• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN 4A DI DUSUN SADE LOMBOK TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN 4A DI DUSUN SADE LOMBOK TENGAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR PARIWISATA

PERANAN ATTRACTION, ACCESSIBILITY, AMENITIES, ANCILLARIES, DAN COMMUNITY INVOLVEMENT DI DUSUN SADE

LOMBOK TENGAH

Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana

2015

Anggota Kelompok :

Siti Anggriana 1512014015

Asriatul Hadi 1512014016

I Gede Diyana Putra 1512014018

Danang Umarohazi 1512014035

(2)

Peranan Attraction, Accessibility, Amenities, Ancillaries, dan

Community Involvement di Dusun Sade Lombok Tengah

ABSTRAK

(3)

I. PENDAHULUAN

Saat ini pariwisata sudah dikembangkan sebagai industri di setiap negara di dunia. Perhatian pada sektor pariwisata kini sudah semakin lebar hal ini disebabkan karena masyarakat mulai sadar bahwa pariwisata mendatangkan manfaat dan keuntung ekonomi bagi negara – negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries). Demikian pula di Indonesia, pemerintah menginginkan untuk mengembangkan pariwisata sebagai suatu industri untuk menunjang tingkat kesempatan berusaha, kesempatan kerja, peningkatan pemerataan pendapatan masyarakat.

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Arti dari istilah pariwisata belum banyak diungkapkan oleh para ahli bahasa dan pariwisata di Indonesia. Kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta , terdiri dari dua suku kata, yaitu “ pari” dan “ wisata” . Pari berarti banyak, berkali-kali atau berputarputar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berkeliling.

Sihite, 2000:63 mengungkapkan bahwa:

“pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan dengan menggunakan alat transportasi darat, laut, dan udara yang dilkukan oleh orang – orang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam waktu yang terbatas dengan maksud tertentu dan yang merupakan suatu kegiatan alamiah yang terjadi dalam urutan kehidupan manusia, guna memenuhi keinginan batin yang beraneka ragam (kesehatan, kesegaran, ketenangan, kebahagiaan,dan lain –lain)”.

Definisi kepariwisataan berdasarkan butir 3, pasal 1 mengenai ketentuan umum dalam UU RI No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan adalah sebagai berikut ;

“kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan dari negara asal ke suatu negara lainnya dalam kurun waktu lebih dari 24 jam yang dilakukan suatu individu atau kelompok dengan tujuan bersenang – senang tanpa bertujuan untuk mencari nafkah.

(5)

Tourist attraction sangat mempengaruhi wisatawan atau jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi pariwisata.Tourist attraction ada yang bersifat natural dan ada pula yang bersifat kultural. Hal ini sangat menarik perhatian wisatawan, semakin khas dan menarik sebuah tourist attraction akan semakin banyak pula wisatawan yang ingin melihat atau mengunjunginya. Seiring dengan permintaan wisatawan, maka berkembanglah tourist attraction buatan manusia, misalnya taman bermain, dan sebagainya.

Accessibility merupakan suatu hal vital yang sangat mempengaruhi kunjungan wisatawan. Jika di suatu daerah tidak tersedia aksesibilitas yang mencukupi, seperti bandar udara, pelabuhan dan jalan raya maka tidak akan ada wisatawan yang mengunjungi daerah tersebut.

Amenities merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam pariwisata. Amenities ini adalah fasilitas-fasilitas seperti hotel, transportasi, restaurant, spa, dan yang lainnya. Jika di suatu daerah tidak terdapat amenities yang mencukupi, maka wisatawan tidak akan betah berkunjung di tempat tersebut. Amenities ini sangat dipengaruhi oleh permintaan dan harapan konsumen.

Ancillaries adalah hal-hal pendukung, misalnya warung-warung kecil dan tourist information centre. Adanya hal-hal pendukung ini disebabkan oleh wisatawan yang berkunjung ke suatu tempat karena hal-hal tersebut dibutuhkan oleh wisatawan dan dirasa dapat menghasilkan keuntungan.

