• Tidak ada hasil yang ditemukan

L A P OR A N TA HUNA N 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "L A P OR A N TA HUNA N 2017"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

L A P OR A N TA H UNA N

2017

P USL ITB A NG SUM B ER DA Y A DA N

P EL A Y A NA N K ESEH A TA N

BADAN LITBANG KESEHATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

(2)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

ii KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga Buku Laporan Tahunan Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan (Puslitbang SD-Yankes) Tahun 2017

ini terselesaikan.

Laporan Tahunan Puslitbang SD- Yankes 2017 merupakan laporan pelaksanaan

kegiatan-kegiatan Puslitbang SD-Yankes Tahun 2017 disusun berdasarkan pencapaian target

serta sasaran program pembangunan yang dilaksanakan guna mencapai visi dan misi

Kementerian Kesehatan yang mengikuti visi dan misi Presiden Indonesia.

Laporan Tahun ini juga merupakan salah satu indikator evaluasi setiap tahun dari

pelaksanaan kegiatan yang memuat gambaran ringkas tentang kinerja Puslitbang SD -

Yankes dengan menggunakan pendekatan sistem, yakni meliputi masukan (

input

), proses,

keluaran (

output

),

outcome

dan

impact

.

Output

diukur dengan capaian indikator kinerja

kegiatan. Sedangkan o

utcome

dan

impact

hasil penelitian dan pengembangan tidak dapat

diukur di tingkat masyarakat, karena penelitian dan pengembangan adalah kegiatan

penunjang program, maka parameternya adalah seberapa jauh hasil penelitian dan

pengembangan dapat dipakai oleh penentu kebijakan atau pemegang program untuk

perbaikan kebijakan maupun perbaikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Terbitnya Buku Laporan ini diharapkan akan bermanfaat dan dapat memberikan

informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi yang terdapat pada Buku

Laporan Tahunan ini diharapkan dapat dipakai sebagai alat untuk mawas diri sekaligus

masukan untuk perbaikan perencanaan tahun berikutnya.

Kepada Tim Penyusun yang telah menyelesaikan buku ini kami sampaikan

penghargaan yang sebesar-besarnya.Kami menyadari masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, untuk itu saran dan usulan yang membangun dan bermanfaat akan kami

terima.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya

dan Pelayanan Kesehatan

(3)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR SINGKATAN ... v

BAB I. ANALISA AWAL TAHUN ... 1

A. HAMBATAN TAHUN LALU ... 1

B. KELEMBAGAAN ... 2

C. SUMBER DAYA ... 4

BAB II. TUJUAN DAN SASARAN KERJA ... 10

A. DASAR HUKUM ... 10

B. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR ... 11

BAB III. STRATEGI PELAKSANAAN ... 13

A. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN ... 13

B. HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN STRATEGI ... 13

C. TEROBOSAN YANG DILAKUKAN ... 14

BAB IV. HASIL KERJA ... 15

A. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN ... 15

B. PENCAPAIAN KINERJA ... 16

C. REALISASI ANGGARAN ... 23

D. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI ... BAB V. PENUTUP ... 25

Lampiran:

(4)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

iv DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. : Sarana dan Prasarana, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber

Daya dan Pelayanan Kesehatan Tahun 2017

Tabel 1.2. : Alokasi Anggaran Berdasarkan Belanja, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Tahun 2017

Tabel 1.3. : Alokasi Anggaran Berdasarkan Output Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan,Tahun 2017

Tabel 2.1. : Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Tahun 2017

Tabel 4.1. : Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Tahun 2017

Tabel 4.2. : Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan, Jumlah rekomendasi kebijakan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Tahun 2017

Tabel 4.3. : Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Produk / Informasi/ Data di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan Tahun 2017

Tabel 4.4. : Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Publikasi ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

Tahun 2017

Tabel 4.5. : Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Publikasi ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik internasional Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan KesehatanTahun 2017

Tabel 4.6. : Kegiatan Panitia Pembina Ilmiah, Pusat Penelitian dan Pengembangan

Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Tahun 2017

Tabel 4.7. : Alokasi dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Belanja, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan, Tahun 2017

(5)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

v DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. : Struktur Organisasi Puslitbang SD-Yankes

Gambar 1.2. : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Jabatan

Gambar 1.3. : Jumlah Pegawai Pegawai Berdasarkan Jenjang Jabatan Fungsional

Gambar 1.4. : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenjang Fungsional Peneliti

Gambar 1.5. : Jumlah Pegawai Berdasarkan Umur

Gambar 1.6. : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 1.7. : Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan

Gambar 1.8. : Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Gambar 4.1. : Sertifikat Akreditasi Majalah Ilmiah

(6)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

1

BAB I

ANALISA SITUASI AWAL TAHUN 2017

A. HAMBATAN TAHUN 2017

Pembangunan kesehatan jangka panjang ditujukan untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Dalam jangka menengah lima tahunan, sesuai Peraturan Presiden

Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional

(RPJMN) Tahun 2015 – 2019, yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan,

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya dapat terwujud, yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan

perilaku dan dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah negara Republik Indonesia.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

(Puslitbang SD-Yankes), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, harus ikut

berperan dalam upaya perbaikan indikator kesehatan dan upaya pemecahan masalah dan

penanggulangan penyakit, melalui penelitian dan pengembangan bidang sumber daya dan

pelayanan kesehatan.

Selama pelaksanaan Tahun 2017, terdapat beberapa hal yang menghambat dalam

pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan bidang sumber daya dan pelayanan

kesehatan, yakni:

1. Merupakan satker dengan tupoksi baru sesuai Permenkes 64 tahun 2015,

2. Penyelenggarakan Riset Implementasi PIS – PK sesuai intruksi Menkes,

merupakan output tambahan yang muncul setelah DIPA 2017 disahkan,

sehingga aktivitas yang harus dilaksanakan segera belum memiliki anggaran.

3. Output tambahan menyebabkan revisi pertama harus dilaksanakan segera di

Kanwil DJPB. Revisi tidak berjalan mudah karena tahun 2017 merupakan tahun

pertama DJPB melaksanakan revisi penambahan output.

4. Pada tahun 2017 terdapat dana titipan 002 pada output layanan internal sebesar

Rp 2.424.949.000 Dana titipan ini harus dikembalikan pada output yang

seharusnya yaitu layanan perkantoran (operasional perkantoran).Hal ini

menyebabkan harus dilaksanakan revisi DIPA utk kedua kalinya. Revisi

pemindahan dana titipan dilaksanakan bersamaan dengan revisi efisiensi, yaitu

(7)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

2 B. KELEMBAGAAN

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan

Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan (Puslitbang SD-Yankes) mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang sumber daya dan pelayanan

kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan

tugas dimaksud, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan

Kesehatan menyelenggarakan fungsi;

1. penyusunan kebijakan teknis penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang

sumber daya dan pelayanan kesehatan;

2. pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang sumber daya dan

pelayanan kesehatan;

3. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penelitian dan pengembangan kesehatan di

bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan; dan

4. pelaksanaan administrasi Pusat.

Penjabaran dari tugas dan fungsi tersebut, maka dalam susunan organisasi Puslitbang

SD - Yankes yang terdiri dari:

1. Bagian Tata Usaha (Bagian TU)

2. Bidang Sumber Daya Kesehatan (Bidang SDK)

3. Bidang Pelayanan Kesehatan (Bidang Yankes)

4. Sub Bagian Program dan Kerjasama (Sub-bagian PKS)

5. Sub Bagian Keuangan, Kepegawaian dan Umum (Sub-bagian KKU)

6. Sub Bidang Kefarmasi dan Alat Kesehatan (Sub-bidang Farmalkes)

7. Sub Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan (Sub-bidang SDMK)

8. Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Primer dan Rujukan (Sub-bidang Yankes Primer

dan Rujukan )

9. Sub Bidang Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Penunjang (Sub-bidang Yankestrad

(8)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

3 Gambar 1.1.

Struktur Organisasi Puslitbang SD – Yankes

Di samping itu, Puslitbang SD-Yankes, sebagai lembaga penelitian dan pengembangan,

juga mempunyai struktur ad-hoc yakni:

