PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI PEPAYA MUDA (Carica
papaya) PADA PAKAN TERHADAP GONADO SOMATIK INDEKS DAN
FEKUNDITAS IKAN MAS (Cyprinus carpio L)
JURNAL
OLEH
ROIS NASIBU
631 411 044
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL JURNAL
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI PEPAYA MUDA (Carica papaya) PADA PAKAN TERHADAP GONADO SOMATIK INDEKS DAN FEKUNDITAS IKAN MAS
(Cyprinus carpio L)
OLEH
ROIS NASIBU NIM : 631 411 044
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI PEPAYA MUDA (Carica papaya) PADA PAKAN TERHADAP GONADO SOMATIK INDEKS DAN FEKUNDITAS IKAN MAS
(Cyprinus carpio L)
1.2
Rois Nasibu, 2Yuniarti, dan 2Samsuddin
1
rois_bdp2011@mahasiswa.ung.ac.id
2
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan, Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
ROIS NASIBU. 631411044. PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BIJI PEPAYA MUDA (Carica papaya) PADA PAKAN TERHADAP GONADO SOMATIK INDEKS DAN FEKUNDITAS IKAN MAS (Cyprinus carpio L). Dibawah bimbingan Yuniarti Koniyo, sebagai Pembimbing I dan Syamsuddin, sebagai Pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penambahan Tepung Biji Pepaya Muda (Carica Papaya) Pada Pakan Terhadap Gonado Somatik Indeks dan Fekunditas Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hewan uji yang digunakan adalah induk ikan mas (Cyprinus carpio L) sebanyak 36 ekor dengan rata-rata berat awal 200 gram dan panjang 15 – 17 cm. Sebagai perlakuan masing-masing sebesar 11,129 % dan 1776 butir. Hasil analisis sidik ragam berat gonad dengan memperoleh nilai f hitung 27,1795 lebih besar dari f tabel 7,59 dalam taraf 1%, dan jumlah telur
induk ikan mas memperoleh nilai f hitung 16,99 lebih besar dari f tabel 7,59 dalam taraf 1 %, dari
hasil analisis diatas menunjukan bahwa pemberian dosis yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
Kata kunci : Induk ikan mas, TKG, pakan, tepung biji papaya muda
1.2
I. PENDAHULUAN
Ikan mas sebagai ikan (Cyprinus carpio L) konsumsi merupakan salah satu komoditas
sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat. Ikan mas banyak diminati konsumen
karena rasa dagingnya yang enak dan gurih serta memiliki kandungan protein yang cukup tinggi.
Permintaan konsumsi ikan mas dari tahun ke tahun cenderung meningkat terutama di kota-kota
besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung. Salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha
budidaya perikanan adalah ketersediaan benih yang berkualitas tinggi yang akan memacu
perkembangan budidaya perikanan dengan cepat.
Usaha pembenihan bertujuan untuk mensuplai benih bagi usaha budidaya perikanan pada
setiap musimnya, meliputi : perbaikan kualitas genetik benih dan usaha penyediaan stok benih.
Penyediaan stok benih ikan dilakukan melalui penyimpanan gamet diluar tubuh ikan. Untuk
menigkatkan produksi telur yang lebih banyak perlu adanya pamanfaatan tumbuhan yang dapat
memanipulasi hormonal pada ikan.