(6)

III. PEMBAHASAN

Dusun Sade adalah salah satu dusun di desa Rembitan, Pujut, Lombok Tengah. Dusun ini dikenal sebagai dusun yang mempertahankan adat suku Sasak. Suku Sasak Sade sudah terkenal di telinga wisatawan yang datang ke Lombok. Ya, Dinas Pariwisata setempat memang menjadikan Sade sebagai desa wisata. Ini karena keunikan Dusun Sade dan suku Sasak yang jadipenghuninya. Sebagai desa wisata, Sade punya keunikan tersendiri. Meski terletak persis di samping jalan raya aspal nan mulus, penduduk Dusun Sade di Rembitan, Lombok Tengah masih berpegang teguh menjaga keaslian desa.Bisa dibilang, Sade adalah cerminan suku asli Sasak Lombok. Yah, walaupun listrik dan program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dari pemerintah sudah masuk ke sana, Dusun Sade masih menyuguhkan suasana perkampungan asli pribumi Lombok. Berikut ulasan peran dari attraction, accessibility, amenities,ancillaries, dan community involvement sehingga dusun Sade telah menjadi desa wisata sejak 1975.

A. Attraction

Tourist attraction sangat mempengaruhi wisatawan atau jumlah wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi pariwisata. Semakin bagus tourist attractionnya, semakin banyak wisatawan yang akan mengunjunginya sehingga tourist attraction itu akan semakin berkembang. Tourist attraction ada yang bersifat natural dan ada pula yang bersifat kultural. Hal ini sangat menarik perhatian wisatawan, semakin khas dan menarik sebuah tourist attraction akan semakin banyak pula wisatawan yang ingin melihat atau mengunjunginya. Adapun budaya – budaya suku sasak yang masih dilestarikan dalam dusun Sade adalah arsitektur setiap rumahnya, upacara adat merarik, nyongkolan, peresean, dan bau nyale.

a) Bale

(7)

membumbung ke atap hingga membekas hitam. Tidak jauh dari tungku terdapat ruang dengan dinding bilik bambu yang merupakan ruang tidur. Selain bale, ada juga lumbung yang disebut Berugak yang digunakan untuk menyimpan hasil panen padi.

b) Upacara Adat Merarik

Merarik atau selarian adalah bahasa sasak yang artinya menikah, di daerah Lombok sendiri upacara pernikahan. Caranya cukup sederhana, gadis pujaan itu tidak perlu memberitahukan kepada kedua orangtuanya. Bila ingin menikah, gadis itu dibawa. Mencuri gadis dengan melarikan dari rumah menjadi prosesi pernikahan yang lebih terhormat dibandingkan meminta kepada orang tuanya. Ada rasa ksatria yang tertanam jika proses ini dilalui. Namun jangan lupa aturan, mencuri gadis dan melarikannya biasanya dilakukan dengan membawa beberapa orang kerabat atau teman. Selain sebagai saksi kerabat yang dibawa untuk mencuri gadis itu sekalian sebagai pengiring dalam prosesi itu. Dan gadis itu tidak boleh dibawa langsung ke rumah lelaki, harus dititipkan ke kerabat laki-laki. Setelah sehari menginap pihak kerabat, laki-laki mengirim utusan ke pihak keluarga perempuan sebagai pemberitahuan bahwa anak gadisnya dicuri dan kini berada di satu tempat tetapi tempat menyembunyikan gadis itu dirahasiakan, tidak boleh diketahui keluarga perempuan. ‘Nyelabar’, istilah bahasa setempat untuk pemberitahuan itu, dan itu dilakukan oleh kerabat pihak lelaki tetapi orangtua pihak lelaki tidak diperbolehkan ikut. Rombongan ‘nyelabar’ terdiri lebih dari 5 orang dan wajib mengenakan pakaian adat. Rombongan tidak boleh langsung datang kekeluarga perempuan. Rombongan terlebih dahulu meminta izin pada Kliang atau tetua adat setempat, sekedar rasa penghormatan kepada kliang, datang pun ada aturan rombongan tidak diperkenankan masuk ke rumah pihak gadis. Mereka duduk bersila dihalaman depan, satu utusan dari rombongan itu yang nantinya sebagai juru bicara menyampaikan pemberitahuan. Singkat cerita setelah hal tersebut dilakukan maka besoknya akan dilakukan sebuah prosesi ijab kaboul untuk mengesahkan pernikahan dua pasangan tersebut.