1. Panitia Pembina Ilmiah (PPI)

Tugas Panitia Pembina Ilmiah Puslitbang SD - Yankes adalah sebagai berikut:

a) Memberikan masukan kepada Kepala Puslitbang SD - Yankes tentang prioritas dan

kualitas penelitian pengembangan bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan

b) Memberikan saran dalam penyusunan rencana program dan kerjasama penelitian

dan pengembangan Puslitbang SD – Yankes serta pengembangan kemampuan

institusi

c) Melakukan seleksi dan menilai usulan penelitian sesuai dengan kriteria pedoman

yang telah ditentukan dan memberikan saran perbaikan sebagai masukan untuk

Kepala Puslitbang SD – Yankes

d) Melakukan pembinaan penelitian dari proposal, pelaksanaan penelitian, hingga

penyusunan laporan akhir

e) Memberikan saran-saran perbaikan terhadap laporan hasil penelitian,

penyebarluasan hasil penelitian termasuk dalam seminar hasil penelitian dan

publikasi

Kepala

Dr. Drs. Nana Mulyana, M.Kes

Sub-bag PKS Dra. Excalanti Prawirawati

Sub-bag KKU Elvira Eka Putri, SKM, M.Kes Bagian Tata Usaha

Nagiot Cansalony, SKM, ME

Bidang SDK

Dr. dr. Harimat Herdarwan, M.Kes dr. Muhammad Karyana, M.Kes Bidang Yankes

Sub-bidang SDMK Tinexcelly Marisiuli, SKM, MKM

Sub-bidang Yankes Primer dan Rujukan dr. Eva Sulistiowati, M.Biomed

Sub-bidang Yankestrad dan Penunjang dr. Hadi Siswoyo, M.Epid KF

Peneliti

Panitia Pembina Ilmiah (PPI) Puslitbang SD-Yankes TP2U

Puslitbang SD-Yankes

(9)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

4

f) Membina peneliti melalui seminar, diskusi ilmiah, kursus, perumusan pedoman dan

lain sebagainya.

g) Memupuk lingkungan kehidupan ilmiah

2. Tim Penilai Peneliti Unit (TP2U)

Tugas Tim Penilai Peneliti Unit Puslitbang SD - Yankes adalah sebagai berikut:

a) Membantu para peneliti dalam proses penilaian dan perhitungan angka kredit jabatan

fungsional

b) Memberikan saran perbaikan kepada para peneliti dalam proses penilaian dan

perhitungan angka kredit jabatan fungsional

c) Memberikan penjelasan kepada para peneliti tentang Angka Kredit Jabatan

Fungsional Peneliti

d) Melaporkan hasil kerjanya kepada Kepala Puslitbang SD – Yankes, mencek

kebenaran artikel/tulisan yang diajukan

e) Mengingatkan/memberi peringatan pada peneliti yang angka kreditnya akan habis

sesuai batas waktu yang ditentukan

C. SUMBER DAYA

Sumber daya yang dipunyai Puslitbang SD - Yankes meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta dana. Jabaran tentang sumber daya dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia

(10)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

5

Berdasarkan jenjang jabatan, fungsional tertentu merupakan jumlah pegawai

terbanyak. pegawai. Struktural sebanyak 10 pegawai, dan dalam jenjang struktural terdapat 4 pegawai yang merangkap jabatan, yaitu sebagai pejabat struktural dan

juga memiliki jenjang fungsional.

Jenjang fungsional tertentu adalah salah satu aset vital dalam organisasi, terutama

organisasi penelitian, karena merupakan penggerak sistem sehingga organisasi

dapat berjalan

Apabila dipilah, maka jenjang jabatan fungsional, dapat dibagi menjadi peneliti,

teknisi litkayasa dan analisis kepegawaian. Berikut adalah gambaran pegawai berdasarkan jenjang jabatan fungsional.

0 20 40 60 80 100

2016 2017

10 10

67

60

84 82

Gambar 1.2

Jumlah Pegawai 2016 -2017 Berdasarkan Jenjang Jabatan

Struktural JFU JFT

0 20 40 60 80

2016 2017

2 7 2 7

75 73

Gambar 1.3

Distribusi Pegawai Berdasarkan Jenjang Jabatan Fungsional Tertentu

(11)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

6

Berdasarkan jenjang jabatan fungsional tertentu maka peneliti merupakan jenjang jabatan fungsional dengan jumlah pegawai terbanyak.

Jenjang fungsional penelitipun bila dilihat lebih detil dapat dibagi lagi berdasarkan ketentuan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yakni peneliti utama, peneliti madya, peneliti muda, dan peneliti pertama. Berikut gambaran jenjang fungsional peneliti berdasarkan kriteria LIPI.

Berdasarkan jenjang jabatan fungsional peneliti maka peneliti madya merupakan jenjang jabatan fungsional peneliti dengan jumlah pegawai terbanyak.

Menurut golongan, pegawai dibagi berdasarkan golongan I, II, III, dan IV. Berikut jumlah pegawai berdasarkan golongan;

0 10 20 30 40

2016 2017

30 31

24

20

18 17

3 4

Gambar 1.4

Distribusi Pegawai Berdasarkan Jenjang JFT Peneliti

Pertama Muda Madya Utama

0 20 40 60 80 100

2016 2017

1 1

37 33

91

85

27 28

Gambar 1.5

Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan

(12)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

7

Berdasarkan golongan, dari 148 pegawai banyak didominasi oleh pegawai dengan golongan III.

Menurut tingkat pendidikan, pegawai dibagi berdasarkan tingkat pendidikan SD, SLTP, SLTA/D1, D2/D3, S1, S2, dan S3. Berikut jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan;

Gambar 1.6 Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, dari 148 pegawai banyak didominasi oleh pegawai dengan tingkat pendidikan S2.

Pada tahun 2017 telah dilakukan pengukuhan dan orasi profesor riset yang

berasal dr Puslitbang SD-Yankes yaitu Prof. Dr. Sudibyo Supardi, Apt, M.Kes yang

merupakan peneliti subbidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Beliau mengangkat

judul orasi “Merasionalkan Pengobatan Sendiri melalui Promosi Kesehatan”. Saat ini

Prof. Sudibyo merupakan satu-satunya Profesor Riset di Puslitbang Sumber Daya

dan Pelayanan Kesehatan dari 3 Profesor Riset yang masih aktif di Badan Litbang

Kesehatan.

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di Puslitbang SD – Yankes meliputi yang bergerak maupun tidak bergerak. Secara umum sarana yang tidak begerak meliputi: gedung perkantoran, gedung peneliti, dan gedung laboratorium. Wujud transparansi dan akuntabilitas sarana dan prasarana Puslitbang SD – Yankes dituangkan dalam

Laporan Barang Milik Negara, yang juga merupakan pertanggungjawaban

0 10 20 30 40 50 60 70

2016 2017

1 1

13

9

32 32

8 9

44

22 50

65

8 10

(13)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

8

pengelolaan keuangan negara. Laporan Barang Milik Negara disusun menggunakan

Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN).

Tabel 1.1.

Sarana dan Prasarana dan Ringkasan BMN Puslitbang SD – Yankes

Tahun 2017

AKUN NERACA

JUMLAH

KODE URAIAN

1 2 3

117.111 Barang Konsumsi 106.016.495

117.113 Bahan untuk Pemeliharaan 5.556.730

117.114 Suku Cadang 15.903.960

117.121 Pita Cukai. Materai dan Leges 0

117.124 Peralatan dan Mesin untuk dijual atau

diserahkan kepada Masyarakat 106.850.000

117.131 Bahan Baku 77.000

117.199 Persediaan Lainnya 45.535.287

131.111 Tanah 20.558.000.000

132.111 Peralatan dan Mesin 22.610.021.528

133.111 Gedung dan Bangunan 14.627.277.246

134.111 Jalan dan Jembatan 653.307.500

134.112 Irigasi 90.860.220

134.113 Jaringan 165.411.270

135.121 Aset Tetap Lainnya 427.130.740

137.111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin (17.563.274.2)

137.211 Akumulasi Penyusutan Gedung dan

Bangunan

(3.959.537.894)

137.311 Akumulasi Penyusutan Jalan dan Jembatan (648.110.621)

137.312 Akumulasi Penyusutan Irigasi (15.446.234)

137.313 Akumulasi Penyusutan Jaringan (35.744.509)

162.151 Software 60.710.000

166.112

Aset Tetap yang tidak digunakan dalam

operasi pemerintahan 18.536.000

169.122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang tidak

digunakan dalam operasi

(18.536.000)

169.315 Akumulasi Amortisasi software (52.346.250)

J U M L A H 37.198.198.226

3. Dana

Pada tahun 2017 Puslitbang SD - Yankes mendapat anggaran sebesar sebanyak

Rp. 81.479.884.000,- (delapan puluh satu milyar empat ratus tujuh puluh sembilan

juta delapan ratus delapan puluh empat ribu rupiah) yang terdiri dari belanja

pegawai, belanja barang dan belanja modal. Besaran alokasi masing-masing belanja

(14)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

9 Tabel 1.2.

Alokasi Anggaran Berdasarkan Belanja Puslitbang SD – Yankes

Tahun 2017

No Alokasi Jumlah

1 Belanja Pegawai Rp. 13.142.000.000

2 Belanja Barang Rp. 67.603.884.000

3 Belanja Modal Rp. 734.000.000

Jumlah Rp. 81.479.884.000

Diluar belanja pegawai, alokasi anggaran terbanyak adalah alokasi untuk belanja barang.

