faktor yang

penting yang menentukan besarnya

kebutuhan air untuk penyiapan lahan adalah:

1. Lamanya waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan pekerjaan

penyiapan lahan.

2. Jumlah air yang diperlukan untuk

penyiapan lahan.

Faktor-faktor penting yang menentukan lamanya jangka waktu penyiapan lahan adalah:

1. Tersedianya tenaga kerja dan ternak

(5)

2. kondisi sosial, budaya yang ada didaerah penanaman padi. Untuk daerah irigasi baru, jangka waktu penyiapan lahan akan ditetapkan

berdasarkan kebiasaan yang

berlaku didaerah-daerah

didekatnya. Sebagai pedoman

diambil jangka waktu 1,5 bulan untuk menyelesaikan penyiapan lahan seluruh petak tersiser.

Bilamana untuk penyiapan lahan diperkirakan akan dipakai peralatan mesin secara luas, maka jangka

waktu penyiapan lahan akan

diambil 1 bulan.

Perlu diingat bahwa transplantasi

(perpindahan bibit kesawah)

mungkin sudah dimulai setelah 3 sampai 4 minggu dibeberapa bagian petak tersier dimana pengolahan sudah selesai.

Untuk pehitungan irigasi selama penyiapan lahan, digunakan metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra (1968). Metode tersebut didasarkan pada laju air konstan dalam lt/dt selama periode penyiapan lahan dan mengasilkan rumus-rumus sebagai berikut:

IR = Kebutuhan air irigasi ditingkat persawahan (mm/hari)

M = Kebutuhan air untuk

mengganti kehilangan air akibat evaporasi dari perkolasi disawah yang sudah dijenuhkan M = Eo + P (mm/hari)

Eo = Evaporasi air terbuka yang diambil 1,1 Eto selama penyiapan lahan (mm/hari)

P = Perkolasi K = MT/S

T= Jangka waktu penyiapan lahan (hari)

S = Kebutuhan air, untuk

penjenuhan ditambah dengan

lapisan air 50 mm, yakni 200 + 50 = 250 mm seperti yang sudah diterangkan diatas.

2.5 Penggunaan Konsumtif

Penggunaan konsumtif adalah jumlah air yang dipakai oleh tanaman untuk proses fotosintesis dari tanaman tersebut.

Penggunaan konsumtif dihitung dengan rumus berikut:

:

= evapotranspirasi tanaman (mm/hari) = evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)

= Koefesien tanaman

2.6 Perkolasi

Laju perkolasi sangat tergantung kepada sifat-sifat tanah. Pada tanah lempung berat dengan karakteristik pengolahan yang baik,

(6)

laju perkolasi dapat mencapai 1-3 mm/hari. Pada tanah-tanah yang lebih ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi.

2.7 Penggantian Lapisan Air

Penggantian lapisan air dilakukan setelah pemupukkan. Penggantian lapisan air dilakukan menurut kebutuhan. Jika tidak ada penjadwalan semacam itu, lakukan penggantian sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm (atau 3,3 mm/hari selama ½ bulan) selama sebulan dan dua bulan setelah transplantasi.

2.8 Curah Hujan Efektif

Untuk irigasi padi, curah hujan efektif bulanan diambil 70% dari curah hujan minimum tengah bulanan.

Re = 0,7 x ½ Rs Dimana:

Re = Curah hujan efektif (mm/hari) Rs = Curah hujan minimum

Banyaknya air untuk irigasi pada petak sawah dapat dirumuskan sebagai berikut: Ir = S + Et + P – Re

Dimana:

Ir = Kebutuhan air untuk irigasi

S = Kebutuhan air untuk pengolahan tanah atau penggenangan

Et = Evapotranspirasi: Crop Consumptive

Use

Re = Curah hujan efektif

2.9 Dimensi Saluran

Dalam perencanaan ruas saluran, alirannya di anggap sebagai aliran tetap, dan untuk

itu diterapkan rumus Strickler.Perhitungan

Saluran menggunakan rumus Strickler

sebagai berikut :

Dimana :

Q = debit saluran (m3/dt)

V = kecepatan aliran (m/dt)

A = luas penampang saluran (m2)

R = jari-jari hidrolis (m) P = keliling basah (m) b = lebar dasar saluran (m) h = tinggi air (m)

I = kemiringan saluran

K = koefisien kekasaran saluran

m = kemiringan talud saluran (1 vert : m horz)

1. Saluran Tanah

Tinggi air di saluran untuk debit tertentu sangat tergantung pada

nilai kekasaran Strickler yang

diambil sesuai dengan tabel berikut :

Tabel 1 Koefisien Kekasaran Strickler

Koefisien Kekasaran (K) 35 35 35 40 42.5 45 5 < QP < 10 QP > 10 Saluran Tersier

Saluran Primer & Sekunder QP < 1M3/dt 1 < QP < 5

Jenis Suluran / Debit Saluran

Saluran Pembuang

2. Saluran Pasangan

Pembuatan saluran pasangan

dimaksudkan untuk : 5 . 0 3 2 I R k V   ) (b m h A P A R     A Q V

2

0.5 1 2   b h m P

(7)

a. Mencegah kehilangan air akibat rembesan

b. Mencegah gerusan dan erosi

c. Mencegah/ mengurangi

tumbuhan air

Saluran pasangan untuk jaringan irigasi dipakai pasangan batu kali

atau beton, adapun parameter

dengan ketentuan-ketentuan lain

yang digunakan dalam

merencanakan saluran pasangan sesuai dengan tabel dibawah ini :

Tabel 2 Koefisien Kekasaran Strickler untuk saluran Pasangan Koefisien Kekasaran 42.5 60 60 45 50 Pasangan Batu hanya, Satu Sisi

Jenis Pasangan

Pasangan Lempengan Beton 2 Sisi, Dasar Tanah Pasangan Lempengan Beton, Satu Sisi Pasangan Batu Seluruhnya

Pasangan Batu 2 Sisi, Dasar Tanah

3. Penentuan Lebar dasar rencana

ditentukan berdasarkan :

a. Besarnya debit Q, dimana tinggi

air , yang terjadi harus mengacu pada persyaratan n.

d. Besarnya kecepatan V, dimana

kecepatan yang terjadi harus mengacu pada persyaratan V.

e. Mengacu pada persyaratan b.

Ketetapan mana yang akan diambil untuk penentuan lebar

dasar saluran rencana,

Perbandingan antara b dan h, kecepatan air dan kemiringan talud tergantung dari debit

seperti dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3 Parameter perhitungan untuk menentukan kemiringan

2.10 Bangunan Bagi Sadap

Hitungan debit melalui aliran dibawah pintu :

Q = μ . b . a

μ = koefesien debit ( 0,78 s/d 0,82 )

Q = debit aliran (m3/dt)

b = lebar pintu ( m ) a = tinggi bukaan pintu (m) z = kehilangan energi (m)

Gambar 2 Contoh Desain Pintu Air

2.11 Bangunan Ukur Debit

Bangunan ukur debit Adalah suatu bangunan air yang digunakan/ berfungsi untuk mengukur seberapa banyak air yang

mengalir/ melimpas pada bangunan

tersebut. Bangunan ukur debit yang dipakai untuk analisa jaringan irigasi Gunung Nago ini adalah tipe Thomson.

 Tipe Thomson adalah ambang

(8)

dari besi strip (ambang tajam ) yang dipasang membentuk celah siku keatas.

Pada umumnya digunakan untuk mengukur debit yang relatif kecil, pintu ukur ini lazim dipakai pada pintu tersier

2.12 Defenisi SIG

SIG adalah sistem berbasis komputer yang

digunakan untuk memasukkan,

menyimpan, mengelola, menganalisis dan

mengaktifkan kembali data yang

mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. (Burrough, 1986)

2.13 Pemodelan SIG

Secara garis besar pemodelan SIG ada dua bentuk data antara lain:

1. Pemodelan data spasial (peta)

Data spasial adalah data dalam bentuk grafis yang menunjukan ruang lokasi atau tempat-tempat dipermukaan bumi. Data spasial

terdiri dari dua macam

pemodelan data yaitu:

a. Model Data Vektor

Pada model data ini,

kenampakkan geografis atau

objek-objek yang dapat

disajikan dengan tiga cara yaitu, titik, garis dan polygon. Posisi setiap objek dinyatakan

dalam sistem koordinat

geografis, baik menggunakan bujur/ lintang atau sistem

Universal Transver Mercator (UTM).

b. Model Data Raster

Pada model data ini,

fenomena alam atau objek

yang dapat dipetakan

disajikan dalam bentuk array atau matrik dengan jalan

membagi suatu daerah

kedalam grid-grid set yang teratur.

2. Pemodelan data attribute

(keterangan)

Data Attribute adalah data yang

memberikan penjelasan atau

deskripsi atas setiap objek

dipermukaan bumi.

3. Metode Penelitian

1. Pengumpulan data sekunder

seperti, peta topografi, data curah hujan, data iklim, peta situasi, skema jaringan irigasi, peta areal sawah.

2. menganalisa data sekunder

berdasarkan metode para ahli dan literatur seperti, metode Fj Mock,

metode arithmatik, metoda

rangking, peraturan pemerintah, buku teknik hidrologi, buku hidrolika

(9)

3. Menginput hasil analisa data kedalam peta digital dengan

menggunakan software arcmap.

4. Menampilkan kembali hasil

analisa data dalam bentuk data sapsial dan data attribute.

Gambar 3 Bagan Alir Metode Penulisan

4. Hasil Pembahasan 4.1Deskripsi Daerah

Daerah irigasi Gunung terletak di kota Padang, kecamatan Pauh berada diantara koordinat Lintang Selatan 0°55'25.70" -

0°55'32.59" dan Bujur Timur

100°22'47.94" – 100°26'3.98"

Gambar 4 Peta D.I Gunung Nago 4.2Perhitungan Curah Hujan

Stasiun curah hujan yang dipakai untuk analisa daerah irigasi Gunung Nago adalah stasiun curah hujan Gunung Nago dan satasiun curah hujan Batu Busuk.

