• Tidak ada hasil yang ditemukan

Integrasi Sains dalam Al Quran Bahan Pen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Integrasi Sains dalam Al Quran Bahan Pen"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

INTEGRASI SAINS DALAM AL-QURAN

BAHAN PENAMBAH MAKANAN

Nama: Alindah

NIM: 1414163118

Fakultas/Jurusan: Tarbiyah/IPA-Biologi C.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI

CIREBON

(2)

Makanan yang halal berarti makanan yang tidak kotor dari segi zatnya, tidak rusak (kadaluarsa) atau tidak bercampur benda najis. Ada juga yang mengartikan sebagai makanan atau minuman yang mengundang selera bagi yang akan mengkonsumsinya dan tidak membahayakan fisik serta akalnya. Makanan yang halal pasti akan bersifat toyyib, akan tetapi makanan yang toyyib belum tentu besifat halal. Makanan yang bersifat aman artinya tidak menyebabkan penyakit, dengan kata lain aman secara duniawi dan ukhrawi. Keamanan makanan ini dinyatakan dalam al-Qur’an.

ننوننممؤؤمن همبم مؤتننؤأن يذمللنا هنللنلا اوقنتلناون اببيلمطن البالنحن هنللنلا منكنقنزنرن املنمم اولنكنون

Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman

kepada-Nya (Q.S. Al-maidah:88).

Ayat ini memerintahkan manusia untuk mengkonsumsi makanan/minuman yang halal dalam konteks ketakwaan pada saat menjalankan perintah konsumsi makanan. Ayat tersebut juga memerintahkan untuk berhati-hati memilih makanan dan bagimana mendapatkannya, sedangkan bagi produsen masalah keimanan dan ketakwaan ini dapat dihubungkan dengan bagaimana makanan tersebut dibuat, karena makanan ini nantinya dikonsumsi oleh masyarakat luas, sehingga tanggung jawab secara moral pada diri sendiri dan lingkungan serta pada Allah menjadi hal yang sangat utama.

(3)

dicari konsumen Muslim di dunia, karena bagi konsumen Muslim, sudah jelas sebagaimana dalam al-Qur’an.

ولودنعن مؤكنلن هننلنإم نماطنيؤشلنلا تماونطنخن اوعنبمتلنتن النون اببيلمطن البالنحن ضمرؤأنلؤا يفم املنمم اولنكن سنانلنلا اهنيلنأن اين

نويبممن

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat

di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata

bagimu.(Q.S.Al-baqarah:168).

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengarahkan untuk memakan makanan halal yang terbaik untuk umat-Nya. Tetapi manusia itu sendiri lalai dan mengikuti hawa nafsu. Sekarang pola hidup manusia cenderung konsumtif, serba instan, mudah dan yang penting enak dirasa oleh lidah tanpa memikirkan efek buruk yang akan muncul dari kebiasaan keliru tersebut. Tanpa disadari, makanan yang lezat dinikmati, akhirnya merusak jasmani dengan berbagai penyakit yang menyerangnya. Salah satu pemicu makanan lezat serta menarik untuk disantap, ialah bahan (zat kimia) yang ditambahkan ke dalam makanan tersebut.

Menurut undang-undang RI No 7 Tahun 1996 tentang Pangan, pada Bab II mengenai Keamanan Pangan, pasal 10 tentang Bahan Tambahan Pangan dicantumkan:

1. Setiap orang yang memproduksi pangan untuk diedarkan dilarang menggunakan bahan apa pun sebagai bahan tambahan pangan yang dinyatakan terlarang atau melampau ambang batas maksimal yang telah ditetapkan.

(4)

proses produksi pangan serta ambang batas maksimal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (www.wikipedia.org).

Bahan Tambahan Pangan (BTP) atau zat aditif adalah zat atau bahan yang ditambahkan pada makanan pada waktu pembuatan, penyimpanan, dan pengepakan. Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:

1. Zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat;

2. Zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat (Nisrina, 2011. https://ininisrina.wordpress.com/)

Permenkes No 722/MenKes/Per/ IX/88 telah mengatur bahan-bahan yang boleh digunakan. Bahan-bahan tersebut bisa untuk mengawetkan, mewarnai, mengemulsi, memantapkan, dan mengentalkan. Bahan pengawet yang banyak di jual di masyarakat dan digunakan untuk mengawetkan berbagai bahan pangan salah satunya adalah asam benzoat, benzoat ini umumnya terdapat dalam bentuk garam natrium dan kaliumm benzoat yang sifatnya mudah larut. Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman, seperrti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal, selai jeli, manisan, kecap dan lain-lain (Cahyadi, 2008: 5).

(5)

maupun konsumen harus mengenali berbagai macam bahan tambahan makanan agar makanan tetap aman bagi masyarakat.

Berbagai macam bahan tambahan makanan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

1. Bahan Pemanis

Bahan pemanisadalah bahan kimia yang ditambahkan pada makanan atau minuman yang berfungsi untuk memberikan rasa manis. Bahan pemanis ini ada dua macam, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-bahan nabati maupun hewani. Pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Contohnya gula tebu mengandung zat pemanis fruktosa, gula merah, madu dan kulit kayu manis.

Pemanis buatan adalah senyawa hasil sintetis laboratorium yang merupakan bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan. Pemanis buatan tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722 / Menkes / per / IX / 1988 tentang batasan maksimum penggunaan bahan kimia dalam makanan. Beberapa pemanis buatan yang beredar di pasaran di antaranya:

a. Aspartam : Nama kimianya aspartil fenilalanin metil ester, merupakan pemanis dalam produk minuman ringan. Aspartam merupakan pemanis yang berkalori sedang. Aspartam dapat terhidrolisis atau bereaksi dengan air dan kehilangan rasa manis, sehingga lebih cocok digunakan untuk pemanis yang berkadar air rendah.

(6)

bersifat karsogenik (dapat memicu timbulnya kanker). jika penambahan sakarin terlalu banyak justru menimbulkan rasa pahit dan getir. Es krim, gula-gula, es puter, selai, kue kering, dan minuman fermentasi biasanya diberi pemanis sakarin.

c. Siklamat : Makanan dan minuman yang sering dijumpai mengandung siklamat antara lain: es krim, es puter, selai, saus, es lilin, dan berbagai minuman fermentasi. Beberapa negara melarang penggunaan siklamat karena diperkirakan mempunyai efek karsinogen.

d. Sorbitol : pemanis yang digunakan untuk pemanis kismis, selai dan roti, serta makanan lain.

e. Asesulfam K: senyawa 6-metil-1,2,3-oksatiazin-4(3H)-on-2,3-dioksida atau asam asetoasetat dan asam sulfamat. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, asesulfam K merupakan pemanis yang tidak berbahaya.

Pemanis alami Pemanis buatan

Berasa manis sampai puluhan bahkan ratusan kali rasa manis gula.

Sebagian dapat berpotensi karsinogen (penyebab kanker).

(7)

tinggi. Inilah yang menjadi alasan utama pemakaian pemanis sintetis oleh para produsen makanan atau minuman, terutama para pengusaha kecil dengan modal terbatas.

2. Bahan Pewarna

Bahan pewarna merupakan bahan alami ataupun bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan. Penambahan bahan pewarna pada makanan bertujuan untuk memberi penampilan tertentu atau warna yang menarik. Warna yang menarik dapat menjadikan makanan lebih mengundang selera.

Bahan pewarna alami yang banyak digunakan yaitu daun suji (hijau), buah kakao (cokelat), kunyit (kuning), cabai merah (merah), wortel (kuning), karamel (cokelat karamel), gula merah (coklat), anggur (ungu), stroberi (merah) dan tomat (orange).

Bahan pewarna buatan yaitu beta-karoten (warna oranye sampai kuning), santoxantin (warna merah), dan apokaroten (warna oranye), indigokarmin (biru), eritrosin (merah), tartrasin (kuning), biru berlian, coklat HT, eritrosin, hijau FCS, hijau S, indigotin, karmoisin, kuning FCS, kuning kuinolin, merah allura, ponceau 4R.

Bahan sintetis yang dilarang ialah : auramin, amaranth, kuning metanil, rhodamin B, ponceau SX, ponceau 3R, butter yellow, chrysoidine, citrus red no 2, guinea green B, magenta, oil orange SS, Oil orange XO, Oil yellow AB dan sudan 1.

Pewarna alami Pewarna buatan

(8)

terhadap cahaya selama penyimpanan.

Untuk mendapatkan warna yang bagus diperlukan bahan

Tingkat keseragaman warna kurang baik.