Apabila dipilah berdasarkan output maka alokasi anggaran tersebut sebagai berikut:

Tabel 1.3.

Alokasi Anggaran Berdasarkan Output Puslitbang SD – Yankes

Tahun 2017

No Output Jumlah (Rp)

1. Rekomendasi Kebijakan 103.810.000

2. Publikasi Karya Tulis Ilmiah di bidang sumber

daya dan pelayanan kesehatan

166.850.000

3. Penelitian Bidang sumber daya dan pelayanan

kesehatan

17.463.742.000

4. Laporan Status Kesehatan Masyarakat hasil

Riset Kesehatan Nasional wilayah I

40.903.728.000

5. Layanan Internal (Overhead) 5.580.250.000

6. Layanan Perkantoran 17.161.204.000

(15)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

10

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN KERJA

A. DASAR HUKUM

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Puslitbang SD – Yankes mengacu pada

dasar hukum sebagai berikut:

1) Undang-Undang No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);

2) Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

3) Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

4) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609);

5) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional Tahun 2015-2019

6) Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi 2012

7) Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Prioritas Pembangunan Nasional 8) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 29 Tahun 2010 Tentang

Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja Dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

9) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1179A/Menkes/SK/X/1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;

10) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/X/2002 tentang Persetujuan Penelitian Kesehatan Terhadap Manusia;

11) Keputusan Menteri Kesehatan No. 375 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025

12) Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

13) Keputusan Menteri Kesehatan HK.01.07/MENKES/422/2017tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019

14) DR. Dr. Trihono, MSc. (2011): Rencana Besar Pengembangan Badan Litbangkes, Jakarta.

(16)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

11 B. TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.64 Tahun 2015 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya

dan Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan

kesehatan, serta menapis teknologi di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan.

Dalam mencapai tugas pokok fungsi tersebut telah ditetapkan sasaran, dan indikator kinerja.

1. Visi

Visi yang ingin dicapai Badan Litbangkes adalah sebagai lokomotif Penelitian, Pengawal

Kebijakan, dan Legimator Program Pembangunan berbasis bukti.

2. Misi

Untuk mencapai visi tersebut telah ditetapkan beberapa misi, yang dilaksanakan oleh

segenap jajaran dilingkungan Puslitbang SD – Yankes. Adapun misi yang telah ditetapkan

meliputi:

a. Mengembangkan sumber daya litbangkes

b. Mengembangkan kerjasama strategis litbang dan iptek kesehatan

c. Menghasilkan rekomendasi untuk pembangunan kesehatan

d. Menghasilkan iptek kesehatan

3. Tujuan

Tujuan organisasi ditetapkan berdasarkan yang ingin dicapai dalam jangka panjang

selama 5 tahun dan jangka pendek selama satu tahun. Untuk tahun 2017, tujuan yang ingin

dicapai meliputi:

a. Membuat rekomendasi kebijakan di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan

b. Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya dan pelayanan

kesehatan

c. Melaksanakan publikasi hasil penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya

dan pelayanan kesehatan

4. Sasaran

Untuk mencapai tujuan telah ditetapkan beberapa sasaran. Sasaran ini merupakan hasil

nyata yang akan dicapai dengan rumusan yang spesifik, terarah. Adapun sasaran yang

(17)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

12

a. Terlaksananya penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya dan pelayanan

kesehatan yang ditandai dengan jumlah hasil di bidang sumber daya dan pelayanan

kesehatan

b. Terlaksanakan publikasi hasil penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya

dan pelayanan kesehatan yang ditandai dengan publikasi ilmiah di bidang sumber

daya dan pelayanan kesehatan yang dimuat pada media cetak dan elektronik, baik

nasional maupun internasional.

5. Indikator Kinerja Kegiatan

Kegiatan yang telah ditetapkan akan diukur setiap akhir tahun anggaran, dan selama

tahun tersebut dilakukan monitoring dan evaluasi dan pencapaiannya. Indikator kinerja

kegiatan yang ditetapkan tahun 2017, adalah:

Tabel 2.1.

Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Puslitbang SD-Yankes

Tahun 2017

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian %

Meningkatnya penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan

Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan

8 11 137,5 %

Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan yang dimuat di media cetak dan/atau elektronik nasional dan

internasional

13 18 138,46 %

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan

8 8 100%

Jumlah laporanStatus Kesehatan Masyarakat hasil Riset Kesehatan Nasional wilayah I

(18)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

13

BAB III

STRATEGI PELAKSANAAN

A. STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

Strategi pencapaian sasaran dilakukan dengan menyusun program tahun 2017,

dengan mengacu pada RPJMN, Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, dan Rencana

Aksi Kegiatan Puslitbang SD – Yankes Tahun 2017 - 2019. Secara umum strategi

pencapaian tujuan dan sasaran dilakukan dengan 4 kegiatan, yakni;

1. Membuat rekomendasi kebijakan dibidang sumber daya dan pelayan kesehatn

2. Melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang sumber daya dan pelayanan

kesehatan

3. Melaksanakan penyebarluasan dan pemanfaatan hasil litbang

4. Melaksanakan riset kesehatan nasional berupa Riset Ketenagaan Di bidang

Kesehatan

B. HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN STRATEGI

Dalam melaksanakan strategi pencapaian tujuan dan sasaran, dirasakan adanya

beberapa hambatan. Hambatan tersebut berasal dari internal maupun eksternal Puslitbang

SD-Yankes. Adapan hambatan yang dirasakan meliputi:

a. Penyelenggarakan Riset Implementasi PIS – PK sesuai intruksi Menkes, merupakan

output tambahan yang muncul setelah DIPA 2017 disahkan, sehingga aktivitas yang

harus dilaksanakan segera belum memiliki anggaran.

b. Output tambahan menyebabkan revisi pertama harus dilaksanakan segera di Kanwil

DJPB. Revisi tidak berjalan mudah karena tahun 2017 merupakan tahun pertama

DJPB melaksanakan revisi penambahan output.

c. Pada tahun 2017 terdapat dana titipan 002 pada output layanan internal sebesar Rp

2.424.949.000 Dana titipan ini harus dikembalikan pada output yang seharusnya

yaitu layanan perkantoran (operasional perkantoran).Hal ini menyebabkan harus

dilaksanakan revisi DIPA utk kedua kalinya. Revisi pemindahan dana titipan

dilaksanakan bersamaan dengan revisi efisiensi, yaitu pada bulan Agustus 2017.

d. Pemahaman terhadap pertanggungjawaban atas penggunaan dana APBN riset

sangat rendah dari pihak mitra sehingga output hibah penelitian teknologi kesehatan

hanya menyelesaikan kegiatan.

e. Desk perencanaan dan penganggaran internal tidak maksimal seperti proses tahun

(19)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

14 C. TEROBOSAN YANG DILAKUKAN

Terobosan telah dilakukan untuk meminimalisasi hambatan yang ada agar tidak

menganggu dalam pencapaian tujuan. Terobosan yang dilakukan berupa:

1. Anggaran untuk Riset Implementasi PIS-PK yang harus dilaksanakan segera

terkait pertemuan dan pelatihan tim riset disediakan dari output layanan internal.

Sementara sisa kebutuhan dana lainnya disediakan dengan mengefisiensikan

secara mandiri dari output hasil penelitian bidang sumber daya dan pelayanan

kesehatan

2. Tim Peneliti dengan tim PPI yang difasilitasi oleh tim manajemen berhasil

menyelesaikan proses ethical clearance tanpa mengganggu jadwal penelitian.

3. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) berhasil menjalankan fungsi pengendalian

dan pengawasan kegiatan dan penggunaan dana.

4. Komunikasi yang baik, intensif dan terbuka antara peneliti, struktural dan

pegawai lainnya terbina melalui tatap muka maupun media sosial membantu

pencapaian kinerja.

5. Terbitnya jurnal Litbang Pelayanan Kesehatan vol 1: no 1 dan 2, meskipun belum

terakreditasi, namun mulai memacu peneliti untuk memasukan artikelnya.

