PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
EKONOMI TEKNIK
Pengertian Umum Ekonomi Teknik
Untuk mendapatkan pengertian ekonomi teknik, kita
harus bertitik tolak dari pengertian analisis ekonomi.
Analisis ekonomi:
analisis yang mempelajari hubungan
antara biaya (cost) dan manfaat (benefit).
Ekonomi
EKONOMI TEKNIK
(Newnan,D.G., 1990. Engineering Economic Analysis . Engineering Press Inc.California. )
Suatu ilmu pengetahuan yang berorientasi
pada pengungkapan dan perhitungan nilai-nilai ekonomis yang terkandung dalam suatu rencana kegiatan teknik (engineering) EKONOMI TEKNIK:
(Irwanto, A. Kohar. 1984. Ekonomi Enjiniring di Bidang Mekanisasi Pertanian. Jurusan Mekanisasi Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor )
pengetahuan ekonomi yang dikhususkan untuk menganalisis biaya dan
manfaat dari suatu usaha atau kegiatan ekonomi yang terutama melibatkan aspek teknik.
Studi ekonomi timbul dikalangan ahli teknik dan bisnis karena adanya
banyak alternatif yang harus dipilih di dalam mengambil keputusan yang berbeda nilai ekonominya. Dimana alternatif perbedaan ini, merupakan
DWI LINGKUNGAN DARI ASPEK TEKNIK
Seorang teknisi dihadapkan pada dua lingkungan:
1. Lingkungan fisik yang meliputi aspek fisik: hukum-hukum fisika, thermodinamika, mekanika fluida, dan lain-lain
2. Lingkungan ekonomi meliputi ilmu-ilmu dan kaedah/hukum ekonomi dalam melaksanakan suatu kegiatan produksi maupun jasa.
Dalam teknik pertanian lingkungan fisik mencakup benda-benda fisik dan ilmu fisika terapan serta ilmu lainnya yang erat hubungannya
dengan:
- alat/mesin budidaya pertanian, - bangunan pertanian,
- irigasi dan drainase
Dalam lingkungan ekonomi mencakup azas-azas ekonomi perusahaan: - manajemen
- hubungan manfaat dan biaya - analisis-analisis ekonomi
- evaluasi proyek
- perencanaan usaha di bidang teknik pertanian dsb
Diantara kedua lingkungan tersebut, seorang teknisi yang bertugas harus dapat mengelola, menangani dengan baik dan cermat untuk dapat
menciptakan suatu hasil, faedah (kegunaan) dan jasa.
EFISIENSI FISIK DAN EKONOMI
Di dalam proses enjiniring, tujuan dari pada aplikasi enjiniring adalah untuk memperoleh hasil akhir atau jasa setinggi mungkin per satuan input, yang hakikatnya merupakan pernyataan efesiensi fisik.
Efisiensi (fisik) = Output Input
Contoh satuan fisik : Kilowatt, Hp, Kg.
Dalam hal ini, efisiensi fisik selalu kurang dari 100%. Efisiensi (ekonomi): Nilai uang daripada input
Nilai uang dari output : Penerimaan (uang)
Harga efisiensi ekonomi dapat lebih besar dari 100%, dan memang tingkat ini yang harus dicapai setinggi mungkin.
Ukuran lain yang umum digunakan untuk mengukur efisiensi finansial adalah kemampuan pengembalian tiap tahun dari uang yang
diinvestasikan (annual rate of return).
Ukuran annual rate of return sangat penting untuk mengevaluasi bagaimana tingkat efisiensi kerja dari suatu peralatan/mesin sebelum habis masa pakainya
Annual rate of return = Keuntungan bersih tiap tahun Modal yang diinvestasikan
Selain itu ukuran lain yang dipergunakan adalah laju keuntungan (rate of profit) yang didasarkan pada penerimaan dan pendapatan.
PROSES ENJINIRING
Manusia secara terus menerus akan mencari kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya, Dalam usaha ini, manusia tersebut harus mengorbankan sesuatu agar sesuatu yang lain yang lebih bernilai dari yang pertama
baginya. Proses ini pada hakekatnya disebut proses ekonomi. Proses
ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk mencapai efisiensi ekonomi setinggi mungkin,
Aspek enjiniring sendiri merupakan suatu wadah dari usulan (rencana) dan kegiatan enjiniring yang dapat digunakan dalam memenuhi
kebutuhan atau keinginan dari pada manusia tersebut yang bertujuan memperoleh hasil akhir (output) per satuan pengeluaran (input) setinggi mungkin. Proses ini pada hakekatnya disebut proses fisik. Proses ini
KEGIATAN DALAM PROSES ENJINIRING
:
1. Penentuan tujuan
2. Identifikasi faktor-faktor strategis
3. Penentuan metode
PENENTUAN TUJUAN
Dalam penentuan tujuan usaha, faktor yang penting diperhatikan adalah mempelajari terlebih dahulu kebutuhan orang-orang terhadap apa yang akan diciptakan oleh kegiatan enjiniring yang akan
dilaksanakan
Perlu terlebih dahulu survei pasar, dengan tujuan agar dapat
IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS
Suatu unsur penting dari proses enjiniring adalah identifikasi faktor-faktor pembatas dalam menyelesaikan tujuan yang sudah dalam menyelesaikan tujuan yang sudah ditetapkan.
Faktor pembatas harus diuji agar diperoleh faktor strategis, dimana dia akan menggantikan faktor pembatas tersebut. Faktor strategis ini akan menentukan suatu keberhasilan pelaksanaan rencana.
contoh: sebuah poros tidak dapat masuk kedalam suatu lubang.
Faktor pembatas mungkin poros terlalu besar atau lubang terlalu kecil. Hal ini bisa dieliminir dengan memperkecil poros atau
memperbesar lubang. Hal ini tergantung keadaan, mana yang tidak mengganggu atau merusak bagian yang lain.
PENENTUAN METODE
Penentuan metode ini penting dalam melaksanakan identifikasi faktor-faktor strategis, sedangkan identifikasi faktor-faktor-faktor-faktor strategis
diperlukan untuk menentukan tujuan kerja.
Setiap metode yang digunakan mungkin akan menghasilkan faktor
EVALUASI RENCANA/USULAN ENJINIRING
Penyelesaian pengerjaan suatu rencana mungkin saja dapat dilakukan dengan beberapa metode atau cara.
Misalkan tiap metode ini dari aspek fisiknya feasible untuk penerapan aspek enjiniring. Dari banyak metode yang dapat digunakan itu, hanya satu yang harus dilaksanakan yaitu yang biayanya terendah
Dalam mengevaluasi suatu rencana atau usulan enjiniring dari segi harga dan biayanya, perlu diperhatikan tentang:
--Jumlah investasi yang dibutuhkan - biaya tenaga kerja -- pengaruh waktu terhadap nilai uang - bahan baku
-- laju penyusutan mesin dan alat - tingkat modal
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Keputusan yang tepat akan dapat mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan rencana di lapangan, sebaliknya banyak timbul masalah bila keputusan yang diambil tidak tepat
bagaimanapun ahlinya seseorang dalam menjalankannya.
