• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi 3 Analisis Keterkaitan Antar Sektor & Sektor Kunci

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Materi 3 Analisis Keterkaitan Antar Sektor & Sektor Kunci"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS

KETERKAITAN ANTAR SEKTOR DAN SEKTOR KUNCI

1. Pendahuluan

Model I-O telah secara luas digunakan untuk meneliti keterkaitan antar sektor produksi dalam suatu perekonomian. Misalnya, Sritua Arief (1981) telah menggunakan model I-O untuk meneliti sektor-sektor kunci (key sectors) dalam ekonomi Indonesia. Alaudin (1986) telah mengidentifikasi sektor-sektor kunci dalam perekonomian Bangladesh dengan pendekatan keterkaitan antar sektor. Muchdie dan M.Handry Imansyah (1995) menerapkan analisis keterkaitan dalam analisis sektor-sektor unggulan pada perekonomian Indonesia.

Analisis indeks keterkaitan mulanya dikembangkan oleh Rasmussen (1956) dan Hirschman (1958) untuk melihat keterkaitan antar sektor, terutama untuk menentukan strategi kebijakan pembangunan. Konsep ini kemudian diperbaiki oleh Cella (1984) dan diterapkan oleh Clements dan Rossi (1991). Dikenal dua jenis keterkaitan, yaitu (1) keterkaitan ke belakang (backward linkages) yang merupakan keterkaitan dengan bahan mentah dan dihitung menurut kolom, dan (2) keterkaitan ke depan (forward linkages) yang merupakan keterkaitan penjualan barang jadi dan dihitung menurut baris.

(2)

Tabel 1.

Rumus Perhitungan Indeks Keterkaitan Menggunakan Model I-O

Keterkaitan Output Pendapatan Tenaga kerja

n adalah jumlah sektor dalam perekonomian, pi koefisien pendapatan rumah tangga;

ti adalah koefisien tenaga kerja; aij adalah koefisien input langsung ; bij adalah

koefisien matriks kebalikan terbuka ; dan b*ij adalah koefisien matriks kebalikan

tertutup.

2. Kaitan Ke Belakang

2.1. Kaitan Ke Belakang Langsung

(3)

Mengukur indeks keterkaitan saja dianggap tidak cukup karena belum mencerminkan keragaman pengaruh ganda antar sektor (Deman, 1991). Untuk itu, indeks penyebaran perlu dihitung guna mengetahui keragaman ketergantungan antar sektor. Indeks penyebaran yang tinggi pada sektor i berarti sektor i hanya tergantung pada satu atau beberapa sektor saja. Sedangkan bila indeks penyebaran sektor i rendah, ini menggambarkan bahwa sektor i tergantung secara merata terhadap seluruh sektor dalam perekonomian. Deman (1991) dan Mujeri dan Alauddin (1994) menyarankan bahwa dalam menentukan sektor andalan, selain tingginya indeks keterkaitan juga harus diikuti dengan rendahnya indeks penyebaran. Indeks penyebaran langsung output, pendapatan dan kesempatan kerja di rumuskan sebagai :

___________________

PBLOj = ((1/n-1)i (aij - (1/n)(aij)2)/(1/n i aij)

dimana :

PBLOj = Indeks penyebaran ke belakang langsung output sektor j

_______________________

PBLPj = ((1/n-1)i (aij pi - (1/n)(aij pi)2)/(1/n i (aij pi))

dimana :

PBLPj = Indeks penyebaran ke belakang langsung pendapatan

sektor j

______________________

PBLTj = ((1/n-1)i (aij ti - (1/n)(aij ti)2)/(1/n i (aij ti))

dimana :

PBLTj = Indeks penyebaran ke belakang langsung kesempatan

kerja sektor j

(4)

indeks keterkaitan ke belakang yang tinggi dan indeks penyebaran ke belakang yang rendah.

Tabel 2.

Kaitan Ke Belakang dan Penyebaran Ke Belakang Langsung

Sektor JumlahKolom TengahNilai SimpanganBaku KeragamanKoefisien Kaitan KeBelakang Penyebaran KeBelakang 1 0,1894 0,0473 0,0349 0,7365 0,6603 0,9045 2 0,0931 0,0233 0,0285 1,2258 0,3245 1,5054 3 0,5176 0,1294 0,0518 0,4001 1,8048 0,4913 4 0,3472 0,0868 0,0777 0,8948 1,2104 1,0989 Total 1,1473 0,2868 0,1928 3,2572 4,0000 4,0000 Rata-rata 0,2868 0,0717 0,0482 0,8143 1,0000 1,0000

2.2. Keterkaitan ke Belakang Total: Langsung dan Tidak Langsung

Tabel 3 menyajikan indeks keterkaitan ke belakang total dan indeks penyebaran ke belakang total untuk output. Pada Tabel 3, sektor 3 dan sektor 4 merupakan sektor andalan menurut output karena kedua sektor tersebut mempunyai indeks keterkaitan total yang tinggi, dan mempunyai indeks penyebaran total yang rendah.

Tabel 3.

Kaitan ke Belakang dan Penyebaran ke Belakang Total : Langsung dan Tidak Langsung

(5)

2.3. Kaitan ke Belakang Total: Langsung, Tidak Langsung dan Terimbas

Tabel 4 menyajikan indeks keterkaitan ke belakang total dan indeks penyebaran ke belakang untuk output. Tabel 4 menunjukkan bahwa sektor 3 dan sektor 4 merupakan sektor-sektor yang mempunyai indeks keterkaitan ke belakang total output yang tinggi dan juga mempunya indeks penyebaran ke belakang total output yang rendah.

Tabel 4.

Kaitan ke Belakang dan Penyebaran ke Belakang Total: Langsung, Tidak Langsung dan Terimbas

Sektor JumlahKolom TengahNilai SimpanganBaku KeragamanKoefisien Ke BelakangKaitan Penyebaran KeBelakang

1 1,6521 0,4130 0,5205 1,2602 0,9119 1,0309

2 1,3384 0,3346 0,4568 1,3653 0,7388 1,1169

3 2,1177 0,5294 0,5721 1,0807 1,1690 0,8841

4 2,1382 0,5345 0,6326 1,1835 1,1803 0,9681

Total 7,2463 1,8116 2,1821 4,8897 4,0000 4,0000 Rata-rata 1,8116 0,4529 0,5455 1,2224 1,0000 1,0000

3. Kaitan ke Depan

3.1. Kaitan ke Depan Langsung

(6)

Tabel 5 menyajikan hasil perhitungan indeks keterkaitan ke depan langsung untuk output. Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa, berdasarkan output, sektor 3 dan sektor 4 mempunyai indeks keterkaitan ke depan langsung yang tinggi serta indeks penyebaran ke depannya cukup rendah, sehingga sektor-sektor tersebut termasuk sebagai sektor andalan.

Tabel 5.

Kaitan ke Depan dan Penyebaran ke Depan Langsung

Sektor JumlahBaris TengahNilai SimpanganBaku KeragamanKoef. Kaitan KeDeapn Penyebaran keDepan 1 0.2820 0.0705 0.0825 1.1706 0.9831 1.2358 2 0.0999 0.0250 0.0351 1.4047 0.3482 1.4829 3 0.4033 0.1008 0.0641 0.6360 1.4062 0.6714 4 0.3621 0.0905 0.0523 0.5777 1.2626 0.6099 Total 1.1473 0.2868 0.2340 3.7890 4.0000 4.0000 Rata-rata 0.2868 0.0717 0.0585 0.9472 1.0000 1.0000

3.2. Kaitan ke Depan Langsung dan Tidak Langsung

Tabel 6 menyajikan indeks keterkaitan ke depan total dan indeks penyebaran ke depan total, dimana keterkaitan langsung dan tidak langsung sudah dimasukkan dalam perhitungannya. Pada Tabel 6, sektor 3 mempunyai indeks keterkaitan ke depan total yang tinggi dan sektor tersebut mempunyai indeks penyebaran ke depan total yang rendah.

Tabel 6.

Kaitan ke Depan dan Penyebaran ke Depan Total: Langsung dan Tidak Langsung

(7)

3.3. Kaitan ke Depan Langsung, Tidak Langsung dan Terimbas Tabel 7 menyajikan indeks kaitan ke depan total dan indeks penyebaran ke depan total dimana bukan hanya kaitan langsung dan tidak langsung yang sudah diperhitungkan, tetapi juga sudah mempertimbangkan kaitan yang terimbas. Pada Tabel 7, berdasarkan keterkaitan output, sektor 3 dan sektor 4 mempunyai indeks keterkaitan ke depan total yang tinggi. Sementara indeks penyebaran ke depan total sektor untuk 3 dan 4 juga rendah.

Tabel 7.

Kaitan ke Depan dan Penyebaran ke Depan Total: Langsung, Tidak Langsung dan Terimbas

Sektor JumlahBaris TengahNilai SimpanganBaku KeragamanKoef. Kaitan KeDepn Penyebaran keDepan 1 1.7497 0.4374 0.5080 1.1613 0.9659 0.9361 2 1.2102 0.3025 0.4775 1.5782 0.6680 1.2722 3 2.1574 0.5394 0.5723 1.0611 1.1909 0.8553 4 2.1289 0.5322 0.6183 1.1617 1.1752 0.9364 Total 7.2462 1.8116 2.1760 4.9622 4.0000 4.0000 Rata-rata 1.8116 0.4529 0.5440 1.2406 1.0000 1.0000

Gambar

Tabel 1.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan dari skripsi ini menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap sektor pertanian dan sektor lainnya dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis keterkaitan sektor ikan laut dan hasil laut lainnya mempunyai keterkaitan output langsung maupun keterkaitan tidak

Analisis keterkaitan ke depan sektor perikanan terhadap masing-masing sektor pada perekonomian Jawa Tengah berdasarkan klasifikasi 19 sektor, memperlihatkan nilai

Pada nilai keterkaitan langsung ke belakang sektor ikan laut dan hasil laut lainnya sebesar 0.09662 terhadap sektor perekonomian di Jawa Tengah, tiga sektor yang mempunyai

Pada Tabel 4.3 (lampiran) hasil analisis keterkaitan langsung ke belakang menunjukkan bahwa sektor Listrik dan Produksi Es dan Industri barang Dari Logam, Mesin, dan Perlengkapan

Analisis keterkaitan langsung tidak langsung kedepan menunjukkan, sektor industri industri pengolahan memiliki nilai keterkaitan tertinggi sebesar 1,975 satuan sedangkan pada

Berdasarkan indeks daya penyebaran (DP) dan indeks derajat kepekaan (DK) sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3, subsektor dalam sektor pertanian pangan Nusa Tenggara Barat

Dalam hal keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang, dari ke 25 sektor aktivitas ekonomi di Tapin tersebar mulai yang tertinggi sebesar 1,8627 oleh sektor