Mengingat banyak kelemahan yang dijumpai pada zat pewarna alami, banyak orang yang beralih menggunakan bahan pewarna sintetis. Bahan pewarna sintetis ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan pewarna alami dalam hal keanekaragaman warna, kestabilan warna, daya tahan simpan dan harga yang sangat murah. Meskipun bahan pewarna tersebut diizinkan, kamu harus selalu berhati-hati dalam memilih makanan yang menggunakan bahan pewarna buatan karena penggunaan yang berlebihan tidak baik bagi kesehatanmu.

3. Bahan Pengawet

(9)

lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme sehingga makanan tidak mudah rusak atau menjadi busuk.

Dalam surat Al-Baqarah ayat 172 yaitu:

ننودنبنعؤتن هنايلنإم مؤتننؤكن نؤإم همللنلم اورنكنشؤاون مؤكناننقؤزنرن امن تمابنيلمطن نؤمم اولنكن اوننمنآ ننيذمللنا اهنيلنأن اين

Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika

benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.

Makna ayat diatas menyebutkan bahwa semua yang tidak diharamkan oleh agama adalah bersifat halal, tak terkecuali dengan pengawet yang digunakan sebagai bahan tambahan makan. Pengawet makanan yang bersumber dari barang yang haram akan bersifat haram, bahan pengawet makanan apabila berupa hewan yang halal jika disembelih dengan tidak menyebut nama Allah pun bersifat haram.

Bahan pengawet alami dalam kehidupan sehari-hari yaitu gula batu (Buah-buahan yang disimpan dalam larutan gula pekat akan menjadi awet karena mikroorganisme sukar hidup di dalamnya), gula merah, garam, kunyit, cengkih dan kulit kayu manis (Hayati, 2009. https://elokkamilah.wordpress.com/).

Bahan pengawet mengunakan senyawa kimia sintetis bertujuan untuk mempertahankan pangan dari gangguan mikroba, sehingga bahan pangan lebih awet dan tidak merubah tampilan dari bahan pangan tersebut. Bahan-bahan pengawet tersebut, antara lain sebagai berikut.

(10)

antimikroba. Makanan yang memakai pengawet asam cuka antara lain acar, saos tomat, dan saus cabai.

b. Benzoat : banyak ditemukan dalam bentuk asam benzoat maupun natrium benzoat (garamnya). Berbagai jenis soft drink (minuman ringan), sari buah, nata de coco, kecap, saus, selai, dan agar-agar diawetkan dengan menggunakan bahan jenis ini.

c. Sulfit : biasa dalam bentuk garam kalium atau natrium bisulfit.makanan yang diawetkan menggunakan sulfit yaitu potongan kentang, sari nanas, dan udang beku.

d. Propil galat : produk makanan yang mengandung minyak atau lemak dan permen karet serta untuk memperlambat ketengikan pada sosis.

e. Propianat : sering digunakan asam propianat dan garam kalium atau natrium propianat. Propianat selain menghambat kapang juga dapat menghambat pertumbuhan bacillusmesentericus yang menyebabkan kerusakan bahan makanan. Bahan pengawetan produk roti dan keju biasanya menggunakan bahan ini.

f. Garam nitrit : biasanya dalam bentuk kalium atau natrium nitrit. Kalium nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Bahan ini digunakan sebagai bahan pengawet keju, ikan, daging, dan juga daging olahan seperti sosis, atau kornet, serta makanan kering seperti kue kering. Perkembangan mikroba dapat dihambat dengan adanya nitrit ini.

(11)

memengaruhi cita rasa makanan pada tingkat yang diperbolehkan. Meskipun aman dalam konsentrasi tinggi, asam ini bisa membuat perlukaan di kulit.

4. Penyedap Rasa

Bahan penyedap rasa merupakan bahan tambahan makanan yang berguna untuk melezatkan bahan makanan. Penyedap berfungsi menambah rasa nikmat dan menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan.

Penyedap rasa alami sudah digunakan dalam mengolah makanan, seperti: garam, cuka, lada, cabai, bawang putih dan rempah-rempah lainnya. Tentu saja pemakaian bahan-bahan ini tidak menimbulkan masalah, malah kemungkinan sangat baik untuk mendukung kesehatan, kecuali pemakaian yang sangat berlebihan.

Bahan kimia sebagai penyedap rasa adalah Monosodium Glutamat (MSG), yaitu garam yang berasal dari asam glutamat. Senyawa ini memberi rasa gurih. Di pasaran dikenal dengan vetsin. Kadang pula penyedap rasa memakai gula alami untuk rasa manis, tetapi rasa manis alami juga telah bergeser digantikan dengan pemanis sintetis.