6. Workhop penulisan artikel ilmiah yang tahun 2017 dapat dilaksanakan,

menghasilkan bank artikel yang dapat menjaga konsistensi dan mutu jurnal

7. Terlaksananya Perjanjian Kerjasama dalam penelitian PIS PK dan sekaligus

(20)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

15

BAB IV

HASIL KERJA

A. PENCAPAIAN TUJUAN DAN SASARAN

Pencapaian tujuan dan sasaran dilakukan dengan kegiatan berupa input dan output.

Detil capaian dari masing-masing kegiatan adalah:

1. Masukan (Input)

Untuk melaksanakan kegiatan agar diperoleh output maka telah dilakukan dengan

masukan berupa:

a. Sumber daya manusia sebanyak 148 sangat mendukung untuk pelaksanaan

kegiatan. Sumber daya manusia yang terbagi antara struktural dan fungsional, fungsional yang terbagi penelitian dan litkayasa serta analis kepegawaian, jenjang pendidikan yang lebih banyak S2, jenjang peneliti yang lebih didominasi peneliti madya, umur pegawai yang lebih didominasi usia produksi 31 – 40 tahun.

b. Sarana dan Prasarana yang dimiliki meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, irigasi, dan jaringan. Sarana berupa kantor, ruang peneliti, laboratorium,

gedung pelatihan, alat laboratorium dll.

c. Biaya yang teralokasi sebesar Rp 81.479.584.000,- sangat membantu untuk

kelancaran kegiatan.

d. Komunikasi dengan menggunaan internet, short message service. Semua

komunikasi dilakukan secara elektronik, termasuk adanya disposisi, dilakukan

pengarsipan secara elektornik selanjutnya dikirimkan kepada yang bersangkutan.

e. Melaksanakan jejaring penelitian dengan institusi rumah sakit dan universitas

f. Mengirimkan peneliti dalam sebuah forum ilmiah, mengirim peneliti melalui jenjang

pendidikan, dan membuat workshop terkait penelitian, serta dengan mentandemkan

peneliti menjadi bagian dari sebuah tim penelitian institusi lain yang sudah ahli di

bidang penelitian klinik.

g. Membuat kerjasama dengan institusi penelitian lain.

h. Melaksanakan pelatihan penulisan publikasi.

i. Mengoptimalkan fungsi Panitia Pembina Ilmiah

2. Keluaran (Output)

Output yang dicapai setelah dilakukan upaya dengan memberikan masukan baik

(21)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

16

a. Pelaksanaan jejaring penelitian klinik dengan fasilitas pelayanan kesehatan sebagai

antisipasi ketiadaan rumah sakit dan laboratorium penunjang. Jejaring dilakukan

dengan wadah Indonesia Research Partnership on Infectious Disease = INA

RESPOND, yang terdiri dari 8 rumah sakit dan 7 fakultas kedokteran. Fakultas

Kedokteran (FK) Universitas Indonesia/RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, RS

Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, FK Universitas Padjadjaran/RSUP Dr Hasan

Sadikin, FK Universitas Diponegoro/RSUP Dr Kariadi, FK Universitas Gadjah

Mada/RSUP Dr Sardjito, FK Universitas Airlangga/RSUD Dr Soetomo, FK

Universitas Udayana/RSUP Sanglah dan FK Universitas Hasanuddin/RSUP Dr

Wahidin Sudirohusodo.

b. Mengirimkan peneliti dalam sebuah forum ilmiah, mengirimkan penelitian melalui

jenjang pendidikan,

c. Mentandemkan peneliti menjadi bagian dari sebuah tim penelitian HTA

d. Membuat kerjasama dengan institusi penelitian lain.

e. Panitia Pembina Ilmiah melakukan monitoring setiap pelaksanaan penelitian, dan

dengan bersama tim manajemen melakukan supervisi penelitian

B. PENCAPAIAN KINERJA

Berbagai upaya yang dilakukan untuk pencapaian tujuan dan sasaran baik berupa

masukan maupun keluaran berujung pada pencapaian indikator kinerja kegiatan. Dan

berikut capaian kinerja tersebut:

Tabel 4.1.

Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Puslitbang SD-Yankes

Tahun 2017

No Indikator Target Realisasi Realisasi

1. Jumlah rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan

8 11 137,5 %

2. Jumlah publikasi karya tulis ilmiah di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan yang dimuat di media cetak dan/atau elektronik nasional dan internasional

13 18 138,46 %

3. Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di

bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan 8 8 100%

4. Jumlah laporan Status Kesehatan Masyarakat

hasil Riset Kesehatan Nasional wilayah I 1 1

(22)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

17

Dari target sebanyak 8 dokumen, telah dapat dipenuhi pencapaian sebesar 11 dokumen

terkait dengan jumlah rekomendasi kebijakan dibidang sumber daya dan pelayanan

kesehatan. Ke delapan capaian indikator Jumlah rekomendasi kebijakan di bidang

sumber daya dan pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Rekomendasi Kebijakan Tahun 2017

No Judul Rekomendasi Kebijakan Nama Peneliti Satker

1 Optimalisasi Peran Apoteker dalam Kepatuhan

Minum Obat pada ODHA Ibu dan Anak

Yuyun Yuniar Puslitbang

SD – Yankes

2. Perluasan Pemanfaatan Alat Tes Cepat

Molekuler (TCM) Tubercolosis untuk Pemeriksaan Viral Load HIV

Dona Arlinda Puslitbang

SD – Yankes

3. Evaluasi Tubex TF Untuk Diagnosis Demam

Typhoid

Retna Mustika Puslitbang

SD – Yankes

4. Kemandirian Obat Generik Pada Era Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) : Isue Kebijakan , Isue Harga dan Produksi Obat Generik

Raharni Puslitbang

SD – Yankes

5. Memenuhi Standar Pelayanan Kefarmasian

dalam Keterbatasan SDM: Haruskah Kita Mundur?

Max J.Herman Puslitbang

SD – Yankes

6. Manajemen Puskesmas dengan Pendekatan

Keluarga sebagai fokus dalam Pelatihan Keluarga Sehat

Eva Sulistiowati Puslitbang SD – Yankes

7. Pelajaran dari Riset Evaluatif Nusantara Sehat : Perlukah Program Teambased Nusantara Sehat Diteruskan?

Harimat Puslitbang

SD – Yankes

8. Model Terpadu Pelayanan Gizi Balita Kurus di PuskesmasUntuk Pemulihan Dan Pencegahan Gizi Buruk (Sangat Kurus)

Astuti Lamid Puslitbang

SD – Yankes

9. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan

Keluarga (PIS – PK) Sebagai Wahana Integrasi Program

Eva Sulistiowati Puslitbang SD – Yankes

10. Cakupan Skrining Pemeriksaan Payudara Klinis

dan Inspeksi Visual Asam Asetat Positif dan Perilaku Deteksi Dini Kanker Payudara dan Serviks di Indonesia

Sri Idaiani Puslitbang

SD – Yankes

11. Integrasi Program Puskesmas dalam

Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)

Eva Sulistiowati Puslitbang SD – Yankes

(23)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

18 Tabel 4.3.

Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan

Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan Tahun 2017

No Judul penelitian Ketua Penelitian Keterangan

1 Penapisan dan Pengkajian Teknologi

Farmasi dan Alat Kesehatan untuk Intervensi Program Kesehatan dalam Mendukung Jaminan Kesehatan Nasional

Sri Idaiani Laporan Kegiatan

2 Implementasi Pelayanan Gizi Pada Pasien

Rawat Inap Pada Balita Gizi Buruk

Astuti Lamid Laporan Penelitian

3 Riset Evaluatif Penempatan Team Based

Nusantara Sehat

Ida Diana Sari Laporan Penelitian

4 Riset Penyelenggraaan Pendidikan Tenaga

Kesehatan

Mieska Despitasari

Laporan Penelitian

5 Akses, Distribusi dan Manajemen

Ketersediaan Obat dan Alkes Esensial dalam Menghadapi UHC 2019 (Urban, Rural dan DTPK)

Yuyun Yuniar Laporan Penelitian

6. Indikator Mutu Pelayanan Kesehatan Primer

dan Rujukan

Hadjar Siswantoro

Laporan Penelitian

7. Evaluasi Sistem Rujukan di Era Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Meningkatkan Akses Pelayanan Kesehatan

Tati Suryati Laporan Penelitian

8. Implementasi Program Indonesia Sehat

dengan Pendekatan Keluarga

Eva Sulistiowati Laporan Penelitian

Capaian 16 Publikasi ilmiah di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan yang dimuat

pada media cetak dan elektronik nasional, adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4.

Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan

Publikasi ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik nasional Tahun 2017

No. Judul Artikel Nama Penulis Media Publikasi

1 Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular pada Responden yang diindikasikan Stroke berdasarkan Penelitian Kohor Penyakit Tidak Menular Bogor 2011-2013

Sri Idaiani. Cermin Dunia

Kedokteran Edisi 249 Vol. 44 No. 2.

Februari 2017. 87-91. 2 Penilaian Indikator Peresepan di Fasilitas

Kesehatan Primer Pemerintah dan Swasta di Pulau Jawa, Indonesia

Yuyun Yuniar Jurnal Kefarmasian

Vol.7 No.1 Februari 2017

3 Pengaruh Diabetes Melitus terhadap

Gambaran Klinis dan Keberhasilan Pengobatan Tuberkulosis di Tujuh RSU Kelas A dan B di Jawa dan Bali

Dona Arlinda Media Penelitian dan

(24)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

19

4 Kecukupan Tenaga Kesehatan dan

Permasalahannya dalam Pelayanan Kesehatan Anak dengan HIV-AIDS di Rumah Sakit pada Sepuluh

Kabupaten/Kota, Indonesia

Mujiati Media Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Vol.27 No.1 Maret 2017

5 Faktor Resiko Penyakit Ginjal Kronik : Studi Kasus Kontrol di Empat Rumah Sakit di Jakarta Tahun 2014

Delima Buletin Penelitian

Kesehatan Vol.45 No.1 Maret 2017

6 Faktor yang Berhubungan dengan

Hipertensi pada Penduduk Indonesia yang Menderita Diabetes Melitus (Data

Riskesdas 2013)

Marice Sihombing Buletin Penelitian

Kesehatan Vol.45 No.1 Maret 2017

7 Perbedaan Faktor Sosiodemografi dan

Status Gizi Pasien Tuberkulosis dengan dan Tanpa Diabetes Berdasarkan Registri Tuberkulosis-Diabetes Melitus 2014

Agus Dwi Harso Media Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Vol.27 No.2 Juni 2017 8 Perilaku Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Tenaga Kerja Indonesia di Kansashi, Zambia: Analisis Kualitatif

Armedy Ronny

Hasugian

Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol.27 No.2 Juni 2017

9 Deteksi Toxoplasma gondii dari Spesimen

Urine Penderita HIV/AIDS

Fitriana Media Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Vol.27 No.2 Juni 2017 10 The use of traditional health care among

Indonesian Family

Nurhayati Health Science

Journal of Indonesia Vol.8 No.1 Juni 2017

11 Fakto-faktor yang berhubungan dengan

pelayanan bayi di Indonesia: Pendekatan Analisis Multilevel

Ingan Ukur Tarigan, tin Afifah, Demsa Simbolon

Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 8 No. 1, Juni 2017

12 Resiko Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Cikeusik

Wibowo Jurnal Media

Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 13 No.2. Juni 2017

13 Peningkatan Kompetisi Dokter Pasca

Program Internship Dokter Indonesia (PIDI) Tahun 2013

Siti Nur Hasanah, Mieska Despitasari, Harimat Hendarwan

Global Medicine & Health

Communication Vol. 5 No. 2 Tahun 2017

14 Keterjangkauan Biaya untuk Mendapatkan

Pengobatan pada Anak dengan HIV AIDS dan Infeksi Oportunistik

Andy Leny Susyanty Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol.27 No.3 September 2017

15 Pengaruh (pH) Saliva terhadap Terjadinya Karies Gigi pada Anak Usia Prasekolah

Made Ayu Lely Buletin Penelitian

Kesehatan Vol.45 No.4 Desember 2017 16 Characteristics and socioeconomic factors

on Perinatal Depression among mothers and infants in three Primary Health Centers in Jakarta and Bogor

Sri Idaiani Health Science

(25)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

20

Untuk capaian 2 publikasi ilmiah di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan yang

dimuat pada media cetak dan elektronik internasional, adalah sebagai berikut

Tabel 4.5.

Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan

Publikasi ilmiah yang dimuat pada media cetak dan elektronik internasional Tahun 2017

No Judul Artikel Nama Penulis Media Publikasi

1 People with Spinal Cord Injury in Indonesia

Muhammad Karyana

American Journal of Physical Medicine & Rehabilitation Volume 96, Number 2 (suppl)

February 2017 2 Accessibility of Children Living with

HIV/AIDS to Hospitals in Ten Districts in Indonesia

Rini Sasanti H, MJ. Herman, Mujiati

Asian Journal of Medicine and Health Vol.4(4) 2017

a) Panitia Pembina Ilmiah

Panitia Pembina Ilmiah dibentuk untuk membantu Kepala Puslitbang SD - Yankes

dalam pelaksanaan kegiatan terutama penelitian dan pengembangan. Anggota PPI

adalah para peneliti yang mempunyai komitmen untuk membina dan memberikan

masukan kepada peneliti lain agar pelaksanaan penelitian tidak lepas dari kaidah ilmiah.

Pada tahun 2017, meskipun hampir seluruh Panitia Pembina Ilmiah terlibat dalam

penelitian baik DIPA maupun Riset Nasional, namun tetap dapat melaksanakan kegiatan

yang mendukung suasana ilmiah di Puslitbang Sumber Daya dan Pelayan Kesehatan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan meliputi:

Tabel 4.6.

Kegiatan Panitia Pembina Ilmiah Tahun 2017

No Tanggal Topik Bahasan

1. 18 Januari 2017 Sosialisasi Penelitian 2017 dan Pembuatan SK

Pembinaan Peneliti

2. 13 Februari 2017 Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) PPI; diantaranya

Pokja Pengembangan Ilmiah; Pokja Pengembangan Proposal; Pokja Data dan Informasi dan Pokja Diseminasi dan Marketing.

3. 12 April 2017  Laporan akhir Nusantara Sehat 2016

 Pertemuan Pembahasan Penelitian Tahun 2018 DIPA dan Risbinkes

(26)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

21

4. 26 Mei 2017 Pertemuan Ilmiah Berkala Pembahasan Jabatan

Fungsional di era ASN

5. 5 – 7 Juli 2017  Rapat Paripurna PPI Progress Penelitian 2017 pada Triwulan II

6. 27 – 28 September 2017

 Progress Penelitian 2017 pada Triwulan III

 Kajian/ Rekomendasi Kebijakan 2017

 Pembahasan Jurnal

7. 25 Oktober 2017  Pembahasan Kajian

8. 18 Desember 2017  Penerapan PP No. 11/ 2017 tentang Manajemen PNS

dan PERKA LIPI No. 5/ 2017 tentang inpassing ke JFP

 Pembahasan Pengelolaan Karir sebagai Peneliti

b) Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan

Tahun 2017 Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan dapat menerbitkan

jurnal Litbang Pelayanan Kesehatan vol 1: no 1 dan 2, meskipun belum terakreditasi,

namun mulai memacu peneliti untuk memasukan artikelnya. Selain dalam bentuk cetak

jurnal ini siudah menerapkan Open Jounal System. Jurnal ini direncanakan akan terbit 3

kali dalm setahun, yakni bulan april, agustus dan desember, sehingga diharapkan tahun

2019 jurnal ini dapat terakreditasi.Untuk menjaga konsistensi dan mutu jurnal,

diperlukan bank artikel yang cukup, karenanya pada tanggal 11 -13 Desember

dilaksanakan Workshop Pelatihan Pengelolaan Jurnal dan Penulisan Artikel Ilmiah

Kepesertaan pameran dari Puslitbang SD - Yankes dilakukan pada kegiatan Pameran

RITECH EXPO 2017 pada tanggal 9 – 13 Agustus 2017 di Makasar dan Forum Ilmiah

Tahunan ke 3 IAKMl tanggal 17 – 19 Oktober 2017 di Menado.

C. REALISASI ANGGARAN

Anggaran yang dikelola Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

sebanyak Rp. 81.479.884.000,- (delapan puluh satu milyar empat ratus tujuh puluh sembilan

juta delapan ratus delapan puluh empat ribu rupiah), dengan realisasi sebesar Rp.

71.037.402.374 (Tujuh puluh satu milyar tiga puluh tujuh juta empat ratus dua ribu tiga ratus

tjuh puluh empat rupiah) atau sebesar 87.18%. Realisasi masing-masing indikator kinerja

(27)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

22 Tabel 4.7.

Alokasi dan Realisasi Anggaran Berdasarkan Belanja Pusat Puslitbang SD – Yankes

Tahun 2017

No Alokasi Pagu Realisasi %

1 Belanja Pegawai Rp. 13.142.000.000 Rp 10.662.621.439 81,13%

2 Belanja Barang Rp. 67.603.884.000 Rp. 59.711.020.243 88,32%

3 Belanja Modal Rp. 734.000.000 Rp. 663.760.692 90,43%

Jumlah Rp. 81.479.884.000 Rp. 71.037.402.374 87,18%

Tabel 4.8.

Alokasi dan Realisasi Anggaran Berdasarkan IKK

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

Tahun 2017

No Alokasi Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Jumlah rekomendasi

kebijakan yang dihasilkan

dari penelitian dan

pengembangan di bidang

sumber daya dan

pelayanan kesehatan

103.810.000 55.900.000 53,85

2 Jumlah publikasi karya

tulis ilmiah di bidang

sumber daya dan

pelayanan kesehatan

yang dimuat di media cetak dan/atau elektronik nasional dan internasional

166.850.000 96.081.500 57,59

3 Jumlah hasil penelitian dan pengembangan di bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan

17.463.742.000 14.535.730.962 83,23

4 Jumlah laporan Status

Kesehatan Masyarakat

hasil Riset Kesehatan

Nasional wilayah I

40.903.728.000 36.676.950.729 89,67

5 Dukungan Layanan

Manajemen

5.680.250.000 5.250.513.833 92,43

6 Layanan Perkantoran 17.161.204.000 14.422.205.350 84,04

(28)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

23 D. Upaya WTP dan Reformasi Birokrasi

Opini WTP merupakan salah satu ukuran akuntabilitas pemerintahan. Artinya setiap

pertanyaan yang diajukan para stakeholders mengenai setiap sen yang dikeluarkan

pemerintah dapat dijawab. Di dalam pengertian akuntabel termasuk juga pengertian

integritas yaitu integritas informasi, apakah pemerintah sudah menyajikan informasi secara

benar dan jujur serta apakah pengungkapannya sudah sesuai dengan standar

prinsip-prinsip akuntansi.

Pemberian opini WTP oleh BPK berdasarkan hasil penilaian apakah informasi yang

disampaikan dalam laporan keuangan telah sesuai dengan standar yang dipakai oleh BPK.

Oleh karena itu, diperlukan upaya agar informasi laporan keuangan memenuhi standar

akuntansi yang berlaku.

Guna mendukung opini WTP dilakukan juga Reformasi birokrasi di lingkungan

Puslitbang SD-Yankes, karena Reformasi Birokrasi merupakan salah satu faktor utama

yang turut berperan serta dalam perwujudan kepemerintahan yang bersih, transparansi, dan

akuntabel. Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan

pemerintahan tidak berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbaharui. Reformasi

birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan

mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut

aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business process) dan sumber daya

manusia aparatur.

Program reformasi birokrasi yang dilakukan di lingkungan Puslitbang SD-Yankes meliputi :

1. Penataan organisasi. Dalam Upaya penataan organisasi dilakukan analisa jabatan di

masing-masing bagian, agar output atau hasil pekerjaan lebih maksimal.

2. Penyempurnaan proses ketatalaksanaan/administrasi kegiatan. Untuk penyempurnaan

proses administrasi kegiatan dilakukan pembuatan SOP setiap kegiatan,

diberlakukannya e-procurement dalam pengadaan barang dan jasa dan penggunaan

tata naskah dinas secara elektronik.

3. Pembuatan Surat Edaran Disiplin Kehadiran.

4. Pembekalan Agent of Change.

5. Peningkatan sumber daya manusia. Upaya peningkatan SDM dilakukan melalui

sosialisasi tentang Reformasi Birokrasi dalam bentuk pertemuan-pertemuan dan

pemasangan banner dan stiker yang berhubungan dengan Reformasi Birokrasi, absensi

menggunakan mesin Finger print dan sosialisasi PP 53 tahun 2010 mengenai disiplin

pegawai.

6. Penatausahaan Barang Milik Negara-aset tetap

(29)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

24 8. Proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara elektronik

9. Penatalaksanaan perjalanan dinas; surat tugas, kelengkapan SPPD ditandatangani pejabat tempat tujuan, tiket pesawat dilampiri boarding pass, kuitansi hotel, pengeluaran

riil, laporan perjalanan dinas.

(30)

Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

25

BAB V

PENUTUP

Secara umum kegiatan Puslitbang SD – Yankes¸ yakni penelitian dan

pengembangan bidang sumber daya dan pelayanan kesehatan dapat berjalan. Indikator

keberhasilan ditentukan oleh tingkat capaian dari ketiga Indikator Kinerja Kegiatan, yang

melebihi target, terutama publikasi internasional.

Keberhasilan dibidang penelitian dan pengembangan dikarenakan adanya

pembinaan yang dilakukan manajemen Litbangkes, baik oleh struktural maupun komisi ad

hoc PPI. Pun demikian, meskipun sebagai satker baru belum memiliki jurnal, akan tetapi

keaktifan peneliti untuk publikasi nasional dan internasional mendukung tercapainya output

publikasi. Adapun untuk capaian status kesehatan masyarakat dapat terlaksana

dikarenakan adanya dukungan dari berbagai pihak.

Kedepan capaian tersebut akan lebih ditingkatkan lagi dengan adanya penelitian

yang langsung diarahkan pada produk/model/protipe/standar. Dan publikasi juga

dilaksanakan dengan seminar internasional.

Semoga Laporan Tahunan Puslitbang Sumber Daya dan Pelayanan Kesehatan

Tahun 2017 ini dapat berguna khususnya bagi pelaksanaan penelitian dan pengembangan

bidang upaya kesehatan masyarakat demi mendukung tercapainya tujuan pembangunan

(31)
(32)

Optimalisasi Peran Apoteker dalam Kepatuhan Minum Obat pada ODHA Ibu dan Anak

Latar Belakang

Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses penularan dari ibu ke anak

atau mother to child HIV transmission (MTCT). HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV

kepada anaknya selama kehamilan (5-10%), saat persalinan 20%) dan saat menyusui

(10-15%). Kemenkes mengestimasi setiap tahun terdapat 9.000 ibu hamil HIV positif yang

melahirkan di Indonesia, jika tidak ada intervensi sekitar 3.000 bayi diperkirakan akan lahir HIV

positif setiap tahunnya di Indonesia. Data estimasi UNAIDS/WHO (2009) juga memperkirakan

22.000 anak di wilayah Asia-Pasifik terinfeksi HIV dan tanpa pengobatan, setengah dari anak

yang terinfeksi tersebut akan meninggal sebelum ulang tahun kedua. Demikian pula jumlah

anak berusia di bawah 15 tahun yang tertular HIV dari ibunya pada saat dilahirkan ataupun

saat menyusui akan meningkat dari 4.361 (2012) menjadi 5.565 (2016), yang berarti terjadi

peningkatan angka kematian anak akibat AIDS.

Resiko penularan HIV dari ibu ke anak dapat diturunkan hingga 1-5% dengan terapi

antiretroviral (ART) jangka panjang. Resiko penularan ibu yang terinfeksi HIV ke bayi yang

disusui dapat dikurangi hingga setengahnya bila ibu mengkonsumsi obat ARV. Risiko

penularan HIV juga semakin kecil bila bayi diberikan ARV profilaksis setelah lahir sampai usia 6

minggu dilanjutkan dengan terapi kotrimoksazol profilaksis sampai satu tahun atau sampai

diagnosis ditegakkan. Terapi ARV dilanjutkan bila tes HIV dilakukan pada usia 18 bulan

menunjukkan hasil positif.

Kepatuhan sangat diperlukan dalam terapi jangka panjang untuk mencegah resistensi pada

penggunaan obat antiretroviral (ARV). Diperlukan tingkat kepatuhan yang tinggi dalam

penggunaan ARV untuk mendapatkan keberhasilan terapi dan mencegah resistensi yang

terjadi. Untuk mendapatkan respon penekanan jumlah virus sebesar 85% diperlukan

kepatuhan penggunaan obat 90 - 95%.

Ringkasan

Kepatuhan dalam pengobatan pasien dengan HIV AIDS merupakan faktor penentu keberhasilan terapi. Pada pasien anak kepatuhan sangat tergantung pada orang tua atau wali. ODHA perempuan yang mempunyai anak berstatus positif maupun negatif HIV merupakan kelompok yang memiliki kebutuhan terhadap dukungan sosial dan mempunyai motivasi yang baik dalam hal kepatuhan. Peningkatan kepatuhan terapi dapat terjadi melalui pemberian informasi obat dan konseling kepada orangtua saat kunjungan ke RS. Kegiatan PIO dan konseling obat merupakan kewajiban dan kewenangan apoteker, namun hasil penelitian di Indonesia menunjukkan baru sebagian apoteker yang terlibat dalam konseling. Setiap RS rujukan ODHA perlu menunjuk apoteker khusus sebagai anggota tim dalam VCT dengan tugas utama melakukan PIO serta memberikan konseling bersama tenaga kesehatan/KDS lainnya disertai dukungan ketersediaan fasilitas dan pelatihan yang memadai. Kemenkes melakukan penguatan implementasi tugas RS rujukan dan kestabilan penyediaan obat

(33)

Hasil Penelitian

Hasil penelitian implementasi PPIA dan akses pengobatan anak dengan HIV-AIDS

menunjukkan bahwa peran apoteker masih belum optimal. Sebagian RS belum melibatkan

apoteker dalam kegiatan di klinik VCT. Ada RS yang sudah memiliki SK direktur RS tentang

pokja HIV dan melibatkan apoteker, tetapi masih belum optimal, di sebagian RS apoteker lebih

banyak terlibat dalam logistik/pengelolaan obat saja. Apoteker belum dilibatkan sebagai

konselor obat, selama ini konseling ditangani manajer kasus yang merupakan tenaga dari

dalam atau dari luar RS dengan latar belakang medis perawat dan dokter atau non medis (dari

kelompok dukungan sebaya).

Dari aspek kemampuan, belum semua anggota tim khususnya apoteker mendapatkan

pelatihan HIV-AIDS termasuk psikologi dan kesehatan mental HIV. Kolaborasi antara farmasi

dengan pemberi layanan lain diperlukan untuk berbagi informasi penting mengenai pasien dan

penguatan tujuan peningkatan pelayanan terhadap pasien HIV. Kolaborasi juga perlu dilakukan

dengan tenaga non medis.

Hambatan lain dari sisi ketersediaan apoteker dan beban pekerjaan dibandingkan dengan

waktu yang tersedia. Dari sisi logistik ketersediaan obat ARV pada umumnya cukup namun

kadang mengalami keterlambatan distribusi atau obat terlalu dekat masa kadaluwarsanya.

Hambatan dari sisi pasien antara lain jumlah obat, kejenuhan, lupa, depresi, dan tidak mampu

mengenali terapi dan kurangnya edukasi.

Apoteker perlu melakukan intervensi edukasi, perilaku dan dukungan sosial dalam

meningkatkan kepatuhan serta menghindari terjadinya drop out terutama saat awal terapi.

Monitoring kepatuhan terapi dapat dilakukan dengan menghitung sisa obat, dan membuat alat

bantu kepatuhan seperti kartu monitoring.

Ibu hamil dan anak perlu mendapat perhatian khusus dalam kepatuhan terapi. Kelompok ibu

rumah tangga pada umumnya termasuk kelompok memiliki motivasi tinggi dalam berobat

(34)

sudah lahir. Di sisi lain kelompok ODHA anak sangat tergantung pada orang tua, terutama

ibunya dalam hal terapi.

Upaya pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak tidak terhenti setelah ibu melahirkan. Ibu

tersebut akan terus menjalani hidup dengan HIV di tubuhnya sehingga membutuhkan

dukungan psikologis, sosial dan perawatan sepanjang waktu. Dukungan ini seharusnya dapat

juga dilakukan apoteker khususnya ketika memberikan layanan obat.

Apapun kendala yang terjadi apoteker perlu menunjukkan sikap tulus dalam memberikan

pelayanan, kemampuan mendengar dan bertanya tanpa menghakimi, serta memberikan solusi

untuk meningkatkan kepatuhan minum obat.

Keterlibatan farmasi menunjukkan perubahan signifikan dalam kepatuhan dan penekanan virus

dan menurunkan kunjungan maupun perawatan ke rumah sakit.

Kebijakan Saat Ini

1. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 481/Menkes/SK/XII/2013 tentang Rumah Sakit

Rujukan bagi Orang dengan HIV dan AIDS

Ada 408 RS yang tersebar di seluruh Indonesia dan ditunjuk menjadi RS rujukan. Tugas

RS rujukan antara lain menyusun prosedur, menjamin ketersediaan ARV, menyiapkan

fasilitas yang sesuai, menyiapkan tenaga kesehatan salah satunya apoteker, membentuk

pokja khusus HIV yang terdiri dari tenaga terlatih HIV-AIDS dan melaporkan pelayanan

(35)

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2013 tentang Pedoman

Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak (PPIA)

Upaya PPIA dilakukan dalam 4 prong, dalam kaitan pengobatan ada di prong 3 yaitu

pencegahan penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke bayi yang dikandung; dan prog 4

yaitu pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu HIV positif beserta

anak dan keluarganya.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Pedoman

Pengobatan Antiretroviral

Paduan yang digunakan dalam pengobatan ARV berdasarkan pada 5 aspek yaitu

efektivitas, efek samping/toksisitas, interaksi obat, kepatuhan,dan harga obat. Konseling

terapi yang memadai sangat penting untuk terapi seumur hidup dan keberhasilan

terapi jangka panjang. Isi dari konseling terapi ini termasuk: kepatuhan minum obat,

potensi/ kemungkinan risiko efek samping atau efek yang tidak diharapkan atau terjadinya

sindrom pulih imun dan komplikasi yang berhubungan dengan terapi ARV jangka panjang.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan

Kefarmasian

Pada pasal 51 disebutkan bahwa pelayanan kefarmasian antara lain di Instalasi Farmasi

RS hanya dapat dilakukan oleh apoteker. Tenaga Kefarmasian mempunyai peranan

penting karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya Pelayanan

Kefarmasian. Orientasi Pelayanan Kefarmasian telah bergeser dari pengelolaan obat

sebagai komoditi kepada pelayanan yang komprehensif tidak saja sebagai pengelola obat

namun mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan obat

yang benar dan rasional.

5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar

Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit menggantikan Permenkes no 58/2014

Pelayanan kefarmasian di RS meliputi pengelolaan perbekalan farmasi serta pelayanan

farmasi klinik antara lain terdiri dari Pelayanan Informasi Obat (PIO) dan konseling. PIO

merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian informasi, rekomendasi obat yang

independen, akurat, tidak bias, terkini dan komprehensif sedangkan konseling adalah suatu

aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait terapi obat dari Apoteker (konselor) kepada

pasien dan/atau keluarganya.

6. Pedoman tentang Pelayanan Kefarmasian Untuk Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tahun

2009

Pedoman tersebut dibuat untuk meningkatkan mutu dan efisiensi Pelayanan Farmasi di

rumah sakit untuk Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Dalam pedoman dijelaskan peran

apoteker dalam PIO dan Konseling khususnya konseling kepatuhan. Bagi apoteker,

(36)

menumbuhkembangkan kemampuan klien untuk menggunakan obatnya sesuai

petunjuk medis dan melakukan pemantauan penggunaan obat klien, dengan

menjaga hubungan terapeutik dan yang kedua adalah menjaga sediaan obat agar

tetap dapat diakses klien dan tak pernah putus sediaannya (pengelolaan obat) . Sasaran

konseling yaitu untuk mencapai pemahaman yang sama antara klien dan apoteker dan

memberikan pemahaman akan proses kerja terapi dan kesulitan yang akan dihadapi,

sehingga kerjasama dokter-klien-apoteker dapat terjalin.

Rekomendasi Kebijakan

Apoteker memiliki kompetensi dalam hal pengobatan serta memiliki kewenangan khususnya

dalam pelayanan informasi obat dan konseling. Kewenangan apoteker telah didukung oleh

berbagai kebijakan yang ada saat ini namun pelaksanaannya belum optimal. Dalam upaya

optimalisasi peran apoteker untuk meningkatkan kepatuhan pada pasien HIV AIDS, maka

direkomendasikan hal-hal sebagai berikut :

A. Rekomendasi untuk RS Rujukan HIV AIDS

 Menunjuk apoteker khusus yang dilibatkan dalam tim manajemen perawatan dan

pengobatan pasien HIV-AIDS

 Apoteker bertugas memberikan pelayanan kefarmasian khususnya PIO dan konseling bagi

pasien HIV-AIDS dengan perhatian khusus terhadap pasien ibu dan anak. Dalam

melaksanakan tugasnya apoteker dapat bekerjasama dengan tim yang berlatar belakang

medis maupun yang berasal kelompok dukungan sebaya

 Memfasilitasi pelatihan manajemen pengobatan HIV bagi apoteker yang ditunjuk dalam tim

