• Tidak ada hasil yang ditemukan

RETORIKA POLITIK INDONESIA dan. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RETORIKA POLITIK INDONESIA dan. docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KOMUNIKASI POLITIK

RETORIKA POLITIK

Disusun Oleh:

SHAKIRA CLAUDIA VIRGIESKY W. CII-140904167

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

(2)

1.1 Definisi Retroika Politik

Retorika (dari bahasa Yunani: ήτωρ, rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik ῥ

pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter

pembicara, emosional atau argumen (logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum The Rhetoric dengan judul 'Grullos' atau Plato menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni manipulatif atau teknik persuasi politik yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader (orang yang mempersuasi) dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam

merumuskan nilai, keprcayaan dan pengharapan mereka. Ini yang dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas dengan penggunaan media oral atau tertulis, bagaimanapun, definisi dari retorika telah berkembang jauh sejak retorika naik sebagai bahan studi

di universitas.

(3)

1.2 Sejarah Retroika Politik

Menurut sejarah perkembanganya, retorika mula-mula tumbuh dan berkembang di Yunani pada abad ke V dank e VI sebelum masehi. Menurut pengertianya yang asli, retorika adalah sebuah telaah atau studi yang simpatik mengenai oratoria atau seni berpidato.

Kemampuan dan kemahiran bahasa pada waktu itu diabdikan untuk menyampaikan pikiran dan gagasan melalui pidato-pidato kepada kelompok-kelompok massa tertentu guna mencapai tujuan tertentu.

Orang yang pertama dianggap memperkenalkan oratori atau seni berpidato adalah orang Yunani Sicilia. Tetapi tokoh pendiri sebenarnya adalah Corax dari Sirakusa (500 SM). Inilah yang mula-mula meletakkan sistematika oratori atas lima bagian, yaitu:

(1) Proem atau pengantar dari pidato yang akan disampaikan

(2) Diegesis atau narration: bagian yang mengandung uraian tentang pokok persoalan yang akan dikemukakan .

(3) Agon atau argument: bagian pidato yang mengemukakan bukti-bukti mengenai pokok persoalan yang dikemukakan itu.

(4) Parekbasis atau digression: catatan pelengkap yang mengemukakan keterangan-keterangan lainnya yang dianggap perlu untuk menjelaskan persoalan tadi

(5) Peroration: bagian penutup pidato yang mengemukakan kesimpulan dan saran-saran.

Sudah sejak permulaan perkembangan retorika timbul perbedaan pendapat (Icontroversiae, kontroversi) mengenai beberapa hal yang menyangkut retorika. Kontroversi tersebut mrnyangkut persoalan pemakaian unsur stilistika, maslah hubungan antara retorika dan moral, dan

masalah pendidikan.

Kontroversi pertama menyangkut persoalan : apakah perlu mempergunalkan

(4)

Gorgias dari liontini, yang mula-mula memperkenalkan retorilka pada orang Athena( sekitar 427 SM), berpendapat bahwa perlu menggunakan upaya-upaya stilistika dalam retorika. Sebab itu gaya yang digunakan untuk pidato penuh dengan upaya-upaya stilistika: epitet-epitet penuh hiasan, anti tese-antitese, terminasi (akhir kata) yang penuh ritmis dan bersajak. Nilai antitese-antitese tersebut dapat dilihat kelak dalam pidato maupun narasi historis dari Thucydides, dan dalam argumentasi yang berbentuk sandiwara karangan Euripides. Pemakaian unsur stilistika yang berlebihan ini kjemudian menimbulkan reaksi yang keras dan dengan sendirinya

melahirkan aliran yang kedua. Aliran ke dua ini menghendaki suatu bentuk gaya yang sederhana, seperti karya yang tampak pada lysias. Sebenaranya kedua aliran ini mencari criteria bagi

keunggulan karya mereka dalam hal: kejelasan, kesan, kepatutan, keindahan dan kemunian bahasa. Seorang tokoh lain yang berada diluar kedua tokoh tesebut adalah Isocrates. Sedangkan Demosthenes berusaha untuk mempertemukan kedua belah pihak yang bertentangan itu.

Kontroversi kedua menyangkut relasi antara retorika dan moral: apakah alam pidato juga diinahkan masalah moral.

(5)

Kontroversi yang ketiga yang juga sudah muncul sejak permulaan perkembangan retorika adalah masalah pendidikan. Kontroversi yang kedua mempunyai kaitan dengan kontroversi yang ketiga ini. Ahli-ahli retorika yang mempunyai tanggungjawab moral dalam retorika, mengkritik rekan-rekan mereka yang mencoba memperoleh keuntungan dalam profesi mereka, terutama dlam pengadilan. Akibatnya mereka juga tidak mencapai kata sepakat untuk topic manasaja yang harus dimasukkan kedalam mata pelajaran retorika dipusat-pusat pendidikan. Isocrates misalnya (pertengahan abad ke-IV SM) berpendapat bahwa aspek-aspek politik dapat dimasukkan dalam pelajaran retorika. Pendapatnya ini dituangkan dalam karyanya antidosis. Karangan plato (1428-348 SM) gorgias dan Phaedrus membicarakan juga topic yang dipertentangkan itu. Gorgias membicarakan masalah etika dan politik, sedang Phaedrus membicarakan etika dan mistik.