Kecenderungan masyarakat yang menginginkan serba praktis serta siap saji, sering mendorongnya terjebak dalam penggunaan bahan tambahan makanan, karena tidak repot menghaluskan bumbu untuk penyedap masakan, menghemat biaya, kadang menggunakan pemanis sintetis.

(12)

keuntungan dari produsen (penjual) makanan. Ironisnya, makanan-makanan dengan kandungan zat aditif ini dikonsumsi orang-orang sehat. Selain produsen, konsumen pun terkena imbasnya apabila terlalu berlebihan mengkonsumsi, karena zat-zat ini kurang baik, bahkan cenderung akan merusak kesehatan tubuh (Anonim. 2010. Hati-hati Penggunaan Bahan Makanan. http://almanhaj.or.id/).

Meskipun zat aditif pada makanan tetap dibolehkan penggunaannya, tetapi sebagai pengguna maupun konsumen, tentunya harus menyadari pentingnya kesehatan jangka panjang, terutama anak-anak sebagai generasi penerus. Mengingat pengetahuan yang minim tentang zat-zat kimia ini, maka sikap yang baik bagi masyarakat ialah menghindari makanan ataupun minuman yang mengandung bahan tambahan makanan. Jika terpaksa harus membeli produk makanan yang mengandung unsur tersebut, hendaklah teliti terhadap makanan yang akan dibeli.

Tentunya sebagai manusia menginginkan generasi yang baik, kuat dan tangguh. Salah satu pendukungnya adalah makanan yang dikonsumsi jelas berkualitas baik. Bisa dibayangkan, jika anak-anak memiliki bekal kecerdasan, calon pendidik masyarakat, pada akhirnya tidak sanggup meneruskan cita-cita karena terjadi kerusakan dalam tubuhnya yang mengakibatkan sakit berkepanjangan. Jadi sebagai manusia setidaknya mengerti bahkan memahami zat aditif yang mempunyai banyak negatinya bagi kehidupan dan harus lebih selektif dan teliti makanan yang akan dibeli.

Daftar Pustaka

(13)

Anonim. 2010. Hati-hati Penggunaan Bahan Makanan. http://almanhaj.or.id/content/2776/slash/0/hati-hati-penggunaan-bahan-penambah-makanan/, diakses 05 April 2017 pukul 20.10.

Hayati, Kamilah. 2009. Pengawet Makanan.

https://elokkamilah.wordpress.com/kimia-farmasi-dan-medisinal- 2/pengawet-makanan-sebuah-bahasan-untuk-penetapan-halalan-toyyiban/, diakses 05 April 2017 pukul 20.15.

Nisrina. 2011. Bahan Kimia dalam Makanan.

https://ininisrina.wordpress.com/cerdas/ipa-2/bahan-bahan-kimia-dalam-kehidupan/bahan-kimia-dalam-makanan/, diakses 05 April 2017 pukul 20.00.

www.wikipedia.org/wiki/aditif_makanan.

Profil Penulis

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang mengikuti model pembelajaran

Bahan yang terkandung dalam cemilan sembarangan seperti pewarna makanan (Tartazine, kuinolin, kuning FCF, karmoisin, ponceau, eritrosin), pemanis buatan (aspartan,

• Hukum internasional adalah sekumpulan asaa, kebiasaan internasional dan aturan yang bersifat umum yang di hormati dan dipetuhi serta adanya kewajiban yang mengukat

Ketaren, S., 1998, Penentuan Komponen Utama Minyak Atsiri Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), Tesis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Disebabkan oleh proliferasi ke atas sumber maklumat seperti Risalah Data Keselamatan Bahan (RDKB) pengilang tertentu, kami tidak akan dan tidak boleh bertanggungjawab terhadap

PANITIA PENGADAAN PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR (EKSTERIOR) KOMPLEK KANWIL VII DJKN JAKARTA.. JALAN PRAPATAN NOMOR10,

Sehubungan dengan telah dilaksanakannya tahapan evaluasi penawaran sampai dengan evaluasi kualifikasi oleh Pokja Barang Unit Layanan Pengadaan Kab. Aru untuk paket Pekerjaan

1 Orang- orang yang menjadi pilihan Allah, yang dipercaya mengemban tugas keagaaman, tentulah akan diberi pentunjuk dan dilapangkan dadanya untuk menerima islam. Sebaliknya mereka