DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2004). SNI 03-2415-1991 Rev. 2004 : Tata Cara Perhitungan Debit Banjir,
Badan Standarisasi Nasional.
Albrecht. 2007. Key Concepts and Technique in GIS. Los Angeles.
Bambang Triatmodjo, 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset
Cech, T.V. 2005. Principles of Water Resources History, Development, Management, and Policy. Second Edition. Wiley. USA.
Chow, V T. 1970. Hidrolika Saluran Terbuka (Open Channel Hydraulics). PT.Gelora
Aksara Pratama.
Ghani. 2000. Isu dan Amalan Dalam Reka Bentuk SistemPemetaan risiko Banjir Secara Menyeluruh. National Civil Engineering Conference, AWAM 2000. Hardaningrum, F. 2005. Analisa Genangan Air Hujan di Kawasan Delta dengan Menggunakan Penginderaan Jauh dan SIG. Pertemuan Ilmiah Tahunan MAPIN XIV, Surabaya.
Harto, S .1993. Analisis Hidrologi . PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Haryono, S. 1999. Drainase Perkotaan. PT.Mediatama Saptakarya.Jakarta. Indarto. 2012. Konsep Dasar Analisa Spasial. Penerbit Andi , Yogyakarta.
Istiarto. 2014. Simple Geometry Rivere. Modul pelatihan simulasi aliran 1-dimensi dengan bantuan paket program hidrodinamika hec-ras UGM , Juni 2014. Yogyakarta.
JICA, Main Report, 1992. The Study On Belawan Padang Integrated River Basin Development, Medan.
Kodoatie. 2013. Rekayasa dan Manajemen Banjir Kota.Penerbit Andi.
Longley. 2005. Geographic Information Systems and Science, New York.
Lyon. 2003. Gis for Water Resources and Watershed Management. London.Permen PU No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai. Sandy. 1985. Morfologi Daerah Aliran Sungai. Guru Besar Jurusan Geografi
Sholahuddin DS, 2012 . SIG untuk Memetakan Daerah Banjir dengan Metode Skoring dan Pembobotan (Studi Kasus Kabupaten Jepara), Jawa Tegah.
Sjarief. 2005. Konsep Pengelolaan Sumber Daya Air. Penerbit Andi. Jakarta. Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Penerbit Andi,
Yogyakarta.
Takeda, kensaku . (tanpa tahun). Hidrologi untuk Pengairan. PT Pradnya Paramita. Jakarta.
Triatmodjo, Bambang, 2008. Hidrologi Terapan. Yogyakarta: Beta Offset.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada pada DAS Belawan dan anak sungainya yang melewati Kota Medan yaitu Sungai Belawan pada DAS Belawan, kemudian ditampilkan pada Gambar 3.1. Secara administrasi sebagian besar kedua wilayah DAS tersebut berada di kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan.
DAS (Daerah Aliran Sungai) Belawan merupakan Daerah Aliran Sungai di Provinsi Sumatera Utara dengan luas 459,67 km2. Daerah Aliran Sungai Belawan terbentang antara 3° 15' 49,83'' s/d 3° 50' 38,89'' garis Lintang Utara dan meridian 98° 29' 58,56'' s/d 98° 43' 21,76'' Bujur Timur. Secara administrasi DAS Belawan berada pada 2 (dua) Kabupaten/ Kota yaitu Kabupaten Deli Serdang seluas 428,55 km2 (93.23 %) dan Kota Medan Seluas 31,119 km2 (6.77 %). Pada data spasial sebagian kecil terdapat di Kabupaten Langkat, namun dengan berbagai pertimbangan dileburkan ke Kabupaten Deli Serdang. Adapun Batas DAS Belawan adalah:
Sebelah Utara: Daerah Aliran Sungai Asam Kumbang. Sebelah Selatan: Daerah Aliran Sungai Deli.
Sebelah Barat: Daerah Aliran Sungai Asam Kumbang dan Wampu.
Gambar 3.1 Lokasi Penelitian
3.2 Data dan Alat Penelitian
1. Data curah hujan bulanan dan harian maksimum 10 tahun di DAS Belawan, tahun 2005-2014 yang diperoleh dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sampali Medan.
2. Peta digital DAS Belawan diperoleh dari Balai wilayah sungai sumatera II. 3. Peta Infrstruktur kota Medan dan kab. Deli Serdang diperoleh dari
BAPPEDA PROVSU 2010.
4. Data DEM (Digital Elevation Model) yang bersumber dari ASTER GDEM
tahun dari http://www.gdem.aster.ersdac.or.jp/outline.jsp.
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan secara pengamatan, peninjauan, dan pengukuran profil sungai. Adapun data primer dalam penelitian ini:
1. Data profil memanjang (Long Section) sungai per 100-300 meter dan melintang (Cross Section) sungai per 1 meter hingga mencapai bantaran sungai 20 meter.
2. Data elevasi dan kemiringan sungai per 100- 300 meter.
Dalam penelitian ini data primer tidak langsung diperoleh di lapangan, tetapi diperoleh dari Balai Wilayah Sungai Sumatera-II (BWSS-II) yang mengukur langsung di lapangan pada tahun 2010, jadi data profil sungai dalam penelitian ini termasuk ke dalam data sekunder.
perangkat lunak (Software) terdiri dari: Microsoft Office 2007, Microsoft Excel 2007,
MapInfo versi 11.0, HEC-RAS versi 4.0, ArcGiss versi 10 , Google Earth versi 7.1.2.2041 danGlobal Mapper versi 11.0.
3.3 Asumsi Pada Penelitian
3.4 Metodologi Pengolahan Data
Metode penelitian dilakukan dengan pengumpulan data-data seperti data profil sungai, data curah hujan dan data peta-peta pendukung yaitu: Peta Daerah Aliran Sungai (DAS), peta kota Medan, peta infrastruktur dan peta kontur. Data profil sungai dan data curah hujan digunakan untuk analisa debit banjir menurut periode kala ulang yang diinput ke dalam software HEC-RAS untuk menganalisa potensi banjir yang memberikan pemodelan berupa tinggi banjir dan dataran banjir yang terjadi. Prediksi daerah genangan banjir dengan sistem informasi geografis digunakan software MapInfo
yang nantinya memberikan informasi daerah genangan banjir dan luas daerah genangan banjir menurut periode kala ulang banjir. Kemudian estimasi kerugian banjir dilakukan dengan menghitung jumlah penduduk yang terkena dampak banjir disetiap daerah genangan dan jumlah biaya kerugian yang diakibatkan banjir menurut periode kala ulang.
3.4.1 Data Profil Sungai
3.4.2 Observasi Data Curah Hujan
Observasi data adalah pengumpulan data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini. Data curah hujan yang digunakan ialah data curah hujan harian maksimum dari 3 stasiun pengamatan curah hujan untuk DAS Belawan yaitu stasiun Tongkoh, Bulu Cina dan Belawan.
Analisa curah hujan kawasan/areal yang digunakan dalam perhitungan pada tugas akhir ini hanya menggunakan metode Polygon Thiessen, mengingat posisi stasiun penakar curah hujan yang membentuk sebuah polygon dan akan memberikan hasil yang lebih teliti dari pada cara aljabar (aritmatik) dan metode isohyet. Data yang digunakan ialah data curah hujan harian maksimum dan peta DAS Belawan. Dengan menghitung luas DAS masing masing areal yang dipengaruhi oleh 3 stasiun penakar curah hujan pada satu DAS makadidapat curah hujan rata rata atau curah hujan kawasan pada DAS Belawan.
Untuk menganalisa frekuensi curah hujan periodik digunakan metode Distribusi Log Pearson III, Gumbel, Normal dan Log Normal. Dalam penelitian ini dihitung curah hujan rancangan dengan kala ulang 2, 3, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun. Dalam perhitungan ini digunakan software Smada untuk mempercepat pengerjaannya. Kemudian data tersebut akan digunakan untuk menghitung debit banjir rancangan kala ulang dengan metode Nakayasu.
3.4.3 Uji Kecocokaan
Pengujian parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode
metode curah hujan periodik kemudian diuji dengan Metode Smirnov-Kolmogorof, hingga mendapatkan hasil yang bisa digunakan untuk menghitung debit banjir rancangan periode kala ulang.
3.4.4 Menganalisa Debit Banjir Rancangan dengan Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
Analisa debit banjir rancangan kala ulang diambil dari data curah hujan kala ulang dan mengolah data tersebut dengan menggunakan Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu. Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu adalah metode yang berdasarkan teori hidrograf satuan yang menggunakan curah hujan efektif (bagian dari hujan total yang menghasilkan limpasan langsung).
3.4.5 Menganalisa Pemodelan Potensi Banjir dengan HEC-RAS
Data–data sungai baik itu Long Section, Cross Section maupun kemiringan dan elevasi sungai kemudian akan diolah dengan debit banjir pada Software Hydrologic Engineering Center River Analysis System (HEC-RAS) Versi 4.0. Output dari hasil pengolahan data tersebut dapat ditunjukkan dengan simulasi terjadinya potensi banjir tahunan baik berupa animasi maupun peta/gambar pada Software tersebut. Langkah analisa pemodelan pada SoftwareHydrologic Engineering Center River Analysis System (HEC-RAS) Versi 4.0 tersebut adalah sebagai berikut:
1. Buka Software Hydrologic Engineering Center River Analysis System (HEC- RAS) Versi .4.0, hingga muncul tampilan awal;
a. Membuat project baru;
b. Memasukan data geometri Sungai Belawan hingga muncul gambar profil ketiga sungai tersebut;
c. Memasukan data debit banjir rancangan yang sebelumnya dihitung dengan Hidrograf Sintetik Nakayasu;
d. Memasukan data aliran sebagai kondisi batas (Unsteady Flow Data); e. Save data tersebut.