c) Nyongkolan

(8)

d) Peresean

Peresean merupakan kesenian Bela diri. Peresean sudah ada sejak jaman kerajaan-kerajaan di Lombok, awalnya adalah semacam latihan pedang dan perisai sebelum berangkat ke medan pertempuran. Pada perkembangannya hingga kini senjata yang dipakai berupa sebilah rotan dengan lapisan aspal dan pecahan kaca yang dihaluskan, sedangkan perisai (Ende) terbuat dari kulit lembu atau kerbau. Setiap pemainnya/pepadu dilengkapi dengan ikat kepala dan kain panjang. Kesenian ini tak lepas dari upacara ritual dan musik yang membangkitkan semangat untuk berperang. Pertandingan akan dihentikan jika salah satu pepadu mengeluarkan darah atau dihentikan oleh juri. Walaupun perkelahian cukup seru bahkan tak jarang terjadi cidera hingga mengucurkan darah didalam arena., tetapi diluar arena sebagai pepadu yang menjunjung tinggi sportifitas tidak ada dendam diantara mereka.

e) Bau Nyale

(9)

a) Akses Melalui Jalur Udara

Akses menuju Dusun Sade Desa Rambitan cukup mudah. Melalui jalur udara dari Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali bisa langsung naik pesawat menuju ke Bandara Selaparang, Mataram sekitar 15 menit. Alternatif lain adalah melalui bandara internasional Lombok (bil) yang lokasinya lebih dekat dengan Dusun sade. Waktu yang diperlukan menuju Dusun Sade dari Bandara Internasional Lombok sekitar 20 menit dengan menggunakan taksi.

b) Akses Melalui Jalur Laut

Melalui jalur laut, bisa dicapai menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Padangbai, Bali menuju Pelabuhan Lembar kurang lebih 4 jam. dari Pelabuhan Lembar bisa melanjutkan ke Kota Mataram yang jaraknya sekitar 70 km dari kota Mataram. Dari Kota Mataram tepatnya di Terminal Mandalika, menggunakan transportasi umum berupa bis langsung menuju ke Praya yaitu Ibukota Kabupaten Lombok Tengah. Dari Praya lanjut ke Dusun Sade dengan angkutan umum berupa angkot, mini bus atau naik ojek kurang lebih setengah jam. Lalu dilanjutkan dengan jalur darat ke Dusun Sade Desa Kerambitan.

C. Amenities

Amenities merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam pariwisata. Amenities ini adalah fasilitas-fasilitas seperti hotel, transportasi, restaurant, spa, dan yang lainnya. Jika di suatu daerah tidak terdapat amenities yang mencukupi, maka wisatawan tidak akan betah berkunjung di tempat tersebut. Amenities ini sangat dipengaruhi oleh permintaan dan harapan konsumen. Fasilitas-fasilitas inilah yang menyebabkan wisatawan merasa betah dan nyaman berada di suatu destinasi pariwisata. Jika amenitiesnya tidak berkualitas dan mencukupi, maka wisatawan tidak akan tertarik untuk mengunjungi daerah tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika tidak ada wisatawan maka amenities pun tidak akan berkembang karena tidak ada pemasukan atau keuntungan. Fasilitas penunjang kegiatan kepariwisataan di Dusun Sade masih sangat minim karena pembangunan akomodasi home stay tidak ada. Jadi wisatawan masih belum bisa untuk menginap di areal Desa Wisata Sade ini. Di Dusun Sade fasilitas pendukung yang ada berupa minimarket. Fasilitas penunjang seperti restaurant masih kurang dan hanya sedikit restaurant di wilayah Desa Kerambitan, fasilitas hiburan seperti Diskotik ataupun Bar susah ditemukan di daerah ini. Pembangunan Bandara Internasional Lombok diharapkan mampu mendorong kegiatan kepariwisataan di Dusun Sade mengingat jarak tempuh Bandara dengan Dusun Sade hanya 20 menit.

D. Ancillaries

(10)

Contohnya, di suatu kawasan pariwisata terdapat pedagang-pedagang asongan yang menjual makanan, minuman, maupun souvenir. Hal itu merupakan inisiatif pedagang yang timbul karena adanya wisatawan yang ingin membeli barang dagangannya. Disisi lain, ancillaries ini juga dibutuhkan oleh para tourist yang menginginkan kemudahan. Di Dusun Sade terdapat banyak warung kecil, tourist information serta guide yang menunggu dan siap menjelaskan apapun tentang suku sasak dan Dusun Sade khususnya.

Pemerintah melalui ‘Gerakan Sadar Wisata 2011’ telah mencanangkan Kegiatan serta berbagai program kerja yang berpusat di Dusun Sade, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu terobosan promosi yang sangat efektif, mengingat Desa Sade telah menjadi model desa wisata yang sudah cukup dikenali para wisatawan mancanegara maupun domestik dan diharapkan mampu mendorong kemajuan pariwisata di wilayah Nusa Tenggara Barat. Kaum akademisi, pelaku usaha pariwisata, asosiasi pariwisata, kelompok seni, LSM, pekerja media massa, pelajar dan tokoh masyarakat, juga berperanserta dalam Gernas sadar wisata itu.

