• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAJAK dan PERUBAHAN DALAM UNDANG UNDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PAJAK dan PERUBAHAN DALAM UNDANG UNDANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PAJAK dan PERUBAHAN UNDANG­UNDANG TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA

PRAKATA………       2

BAB 1  TINJAUAN UMUM ………..       3

A. Tinjauan Umum Pajak ………..       3

B. Pengertian Pajak  ……….       3

B1. Menurut Undang­Undang ………       3

B2. Menurut Para Ahli ………..       4

C. Pengertian Hukum Pajak ……….        5

D. Dasar atau Asas Pemungutan Pajak……….       6

BAB 2 UNDANG­UNDANG TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN dan PERUBAHANNYA A. Undang­Undang   Tentang   Ketentuan   Umum   dan   Tata   Cara Perpajakan Perpajakan di Indonesia ……….……..     10

B. Perubahan Dalam Undang­Undang Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia ………..     10

PENUTUP ……….     13

(2)

PRAKATA

Pajak   adalah   sumber   utama   pemasukan   terbesar   dalam   Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang digunakan untuk membiayai pembangunan   dan   jalannya   roda   pemerintahan.   Melalui   pajak,   pula rencana   guna   pembangunan   negara   baik   yang   bersifat   jangka   panjang maupun   jangan   menengah   bisa   dilaksanakan.   Oleh   karena   itu   tidak berlebihan   jika   pajak   menjadi   primadona   bagi   pertumbungan perkembangan suatu negara.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi informasi, sosial, politik, disadari   bahwa   perlu   dilakukan   perubahan   undang­undang   tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Perubahan tersebut bertujuan untuk lebih memberikan keadilan, meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak,   meningkatkan   kepastian   dan   penegakan   hokum,   serta mengantisipasi   kemajuan   di   bidang   perpajakan.   Selain   itu,   Perubahan tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme aparatur perpajakan,   meningkatkan   keterbukaan   administasi   perpajakan   dan meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak.

Sistem,   mekanisme,   dan   tata   cara   pelaksanaan   hak   dan   kewajiban perpajakan   yang   sedehana   menjadi   cirri   dan   corak   dalam   perubahan Undang­Undang   ini   dengan   tetap   menganut   sistem   self   assessment. Perubahan   tersebut   khususnya   berkaitan   dengan   peningkatkan keseimbangan hak dan kewajiban bagi masyarakat Wajib Pajak sehingga masyarakat   wajib   Pajak   dapa   tmelaksanakan   hak   dan   kewajiban perpajaknnya dengan lebih baik.

(3)

BAB 1 

 TINJAUAN UMUM dan PENGERTIAN PAJAK A. Tinjauan Umum Pajak

Pajak   ditinjau     dari   perspektif   ekonomi   dapat   dipahami   sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik. Dari pemahaman tersebut,  terdapat gambaran bahwa drngan adanya pajak, menyebabkan   dua   situasi   yang   berubah.   Pertama,   berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk kepentingan penguasaan   barang   dan   jasa.   Kedua,   bertambahnya   kemampuan keuangan   Negara   dalam   penyediaan   barang   dan   jasa   publik   yang merupakan kebutuhan masyarakat.

Pajak ditinjau dari perspektif hukum menurut Soemitro merupakan suat perikatan   yang   timbul   karena   adanya   undang­undang   yang menyebabkan   timbulnya   kewajiban   warga   Negara   untuk   menyetorkan sejumlah   penghasilan   tertentu   kepada   Negara,   di   mana   Negara mempunyai kekuatan untuk memaksa, dan uang pajak tersebut harus digunakan   untuk   penyelenggaraan   pemerintahan.   Dari   pemahaman terebut   dapat   digambarkan   bahwa   pajak   yang   dipungut   harus berdasarkan   undang­undang   sehingga   menjamin   adanya   kepastian hukum, baik bagi fiskus sebagai pengumpul pajak maupun bagi wajib pajak sebagai pembayar pajak. 

Secara umum pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang­undang,   sehingga   dapat   dipaksakan   dengan   tidak   mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut oleh penguasa berdasarkan norma­norma   hukum   untuk   menutup   biaya   produksi   barang­barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.

B. Pengertian Pajak

B1. Pengertian Pajak Menurut Undang­Undang

Undang­Undang   Republik   Indonesia   Nomor   28   Tahun   2007   tentang Perubahan   Ketiga   Atas   Undang­Undang   Nomor   6   Tahun1983   Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan : 

(4)

langsung   dan   digunakan   untuk   keperluan   negara   bagi   sebesar­ besarnya kemakmuran rakyat”. 

B2. Pengertian Pajak Menurut Para Ahli

Beberapa   batasan   atau   definisi   tentang   pajak   dari   para   ahli,   sebagai berikut:

1. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH., 

Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang­ undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra   prestasi)   yang   langsung   dapat   ditunjukkan   dan   yang digunakan   untuk   membayar   pengeluaran   umum.   Definisi   tersebut kemudian   dikoreksi,   sehingga   berbunyi   :   pajak   adalah   peralihan kekayaan   dari   pihak   rakyat   kepada   kas   Negara   untuk   membiayai pengeluaran   rutin   dan   surplusnya   digunakan   untuk  public   saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. 2. Prof. Dr. P. J. A. Andriani, 

Pajak   merupakan   iuran   masyarakat   kepada   Negara   (yang   dapat dipaksakan)   yang   terutang   oleh   yang   wajib   membayarnya   menurut peraturan­peraturan umum(undang­undang) dengan tidak mendapat produksi   barang   dan   juga   jasa   guna   meraih   kesejahteraan masyarakat.

4. Prof. Dr. Djajaningrat

Pajak   merupakan   sebuah   kewajiban   dalam   memberikan   sebagian harta   kekayaan   seseorang   kepada   negara   karena   suatu   keadaan, kejadian,   perbuatan   yang   memberikan   suatu   kedudukan   tertentu dimana   iuran   tersebut   bukanlah   suatu   hukuman,   namun   sebuah kewajiban dengan berdasarkan berbagai peraturan yang ditetapkan pemerintah   dan   bersifat   memaksa.   Mempunyai   tujuan   untuk memelihara kesejahteraan masyarakat.

5. Prof. Dr. MJH. Smeeths

(5)

6. Anderson Herschel M, dkk

Pajak   merupakan   suatu   pengalihan   sumber   dari   sektor   swasta   ke sektor   pemerintah   serta   tidak   merupakan   akibat   dari   pelanggaran yang   diperbuat,   tetapi   suatu   kewajiban   dengan   berdasarkan ketentuan   yang   berlaku   tanpa   imbalan   serta   dilakukan   guna mempermudah pemerintah dalam menjalankan tugas.

Dari   pengertian   para   ahli   tersebut,   dapat   dikatakan   bahwa   terdapat   5 unsur pokok dalam definisi/ pengertian pajak :

1. iuran/ pungutan, menyerahkan sebagian kekayaan/ pendapatan kepada Negara;

2. pajak   dipungut   berdasarkan   undang­undang,   penyerahan/ perpindahan   tersebut   berdasarkan   undang­undang/   peraturan/ norma yang dibuat oleh pemerintah, yang berlaku umum;

3. pajak dapat dipaksakan, penyerahan tersebut bersifat wajib;

4. tidak   menerima   kontra   prestasi   langsung,   bias   dilihat   dari pembangunan infrastruktur, sarana kesehatan, fasilitas umum; 5. untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah, yang tentunya

berguna bagi rakyat.

C. Pengertian Hukum Pajak

Hukum pajak adalah keseluruhan dari peraturan­peraturan yang meliputi wewenang   pemerintah   untuk   mengambil   kekayaan   seseorang   dan menyerahkannya kembali kepada masyarakat melalui kas Negara, sehingga hukum pajak tersebut merupakan hukum public yang mengatur hubungan Negara   dan   orang­orang   atau   badan­badan   hukum   yang   berkewajiban membayar pajak.

(6)

Hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik. Hukum pajak yang juga   merupakan   hukum   fiscal   adalah   keseluruhan   dari   peraturan­ peraturan yang meliputi wewenang pemerintah untuk mengambil kekayaan seseorang   dan   menyerahkannya   kembali   kepada   masyarakat   dengan melalui   kas   Negara,   sehingga   ia   merupakan   bagian   dari   hukum   publik, yang mengatur hubungan­hubungan hukum antara  Negara dengan orang­ orang   atau   badan­badan   (hukum)   yang   berkewajiban   membayar   pajak (selanjutnya sering disebut wajib pajak).

Hukum pajak menerangkan :

1. Siapa­siapa   wajib   pajak   dan   apa   kewajiban   mereka   terhadap pemerintah

2. Objek­objek apa yang dekenakan pajak 3. Cara penagihan

4. Cara mengajukan keberatan, dan sebagainya. 

D. Dasar atau Asas Pemungutan Pajak

(7)

memperoleh penghasilan tersebut, sebab yang menjadi landasan pengenaan pajak adalah objek pajak yang timbul atau berasal dari Negara itu.

2. Asas Domisili

Berdasarkan   asas   ini,   Negara   akan   mengenakan   pajak   atas   suatu penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan, apabila untuk   kepentingan   perpajakan,   orang   pribadi   tersebut   merupakan penduduk   atau   berdomisili   di   Negara   itu   atau   apabila   badan   yang bersangkutan   berkedudukan   di   Negara   itu.   Dalam   kaitan   ini,   tidak dipersoalkan darimana penghasilan yang akan dikenakan pajak itu berasal. Itulah   sebabnya   bagi   Negara   yang   menganut   asas   ini,   dalam   system pengenaan   pajak   terhadap   penduduknya   akan   menggabungkan   asas domisili   dengan   konsep   pengenaan   pajak   atas   penghasilan   baik   yang diperoleh   dari   Negara   itu   maupun   penghasilan   yang   diperoleh   dari   luar negeri.

3. Asas Nasional

Dalam   asas   ini,   yang   menjadi   landasan   pengenaan   pajak   adalah   status kewarganegaraan   dari   orang   atau   badan   yang   memperoleh   penghasilan. Berdasarkan   asas   ini,   tidaklah   menjadi   persoalan   darimana   penghasilan yang  akan dikenakan pajak berasal.  Seperti  halnya  dalam asas domisili, system   pengenaan   pajak   berdasarkan   asas   nasionalitas   ini   dilakukan dengan cara menggabungkan asas nasionalitas dengan konsep pengenaan pajak atas world wide income.

Terdapat   beberapa   perbedaan   prinsipil   antara   asas   domisili   dan   asas nasionalitas di satu pihak dengan dengan asas sumber di pihak lainnya. Pertama, pada kedua asas yang disebut pertama, criteria yang dijadikan landasan   kewenangan   Negara   untuk   mengenakan   pajak   adalah   status subjek yang akan dikenakan pajak. Sementara itu, pada asas sumber yang menjadi landasannya adalah status objeknya. Kedua, pada kedua asas yang disebut   pertama,   pajak   akan   dikenakan   terhadap   penghasilan   yang diperoleh   dimana   saja   (world   wide   income),   adapun   pada   asas   sumber, penghasilan yang dapat dikenakan pajak hanya terbatas pada pengahsilan­ penghasilan   yang   diperoleh   dari   sumber­sumber   yang   ada   di   Negara bersangkutan.

4.   Asas   Yuridis   yang   Mengemukakan   Supaya   Pemungutan   Pajak Didasarkan pada Undang­Undang

(8)

undangnya nyata­nyata harus diusahakan oleh pembuat undang­undang tercapainya   keadilan   dalam   pemungutan   pajak,   dengan   mengindahkan keempat unsure dari Adam Smith’s Canon yaitu: (1) hak­hak fiksus yang telah   diberikan   oleh   pembuat   undang­undang   harus   dijamin   dapat terlaksana   dengan   lancar;   (2)   para   wajib   pajak   harus   pula   mendapat jaminan hukum agar ia tidak diperlakukan dengan sewenang­wenang oleh fiksus   dengan   aparaturnya;   (3)   jaminan   tersimpannya   rahasia­rahasia mengenai   diri   atau   perusahaan­perusahaan   wajib   pajak   yang   telah dituturkannya   kepada   instansi­instansi   pajak,   dan   yang   harus   tidak disalahgunakan oleh para pejabatnya. (4) keharusan merahasiakan data­ data   yang   diperlihatkan   pada   fiksus   tidak   boleh   disalahgunakan   dan adanya   perlindungan   bagi   fiksus   untuk   menolak   memperlihatkan   data wajib  pajak.  Sanksi  pelanggaran di  Indonesia  tercantum pada pasal  332 KUHP,   pasal   21,   dan   pasal   25   Ord.   Pajak   Pendapatan   dan   Ord.   Pajak perseroan pasal 47 dan pasal 49.