3. Running dan Save Project dan keluar dari program.
3.4.6 Prediksi Daerah Genangan Banjir dengan Sistem Informasi Geografis
Setelah mendapatkan hasil analisa potensi banjir berupa pemodelan yang menunjukan tinggi banjir dan dataran banjir dengan software HEC-RAS, maka dapat ditampilkan daerah-daerah genangan banjir dan luas areal banjir yang terjadi di sepanjang wilayah sungai, dengan sistem informasi geografis yang diprediksi menggunakan softwareArcGIS. Untuk mempermudah integrasi antara model hidrolika, hidrologi dan sistem informasi geografis. Program ini kemudian dapat digunakan sebagai interface dengan perangkat lunak SIG seperti ArcGIS sehingga dapat secara langsung memproses data spasial yang terdapat dalam SIG ke dalam model tersebut.
1. Memasukkan data-data yang diperlukan dalam penyajiannnya yaitu: a. Peta digital DAS khususnya Sungai Belawan.
b. Peta digital administrasi Kota Medan dan Kabupaten Deli seradang. c. Peta digital kontur.
d. Peta digital infrastruktur Kota Medan dan Kabupaten Deli seradang. e. Peta digital sungai dalam kondisi banjir menurut periode ulangnya yang
dianalisa dengan menggunakan software HEC-RAS.
2. Menumpangtindihkan antara peta yang satu dengan yang lain, terutama peta digital sungai dalam kondisi banjir dengan peta kontur untuk mengetahui ketinggian banjir yang terjadi di sepanjang wilayah sungai di ArcMap. 3. Setelah mendapatkan ketinggian banjir hasilnya dapat ditumpangtindihkan
kembali dengan peta digital Kota Medan untuk mengetahui di daerah mana saja yang terkena banjir dan dapat memberikan informasi jumlah penduduk yang terkena dampak banjir dan juga dapat memberikan informasi luas wilayah yang terkena banjir.
4. Setelah itu dapat ditumpang tindihkan dengan peta digital infrastruktur untuk mengetahuisarana ataupun fasilitas apa saja yang terkena dampak banjir. 5. Setelah semua dilakukan hasil informasi tersebut dapat digunakan untuk
mengestimasi resiko yang diakibatkan banjir menurut periode ulangnya baik itu kerusakan, bencana dan kerugian yang berdasarkan kepada:
b. Jumlah rumah yang terkena dampak banjir dilihat dari peta kependudukan yang berada di tiap-tiap kecamatan atau kelurahan yang dilalui oleh sungai.
c. Jumlah biaya kerugian yang dihitung dengan mengacu kepada
(http//www.scribd.com/doc/Bappenas 2007 Laporan Penilaian
kerusakan kerugian Jabodetabek.
BAB IV
ANALISA PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Curah Hujan Kawasan DAS Belawan
Perhitungan data curah hujan kawasan bertujuan untuk mengetahui curah hujan yang terjadi di Daerah Aliran Sungai Belawan yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan pada beberapa stasiun curah hujan ditampilkan pada Gambar 4.1
\
Gambar 4.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Belawan
Tabel 4.1 Luas Areal Pengaruh Stasiun Hujan Daerah Aliran Sungai Belawan
No. Nama Stasiun Penakar Curah Hujan Luas Areal
1 Stasiun Belawan 187.12 Km2
2 Stasiun Bulu Cina 70,43 Km2
3 Stasiun Pancur Batu 202.12 Km2
Luas Total 459.67 Km2
Sumber hasil perhitungan
Tabel 4.2 Data Curah Hujan Bulanan dan Harian Maksimum Stasiun Belawan
Sumber: Data Sekunder, BMKG Sampali
Tahun (mm) Jan (mm) Feb (mm) Mar (mm) Apr (mm) May (mm) Jun (mm) Jul (mm) Aug (mm) Sep (mm) Oct (mm) Nov (mm) Dec maksimum Harian (mm)
2005 26 11 21 34 78 20 27 143 100 69 51 50 143
2006 66 20 60 84 56 97 90 115 118 88 47 396 396
2007 50 51 31 35 84 40 58 63 100 98 103 79 103
2008 17 9 95 22 38 101 115 137 94 95 109 190 190
2009 74 34 0 30 68 48 72 92 87 57 96 36 96
2010 84 18 35 83 49 193 217 125 147 220 232 258 258
2011 132 8 147 169 131 139 132 166 185 266 181 372 372
2012 145 71 162 112 321 38 93 90 207 152 192 107 321
2013 65 28 5 47 70 39 140 17 26 129 60 68 140
Tabel 4.3Data Curah Hujan Bulanan dan Harian Maksimum Stasiun Bulu Cina
Sumber: Data Sekunder, BMKG Sampali
Tabel 4.4 Data Curah Hujan Bulanan dan Harian Maksimum Stasiun Pancur batu
Tahun (mm) Jan (mm) Feb (mm) Mar (mm) Apr (mm) May (mm) Jun (mm) Jul (mm) Aug (mm) Sep (mm) Oct (mm) Nov (mm) Dec Maksimum Harian (mm)
2005 190 30 60 50 75 54 42 41 35.6 46 20 79.5 190
2006 29 159 38 56 56 117.5 49 38 64 89 97 84 159
2007 36 40 13 31 60 32.5 44.5 46 60 219 113 113 219
2008 64.9 39 42 66 51 46 33 52 83 62 57 54 83
2009 39 62 52 38 69 66 25 25 72 86 87 71 87
2010 68 6 107 50 32 46 62 47 19 47 70 65 107
2011 54 41 40 70 85 20 108 63 66 53 76 43 108
2012 36 80 37 26 134 48 50 38 56 115 36 69 134
2013 58 118 46 64.5 81 91 75 87 94 98 66 61 118
2014 24 21 57 59 48 46 68 52 96 48 30 66 96
Sumber: Data Sekunder, BMKG Sampali
Tahun (mm) Jan (mm) Feb (mm) Mar (mm) Apr (mm) May (mm) Jun (mm) Jul (mm) Aug (mm) Sep (mm) Oct (mm) Nov (mm) Dec Maksimum Harian (mm)
2005 45 27 50 34 55 54 30 21 65 42 37 102 102
2006 41 22 9 25 37 12 41 40 45 66 71 37 71
2007 6 45 32 64 18 21 65 42 29 53 15 32 65
2008 41 22 50 39 41 58 75 39 57 57 51 40 75
2009 19 30 7 22 51 55 122 36 70 77 67 26 122
2010 74 9 31 44 78 53 57 38 31 100 83 119 119
2011 57 5 33 28 56 78 48 39 92 37 33 18 92
2012 45 27 50 34 55 54 30 21 65 42 37 102 102
2013 34 26 27 65 31 45 42 41 41 59 45 54 65
Kemudian data-data di atas diinput ke dalam rumus metode Rata-rata Aljabar.
n
R
n
R
R
R
R
n i
=
+
+
=
1 2 3dimana: Ri = Curah Hujan Maksimum tiap stasiun (mm). n = Jumlah data Stasiun.
Dengan metode Rata-rata Aljabar maka diperoleh curah hujan regional maksimum yang dijelaskan padaTabel 4.5.
Tabel 4.5 Perhitungan Curah Hujan Regional Harian Maksimum DAS Belawan
Tahun Curah Hujan Harian Maksimum (RHBelawan Bulu Cina Pancur Batu max) (mm) RH max (mm)
(mm) (mm) (mm)
1 2005 143 102 190 145.00
2 2006 396 71 159 208.67
3 2007 103 65 219 129.00
4 2008 190 75 83 116.00
5 2009 96 122 87 101.67
6 2010 258 119 107 161.33
7 2011 372 92 108 190.67
8 2012 321 102 134 185.67
9 2013 140 65 118 107.7
10 2014 91 65 96 84.00
Sumber hasil perhitungan
4.2 Perhitungan Koefisien Pengaliran DAS Belawan
dan kondisi tanah. Pengauh koefesien pengalian pada tata guna lahan yang terjadi secara langsung mempengaruhi debit puncak yang terjadi pada suatu DAS.
Tabel 4.6 Zona Tata Guna Lahan DAS Belawan
No Zona Penggunaan Lahan Luasan Area (ha)
1 Air empang 15.46
2 Air rawa 1273.87
3 Air tawar sungai 1298.93
4 Hutan rimba 4279.09
5 Pasir/bukit pasir laut 23.99
6 Perkebunan/kebun 3845.88
7 Permukiman dan tempat kegiatan 1970.32
8 Sawah 7396.18
9 Semak belukar/alang-alang 6665.57
10 Tegalan/lading 14993.71
Total 41763
Sumber Peta RBI Medan
Tabel 4.7 Nilai Koefisien Pengaliran DAS Belawan
Zona Penggunaan Lahan Limpasan © Koefisien Area (ha) Luasan C x A
Air empang 0.2 15.46 3.09
Air rawa 0.15 1273.87 191.08
Air tawar sungai 0.15 1298.93 194.84
Hutan rimba 0.15 4279.09 641.86
Pasir/bukit pasir laut 0.15 23.99 3.60
Perkebunan/kebun 0.4 3845.88 1538.35
Permukiman dan tempat kegiatan 0.9 1970.32 1773.29
Sawah 0.15 7396.18 1109.43
Semak belukar/alang-alang 0.2 6665.57 1333.11
Tegalan/lading 0.2 14993.71 2998.74
Total 2.65 41763 9787.40
Sumber hasil perhitungan
Crerata = . = 0,234
4.3 Perhitungan Frekuensi Curah Hujan Kala Ulang DAS Belawan
Perhitungan ini dilakukan untuk mendapatkan hasil curah hujan kala ulang, Langkah yang ditempuh adalah dengan menggunakan data-data mulai dari terkecil sampai terbesar. Dari hasil analisis diperoleh nilai untuk masing-masing parameter statisik. Untuk menganalisis probabilitas curah hujan biasanya dipakai beberapa macam distribusi yaitu: (A) Distribusi Gumbel, (B) Log Person III, (C)Normal, (D)Log Normal.
