P U T P R O S E S I N P U T PUSKESMAS INTERVENSI
PENEMPATAN TIM NUSANTARA SEHAT
Kondisi awal Kondisi Pkm pasca 2 thn penempatan Demografi Fasilitas Puskesmas SDM Kesehatan Manajemen Puskesmas Sarpras Capaian program Program interenvensi Potensi wilayah Demografi Fasilitas Puskesmas SDM Kesehatan Manajemen Puskesmas Sarpras Capaian program Program interenvensi Kinerja Puskesmas Peran stakeholder Potensi wilayah POA Kinerja Tim Kinerja puskesmas Pelaksanaan kegiatan Penilaian stakeholder Survey StatusKesmas Survey status
Kesmas Indikator proses
hasil keg Tim NS Fasilitas
Puskesmas Potensi wilayah
Pre 2015 Mid 2016 Post 2017
Kondisi awal
Kondisi Pkm stlh 2 thn
Pre 2015 Mid 2016 Post 2017
Penelitian dilakukan di wilayah Program Nusantara Sehat Batch 1 dan 2 tahun 2015, meliputi 15 Provinsi, 27 Kabupaten, 30 Puskesmas yang mendapat Tim Nusantara Sehat sebagai puskesmas intervensi dan 30 Puskesmas yang tidak mendapat Tim Nusantara Sehat sebagai puskesmas kontrol. Pemilihan Puskesmas sudah dilakukan pada saat pre tahun 2015 yang dipilih secara random dari 120 Puskesmas yang mendapat Tim Nusantara Sehat.
Populasi dan sampel digunakan saat dilakukannya survei cepat untuk menilai status kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan menerapkan rancangan sampel kluster dua tahap, dengan pemilihan klaster pada tahap pertama adalah pemilihan 30 Puskesmas Intervensi secara purposive. Pemilihan kluster pada tahap kedua, yaitu pemilihan Rukun Tetangga (RT) dan Rumah Tangga (RUTA) dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling).Populasi adalah semua rumah tangga yang berada di wilayah kerja Puskesmas Intervensi dan Puskesmas Kontrol.Sampel adalah rumah tangga terpilih yang berada di wilayah kerja Puskesmas Intervensi dan Puskesmas Kontrol. Unit terkecil penelitian ini adalah individu. Pada penelitian ini di dalam satu puskesmas dikumpulkan data 210 Rumah Tangga.
HASIL PENELITIAN
Sebagian besardinas kesehatan kabupaten menyatakan bahwaTim NS memberikan manfaat bagi Puskesmas dimana mereka ditempatkan.Sebagian dinas kesehatan juga menyampaikankekecewaannya karena TimNusantara Sehat yang sudahditempatkan selama 2 tahun tidak dapat dilanjutkan lagi ditempat yang sama.
Beberapa catatan mengenai masalah yang terjadi dengan ditempatkannnya Tim Nusanta Sehat di puskesmas, antara lain kecemburuan petugas atas besaran Gaji dan beberapa keistimewaan yang diterima oleh Tim Nusantara Sehat, proses rekruitmen yang hanya memberikan sedikit peluang bagi tenaga lokal untuk dapat menjadi tenaga Nusantara Sehat, adanya peserta NS yang sering meninggalkan lokasi, konflik dengan pimpinan dan petugas puskesmas, dan jenis tenaga yang ditempatkan belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan.
Harapan terbesar dari Dinas Kesehatan kabupaten adalah agar keberlanjutan Tim NS dapat tetap disediakandan diharapkan tenaga kesehatan yang di tempatkan sesuai dengan kebutuhan Puskesmas tersebut.Pengadaan tenaga semacam NS ini sangat menguntungkan bagi daerah dan kecil kemungkinan daerah mengadakan rekrutmen dan mencetak tenaga seperti NS.
Menurut peserta Nusantara Sehat, secara umum proses rekrutmen dinilai sudah cukup baik dalam hal keterbukaan, informasi mudah didapat, tahapan yang sesuai, netral, adil, sesuai kompetensi, transparan, tidak bertele-tele dan tidak memungkinkan peluang KKN. Keluhan umum yang disampaikan antara lain proses pengumuman dan registrasi online menggunakan internet cukup menyulitkan bagi calon peserta yang berada di desa atau di pedalaman yang sulit mendapat akses internet, selain itu kadang-kadang juga sulit log in, Persyaratan STR tidak jelas antara wajib atau tidak, serta permasalahan terkait NPWP, keterbatasan lokasi tes menyulitkan calon yang jauh, pemberitahuan rekrutmen yang dinilai terlalu mendadak, serta kepastian waktu pengumuman kelulusan.
Dalam hal pembekalan, beberapa masukan yang disampaikan peserta terkait proses pembekalan perlunya keseimbangan porsi materi dengan praktek, padatnya jadwal sehingga peserta kurang bisa konsentrasi akibat kelelahan dan banyak tugas, Waktu ibadah dan waktu istirahat yang kurang, kelas dirasakan terlalu besar dan ruang yang panas sehingga tidak kondusif untuk pembelajaran, pengkhusuan waktu untuk bela negara, perlunya materi tentang teknologi tepat guna (seperti cara pengolahan air, sampah dan pembuatan arang briket), potensi makanan lokal untuk gizi, penjaringan kesehatan jiwa, strategi mengatasi keterbatasan alat di lapangan, serta penambahan materi advokasi.
Penempatan peserta harus mempertimbangkan kesesuaian dengan kebutuhan Puskesmas baik dalam hal jenis tenaga, jumlah dan sarana prasarana. Pasca Penempatan diharapkan ada kejelasan peluang kerja pasca NS atau pemberian beasiswa untuk alumni NS masih menjadi pertanyaan.Sebagian tim NS merasa dilepas begitu saja karena tidak ada yang melakukan supervisi, semua laporan tidak ada feedback, tidak ada komunikasi dengan pendamping, ada yang menyatakan hanya komunikasi dengan pendamping Balitbangkes yang berjalan. Sebagian lain menyatakan bahwa komunikasi dengan Kemenkes berjalan baik
Pendamping diharapkan menjadi jembatan antara Kemenkes dengan dinas kesehatan serta mengarahkan tim NS. Sebagian besar dinas kesehatan tidak melakukan supervisi NS secara khusus, supervisi dilakukan terintegrasi dengan program lain.
Menurut peserta Nusantara Sehat, secara umum Dinas Kesehatan sudah menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh Tim NS. Sarana dan prasarana yang disediakan bervariasi seperti menyediakan tempat tinggal, alat transportasi berupa motor dan ambulan, uang makan, tunjangan daerah. Ada dinas kesehatan yang menyediakan rumah dinas lengkap dengan perabotan dan alat transportasi serta menawari tim NS menjadi PNS di DTPK.
Tim NS sebagian besar belum pernah dilibatkan untuk mengikuti pelatihan, pelatihan hanya diperuntukkan untuk tenaga kesehatan/PNS Puskesmas. Pelatihan diutamakan untuk
pegawai yang sudah berstatus PNS, terutama untuk pelatihan-pelatihan yang bersertifikat. Selain itu, pertemuan rutin di Dinas Kesehatan Kabupaten, masih sedikit yang melibatkan Tim NS.Beberapa kendala dalam melaksanakan tugas sebagai tim Nusantara Sehat antara lain sarana prasarana puskesmas dan tempat tinggal : puskesmas belum tertata, ruangan kurang memadai, tempat tinggal belum ada atau sudah ada tapi tidak layak, keamanan lokasi kurang, obat dan laboratorium minim, Sarana Komunikasi dan listrik (sinyal telepon, listrik dan internet tidak ada), air bersih kurang, minimnya sarana merujuk, tidak ada sarana pendukung (bank, kantor pos), keterbatasan bahan makanan, kepemimpinan kepala puskesmas dan ketiadaan pemegang program, kendala bahasa, kerjasama lintas sektor, administrasi puskesmas kurang tertata,
Sejak kehadiran tim Nusantara Sehat, di beberapa puskesmas terjadi peningkatan cakupan program.Banyak program yang kembali aktif semenjak Tim NS hadir, misalnya prolanis dan STBM, peningkatan jumlah Posyandu yang menggunakan 5 meja, perbaikan respon time Puskesmas, administrasi menjadi lebih rapi, dan kembali katifnya pelayanan laboratorium.
PERHITUNGAN INDEKS KINERJA NUSANTARA SEHAT
Hasil pengolahan data survei cepat untuk indikator yang telah ditetapkan yang mengacu pada indikator Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) pada puskesmas intervensi dan kontrol menunjukkan terjadinya peningkatan capaian kegiatan pada tahun 2017, dibandingkan dengan tahun 2015. Peningkatan tersebut terjadi baik pada puskesmas intervensi maupun puskesmas kontrol. Kendato demikian, perubahan indeks pada puskesmas intervensi lebih besar daripada perubahan indeks pada puskesmas kontrol. Hasil ini dikonfirmasi dari perhitungan dengan menggunakan software SPSS. Pada puskesmas kontrol, terjadi perubahan rata-rata indeks dari 0,51 menjadi 0,6, sedangkan pada puskesmas intervensi dari 0,49 menjadi 0,61. Hasil uji dependentt-test menunjukkan perubahan yang terjadi baik pada puskesmas intervensi maupun kontrol bermakna secara statistik dengan p = 0,000.
Uji independent t-testuntuk melihat kemaknaan perbedaan (delta perubahan) antara puskesmas intervensi dan kontrol menunjukkan terdapat perbedaaan yang bermakna secara statistik perubahan yang terjadi pada puskesmas intervensi dibandingkan dengan puskesmas kontrol (p=0,046).
SARAN
• Diseminasi Program Nusantara Sehat pada institusi pendidikan kedokteran dan kedokteran gigi; prioritas PPDS dan PPDGS dengan penekanan bersedia kembali ke daerah pengusulan.
• Pemerintah daerah membuka rekruitmen tenaga kesehatan
• Perhatian terhadap tenaga sukarelawan dan tenaga kontrak daerah
• Lokasi seleksi yang memberikan kesempatan lebih besar untuk tenaga kesehatan di daerah agar dapat mengikuti proses tersebut.
• Materi bela negara diberikan pada waktu khusus yang dipisahkan dari materi terkait substansi dan penugasan (pada waktu yang berbeda).
• Update data ketenagaan: tenaga yang dikirimkan sesuai dengan yang dibutuhkan puskesmas.
• Usulan daerah untuk kebutuhan tenaga NS disertai dengan usulan jenis tenaga yang dibutuhkan.
• Kejelasan dan sinkronisasi penggunaan dana BOK
• Keterlibatan daerah dalam melakukan monitoring dan evaluasi program Nusantara Sehat
• Kejelasan prioritas pengangkatan mantan peserta NS sebagai ASN dan atau bantuan tugas belajar.