5.   Asas   Ekonomis   yang   Menekankan   Supaya   Pemungutan   Pajak   Jangan Sampai Menghalangi Produksi dan Perekonomian Rakyat

Pajak   selain   mempunyai   fungsi   budgeter   juga   berfungsi   mengatur,   yaitu digunakan sebagai alat untuk menentukan politik perekonomian, sehingga politik pemungutan pajaknya sebagai berikut:

∙ Diusahakan   supaya   jangan   sampai   menghambat   lancarnya produksi dan perdagangan,

∙ Diusahakan   supaya   jangan   menghalang­halangi   rakyat   dalam usahanya   menuju   kebahagiaan   dan   jangan   sampai   merugikan kepentingan umum

(9)

Menurut Adam Smith dalam bukunya The Four Maxim’s mengemukakan asas­asas yang harus diperhatikan dalam pengenaan pajak yaitu :

1. Asas Equality

Dalam suatu Negara tidak diperbolehkan mengadakan diskriminasi di antara   wajib   pajak.   Pengenaan   pajak   terhadap   subjek   hendaknya dilakukan seimbang sesuai dengan kemampuannya;

2. Asas Certainty

Pajak   yang   harus   dibayar   oleh   wajib   pajak   harus   pasti   untuk menjamin   adanya   kepastian   hokum,   baik   mengenai   subjek,   objek, besarnya pajak, dan saat pembayarannya;

3. Asas Convenience

Pajak   hendaknya   dipungut   pada  saat   paling  tepat/  baik   bagi  para wajib pajak;

4. Asas Efficiency

(10)

BAB 2 

UNDANG­UNDANG TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN dan PERUBAHANNYA

A. Undang­Undang Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia

1. Undang­Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

2. Undang­Undang   Nomor   9   tahun   1994   tentang   Perubahan   Atas Undang­Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 

3. Undang­Undang   Nomor   16   tahun   2000   tentang   Perubahan   Kedua Atas Undang­Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 

4. Undang­Undang   Nomor   28   tahun   2007   tentang   Perubahan   Ketiga Atas Undang­Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang efektif berlaku mulai tahun pajak 2008.

B.   Perubahan   dalam   Undang­Undang   Tentang   Ketentuan   Umum   dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia

Undang­Undang   Ketentuan   Umum   Perpajakan   dibuat   dan   diperbaharui dalam   rangka   untuk   lebih   memberikan   keadilan   dan   meningkatkan pelayanan   kepada   Wajib   Pajak   dan   untuk   lebih   memberikan   kepastian hukum serta mengantisipasi perkembangan di bidang teknologi informasi dan   perkembangan   yang   terjadi   dalam   ketentuan­ketentuan   material   di bidang   perpajakan.   Perubahan   yang   dilakukan   pada   Undang­Undang   ini khususnya   berkaitan   dengan   peningkatan   keseimbangan   hak   dan kewajiban   bagi   masyarakat   Wajib   Pajak   dapat   melaksanakan   hak   dan kewajiban perpajakannya dengan lebih baik.

(11)

pemungutan   pajak   yang   baru   ini,   masyarakat   dan   Wajib   Pajak   yang berperan utama dalam melakukan proses menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan kewajiban pajaknya sendiri

Pada   tahun   1994,   reformasi   perpajakan   terus   dilakukan   perubahan   dan penyempurnaan sesuai dengan tuntutan perubahan sistem perekonomian. Pada   tahun   2000   seiring   dengan   perkembangan   sosial   dan   ekonomi, pemerintah   kembali   mengeluarkan   serangkaian   Undang­Undang   untuk mengubah Undang­Undang yang telah ada, untuk lebih memberikan rasa ekstensifikasi   dan   intesifikasi   pengenaan   dan   pemungutan   pajak   yang sekaligus   merupakan   upaya   peningkatan   keadilan   beban   pajak, penghapusan   fasilitas   pajak   yang   tidak   memiliki   landasan   hukum   yang akan   merugikan   perekonomian   nasional   dan   menutup   peluang­peluang penghindaran pajak.