Dalam hal ini seseorang yang punya pengalaman dan pengetahuan harus dapat menganalisis dan mengetahui segera alternatif yang
tepat dan menguntungkan. Kemudian alternatif ini dipilih sebagai keputusan
Keputusan disamping memperhatikan aspek fisik (hal ini bisa dilaksanakan), juga harus diikuti dengan aspek ekonomi
Memerlukan infestasi Relatif Besar
EKONOMI TEKNIK
Dampak yang timbul yang jangka
panjang
DIPERLUKAN
KEPUTUSAN STRATEGIS YANG MEMERLUKAN
PERTIMBANGAN TEKNIK & EKONOMIS
SECARA RASIONAL
Keputusan yang rasional memerlukan prosedur dan
proses yang sistematis, dengan tahapan sbb
(Newnan,D.G., 1990. Engineering Economic Analysis . Engineering Press Inc.California. )
1. Mengidentifikasi dan memahami persoalan dgn baik 2. Merumuskan tujuan penyelesaian masalah
3. Mengumpulkan data-data yang relevan
4. Klarifikasi, klasifikasi, dan validasi kebenaran data
5. Identifikasi atau memehami alternatif pemecahan masalah 6. Menetapkan kriteria pengukuran alternatif
7. Menyusun dan menyiapkan model keputusan 8. Melakukan evalusi & analisa
9. Mengambil keputusan
KONSEP BIAYA & BUNGA
PENGERTIAN BIAYA
BIAYA BERDASARKAN KELOMPOK
PENGGUNAANYA
•
Biaya yang ditanamkan dalam rangka
penyiapan kebutuhan usaha untuk siap
beroperasi dengan baik
•
Biasanya dikeluarkan pada awal
kegiatan usaha
•
Jumlahnya relatif besar dan berdampak
jangka panjang untuk kesinambungan
usaha
•
Contoh : Penyedian fasilitas produksi,
mesin-mesin, peralatan dan fasiltitas
kerja lainya.
BIAYA BERDASARKAN KELOMPOK
PENGGUNAANYA
•
Biaya yang dikeluarkan dalam rangka
menjalankan aktivitas usaha tersebut
sesuai dengan tujuan
•
Biaya dikeluarkan secara rutin (priode
waktu tertentu)
•
Jumlahnya relatif sama atau sesuai
dengan jadwal kegiatan/produksi
•
Contoh : pembelian bahan baku,
pembayaran gaji, pembeliaan bahan
pendukung
BIAYA BERDASARKAN KELOMPOK
PENGGUNAANYA
•
Biaya yang dikeluarkan dalam rangka
menjaga/menjamin performance kerja
fasilitas atau peralatan agar selalu
prima dan siap dioperasikan.
•
Sifat pengeluarannya dibedakan
menjadi : 1) biaya perawatn rutin dan
2) biaya perawatan insidentil
BUNGA (INTEREST)
PENGERTIAN BUNGA
Sejumlah uang yang dibayarkan akibat
pemakaian uang yang dipinjamkan
sebelumnya
Interest = Present Amount Owen – Original Investment
BUNGA MODAL
Di dalam perhitungan ekonomi harus diperhitungkan perubahan nilai uang terhadap waktu, karena nilai uang bersifat dinamis dan produktif
Apabila penggunaan uang (modal) dari suatu usaha berasal dari suatu pinjaman, maka harus diberikan imbalan (jasa) dari
penggunaan modal tersebut dan biasa kita sebut sebagai bunga.
Jika kita meminjamkan uang kepada seseorang untuk
menggunakannya, biasanya kita meminta bunganya agar dibayar karena penggunaan uang tersebut.
Sama halnya dengan bank, organisasi bersifat koperasi dan lembaga-lembaga kredit akan
Sebagai contoh, seorang petani A meminjamkan uang kepada tetangganya B. Ini berarti bahwa A (lender) melewatkan
kesempatan menggunakan uangnya kepada B untuk tujuan produktif. Di lain pihak B (borrower) memperoleh kesempatan menggunakan uang A untuk tujuan produktif, mungkin untuk
menambah jumlah pupuk di dalam usaha taninya, dan sebagainya.
Jadi jelas bahwa:
- Si “lender” mendapat imbalan sebagai pendapatannya
- Si “borrower” harus membayar imbalan tsb krn menggunakan uang si “lender”
Di dalam prakteknya, apa yang dibayarkan (imbalan) karena
menggunakan uang disebut sebagai keuntungan (profit) bagi yang meminjamkan, sedangkan bagi peminjam uang ini mrpk
bunga
Contoh, misalnya A meminjamkan uang kepada B sebanyak Rp 1000 dengan tingkat bunga 20% per tahun selama 1 tahun.
PERHITUNGAN BUNGA
1. TINGKAT SUKU BUNGA
Merupakan rasio antara bunga yang
dibebankan per peride waktu dengan jumlah
uang yang dipinjam awal peride dikali 100%
Rate Interest = Bunga yang dibayarkan per satuan waktu x 100%
jumlah pinjamn awal
2. BUNGA SEDERHANA
Sistem perhitungan bunga hanya didasarkan
atas besarnya pinjaman semula dan bunga
peride sebelumnya yang belum dibayar tidak
termasuk faktor pengali bunga
1.
Sistem bunga sederhana
Bunga = i x P x n
2. Pinjaman akhir periode (F)
F = P ( 1 + i . n )
Dimana:I = bunga modal yang harus dibayarkan (Rp)
P = modal pokok, atau jumlah uang saat sekarang (present value), (Rp)
N = jumlah unit waktu atau jumlah periode bunga modal (bulan, tahun atau musim)
i = tingkat bunga yang berlaku (persen per unit waktu)
Jumlah pinjaman pokok (P) Rp 1000 dengan tingkat
bunga modal 10% per tahun (i),
Misalnya jumlah pinjaman pokok (P) Rp 1000 dengan tingkat bunga modal 10% per tahun (i), maka jumlah pinjaman pada setiap tahun dapat kita lihat pada Tabel di bawah:
Jumlah pinjaman pada tahun ke 1 = Rp 1000 + 0.1 (1000) = Rp 1100 Jumlah pinjaman pada tahun ke 2 = Rp 1000 + 0.1 (1000) + 0.1 (1000)
= Rp 1000 + 2 (0.1) 1000 = Rp 1200
Jumlah pinjaman pada tahun ke N: F = P + PNi
= P (1 + Ni)
Jumlah pinjaman yang harus dibayar pada akhir tahun ke tiga: F = Rp 1000 (1 + (3) (0.1) ) = Rp 1300
Tahun Pinjaman (P) Bunga (I) Pinjaman akhir tahun (F)
1 1000 100 1100
2 1000 100 1200
3. BUNGA MAJEMUK
Sistem perhitungan bunga dimana tidak
hanya diperhitungkan terhadap besarnya
pinajaman awal, tetapi perhitungan
didasarkan atas besarnya utang awal periode
yang bersangkutan (bunga berbunga)
Pinjaman akhir periode (F)
F = P (1 + i)
nContoh : ????
Pengaruh bunga modal majemuk dapat dihitung seperti Tabel berikut:
Jumlah yang harus dibayar pada tahun ketiga pada bunga majemuk adalah Rp 1331. Jumlah ini merupakan nilai uang kemudian (future value), sedangkan Rp 1000 disebut nilai sekarang (present value)
Perhitungan bunga modal majemuk lebih umum digunakan dalam perhitungan-perhitungan ekonomi
Tahun Pinjaman
(P)
Bunga (I)
Pinjaman akhir tahun (F)
1 1000 100 1100
2 1100 110 1210
3 1210 121 1331
FORMULA BUNGA MODAL MAJEMUK
(SINGLE PAYMENT COMPOUND INTEREST FORMULAS)
Pada prinsipnya formula bunga modal majemuk ada dua macam:
a) Formula bunga majemuk tidak kontinyu (discrete compound interest formula)
b) Formula bunga majemuk kontinyu (continous compound interest formula)
Yang akan diuraikan adalah formula bunga majemuk tidak kontinyu
karena formula ini yang banyak digunakan dalam perhitungan praktis
Bunga majemuk tidak kontinyu adalah bunga modal yang
Formula bunga modal yang menghubungkan PRESENT WORTH (PW) dan
FUTURE WORTH (FW) dari sejumlah uang
P = nilai sekarang dari sejumlah uang F = nilai kemudian dari sejumlah uang N = jumlah periode waktu pembayaran
i = tingkat bunga modal (interest rate) per unit waktu
a) MENGHITUNG F, BILA DIKETAHUI P
F = P (1 + i)N
(1 + i)N disebut single payment compound amount factor
dengan simbol fungsional = (F/P, i%, N)
Dengan demikian persamaannya menjadi:
F = P (F/P, i%, N)
F = P (1 + i)N diperoleh dari:
Seorang petani meminjam uang sebanyak Rp 2.000.000 dari sebuah bank untuk membeli traktor tangan, dan bersedia mengembalikan pinjaman tersebut setelah 8 musim tanam. Berapa jumlah uang yang harus dikembalikan pada akhir
musim ke 8, jika bunga modal yang berlaku 10 % per musim?