Tabel 4.8 Rangking Curah Hujan Regional Harian Maksimum DAS Belawan No. Urut Tahun RH max
(mm)
1 2006 208.67
2 2011 190.67
3 2012 185.67
4 2010 161.33
5 2011 145
6 2007 129
7 2008 116
8 2013 107.7
9 2009 101.67
10 2014 84
Sumber hasil perhitungan
4.3.1 Metode Distribusi Gumbel
Hasil perhitungan curah hujan rata – rata dengan metode distribusi Gumbel dapat dilihat pada Tabel 4.11
No Curah hujan (mm) Xi (X X)i- 2 i (X -X)
1 208.67 142.97 65.70 4316.36
2 190.67 142.97 47.70 2275.19
3 185.67 142.97 42.70 1823.20
4 161.33 142.97 18.36 337.05
5 145 142.97 2.03 4.12
6 129 142.97 -13.97 195.19
7 116 142.97 -26.97 727.43
8 107.7 142.97 -35.27 1244.04
9 101.67 142.97 -41.30 1705.77
10 84 142.97 -58.97 3477.58
16105,95 Sumber: Hasil Perhitungan
Standar deviasi: = , = 42,3
Tabel 4.10Standar Deviasi (Yn) untuk Distribusi Gumbel
No 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0,4952 0,4996 0,5035 0,5070 0,5100 0,5128 0,5157 0,5181 0,5202 0,5220 20 0,5236 0,5252 0,5268 0,5283 0,5296 0,5309 0,5320 0,5332 0,5343 0,535 30 0,5362 0,5371 0,5380 0,5388 0,5396 0,5403 0,5410 0,5418 0,5424 0,5346 40 0,5436 0,5442 0,5448 0,5453 0,5458 0,5463 0,5468 0,473 0,5477 0,5481 50 0,5486 0,5489 0,5493 0,5497 0,5501 0,5504 0,5508 0,5511 0,5515 0,5518 60 0,5521 0,5524 0,5527 0,5530 0,5533 0,5535 0,5538 0,5540 0,5543 0,5545 70 0,5548 0,5550 0,5552 0,5555 0,5557 0,5559 0,5561 0,5563 0,5565 0,5567 80 0,5569 0,5570 0,5572 0,5574 0,5576 0,5578 0,5580 0,5581 0,5583 0,5585 90 0,5586 0,5587 0,5589 0,5591 0,5592 0,5593 0,5595 0,5596 0,5598 0,5599 100 0,5600 0,5602 0,5603 0,5604 0,5606 0,5607 0,5608 0,5609 0,5510 0,5611
( Sumber: Buku sistem drainase perkotaan yang berkelanjutan hal 51, Suripin 2004 Yogyakarta ).
(Sumber: Buku sistem drainase perkotaan yang berkelanjutan hal 52, Suripin 2004 Yogyakarta )
Tabel 4.12Reduksi Variat (YTR) sebagai fungsi periode ulang Gumbel
( Sumber: sistem drainase perkotaan yang berkelanjutan hal 52, Suripin 2004
Yogyakarta )
. Dari tabel 4.10 dan tabel 4.11 untuk n = 10
No 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 0.94 0,96 0,99 1,00 1,020 1,03 1,04 1,049 1,049 1,056
20 1,06 1,06 1,07 1,08 1,08 1,091 1,09 1,10 1,104 1,108
30 1,11 1,11 1,11 1,12 1,12 1,28 1,13 1,13 1,136 1,138
40 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,151 1,15 1,15 1,157 1,159
50 1,10 1,16 1,10 1,16 1,16 1,168 1,16 1,17 1,172 1,173
60 1,17 1,17 1,17 1,17 1,17 1,180 1,18 1,18 1,183 1,184
70 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18 1,189 1,19 1,19 1,192 1,193
80 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,97 1,19 1,19 1,199 1,200
90 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,203 1,20 1,20 1,205 1,206
10 1,20 1,20 1,20 1,20 1,20 1,208 1,20 1,20 1,209 1,209
Periode Ulang
( TR ) Reduced Variate ( YTR ) Periode Ulang ( TR ) Reduce Variate ( YTR )
(Tahun) (Tahun) (Tahun) (Tahun)
2 0.3668 100 4.6012
5 1.5004 200 5.2969
10 2.251 250 5.5206
20 2.9709 500 6.2149
25 3.1993 1000 6.9087
50 3.9028 5000 8.5188
n n
Y 0,4952
S 0,94
= =
Untuk periode ulang (T) 2 tahun dari tabel 4.12 TR
Y
=
0,3668
TR n n
Y
Y 0.3668 0.4952
K
0,137
S
0,94
-
-=
=
=
-= X + K .S -= 1 61.119 + (−0.137 x 89,46 ) -= 348,32 mm
Di bawah ini merupakan tabel 4.12 yang berisikan data analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Gumbel, seperti yang tertera di bawah ini.
Tabel 4.13Analisa Curah Hujan Rencana dengan Distribusi Gumbel
No Periode ulang (T) tahun Y Yn S Sn XT (mm)
1 2 142,97 0,3668 0,4952 42,30 0,94 137,19
2 5 142,97 1,5004 0,4952 42,30 0,94 188,21
3 10 142,97 2,2510 0,4952 42,30 0,94 221,99
4 25 142,97 3,1993 0,4952 42,30 0,94 264,66
5 50 142,97 3,9028 0,4952 42,30 0,94 296,32
6 100 142,97 4,6012 0,4952 42,30 0,94 327,75
Sumber: Hasil Perhitungan
4.3.2 Metode Distribusi Log Pearson Tipe III
Hasil perhitungan curah hujan rata – rata dengan metode distribusi Log Pearson Type III dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.14Analisa Curah Hujan dengan Distribusi Log Pearson III
No Curah hujan (mm) Xi Log Xi Log X Log(Xi-X) Log(X X)i- 2 Log(X X)i- 3
1 208.67 2.32 2.14 0.18 0.03306 0.0060117
2 190.67 2.28 2.14 0.14 0.02035 0.0029029
3 185.67 2.27 2.14 0.13 0.01719 0.0022538
4 161.33 2.21 2.14 0.07 0.00491 0.0003442
5 145 2.16 2.14 0.02 0.00056 0.0000134
6 129 2.11 2.14 -0.03 0.00073 -0.0000198
7 116 2.06 2.14 -0.07 0.00535 -0.0003918
8 107.7 2.03 2.14 -0.11 0.01111 -0.0011714
9 101.67 2.01 2.14 -0.13 0.01701 -0.0022193
10 84 1.92 2.14 -0.21 0.04552 -0.0097114
1429.71 21.38 0.15581 -0.00199
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari data-data diatas didapat:
X =
. = 2,138Standar deviasi: = . = 0,132
Koefisien kemencengan: 0,121 0,12 x 8 x 9 0,00199 x 10
G= 3 =
-Selanjutnya pada analisa curah hujan rencana dengan distribusi Log Pearson III
diperlukan nilai K yang diperoleh dari tabel 4.14 seperti yang terdapat dibawah ini.
Tabel 4.15 Nilai Variabel Reduksi Gauss
No Periode Ulang, T (tahun) Peluang KT
1 1,001 0,999 -3,05
2 1,005 0,995 -2,58
3 1,010 0,990 -2,33
4 1,050 0,950 -1,64
5 1,110 0,900 -1,28
6 1,250 0,800 -0,84
7 1,330 0,750 -0,67
8 1,430 0,700 -0,52
9 1,670 0,600 -0,25
10 2,000 0,500 0
11 2,500 0,400 0,25
12 3,330 0,300 0,52
13 4,000 0,250 0,67
14 5,000 0,200 0,84
15 10,000 0,100 1,28
16 20,000 0,050 1,64
17 50,000 0,020 2,05
18 100,000 0,010 2,33
19 200,000 0,005 2,58
20 500,000 0,002 2,88
21 1,000,000 0,001 3,09
( Sumber: Buku sistem drainase perkotaan yang berkelanjutan hal 37, Suripin 2004 Yogyakarta)
Berikut hasil analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Log Person III:
Log X
T=
T = 2 tahunLog X2 = 2,14 + (0.106× 0,13) Log X2 = 2,152
X2 = 141,77 mm
Sehingga diperoleh data analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Metode Log Pearson Tipe III pada tabel 4.16 dibawah.
T
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan dengan Metode Log Pearson Tipe III
No Periode ulang (T) tahun K Log X S Log XT Curah hujan ( XT) (mm)
1 2 0,106 2,14 0,13 2,152 141,77
2 5 0,857 2,14 0,13 2,250 177,99
3 10 1,193 2,14 0,13 2,295 197,06
4 25 1,511 2,14 0,13 2,336 217,02
5 50 1,696 2,14 0,13 2,.361 229,53
6 100 1,849 2,14 0,13 2,381 240,42
Sumber: Hasil Perhitungan
4.3.3 Metode Distribusi Normal
Hasil perhitungan curah hujan rata – rata dengan metode distribusi Normal dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17Analisa Curah Hujan Metode Distribusi Normal
No Curah hujan (mm) Xi (X X)i
-1 208.67 142.97 65.70 4316.36
2 190.67 142.97 47.70 2275.19
3 185.67 142.97 42.70 1823.20
4 161.33 142.97 18.36 337.05
5 145 142.97 2.03 4.12
6 129 142.97 -13.97 195.19
7 116 142.97 -26.97 727.43
8 107.7 142.97 -35.27 1244.04
9 101.67 142.97 -41.30 1705.77
10 84 142.97 -58.97 3477.58
16105,95
Sumber: Hasil Perhitungan
2 i (X -X) X
Dari data-data diatas didapat: X=142,97mm Standar deviasi: 3 , 42 1 10 29 , 72025 = -=
Selanjutnya pada analisa curah hujan rencana dengan distribusi normal
diperlukan nilai KT (variabel reduksi) yang diperoleh dari tabel 4.14
Menganalisa curah hujan rencana dengan Distribusi Normal:
Untuk periode ulang (T) 2 tahun
XT =X+(KT´S)
= 142,97+ (0 x 42,3) = 42,97 mm
Hasil Perhitungan analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Normal seperti
pada tabel 4.18 dibawah ini.
Tabel 4.18Analisa Curah Hujan Metode Distribusi Normal
No Periode ulang (T) tahun
KT (X) S Curah Hujan (XT)
(mm)
1 2 0 142,97 42,30 142,97
2 5 0,84 142,97 42,30 178,51
3 10 1,28 142,97 42,30 197,12
4 25 1,64 142,97 42,30 212,35
5 50 2,05 142,97 42,30 229,69
6 100 2,33 142,97 42,30 241,54
Sumber: Hasil Perhitungan
4.3.4 Metode Distribusi Log Normal
[image:32.595.115.515.227.686.2]Hasil perhitungan curah hujan rata – rata dengan metode distribusi Log Normal dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19AnalisaCurah Hujan dengan Metode Distribusi Log Normal
No Curah hujan
(mm) Xi X Log Xi (X X)i
-2 i
(Log X Log X)
-1 2006 208,67 142,97 2,32 65,70 4316,36
2 2011 190,67 142,97 2,28 47,70 2275,19
3 2012 185,67 142,97 2,27 42,70 1823,20
4 2010 161,33 142,97 2,21 18,36 337,05
5 2011 145 142,97 2,16 2,03 4,12
6 2007 129 142,97 2,11 -13,97 195,19
7 2008 116 142,97 2,06 -26,97 727,43
8 2013 107,7 142,97 2,03 -35,27 1244,04
9 2009 101,67 142,97 2,01 -41,30 1705,77
10 2014 84 142,97 1,92 -58,97 3477,58
Jumlah 1429,71 21,38 16105,95 0,156
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari data-data diatas didapat : X=362.64mm
X=2,32mm
Standar deviasi : 89,46
1 10
95 , 16105
Sx = - =
132 , 0 1 10 156 , 0 SLogX = -= (Xi-X)2
Menghitung analisa curah hujan rencana dengan Distribusi Log Normal:
Log X
T=
T = 2 tahunLog X2 = 2,55+ (0 × 0.097) Log X2 = 2,55
X2 = 351,30 mm
Hasil Perhitungan analisa curah hujan rencana dengan Distribusi log Normal seperti pada tabel 4.19 dibawah ini.
Tabel 4.20Analisa Curah Hujan dengan Metode Distribusi Log Normal
No Periode ulang (T) tahun KT LogX S Logx Log XT Curah hujan ( XT) (mm)
1 2 2,14 0,000 0,13 2,138 137,29
2 5 2,14 0,840 0,13 2,248 177,07
3 10 2,14 1,280 0,13 2,306 202,32
4 25 2,14 1,708 0,13 2,362 230,34
5 50 2,14 2,050 0,13 2,407 255,48
6 100 2,14 2,330 0,13 2,444 278,10
Sumber: Hasil Perhitungan
Tabel 4.21 Resume Perhitungan Frekuensi Curah Hujan Kala Ulang DAS Belawan
PERIODE ULANG
(Tahun) CURAH HUJAN
NORMAL
(mm) NORMAL LOG
(mm) LOG PEARSON III (mm) GUMBEL (mm)
100 142,97 137,29 141,77 137,19
50 178,51 177,07 177,99 188,21
25 197,12 202,32 197,06 221,99
10 212,35 230,34 217,02 264,66
5 229,69 255,48 229,53 296,32
2 241,54 278,10 240,42 327,75
Sumber: Hasil Perhitungan T
Gambar 4.3 Grafik Resume Frekuensi Curah Hujan Kala Ulang DAS Belawan
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari grafik dan perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menghitung curah hujan kala ulang digunakan Metode Gumbel karena memiliki curah hujan yang maksimum. Agar data tersebut dapat digunakan maka, perlu di uji kecocokannya dengan menggunakan Metode Smirnov-Kolmogorof.
4.4 Analisa Frekuensi Curah Hujan
Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui.Analisa frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari penakar hujan, baik yang manual maupun otomatis. Analisa frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran hujan di masa yang akan datang. Dengan anggapan bahwa sifat statistik kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa lalu. Analisa frekuensi
2 5 10 25 50 100
NORMAL 142.97 177.51 197.12 212.35 229.69 241.54
LOG NORMAL 137.29 177.07 202.32 230.34 255.47 277.1
LOG PERSON III 141.77 177.99 197.06 217.02 229.53 240.42
GUMBEL 137.19 177.21 221.99 264.66 296.32 327.75
0 50 100 150 200 250 300 350
curah hujan diperlukan untuk menentukan jenis sebaran (distribusi).Berikut analisa frekuensi curah hujan pada tabel 4.22.
Tabel 4.22Analisa Frekuensi Curah Hujan
No. Xi
1 208,67 142,97 65,70 4316,36 283580,444 18630951,6 2 190,67 142,97 47,70 2275,19 108524,507 5176510,5 3 185,67 142,97 42,70 1823,20 77849,013 3324075,0 4 161,33 142,97 18,36 337,05 6187,954 113604,6
5 145 142,97 2,03 4,12 8,353 16,9
6 129 142,97 -13,97 195,19 -2726,983 38098,7 7 116 142,97 -26,97 727,43 -19619,645 529161,4 8 107,7 142,97 -35,27 1244,04 -43878,656 1547644,1 9 101,67 142,97 -41,30 1705,77 -70450,114 2909660,2 10 84 142,97 -58,97 3477,58 -205076,302 12093554,6 Total 1429,71 0,00 16105,95 134398,571 44363277,6 Rata-rata 142,97
S 89,46
Sumber: Hasil Perhitungan
Standar deviasi: 3 , 42 1 10 95 , 16105 = -=
Dari hasil perhitungan diatas selanjutnya ditentukan jenis sebaran yang sesuai, dalam penentuan jenis sebaran diperlukan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Koefisien Kemencengan (Cs)
3 N 1 i 3 i S ) 2 )( 1 ( X X = C S n n n-
=X
Xi-X
2
3
i X
X -
Xi -X
4
Xi-X
246 , 0 46 , 89 ) 8 )( 9 ( 134398,571 10 =
CS x 3 =
2. Koefisien Kurtosis (Ck)
4 N 1 i 4 i 2k ( 1)( 2)( 3) X X = C S n n n n
-
= 2,74 = ) 2 , 42 )( 7 )( 8 )( 9 ( 77,6 950.443632 10 =Ck 2x 4
3. Koefisien Variasi
X S = Cv 295 , 0 97 , 142 2 , 42 =
Cv =
Berikut ini adalah tabel 4.23 yaitu perbandingan syarat-syarat sebaran dan hasil perhitungan analisa frekuensi hujan.
Tabel 4.23Uji parameter statistik untuk menentukan jenis sebaran
Jenis Sebaran Syarat
Hasil
Perhitungan Perbandingan
Cs Ck Cs Ck Cs Ck
Normal (Gauss) 0 3 0,246 2,74 Tidak Memenuhi Memenuhi
Log Normal 0,763 3 0,246 2,74 Memenuhi Memenuhi
Log Pearson III ≠ 0 ≠ 0 0,246 2,74 Memenuhi Memenuhi
Gumbel < 1,139 < 5,4002 0,246 2,74 Memenuhi Memenuhi
Sumber: Bambang Triadmojo, 2008: 250
bahwa jenis distribusi yang paling cocok dengan sebaran data curah hujan harian maksimum di daerah aliran air adalah distribusi Gumbel.
4.5 Uji Kecocokan (Goodnes of fittest test) DAS Belawan
Sumber: Hasil Perhitungan
No Tahun
Curah Hujan (mm)
Xi
M P(X) m
N 1 =
+ X
X X k
S
-= P '(X) m
N 1 =
- D = P ( X ) P '(X ) -
1 2005 208,67 1 0,0909 0,9091 1,5531 0,1111 0,8889 0,0202
2 2012 190,67 2 0,1818 0,8182 1,1276 0,2222 0,7778 0,0404
3 2007 185,67 3 0,2727 0,7273 1,0094 0,3333 0,6667 0,0606
4 2006 161,33 4 0,3636 0,6364 0,4340 0,4444 0,5556 0,0808
5 2011 145 5 0,4545 0,5455 0,0480 0,5556 0,4444 0,1010
6 2010 129 6 0,5455 0,4545 -0,3303 0,6667 0,3333 0,1212
7 2008 116 7 0,6364 0,3636 -0,6376 0,7778 0,2222 0,1414
8 2004 107,7 8 0,7273 0,2727 -0,8338 0,8889 0,1111 0,1616
9 2009 101,67 9 0,8182 0,1818 -0,9763 1,0000 0,0000 0,1818
[image:38.842.124.756.101.428.2]10 2013 84 10 0,9091 0,0909 -1,3940 1,1111 -0,1111 0,2020
Tabel 4.24Perhitungan Uji Smirnov Kolmogorov.
) (X P' )
Dmax = 0,202
Dari table 4.25 kritis Smirnov-Kolmogorov didapat Dcr (0,2) = 0,32
Dmax < Dcr
[image:39.595.195.437.282.589.2]0,202 < 0,32 (memenuhi syarat)
Tabel 4.25Nilai D kritis untuk Uji Kecocokan Smirnov-Kolmogorov
Jumlah
data α derajat kepercayaan
N 0,2 0,1 0,05 0,01
5 0,45 0,51 0,56 0,67
10 0,32 0,37 0,41 0,49
15 0,27 0,3 0,34 0,4
20 0,23 0,26 0,29 0,36
25 0,21 0,24 0,27 0,32
30 0,19 0,22 0,24 0,29
35 0,18 0,2 0,23 0,27
40 0,17 0,19 0,21 0,25
45 0,16 0,18 0,2 0,24
50 0,15 0,17 0,19 0,23
n>50 1,07/n 1,22/n 1,36/n 1,63/n
4.6 Debit Banjir Metode Hidrograf Sintetis Nakayasu Sungai Belawan
Parameter-parameter Daerah Aliran Sungai Belawan untuk perhitungan debit
banjir dihitung sebagai berikut:
Luas daerah sungai Belawan (A) = 459,67km2
Panjang Sungai (L) = 66,8 km.
Koef. Pengaliran DAS (CWDAS) = 0,234 (hasil perhitungan).
Panjang sungai L > 15 km; Tg = 0,4 + 0,058L.
Tg = 0,4 + 0,058 x66,8 km.
= 4,274 jam.
karena waktu hujan (Tr) 0 Tr 1, maka diasumsikan:
Tr = 0,6 x Tg.
Syarat: Tr = 0,6 Tg – 1,0 Tg.
Tr = 0,6 x Tg.
= 0,6 x 4,274
= 2,564 jam.
Koefisien pembanding = (1.5 – 3).
Koefisien pembanding diambil = 2, karena daerah pengalirannya
biasa.
Peak time (Tp) = Tg + (0.8 x Tr).
= 4,274 + (0.8 x 2,564).
= 6,325 jam.
Curah hujan spesifik (R0) = 1 mm.
Debit puncak (Qp) = (A/3,6) x (Ro/(0,3 x Tp + T0.3 )) x CWDAS.
= (459,67/3,6) x (1/(0,3 x 6,323 + 8,534)) x 0,25.
= 3,06 m3/dt.
Base Flow (Qb) = 0,5 x Qp.
= 0,5 x 3,06
= 1,53 m3/dt.
Data di atas digunakan sebagai parameter untuk input unit Hidrograf Sungai
Belawan, sedangkan data Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu dapat dilihat pada
perhitungan berikut:
Untuk lengkung naik: t
Tp.t 6.325 jam.
Untuk lengkung turun I: Tp t Tp + T0,3.
6,325 t 6,325+ 8,54.
Untuk lengkung turun II: Tp + T0,3 t Tp + T0,3 + (0,5 x T0.3).
14,865 t 6,83+ 8,54 +(0,5 x 8,54).
15,364 jam t 19,64 jam.
Untuk lengkung turun III: t Tp + T0,3 + (0.5 x T0,3).
t 6,83 + 8,534+ (0.5 x 8,534).
t 19,64 jam.
Tabel 4.26 Persamaan Lengkung Hidrograf Nakayasu
No Karakteristik Notasi Persamaan
1 Lengkung naik Qdo Qp . (t/Tp)2.4
2 Lengkung turun tahap 1 Qd1 Qp . 0.3 ((t-Tp)/T0.3))
3 Lengkung turun tahap 2 Qd2 Qp . 0.3 ((t–Tp+0.5.T0.3)/ (1.5.T0.3)
4 Lengkung turun tahap 3 Qd3 Qp . 0.3 ((t-Tp+1.5.T0.3) / (2.T0.3)
2,564 Jam
2,564 2,274
3,06 m3/dtk
[image:43.842.128.718.43.436.2]t 6.325 jam 6,325 jam t 14,865 jam 15,364 jam t 19,64 jam t 19,64 jam
Tabel 4.27 Perhitungan Satuan Unit Hidrograf Sungai Belawan
Sumber: Hasil Perhitungan
4.7 Perhitungan Intensitas Hujan Jam-jaman
Waktu yang diperlukan oleh hujan yang jatuh untuk mengalir dari titik
terjauh sampai ketempat keluarnya (titik control) disebut dengan waktu konsentrasi
suatu daerah aliran dimana setelah tanah menjadi jenuh dan tekanan kecil terpenuhi.
WAKTU LENGKUNG
NAIK LENGKUNG TURUN KOEF. KET.
JAM TAHAP I TAHAP II TAHAP III
0 0,000 0,000 Qdo
1 0,062 0,062
2 0,329 0,329
3 0,871 0,871
4 1,737 1,737
5 2,967 2,967
6 4,596 4,596
6,83 5,216 5,216 Qt
7 4,743 4,743 Qd1
8 4,119 4,119
9 3,577 3,577
10 3,107 3,107
11 2,698 2,698
12 2,344 2,344
13 2,035 2,035
14 1,768 1,768
14,865 1,565 1,565 Qd2
15 1,545 1,545
16 1,406 1,406
17 1,280 1,280
18 1,165 1,165
19 1,061 1,061
19,64 0,827 0,827 Qd3
20 0,806 0,806
21 0,751 0,751
22 0,700 0,700
23 0,653 0,653
maka setiap bagian daerah aliran secara serentak telah menyumbangkan aliran
terhadap titik control.
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan persatuan waktu.
Sifat umum hujan adalah semakin singkat hujan berlangsung, intensitasnya cendrung
makin tinggi dan makin besarperiode ulangnya makin jauh pula intensitasnya,
Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk intensitas curah hujan.
maka untuk perhitungan digunakan hujan efektif = 6 jam.
1. Sebaran hujan jam-jaman (RT)
RT =
2. Nisbah hujan jam-jaman (Rt) Rt = T x RT – (T-1) (Rt-1)
Berikut Adalah Hasil hasil perhitungan rasio jam-jaman dari hujan terpusat selama 6 jam.
Tabel 4.28 Rasio hujan jam-jaman selama 6 jam
jam ke- Distribusi hujan (Rt) Curah Hujan Rasio Komulatif
T 0,5 jaman jam ke- % %
0,5 0,87 R24 0,44 R24 43,68 43,68 1 0,55 R24 0,11 R24 11,35 55,03 1,5 0,42 R24 0,08 R24 7,90 62,93
2 0,35 R24 0,06 R24 6,34 69,27
2,5 0,30 R24 0,05 R24 5,35 74,62
3 0,26 R24 0,05 R24 4,68 79,30
3,5 0,24 R24 0,04 R24 4,18 83,48
4 0,22 R24 0,04 R24 3,80 87,28
4,5 0,20 R24 0,04 R24 3,50 90,78
5 0,19 R24 0,03 R24 3,25 94,03
5,5 0,18 R24 0,03 R24 3,04 97,07 6 0,17 R24 0,03 R24 2,93 100,00
Jumlah 1,00 100,00
Sedangkan perhitungan nisbah hujan jam-jaman disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.29 Perhitungan nisbah hujan jam-jaman selama 6 jam
Rrencana (mm) 136,20 184,16 215,91 246,36 285,79 315,33
jam ke- Nisbah(%)
1 0,11 39,53 51,04 58,67 65,98 75,44 82,53
2 0,06 22,08 28,51 32,77 36,85 42,14 46,10
3 0,05 16,30 21,05 24,19 27,20 31,11 34,03
4 0,04 13,24 17,09 19,64 22,09 25,26 27,63
5 0,03 11,32 14,62 16,80 18,89 21,60 23,63
6 0,03 10,21 13,18 15,14 17,03 19,47 21,30
Tabel 4.30 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 2 Tahun
No. Koef.
Hidrograf R1 R2 R3 R4 R5 R6 Qt n (T) jam 15,46 8,64 6,37 5,18 4,43 3,99 m3/dtk
0 0,000 1,53 1,53
1 0,062 0,96 0,54 0,40 0,32 0,28 0,25 4,28
2 0,329 5,09 2,84 2,10 1,70 1,46 1,31 16,03
3 0,871 13,46 7,52 5,55 4,51 3,85 3,47 39,90
4 1,737 26,85 15,00 11,07 8,99 7,69 6,93 78,05
5 2,967 45,87 25,62 18,91 15,36 13,13 11,84 132,26
6 4,596 71,05 39,69 29,29 23,79 20,34 18,34 204,02
6,83 5,216 80,63 45,04 33,25 27,00 23,09 20,82 231,35
7 4,743 73,31 40,95 30,23 24,55 20,99 18,93 210,49
8 4,119 63,67 35,57 26,26 21,32 18,23 16,44 183,01
9 3,577 55,30 30,89 22,80 18,51 15,84 14,28 159,15
10 3,107 48,03 26,83 19,80 16,08 13,75 12,40 138,42
11 2,698 41,71 23,30 17,20 13,97 11,94 10,77 120,42
12 2,344 36,23 20,24 14,94 12,13 10,37 9,35 104,79
13 2,035 31,46 17,58 12,97 10,53 9,01 8,12 91,21
14 1,768 27,33 15,26 11,27 9,15 7,83 7,05 79,42
14,865 1,565 24,19 13,51 9,97 8,10 6,93 6,24 70,48
15 1,545 23,89 13,34 9,85 8,00 6,84 6,17 69,61
16 1,406 21,74 12,15 8,97 7,28 6,23 5,61 63,50
17 1,280 19,79 11,06 8,16 6,63 5,67 5,11 57,94
18 1,165 18,02 10,06 7,43 6,03 5,16 4,65 52,88
19 1,061 16,40 9,16 6,76 5,49 4,70 4,23 48,27
19,64 0,827 12,79 7,14 5,27 4,28 3,66 3,30 37,97
20 0,806 12,47 6,96 5,14 4,17 3,57 3,22 37,06
21 0,751 11,62 6,49 4,79 3,89 3,33 3,00 34,64
22 0,700 10,83 6,05 4,46 3,62 3,10 2,79 32,39
23 0,653 10,09 5,64 4,16 3,38 2,89 2,60 30,29
24 0,608 9,40 5,25 3,88 3,15 2,69 2,43 28,33
Tabel 4.31 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 5 Tahun
Sumber: Hasil Perhitungan No. Koef.
Hidrograf
R1 R2 R3 R4 R5 R6 Qt n (T) jam 20,90 11,68 8,62 7,00 5,99 5,40 m3/dtk
0 0,00 1,53 1,53
1 0,06 1,30 0,73 0,54 0,44 0,37 0,34 5,24
2 0,33 6,88 3,84 2,84 2,30 1,97 1,78 21,13
3 0,87 18,20 10,17 7,50 6,09 5,21 4,70 53,40
4 1,74 36,30 20,28 14,97 12,15 10,39 9,37 105,00
5 2,97 62,02 34,64 25,57 20,76 17,76 0 162,28
6 4,60 96,06 53,66 39,61 32,16 27,51 24,80 275,32
6,83 5,22 109,02 60,90 44,95 36,50 31,22 28,14 312,27
7 4,74 99,13 55,37 40,87 33,19 28,38 25,59 284,06
8 4,12 86,09 48,09 35,50 28,82 24,65 22,22 246,91
9 3,58 74,77 41,77 30,83 25,03 21,41 19,30 214,65
10 3,11 64,94 36,27 26,78 21,74 18,60 16,76 186,62
11 2,70 56,40 31,50 23,26 18,88 16,15 14,56 162,28
12 2,34 48,98 27,36 20,20 16,40 14,03 12,65 141,15
13 2,04 42,54 23,76 17,54 14,24 12,18 10,98 122,79
14 1,77 36,95 20,64 15,24 12,37 10,58 9,54 106,84
14,865 1,56 32,71 18,27 13,49 10,95 9,37 8,44 94,75
15 1,55 32,29 18,04 13,32 10,81 9,25 8,34 93,58
16 1,41 29,40 16,42 12,12 9,84 8,42 7,59 85,32
17 1,28 26,76 14,95 11,03 8,96 7,66 6,91 77,80
18 1,17 24,36 13,61 10,04 8,16 6,98 6,29 70,96
19 1,06 22,17 12,39 9,14 7,42 6,35 5,72 64,73
19,64 0,83 17,29 9,66 7,13 5,79 4,95 4,46 50,80
20 0,81 16,85 9,41 6,95 5,64 4,83 4,35 49,57
21 0,75 15,71 8,77 6,48 5,26 4,50 4,05 46,30
22 0,70 14,64 8,18 6,04 4,90 4,19 3,78 43,25
23 0,65 13,64 7,62 5,63 4,57 3,91 3,52 40,41
Tabel 4.32 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 10 Tahun
No. Koef Hidrograf
R1 R2 R3 R4 R5 R6 Qt n (T) jam 24,51 13,69 10,10 8,20 7,02 6,33 m3/dtk
0 0,00 1,53 1,53
1 0,06 1,53 0,85 0,63 0,51 0,44 0,39 5,88
2 0,33 8,06 4,50 3,32 2,70 2,31 2,08 24,51
3 0,87 21,34 11,92 8,80 7,14 6,11 5,51 62,35
4 1,74 42,56 23,77 17,55 14,25 12,19 10,99 122,84
5 2,97 72,71 40,61 29,98 24,34 20,82 18,77 208,77
6 4,60 112,62 62,91 46,44 37,71 32,25 29,07 322,53
6,83 5,22 127,82 71,40 52,71 42,80 36,60 33,00 365,85
7 4,74 116,22 64,92 47,92 38,91 33,28 30,00 332,78
8 4,12 100,94 56,38 41,62 33,79 28,90 26,06 289,22
9 3,58 87,66 48,97 36,15 29,35 25,10 22,63 251,39
10 3,11 76,14 42,53 31,39 25,49 21,80 19,65 218,54
11 2,70 66,13 36,94 27,27 22,14 18,93 17,07 190,00
12 2,34 57,43 32,08 23,68 19,23 16,44 14,83 165,22
13 2,04 49,88 27,86 20,57 16,70 14,28 12,88 143,70
14 1,77 43,32 24,20 17,86 14,50 12,40 11,18 125,00
14,87 1,56 38,35 21,42 15,81 12,84 10,98 9,90 110,83
15 1,55 37,86 21,15 15,61 12,68 10,84 9,77 109,45
16 1,41 34,47 19,25 14,21 11,54 9,87 8,90 99,77
17 1,28 31,37 17,53 12,94 10,50 8,98 8,10 90,95
18 1,17 28,56 15,95 11,78 9,56 8,18 7,37 82,93
19 1,06 26,00 14,52 10,72 8,70 7,44 6,71 75,63
19,64 0,83 20,27 11,32 8,36 6,79 5,80 5,23 59,30
20 0,81 19,76 11,04 8,15 6,62 5,66 5,10 57,85
21 0,75 18,42 10,29 7,59 6,17 5,27 4,75 54,02
22 0,70 17,16 9,59 7,08 5,75 4,91 4,43 50,45
23 0,65 15,99 8,93 6,60 5,35 4,58 4,13 47,12
24 0,61 14,91 8,33 6,15 4,99 4,27 3,85 44,01
Tabel 4.33 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 25 Tahun
No. Koef. Hidrograf
R1 R2 R3 R4 R5 R6 Qt n (T) jam 27,96 15,62 11,53 9,36 8,01 7,22 m3/dtk
0 0,00 1,53 1,53
1 0,06 1,74 0,97 0,72 0,58 0,50 0,45 6,50
2 0,33 9,20 5,14 3,79 3,08 2,63 2,38 27,75
3 0,87 24,35 13,60 10,04 8,15 6,97 6,29 70,93
4 1,74 48,56 27,13 20,02 16,26 13,91 12,54 139,95
5 2,97 82,96 46,34 34,21 27,78 23,76 21,42 238,00
6 4,60 128,51 71,78 52,99 43,02 36,80 33,17 367,80
6,83 5,22 145,85 81,47 60,14 48,83 41,76 37,65 417,24
7 4,74 132,61 74,08 54,68 44,40 37,97 34,23 379,50
8 4,12 115,17 64,34 47,49 38,56 32,98 29,73 329,80
9 3,58 100,03 55,88 41,25 33,49 28,64 25,82 286,64
10 3,11 86,88 48,53 35,82 29,09 24,88 22,43 249,15
11 2,70 75,45 42,15 31,11 25,26 21,61 19,48 216,59
12 2,34 65,53 36,60 27,02 21,94 18,76 16,92 188,31
13 2,04 56,91 31,79 23,47 19,05 16,30 14,69 163,75
14 1,77 49,43 27,61 20,38 16,55 14,15 12,76 142,42
14,87 1,56 43,76 24,44 18,04 14,65 12,53 11,30 126,24
15 1,55 43,20 24,13 17,81 14,46 12,37 11,15 124,67
16 1,41 39,33 21,97 16,22 13,17 11,26 10,15 113,62
17 1,28 35,80 20,00 14,76 11,99 10,25 9,24 103,57
18 1,17 32,59 18,20 13,44 10,91 9,33 8,41 94,41
19 1,06 29,67 16,57 12,23 9,93 8,49 7,66 86,08
19,64 0,83 23,13 12,92 9,54 7,74 6,62 5,97 67,45
20 0,81 22,55 12,60 9,30 7,55 6,46 5,82 65,80
21 0,75 21,01 11,74 8,66 7,04 6,02 5,42 61,42
22 0,70 19,58 10,94 8,07 6,56 5,61 5,06 57,35
23 0,65 18,25 10,19 7,53 6,11 5,23 4,71 53,55
24 0,61 17,01 9,50 7,01 5,69 4,87 4,39 50,01
Tabel 4.34 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 50 Tahun
No. Koef. Hidrograf
R1 R2 R3 R4 R5 R6 Qt n
(T) jam 32,44 18,12 13,37 10,86 9,29 8,37 m3/dtk
0 0,00 1,53 1,53
1 0,06 2,02 1,13 0,83 0,68 0,58 0,52 7,29
2 0,33 10,67 5,96 4,40 3,57 3,06 2,76 31,95
3 0,87 28,24 15,78 11,65 9,46 8,09 7,29 82,03
4 1,74 56,33 31,47 23,23 18,86 16,13 14,54 162,10
5 2,97 96,24 53,76 39,68 32,22 27,56 24,84 275,84
6 4,60 149,07 83,27 61,47 49,91 42,69 38,48 426,41
6,83 5,22 169,19 94,51 69,76 56,65 48,45 43,68 483,76
7 4,74 153,83 85,93 63,43 51,50 44,05 39,71 439,98
8 4,12 133,60 74,63 55,09 44,73 38,26 34,49 382,33
9 3,58 116,04 64,82 47,85 38,85 33,23 29,95 332,26
10 3,11 100,78 56,29 41,55 33,74 28,86 26,02 288,77
11 2,70 87,53 48,89 36,09 29,30 25,06 22,59 251,00
12 2,34 76,02 42,46 31,34 25,45 21,77 19,62 218,20
13 2,04 66,02 36,88 27,22 22,10 18,90 17,04 189,71
14 1,77 57,34 32,03 23,64 19,20 16,42 14,80 164,96
14,87 1,56 50,76 28,35 20,93 16,99 14,53 13,10 146,20
15 1,55 50,12 27,99 20,66 16,78 14,35 12,94 144,37
16 1,41 45,62 25,48 18,81 15,27 13,06 11,78 131,56
17 1,28 41,53 23,20 17,12 13,90 11,89 10,72 119,90
18 1,17 37,80 21,12 15,59 12,66 10,82 9,76 109,28
19 1,06 34,41 19,22 14,19 11,52 9,85 8,88 99,61
19,64 0,83 26,83 14,99 11,06 8,98 7,68 6,93 78,00
20 0,81 26,16 14,61 10,79 8,76 7,49 6,75 76,08
21 0,75 24,38 13,62 10,05 8,16 6,98 6,29 71,01
22 0,70 22,72 12,69 9,37 7,61 6,50 5,86 66,28
23 0,65 21,17 11,83 8,73 7,09 6,06 5,47 61,87
24 0,61 19,73 11,02 8,14 6,61 5,65 5,09 57,76
Tabel 4.35 HSS Metode Nakayasu Kala Ulang 100 Tahun
No. Koef.