Dalam Phaedrus karya plato, Socrates memaklumkan bahwa retorika adalah suatu seni yang dangkal yang dapat memperoleh nilai kalau amatanya mengambil dalam alam bagian filsafat.

Terlepas dari semua pendapat dan kontroversi tersebut diatas, perlu dikemukakan bahwa karya yang terkenal dari jaman yunani kuno ini adalah karya aristoteles (384-322 SM) yang bejudul rethorika. Dalam karya ini aristoteles mengumumkan bahwa logika formal adalah dasar yang tepat bagi pidato yang jujur dan efektif baik dalam dawn legislatif maupun di

pengadilan. Dalam buku ini ia membedakan tiga jenis pidato yang didasarkan pada pendngarnya, yaitu: (1) pidato yudisial (legal) atau forensic, yaitu pidato mengenai perkara dipengadilan mengenai apa yang telah terjadi dan tidak pernah terjadi. Pendengarnya para hakim atau yuri dalam suatu mahkamah pengadilan; (2) pidato deliberative atau politik (suasoria), yaitu pidato yang berisi nasehat yang disampaikan para penasehat mengenai hal-hal yang patut atau tidak patut dilaksanakan.

(6)

1.3 Jenis Retroika Politik

Dalam Karyanya, Retorika, Aristoteles mengidentifikasi ada tiga jenis retorika yang sering digunakan dalam peristiwa politik antara lain:

1.Retorika deliberatif digunakan untuk mempengaruhi orang-orang dalam masalah kebijakan pemerintah.

2.Retorika forensik/yuridis yang berfokus pada apa yang terjadi pada masa lalu sebagai upaya menunjukkan bersalah atau tidak bersalah seseorang yang bisanya digunakan dalam proses pengadilan.

3.Retorika demonstratif adalah epideiktik, wacana yang memuji dan menjatuhkan.

Retorika demonstratif ini digunakan untuk memperkuat sifat baik atau sifat buruk seseorang, suatu lembaga, atau gagasan. Menurut Aristoteles, kampanye politik biasanya penuh dengan retorika demontratif dimana satu pihak menantang kualifikasi pihak lain bagi jabatan di dalam pemerintahan.

Dukungan editorial oleh surat kabar, majalah, televisi dan radio juga mengikuti garis retorika demonstratif, digunakan untuk memperkuat sifat-sifat positif kandidat yang didukung dan sifat-sifat negatif lawannya.Teun van Dijk memandang retorika berita terkait erat dengan “ bagaimana jurnalis mengatakan sesuatu”.

(7)

Media pasti mempunyai retorika tertentu ketika memberitakan suatu masalah. Hal ini dapat diamati dari bingkai berita yang ditonjolkan. Menyusun orasi dari juru kampanye menjadi berita adalah suatu strategi wacana yang dilakukan jurnalis. Bagi jurnalis yang mendukung satu kandidat, komentar kandidat, jurkam atau pendapat tokoh mengenai satu kandidat cenderung akan dikutip apa adanya dalam teks berita. Sebaliknya jika jurnalis tidak setuju, maka komentar atau ucapan kandidat itu akan tetap dikutip dalam teks berita, tetapi biasanya dengan

(8)

1.4 Contoh Kasus

Referensi

Dokumen terkait

Mikrokontroller akan mendeteksi input dari keyboard dan akan diproses untuk memenggil data suara yang telah diisikan sebelumnya pada SD Card melalui sistem SPI.. Data

Untuk melihat 7 3 % , klik tab 7 3 pada halaman Data Akademis yang berada di bagian atas. Riwayat Akademik dibagi menjadi 3 bagian yaitu Laporan per Term seperti Gambar 19, Laporan

Pemberian asam humat mampu meningkatkan ketersediaan hara NPK, mengubah aktivitas enzim sukrase, urease dan fosfatase dan meningkatkan metabolisme zat dalam tanah serta

Penentuan ukuran polybag disesuaikan dengan jenis tanaman untuk perkembangan akar, agar nutrisi yang diberikan dapat diserap oleh akar dengan optimal.. Ukuran

Program hiburan tetap dinilai oleh responden sebagai acara yang paling banyak tampil di televisi, namun dengan kualitas yang dinilai buruk / sangat

Penentuan letak origo dan insersio masing-masing otot daerah bahu dan lengan atas beruk dilakukan dengan mempreparir otot-otot daerah tersebut dengan beberapa otot disayat

Keinginan lembaga ini untuk bisa setara dengan lembaga pendidikan dan donor asing seperti DAAD (Jerman), AusAid (Australia) atau USAID (Amerika Serikat) atau lembaga

[r]