Tahun Jumlah pada awal tahun
BM yang dibayar selama setahun
Jumlah majemuk pada akhir tahun
1 P Pi P + Pi = P (1 + i)
2 P (1 + i) P (1 + i) i P (1 + i) + P (1 + i) i = P (1 + i)2 3 P (1 + i)2 P (1+i)2 i P (1+ i)2 + P (1+i)2 i = P (1+i)3 4 P (1 + i)N-1 P (1+i)N-1 i P(1+i)N-1 + P(1+i)N-1 i= P(1+i)N
= F
a) Dengan menggunakan rumus:
F = P (1+i)
N= Rp 10.000.000 (1+0.1)
8= Rp 10.000.000 (2,143589)
= Rp 21.435.890
b) Dengan menggunakan Tabel konversi:
F = P(F/P, i%, N)
F = Rp 10.000.000 (2,1436)
F = Rp 21.436.000
B) MENCARI P BILA DIKETAHUI F
Dari Persamaan F = P (1+i)N
Diperoleh P = F(1/(1+i)N)
P = F (1+i)-N
Nilai (1+i)-N disebut single payment present worth factor
Dengan simbol fungsional (P/F, i%, N), sehingga persamaan menjadi :
P = F (P/F, i%, N)
Seorang petani ingin memiliki traktor tangan sendiri seharga Rp 20.000.000 pada 10 tahun yang akan datang. Berapa uang yang harus disimpan ke bank pada saat sekarang, bila tingkat bunga modal yang berlaku 10% per tahun?
P = F (P/F, 10%, 8)
LOGO
UNIFORM SERIES
LOGO
Angsuran seragam adalah suatu sistem pembayaran (pengembalian modal) yang dilakukan pada setiap akhir periode selama N
periode dengan jumlah yang sama, pada tingkat i% per periode
P
A A A A A A A
1 2 3 4 N-1 N F
LOGO
www.themegallery.com Company Name
MENCARI F BILA DIKETAHUI A
Nilai F dari pembayaran seragam sebesar A, yang dibayarkan pada akhir periode selama N periode, merupakan penjumlahan nilai kemudian dari setiap pembayaran A.
Jika F1 adalah nilai kemudian dari pembayaran periode pertama, F2 adalah nilai kemudian dari pembayaran periode kedua, FN-1 adalah nilai kemudian dari pembayaran periode N-1, FN nilai kemudian dari periode pembayaran ke N,
Maka nilai:
LOGO
i
i ) N 1
1
(
Maka nilai : disebut “uniform series compound amount factor”
Dengan simbol fungsional (F/A, i%, N) sehingga rumusnya menjadi:
F = A (F/A, i%, N)
Contoh Soal:
Si Ali menyimpan uangnya di bank pada setiap akhir bulan sebanyak Rp
LOGO
www.themegallery.com Company Name
Jawab:
F = A (F/A, 2%, 6)
= Rp 100.000 (6,2295)
= Rp 622.950
LOGO
MENCARI P BILA DIKETAHUI A
Dari persamaan F = P (1 +i) N dan
F = A
Maka diperoleh:
P (1 +i) N = A
P = A
Contoh Soal:
Seorang ayah menyimpan sejumlah uang di bank, dengan maksud agar anaknya dapat mengambil uang tersebut Rp 500.000 setiap bulan selama 6 bulan. Berapa jumlah uang yang harus disimpan pada saat itu, jika tingkat bunga modal yang berlaku 2% per bulan?
LOGO
www.themegallery.com Company Name
Jawab:
P = A (P/A, i%, N)
P = Rp 500.000 (P/A, 2%, 6)
P = Rp 500.000 (5.6014)
LOGO
MENCARI A JIKA DIKETAHUI F
Dari persamaan:
F = A
Akan diperoleh:
A = F
Persamaan di atas digunakan untuk mencari arus tunai A pada setiap akhir periode yang setara dengan nilai F pada akhir periode. Nilai konversi dari F ke A disebut
“sinking fund factor” dan mempunyai simbol
fungsional (A/F, i%, N), persamaan tersebut menjadi: A = F (A/F, i%, N)
i
i)N 1
1
(
1 )
1
( i N
LOGO
www.themegallery.com Company Name
Contoh Soal:
Berapa besar setoran tetap setiap akhir tahun, jika
seseorang menginginkan dapat mengambil uang
simpanannya sejumlah Rp 5.000.000 pada akhir tahun
ke 5, jika tingkat bunga yang berlaku 12% per tahun.
Jawab:
A = F (A/F, 12%, N)
LOGO
MENCARI A JIKA DIKETAHUI P
Dari persamaan:
P = A
Maka diperoleh:
A = P
Persamaan di atas digunakan untuk mencari arus seragam A pada setiap akhir periode setara dengan nilai P pada awal periode. Nilai konversi dari P ke A disebut “capital recovery factor” atau crf, mempunyai simbol fungsional (A/P, i%, N).
Maka persamaan menjadi:
LOGO
www.themegallery.com Company Name
Contoh Soal:
Seorang petani ingin membeli traktor tangan seharga
Rp 20.000.000 dengan cara angsuran setiap akhir
LOGO
Jawab:
A = P (A/P, 20%, 5)
LOGO
www.themegallery.com Company Name
ANGSURAN SERAGAM YANG DITUNDA
Pada bagian sebelumnya telah dibahas penyelesaian cara pembayaran angsuran seragam, yang pelaksanaan pembayaran yang pertama
dimulai pada akhir tahun pertama setelah saat peminjaman.
Selanjutnya akan dibahas cara pembayaran angsuran dimana
pembayaran angsuran pertama ditunda atau dimulai setelah beberapa periode dari saat peminjaman.
Kondisi ini digambarkan diagram arus kas seperti di bawah ini:
A A A A A A
J-1 J 1 2 3 N-1 N
LOGO
Pada diagram di atas terlihat bahwa angsuran ditunda sepanjang J periode dan angsuran pertama dimulai pada akhir periode J + 1.
Nilai P untuk angsuran tersebut yang dihitung dengan menggunakan
faktor (P/A, i%, N) adalah nilai P pada akhir periode J atau awal periode J + 1.
Untuk mencari nilai P pada awal tahun pertama harus dianggap
nilai P pada akhir periode J (PJ) sebagai nilai F terhadap nilai P semula, sehingga untuk menghitungnya dapat menggunakan faktor
(P/F, i%, N)
Contoh Soal:
Seorang ayah ingin menyimpan uangnya untuk membiayai kuliah anaknya. Dia berharap anaknya akan menerima uang sebesar Rp
LOGO
www.themegallery.com Company Name
a. Berapa uang yang harus disimpan di bank, kalau ia menyimpannya pada saat itu lahir
b. Kalau seandainya si anak selama kuliah mendapat beasiswa yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kuliahnya selama 4 tahun, sehingga ia tidak mengambil uangnya di bank selama 4 tahun, berapa uang yang akan diterimanya jika diambil seluruhnya pada saat ia berumur 24 tahun?
LOGO
Jawab:
P17 = A (P/A, i%, 4)
= Rp 10.000.000 (P/A, 20%, 4)
= Rp 10.000.000 (2.5887)
= Rp 25.887.000
LOGO
www.themegallery.com Company Name
Untuk mencari P pada saat pembayaran yaitu pada awal periode ke-1 (P0), maka:
P0 = F17(P/F, 20%, 17)
= Rp 25.887.000 (0,0451) = Rp 1.167.500
Jadi uang yang harus di tabungkan pada saat anaknya lahir adalah Rp 1.167.500
Untuk menghitung jumlah uang pada saat si anak berumur 24 tahun (F24) dapat digunakan nilai P0.