Hidrograf R1 R2 R3 R4 R5 R6 Qt n (T) jam 35,79 19,99 14,76 11,98 10,25 9,24 m3/dtk
0 0,00 1,53 1,53
1 0,06 2,23 1,25 0,92 0,75 0,64 0,58 7,89
2 0,33 11,78 6,58 4,86 3,94 3,37 3,04 35,10
3 0,87 31,16 17,41 12,85 10,43 8,92 8,04 90,35
4 1,74 62,16 34,72 25,63 20,81 17,80 16,05 178,69
5 2,97 106,19 59,32 43,79 35,55 30,41 27,41 304,19
6 4,60 164,48 91,88 67,82 55,07 47,10 42,46 470,34
6,83 5,22 186,68 104,28 76,97 62,50 53,45 48,19 533,61
7 4,74 169,73 94,81 69,99 56,83 48,60 43,82 485,31
8 4,12 147,42 82,34 60,78 49,36 42,21 38,06 421,70
9 3,58 128,03 71,52 52,79 42,87 36,66 33,05 366,45
10 3,11 111,20 62,11 45,85 37,23 31,84 28,71 318,46
11 2,70 96,57 53,95 39,82 32,33 27,65 24,93 276,79
12 2,34 83,88 46,85 34,58 28,08 24,02 21,65 240,59
13 2,04 72,85 40,69 30,04 24,39 20,86 18,81 209,16
14 1,77 63,27 35,34 26,09 21,18 18,12 16,33 181,86
14,87 1,56 56,00 31,28 23,09 18,75 16,04 14,46 161,15
15 1,55 55,30 30,89 22,80 18,51 15,83 14,28 159,14
16 1,41 50,34 28,12 20,76 16,85 14,41 12,99 145,00
17 1,28 45,82 25,60 18,89 15,34 13,12 11,83 132,13
18 1,17 41,71 23,30 17,20 13,97 11,94 10,77 120,42
19 1,06 37,97 21,21 15,66 12,71 10,87 9,80 109,75
19,64 0,83 29,60 16,54 12,21 9,91 8,48 7,64 85,90
20 0,81 28,86 16,12 11,90 9,66 8,26 7,45 83,79
21 0,75 26,90 15,02 11,09 9,00 7,70 6,94 78,19
22 0,70 25,07 14,00 10,34 8,39 7,18 6,47 72,97
23 0,65 23,36 13,05 9,63 7,82 6,69 6,03 68,11
24 0,61 21,77 12,16 8,98 7,29 6,23 5,62 63,58
Tabel 4.36 Debit Banjir Rancangan Kala Ulang Sungai Belawan
Sumber: Hasil Perhitungan
No. Q (m3/dtk)
(T) jam 2 tahun 5 tahun 20 tahun 25 tahun 50 tahun 100 tahun
0 1,53 1,53 1,53 1,53 1,53 1,53
1 4,28 5,24 5,88 6,50 7,29 7,89
2 16,03 21,13 24,51 27,75 31,95 35,10
3 39,90 53,40 62,35 70,93 82,03 90,35
4 78,05 105,00 122,84 139,95 162,10 178,69
5 132,26 162,28 208,77 238,00 275,84 304,19
6 204,02 275,32 322,53 367,80 426,41 470,34
7 231,35 312,27 365,85 417,24 483,76 533,61
7 210,49 284,06 332,78 379,50 439,98 485,31
8 183,01 246,91 289,22 329,80 382,33 421,70
9 159,15 214,65 251,39 286,64 332,26 366,45
10 138,42 186,62 218,54 249,15 288,77 318,46
11 120,42 162,28 190,00 216,59 251,00 276,79
12 104,79 141,15 165,22 188,31 218,20 240,59
13 91,21 122,79 143,70 163,75 189,71 209,16
14 79,42 106,84 125,00 142,42 164,96 181,86
15 70,48 94,75 110,83 126,24 146,20 161,15
15 69,61 93,58 109,45 124,67 144,37 159,14
16 63,50 85,32 99,77 113,62 131,56 145,00
17 57,94 77,80 90,95 103,57 119,90 132,13
18 52,88 70,96 82,93 94,41 109,28 120,42
19 48,27 64,73 75,63 86,08 99,61 109,75
20 37,97 50,80 59,30 67,45 78,00 85,90
20 37,06 49,57 57,85 65,80 76,08 83,79
21 34,64 46,30 54,02 61,42 71,01 78,19
22 32,39 43,25 50,45 57,35 66,28 72,97
23 30,29 40,41 47,12 53,55 61,87 68,11
Gambar 4.5 Grafik Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Belawan. 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 450.00 500.00 550.00 600.00
0 1 2 3 4 5 6 7 7 7 9 10 11 12 13 14 15 15 16 17 17 19 20 20 21 22 23 24
1.53 4.27 16.0339.90 77.05
132.26
204.02231.35210.49173.01 159.15
137.42120.42
104.7991.2179.4270.4769.6163.5057.9452.7747.27
37.9737.0634.6432.3930.2927.33 1.53 5.24 21.13
53.40 105.00
162.27
275.32312.27274.06 246.91 214.65 176.62 162.27 141.15122.79 106.7494.7593.5775.3277.7070.9664.7350.7049.5746.3043.2540.4137.77 1.53 5.7724.51
62.35 122.74 207.77 322.53 365.75 332.77 279.22 251.39 217.54 190.00 165.22 143.70125.00 110.73109.4599.7790.9572.9375.6359.3057.7554.0250.4547.1244.01 1.53 6.5027.75
70.93 139.95 237.00 367.70 417.24 379.50 329.70 276.64 249.15 216.59 177.31 163.75 142.42126.24124.67113.62103.5794.4176.07 67.4565.7061.4257.3553.5550.01 1.53 7.2931.95
72.03 162.10 275.74 426.41 473.76 439.97 372.33 332.26 277.77 251.00 217.20 179.71 164.96146.20144.37 131.56119.90109.2799.61 77.0076.0771.0166.2761.7757.76 1.53 7.7935.10
90.35 177.69 304.19 470.34 533.61 475.31 421.70 366.45 317.46 276.79 240.59 209.16 171.76 161.15159.14145.00 132.13120.42109.75 75.9073.7977.1972.9767.1163.57 Q (m 3 /d tk ) Jam
Ke-Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Sungai Belawan
4.8 Analisa Potensi Banjir Sungai Belawan dengan Menggunakan HEC-RAS
Dalam menganalisa diperlukan data-data seperti debit banjir, penampang
melintang dan memanjang sungai serta elevasi kedalaman eksisting sungai. Analisa
yang dilakukan pada HEC-RAS ini akan menampilkan elevasi muka air banjir yang
terjadi di setiap penampang sungai baik itu penampang melintang (cross section)
maupun penampang memanjang (long section) dari sungai. Maka didapat hasil
analisa muka air banjir baik penampang melintang maupun memanjang setiap
periode ulang banjir.
4.8.1 Analisa Potensi Banjir Sungai Belawan Periode Q100 Tahun
Dari Gambar 4.6 dapat dilihat untuk periode Q100 tahun ketinggian muka air
banjir dari tebing sungai mencapai mencapai 5 meter, sedangkan daerah dataran
banjir mencapai 200 meter yang berada di bantaran kiri dan kanan sungai
[image:55.595.129.507.460.679.2]ditampilkan pada Gambar 4.7.
Gambar 4.8 Dataran Banjir Sungai Belawan Periode Q100 Tahun
4.8.2 Analisa Potensi Banjir Sungai Belawan Periode Q50 Tahun
Untuk hasil periode Q50 tahun Gambar 4.9 didapat untuk ketinggian muka
air banjir mencapai 3 meter dari tebing sungai baik itu tebing kanan dan kiri.
Sedangkan daerah dataran banjir mencapai 200 meter dari tebing kiri dan kanan
[image:56.595.116.524.114.336.2]Gambar 4.10 Dataran Banjir Sungai Belawan Periode Q50 Tahun
4.8.3 Analisa Potensi Banjir Sungai Belawan Periode Q25 Tahun
Untuk hasil periode Q25 tahun Gambar 4.11 didapat bahwa untuk
ketinggian muka air banjir mencapai sekitar 2 meter dari tebing kanan dan kiri
sungai. Sedangkan dataran banjir mencapai 200 meter dari tebing kanan dan kiri
sungai dilihat Gambar 4.12.
Gambar 4.12 Dataran Banjir Sungai Belawan Periode Q25 Tahun.
4.8 Analisa Daerah Banjir Sungai Belawan dengan Menggunakan
ArcGIS
Setelah mendapatkan hasil analisa potensi banjir berupa pemodelan yang
menunjukan tinggi banjir dan dataran banjir dengan software HEC-RAS, maka
dapat ditampilkan daerah-daerah genangan banjir, dengan cara memasukan data
peta digital DAS Sungai Belawan, peta digital administrasi, peta digital tata guna
Gambar 4.13 Daerah Genangan Banjir Sungai Belawan Periode Q100 Tahun.