Kebijakan­kebijakan pemerintah dalam jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan   investasi   dan   penerimaan   negara   untuk   menuju kemandirian pembiayaan pembangunan.

Dengan   berpegang   teguh   pada   prinsip   kepastian   hukum,   keadilan,   dan kesederhanaan,   arah   dan   tujuan   perubahan   Undang­Undang   Ketentuan Umum Perpajakan ini mengacu pada kebijakan pokok sebagai berikut :

 Meningkatkan efisiensi pemungutan pajak dalam rangka mendukung penerimaan negara;

 Meningkatkan   pelayanan,   kepastian   hukum   dan   keadilan   bagi masyarakat guna meningkatkan daya saing dalam bidang penanaman modal,   dengan   tetap   mendukung   pengembangan   usaha   kecil   dan menengah;

 Menyesuaikan   tuntutan   perkembangan   sosial   ekonomi   masyarakat serta perkembangan di bidang teknologi informasi;

 Meningkatkan keseimbangan antara hak dan kewajiban;  Menyederhanakan prosedur administrasi perpajakan;

 Meningkatkan   penerapan   prinsip   self   assessment   secara   akuntabel dan konsisten dan

(12)

Jika   dibandingkan   dengan   teori   reformasi   pajak   yang   telah   dijelaskan diatas,   maka   arah   Undang­Undang   Ketentuan   Umum   Perpajakan   yang telah dirubah ini tengah menapaki jalur yang benar. Keberadaan Undang­ Undang ini diarahkan untuk dapat mencapai :

1. perbaikan   kualitas   administrasi   perpajakan   yang   juga   meliputi kesukarelaan bayar pajak dan produktivitas aparat;

2. mengurangi terjadinya penghindaran dan manipulasi pajak;

3. menciptakan  sistem   yang  berlaku  menjadi   lebih   sederhana   dengan tetap   mengikuti   perkembangan   terbaru   dalam   aktivitas   bisnis   dan mengantisipasi pola penghindaran pajak yang semakin canggih;

(13)

PENUTUP

Pajak   adalah   sumber   utama   pemasukan   terbesar   dalam   Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang digunakan untuk membiayai pembangunan   dan   jalannya   roda   pemerintahan.   Melalui   pajak,   pula rencana   guna   pembangunan   negara   baik   yang   bersifat   jangka   panjang maupun jangan menengah bisa dilaksanakan.

Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi informasi, sosial, politik, disadari   bahwa   perlu   dilakukan   perubahan   undang­undang   tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

 Sutedi, Adrian. 2016.  Hukum Pajak. Jakarta : Sinar Grafika.

 Pramukti, Angger Sigit dan Fuady Primaharsya. 2015. Pokok­Pokok

Hukum Perpajakan. Yogyakarta : Pustaka Yustisia.

 Republik Indonesia. 2007.  Undang­Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang   Perubahan   Ketiga   Atas   Undang­Undang   Nomor   6   tahun

1983   tentang   Ketentuan   Umum   dan   Tata   Cara   Perpajakan.

Lembaran Negara RI Tahun 2007,   No. 85. Jakarta : Sekretariat

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal-hal tersebut, masalah yang harus dipecahkan adalah memilih strategi pembelajaran yang akan diterapkan pada mata pelajaran matematika sehingga dapat

Ekor virus terdiri dari serabut ekor dan lempeng dasar. Ekor ini berfungsi untuk menempel pada inang. Berikut ini merupakan struktur virus selain bakteriofag yang telah

[r]

Recuento de 60 arboles por ha en lotes de 4-5 años para % nivel y posicion de la broca. Focos (arboles con > 5 granos brocados) señalados por banderitas amarillas en el arbol

Seiring dengan perkembangan teknologi dalam perencanaan bangunan tahan gempa, aplikasi dari beberapa tipe alat peredam gempa (seismic devices) telah dikembangkan

[r]

Guna pengembangan ubijalar dibutuhkan ragam varietas unggul yang sesuai untuk ditanam pada wilayah dataran tinggi Papua dengan tujuan mendukung pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat

Menunjukkan hasil pada kelompok ekperimen nilai minimum pre test pada tindakan pencegahan diare yang dilakukan memiliki nilai (77,5%) pada indikator 2 mengenai