F24 = P0 (F/P, 20%, 24)
LOGO
ANGSURAN SERAGAM YANG DILAKUKAN PADA SETIAP AWAL PERIODE
Kasus lain yang mungkin terjadi adalah kalau seandainya pembayaran angsuran dilakukan pada setiap awal periode.
Pada kasus ini penyelesaian dapat dilakukan dengan melakukan modifikasi rumus-rumus yang telah dijelaskan sebelumnya, dimana bentuk arus kas yang belum sesuai dengan hubungan-hubungan yang telah ada harus diubah atau disesuaikan dengan pola hubungan yang ada, yaitu berdasarkan:
LOGO
www.themegallery.com Company Name
Contoh Soal:
Seseorang melakukan suatu setoran/angsuran seragam yang besarnya Rp 1.000.000 setiap tahunnya, dan dilakukan dalam jangka waktu 5 tahun. Angsuran dilakukan pada awal tahun, artinya pembayaran pertama dilakukan pada awal tahun pertama (akhir tahun ke-0) dan setoran angsuran terakhir dilakukan pada awal tahun ke-5 (akhir tahun ke-4). Tingkat bungan modal yang berlaku 10% per tahun.
Hitunglah jumlah uang yang akan diperoleh pada akhir tahun ke-5.
Jawab:
A A A A A Cara 1.
0 1 2 3 4 5 F4
LOGO
F5 tidak dapat langsung dihitung dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ada, karena pola diagram arus kasnya tidak sesuai dengan pola yang sudah ada, yaitu posisi F tidak berada pada posisi A yang terakhir.
Untuk dapat mencari F5, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung dahulu F4, karena F4 berada pada posisi yang sama dengan A terakhir, sehingga dapat dihitung dengan rumus yang ada:
F4 = A (F/A, 10%, 5)
= Rp 1.000.000 (6.1051) = Rp 6.105.100
Langkah ke 2:
F4 dianggap P bagi F5, sehingga F4 = P4 Sehingga: F5 = P4 (F/P, 10, 1)
LOGO
www.themegallery.com Company Name
Cara 2:
Mencari P pada awal tahun ke-0 (P-1), yang berarti
merupakan nilai P yang posisinya satu periode sebelum pembayaran A yang pertama.
P-1 = A (P/A, 10%, 5)
= Rp 1.000.000 (3.7908) = Rp 3.790.800
F5 = P-1 (F/P, 10%, 6)
LOGO
Menyetarakan Nilai Sekarang (P), Nilai yang Akan Datang (F) dan Nilai Angsuran Seragam (A)
Pada beberapa masalah sering ditemukan sejumlah arus pembayaran yang besarnya berbeda pada setiap periode pembayaran, misalnya pada biaya yang dikeluarkan untuk perawatan suatu mesin.
Dalam analisis ekonomi selalu diasumsikan bahwa biaya produksi selalu dibayarkan pada akhir periode. Disini akan
LOGO
www.themegallery.com Company Name
Contoh Soal:
Sebuah mesin memerlukan biaya perawatan pada tahun pertama sebesar Rp 1.000.000, tahun kedua Rp 2.000.000, tahun ketiga Rp
5.000.000 dan tahun ke-4 sampai tahun ke-8 sebesar Rp 4.000.000 per tahun. Bunga modal yang berlaku 20% per tahun.
Tanya: Berapa nilai keseluruhan perawatan mesin tersebut apabila disetarakan:
a. Pada awal tahun dari pembeliannya b. Pada akhir umur pemakaian
LOGO
Jawab:
a. Nilai P0 didapatkan dengan menjumlahkan semua nilai sekarang (P) dari semuruh biaya pada tiap periode.
P0 = F1 (P/F, 20%, 1) + F2 (P/F, 20%, 2) + F3 (P/F, 20%, 3) + A (P/A, 20%, 5) (P/F, 20, 4)
=Rp 1.000.000 (0.833) + Rp 2.000.000 (0.694) + Rp 5.000.000 (0.5787) + Rp 4.000.000 (2.9906) (0.4823)
=Rp 10.883.966
b. Nilai F8 dapat dicari dengan menjumlahkan kemudian (F) pada akhir tahun ke-8 dari semua arus biaya pada tiap tahun, seperti pada
LOGO
www.themegallery.com Company Name
F8 = P0 (F/P, 20, 8)
= Rp 10.883.966 (4.2988) = Rp 46.787.991
c. Untuk mencari nilai A dapat menggunakan P0 atau F8
A = P0 (A/P, 20%, 8)
= Rp 10.883.966 (0.2606) = Rp 2.836.361
A = F8 (A/F, 20%, 8)
LOGO
www.themegallery.com
CASH FLOW GRADIENT
CASH FLOW GRADIENT
LOGO
www.themegallery.com
RUMUS BUNGA MODAL YANG MENGHUBUNGKAN ARUS KAS YANG BERSIFAT GRADIEN SERAGAM (ARITMATIK) DENGAN NILAI P DAN F
Dalam masalah ekonomi sering dijumpai arus uang yang berkurang atau bertambah dengan nilai yang konstan.
Misalnya, biaya perawatan dan pemeliharaan suatu mesin akan bertambah dengan meningkatnya umur alat atau berkurangnya suatu tingkat produksi dengan bertambahnya umur alat
Pertambahan dan pengurangan biaya tersebut relatif sama tiap tahun sehingga keadaan ini membuat suatu seri aritmatik (deret hitung)
Suatu arus pengeluaran atau penerimaan dimana terjadi
1 2 3 N-1 N
G 2G (N-3)G
(N-2)G
(N-1) G
Gambar di atas menunjukan suatu arus kas yang meningkat secara konstan pada setiap akhir periode sebesar G. Nilai G ini disebut nilai Gradien dan pembayaran terjadi pada akhir setiap periode.
LOGO
www.themegallery.com
Seperti halnya pembahasan sebelumnya, nilai gradien (G) dapat
dihubungankan dengan nilai-nilai yang lainnya.
Mencari P jika diketahui G
P0?
1 2 3 N-1 N
G 2G (N-3)G
(N-2)G
Nilai P dari arus kas seperti gambar di atas, adalah berdasarkan:
Dalam Tabel konversi bunga modal dinyatakan dengan simbol:
(P/G, i%, N) dan mempunyai rumus
LOGO
www.themegallery.com
MENCARI A JIKA DIKETAHUI G
Untuk mencari hubungan antara A dan G, digunakan nilai P dengan menggunakan faktor (A/P, i%, N)
A = P (A/P, i%, N)
= G (P/G, i%, N) (A/P, i%, N)
= G
= G
Nilai disebut “Gradient to uniform series factor”
dan mempunyai simbol fungsional (A/G, i%, N)
Jadi: A = G (A/G, i%, N)
Contoh Soal:
Serangkaian pembayaran dilakukan pada setiap akhir tahun.
Pembayaran sebesar Rp 1.000.000 dilakukan pada tahun ke-2, Rp 2.000.000 pada tahun ke-3, dan Rp 3.000.000 pada tahun ke-4. Tingkat bunga modal yang berlaku 15% per tahun.
Hitunglah:
a. Nilai kesetaraan P pada awal tahun pertama
b. Nilai kesetaraan A yang dibayarkan seragam pada setiap akhir periode
Jawab:
Dari soal di atas dapat diketahui bahwa arus pembayaran
LOGO
www.themegallery.com
a. P = G (P/G, i%, N)
= Rp 1.000.000 (P/G, 15%, 4) = Rp 1.000.000 (3,79)
= Rp 3.790.000
b. A = G (A/G, i%, N)
= Rp 1.000.000 (A/G, 15%, 4) = Rp 1.000.000 (1,326)
= Rp 1.326.000
Contoh Soal:
Suatu arus pembayaran yang dilakukan pada setiap akhir tahun Tahun Pembayaran (Rupiah)
Apabila tingkat bunga yang berlaku 15% per tahun, hitunglah nilai kesetaraan P dengan rumus gradient aritmatik dan kesetaraan arus seragam
Jawab:
Arus pembayaran seperti ini tidak dapat diselesaikan secara
LOGO
www.themegallery.com
Apabila tingkat bunga yang berlaku 15% per tahun, hitunglah nilai kesetaraan P dengan rumus gradient aritmatik dan kesetaraan arus seragam
Jawab:
Arus pembayaran seperti ini tidak dapat diselesaikan secara
langsung dengan rumus yang ada, karena polanya tidak mengikuti pola yang dapat diselesaikan dengan rumus yang ada.
Untuk menyelesaikannya, diagram tersebut dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Arus seragam yang besarnya Rp 5.000.000
Diagram lengkap:
x Rp 1.000
1 2 3 4
5.000
6.000
p0T 7.000
8.000 Diagram bagian pertama:
x Rp 1.000
5.000 5.000 5.000 5.000 p0A
Diagram bagian kedua:
x Rp 1.000
1.000
2.000
LOGO
www.themegallery.com
a. Untuk mencari nilai P keseluruhan (P0), dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai P dari kedua bagian di atas:
P0T = P0A + P0G
= A (P/A, 15%, 4) + G (P/G, 15%, 4)
= Rp 5.000.000 (2,885) + Rp 1.000.000 (3,79) = Rp 18.650.000
b. Untuk menghitung kesetaraan nilai A juga perlu dilakukan cara yang sama, yaitu menjumlahkan nilai A dari bagian pertama dengan nilai A pada bagaian kedua (hubungan A dengan G)
AT = A + AG
= Rp 5.000.000 + G (A/G, 15%, 4)
Contoh Soal:
Suatu arus pembayaran yang dilakukan pada setiap akhir tahun
Apabila tingkat bunga yang berlaku 15% per tahun, hitunglah nilai kesetaraan P dengan rumus gradien matematik
Jawab:
Seperti diketahui bahwa rumus gradien matematik hanya berlaku untuk arus pembayaran yang meningkat pada setiap periode,
sehingga untuk soal di atas harus dibagi menjadi 2 bagian dengan diagram arus kas yang mengikuti pola tersebut.
Tahun Pembayaran (Rupiah)
LOGO
www.themegallery.com
Diagram lengkap:
x Rp 1.000
1 2 3 4
5.000 6.000
7.000 p0T 8.000
Diagram bagian pertama:
x Rp 1.000
8.000 8.000 8.000 8.000 p0A
Diagram bagian kedua:
x Rp 1.000
P0G
3.000 2.000
Penyelesaian soal ini berbeda dengan soal sebelumnya. Kalau pada soal sebelumnya penggabungan diagram merupakan
penjumlahan dari kedua bagian, maka pada soal ini
penggabungan merupakan pengurangan bagian pertama dengan bagian kedua.
P0T = P0A – P0G
= A (P/A, 15%, 4) – G (P/G, 15%, 4)
LOGO
www.themegallery.com
Contoh :
Suatu pengeluaran setiap akhir tahun yaitu Rp.
100.000,-, Rp 200.000,- dan Rp. 300.000,-
masing-masing pada tiap akhir tahun ke 2, 3 dan ke 4. Besar
bunga bank 15% pertahun. Hitungkah nilai
ekivalensinya dalam:
Present worth
(P) pada permulaan tahun.
Annual Worth
(A) seragam pada tiap akhir tahun
BUNGA
NOMINAL
& EFEKTIF
BUNGA
NOMINAL
Pada umumnya berlakunya suatu tingkat bunga modal mempunyai
dasar periode tahunan. Tetapi tidak jarang jumpai suatu
perhitungan bunga modal yang mempunyai basis periode kurang
dari satu tahun, misalnya per musim, per kuartal, per bulan dsb
Perubahan tingkat bunga modal pada satuan periode yang berbeda
tidak mengukuti garis lurus (linier), tetapi berdasarkan pada dasar
perhitungan bunga modal majemuk, sehingga bentuk perubahan
untuk setiap periode tidak linier.
Berikut ini akan dibahas hubungan antara tingkat bunga modal pada
dasar suatu periode tertentu dengan tingkat bunga modal pada
Apabila dalam suatu transaksi peminjaman atau simpanan
ditentukan tingkat bunga modal adalah 5% per musim tanam (asumsi 1 tahun 2 musim tanam), maka dapat dikatakan bahwa tingkat bunga pertahunnya 10%. Nilai tersebut disebut tingkat bunga nominal.
Tetapi kalau dihitung besarnya bunga berdasarkan periode yang digunakan (per musim tanam), maka nilai bunga per tahun yang sesungguhnya lebih besar dari 10%, akibat adanya efek
majemuk selama 2 periode musim tanam.
Misalnya uang yang diinvestasikan pada awal musim tanam
pertama besarnya Rp 10.000.000, dengan bunga modal 5% per musim.
Bunga modal pada musim pertama:
I = Rp 10.000.000 (0.05) = Rp 500.000 Total pokok pada awal musim kedua:
P = Rp 10.000.000 + Rp 500.000 = Rp 10.500.000
Bunga modal musim kedua:
I = Rp 10.500.000 (0.05) = Rp 525.000 Jumlah bunga selama 2 musim ( 1 tahun)
= Rp 500.000 + Rp 525.000 = Rp 1.025.000
Tingkat bunga modal yang didasarkan pada periode 1 tahun: = Rp 1.025.000/Rp 10.000.000 (100%)
= 10,25%
Hubungan antara tingkat bunga modal nominal dan efektif dapat dirumuskan dalam persamaan berikut:
ie =
Dimana:
ie = tingkat bunga modal efektif in = tingkat bunga modal nominal
c = perbandingan antara periode yang dicari dengan periode dasar
Pada contoh di atas tingkat bunga efektif bisa dihitung dengan menggunakan rumus tersebut, sebagai berikut:
Seorang petani meminjam uang kepada bank sebesar Rp 10.000.000. Ia bersedia mengembalikan secara angsuran pada tiap akhir tahun selama 5 tahun. Jika diketahui tingkat bunga modal yang berlaku 6% per
musim berapa angsuran tiap tahunnya.
Jawab:
in = 2 (6%) = 12%
ie =
= 0.1236 atau 12,36%
A = P = Rp 10.000.000 = Rp 3.037.970
Soal:
Seorang petani meminjam uang kepada bank sebesar Rp 10.000.000. Ia bersedia mengembalikan secara angsuran pada tiap akhir bulan selama 20 bulan. Jika diketahui tingkat bunga modal yang berlaku 6% per musim berapa angsuran tiap bulannya.
Jawab:
in = 6%/6 = 1%
ie =
= 0,0097 atau 0.97%
SISTEM PEMBELIAN KREDIT
Untuk membeli suatu alat atau mesin, beberapa dealer menawarkan sistem pembelian yang disebut dengan sistem kredit. Cara ini
dimaksudkan untuk membantu para petani atau pembeli yang tidak dapat melakukan pembelian secara tunai.
Dalam pelaksanaan sistem kredit ini, pembeli diharuskan membayar sejumlah uang muka, yang besarnya tergantung pada ketentuan yang berlaku. Sisanya diangsur bulanan dalam jangka waktu tertentu.
Jika dari tingkat bunga yang ditetapkan, nilai tingkat ini lebih rendah yang ada secara umum, tetapi kalau bunga dihitung berdasarkan
bunga modal efektif, maka nilai ini lebih tinggi dari tingkat bunga yang berlaku.
Sistem ini memang banyak yang memanfaatkan meskipun dari segi tingkat bunga yang digunakan lebih tinggi, tetapi karena keterbatasan dana para petani atau pembeli, maka sistem kredit dealer merupakan alternatif yang banyak dipilih. Sementara itu, pengambilan kredit di bank tidak semudah yang diharapkan.
CONTOH SOAL:
bunga modal sederhana, harus dibayar bulanan selama 2 tahun, mulai satu bulan setelah pembelian. Seorang petani ingin membeli sebuah traktor yang harganya Rp 20.000.000 dan bersedia
memenuhi ketentuan pembayaran yang ditetapkan. Hitunglah:
a. Berapa biaya angsuran yang harus dibayar setiap bulan
b. Kalau angsuran yang dibayar bulanan dihitung dengan bunga efektif, berapa tingkat bunga yang sebenarnya yang
dibebankan pada petani tersebut.
Jawaban:
a. Harga pembelian Rp 20.000.000
Uang muka 25% dari harga mesin Rp 5.000.000
Bunga = PNi
= Rp 15.000.000 (2)(0.12) = Rp 3.600.000
Total pinjaman (harga + bunga) = Rp 18.600.000
Angsuran bulanan = Rp 18.600.000/24
= Rp 775.000
b. Untuk melihat tingkat bunga efektif sebenarnya, maka arus pembayaran dapat dianggap sebagai pinjaman sebagai:
- pinjaman sebesar Rp 15.000.000 (harga dikurangi uang muka) - angsuran bulanan sebesar Rp 775.000
P = Rp 15.000.000
A A A = Rp 775.000 A A A
Dari hubungan P dan A dirumuskan :
P = A (P/A, i%, N)
Rp 15.000.000 = Rp 775.000 (P/A, i%, N) (P/A, i%, N) = 19.355
Dari persamaan di atas dapat dicari i% per bulan, yang memenuhi persamaan tersebut. Dari Tabel konversi
diperoleh:
Dari hasil interpolasi dapat diketahui bahwa nilai i yang dicari (tingkat bunga per bulan) ada diantara 1,5% dan 2%, dan dengan interpolasi diperoleh nilai i = 1,925% per bulan.
Nilai tersebut merupakan tingkat bunga modal per bulan. Untuk mencari tingkat bunga modal efektif per tahun digunakan rumus berikut:
in = 12 (1,925%)
= 23,1% atau 0,231 per tahun
ie =
=
= 0.257 atau 25,7% per tahun
Jadi bunga efektif sebenarnya yang dibebankan pada pembeli adalah 25,7% dan lebih tinggi dari yang ditawarkan dealer 12% per tahun
KESETARAAN
Apabila seseorang meminjam uang sebesar Rp 10.000.000 (P), dengan tingkat bunga modal 10% pertahun (i), dan jangka waktu peminjaman 4 tahun (N), maka ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menyelesaikan pinjaman tersebut:
Membayar pokok pinjaman (P) + bunga (I) pada setiap akhir periode
Tahun Pinjaman Awal (P)
Bunga (I)
Pembayaran (Rp)
Pokok Bunga Jumlah Sisa
1 10.000 1.000 0 0 0 11.000
2 11.000 1.100 0 0 0 12.100
3 12.100 1.210 0 0 0 13.310
4 13.310 1.331 10.000 4.641 14.641 0
II. Membayar bunga (I) pada tiap akhir tahun, dan membayar pokok pinjaman (P) pada akhir periode
III. Sebagian pokok pinjaman dibayar per tahun, dan bunga (I) dibayar setiap tahun. Pada cara ini, pembayaran pokok setiap tahun besarnya sama dengan pokok pinjaman dibagi lama
pembayaran. Dalam hal contoh pembayaran pokok/tahun = Rp 10.000.000/4
Tahun Pinjaman Awal (P)
Bunga (I)
Pembayaran (Rp)
Pokok Bunga Jumlah Sisa
1 10.000 1.000 0 1.000 1.000 10.000
2 10.000 1.000 0 1.000 1.000 10.000
3 10.000 1.000 0 1.000 1.000 10.000
4 10.000 1.000 10.000 1.000 11.000 0
Tahun Pinjaman Awal (P)
Bunga (I) Pembayaran (Rp)
Pokok Bunga Jumlah Sisa
1 10.000 1.000 2.500 1.000 3.500 7.500
2 7.500 750 2.500 750 3.250 5.000
3 5.000 500 2.500 500 3.000 2.500
4 2.500 250 2.500 250 2.750 0
Total 25.000 2.500 10.000 2.500 12.500
IV. Pokok pinjaman dan bunga dibayar dengan sejumlah angsuran yang besarnya tetap
Tahun Pinjaman Awal (P)
Bunga (I) Pembayaran (Rp)
Pokok Bunga Jumlah Sisa
1 10.000 1.000 2.155 1.000 3.155 7.845
2 7.845 785 2.370 237 3.155 5.475
3 5.475 548 2.607 548 3.155 2.868
4 2.868 287 2.868 287 3.155 0
Total 26.188 2.620 10.000 2.072 12.620 Dari contoh, besarnya angsuran tiap tahun:
A = P (A/P, 10%, 4)
= Rp 10.000.000 (0.3155)
Cara Jumlah Pinjaman Jumlah Bunga Perbandingan
1 46.410 4.641 0.10
2 40.000 4.000 0.10
3 25.000 2.500 0.10
4 26.188 2.620 0.10
Dari keempat cara pembayaran pinjaman kita lihat bahwa
perbandingan antara jumlah bunga yang dibayarkan dan besarnya
pinjaman mempunyai nilai yang sama yaitu 0.10 yang merupakan nilai bunga modal yang berlaku (i = 10%)
Dari perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa semua alternatif
pembayaran bersifat setara, perbedaan jumlah total pinjaman hanyalah variasi dari perencanaan pengembalian pinjaman bagi peminjam
Alternatif pengembalian manapun yang kita pilih, merupakan pengembalian pinjaman sejumlah uang senilai Rp 10.000.000 untuk waktu sekarang pada tingkat bunga 10% per tahun.
TEKNIK EVALUASI INVESTASI
DENGAN METODE
Dua jenis alat akan diseleksi dengan data-data sebagai berikut:
Tahun Alternatif A Alternatif B
0 -$2000 -$1500
1 +1000 +700
2 +850 +300
3 +700 +300
4 +550 +300
5 +400 +300
6 +400 +400
7 +400 +500
8 +400 +600
Contoh :
Suatu perusahaan pengolahan pakan ternak akan membeli sebuah mesin penggiling bijian. Terdapat tiga jenis mesin yang
ditawarkan dimana semua jenis mesin tersebut mempunyai kapasitas penggilingan yang sama. Harga beli mesin dan biaya operasi per tahun dari ketiga jenis mesin tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Umur pemakaian semua jenis mesin adalah sama yaitu 5 tahun dan suku bunga bank per tahun 18%, mesin manakah yang dipilih ? Lakukan analisis berdasarkan Present Worth Analysis
Mesin A Mesin B Mesin C Harga beli, Rp 5.300.000 5.400.000 5.600.000 Biaya operasi penggilingan,
Rp/tahun
8.400.000 7.920.000 7.200.000
Contoh :
Untuk membuka bisnis Penepung Cabe, diperkirakan
menghabiskan dana awal sebesar Rp.
10.000.000,-dan akan membutuhkan biaya operasi sebesar Rp.
5.000.000,- setiap tahunnya. Selama 5 (lima) tahun
berproduksi diperkirakan akan mendapatkan
Mesin A
Harga beli, Rp
10,000,000.00
Biaya operasi penggilingan, Rp/jam 5,000,000.00
Pendapatan Rp/tahun
8,000,000.00
rate
Investasi
-10,000,000.00
Benefit 1
3,000,000.00
Benefit 2
3,000,000.00
Benefit 3
3,000,000.00
Benefit 4
3,000,000.00
Benefit 5
3,000,000.00
2. USEFUL LIVES DIFFERENT
Ada dua buah pompa yang akan dipilih oleh seseoarang.
Jika tingkat bunga 8% pompa mana yang akan dipilih?
Data-data pompa tersebut adalah:
Pompa A
Pompa B
Biaya awal
$7000
$5000
Nilai pada akhir umur
ekonomis
1500
1000
Contoh :
Terdapat lima alternatif mesin pengolahan dengan
data sebagai berikut :
Jika tingkat bunga 12%, alternatif mana yang harus
dipilih?
A B C D E
Investasi awal, $ 70 140 100 100 80 Keuntungan seragam,
$/tahun
9,7 19,6 19,6 12,2 12
Nilai akhir alat, $ 50 60 60 75 50
TEKNIK EVALUASI INVESTASI
DENGAN METODE
Contoh 1 :
Suatu perusahaan pengolahan pakan ternak akan membeli sebuah mesin penggiling bijian. Terdapat tiga jenis mesin yang ditawarkan dimana semua jenis mesin tersebut mempunyai kapasitas
penggilingan yang sama. Harga beli mesin dan biaya operasi per tahun dari ketiga jenis mesin tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
Umur pemakaian semua jenis mesin adalah sama yaitu 5 tahun dan suku bunga bank per tahun 18%, mesin manakah yang dipilih ? Lakukan analisis berdasarkan Annual Cash Flow Analysis.
Mesin A Mesin B Mesin C
Harga beli, Rp 5.300.000 5.400.000 5.600.000 Biaya operasi penggilingan,
Rp/tahun
8.400.000 7.920.000 7.200.000
Contoh 2 :
Untuk membuka bisnis Penepung Cabe, diperkirakan
menghabiskan dana awal sebesar Rp. 10.000.000,- dan akan membutuhkan biaya operasi sebesar Rp. 5.000.000,- setiap tahunnya. Selama 5 (lima) tahun berproduksi diperkirakan akan mendapatkan pendapatan bersih sebesar Rp.
8.000.000,- setiap tahunnya. Berapakah persen
interest rate
(i %). Lakukan analisis berdasarkan Annual Cash FlowContoh 3 :
Terdapat lima alternatif mesin pengolahan dengan data
sebagai berikut :
Jika tingkat bunga 12%, alternatif mana yang harus
dipilih? Selesaikan masalah tersebut berdasarkan analisis:
Annual Cash Flow Analysis.
A B C D E
Investasi awal, $ 70 140 100 100 80 Keuntungan seragam,
$/tahun
9,7 19,6 19,6 12,2 12
Nilai akhir alat, $ 50 60 60 75 50
UNIFORM SERIES
(ANGSURAN SERAGAM)
CASH FLOW GRADIENT
CASH FLOW GRADIENT
Suatu industri pengolahan tepung ikan untuk pakan ternak menggunakan alat pengering ikan (Solar Tunnel Dryer). Dari hasil penelitian pendahuluan diperoleh data mengenai operasi pengolahan tepung ikan tersebut. Berdasarkan data-data dibawah ini, apakah menurut Saudara industri tersebut layak atau tidak ditinjau dari nilai NPV, B/C Ratio dan IRR.
Pengering
Harga Alat, Rp/unit 2.500.000 Umur pakai alat, tahun 2 Harga akhir alat, Rp/unit 250.000 Suku bunga bank per th, desimal 0,18 Kapasitas alat 2,5 kg ikan kering/jam Jam kerja/hari, jam/hari 8 Biaya pemeliharan dan perbaikan, Rp/hr 500 Biaya tenaga kerja, Rp/hari 15000 Biaya listrik, Rp/hari 2000
Asumsi : Jumlah hari kerja = 15 hari/bulan (180 hari/tahun) Harga beli ikan ikan rucah = Rp 2.000/kg
Harga jual ikan kering = Rp 6.500/kg ikan kering Rendemen pengolahan ikan kering = 60%
1. Berdasarkan hasil evaluasi ekonomi yang dilakukan, apakah pengolahan tepung ikan tersebut layak untuk dioperasikan, jelaskan.
2. Tentukan nilai Break Event Point (BEP)
*** GOOD LUCK ****
UJIAN AKHIR SEMESTER
PS TEKNIK PERTANIAN, SEMESTER GENAP TA 2005/2006 Mata Kuliah : MEKANIKA MESIN
Dosen Pengasuh : Dr. Ir. Santosa, MP
Renny Eka Putri, STP, MP Hari/Tanggal : Senin / 19 Juni 2006
Jam : 14.00 – 15.30 WIB (Buku tertutup dan soal dikumpul)
Soal 1
jalan membentuk jari-jari (R) 200 m. Tentukan kecepatan jika kendaraan akan mengalami ”meluncur keluar dari lintasan (slip)” dan ”tergulir ke samping (overturning)”?
b) Bila traktor bergerak sangat cepat, manakah yang terjadi terlebih dahulu ”meluncur keluar dari lintasan (slip)” atau ”tergulir ke samping (overturning)”? mengapa?
Soal 2
Suatu mesin pemotong rumput akan digerakkan dengan menggunakan motor bensin, untuk menyalurkan tenaga dari motor yang akan digunakan V-belt yang dibelitkan pada dua puli yang masing-masing dipasangkan pada poros motor dan mesin pemotong. Kedua poros tersebut dipasang sejajar pada jarak 70 cm, dengan arah putar yang sama. Poros motor bensin dan mesin pemotong masing-masing berputar 3000 dan 1500 rpm.
a) Jika diameter puli dari motor penggerak adalah 15 cm, berapakah diameter puli dari mesin pemotong? asumsi tidak terjadi slip.
b) Berapakah kecepatan linear dari belt tersebut? c) Berapakah panjang belt?
Soal 3
a) Jelaskan dengan singkat komponen-komponen yang digunakan sebagai alat transmisi tenaga. b) Sebutkan material yang biasa digunakan untuk komponen transmisi tenaga.
c) Jelaskan dengan singkat alasan pemakaian gear, V-Belt dan rantai dalam transmisi tenaga.
Soal 4
Batang selinder pejal dengan Bantalan A dan B. W1 dan W2 adalah beban terpusat akibat roda gigi berturut-turut 6 kg dan 10 kg. Berapa mm ukuran diameter batang silinder yang harus dipilih agar mampu menahan gaya aksi tersebut, dengan tegangan lentur ijin adalag 3 kg/mm.
*** GOOD LUCK ****
UJIAN AKHIR SEMESTER
PS TEKNIK PERTANIAN, SEMESTER GENAP TA 2005/2006
Mata Kuliah : TEK. PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN Dosen Pengasuh : Mislaini R. STP, MP
Renny Eka Putri, STP, MP Hari/Tanggal : Selasa / 20 Juni 2006
Jam : 14.00 – 15.30 WIB (Buku tertutup dan soal dikumpul)
Soal 1
a) Jelaskan tahap-tahap pengolahan gambir.
A B C D
c) Masalah terbesar dalam pengolahan gambir adalah mutu dan rendemen yang dihasilkan. Sebutkan upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki mutu dan rendemen gambir tersebut.
Soal 2
Limbah sawit merupakan salah satu sumber limbah pertanian yang jumlahnya terus menerus meningkat seiring dengan peningkatan produksi kelapa sawit
a) Sebutkan manfaat yang dapat diambil dari limbah kelapa sawit tersebut. b) Salah satu upaya pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit (TKS) adalah
melalui pengomposan. Jelaskan pengertian pengomposan dan proses pengolahannya.
c) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi laju pengomposan.
Soal 3
a) Jelaskan proses pengolahan cocoa.
b) Sebutkan alat dan mesin yang dingunakan dalam pasca panen cocoa
Soal 4
Jelaskan perbedaan proses pengolahan teh hitam dengan teh hijau.
Soal 5
a) Pada waktu proses penyanggraian kopi dan coklat terjadi proses pirolisis. Jelaskan pengertian proses pirolisis tersebut.
b) Jelaskan proses pengolahan tanaman hasil perkebunan lainnya berdasarkan tugas kelompok anda.
*** GOOD LUCK ****
Kuis I ”Mekanika Mesin”
a)
b) Penggerak PTO traktor menggunakan susunan gear, dengan diketahui kecepatan gear 1 adalah 1800 rpm. Jumlah gigi gear 1 = 23, gear 2 = 35, gear 3 = 28, gear 4 = 26, dan gear 5 = 55 buah.
- Berapakah rpm kecepatan putar gear 5? - Bila gear 1 berputar searah jarum jam,
Kuis I ”Mekanika Mesin”
a)
Kuis I ”Mekanika Mesin”
a)
b) Penggerak PTO traktor menggunakan susunan gear, dengan diketahui kecepatan gear 1 adalah 1800 rpm. Jumlah gigi gear 1 = 23, gear 2 = 35, gear 3 = 28, gear 4 = 26, dan gear 5 = 55 buah.
- Berapakah rpm kecepatan putar gear 5? - Bila gear 1 berputar searah jarum jam,
kemanakah arah putaran gear 5? a)
b) Penggerak PTO traktor menggunakan susunan gear, dengan diketahui kecepatan gear 1 adalah 1800 rpm. Jumlah gigi gear 1 = 23, gear 2 = 35, gear 3 = 28, gear 4 = 26, dan gear 5 = 55 buah.
- Berapakah rpm kecepatan putar gear 5? - Bila gear 1 berputar searah jarum jam,
LOGO
www.themegallery.com
KUIS 1
1.Suatu arus pembayaran yang dilakukan pada setiap akhir tahun
Apabila tingkat bunga yang berlaku 15% per tahun, hitunglah nilai P
Tahun Pembayaran (Rupiah)
1 8.000.000
2 7.000.000
3 6.000.000
4 5.000.000
2. Suatu pengeluaran setiap akhir tahun yaitu Rp. 100.000,-, Rp 200.000,-dan Rp. 300.000,- masing-masing pada tiap akhir tahun ke 2, 3 200.000,-dan ke 4. Besar bunga bank 15% pertahun. Hitungkah nilai ekivalensinya dalam:
Present worth (P) pada permulaan tahun.
Suatu pengeluaran setiap akhir tahun yaitu Rp.
100.000,-, Rp 200.000,- dan Rp. 300.000,-
masing-masing pada tiap akhir tahun ke 2, 3 dan ke 4. Besar
bunga bank 15% pertahun. Hitungkah nilai
ekivalensinya dalam:
Present worth
(P) pada permulaan tahun.
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Teknik NPV, B/C Ratio dan IRR merupakan teknik
kriteria investasi yang mempertimbangkan nilai
waktu dari uang.
Setiap kriteria tadi dipakai untuk menentukan
diterima atau tidaknya suatu usulan proyek.
Kadang-kadang dipakai juga untuk memberikan
urutan (ranking) berbagai usulan proyek menurut
tingkat keuntungan masing-masing
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
2
NPV
(Net Present Value).….
NPV merupakan selisih antara present value dari benefit
(keuntungan) dengan present value dari cost (biaya).
NPV = PV
benefit– PV
cost
Apabila proyek yang dinilai mempunyai pola cashflow
yang konvensional (cash out flow atau aliran uang keluar
diikuti serangkaian cash in flow atau aliran uang masuk)
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
3
Apabila cashflow dari suatu proyek mempunyai
pola
non
konvensional
maka
PV
costadalah
keseluruhan dari biaya. Misalnya: investasi awal,
biaya pemelliharaan, biaya produksi dan biaya
perawatan.
Apabila PV
benefit(cash in flow) berbentuk annually
maka
present
value
dapat
langsung
dihitung
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
4
Apabila PV
benefit(cash in flow) tidak berbentuk
annually (berubah dari tahun ke tahun) maka
present value harus dicari satu per satu dengan
mengalikan dengan discount factor (P/F).
Keputusan tentang diterima atau ditolaknya suatu
proyek akan sangat bergantung pada hasil NPV dari
proyek tsb.
NPV > 0; proyek diterima karena menguntungkan
NPV = 0; tidak untung dan tidak rugi
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
5
KESIMPULAN:
Proyek B lebih
layak dari Proyek A
karena lebih
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
6
Sebuah proyek perkebunan memerlukan investasi Rp
7.5 milyar pada tahun pertama dan Rp 6 milyar pada
tahun ke-2.
Produksi mulai pada tahun ke-3 sampai
tahun ke-7.
Besarnya biaya pemeliharaan setelah
berproduksi Rp 600 juta/tahun dan besarnya biaya
produksi Rp 700 juta/tahun.
Dari hasil produksi
diperoleh penerimaan Rp 6 milyar/tahun.
Jika tingkat
suku bunga 12%, apakah proyek ini diterima atau
ditolak?
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
8
B/C Ratio.….
t benefit
PV
PV
Ratio
C
B
cos
_
/
B/C > 1; Layak
B/C < 1; Tidak layak
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Proyek perkebunan di atas memiliki B/C = 1.13
artinya proyek ini menghasilkan Rp 1.13 untuk
setiap rupiah yang diinvestasikan
B/C menunjukkan berapa rupiah mengukur
present value (PV) untuk setiap rupiah yang
diinvestasikan
NPV menunjukkan berapa rupiah kelebihan
PV
benefitdi atas PV
costEKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
IRR didefenisikan sebagai tingkat discount atau bunga
yang akan menyamakan present value benefit (PV
benefit)
dengan present value cost (PV
cost) .
Atau
tingkat
discount
rate
(P/V)
yang
akan
menyebabkan NPV = 0
Kriteria penerimaan atau penolakannya adalah:
IRR ≥ tingkat bunga yang ditetapkan; maka diterima
IRR < tingkat bunga yang ditetapkan; maka ditolak
10
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Perhitungan IRR…..
Perhitungan IRR harus dilakukan secara trial and error
hingga akhirnya diperoleh tingkat discoun rate yang
akan menyebabkan NPV = 0
Penentuan besarnya IRR untuk cash in flow yang
berbentuk annually lebih mudah dibandingkan dengan
cash in flow non annually.
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
Perhitungan IRR untuk benefit (keuntungan) yang
berbentuk annually yaitu sebagai berikut:
1.
Hitung besarnya PP (Payback Period yaitu waktu
yang diperlukan agar benefit seimbang dengan cost)
untuk proyek yang sedang dievaluasi
2.
Gunakan tabel Present Worth of Annuity (P/A).
Pada baris umur proyek carilah angka yang sama
atau hampir sama dengan hasil PP dalam langkah
(1). IRR terletak pada persentase terdekat dengan
hasil yang diperoleh.
Apabila masih diperlukan,
maka dilakukan langkah ke-3
12
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
3.
Untuk menentukan IRR yang sesungguhnya dari suatu
proyek dengan jalan mengadakan suatu interpolasi.
Salah satu cara untuk menyederhanakan perhitungan
IRR untuk cash in flow yang tidak seragam (tidak
annuity) adalah dengan jalan menganggap cash in flow
tsb seolah-olah suatu annuity dengan jalan mengambil
rata-ratanya. Dimana langkah-langkahnya adalah sbb:
13
Perhitungan
IRR
untuk
benefit
(keuntungan)
yang
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
1.
Hitung rata-rata cash in flow per tahun
2.
Bagilah investasi awal dengan rata-rata tsb untuk
mengetahui perkiraan PP dari proyek yang sedang
dievaluasi
3.
Gunakan tabel (P/A) untuk menghitung besarnya IRR.
Hasil yang diperoleh akan merupakan perkiraan IRR.
Caranya sama dengan langkah 2 pada perhitungan
untuk cash in flow yang berbentuk annuity
EKONOMI TEKNIK (PNP 321) : Dinah Cherie, S.TP., M.Si
15
4.
Selanjutnya
sesuaikan
IRR
yang
diperoleh
dalam
langkah (3), yaitu diperbesar atau diperkecil ke dalam
pola cash in flow yang sesungguhnya. Apabila cash in
flow yang sesungguhnya dalam tahun-tahun pertama
ternyata lebih besar dari rata-rata yang diperoleh dalam
langkah (1), maka perbesar tingkat suku bunga (i) yang
digunakan dan apabila sebaliknya maka perkecillah
tingkat suku bunga tsb
5.