Selain pemanfaatan tumbuhan alternatif dalam budidaya ikan mas perlu juga dicari teknik
budidaya tepat guna sehingga diperoleh hasil yang maksimal, yaitu melalui penambahan tepung
biji papaya muda. Penambahan tepung biji papaya muda bertujuan untuk merangsang proses
pertumbuhan, perbaikan sel-sel, dan kematangan gonad meliputi gonado somatik indeks serta
fekunditas ikan mas.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengaplikasikan dalam pemanfaatan
tumbuhan yang mampu memanipulasi hormonal yaitu dengan cara menambah fitohormon
kedalam pakan ikan tersebut. Saat ini banyak masyarakat pembudidaya ikan air tawar yang
belum memanfaatkan tumbuhan yang berkhasiat sebagai bahan yang dapat mempercepat proses
Adapun tumbuhan yang mengandung hormon yang mampu mempercepat kematangan
gonad pada ikan yakni biji pepaya muda. Biji pepaya muda telah digunakan sebagai anti fertilitas
pada hewan jantan, sedangkan pada hewan betina sebagai penyubur atau peningkat kematangan
gonad ikan, penelitian di bidang ini jarang dilakukan sehingga peneliti mengambil judul
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Pepaya Muda (Carica Papaya) Pada Pakan Terhadap
Gonado Somatik Indeks dan Fekunditas Ikan Mas (cyprinus carpio l)
II.METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan mulai Bulan Februari sampai dengan Bulan Maret 2015, yang
bertempat di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo
Prosedur Penelitian
Benih yang digunakan dalam penilitian ini adalah Ikan Mas (cyprinus carpio l).Bahan yang
digunakan Tepung Biji Pepaya Muda (Carica Papaya) .Penelitian ini dimulai dengan menyiapkan
alat dan bahan.
A. Pembuatan Tepung Biji Pepaya Muda (Carica papaya L.)
Pada pembuatan tepung biji pepaya muda, ada beberapa tahapan persiapan yang dilakukan
sebagai berikut :
1) Memilih buah pepaya muda yang buahnya bertekstur keras, warnanya hijau tua, daging
serta bijinya berwarna putih dan mengeluarkan getah berwarna putih di bagian tangkai
saat dibelah.
2) Buah pepaya yang telah disortir, selanjutnya dibelah kemudian pengambilan biji pepaya
3) Biji papaya muda yang telah terkumpul, kemudian dijemur disinar matahari hingga biji
pepaya kering.
4) Setelah kering, biji pepaya dihaluskan dengan menggunakan blender sampai berbentuk
tepung.
5) Tepung biji pepaya kemudian dimasukkan ke dalam wadah (toples) dan ditutup rapat
kemudian disimpan dalam lemari pendingin sebelum digunakan.
B. Pembuatan Pelet atau Pakan Campuran
Tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan pakan campuran yang selanjutnya digunakan
sebagai bahan penelitian. Pakan yang diberikan berasal dari campuran antara pakan komersial
dengan tepung biji pepaya muda dengan jumlah sesuai dengan perlakuan pada penelitian.
Tahapan pembuatan pakan campuran adalah sebagai berikut :
1. Pakan komersial merek Superindo IL 28 K dengan komposisi air 10%, protein 30 %,
lemak 8 %, serat kasar 6%, da abu 8%, kemudian dihaluskan menggunakan blender.
2. Pencampuran tepung biji pepaya muda dengan perekat diaduk sampai homogen sesuai
dengan perlakuan.
3. Campuran perekat dan tepung biji pepaya yang sudah homogeny kemudian ditambahkan
pelet yang telah dihaluskan yang jumlahnya sesuai dengan bobot ikan yaitu, 5% dari
bobot biomassa ikan.
4. Selanjutnya, pencetakan bahan dengan menggunakan alat pencetak pelet.
5. Pengeringan pelet yang telah dicetak dikeringkan dibawah terik sinar matahari.
6. Pelet campuran kemudian disimpan pada wadah untuk selanjutnya diberikan kepada
Variabel yang diamati
Beberapa variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah Gonado Somatik Indeks (GSI)
dan Jumlah Telur pada induk betina ikan mas.
A.Gonado Somatik Indeks (GSI)
Untuk menentukan nilai GSI dengan rumus sebagai berikut (Effendie 1979):
Berat bobot gonad
GSI = x 100 % Berat bobot induk
B.Jumlah Telur Ikan
Perhitungan jumlah telur yang berada di dalam gonad induk ikan mas selama penelitian
menggunakan metode gravimetrik dengan rumus sebagai berikut (Effendie 1979):
W x n F = w Keterangan:
F = Jumlah telur di dalam gonad (butir). W = Berat seluruh gonad (gram).
w = Berat sampel sebagian kecil gonad (gram)
n = Jumlah telur dari sampel sebagian kecil gonad (butir).