 Memperkuat dukungan manajemen untuk penguatan peran apoteker, dukungan sarana

prasarana yang memadai untuk melakukan konseling, reward untuk pelaksanaan tugas

serta alokasi anggaran untuk kunjungan rumah bagi pasien

B. Rekomendasi untuk Kementrian Kesehatan

1. Memperkuat implementasi Permenkes no 481/2014 melalui penetapan struktur tim

manajemen perawatan HIV di RS atau di klinik VCT

2. Melakukan upaya-upaya untuk menjaga kestabilan suplai ARV termasuk inovasi program

dalam penyediaan sediaan ARV bagi anak yang mempermudah penggunaannya sehingga

(37)

Daftar Rujukan

1. Parya Saberi, Betty J Dong, Mallory O Johnson, Ruth M Greenblatt, and Jennifer M

Cocohoba, The impact of HIV clinical pharmacists on HIV treatment outcomes: a systematic

review, Patient Prefer Adherence. 2012; 6: 297–322. Published online 2012 Apr 5

2. Jennifer Kibicho and Jill Owczarzak, Pharmacists’ strategies for promoting medication

adherence among patients with HIV, Journal of the American Pharmacist Association

(JAPhA) 6 Nov/Dec 2011

3. U.S. Department of Health and Human Services Health Resources and Services

Administration, HIV/AIDS Bureau , Pharmacists: Prescribing Better Care, HRSA Care

Action, March 2010

4. Michael A. Horberg, MD, MAS,* Leo B. Hurley, MPH, William J. Towner, MD,Michael W. Allerton, MS, Beth T. Tang, MS,k Sheryl L. Catz, PhD, Michael J. Silverberg, PhD, MPH,

and Charles P. Quesenberry, PhD, Determination of Optimized Multidisciplinary Care Team for Maximal Antiretroviral Therapy Adherence, J Acquir Immune Defic Syndr _ Volume 60,

Number 2, June 1, 2012

5. J.D. Scotta,_, K.A. Abernathyb, M. Diaz-Linaresc, K.K. Grahamd,e and J.C. Leef,g, HIV

clinical pharmacists – the US perspective, Farmacia Hospitalia, 2010;34(6):303–308

Yuyun Yuniar Rini Sasanti Handayani

Heny Lestari

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

(38)

BRIEFING KEBIJAKAN

PERLUASAN PEMANFAATAN

ALAT TES CEPAT MOLEKULER (TCM) TUBERKULOSIS

UNTUK PEMERIKSAAN

VIRAL LOAD

HIV

Ringkasan

Sejak ditemukannya kasus infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) pertama kali di

Indonesia pada tahun 1987, epidemi HIV di Indonesia terus meningkat. Pemeriksaan viral

load HIV penting untuk menilai efektivitas terapi antiretroviral (ART), tetapi pemeriksaan ini

belum umum dilakukan di Indonesia. Baku emas pemeriksaan viral load HIV menggunakan

Polymerase Chain Reaction (PCR) harus dilakukan oleh tenaga laboratorium terlatih di

ruangan khusus karena cara pengerjaannya cukup rumit dan memakan waktu lama. Tes

Cepat Molekuler (TCM) merupakan revolusi dari uji molekuler berbasis PCR. Dibandingkan

PCR, TCM ini lebih kompak, tidak membutuhkan ruangan tersendiri dan tenaga laboratorium

khusus. Sistem modul dan kartrid individual tidak membutuhkan kuota minimal untuk

pemeriksaan, meminimalisir efek kontaminasi silang dengan sampel lainnya, meningkatkan

akurasi, dan jenis kartrid untuk pemeriksaan berbeda pun dapat dikerjakan bersamaan.TCM

sangat cocok digunakan di berbagai tipe fasilitas kesehatan (faskes), terutama faskes yang

minim sumber daya (resource limited).

Alat TCM tersedia di 76 RS dan 6 laboratorium di 34 propinsi di Indonesia untuk diagnosis

cepat kasus tuberkulosis (TB) resistan Rifampisin dengan kartrid khusus MTB/Rif. Untuk

pemeriksaan viral load HIV, kartrid HIV-1 viral loadsudah tersedia di pasaran mulai Februari

2015dan telah mendapat perijinan dari WHO. Integrasi kartrid HIV-1 viral load dengan

TCM-MTB/Rif dapat mudah dilakukan karena menggunakan sistem pengoperasian yang serupa.

Hasil penelitian tinjauan sistematik menunjukkan pemeriksaan viral load HIV dengan TCM

HIV-1 berkorelasi baik dengan PCR sebagai baku emasnya, serta hasil kedua pemeriksaan

tersebut saling bersesuaian atau komparabel/ekuivalen.

Kebijakan terkait merekomendasikan kolaborasi layanan TB-HIV dan pemeriksaan viral load

HIV bagi ODHA, namun belum spesifik menyarankan integrasi pemeriksaan TCM MTB/Rif

dengan HIV-1 viral load. Oleh karena itu diperlukan rekomendasi kebijakan untuk

memperkuat kolaborasi Program TB dan HIV dalam rangka menurunkan beban HIV pada

(39)

Pengantar

Perkembangan uji molekuler berbasis deteksi dan amplifikasi asam nukleat (Polymerase

Chain Reaction/PCR) begitu pesat dalam merespon kebutuhan medis dan kesehatan

masyarakat. Untuk penyakit infeksi dengan beban mortalitas dan morbiditas tinggi,

dibutuhkan pemeriksaan diagnostik yang cepat dan dapat dilakukan di semua tipe fasilitas

kesehatan (faskes), terutama faskes yang minim sumber daya (resource limited). Dengan

demikian, tata laksana tepat dapat lebih cepat diberikan untuk menurunkan beban penyakit

dan risiko penularan. Tes cepat molekuler (TCM) merupakan revolusi dari uji molekuler

berbasis PCR. Selain untuk mendeteksi tuberkulosis resistan rifampisin, saat ini TCM sudah

dapat digunakan untuk menilai jumlah virus (viral load) Human Immunodeficiency Virus

(HIV).

Hasil Penelitian

Epidemi HIV di Indonesia

Tiga dekade telah berlalu sejak ditemukannya kasus infeksi Human Immunodeficiency Virus

(HIV) pertama kali di Indonesia pada tahun 1987 dan selama itu, epidemi HIV di Indonesia

terus meningkat(1).Peningkatan ini terlihat dari estimasi tingkat prevalensi HIV penduduk Indonesia berusia 15-49 tahun dari 0,1% di tahun 2001 menjadi 0,4% tahun 2016 (2, 3).Pada tahun 2016, diperkirakan terdapat 620.000 orang dengan HIVAIDS (ODHA). Dari jumlah

tersebut,sekitar 217.000 (35%) orang mengetahui status HIV-nya atau terdiagnosis.Dari

yang terdiagnosis, sekitar 77.700 (13%)ODHA mendapat terapi antiretroviral (ART) (4). Akan tetapi, belum ada data berapa banyak ODHA yang mendapat ART tersebut yang berhasil

mencapai status supresiviral load.

Pemeriksaan Viral Load HIV untuk Menilai Efektivitas Terapi Antiretroviral

Penilaian klinis

Gambar

Gambar 1.1.
Gambar 1.2 Jumlah Pegawai 2016 -2017 Berdasarkan Jenjang Jabatan
Gambar 1.5 Distribusi Pegawai Berdasarkan Golongan
Gambar 1.6 Distribusi Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

EVALUASI PAJAK PENGAMBILAN DAN PEMANFAATAN AIR PERMUKAAN TERHADAP PENETAPAN TARIF SERTA PELAKSANAAN PELAYANAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SURAKARTA..

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner menjamin seluruh pelayanan yang diberikan oleh Staf di Seksi Kesehatan Hewan sesuai

01.02 Jumlah riset evaluasi intervensi kesehatan prioritas terkait sumber daya dan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan 1.. 01.03 Jumlah hasil riset kesehatan nasional (RISKESNAS)

Unit pengelola data keluarga yang berada di Dinas/Badan/Kantor Pengelola Program KB Kabupaten/Kota, akan mengolah hasil pendataan keluarga di setiap wilayah

Probolinggo Tahun Anggaran 2016, dengan ini mengumumkan Penyedia Pengadaan Langsung Pengadaan Barang untuk paket tersebut diatas adalah sebagai berikut :.. Badan Usaha :

STADION NEXT GENERATION ONSITE FELLOWSHIP Persekutuan bagi Remaja-Pemuda (13-25th) yang diadakan secara onsite setiap hari Sabtu, Pk..

Memberikan Pelayanan dengan Hospitality KemenpanRB akan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penyelenggaraan MPP KESIMPULAN Instansi yang bergabung dalam MPP tidak

Indikator Penanganan terhadap ibu hamil dengan komplikasi Kebidanan (PK) cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani secara defenitif sesuai dengan standar