• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Ilmu Sosial Model Hermeneut (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Ilmu Sosial Model Hermeneut (1)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 Persoalan penngetahuan dewasa ini telah beralih menjadi persoalan metodelogi. Hal ini yang mendorong munculnya upaya untuk mencari dasar dan dukungan metodologis baru bagi ilmu sosial dengan mengembalikan peran subjek dalam proses keilmuan itu sendiri .

 Setidaknya ada tiga pendekatan yang sama -sama mencoba mengatasi positivisme dalam ilmu soasial dengan

menawarkan metodologi baru yang lebih memposisikan subjek yang menafikan objeknya sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam proses keilmuan ,

 salah satunya adalah hermeneutika. Hermeneutika adalah salah satu dari beberapa teori yang menawarkan pendekatan baru dalam ilmu -ilmu sosial.

(3)

Dari pemaparan pembahasan awal diatas,

maka rumusan masalah dalam makalah ini

adalah:

Bagaimana kerangka dasar teori keilmuan

hermeneutika (studi kritis)?

Apa kontribusi hermeneutika dalam

pengembangan ilmu sosial, serta

konsekuensinya dalam kerja ilmiah?

(4)

 Istilah hermeneutika berasal dari kata Yunani

hermeneuein

diterjemahkan

“menafsirkan”

(5)

D A L A M T R A D I S I Y U N A N I K U N O K A T A H E R M E N E U E I N

D I P A K A I D A L A M T I G A M A K N A , Y A I T U :

Mengatakan (to say);

Menjelaskan (to explain);

(6)

Dengan demikian perbuatan interpretasi

menunjuk pada tiga hal pokok, yaitu:

1.

Pengucapan lisan (

an oral recitation

);

2.

Penjelasan yang masuk akal (

a

reasonable explanation

);

3.

Terjemahan dari bahasa lain (

a

translation from another language

) atau

mengekspesikan.

(7)

hermeneutika biasa dipahami sebagai

seni

dan

ilmu menafsirkan

khususnya

tulisan-tulisan berkewenangan, terutama berkenaan dengan

kitab suci dan sama sebanding dengan tafsir.

Ada juga yang memahami bahwa hermeneutika

merupakan

sebuah filsafat yang memusatkan bidang

kajiannya pada persoalan

understanding of

understanding

(pemahaman pada pemahaman)

terhadap teks, terutama pada teks kitab suci.

(8)

Scheleiermacher, mengubah makna hermeneutika dari

sekedar kajian teks keagamaan

bible menjadi kajian

pemikiran filsafat.

Wilhelm Dilthey, makna herneneutika menjadi kajian

sejarah

Edmund Husserl, pengetahuan dunia objektif bersifat

tak pasti, karena pengetahuan sesungguhnya diperoleh

dari apparatus sensor yang tak sempurna.

Martin Heidegger, Hermeneutika sebagai kajian

ontologis

(9)

Hans

Georg Gadamer, Menekankan

dialektika

dialogis.

Jurgen Habermas, Menggeser makna

hermeneutika kepada pemahaman yang

diwarnai oeh kepentingan.

Paul Ricoeur, Aspek pandangan hidup

(10)

hermeneutika sebagai sebuah

metodologi,

hermeneutika sebagai filsafat dan

hermeneutika sebagai kritik.

(11)

pemikiran hermeneutika menjadi enam pembahasan, yaitu: 1. hermeneutika sebagai teori penafsiran kitab suci,

2. hermeneutika sebagai metode filologi,

3. hermeneutika sebagai pehamahaman linguistik,

4. hermeneutika sebagai fondasi dari ilmu sosial -budaya,

5. hermeneutika sebagai fenomenologi dasein, dan

6. hermeneutika sebagai sistem interpretasi.

(12)

problem hermeneutika sosial adalah untuk

menerobos otoritas paradigma positivisme

dalam ilmu-ilmu sosial dan humanities.

Pembahasan hermeneutika pada umumnya

merupakan problem filsafat ilmu atau

problem metodologi,

bukan problem

metafisika yang mempersoalkan realitas

.

Hermeneutika sebagai cara pandang untuk

memahami realitas terutama pada aspek

sosial, seperti

„teks‟

sejarah dan tradisi.

(13)

Beliau mengajukan sebuah dikotomi

antara

1.

metode

erklaren

untuk ilmu-ilmu alam

(

naturwissenchaften

) dan

2.

metode

verstehen

untuk ilmu-ilmu

sosial (

geisteswissenchaften

).

ILMUAN YANG MENCETUSKAN BAHWA

(14)

Metode

erklaren

(menjelaskan) adalah

metode khas positivistik yang dituntut

menjelaskan objeknya yang berupa ‘prilaku’

alam menurut hukum sebab-akibat.