E. Comunnity Involvement

(11)

IV. PENUTUP

Kesimpulan

Keterkaitan attraction, accessibilty, amenities, ancillary, dan community involvement merupakan suatu pilar penting yang saling terkait dalam menarik minat wisatawan untuk berkenujung ke destinasi wisata tersebut, sehingga tercipta suatu kegiatan pariwisata yang sangat berperan sebagai penggerak perekonomian daerah. Melalui kajian attraction, accessibilty, amenity, ancillary, dan community involvement bahwa pemerintah dan masyarakat memerlukan kerjasama dan usaha yang lebih keras dalam memaksimalkan 5 pilar tersebut sehingga dapat memberikan sebuah nilai tambah atau keunikan yang mengundang wisatawan untuk berkunjung. Adapun ulasan singkat kajian 5 pilar tersebut antara lain;

a) Attraction

Arsitektur setiap rumah di Dusun ini, upacara adat merarik, nyongkolan, peresean, dan bau nyale sebagai bentuk dari attraction yang bersifat natural. Hal ini sangat menarik perhatian wisatawan, semakin khas dan menarik sebuah tourist attraction akan semakin banyak pula wisatawan yang ingin melihat atau mengunjunginya.

b) Accessibility

Akses menuju Dusun Sade sudah baik dengan aspal dan lokasi Dusun Sade sendiri sudah dipinggir jalan. Terdapat Bandara Internasional yang mampu ditempuh selama 20 menit dari Dusun Sade merupakan suatu hal vital yang sangat mempengaruhi kunjungan wisatawan. Jika di suatu daerah tidak tersedia aksesibilitas yang mencukupi, seperti bandar udara, pelabuhan dan jalan raya maka tidak akan ada tourist yang mengunjungi daerah tersebut.

c) Amenities

Dalam pengadaan amenities demi kenyamanan wisatawan, Desa Wisata Dusun Sade masih sangat minim karena pembangunan akomodasi home stay tidak ada. Jadi wisatawan masih belum bisa untuk menginap di areal Desa Wisata Sade ini. Di Dusun Sade fasilitas pendukung yang ada berupa minimarket. Fasilitas penunjang seperti restaurant masih kurang dan hanya terdapat 1 restaurant di wilayah Desa Kerambitan, fasilitas hiburan seperti Diskotik ataupun Bar susah ditemukan di daerah ini.

d) Ancillararies

(12)

e) Community Involvement

(13)

DAFTAR PUSTAKA

geografi pariwisata program pasca sarjana kajian pariwisata (ddip) universitas udayana 2011,putu ratih pertiwi

Masyarakat dan Kebudayaan Suku Sasak, tersedian online: http://ihsangagah.blogspot.com/2012/02/masyarakat-dan-kebudayaan-suku-sasak-di.html

Referensi

Dokumen terkait

11 Jadi yang dimaksud efektivitas dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keefektifan penggunaan model pembelajaran Kuantum tipe VAK

Hasil penelitian dan pembahasan tentang “Pengelolaan Bengkel Kerja Dalam Mempersiapkan Kemandirian Lulusan di SMK Satya Karya Karanganyar”, dapat disimpulkan, bahwa

Pada akhirnya kondisi tersebut berdampak pada anak-anak, yaitu anak tumbuh dan berkembang dengan kurang memiliki jiwa sosial terutama sikap toleransi terhadap

5.124.640.000,- (Lima Milyar seratus dua puluh empat juta enam ratus empat puluh ribu Rupiah) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DPA-SKPD

Indeks ketahanan pangan di Kabupaten Bungo pada tahun ini termasuk dalam kondisi sangat tahan pangan (0.06) dengan Pola persebaran kecamatan yang termasuk dalam Faktor

Pariwisata API Yogyakarta akan mengambil peran dalam pengembangan pariwisata bagi desa karena menyesuaikan konteks tantangan dan peluang akan banyaknya wisatawan yang

Deskripsi Responden selain PT Finansia Multi Finance/kredit plus cabang manado, adakah responden yang berlangganan dengan perusahaan sejneis lainnya, Dari 90

Berdasarkan penelitian terhadap pengukuran risiko yang ada sebelumnya pada umumnya penelitian dilakukan dengan menggunakan metode OCTAVE atau OCTAVE- S, oleh sebab itu