Tabel 4 Curah Hujan Rata-rata setengah bulanan dua stasiun

Sub Januari (mm) Hari Febuari (mm) Hari Maret (mm) Hari April (mm) Hari (mm)Mei Hari (mm)Juni Hari

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2005 I 208.00 5 69.50 4 67.50 4 26.00 1 258.50 6 143.00 4 II 161.50 3 90.00 2 172.50 6 173.50 6 58.00 4 43.00 3 2006 I 118.00 6 52.00 4 15.00 1 101.00 4 40.00 1 53.00 2 II 159.00 5 247.00 6 606.00 10 151.00 7 95.00 3 201.00 4 2007 I 236.50 5 78.50 2 41.50 2 264.50 8 89.00 4 180.50 5 II 196.50 4 113.00 4 224.50 9 259.50 8 137.00 6 141.00 5 2008 I 31.00 2 170.50 2 225.50 7 147.50 3 - - 179.50 5 II 135.50 3 238.50 6 152.00 3 318.00 6 189.00 5 156.00 5 2009 I 60.50 2 67.00 2 57.00 2 167.50 6 110.40 6 72.50 4 II 80.00 4 151.50 4 78.50 3 98.00 4 50.50 2 123.50 5 2010 I 107.50 5 74.00 3 104.50 5 68.50 5 257.30 6 225.50 4 II 102.50 5 192.00 7 273.50 9 79.50 4 18.00 2 37.00 3 2011 I 75.50 4 13.00 2 30.00 3 63.50 3 57.00 2 104.50 3 II 66.00 3 177.50 4 193.50 7 230.00 8 171.50 7 283.50 7 2012 I 168.00 3 121.50 8 308.50 8 147.50 4 107.00 4 143.00 3 II 37.50 3 55.00 5 78.00 2 72.50 5 267.00 5 90.00 3 2013 I 131.50 6 151.00 7 106.50 2 244.50 7 124.50 5 160.50 5 II 181.50 6 138.00 6 244.50 8 132.50 5 51.00 3 84.50 3 2014 I 379.30 8 49.80 3 55.50 3 176.00 7 156.50 7 289.60 7 II 34.80 2 76.50 3 124.50 4 433.50 9 103.00 4 118.50 5 Tahun BULAN

Sub (mm)Juli Hari Agustus (mm) Hari September (mm) Hari Oktober (mm) Hari November (mm) Hari Desember (mm) Hari

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 2005 I 131.00 5 43.50 3 306.00 5 336.00 8 291.00 7 191.00 7 II 136.00 4 354.00 8 419.50 7 495.00 8 243.00 7 66.00 3 2006 I 105.00 4 97.00 1 62.50 8 16.00 2 10.73 5 332.00 8 II 73.00 3 191.00 5 49.50 3 48.00 4 259.00 9 108.00 4 2007 I 84.00 2 48.50 2 79.00 3 100.00 5 80.37 5 239.50 5 II 83.00 4 121.00 5 104.00 4 255.00 8 159.00 2 119.00 5 2008 I 224.00 7 22.50 1 138.00 6 226.50 8 105.00 8 257.50 5 II 388.00 4 204.50 8 52.00 2 110.00 5 82.00 5 257.00 8 2009 I 113.50 3 74.50 4 89.50 3 46.00 3 256.50 9 157.50 5 II 45.50 2 215.00 7 190.50 4 195.00 8 264.50 9 198.50 7 2010 I 92.50 4 42.00 3 131.50 4 159.00 3 234.00 5 80.50 5 II 201.00 5 140.50 6 312.00 5 67.00 4 142.00 7 119.00 3 2011 I 194.50 3 80.50 4 86.50 3 42.00 3 198.00 8 100.50 5 II - - 43.00 2 118.00 5 225.00 9 145.00 6 128.50 6 2012 I 113.00 5 47.50 2 161.00 3 63.00 4 201.00 6 177.00 6 II 242.00 6 162.50 7 33.50 4 48.00 3 69.50 3 267.00 11 2013 I 137.50 6 204.00 6 165.50 8 74.00 4 243.50 13 238.00 8 II 88.50 6 145.00 6 39.50 3 119.75 8 240.00 7 219.50 9 2014 I 201.00 6 149.00 6 103.00 4 207.30 7 427.60 9 279.50 4 II 1.50 3 252.00 6 155.00 4 292.00 12 194.20 6 220.20 5 Tahun BULAN MULAI selesai

(10)

4.3Perhitungan Evapotranspirasi Tabel 5 Perhitungan Evapotranspirasi Tahun 2015 Rumus : Eto = W . Rn + (1 - W). F (u). (ea - ed) mm /hari

Keterangan Januari Februari Maret April Mei Juni 3 4 5 6 7 8 9 1 Temperatur ( C ) Data 26.99 26.98 26.93 26.85 26.93 26.94 2 ea (mm bar) Tabel 7 35.67 35.66 35.56 35.39 35.55 35.57

3 Relatif Humidity (%) Data RH/100 0.91 0.91 0.91 0.79 0.91 0.91 4 ed ( mm bar ) 2 x 3 32.30 32.55 32.24 28.13 32.22 32.21

5 ea - ed (mm bar) 2 - 4 3.37 3.11 3.32 7.26 3.33 3.36 6 Kec. Angin (km/ Hari), (u) Data 15.07 16.58 19.21 17.91 19.59 15.70 7 f (u) Tabel 9 0.31 0.31 0.32 0.32 0.32 0.31 8 ( 1 - w ) Tabel 10 0.24 0.24 0.24 0.23 0.24 0.24 9 ( 1 - w ) . F(u) (ea - ed ) 5 x 7 x 8 0.25 0.23 0.25 0.54 0.25 0.25 10 Ra ( mm/ hari ) Tabel 12 15.00 15.50 15.70 15.30 14.40 13.90 11 n, Sunshine ( Jam/ hari) Data 0.47 0.45 0.45 0.48 0.57 0.54 12 N ( Jam/ hari ) Tabel 13 12.10 12.10 12.10 12.10 12.10 12.10 13 n/N 11:12 0.04 0.04 0.04 0.04 0.05 0.04 14 ( 1 - α ) ( 0,25 + 0,50. n/N ). (n/N) Tabel 14 0.21 0.21 0.20 0.21 0.21 0.21 15 Rns (mm/ hari) 10 x 14 3.09 3.18 3.21 3.15 3.01 2.89 16 f (t) Tabel 15 16.10 16.10 16.09 16.07 16.09 16.09 17 f (ed) Tabel 16 0.09 0.09 0.09 0.11 0.09 0.09 18 f (n/ N) Tabel 17 0.14 0.13 0.13 0.14 0.14 0.14 19 Rn1 = f (t) . (ed) . F (n/ N ) 16 x 17 x 18 0.20 0.19 0.19 0.23 0.21 0.20 20 Rn = Rns - Rn1 15 - 19 2.89 2.99 3.02 2.92 2.80 2.69 21 W (data, I dan alt. ) Tabel 11 0.74 0.74 0.74 0.74 0.74 0.74 22 W. Rn 20 x 21 2.15 2.22 2.24 2.17 2.08 1.99 23 Eto ( mm/ hari ) 9 + 22 2.39 2.45 2.50 2.70 2.33 2.24 24 Eto (Hasil koreksi) (mm/hari) Jumlah hari 31 28 31 30 31 30 25 (Eto mm/ Bulan) 23 x 24 74.24 68.59 77.36 81.09 72.36 67.30

Uraian 2 No

Keterangan Juli Agustus September Oktober November Desember 3 10 11 12 13 14 15 1 Temperatur ( C ) Data 26.89 26.93 26.86 26.76 26.82 26.75 2 ea (mm bar) Tabel 7 35.46 35.55 35.40 35.21 35.31 35.17 3 Relatif Humidity (%) Data RH/100 0.90 0.79 0.79 0.80 0.91 0.79 4 ed ( mm bar ) 2 x 3 32.03 28.23 27.99 28.28 32.01 27.88 5 ea - ed (mm bar) 2 - 4 3.43 7.32 7.41 6.93 3.31 7.28 6 Kec. Angin (km/ Hari), (u) Data 16.38 15.88 15.81 12.72 14.81 19.05 7 f (u) Tabel 9 0.31 0.31 0.31 0.31 0.31 0.32 8 ( 1 - w ) Tabel 10 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 0.24 9 ( 1 - w ) . F(u) (ea - ed ) 5 x 7 x 8 0.26 0.54 0.55 0.50 0.24 0.55 10 Ra ( mm/ hari ) Tabel 12 14.10 14.80 15.30 15.40 15.10 14.80 11 n, Sunshine ( Jam/ hari) Data 0.54 0.51 0.45 0.35 0.34 0.40 12 N ( Jam/ hari ) Tabel 13 12.10 12.10 12.10 12.10 12.10 12.10 13 n/N 11:12 0.04 0.04 0.04 0.03 0.03 0.03 14 ( 1 - α ) ( 0,25 + 0,50. n/N ). (n/N) Tabel 14 0.21 0.21 0.20 0.20 0.20 0.20 15 Rns (mm/ hari) 10 x 14 2.93 3.06 3.14 3.10 3.04 3.01 16 f (t) Tabel 15 16.08 16.09 16.07 16.05 16.06 16.05 17 f (ed) Tabel 16 0.09 0.11 0.11 0.11 0.09 0.11 18 f (n/ N) Tabel 17 0.14 0.14 0.13 0.13 0.13 0.13 19 Rn1 = f (t) . (ed) . F (n/ N ) 16 x 17 x 18 0.21 0.24 0.23 0.21 0.18 0.22 20 Rn = Rns - Rn1 15 - 19 2.73 2.83 2.91 2.89 2.86 2.78 21 W (data, I dan alt. ) Tabel 11 0.74 0.74 0.74 0.74 0.74 0.74 22 W. Rn 20 x 21 2.02 2.10 2.16 2.15 2.12 2.07 23 Eto ( mm/ hari ) 9 + 22 2.28 2.64 2.71 2.65 2.37 2.62 24 Eto (Hasil koreksi) (mm/hari) Jumlah hari 31 31 30 31 30 31 25 (Eto mm/ Bulan) 23 x 24 70.68 81.93 81.22 82.12 70.97 81.20

Uraian 2 No

Tabel 6 Rekap Nilai Evapotranspirasi

Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni

2005 74.24 68.59 77.36 81.09 72.36 67.30 2006 78.35 73.16 84.91 76.82 73.89 70.60 2007 75.19 68.95 78.63 70.88 72.68 67.37 2008 75.16 72.25 77.18 73.25 74.82 62.80 2009 69.19 61.19 74.56 69.02 70.79 64.96 2010 67.64 64.20 71.27 67.67 66.87 64.76 2011 70.52 69.67 75.24 71.38 69.79 67.10 2012 71.27 69.89 75.22 71.11 68.70 66.23 2013 68.74 62.99 72.52 68.45 67.79 63.08 2014 74.24 68.59 77.36 81.09 72.36 67.30

Tahun Juli Agustus September Oktober November Desember

2005 70.68 81.93 81.22 82.12 70.97 81.20 2006 74.29 76.84 78.50 81.72 77.30 79.30 2007 72.14 85.58 73.51 76.18 73.64 86.48 2008 64.93 68.69 68.86 70.12 67.19 68.48 2009 69.34 70.26 69.00 71.06 64.59 73.93 2010 67.93 71.81 71.62 74.06 65.61 72.00 2011 69.29 72.88 72.57 67.67 64.44 67.14 2012 65.26 69.03 71.93 69.83 69.47 70.07 2013 65.55 68.22 72.16 74.54 72.37 71.88 2014 70.68 81.93 81.22 82.12 70.97 81.20

4.4Perhitungan Debit Andalan Tabel 7 Analisa Debit Andalan

DAS = 48,71 Km2

I II I II I II I II I II I II

I Data Meteorologi

1 Hujan Rata-rata 1/2 Bulan mm 208.00 161.50 69.50 90.00 67.50 172.50 26.00 173.50 258.50 58.00 143.00 43.00

2 Jumlah Hari Hujan hari 5 3 4 2 4 6 1 6 6 4 4 3

II Evapotranspirasi Potensial (Ep) mm/bln 74.24 74.24 68.59 68.59 77.36 77.36 81.09 81.09 72.36 72.36 67.30 67.30

III Limit Evapotranspirasion

3 Expose Survface (m) % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

4 E = Ep x (m/20) x (18 - n)/100 mm 9.65 11.14 9.60 10.97 10.83 9.28 13.78 9.73 8.68 10.13 9.42 10.09 5 Et = Ep - E mm 64.58 63.10 58.98 57.61 66.53 68.08 67.30 71.36 63.67 62.23 57.88 57.20 6 Water Balance (R-Et) mm 143.42 98.40 10.52 32.39 0.97 104.42 0.00 102.14 194.83 0.00 85.12 0.00 7 Soil Storage 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8 Soil Moisture 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 9 Water Surplus (S-Soil Storage) mm 143.42 98.40 10.52 32.39 0.97 104.42 0.00 102.14 194.83 0.00 85.12 0.00

V Run Off/ Ground Water Storege

10 Infiltrasi (i) mm 28.68 19.68 2.10 6.48 0.19 20.88 0.00 20.43 38.97 0.00 17.02 0.00 11 0,5 (1+K) i K = 0.6 mm 22.95 15.74 1.68 5.18 0.16 16.71 0.00 16.34 31.17 0.00 13.62 0.00 12 K (Vn -1) mm 0.00 13.77 17.71 11.63 10.09 6.15 13.71 8.23 14.74 27.55 16.53 18.09 13 Vn mm 22.95 29.51 19.39 16.82 10.24 22.85 13.71 24.57 45.91 27.55 30.15 18.09 14 K (Vn -1) Lanjutan mm 27.66 30.36 35.93 33.19 30.00 24.15 28.20 25.15 29.83 45.45 43.80 44.37 15 Vn Lanjutan mm 50.61 59.88 55.32 50.01 40.25 47.00 41.92 49.72 75.75 73.00 73.95 62.46 16 K (Vn -1) Lanjutan mm 109.82 79.66 65.50 50.94 40.65 30.54 32.04 27.45 31.21 46.28 44.29 44.67 17 Vn Lanjutan mm 132.77 109.17 84.89 67.75 50.90 53.39 45.75 52.02 77.13 73.82 74.44 62.76 18 K (Vn -1) Lanjutan mm 109.82 79.66 65.50 50.94 40.65 30.54 32.04 27.45 31.21 46.28 44.29 44.67 19 Vn Lanjutan mm 132.77 109.17 84.89 67.75 50.90 53.39 45.75 52.02 77.13 73.82 74.44 62.76 20 K (Vn -1) Lanjutan mm 109.82 79.66 65.50 50.94 40.65 30.54 32.04 27.45 31.21 46.28 44.29 44.67 21 Vn Lanjutan mm 132.77 109.17 84.89 67.75 50.90 53.39 45.75 52.02 77.13 73.82 74.44 62.76 22 VN' = Vn- (Vn-1) mm -50.27 -23.60 -24.28 -17.14 -16.86 2.50 -7.64 6.27 25.11 -3.30 0.62 -11.69 23 Base Flow = I - VN' mm 78.95 43.28 26.38 23.62 17.05 18.39 7.64 14.16 13.86 3.30 16.41 11.69 24 Direct Run Off mm 114.73 78.72 8.41 25.91 0.78 83.54 0.00 81.71 155.86 0.00 68.10 0.00 25 Run Off mm 193.69 122.00 34.80 49.53 17.83 101.93 7.64 95.87 169.72 3.30 84.50 11.69 26 Debit Rata-rata Setengah Bulanan m3/dt 7.28 4.30 1.31 2.15 0.67 3.59 0.29 3.60 6.38 0.12 3.18 0.44

No Keterangan Unit Januari Februari Maret April Mei Juni

I II I II I II I II I II I II

I Data Meteorologi

1 Hujan Rata-rata 1/2 Bulan mm 131.00 136.00 43.50 354.00 306.00 419.50 336.00 495.00 291.00 243.00 191.00 7.00

2 Jumlah Hari Hujan hari 5 4 3 8 5 7 8 8 7 7 7 3

II Evapotranspirasi Potensial (Ep) mm/bln 70.68 70.68 81.93 81.93 81.22 81.22 82.12 82.12 70.97 70.97 81.20 81.20

III Limit Evapotranspirasion

3 Expose Survface (m) % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

4 E = Ep x (m/20) x (18 - n)/100 mm 9.19 9.90 12.29 8.19 10.56 8.93 8.21 8.21 7.81 7.81 8.93 12.18 5 Et = Ep - E mm 61.49 60.79 69.64 73.73 70.66 72.29 73.91 73.91 63.16 63.16 72.27 69.02 6 Water Balance (R-Et) mm 69.51 0.00 0.00 280.27 235.34 347.21 262.09 421.09 227.84 179.84 118.73 0.00 7 Soil Storage 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 8 Soil Moisture 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 50.00 5.00 5.00 9 Water Surplus (S-Soil Storage) mm 69.51 0.00 0.00 280.27 235.34 347.21 262.09 421.09 227.84 179.84 118.73 0.00

V Run Off/ Ground Water Storege

10 Infiltrasi (i) mm 13.90 0.00 0.00 56.05 47.07 69.44 52.42 84.22 45.57 35.97 23.75 0.00 11 0,5 (1+K) i K = 0.6 mm 11.12 0.00 0.00 44.84 37.65 55.55 41.93 67.37 36.45 28.77 19.00 0.00 12 K (Vn -1) mm 10.85 13.18 7.91 4.75 29.75 40.44 57.60 59.72 76.26 67.63 57.84 46.10 13 Vn mm 21.97 13.18 7.91 49.59 67.41 96.00 99.53 127.09 112.71 96.40 76.84 46.10 14 K (Vn -1) Lanjutan mm 37.47 35.67 29.31 22.33 43.15 66.34 97.40 118.16 147.15 155.92 151.39 136.94 15 Vn Lanjutan mm 59.45 48.85 37.22 71.92 110.56 162.34 196.94 245.26 259.86 252.32 228.23 183.04 16 K (Vn -1) Lanjutan mm 37.65 35.78 29.38 22.37 43.18 66.35 97.41 118.17 147.16 155.92 151.39 136.94 17 Vn Lanjutan mm 59.63 48.96 37.29 71.96 110.58 162.35 196.94 245.26 259.87 252.32 228.23 183.04 18 K (Vn -1) Lanjutan mm 37.65 35.78 29.38 22.37 43.18 66.35 97.41 118.17 147.16 155.92 151.39 136.94 19 Vn Lanjutan mm 59.63 48.96 37.29 71.96 110.58 162.35 196.94 245.26 259.87 252.32 228.23 183.04 20 K (Vn -1) Lanjutan mm 37.65 35.78 29.38 22.37 43.18 66.35 97.41 118.17 147.16 155.92 151.39 136.94 21 Vn Lanjutan mm 59.63 48.96 37.29 71.96 110.58 162.35 196.94 245.26 259.87 252.32 228.23 183.04 22 VN' = Vn- (Vn-1) mm -3.13 -10.67 -11.67 34.67 38.62 51.77 34.59 48.32 14.61 -7.55 -24.09 -45.19 23 Base Flow = I - VN' mm 17.03 10.67 11.67 21.38 8.44 17.68 17.82 35.90 30.96 43.51 47.84 45.19 24 Direct Run Off mm 55.60 0.00 0.00 224.21 188.27 277.77 209.67 336.87 182.27 143.87 94.99 0.00 25 Run Off mm 72.63 10.67 11.67 245.59 196.72 295.45 227.49 372.77 213.23 187.38 142.82 45.19 26 Debit Rata-rata Setengah Bulanan m3

/dt 2.73 0.38 0.44 8.65 7.39 11.10 8.55 13.13 8.01 7.04 5.37 1.59 Juli Agustus September Oktober November Desember

No Keterangan Unit

Tabel 8 Rekap Debit Andalan

I II I II I II I II I II I II 2005 7.28 4.30 1.31 2.15 0.67 3.59 0.29 3.60 6.38 0.12 3.18 0.44 2006 2.96 3.43 0.43 7.15 0.15 16.01 0.93 3.33 0.91 1.90 0.85 5.15 2007 6.68 4.43 1.07 2.61 0.51 5.02 6.74 6.39 1.20 2.86 4.59 3.23 2008 1.64 3.04 3.97 6.21 5.13 2.84 3.29 8.62 0.43 4.45 4.65 3.86 2009 2.39 1.88 1.28 4.04 0.21 0.74 3.61 1.29 1.72 0.28 0.90 2.37 2010 2.90 1.98 1.08 5.18 1.44 6.25 0.45 1.24 6.67 0.31 5.84 0.45 2011 1.63 0.82 0.42 4.60 0.04 3.93 0.17 5.52 0.13 3.62 1.81 7.47 2012 4.67 0.60 2.39 0.40 7.95 0.44 3.17 0.72 2.01 6.53 2.92 1.48 2013 4.17 4.59 3.60 3.56 1.91 5.79 6.26 2.68 2.71 0.48 4.11 1.51 2014 12.62 1.20 1.22 1.82 0.74 2.25 3.70 11.57 2.83 1.67 8.03 2.46 April

Tahun Januari Februari Maret Mei Juni

I II I II I II I II I II I II 2005 2.73 0.38 0.44 8.65 7.39 11.10 8.55 13.13 8.01 7.04 5.37 1.59 2006 1.69 0.73 1.54 4.06 0.23 0.40 0.40 0.31 0.26 6.14 8.13 1.10 2007 1.39 1.28 0.64 1.90 0.90 1.63 1.37 5.74 0.55 3.41 5.48 1.55 2008 5.94 10.40 0.44 5.19 3.35 0.93 6.12 2.03 2.10 1.40 6.86 6.07 2009 1.87 0.21 0.77 4.63 1.00 4.30 0.25 4.22 6.35 6.53 3.26 4.55 2010 1.78 4.67 0.43 2.80 2.62 8.05 3.12 0.65 6.25 3.13 1.28 2.45 2011 4.49 0.40 1.29 0.66 1.40 2.19 0.32 5.15 4.51 2.96 1.70 2.55 2012 2.35 5.98 0.35 3.57 3.65 0.47 0.70 0.52 4.87 0.50 3.98 6.19 2013 3.07 1.33 5.01 2.79 3.57 0.43 0.90 2.07 5.91 5.73 5.72 4.94 2014 5.20 0.70 3.33 6.00 1.54 3.37 4.84 6.83 11.88 4.51 7.52 5.35 November Desember

Tahun Juli Agustus September Oktober

Tabel 9 Rengking Debit Andalan

I II I II I II I II I II I II 1 12.62 4.59 3.97 7.15 7.95 16.01 6.74 11.57 6.67 6.53 8.03 7.47 2 7.28 4.43 3.60 6.21 5.13 6.25 6.26 8.62 6.38 4.45 5.84 5.15 3 6.68 4.30 2.39 5.18 1.91 5.79 3.70 6.39 2.83 3.62 4.65 3.86 4 4.67 3.43 1.31 4.60 1.44 5.02 3.61 5.52 2.71 2.86 4.59 3.23 5 4.17 3.04 1.28 4.04 0.74 3.93 3.29 3.60 2.01 1.90 4.11 2.46 6 2.96 1.98 1.22 3.56 0.67 3.59 3.17 3.33 1.72 1.67 3.18 2.37 7 2.90 1.88 1.08 2.61 0.51 2.84 0.93 2.68 1.20 0.48 2.92 1.51 8 2.39 1.20 1.07 2.15 0.21 2.25 0.45 1.29 0.91 0.31 1.81 1.48 9 1.64 0.82 0.43 1.82 0.15 0.74 0.29 1.24 0.43 0.28 0.90 0.45 10 1.63 0.60 0.42 0.40 0.04 0.44 0.17 0.72 0.13 0.12 0.85 0.44

Tahun Januari Februari Maret April Mei Juni

I II I II I II I II I II I II 1 5.94 10.40 5.01 8.65 7.39 11.10 8.55 13.13 11.88 7.04 8.13 6.19 2 5.20 5.98 3.33 6.00 3.65 8.05 6.12 6.83 8.01 6.53 7.52 6.07 3 4.49 4.67 1.54 5.19 3.57 4.30 4.84 5.74 6.35 6.14 6.86 5.35 4 3.07 1.33 1.29 4.63 3.35 3.37 3.12 5.15 6.25 5.73 5.72 4.94 5 2.73 1.28 0.77 4.06 2.62 2.19 1.37 4.22 5.91 4.51 5.48 4.55 6 2.35 0.73 0.64 3.57 1.54 1.63 0.90 2.07 4.87 3.41 5.37 2.55 7 1.87 0.70 0.44 2.80 1.40 0.93 0.70 2.03 4.51 3.13 3.98 2.45 8 1.78 0.40 0.44 2.79 1.00 0.47 0.40 0.65 2.10 2.96 3.26 1.59 9 1.69 0.38 0.43 1.90 0.90 0.43 0.32 0.52 0.55 1.40 1.70 1.55 10 1.39 0.21 0.35 0.66 0.23 0.40 0.25 0.31 0.26 0.50 1.28 1.10

September Oktober November Desember

(11)

4.5Perhitungan Kebutuhan Air dan Pola Tanam

Tabel 10 Luas Petak Sawah Saluran Kanan BK PB K1 ki 7.20 8.77 PB ki 1.52 1.85 K2 Ka 0.00 0.00 PB 2 ka 0.54 0.66 k2 ki 1.50 1.83 PB 3 ka 0.00 0.00 K3 ka 3.99 4.86 PB 5 ki 3.07 3.74 K3 ki 1.00 1.22 PB 6 ka 8.82 10.74 K4 ki 1.80 2.19 PB 7 ki 111.62 135.95 BN BKK N1 ki 11.47 13.97 KK 1 ka 4.42 5.38 N2 ki 1.09 1.33 KK 1 ki 17.71 21.57 N3 ka 11.80 14.37 KK 2 ka 16.77 20.43 N4 ka 0.00 0.00 KK 3 ka 8.58 10.45 N5 ki 1.00 1.22 KK 4 ki 1.29 1.57 N6 ki 0.00 0.00 KK 5 ki 21.07 25.66 N7 ka 20.00 24.36 KK 6 ka 4.00 4.87 N7 ki 10.00 12.18 KK 7 ka 46.99 57.23 N8 ka 24.49 29.83 BAN N8 ki 32.67 39.79 AN 1 ki 40.17 48.93 N9 ka 30.26 36.86 AN 2 ki 17.63 21.47 BKL AN 3 ki 6.07 7.39 KL 1 ki 2.68 3.26 AN 4 ki 7.15 8.71 KL 2 ka 37.89 46.15 AN 5 ki 13.49 16.43 KL 2 ki 37.32 45.45 AN 6 ka 0.00 0.00 KL 4 ki 27.77 33.82 AN 7 ka 0.00 0.00 KL 5 ka 10.00 12.18 AN 7 ki 8.37 10.19 KL 5 ki 7.00 8.53 AN 8 ka 7.77 9.46 KL 6 ka 34.07 41.50 AN 8 ki 0.00 0.00 KL 7 ka 0.00 0.00 BSG KL 8 ki 20.00 24.36 SG 1 ka 23.74 28.91 KL 8 ka 10.13 12.34 SG 2 ka 3.47 4.23 BBL SG 2 ki 12.14 14.79 BL 1 ka 0.00 0.00 SG 3 ka 18.79 22.89 BL 1 ki 18.84 22.95 BLL BB LL 1 ka 0.00 0.00 B 1 ka 0.71 0.86 LL 2 ki 12.39 15.09 B 1 ki 4.70 5.72 LL 3 ka 0.00 0.00 B 2 ka 17.71 21.57 LL 3 ki 8.00 9.74 B 2 ki 25.01 30.46 LL 4 ka 5.41 6.59 B 3 ka 20.45 24.91 LL 4 ki 12.86 15.66 B 3 ki 19.30 23.51 BLB B 3 Ka 1 35.20 42.87 LB 1 ka 1.13 1.38 1.13 Total 593.21 487.05 BLG 58.14

Nama Saluran Q Kebutuhan

(Lt/dt) Nama Saluran

Q Kebutuhan

(Lt/dt) Luas Sawah (Ha)

Luas Sawah (Ha)

15.49

123.08

Nama Bangunan Nama Bangunan

125.57 120.83 38.66 100.65 S.KANAN S.KIRI 142.78 186.86 18.84

Tabel 11 Luas Petak Sawah Saluran Kiri PB PB ki 1.52 1.85 PB 2 ka 0.54 0.66 PB 3 ka 0.00 0.00 PB 5 ki 3.07 3.74 PB 6 ka 8.82 10.74 PB 7 ki 111.62 135.95 BKK KK 1 ka 4.42 5.38 KK 1 ki 17.71 21.57 KK 2 ka 16.77 20.43 KK 3 ka 8.58 10.45 KK 4 ki 1.29 1.57 KK 5 ki 21.07 25.66 KK 6 ka 4.00 4.87 KK 7 ka 46.99 57.23 BAN AN 1 ki 40.17 48.93 AN 2 ki 17.63 21.47 AN 3 ki 6.07 7.39 AN 4 ki 7.15 8.71 AN 5 ki 13.49 16.43 AN 6 ka 0.00 0.00 AN 7 ka 0.00 0.00 AN 7 ki 8.37 10.19 AN 8 ka 7.77 9.46 AN 8 ki 0.00 0.00 BSG SG 1 ka 23.74 28.91 SG 2 ka 3.47 4.23 SG 2 ki 12.14 14.79 SG 3 ka 18.79 22.89 BLL LL 1 ka 0.00 0.00 LL 2 ki 12.39 15.09 LL 3 ka 0.00 0.00 LL 3 ki 8.00 9.74 LL 4 ka 5.41 6.59 LL 4 ki 12.86 15.66 BLB LB 1 ka 1.13 1.38 1.13 BLG LG 1 ki 21.31 25.95 LG 2 ka 1 7.8 9.50 LG 2 ka 2 42.45 51.70 LG 3 ki 26.14 31.84 LG 4 ka 8.36 10.18 BLB 2 LB 2 ka 10.00 12.18 LB 2 ki 10.87 13.24 LB 3 ki 63.92 77.85 LB 4 ka 30.95 37.70 LB 5 ka 58.95 71.80 LB 6 ka 0.00 0.00 LB 6 ki 0.00 0.00 Total 883.91 725.73 58.14 Nama Saluran Q Kebutuhan

(Lt/dt) Luas Sawah (Ha) Nama Bangunan 125.57 106.06 120.83 174.69 38.66 100.65 S.KIRI

Tabel 12Curah hujan efektif setengah bulan

I II I II I II I II I II I II 75.50 66.00 52.00 90.00 41.50 124.50 68.50 98.00 57.00 51.00 104.50 84.50 3.52 3.08 2.43 4.20 1.94 5.81 3.20 4.57 2.66 2.38 4.88 3.94 BULAN NO R.80% Re= 0,7 x R80/15

JANUARI FEBRUARI Maret APRIL MEI JUNI (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) I II I II I II I II I II I II 105.00 45.50 43.50 140.50 86.50 49.50 46.00 67.00 105.00 142.00 157.50 119.00 4.90 2.12 2.03 6.56 4.04 2.31 2.15 3.13 4.90 6.63 7.35 5.55 BULAN NO R.80% Re= 0,7 x R80/15 (mm) (mm)

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER

(mm) (mm) (mm) (mm)

(12)

Tabel 13Tabel penyusunan pola tata tanam dan kebutuhan air tiap setengah bulan Alternatif 1

Tabel 14Perbandingan debit kebutuhan dengan debit andalan alternatif 1

1213.03 Ha I II I II I II I II I II I II 87.30 0.00 0.00 0.00 218.68 1210.59 132.86 464.21 0.00 0.00 274.81 0.00 0.44 2.79 1.00 0.47 0.40 0.65 2.10 2.96 3.26 1.59 2.39 1.20 438.76 2790.84996.06 473.85 398.60 645.41 2098.73 2959.58 3264.36 1592.29 2387.93 1196.14 Q Andalan lt/dt/ha Bulan Periode Januari Agustus September Oktober November Desember Luas Daerah Irigasi

Q Kebutuhan (lt/dt/ha) Q Andalan m3/dt I II I II I II I II I II I II 0.00 0.00 1477.43 0.00 1231.08 195.00 567.97 452.77 0.00 0.00 0.00 0.00 1.07 2.15 0.21 2.25 0.45 1.29 0.91 0.31 1.81 1.48 1.78 0.40 1073.80 2147.98 206.57 2248.47 450.72 1294.48 912.02 312.66 1808.61 1477.88 1775.46 399.36 Q Andalan lt/dt/ha Bulan Periode

Februari Juni Juli Q Kebutuhan (lt/dt/ha)

Q Andalan m3/dt

Maret April Mei

Gambar 5 Grafik Q Andalan dan Q Kebutuhan untuk Alternatif 1

Tabel 15Tabel penyusunan pola tata tanam dan kebutuhan air tiap setengah bulan Alternatif 2

Tabel 16Perbandingan debit kebutuhan dengan debit andalan Alternatif 2

487.05 Ha I II I II I II I II I II I II 35.05 0.00 0.00 0.00 87.80 486.07 53.34 186.39 0.00 0.00 110.34 0.00 0.40 0.65 2.10 2.96 3.26 1.59 2.39 1.20 1.07 2.15 0.21 2.25 398.60 645.41 2098.73 2959.58 3264.36 1592.29 2387.93 1196.14 1073.80 2147.98 206.57 2248.47 Q Kebutuhan (lt/dt/ha) Q Andalan m3/dt Q Andalan lt/dt/ha Periode

November Desember Januari Februari Maret Luas Daerah Irigasi (Kanan)

Bulan Oktober I II I II I II I II I II I II 0.00 0.00 593.21 0.00 494.30 78.30 228.05 181.80 0.00 0.00 0.00 0.00 0.45 1.29 0.91 0.31 1.81 1.48 1.78 0.40 0.44 2.79 1.00 0.47 450.72 1294.48 912.02 312.66 1808.61 1477.88 1775.46 399.36 438.76 2790.84 996.06 473.85 Q Kebutuhan (lt/dt/ha) Q Andalan m3/dt Q Andalan lt/dt/ha

Mei Juni Juli Agustus September Periode

April Bulan

Gambar 6 Grafik Q Andalan dan Q Kebutuhan untuk Alternatif 2

Tabel 17 Tabel penyusunan pola tata tanam dan kebutuhan air tiap setengah bulan Alternatif 3

(13)

Tabel 18 Perbandingan debit kebutuhan dengan debit andalan Alternatif 3

725.98Ha I II I II I II I II I II I II 52.25 0.00 0.00 0.00 130.88 724.52 79.51 277.83 0.00 0.00 164.47 0.00 2098.73 2959.58 3176.56 1106.22 2334.59 1009.75 1073.80 2147.98 96.23 2248.47 450.72 1294.48 Q Kebutuhan (lt/dt/ha) Q Andalan lt/dt/ha Periode Luas Daerah Irigasi (Kanan)

Bulan November Desember Januari Februari Maret April

I II I II I II I II I II I II

0.00 0.00 884.22 0.00 736.78 116.71 339.92 270.98 0.00 0.00 0.00 0.00 318.81 312.66 1314.31 1399.58 1547.42 217.56 438.76 2790.84 996.06 473.85 363.55 645.41 Q Kebutuhan (lt/dt/ha)

Q Andalan lt/dt/ha

Juni Juli Agustus September Oktober

Periode Bulan Mei

Gambar 7 Grafik Q Andalan dan Q Kebutuhan untuk Alternatif 3

Alternatif ini dibuat agar bisa tercapai kebutuhan air didaerah irigasi Gunung Nago pada tiap tengah bulannya. Berikut ini keterangan tentang alternatif pola tanam yang dipakai,

1. Alternatif 1

Pada alternatif ini debit andalan

direncanakan mengairi daerah

irigasi kanan dan daerah irigasi kiri dalam waktu yang bersamaan. Namun dilihat dari grafik alternatif 1, debit andalan tidak dapat memenuhi kebutuhan air disawah pada setiap setengah bulannya. Maka alternatif ini tidak dapat dipakai.

2. Alternatif 2

Pada alternative ini debit andalan

direncanakan hanya mengairi

daerah irigasi bagian kanan dari bendung dengan pola tanam pada awal November sampai dengan

Maret adalah Padi, pada

pertengahan Maret sampai dengan pertengahan Agustus adalah Padi dan pada awal Agustus sampai dengan akhir November adalah

Palawija. Dilihat pada grafik

alternatif 2 debit andalan dapat memenuhi kebutuhan air disawah pada tiap setengah bulannya. Jadi, alternatif ini dapat digunakan untuk pengairan didaerah irigasi kanan.

3. Alternatif 3

Pada alternative ini debit rencana hanya mengairi daerah irigasi bagian kiri dari bendung dengan pola tanam pada awal Desember sampai dengan April adalah Padi, pada pertengahan April sampai

dengan pertengahan September

adalah Padi dan pada awal

September sampai dengan akhir Desember Palawija. Dilihat dari grafik alternatif 3 debit andalan dapat memenuhi kebutuhan air

disawah pada tiap setengah

bulannya. Jadi, alternatif 3 dapat digunakan untuk pengairan sawah didaerah irigasi kiri.

4.6Perhitungan Dimensi Saluran

1. Menentukan Debit (Q)

Untuk mendapatkan debit harus diketahui luas area sawah yang akan diairi. Untuk saluran primer diruas BPB 0 – BPB 1 luas sawah yang diari adalah: 725,73 Ha

(14)

Maka debit yang didapat adalah : Q = 725,73 x 1,2 lt = 883,91 lt/dt

0,8839 m3/ dt

2. Menentukan Kecepatan

Untuk menentukan kecepatan (V) arus diketahui debit (Q)

Q = 0.8839 m3/dt dari tabel dapat

ditentukan kecepatan dengan

memakai rumus inter polasi, yaitu

: V = 0,5 +

V = 0,51

3. Menentukan b dan h

Untuk menentukan b dan h berdasarkan debit rencana (Q) dan kecepatan (V) yaitu:

Q = A x V A = A = A = 1,73 m2 h = h = h = 0,76 m b = h x 2 b = 0,76 x 2 b = 1,6 m

catatan: n = b/h = 2 dari tabel 4.3 m = 1 dari tabel 4.3 4. Menentukan Kemiringan I R = 0,47m P = 3,75 m I = ( 2 I = ( 2 I = 0,000192 5. Menentukan Q dimensi Q dimensi = ((b + M x h) h) x V Q dimensi = ((1.6 + 1 x 0.76) 0,76) x 0,51 Q dimensi = 0,91 m3/dt 1 1 1.60 0.50 0.76 3.12 SALURAN PRIMER BPB 0 - BPB1

Gambar 8 Saluran Primer BPB 0 – BPB 1

Untuk perhitungan saluran selanjutnya

dibuat dalam microsoft exel

Gambar 9 Skema D.I Gunung Nago PB Ki 1,52 Ha 1,13 HaLB 1 Ka LB 2 Ki 10,87 Ha LB 2 Ka 10 Ha LB 3 Ki 63,92 Ha LB 4 Ki 30,95 Ha LB 5 Ka 58,95 Ha LG 1 Ki 21,31 Ha LG 3 Ki 26,14 Ha LG 4 Ka 8,36 Ha AN 3 Ki 6,07 Ha AN 5 Ki 13,49 Ha AN 7 Ki 8,37 Ha AN 8 Ki 0 AN 2 Ki 17,63 Ha AN 1 Ki 40,17 Ha SG 2 Ki 12,44 Ha PB 7 Ki 111,62 Ha PB 5 Ki 3,07 Ha LL 2 Ki 12,39Ha LL 3 Ki 8 Ha LL 4 Ki 12,86 Ha KK 4 Ki 1,29 Ha AN 4 Ki 7,15 Ha AN 6 Ka 0,0 Ha AN 7 Ka 0 AN 8 Ka 7,77 Ha SG 2 Ka 3,47 Ha SG 1 Ka 23,74 Ha SG 3 Ka 18,79 Ha LL 1 Ka 0 Ha LL3 Ka 0 Ha LL 4 Ka 5,41 Ha PB 2 Ka 0,54 Ha PB 6 Ka 8,82Ha KK 1 Ka 4,42 Ha KK 2 Ka 16,77 Ha KK 6 Ka 4 Ha KK 1 Ki 17,71 Ha KK 7 Ka 46,99 Ha K1 Ki 7,2 Ha K2 Ki 1,5 Ha K3 Ki 1 Ha K4 Ki 1,8 Ha N1 Ki 11,47 Ha N2 Ki 1,09 Ha N5 Ki 1 Ha N6 Ki 0 K2 Ka 0 K3 Ka 3,99 Ha N3 Ka 11,80 Ha N4 Ka 0 N7 Ki 10 Ha N8 Ki 32,67 Ha N7 Ka 20 Ha N8 Ka 24,49 Ha N9 Ka 30,26 Ha KL 2 Ka 37,89 Ha B1 Ka 0,71 Ha B1 Ki 4,7 Ha B3 Ki 19,3 Ha B2 Ki 25,01 Ha B2 Ka 17,71 Ha B3 Ka 20,45 Ha KL1 Ki 2,68 Ha KL 2 Ki 37,32 Ha B3 Ka 1 35,2 Ha KL 8 Ka 10,13 Ha KL 4 Ki 27,77 Ha KL 5 Ki 7 Ha KL 6 Ki 34,07 Ha KL 8 Ki 20 Ha KL 7 Ka 0 KL 5 Ka 10 Ha BL 1 Ka 0 BL 1 Ki 18,84 Ha KK 3 Ki 8,58 Ha KK 5 Ki 21,07Ha 0,144 Km 0,256 KmBPB 2 BPB 1 0,895 Km BLB 1 1,290 Km BLB 2 1,450 KmBLB 3 2,718 Km BLB 4 4,385 Km BLB 5 4,931 KmBLG 4 5,930 Km 4,528 Km BLG 3 2,439 Km BLG 2 BLG 1 1,928 Km 1,111 Km BPB 4 0,585 Km BAN 1 BAN 2 1,487 Km 2,121 Km BAN 3 BAN 42,963 Km 0,687 Km BSG 2 BSG 1 1,264 Km BPB 6 1,198 Km BPB 5 BAN 5 3,268 Km 3,884 Km BAN 6 5,072 Km BAN 7 2,029 KmBSG 3 5,736 Km BAN 8 0,029BLL 1 2,396 Km BPB 8 BPB 7 0,311 Km BKK 1 2,436 Km BKK 3 2,956 KmBKK 4 3,500 Km BKK 5 4,481 Km BKK 6 5,051 KmBKK 7 3,254 Km 2,304 Km 0,057 Km 1,666 KmBKK 2 BLL 2 BLL 4 BLL 3 0,327 Km BK 1 368 BK 2 0,695 Km 0,947 Km 525 BK 3 BB1 89 401 627 BKL 1 236 BKL 2 0,863 Km 1,492 Km BKL 3 BKL 4 1,299 KmBBL 1 BKL 5 2,542 KmBKL 6 BKL 7 3,073 Km BKL 8 3,608 Km 0,682 Km 593 BB BB 2b 0,089 Km BB 2a 532 KM 0,532BN 1 540 1,072 Km BN 2 787 2,036 Km 1354 1,859 Km BN 3 3,184 Km 1325 BN 4 52 BN 5 548 3,784 Km 3,236 Km BK 4 1,348 Km 607 4,391 Km BN 7 858 616BN 8 BN 9 5,249 Km BN 6 1,886 Km 0,627 Km 5,249 Km 8,77 lt/dt 0 lt/dt 1,83 lt/dt 4,86 lt/dt 1,22 lt/dt 2,19 lt/dt 13,97 lt/dt 1,33 lt/dt 14,33 lt/dt 0 lt/dt 1, 22 lt/dt 0 lt/dt 24,36 lt/dt 12,18 lt/dt 29,83 lt/dt 39,79 lt/dt 30,86 lt/dt 3,26 lt/dt 46,15 lt/dt 45,45 lt/dt 33,82 lt/dt 12,18 lt/dt 8,53 lt/dt 41,50 lt/dt 0lt/dt 24,36 lt/dt 24,36 lt/dt 22,95 lt/dt 0,86 lt/dt 5,72 lt/dt 30,46 lt/dt 21,57 lt/dt 24,91 lt/dt 23,51 lt/dt 42, 87lt/dt 1,85 lt/dt 0,66 lt/dt 3,74 lt/dt 10,74 lt/dt 135,95 lt/dt 5,38 lt/dt 21,57 lt/dt 20,43 lt/dt 10,58 lt/dt 1,57 lt/dt 25,66 lt/dt 4,87 lt/dt 57,23 lt/dt 48,93 lt/dt 21,47 lt/dt 7,39 lt/dt 8,71 lt/dt 16,43 lt/dt 0,0 lt/dt 0 lt/dt 0,0 lt/dt 10,19 lt/dt 9,46 lt/dt 0 lt/dt 28,91 lt/dt 4,23 lt/dt 14,79 lt/dt 22,89 lt/dt 15,09 lt/dt 0,0 lt/dt 0,0 lt/dt 9,74 lt/dt 6,59 lt/dt 15,66 lt/dt 1,38 lt/dt 25,95 lt/dt 31,84 lt/dt 10,18 lt/dt 12,18 lt/dt 77,85 lt/dt 13,24 lt/dt 37,70 lt/dt 71,80 lt/dt S K E M A D A E R A H I R I G A S I G U N U N G N A G O T E R B A R U

LUAS AREA/ KANAN SALURAN PRIMER SALURAN SEKUNDER

= = =

LUAS SALURAN KIRI = = = SALURAN PRIMER SALURAN SEKUNDER 487,05 Ha 725,73 Ha LG 2 Ka 1 7,80 Ha LG 2 Ka 2 42,45 Ha 9,50 lt/dt 51,70 lt/dt 5 . 0 3 2 I R k V   ) (b m h A P A R    

2

0.5 1 2   b h m P ) ( 75 , 3 73 , 1 h m b A R    

2

0.5 1 1 76 , 0 2 6 , 1    x P

(15)

Tabel 19 Dimensi Saluran Kiri Nama Ruas 1 Primer BPB 0-BPB 1 725.73 0.8839 0.914 1.6 0.76 1 60 0.000192 0.51 0.5 2 Primer BPB 1-BPB 2 442.33 0.5387 0.552 1.3 0.63 1 60 0.000202 0.46 0.5 3 Primer BPB 2-BPB 3 441.79 0.5381 0.552 1.3 0.63 1 60 0.000202 0.46 0.5 4 Primer BPB 3- BPB 4 441.79 0.5381 0.552 1.3 0.63 1 60 0.000202 0.46 0.5 5 Primer BPB 4-BPB 5 283 0.3447 0.364 1 0.61 1 60 0.000151 0.37 0.4 6 Primer BPB 5-BPB 6 279.93 0.3409 0.361 1 0.61 1 60 0.000149 0.37 0.4 7 Primer BPB 6-BPB 7 271.11 0.3302 0.352 1 0.60 1 60 0.000146 0.37 0.4 8 Primer BPB 7-BPB 8 159.49 0.1943 0.202 0.6 0.56 1 60 0.00014 0.31 0.3 9 Sekunder BPB 8-BLL 1 38.66 0.0471 0.047 0.3 0.30 1 60 0.000234 0.27 0.3 10 Sekunder BLL 1-BLL 2 38.66 0.0471 0.047 0.3 0.30 1 60 0.000234 0.27 0.3 11 Sekunder BLL 2-BLL 3 26.27 0.0320 0.035 0.3 0.25 1 60 0.000271 0.26 0.3 12 Sekunder BLL 3-BLL 4 18.27 0.0223 0.027 0.3 0.21 1 60 0.000315 0.26 0.3 13 Sekunder BKK 5 -BKK 6 50.99 0.0705 0.075 0.4 0.36 1 60 0.000187 0.27 0.3 14 Sekunder BKK 6 -BKK 7 46.99 0.0657 0.071 0.4 0.35 1 60 0.000191 0.27 0.3 15 Sekunder BPB 4-BAN 1 158.79 0.1934 0.201 0.6 0.55 1 60 0.00014 0.31 0.3 16 Sekunder BAN 1-BAN 2 118.62 0.1445 0.146 0.5 0.49 1 60 0.00015 0.30 0.3 17 Sekunder BAN 2-BAN 3 100.99 0.1230 0.128 0.5 0.46 1 60 0.000153 0.29 0.3 18 Sekunder BAN 3-BAN 4 94.92 0.1156 0.122 0.5 0.45 1 60 0.000155 0.29 0.3 19 Sekunder BAN 4-BAN 5 29.63 0.0361 0.039 0.3 0.26 1 60 0.000258 0.26 0.3 20 Sekunder BAN 5-BAN 6 16.14 0.0197 0.020 0.2 0.20 1 60 0.00038 0.26 0.3 21 Sekunder BAN 6-BAN 7 16.14 0.0197 0.020 0.2 0.20 1 60 0.00038 0.26 0.3 22 Sekunder BAN 7-BAN 8 7.77 0.0095 0.012 0.2 0.14 1 60 0.00053 0.25 0.3 23 Tersier BAN 4-BSG 1 58.14 0.0708 0.075 0.4 0.36 1 60 0.000187 0.27 0.3 24 Tersier BSG 1-BSG 2 34.4 0.0419 0.043 0.3 0.28 1 60 0.000244 0.26 0.3 25 Tersier BSG 2-BSG 3 18.79 0.0229 0.028 0.3 0.21 1 60 0.000311 0.26 0.3 26 Sekunder BPB 1-BLB 1 281.88 0.3433 0.363 1 0.61 1 60 0.00015 0.37 0.4 27 Tersier BLB 1-BLG 1 106.06 0.1292 0.133 0.5 0.47 1 60 0.000152 0.29 0.3 28 Tersier BLG 1-BLG 2 84.75 0.1032 0.112 0.5 0.43 1 60 0.000158 0.28 0.3 29 Sekunder BLB 3-BLB 4 89.90 0.1095 0.117 0.5 0.44 1 60 0.000156 0.29 0.3 30 Sekunder BLB 4-BLB 5 58.95 0.0718 0.076 0.4 0.36 1 60 0.000186 0.27 0.3 9 Sekunder BPB 8-BKK 1 120.83 0.1556 0.170 0.6 0.51 1 60 0.000414 0.30 0.3 10 Sekunder BKK 1 -BKK 2 98.70 0.1286 0.133 0.5 0.47 1 60 0.000448 0.29 0.3 11 Sekunder BKK 2 -BKK 3 81.93 0.1082 0.116 0.5 0.43 1 60 0.000461 0.29 0.3 12 Sekunder BKK 3 -BKK 4 73.35 0.0978 0.108 0.5 0.42 1 60 0.00047 0.28 0.3 13 Sekunder BKK 4 -BKK 5 72.06 0.0962 0.106 0.5 0.41 1 60 0.000472 0.28 0.3 23 Tersier BLG 2-BLG 3 34.50 0.0420 0.043 0.3 0.28 1 60 0.000717 0.26 0.3 24 Tersier BLG 3-BLG 4 8.36 0.0102 0.012 0.2 0.14 1 60 0.001505 0.25 0.3 17 Sekunder BLB 1-BLB 2 174.69 0.2128 0.217 0.6 0.58 1 60 0.000412 0.32 0.3 18 Sekunder BLB 2-BLB 3 153.82 0.1873 0.196 0.6 0.55 1 60 0.000411 0.31 0.3 h (m) m k I V (m/dt) W No Saluran A (Ha) Q (m3 /dt) Qd (m3 /dt) b (m)

Tabel 20 Dimensi Saluran Kanan

Nama Ruas 1 Primer BK 0-BK 1 487.05 0.5932 0.593 1.3 0.65 1 60 0.000205 0.47 0.5 2 Primer BK 1-BK 2 479.85 0.5844 0.587 1.3 0.65 1 60 0.000204 0.47 0.5 3 Primer BK 2-BK 3 478.35 0.5826 0.586 1.3 0.65 1 60 0.000204 0.47 0.5 4 Sekunder BK 3-BKL 1 205.7 0.2505 0.268 0.7 0.61 1 60 0.000135 0.33 0.3 5 Sekunder BKL 1-BKL 2 203.02 0.2473 0.266 0.7 0.61 1 60 0.000135 0.33 0.3 6 Sekunder BKL 2-BKL 3 127.81 0.1557 0.170 0.6 0.51 1 60 0.000141 0.30 0.3 7 Sekunder BKL 3-BKL 4 127.81 0.1557 0.170 0.6 0.51 1 60 0.000141 0.30 0.3 8 Sekunder BKL 4-BKL 5 81.2 0.1218 0.127 0.5 0.46 1 60 0.000154 0.29 0.3 9 Sekunder BKL 5-BKL 6 64.2 0.1011 0.110 0.5 0.42 1 60 0.000159 0.28 0.3 10 Sekunder BKL 6-BKL 7 30.13 0.0596 0.066 0.4 0.33 1 60 0.000197 0.27 0.3 11 Sekunder BKL 7-BKL 8 30.13 0.0596 0.066 0.4 0.33 1 60 0.000197 0.27 0.3 12 Primer BK 3-BK 4 267.66 0.3260 0.326 0.9 0.60 1 60 0.000151 0.36 0.4 13 Sekunder BB 2-BB 3 74.95 0.0913 0.102 0.5 0.40 1 60 0.000162 0.28 0.3 14 Sekunder BK 4-BN 1 142.78 0.1739 0.185 0.6 0.53 1 60 0.000140 0.31 0.3 15 Sekunder BN 1-BN 2 131.31 0.1599 0.173 0.6 0.51 1 60 0.000140 0.30 0.3 16 Sekunder BN 2-BN 3 130.22 0.1586 0.172 0.6 0.51 1 60 0.000141 0.30 0.3 17 Sekunder BN 3-BN 4 118.42 0.1442 0.145 0.5 0.49 1 60 0.000150 0.30 0.3 18 Sekunder BN 6-BN 7 117.42 0.1430 0.144 0.5 0.49 1 60 0.000150 0.30 0.3 19 Sekunder BN 7-BN 8 87.42 0.1065 0.115 0.5 0.43 1 60 0.000157 0.29 0.3 20 Sekunder BN 8-BN 9 30.26 0.0369 0.039 0.3 0.27 1 60 0.000256 0.26 0.3 21 Sekunder BK 4-BB 1 123.08 0.1499 0.150 0.5 0.50 1 60 0.00015 0.30 0.3 22 Sekunder BB 1-BB 2 117.67 0.1433 0.145 0.5 0.49 1 60 0.00015 0.30 0.3 23 Sekunder BN 4-BN 5 118.42 0.1442 0.145 0.5 0.49 1 60 0.00015 0.30 0.3 24 Sekunder BN 5-BN 6 117.42 0.1430 0.144 0.5 0.49 1 60 0.00015 0.30 0.3 25 Tersier BKL 4-BBL 1 18.84 0.0229 0.028 0.3 0.21 1 60 0.000311 0.26 0.3 h (m) m k I V (m/dt) W No Saluran A (Ha) Q (m3/dt) Qd (m3/dt) b (m)

4.7Bangunan Bagi Sadap

Hitungan debit melalui aliran dibawah pintu :

Q = μ . b . a

μ = koefesien debit ( 0,78 s/d 0,82 )

Q = debit aliran (m3/dt)

b = lebar pintu ( m ) a = tinggi bukaan pintu (m) z = kehilangan energi (m)

Gambar 10 Contoh Desain Pintu Air

untuk perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 21 Rekap Bangunan Bagi Sadap

Nama Ruas Sekunder BLB 1-BLB 2 0.2128 0.8 0.3 0.6329 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier BLB 1-BLG 1 0.1292 0.8 0.3 0.3843 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LB 1 ka 0.0014 0.8 0.1 0.0123 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BLB 2-BLB 3 0.1873 0.8 0.3 0.5573 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LB 2 ka 0.0122 0.8 0.1 0.1087 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LB 2 ki 0.0132 0.8 0.1 0.1181 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BLB 3-BLB 4 0.1095 0.8 0.3 0.3257 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LB 3 ki 0.0779 0.8 0.2 0.3474 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BLB 4-BLB 5 0.0718 0.8 0.2 0.3204 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LL 4 ka 0.0066 0.8 0.2 0.0294 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier BLG 1-BLG 2 0.1032 0.8 0.3 0.3071 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LG 1 ki 0.0260 0.8 0.2 0.1158 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier BLG 2-BLG 3 0.0420 0.8 0.3 0.1250 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LG 2 ki 1 0.0095 0.8 0.2 0.0424 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LG 2 ki 2 0.0517 0.8 0.2 0.2307 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier BLG 3-BLG 4 0.0102 0.8 0.1 0.0909 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LG 3 ki 0.0318 0.8 0.1 0.2841 2 9.81 0.1 1.4007 Primer BPB 1-BPB 2 0.8839 0.8 0.75 1.0517 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BPB 1-BLB 1 0.5387 0.8 0.75 0.6410 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier PB ki 0.3433 0.8 1 0.3064 2 9.81 0.1 1.4007 Primer BPB 2-BPB 3 0.5381 0.8 0.75 0.6402 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier PB 2 ka 0.0007 0.8 0.1 0.0059 2 9.81 0.1 1.4007 Primer BPB 4-BPB 5 0.3447 0.8 0.5 0.6152 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BPB 4-BAN 1 0.1934 0.8 0.3 0.5753 2 9.81 0.1 1.4007 Primer BPB 4-BPB 5 0.3447 0.8 0.5 0.6152 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier PB 5 ki 0.0037 0.8 0.1 0.0334 2 9.81 0.1 1.4007 Primer BPB 6-BPB 7 0.3302 0.8 0.5 0.5893 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier PB 6 ka 0.0107 0.8 0.1 0.0959 2 9.81 0.1 1.4007 Primer BPB 7-BPB 8 0.1943 0.8 0.3 0.5778 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier PB 7 ki 0.1359 0.8 0.3 0.4044 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BPB 8-BKK 1 0.1556 0.8 0.3 0.4628 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BPB 8-BLL 1 0.0471 0.8 0.2 0.2101 2 9.81 0.1 1.4007 SekunderBKK 1 -BKK 2 0.1286 0.8 0.3 0.3827 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KK 1 ka 0.0054 0.8 0.1 0.0480 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KK 1 ki 0.0216 0.8 0.2 0.0962 2 9.81 0.1 1.4007 SekunderBKK 2 -BKK 3 0.1082 0.8 0.3 0.3219 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KK 2 ka 0.0204 0.8 0.1 0.1823 2 9.81 0.1 1.4007 SekunderBKK 3 -BKK 4 0.0978 0.8 0.3 0.2908 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KK 3 ki 0.0105 0.8 0.1 0.0933 2 9.81 0.1 1.4007 SekunderBKK 4 -BKK 5 0.0962 0.8 0.3 0.2861 2 9.81 0.1 1.4007 g z (2.g.z)^0.5 Saluran

REKAP BANGUNAN BAGI SADAP Q u b a 2 Tersier KK 4 ki 0.0016 0.8 0.1 0.0140 2 9.81 0.1 1.4007 SekunderBKK 5 -BKK 6 0.0705 0.8 0.3 0.2098 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KK 5 ki 0.0257 0.8 0.2 0.1145 2 9.81 0.1 1.4007 SekunderBKK 6 -BKK 7 0.0657 0.8 0.2 0.2930 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KK 6 ka 0.0049 0.8 0.1 0.0435 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BPB 4-BAN 1 0.1445 0.8 0.3 0.4298 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BAN 1-BAN 2 0.0489 0.8 0.2 0.2183 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BAN 2-BAN 3 0.1230 0.8 0.3 0.3659 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier AN 2 ki 0.0215 0.8 0.2 0.0958 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BAN 3-BAN 4 0.1156 0.8 0.3 0.3439 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier AN 3 ki 0.0074 0.8 0.2 0.0330 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BAN 4-BAN 5 0.0361 0.8 0.2 0.1610 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier BAN 4-BSG 1 0.0708 0.8 0.2 0.3160 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier AN 4 ki 0.0087 0.8 0.1 0.0777 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BAN 5-BAN 6 0.0197 0.8 0.1 0.1754 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier AN 5 ki 0.0164 0.8 0.1 0.1466 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BAN 7-BAN 8 0.0095 0.8 0.1 0.0845 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier AN 7 ki 0.0102 0.8 0.1 0.0910 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier BSG 1-BSG 2 0.0419 0.8 0.2 0.1869 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier SG 1 ka 0.0289 0.8 0.2 0.1290 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier BSG 2-BSG 3 0.0229 0.8 0.2 0.1021 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier SG 2 ka 0.0042 0.8 0.1 0.0377 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier SG 2 ki 0.0148 0.8 0.1 0.1320 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BLL 2-BLL 3 0.0320 0.8 0.2 0.1428 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LL 2 ki 0.0151 0.8 0.1 0.1347 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BLL 3-BLL 4 0.0223 0.8 0.2 0.0993 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LL 3 ki 0.0097 0.8 0.1 0.0870 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LL 4 ka 0.0066 0.8 0.1 0.0588 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier LL 4 ki 0.0157 0.8 0.1 0.1398 2 9.81 0.1 1.4007 Primer BK 1-BK 2 0.5844 0.8 0.5 1.0431 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier K1 ki 0.0088 0.8 0.1 0.0783 2 9.81 0.1 1.4007 Primer BK 2-BK 3 0.5826 0.8 0.5 1.0398 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier k2 ki 0.0018 0.8 0.1 0.0163 2 9.81 0.1 1.4007 Primer BK 3-BK 4 0.3260 0.8 0.5 0.5818 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BK 3-BKL 1 0.2505 0.8 0.5 0.4472 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier K3 ki 0.0012 0.8 0.1 0.0109 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier K3 ka 0.0049 0.8 0.1 0.0434 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BK 4-BN 1 0.1739 0.8 0.3 0.5173 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BK 4-BB 1 0.1499 0.8 0.3 0.4459 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier K4 ki 0.0022 0.8 0.1 0.0196 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BN 1-BN 2 0.1599 0.8 0.3 0.4757 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier N1 ki 0.0140 0.8 0.1 0.1247 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BN 2-BN 3 0.1586 0.8 0.3 0.4718 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier N2 ki 0.0013 0.8 0.1 0.0118 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BN 5-BN 6 0.1430 0.8 0.3 0.4254 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier N5 ki 0.0012 0.8 0.1 0.0109 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BN 7-BN 8 0.1065 0.8 0.3 0.3167 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier N7 ka 0.0244 0.8 0.3 0.0725 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier N7 ki 0.0122 0.8 0.1 0.1087 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BN 8-BN 9 0.0369 0.8 0.3 0.1096 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier N8 ka 0.0298 0.8 0.3 0.0887 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier N8 ki 0.0398 0.8 0.1 0.3551 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BKL 1-BKL 2 0.2473 0.8 0.3 0.7356 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KL 1 ka 0.0033 0.8 0.1 0.0291 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BKL 2-BKL 3 0.1557 0.8 0.3 0.4631 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KL 2 ka 0.0461 0.8 0.2 0.2059 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KL 2 ki 0.0455 0.8 0.2 0.2028 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BKL 4-BKL 5 0.1218 0.8 0.3 0.3624 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier BKL 4-BBL 1 0.0229 0.8 0.2 0.1024 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KL 4 ki 0.0338 0.8 0.2 0.1509 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BKL 5-BKL 6 0.1011 0.8 0.3 0.3009 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KL 1 ka 0.0033 0.8 0.1 0.0291 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KL 5 ka 0.0122 0.8 0.1 0.1087 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KL 5 ki 0.0085 0.8 0.1 0.0761 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KL 8 ka 0.0123 0.8 0.1 0.1101 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier KL 8 ki 0.0244 0.8 0.1 0.2174 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BB 1-BB 2 0.1433 0.8 0.3 0.4263 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier B 1 ka 0.0009 0.8 0.1 0.0077 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier B 1 ki 0.0057 0.8 0.1 0.0511 2 9.81 0.1 1.4007 Sekunder BB 2-BB 3 0.0913 0.8 0.3 0.2715 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier B 2 ki 0.0305 0.8 0.1 0.2718 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier B 2 ka 0.0216 0.8 0.1 0.1925 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier B 3 ki 0.0235 0.8 0.1 0.2098 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier B 3 Ka 1 0.0429 0.8 0.1 0.3826 2 9.81 0.1 1.4007 Tersier B 3 ka 0.0249 0.8 0.1 0.2223 2 9.81 0.1 1.4007 4.8Perhitungan Bangunan Ukur

Perhitungan Bangunan ukur dipakai Tipe Thomson

(16)

 Hitungan Hidrolis tipe Thomson

Gambar 11 Desain Bangunan Ukur Tipe Thomson

Dimensi Thomson :

h = tinggi / tebal limpasan air diatas ambang

a = beda elevasi puncak mistar

dengan muka air hilir ( > 6 Cm ) p = 0,30 s/d 0,40 m

Q = 1,39 h 5/2

Dimana :

Q = debit limpasan

h = ketebalan limpasan air diatas puncak sudut siku

Contoh perhitungan diambil sampel saluran tersier BAN 4 –BSG 1

Diketahui: Q= 0.0708 m3/dt Ditanya: h….? Jawab: Q = 1,39 h 5/2 h = h = h = 0.35 Cm

untuk perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 22 Hitungan Bangunan Ukur Saluran Kiri Nama Ruas 1 Tersier PB ki 1.52 0.0019 0.071 2 Tersier PB 2 ka 0.54 0.0007 0.047 3 Tersier PB 5 ki 3.07 0.0037 0.094 4 Tersier PB 6 ka 8.82 0.0107 0.143 5 Tersier PB 7 ki 111.62 0.1359 0.395 6 Tersier KK 1 ka 4.42 0.0054 0.108 7 Tersier KK 1 ki 17.71 0.0216 0.189 8 Tersier KK 2 ka 16.77 0.0204 0.185 9 Tersier KK 3 ki 8.58 0.0105 0.141 10 Tersier KK 4 ki 1.29 0.0016 0.066 11 Tersier KK 5 ki 21.07 0.0257 0.203 12 Tersier KK 6 ka 4 0.0049 0.104 13 Tersier KK 7 ka 46.99 0.0572 0.279 14 Tersier AN 1 ki 40.17 0.0489 0.262 15 Tersier AN 2 ki 17.63 0.0215 0.189 16 Tersier AN 3 ki 6.07 0.0074 0.123 17 Tersier AN 4 ki 7.15 0.0087 0.131 18 Tersier AN 5 ki 13.49 0.0164 0.169 19 Tersier AN 7 ki 8.37 0.0102 0.140 20 Tersier AN 8 ka 7.77 0.0095 0.136 21 Tersier SG 1 ka 23.74 0.0289 0.212 22 Tersier SG 2 ka 3.47 0.0042 0.098 23 Tersier SG 2 ki 12.14 0.0148 0.162 24 Tersier SG 3 ka 18.79 0.0229 0.193 25 Tersier LL 2 ki 12.39 0.0151 0.164 26 Tersier LL 3 ki 8 0.0097 0.137 27 Tersier LL 4 ka 5.41 0.0066 0.118 28 Tersier LL 4 ki 12.86 0.0157 0.166 29 Tersier LB 1 ka 1.13 0.0014 0.063 30 Tersier LG 1 ki 21.31 0.0260 0.203 31 Tersier LG 2 ki 1 7.8 0.0095 0.136 32 Tersier LG 2 ki 2 42.45 0.0517 0.268 33 Tersier LG 3 ki 26.14 0.0318 0.221 34 Tersier LG 4 ka 8.36 0.0102 0.140 35 Tersier LB 2 ka 10 0.0122 0.150 36 Tersier LB 2 ki 10.87 0.0132 0.155 37 Tersier LB 3 ki 63.92 0.0779 0.316 38 Tersier LB 4 ka 30.95 0.0377 0.236 39 Tersier LB 5 ka 58.95 0.0718 0.306 h (m) No Saluran A (Ha) Q (m3 /dt)

Tabel 23 Hitungan Bangunan Ukur Saluran Kanan Nama Ruas 1 Tersier K1 ki 7.2 0.0088 0.132 2 Tersier k2 ki 1.5 0.0018 0.070 3 Tersier K3 ka 3.99 0.0049 0.104 4 Tersier K3 ki 1 0.0012 0.060 5 Tersier K4 ki 1.8 0.0022 0.076 6 Tersier N1 ki 11.47 0.0140 0.159 7 Tersier N2 ki 1.09 0.0013 0.062 8 Tersier N3 ka 11.8 0.0144 0.161 9 Tersier N5 ki 1 0.0012 0.060 10 Tersier N7 ka 20 0.0244 0.198 11 Tersier N7 ki 10 0.0122 0.150 12 Tersier N8 ka 24.49 0.0298 0.215 13 Tersier N8 ki 32.67 0.0398 0.241 14 Tersier N9 ka 30.26 0.0369 0.234 15 Tersier KL 1 ka 2.68 0.0033 0.089 16 Tersier KL 2 ka 37.89 0.0461 0.256 17 Tersier KL 2 ki 37.32 0.0455 0.255 18 Tersier KL 4 ki 27.77 0.0338 0.226 19 Tersier KL 5 ka 10 0.0122 0.150 20 Tersier KL 5 ki 7 0.0085 0.130 21 Tersier KL 6 ka 34.07 0.0415 0.245 22 Tersier KL 8 ki 20 0.0244 0.198 23 Tersier KL 8 ka 10.13 0.0123 0.151 24 Tersier BL 1 ki 18.84 0.0229 0.194 25 Tersier B 1 ka 0.71 0.0009 0.052 26 Tersier B 1 ki 4.7 0.0057 0.111 27 Tersier B 2 ka 17.71 0.0216 0.189 28 Tersier B 2 ki 25.01 0.0305 0.217 29 Tersier B 3 ka 20.45 0.0249 0.200 30 Tersier B 3 ki 19.3 0.0235 0.196 31 Tersier B 3 Ka 1 35.2 0.0429 0.249 No Saluran A (Ha) Q (m3/dt) h (m) 4.9Data Attribut

Data Atribut hanya dapat dilihat pada software computer. Adapun software yang

(17)

digunakan adalah ARCMAP, software tersebut memudahkan kita untuk mencari data atau informasi Daerah Irigasi Gunung Nago.

4.10 Data Spasial

Data spasial merupakan out put dari Sistem Informasi Geografis (SIG) yang bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang D.I Gunung Nago, Dalam tugas akhir ini data spasial yang dikeluarkan adalah:

1. Peta Administrasi Kota Padang

2. Peta Kontur Kota Padang

3. Peta Catchment Area Daerah

Irigasi Gunung Nago

4. Peta Daerah Irigasi Gunung Nago

Gambar 12 Peta Administrasi Kota Padang

Gambar 13 Peta Kontur Kota Padang

Gambar 14 Peta Cetchment Area

Gambar 15 Peta D.I Gunung Nago

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa penulis tentang D.I Gunung Nago dapat disimpulkan bahwa:

1. Daerah Irigasi Gunung Nago luas

Daerah Aliran Sungai (DAS) nya

adalah 48,71 Km2.

2. Daerah Irigasi Gunung Nago terdiri

dari dua buah pintu Intek yaitu pintu intek kiri dan pintu intek kanan. Pintu intek kiri salurannya mengairi sawah di kecamatan pauh,

kecamatan Lubuk Begalung,

kecamatan Padang Timur dan Kecamatan Kuranji, sementar pintu intek kanan mengairi sawah di kecamatan Kuranji dan Kecamatan

(18)

Nanggalo. Luas daerah irigasi untuk saluran kiri sebesar 725,73 Ha sementara untuk saluran kanan sebesar 487,05 Ha

3. Luas daerah irigasi Gunung Nago

di bangun pada tahun 1970 dengan luas daerah irigasi saluran kiri 1266 Ha dan Luas daerah irigasi saluran kanan 821 Ha jadi luas total saluran adalah 2087 Ha. Pada tahun 2015 analisa dari tugas akhir ini adalah Luas daerah irigasi saluran kiri 725,73 Ha dan Luas daerah irigasi saluran kanan 487,05 Ha jadi luas total saluran adalah 1212,78 Ha . Berdasarkan angka-angka diatas D.I Gunung Nago mengalami kehilangan luas petak sawah sebesar 0,01% tiap tahunnya.

4. Debit andalan dapat memenuhi

kebutuhan debit rencana setiap bulannya

5. Penampang saluran dibuat

trapesium dan rumus yang

digunanakan adalah strickler

6. Bangunan ukur debit digunakan

tipe Thomson

5.2 Saran

1. Dilihat dari grafik Q andalan dan

Q kebutuhan terdapat perbedaan debit yang sangat mencolok yaitu sangat besarnya debit andalan

dibandingkan dengan debit

rencana di bulan-bulan tertentu

sehingga air banyak terbuang siasia. Oleh karena itu sebaiknya dibuat bangunan penyimpanan air dibagian hulu sungai (batang

kuranji) sehingga air dapat

digunakan sesuai dengan

kebutuhan.

2. Aplikasi SIG sangat memudahkan

kita untuk membuat data

sekunder dan dapat diperbaharui tanpa menghilangkan data lama, oleh karena itu kepada Intansi Pemerintahan atau Swasta setiap

membuat perencananaan

diharapkan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) ini.

6. DAFTAR PUSTAKA

Dept. PU, Satandar Perancanaan Irigasi (KP-01) Yayasan Penerbit PU, 1986. Dept. PU, Satandar Perancanaan Irigasi (KP-04) Yayasan Penerbit PU, 1986. DR. Muhammad Aslan, MM dkk.

Irigasi dan Bangunan Air, Jakarta:

Gunadarma.

Hengky Hariadi. Perencanaan Sarana

dan Pemanfaatan Jaringan Irigasi Sesuai Pola Tanam Pada Daerah

Irigasi Batang Talawi, Padang:

Universitas Bung Hatta

http://www.gistutorial.net

Wahana Komputer dan Penerbit Andi.

Menguasai ARCGIS 10 untuk Pemul,

(19)

Gambar

Gambar 1  Contoh penarikan garis DAS
Tabel 6  Rekap Nilai Evapotranspirasi
Tabel 10  Luas  Petak  Sawah  Saluran
Tabel 18  Perbandingan  debit  kebutuhan  dengan  debit andalan Alternatif  3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kerugian ekonomis kerusakan bangunan Sekolah Dasar Swasta yang disebabkan oleh rayap.. Penyebaran rayap dipetakan dengan

Hubungan Ketinggian dan Kelerengan dengan Tingkat Kerapatan Vegetasi Menggunakan Sistem Informasi Geografis di Taman Nasional Gunung Leuser.. Dibimbing oleh PINDI PATANA, S.Hut,

Pemetaan jaringan distribusi, central sub station, sub station menggunakan datum referensi WGS’84 dan proyeksi UTM dilengkapi data base kelistrikan yang

Pembangunan SIG Menggunakan ArcGIS Analisa Rombel Dibanding Jumlah Murid Analisa Jumlah Guru Dibanding Jumlah Murid Analisa Prasarana Sekolah Download Data Data Koordinat

Judul Tugas Akhir : Kajian Area Tercemar Pada Jaringan Pembuangan Limbah Batik Kota Pekalongan Menggunakan Sistem Informasi Geografis.. (Studi Kasus : Sungai Pekalongan,

Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah “ANALISA PERHITUNGAN DEBIT DAN KEHILANGAN TINGGI TEKANAN (HEAD LOSS) PADA SISTEM JARINGAN PIPA DAERAH LAYANAN PDAM.. TIRTANADI

Dalam tesis ini dilakukan analisa dan perancangan sistem informasi geografis (GIS) pada Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Propinsi Sumatera Barat dan pembuatan implementasi

Peta Jaringan Jalan Kecamatan Argapura Sumber: Hasil Data Penelitian 2022 Peta Persebaran Dtw Peta persebaran DTW di Kecamatan Argapura bisa dikembangkan menjadi daerah tujuan