Metode

verstehen

(memahami), yaitu

pemahaman subjektif atas makna tindakan

-tindakan sosial, dengan cara menafsirkan

(15)

 Dalam pendekatan dalam ilmu sosial,

hermeneutika tidak bisa dipisahkan dengan pendekatan sebelumnya (fenomenologi).

Keterkaitan antara keduanya tampak jelas, terutama

dalam

filsafat Heidegger.

Dalam sebuah artikel, Budi Hadirman mengutip pernyataan Heidegger :

Makna metodologis dari deskripsi fenomenologis

adalah penafsiran. Logos dari fenomenologi Dasein

memiliki ciri hermenuein.... Fenomenologi Dasein

adalah hermeneutik dalam pengertian asli kata itu,

menurut pengertian pokoknya, yaitu kesibukan

penafsiran.”

DA L A M P E N D E K ATA N DA L A M I L M U

S O S I A L , H E R M E N E U T I K A T I DA K B I S A D I P I S A H K A N D E N G A N P E N D E K ATA N S E B E L U M N YA

(16)

apa yang dalam fenomenologi disebut

“kesadaran yang mengkonstitusi

(membentuk) kenyataan”

dan yang

kemudian dalam hermeneutik

ditunjukkan dalam pengertian kata

hermeneutik itu sendiri (

yakni

penafsiran

), adalah menunjukkan

peranan subjek dalam kegiatan

pengetahuan.

(17)

F.D.E Schleiermacher dan Wilhellm Dilthey

Dalam sejarah hermeneutika, dua filusuf ini

biasanya dikenal dengan filsuf Romantik atau

Hermeneutika Romantik

, karena

kecenderungan

pemikirannya yang selalu melihat ke masa

lampau.

Menurut hermeneutika Romantik ini,

pembaca

teks harus mampu berempati secara psikologis ke

dalam isi teks dan pengarangnya;

pembaca harus

mampu

“mengenang kembali”

pengalaman-pengalaman yang pernah dialami pengarang yang

termuat di dalam teks itu.

PERANAN SUBJEK (SUBJEK TIFITAS) DALAM PROSES

PENAFSIRAN, PEMIKIRAN HERMENEUTIKA YANG

(18)

Empati psikologis menurut Schleiermacher yaitu

gagasan agar bisa mengerti suatu teks dari masa

lampau

.

Orang mesti membayangkan bagaimana

pemikiran, perasaan dan maksud pengarang

.

 Contoh, dalam teks sejarah, orang harus keluar dari zamannya dan membangun

kembali masa lampau ketika pengarang teks itu hidup sehingga dapat dikenali dengan baik suasana penulisnya.

(19)

Dilthey mengatakan bahwa

meskipun orang tidak dapat

mengalami secara langsung

(

erleben

) peristiwa-peristiwa di masa

lampau

, tetapi ia dapat

membayangkan bagaimana

orang-orang dulu mengalaminya

(20)

Jadi, meski ada perbedaan pandangang,

namun baik Dilthey maupun

Scheiermacher sama-sama

mempertahankan pendapat bahwa

hermeneutik berarti

“menafsirkan

secara reproduktif”

.

Dalam arti,

penafsiran merupakan sebuah kerja

reproduktif; mencoba memahami

(21)

 Pramoedya mengisahkan begitu saja, apa adanya tentang

pengalaman para tahanan sehari -hari di pulau terpencil,

Pulau Buru.

 Pengalaman bagaimana harus sur vive di bawah tekanan militer, pengalaman santiaji (indoktrinasi) Pancasila , pengalaman

penyiksaan fisik yang membuat pandangan mata kabur dan

 pen -dengarannya berkurang, pengalaman teman -temannya diperbudak sebagai penebang hutan untuk memperbesar kekayaan komandannya,

 pengalaman tentang usaha ternak ayam, tentang perjuangan keras membuka jalan, tentang pemberontakan dari para

tahanan, tentang kematian teman -temannya yang sebagian misterius, dan lain -lain diceritakannya lebih berupa fakta.

 Akan tetapi, pemaknaan yang sesungguhnya atas realitas itu berlangsung, yakni betapa kemanusiaan ditundukkan sedemikian dahsyatnya sampai -sampai manusia tahanan politik kehilangan kemanusiaannya

SUPRIYONO (2004) MEMBERIKAN CONTOH TENTANG

TULISAN PRAMOEDYA ANANTA TOER,

NYANYI SUNYI

(22)

kita harus memahami dahul berbagai

kompleksitas disekitar penghayatan agama

itu.

Misal dalam kehidupan budaya, ekonomi,

sosial dan juga hubungan dengan kelas-kelas

sosial lain.

Karena keseluruhan masyarakat harus

dipahami dari komponen-komponen

pembentuknya dan penghayatan agama kelas

bawah salah satu diantaranya.