C.Analisis Data
Untuk mengetahui hasil adanya Pengaruh Pemberian Tepung Biji Pepaya Muda (Carica
papaya ) Terhadap Tingkat Kematangan Gonad Ikan Mas (Cyprinus carpio Linn) maka data
yang diperoleh dianalisis ragam menggunakan Rancangan Acak Lengkap (Gaspersz,1994),
dengan model sebagai berikut:
Yij = μ + τi + ij
Keterangan:
μ = Nilai tengah populasi
τi = Pengaruh perlakuan ke i
ij = Galat perlakuan ke i ulangan ke j
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Gonado Somatik Indeks (GSI)
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan D dengan dosis 1,50 gram/induk
menunjukan jumlah GSI terbesar yakni 17,192 % disusul oleh perlakuan C dengan dosis 1,25
gram/induk yakni 14,833 % kemudian perlakuan B dengan dosis 1 gram/induk yakni 14,166 %,
dan perlakuan A dengan dosis 0 gram/induk (control) 11,129 %. Adapun perbedaan setiap
perlakuan dalam perhitungan nilai Gonado Somatik Indeks dapat dilihat pada gambar 5 berikut :
Gambar 5. Grafik Perhitungan Gonado Somatik Indeks (GSI)
Berdasarkan hasil pengamatan, gonad ikan mas berjumlah satu pasang dan ditopang
secara memanjang pada bagian atas rongga tubuh berbentuk seperti kantong yang memanjang,
dan dinding luarnya berlamela. Bagnara (1976): Richter dan Rustidja (1985) dalam Charisty,N,
Ovigerous lamela dilapisi oleh epithelium germinal (lapisan bening) yang berfungsi sebagai
lapisan pembungkus telur.
Pada pemberian tepung biji papaya muda 0 g/induk tidak adanya jumlah pemberian
fitohormon yang masuk ke dalam tubuh, sehingga mempengaruhi GSI yang dihasilkan
memperoleh nilai yang paling rendah diantara perlakuan lainnya. Pada pemberian tepung biji
pepaya muda sebesar 1 g/induk, memperoleh hasil GSI 14,166 % dan berbeda nyata dengan
pemberian 1,25 g/induk yaitu dengan nilai GSI sebesar 14,833 % ,karena pemberian fitohormon
dan kandungan vitamin jumlahnya rendah, sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh dan
mempengaruhi TKG (Tingkat Kematangan Gonad).
Tabel 10. Uji kandungan vitamin E per 100 gram pakan/pellet
JENIS
campuran tepung biji papaya muda sebanyak 52,02 mg/ 100 gram pakan, pemberian yang lebih
tinggi jumlahnya dapat berpengaruh terhadap proses penyerapan vitamin E oleh tubuh ikan
sehingga menghasilkan gonado somatik indeks yang lebih banyak dan menghasilkan GSI yang
paling optimum. Hal ini didukung oleh Charisty,N, A;(2013) menyatakan bahwa, biji pepaya
muda mengandung vitamin E sebanyak 51,85 mg/ 100 g biji pepaya. Vitamin E tergolong dalam
mikronutrisi yang hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil pada kondisi normal. Penambahan
Berdasarkan analisa data yang dilakukan, nilai Fhitung = 27,1795 Selanjutnya menganalisis
nilai keseragaman dengan menggunakan uji F dengan F hitung = 27,1795 > F tabel 0,01 = 7,59.
Sehingga perbedaan diantara perlakuan berpengaruh sangat nyata sehingga diputuskan untuk
menerima H1 dan menolak H0.
B.Fekunditas
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan D dengan dosis 1,50 gram/induk
menunjukan jumlah telur terbesar yakni 2.113 butir disusul oleh perlakuan C dengan dosis 1,25
gram/induk yakni 2.076 butir kemudian perlakuan B dengan dosis 1 gram/induk yakni 1.970
butir, dan perlakuan A dengan dosis 0 gram/induk (control) yakni 1776 butir. Adapun perbedaan
setiap perlakuan dalam perhitungan nilai jumlah telur dapat dilihat pada gambar 6 berikut :
Gambar 6. Grafik Perhitungan Jumlah Telur Tabel 13. Hasil uji proksimat pellet campuran
JENIS
Dari tabel diatas menunjukan bahwa salah satu faktor yang mampu mempengaruhi jumlah
telur adalah pakan yang diberikan. Kualitas pakan yang baik mengandung komposisi yang
mendukung keberhasilan proses pematangan gonad dan pemijahan seperti, kandungan vitamin
dan protein yang mencapai 32,36 % serta hormon, baik hormon sintetis maupun hormon alami.
Fitohormon yang terdapat pada tepung biji pepaya muda yang diduga mengandung hormon
estrogen, mampu menginduksi secara optimal jumlah telur ikan mas (Cyprinus carpio L).
Pendapat ini diperkuat oleh Satriyasa, 2009 dalam Charisty,N, A; (2013), bahwa tepung biji
pepaya muda yang diduga mengandung hormon estrogen, merupakan hormone steroid yang
sangat penting pada ikan betina yang sedang mengalami proses vitelogenin.
Menurut Sutrisno, E. (1996) dalam Charisty,N,A; (2013), proses pematangan gonad
diprediksi melalui kadar testosteron dan estradiol-17β plasma terhadap perkembangan oosit.
Yusuf. N.S (2005) menyatakan bahwa, proses pembentukan hormon steroid terjadi pada sel teka
dan sel granulosa. Selain kandungan estrogen, kandungan vitamin E juga mempengaruhi
pematangan gonad dan jumlah telur. Inayah N, (2013) menyatakan bahwa, hubungan antara
jumlah telur dengan vitamin E merupakan hubungan melalui mediator asam lemak tak jenuh.
Apabila rasio asam lemak Omega6/ Omega3 kurang atau berlebih didalam gonad akan
menyebabkan jumlah telur rendah.
Semakin meningkatnya jumlah pemberian tepung biji pepaya muda dalam jumlah yang
optimum, menyebabkan jumlah telur meningkat. Selain itu, menurut Ilyas, (2012)biji pepaya
muda memiliki nutrisi penting dengan khasiat sebagai anti bakteri, yang efektif melawan bakteri
E.colli, Salmonella, dan infeksi Staphylococcus untuk pertahanan tubuh dan mengandung
kalsium, magnesium dan fosfor yang lebih tinggi dibandingkan dengan biji pepaya yang matang.
menjalankan proses-proses metabolismenya secara normal. Bila kekurangan kalsium,
magnesium dan fosfor, tubuh ikan tidak dapat menyerap baik pakan yang telah dikonsumsi,
sehingga pertumbuhan ikan pun akan terhambat.
Berdasarkan analisa data yang dilakukan, nilai Fhitung = 16,99 Selanjutnya menganalisis
nilai keseragaman dengan menggunakan uji F dengan F hitung = 16,99 > F tabel 0,01 = 7,59.
Sehingga perbedaan diantara perlakuan berpengaruh sangat nyata sehingga diputuskan untuk
menerima H1 dan menolak H0.
C.Kualitas Air
Pengukuran kualitas air pada penelitian ini dilakukan setiap seminggu sekali dengan
menggunakan alat ukur Termometer, kertas lakmus, dan Monitor Water Quality, pengukuran ini
dilakukan pada sebelum dan sesudah pergantian air. Kualitas air yang digunakan selama
pemeliharaan induk ikan mas didukung dengan penerapan sistem sirkulasi 24 jam, selain itu juga
dilakukan pembersihan dasar wadah penelitian dengan cara mengurah air bak kemudian
membersihkan dinding bak tersebut. Air yang dikeluarkan melalui pipa pembuangan (outlet)
setelah itu dilakukan pergantian air yaitu dengan cara kran air (inlet) secara penuh. Hal ini
dilakukan agar semua perlakuan pembersihan yang diberikan pada setiap wadah itu dapat sama.
Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian dapat di lihat pada tabel 16 s/d tabel 18.
Tabel 16. Data Pengukuran Suhu (0C) Selama Penelitian
Setiap Bak Minggu ke-
Suhu (0C)
1 2 3 4 5
awal akhir awal akhir awal akhir awal akhir 1
D1-C1-A3 29 29 28 30 29 30 30 31 2
A2-D3-B2 30 30 29 30 28 29 28 29 3
4
B1-C2-B3 29 30 28 29 30 28 30 30
Tabel 17.Data Pengukuran DO (mg/L) Selama Penelitian
Setiap Bak
Tabel 18. Data Pengukuran pH Selama Penelitian
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pemberian tepung biji pepaya muda (Carica
papaya) dengan dosis yang berbeda untuk meningkatkan kematangan gonad pada ikan mas
(Cyprinus carpio L) dapat disimpulkan bahwa :
1. Jumlah pemberian tepung biji papaya muda melalui pakan berbeda sangat nyata terhadap
nilai gonado somatik indeks dan fekunditas ikan mas.
2. Nilai GSI serta jumlah telur tertinggi ditunjukan pada perlakuan D (1,50 g/induk) sebesar
17,192 % dan 2113 butir, disusul perlakuan C (1,25 g/induk) sebesar 14,833 % dan 2076
butir, kemudian perlakuan B (1 g/induk) sebesar 14,166 % dan 1970 butir dan yang
terendah yakni pada perlakuan A (0 g/onduk atau kontrol) sebesar 11,129 % dan 1776
butir.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah :
1) Untuk meningkatkan GSI (Gonado Somatik Indeks) dan fekunditas pada ikan mas,
sebaiknya menggunakan tepung biji pepaya sebanyak 1,50 g/induk.
2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan biji papaya muda untuk
meningkatkan GSI (Gonado Somatik Indeks) dan fekunditas pada ikan terhadap spesies
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, E., E. Liviawaty, 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius, Jakarta.
Charisty,N, A; (2013). Pemanfaatan Biji Pepaya Muda (Carica papaya l.) untuk Meningkatkan Kematangan Gonad pada ikan nilem (osteochilus hasselti c.v) universitas padjadjaran fakultas perikanan dan ilmu kelautan program studi perikanan jatinangor. Jurnal Penelitian
Effendi, M. I.1998. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Ilyas, S. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Pepaya Medan (Carica papaya) Terhadap Gambaran Histopatologi Beberapa Aspek Reproduktif dan non Reproduktif Mencit Jantan (Mus musculus L). Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
Narantaka Anggit, 2012. Pembenihan Ikan Mas. Javalitera. Yogyakarta
Satriyasa, B.K. 2009. Fraksi Heksan dan Fraksi Metanol Ekstrak Biji Pepaya Muda dapat Menghambat Spermatosit Primer Pakhiten Mencit Jantan (Mus musculus). Bali: Bagian Farmakologi FK UNUD Denpasar.
Sutrisno, E. 1996. Pengaruh Lama Waktu Pemberian Hormon-17β Estradiol Secara Oral Terhadap Nisbah Kelamin Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus), Skripsi Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tietze, Harald. 2002. Terapi Pepaya. Jakarta: Prestasi Pustaka Publishers. Cetakan pertama.
Yusuf, N. S.2005. Efektifitas Hormone LHRH Analog dan Estradiol-17β Melalui Emulsi W/O/W Terhadap Perkembangan Gonad Ikan Baung (Hemibagrus nemurus