[image:59.595.212.413.450.700.2]Gambar 4.14 Daerah Genangan Banjir Sungai Belawan Periode Q50 Tahun.
4.9 Analisa Wilayah Daerah Genangan Banjir Sungai Belawan
4.9.1 Analisa Wilayah Genangan Banjir Sungai Belawan Periode Q100 Tahun
Pada periode banjir Q100 akibat luapan Sungai Belawan menimbulkan
tinggi banjir mencapai 1-5 meter, luas genangan banjir yang menggenangi daerah
di sekitar wilayah aliran Sungai Belawan berkisar antara 148,43km2 genangan yang
terjadi, di sekitar Kab. Deli Serdang dan Kota Medan yang dilalui oleh Sungai
[image:60.595.161.489.304.566.2]Belawan. Adapun daerah genangan banjir yang terjadi akan dijelaskan pada
Gambar 4.16 dan tabel 4.37.
Gambar 4.16 Wilayah Banjir Sungai Belawan Periode Q100 Tahun.
Tabel 4.37 Luas Genangan Banjir Sungai Belawan Periode Q100Tahun.
Kota/Kab. Luas Genangan (km²)
Deli Serdang 107,39
Medan 41,82
4.9.2 Analisa Wilayah Genangan Banjir Sungai Belawan Periode Q50Tahun
Pada periode banjir Q50 akibat luapan Sungai Belawan menimbulkan
tinggi banjir mencapai 1-3 meter, luas genangan banjir yang menggenangi daerah
di sekitar wilayah aliran Sungai Belawan berkisar 86,38 km2, genangan yang terjadi,
di sekitar Kab. Deli Serdang dan Kota Medan yang dilalui oleh Sungai Belawan.
[image:61.595.141.466.276.528.2]Adapun daerah genangan banjir yang terjadi akan dijelaskan pada Gambar 4.17 dan
tabel 4.38.
Gambar 4.17 Wilayah Banjir Sungai Belawan Periode Q50 Tahun.
Tabel 4.38 Luas Genangan Banjir Sungai Belawan Periode Q50Tahun.
Sumber hasil prediksi
Kota/Kab. Genangan Luas (km²)
Deli Serdang 64,38
Medan 22,07
4.9.3 Prediksi Daerah Genangan Banjir Sungai Belawan Periode Q25Tahun
Pada periode banjir Q50 akibat luapan Sungai Belawan menimbulkan
tinggi banjir mencapai 1-2 meter, luas genangan banjir yang menggenangi daerah
di sekitar wilayah aliran Sungai Belawan berkisar 40,33km2 genangan yang terjadi,
di sekitar Kab. Deli Serdang dan Kota Medan yang dilalui oleh Sungai Belawan.
[image:62.595.115.482.303.565.2]Adapun daerah genangan banjir yang terjadi akan dijelaskan pada Gambar 4.18 dan
tabel 4.39
[image:62.595.197.434.634.730.2]Gambar 4.18 Wilayah Banjir Sungai Belawan Periode Q25 Tahun.
Tabel 4.39 Daerah Genangan Banjir Sungai Belawan Periode Q25 Tahun
Kota/Kab.
Luas Genangan
(km²)
Deli Serdang 30,32
Medan 10.1
Sumber hasil prediksi
4.10 Estimasi Resiko Banjir
Perhitungan estimasi resiko banjir dalam penelitian ini membutuhkan
parameter-parameter yang akan digunakan untuk menghitung resiko banjir pada 2
wilayah kab. Deli Serdang dan Kota Medan yaitu:
1. Jumlah penduduk diperoleh dari data BPS Sumatera Utara.
2. Jumlah rumah per diperoleh dari data BPS Sumatera Utara.
Tabel 4.40 data rumah dan penduduk data BPS Provinsi Sumatera Utara
Kabupaten/Kota
Luas
Wilayah Penduduk Jumlah Kepadatan Penduduk Rumah Tangga
Rata-rata Banyaknya
Anggota Rumah
tangga (km2) (jiwa) (jiwa/km2)
1. Deli Serdang 2.241,68 2.029.308 905 475.365 4.27 2. M e d a n 265,00 2.210.624 8.342 507.205 4.36 Sumber: Rekap data BPS Provinsi Sumatera Utara
3. Estimasi biaya kerugian mengacu kepada BAPPENAS dan formula estimasi
resikonya dalam menganalisa kerugian banjir di Pulau jawa khususnya di
Tabel 4.41 Standar Perkiraan Nilai Kerusakan, Kerugian Rumah Akibat Banjir
(www.scribd.com/doc/Bappenas 2007 Laporan Penilaian kerusakan kerugian
Jabodetabek)
[image:64.595.123.532.132.436.2]4.10.1 Estimasi Resiko Banjir Sungai Belawan Periode Q100 Tahun
Tabel 4.42 Jumlah Penduduk Terkena Banjir Sungai Belawan Periode Q100 Tahun
Kab./ Kota Luas Wilayah
(Km2)
Luas Genangan (Km2)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Deli Serdang 2.241,68 107,39 2.029.308
Medan 265,00 41,82 2.210.624
Total 2506 148,43 4.239.932
Sumber hasil perhitungan
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah penduduk yang terkena dampak
Tabel 4.43 Jumlah Rumah Terkena Banjir Sungai Belawan Periode Q100 Tahun
Kab./ Kota Luas Wilayah
(Km2)
Luas Genangan (Km2)
Rumah Tangga
Deli Serdang 2.241,68 107,39 475.365
Medan 265,00 41,82 507.205
Total 2.506 148,43 982,570
Sumber hasil perhitungan
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah rumah yang terkena dampak
banjir akibat luapan Sungai Belawanperiode 100 tahun mencapain 58.179 rumah
tangga.
Tabel 4.44 Jumlah Estimasi Kerugian Banjir Sungai Belawan Periode Q100 Tahun
Kab./ Kota Luas
Wilayah (Km2)
Luas Genangan
(Km2)
Rumah Tangga Estimasi Biaya banjir Deli Serdang
2.241,68 107,39 475.365 455.457.044.270
Medan 265,00 41,82 507.205 1.600.853.818,868
Total 2.506 148,43 982,570 2.056.310.863.138
Sumber hasil perhitungan
Dalam menganalisa estimasi kerugian diambil nilai kerugian 1 unit
rumah akibat banjir sekitar Rp 20 juta/unit dimasukan kedalam klasifikasi rusak
berat dijelaskan pada Tabel 4.41. Dari hasil perhitungan dapat diperoleh jumlah
estimasi kerugian dampak banjir akibat luapan Sungai Belawan untuk periode 100
[image:65.595.113.513.365.515.2]4.10.2 Estimasi Resiko Banjir Sungai Belawan Periode Q50 Tahun
Tabel 4.45 Jumlah Penduduk Terkena Banjir Sungai Belawan Periode Q50 Tahun
Kab./ Kota Luas Wilayah
(Km2)
Luas Genangan (Km2)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Deli Serdang 2.241,68 64,38 2.029.308
Medan 265,00 22,07 2.210.624
Total 2506 86,38 4.239.932
Sumber hasil perhitungan
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah penduduk yang terkena dampak
banjir akibat luapan Sungai Belawanperiode 50 tahun mencapai 146147.3768 Jiwa.
Tabel 4.46 Jumlah Rumah Terkena Banjir Sungai Belawan Periode Q50 Tahun.
Kab./ Kota Luas Wilayah
(Km2)
Luas Genangan (Km2)
Rumah Tangga
Deli Serdang 2.241,68 64,38 475.365
Medan 265,00 22,07 507.205
Total 2.506 86,38 982.570
Sumber hasil perhitungan
Dari perhitungan diperoleh jumlah rumah yang terkena dampak banjir
[image:66.595.114.513.164.272.2]luapan Sungai Belawan periode 50 tahun mencapai 33868 Rumah tangga.
Tabel 4.47 Jumlah Estimasi Kerugian Banjir Sungai Belawan Periode Q50 Tahun.
Kab./ Kota Luas
Wilayah (Km2)
Luas Genangan
(Km2)
Rumah Tangga
Estimasi Biaya banjir
Deli Serdang 2.241,68 64,38 475.365 273,045,204,489
Medan 265,00 22,07 507.205 844,831,271,698
Dalam menganalisa estimasi kerugian yang diambil nilai kerugian 1 unit
rumah akibat banjir sekitar Rp 20 juta/unit dimasukan kedalam klasifikasi rusak
berat dijelaskan pada Tabel 4.41. Dari hasil perhitungan dapat diperoleh jumlah
estimasi kerugian yang diakibatkan dampak banjir akibat luapan Sungai
Belawan periode 50 tahun dapat mencapai sekitar Rp 1,117,876,476,188,- .
[image:67.595.115.513.328.437.2]4.10.3 Estimasi Resiko Banjir Sungai Belawan Periode Q25 Tahun
Tabel 4.48 Jumlah Penduduk Terkena Banjir Sungai Belawan Periode Q25 Tahun
Kab./ Kota Luas Wilayah
(Km2)
Luas Genangan (Km2)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Deli Serdang 2.241,68 30,32 2.029.308
Medan 265,00 10.1 2.210.624
Total 2506 40,33 4.239.932
Sumber hasil perhitungan
Dari hasil perhitungan diperoleh jumlah penduduk yang terkena dampak
banjir akibat luapan Sungai Belawanuntukperiode 25 tahun mencapai 68234 jiwa.
Tabel 4.49 Jumlah Rumah Terkena Banjir Sungai Belawan Periode Q25 Tahun
Kab./ Kota Luas Wilayah
(Km2)
Luas Genangan (Km2)
Rumah Tangga
Deli Serdang 2.241,68 30,32 475.365
Medan 265,00 10.1 507.205
Total 2.506 40,33 982,570
Sumber hasil perhitungan