(23)

Pemikiran Gadamer tidak bisa dilepaskan dari

pemikiran Heidegger, senior dan gurunya, yang

pemikirannya dikenal dengan

“fenomenologi dasein”.

Bagi heidegger, hermeneutika berarti penafsiran

terhadap esensi (being), yang dalam kenyataanya

selalu tampil dalam eksistensi.

Sehingga suatu kebenaran tidak lagi ditandai oleh

kesesuaian antara konsep antara realita objektif,

tetapi oleh tersingkapnya esensi tersebut. Wahana

bagi penampakan being adalah manusia. Maka,

hermeneutika tidak bisa lain dari pada penafsiran

dari manusia itu sendiri (

desain

) melalui bahasa

(24)

1.

Building

2.

Sensus Cummunis

3.

Pertimbangan

4.

Taste atau Selera

DALAM PANDANGAN GADAMER, ADA EMPAT FAK TOR

YANG SELALU TERLIBAT DALAM SUATU PROSES

(25)

 Berdasarkan pandangannya itu, Konsep ini dim aksudkan u ntuk m elihat tig a kerangka wak tu yang mengitari wilayah tek s -teks historis, yaitu:

 M a sa lam pau , dimana tek s itu dilahirkan atau dipulikasikan. Disini, m akna tek s bu kan m ilik si penyusun m elainkan m ilik setiap orang yang m enginterpretasikannya.

 M a sa k ini , dim ana penaf sir datang deng an prejudicernya. Pransangka -pransangka ini selanjutnya akan berdialog deng an m asa sebelumnya, sehingga akan m u ncul su atu penaf siran yang sesu ai deng an konteks penaf sir.

 M a sa d e pan , dim ana di dalamnya terdapat nu ansa baru yang produktif. Disinilah terkandung “effective history”, yak ni su atu kenyataan bahwa ak tivitas penaf sir (dalam hal ini, ilmuan sosial) dan pelaku sam a -sama merpakan bag ian tak terpisahkan dari ak tifitas historis yang berada dalam su atu kontinuitas sejarah. Karenanya, dalam ak tifitas

herm eneutis tidak boleh dibatasi hanya pada apa yang dim aksud oleh peng arang saja atau hanya pada situ asi yang m engitari saat tek s

dicipta.

G A DA M E R M E L I H AT S UAT U P RO S E S H E R M E N E U T I S, T E RU TA M A T E R H A DA P T E K S -T E K S H I S TO R I S , B E R L A K U A PA YA N G I A

(26)

 Kerangka dasar teori keilmuan Hermeneutika dipaparkan oleh beberapa tokoh yaitu

 Menurut Josep Bleicher Terbagi menjadi tiga pembahasan, yaitu hermeneutika sebagai sebuah metodologi,

hermeneutika sebagai filsafat dan hermeneutika sebagai kritik.

 Sedangkan menurut Richard E. Palmer, Menggambarkan perkembangan pemikiran hermeneutika menjadi enam

pembahasan, yaitu hermeneutika sebagai teori penafsiran kitab suci, hermeneutika sebagai metode filologi,

hermeneutika sebagai pehamahaman linguistik,

hermeneutika sebagai fondasi dari ilmu sosial -budaya, hermeneutika sebagai fenomenologi dasein, dan

hermeneutika sebagai sistem interpretasi .

(27)

Kontribusi hermeneutika dalam pengembangan ilmu

sosial, serta konsekuensinya dalam kerja ilmiah

yaitu hermeneutika sebagi metodologi penafsiran

peranan suyek dalam kegiatan sosisal dan sebagi

gagasan perpikir dan memahami hasil reproduksi

pemikiran.

Supaya manusia dapat menafsirkan segala sesuatu

kejadian dimasa lampau dimasa kini dan masa

depan sebagi mana dalam kaitanya di kehidupan

soaial, politik, budaya, ekonomi maupun

keagamaaan.

(28)

THANKS

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanakan pasal 71 sampai dengan pasal 77 Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Prosentase dan Penggunaan Keuangan

Hasil ini diduga berkaitan dengan kemampuan tanaman untuk bertahan terhadap cekaman yang muncul dalam pertumbuhannya sehingga dapat tumbuh dengan baik dan

Periklanan tidak hanya bersifat memberitahu saja, tetapi juga bersifat membujuk terutama kepada pembeli-pembeli potensial, dengan menyatakan bahwa suatu produk

Simpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan melalui model Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi nutrisi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy ( Brassica chinensis ) sistem sumbu ( wick system ) ,

Berdasarkan Tabel 9 mengenai persentase hasil jawaban tes diagnostik pada 3 strata, diperoleh informasi bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal

Sebenarnya, masalah utama yang dihadapi oleh kedua kelompok tani ini adalah belum adanya pasture alam berkualitas sebagai sumber pakan yang berkualitas bagi ternak sapi dan

Menurut Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990) dalam Abdul Kadir (2003:11), sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan